Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara
hukum yang bertujuan untuk mencapai kesejahteraan rakyatnya sehingga
terbentuk suatu masyarakat yang adil, makmur, tentram, dan aman yang
merata di seluruh wilayah Republik Indonesia. Untuk melangsungkan
kehidupannya serta kesinambungan bangsa Indonesia maka diperlukan
uang untuk membiayai pengeluaran – pengeluaran untuk kepantingan
masyarakat umum. Kewajiban – kewajiban negara tersebut membutuhkan
sumber – sumber penghasilan seperti, penghasilan perusahaan-perusahaan
yang didirikan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah, penghasilan
dari barang-barang milik negara, penghasilan dari denda dan sitaan barang
karena suatu pelanggaran, hibah dan sumbangan dari negara lain atau
organisasi internasional maupun penghasilan dari hak-hak waris dan
penerimaan dari berbagai macam pajak, retribusi, bea, dan cukai serta
bentuk-bentuk pungutan lainnya.
Dari banyaknya sumber pendapatan diatas pajak merupakan sektor
utama yang memberikan kontribusi besar terhadap negara. Awalnya sumber
penerimaan negara berasal dari sumber daya alam seperti, minyak bumi
dan gas alam. Namun, SDA tersebut sekarang jumlahnya semakin menipis,
dan pajak merupakan penyumbang terbesar di dalam APBN yang mencapai
70%.
Kontribusi pajak terhadap pembangunan telah menyamai atau bahkan
lebih besar dari sektor minyak dan gas sebagai sumber dana pembangunan.
Saat ini Indonesia mulai memprioritaskan sektor pajak sebagai sumber
pendanaan pembangunan di berbagai bidang. Agar peran pajak terhadap
pembangunan negara agar tercapai secara optimal perlu adanya kesadaran
dari masing – masing warga negara Indonesia. Untuk meningkatkan

1
kesadaran akan pajak harus ditanamkan sejak dini kepada generasi muda
penerus bangsa.

Program”Tax goes to School” adalah suatu kegiatan yang dibuat


oleh Directorat Jenderal Pajak untuk mensosialisasikan peran serta fungsi
pajak bagi kalangan pelajar sebagai upaya tersirat dalam meningkatkan
popularitas pajak di mata publik, termasuk pelajar.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Mengapa pajak penting bagi generasi muda?
1.2.2. Bagaimana cara menanamkan pengetahuan tentang pajak kepada
generasi muda sejak dini?

1.3. Tujuan Penelitian


Untuk mengetahui arti pentingnya pajak bagi generasi muda dan
seberapa besar tingkat pengetahuan pelajar akan peran serta pajak
terhadap pembangunan nasional. Juga dapat mengetahui apa saja faktor
yang mempengaruhi rendahnya tingkat penerapan pajak oleh
masyarakat. Serta menerapkannya pada pelajar agar mereka memiliki
jiwa muda ngerti pajak dan tua taat pada pajak. Sehingga, kami dapat
memberikan solusi agar peran serta pajak terhadap pembangunan
nasional menjadi optimal.

1.5 Metode Penelitian


1. Data kuantitatif, diperoleh dengan metode survai
lapangan serta menberikan kuesioner kepada para pelajar di Gresik.
Dengan metode ini, angket yang berupa pertanyaan-pertanyaan di
sebarkan kepada siswa – siswi SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik
2. Data sekunder, dikumpulkan dengan berbagai metode
dan sumber diantaranya

2
melalui studi pustaka dan dari data internet. Data sekunder yang
digunakan dalam penelitian ini antara lain :
a. Mencari program yang dibuat oleh pemerintah untuk
mensosialisasikan pajak kepada pelajar

1.6 Hipotesis
Program Tax goes to school merupakan suatu kegiatan yang
sangat efektif untuk mengenalkan pelajar kepada pajak. Karena dalam
program tersebut kegiatan dikemas sedemikian rupa agar para pelajar
tidak merasakan kejenuhan.
Bila generasi muda telah mengenal pajak dan telah memahami
tentang fungsi pajak sejak dini mereka kelak akan menjadi wajib pajak
yang taat pajak.

1.7 Manfaat Pengamatan


Manfaat dari penelitian ini adalah agar generasi muda dapat
memahami akan arti pentingnya pajak di dalam negara. Selain itu juga
memberikan kesadaran kepada masyarakat khususnya anak muda
untuk wajib membayar pajak. Sedangkan untuk penulis penelitian ini
bermanfaat agar dapat memahami dan mengerti tentang peran pajak
pada berbagai aspek sosial seperti pendidikan, pembangunan, dan lain
– lain.

1.8 Definisi Operational Variabel

Pajak : Pajak merupakan iuran wajib kepada Kas


Negara berdasarkan Undang-Undang
sehingga dapat dipaksakan dengan tidak
mendapat kontraprestasi langsung, yang

3
hasilnya digunakan untuk membiayai
pengeluaran pemerintah.

Tax goes to school : Program yang dibuat oleh Directorat


Jenderal Pajak bertujuan untuk
mensosialisasikan peran serta fungsi pajak
bagi kalangan pelajar sebagai upaya tersirat
dalam meningkatkan popularitas pajak di
mata publik, termasuk pelajar.

Generasi muda : Generasi Muda adalah kata yang


mempunyai banyak pengertian, namun dari
pengertian-pengertian generasi muda
mengarah pada satu maksud yaitu kumpulan
orang-orang yang masih memunyai jiwa,
semangat, dan ide yang masih segar dan dapat
menjadikan Negara ini lebih baik, orang-
orang yang mempunyai pemikiran yang
visioner.

4
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Pajak


Pajak adalah iuran rakyat yang harus dibayarkan kepada kas
negara berdasarkan undang-undang sehingga dapat dipaksakan dengan
tidak  mendapat balas jasa secara langsung. Pajak dipungut penguasa
berdasarkan norma-norma hukum guna menutup biaya produksi barang-
barang dan jasa kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum.
Lembaga Pemerintah yang mengelola perpajakan negara di
Indonesia adalah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang merupakan salah
satu direktorat jenderal yang ada di bawah naungan Departemen Keuangan
Republik Indonesia. Terdapat bermacam-macam batasan atau definisi
tentang "pajak" yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya adalah :
1. Menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani, pajak adalah iuran masyarakat kepada
negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib
membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang)
dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk
dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran
umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
2. Menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH, pajak adalah iuran rakyat
kepada Kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang
langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum. Definisi tersebut kemudian dikoreksinya yang
berbunyi sebagai berikut: Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak
rakyat kepada Kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan
surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber

5
utama untuk membiayai public investment.

3. Sedangkan menurut Sommerfeld Ray M., Anderson Herschel M., &


Brock Horace R, pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor
swasta ke sektor pemerintah, bukan akibat pelanggaran hukum, namun
wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang ditetapkan lebih
dahulu, tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proporsional, agar
pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan
pemerintahan.
2.2 Jenis Pajak
1.Pajak Penghasilan (PPh)
PPh adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau badan
atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu Tahun Pajak.
Yang dimaksud dengan penghasilan adlah setiap tambahan kemampuan
ekonomis yang berasal baik dari Indonesia maupun dari luar Indonesia
yang dapat digunakan untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan
dengan nama dan dalam bentuk apapun. Dengan demikian maka
penghasilan itu dapat berupa keuntungan usaha, gaji, honorarium,
hadiah, dan lain sebagainya.
2.Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
PPN adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi Barang Kena
Pajak atau Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean. Orang Pribadi,
perusahaan, maupun pemerintah yang mengkonsumsi Barang Kena
Pajak atau Jasa Kena Pajak dikenakan PPN. Pada dasarnya, setiap
barang dan jasa adalah Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak, kecuali
ditentukan lain oleh Undang-undang PPN. Tarif PPN adalah tunggal
yaitu sebesar 10%. Dalam hal ekspor, tarif PPN adalah 0%. Yang
dimaksud Dengan Pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang
meliputi wilayah darat, peraian, dan ruang udara diatasnya.
3.Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPn BM)

6
Selain dikenakan PPN, atas barang-barang kena pajak tertentu
yang tergolong mewah, juga dikenakan PPn BM. Yang dimaksud
dengan Barang Kena Pajak yang tergolong mewah adalah :
a. Barang tersebut bukan merupakan barang kebutuhan pokok; atau
b. Barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat tertentu; atau
c. Pada umumnya barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat
berpenghasilan tinggi; atau
d. Barang tersebut dikonsumsi untuk menunjukkan status; atau
e. Apabila dikonsumsi dapat merusak kesehatan dan moral
masyarakat, serta mengganggu ketertiban masyarakat.

4.Bea Meterai
Bea Meterai adalah pajak yang dikenakan atas dokumen, seperti
surat perjanjian, akta notaris, serta kwitansi pembayaran, surat berharga,
dan efek, yang memuat jumlah uang atau nominal diatas jumlah tertentu
sesuai dengan ketentuan.

5.Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)


PBB adalah pajak yang dikenakan atas kepemilikan atau
pemanfaatan tanah dan atau bangunan. PBB merupakan Pajak Pusat
namun demikian hampir seluruh realisasi penerimaan PBB diserahkan
kepada Pemerintah Daerah baik Propinsi maupun Kabupaten/Kota.

6.Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)


BPHTB adalah pajak yang dikenakan atas perolehan hak atas
tanah dan atau bangunan. Seperti halnya PBB, walaupun BPHTB
dikelola oleh Pemerintah Pusat namun realisasi penerimaan BPHTB
seluruhnya diserahkan kepada Pemerintah Daerah baik Propinsi maupun
Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan.

7
Pajak-pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah baik Propinsi
maupun

Kabupaten/Kota antara lain meliputi :


1.Pajak Propinsi
a.Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air;
b.Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air;
c.Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bemotor;
d.Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air
Permukaan

2.Pajak Kabupaten/Kota
a.Pajak Hotel;
b.Pajak Restoran;
c.Pajak Hiburan;
d.Pajak Reklame;
e.Pajak Penerangan Jalan;
f.Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C;
g.Pajak Parkir.

2.3 Pembagian Pajak Menurut Golongan, Sifat Dan Pemungutannya


1. Menurut golongan
a. Pajak langsung adalah pajak yang pembebanannya tidak dapat
dilimpahkan kepada pihak lain, tetapi harus menjadi beban
langsung wajib pajak yang bersangkutan. Contoh : Pajak
Penghasilan.
b. Pajak tidak langsung adalah pajak yang pembebanannya dapat
dilimpahkan ke pihak lain. Contoh : Pajak Pertambahan Nilai
2. Menurut Sifat
a. Pajak subjektif adalah pajak yang berdasarkan pada subjeknya

8
yang selanjutnya dicari syarat objektifnya, dalam arti
memperhatikan keadaan dari Wajib Pajak. Contoh : Pajak
Penghasilan.
b. Pajak objektif adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan
pada objeknya tanpa memperhatikan keadaan Wajib Pajak.
Contoh : Pajak Pertambahan Nilai.
3. Menurut pemungut dan pengelolanya
a. Pajak pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat
dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contoh :
Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Bumi dan
Bangunan
b. Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah
dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Contoh :
Pajak reklame, pajak hiburan
2.4 Fungsi Pajak
Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam
kehidupan bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan
karena pajak merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai
semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan.

Berdasarkan hal di atas maka pajak mempunyai beberapa


fungsi, yaitu:

1. Fungsi anggaran (budgetair)

Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk


membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan
tugas-tugas rutin negara dan melaksanakan pembangunan, negara
membutuhkan biaya. Biaya ini dapat diperoleh dari penerimaan
pajak. Dewasa ini pajak digunakan untuk pembiayaan rutin seperti
belanja pegawai, belanja barang, pemeliharaan, dan lain sebagainya.
Untuk pembiayaan pembangunan, uang dikeluarkan dari tabungan

9
pemerintah, yakni penerimaan dalam negeri dikurangi pengeluaran
rutin. Tabungan pemerintah ini dari tahun ke tahun harus
ditingkatkan sesuai kebutuhan pembiayaan pembangunan yang
semakin meningkat dan ini terutama diharapkan dari sektor pajak.

2. Fungsi mengatur (regulerend)

Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui


kebijaksanaan pajak. Dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan
sebagai alat untuk mencapai tujuan. Contohnya dalam rangka
menggiring penanaman modal, baik dalam negeri maupun luar
negeri, diberikan berbagai macam fasilitas keringanan pajak. Dalam
rangka melindungi produksi dalam negeri, pemerintah menetapkan
bea masuk yang tinggi untuk produk luar negeri.

3. Fungsi stabilitas

Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk


menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga
sehingga inflasi dapat dikendalikan, Hal ini bisa dilakukan antara
lain dengan jalan mengatur peredaran uang di masyarakat,
pemungutan pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efesien.

4. Fungsi redistribusi pendapatan

Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan


untuk membiayai semua kepentingan umum, termasuk juga untuk
membiayai pembangunan sehingga dapat membuka kesempatan
kerja, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat.

2.5 Teori yang Mendasari Pemungutan Pajak


Menurut R. Santoso Brotodiharjo SH, dalam bukunya
Pengantar Ilmu Hukum Pajak, ada beberapa teori yang mendasari adanya
pemungutan pajak, yaitu:

10
a. Teori asuransi, menurut teori ini, negara mempunyai tugas untuk
melindungi warganya dari segala kepentingannya baik
keselamatan jiwanya maupun keselamatan harta bendanya.
Untuk perlindungan tersebut diperlukan biaya seperti layaknya
dalam perjanjian asuransi deiperlukan adanya pembayaran
premi. Pembayaran pajak ini dianggap sebagai pembayaran
premi kepada negara. Teori ini banyak ditentang karena negara
tidak boleh disamakan dengan perusahaan asuransi.

b. Teori kepentingan, menurut teori ini, dasar pemungutan pajak


adalah adanya kepentingan dari masing-masing warga negara.
Termasuk kepentingan dalam perlindungan jiwa dan harta.
Semakin tinggi tingkat kepentingan perlindungan, maka semakin
tinggi pula pajak yang harus dibayarkan. Teori ini banyak
ditentang, karena pada kenyataannya bahwa tingkat kepentingan
perlindungan orang miskin lebih tinggi daripada orang kaya. Ada
perlindungan jaminan sosial, kesehatan, dan lain-lain. Bahkan
orang yang miskin justru dibebaskan dari beban pajak.

2.6 Pendekatan Pajak


Sebagai sesuatu yang ada di masyarakat, pajak dapat
didekati dari berbagai segi : misalnya dari segi sosiologi, dari segi politik,
dari segi ekonomi, dari segi hukum dan sebagainya. Dengan adanya
pendekatan dari segi yang berbeda – beda memberikan corak tertentu
terhadap pajak. Pada bagian ini hanya akan dibahas mengenai pendekatan
pajak dari segi hukum dan ekonomi.
1. Pajak ditinjau dari segi hukum
Rochmat Soemitro mengatakan bahwa: pajak dilihay dari
segi hukum dapat didefinisikan sebagai perikatan yang timbul
karena undang – undang yang mewajibkan seseorang yang

11
memenuhi syarat yang ditentukan dalam undang – undang untuk
membayar suatu jumlah tertentu kepada negara (masyarakat)
yang dapat dopaksakan, dengan tiada mendapat imbalan yang
secara langsung dapat ditunjuk, yang digunakan untuk
membiayai pengeluaran - pengeluaran negara.
2. Pajak ditinjau dari segi ekonomi
Dilihat dari segi ekonomi, pajak dapat dilihat dari sisi
mikro ekonomi maupun dari sisi makro ekonomi. Seperti
dikatakan oleh Rachmat Soemitro, bahwa:
Dari segi ekonomi mengurangi income individu,
mengurangidaya beli seseorang, menurangi kesejahteraan
individu, mengubah pola hidup wajib pajak. Dari segi makro
ekonomi, pajak merupakan income bagi masyarakat (negara)
tanpa meninggalkan kewajiban pada negara terhadap wajib
pajak.

2.7 Pajak Dimata Pelajar

Pembangunan di sebuah negara merupakan aset utama


dalam memajkan beragam sektor-sektor di indonesia ditinjau dari beragam
aspek. Untuk membiayai pembangunan dan pengembangan dalam berbagai
sektor inilah, diperlukan suatu sumber pendapatan yang dapat menjamin
terlaksananya pembangunan dan juga dapat meningkatkan partisipasi
seluruh warga negara dalm pemabangunan. Salah satu sumber pendapatan
Indonesia yang terbesar adalah dari sektor pajak.

Pajak merupakan suatu kewajiban bagi seluruh warga


negara bagi yang memenuhi syarat-syarat di wajibkan membayar pajak
seperti seorang yang mempunyai pekerjaan dan penghasilan serta syarat
lainya.

12
Pelajar belum mempunyai penghasilan tetap dan belum
banyak memenuhi syarat-syarat wajib pajak. Namun, tanpa disadari
sebenarnya pelajar telah berperan dan berpartisipasi dalam pajak. Hal ini
dapat dilihat pada saat seorang pelajar membeli buku dan makanan. Saat
pembelian buku dan makanan tersebut secara tidak langsung konsumen
membayar pajak pertambahan nilai (PPn).

Pajak di mata pelajar menjadi kurang penting karena


mereka belum merasaka langsung bukti pembayaran pajak. Hal ini
membuat pelajar menutup mata akan dampak-dampak dari pendapatan
pajak. Sehingga popularitas lembaga pajak semakin menurun.

Pelajar juga di wajibkan untuk mengeyta kegiatan “Tax


Goes To School” ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi
yang berguna bagi para generasi muda agar mereka bisa tahu dan mengerti
mengenai apa dan bagaimana pajak itu sebenarnya. Dengan pengertian dan
pemahaman yang baik akan hal tersebut maka tentu akan memberikan
dampak positif bagi generasi muda.

2.8 Manfaat Pajak


Sebagaimana halnya perekonomian dalam suatu rumah
tangga atau keluarga, perekonomian negara juga mengenal sumber-sumber
penerimaan dan pos-pos pengeluaran. Pajak merupakan sumber utama
penerimaan negara. Tanpa pajak, sebagian besar kegiatan negara sulit untuk
dapat dilaksanakan. Penggunaan uang pajak meliputi mulai dari belanja
pegawai sampai dengan pembiayaan berbagai proyek pembangunan.
Pembangunan sarana umum seperti jalan-jalan, jembatan, sekolah, rumah
sakit/puskesmas, kantor polisi dibiayai dengan menggunakan uang yang
berasal dari pajak. Uang pajak juga digunakan untuk pembiayaan dalam
rangka memberikan rasa aman bagi seluruh lapisan masyarakat. Setiap

13
warga negara mulai saat dilahirkan sampai dengan meninggal dunia,
menikmati fasilitas atau pelayanan dari pemerintah yang semuanya dibiayai
dengan uang yang berasal dari pajak. Dengan demikian jelas bahwa peranan
penerimaan pajak bagi suatu negara menjadi sangat dominan dalam
menunjang jalannya roda pemerintahan dan pembiayaan pembangunan.
Disamping fungsi budgeter (fungsi penerimaan) di atas,
pajak juga melaksanakan fungsi redistribusi pendapatan dari masyarakat
yang mempunyai kemampuan ekonomi yang lebih tinggi kepada
masyarakat yang kemampuannya lebih rendah. Oleh karena itu tingkat
kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya
secara baik dan benar merupakan syarat mutlak untuk tercapainya fungsi
redistribusi pendapatan. Sehingga pada akhirnya kesenjangan ekonomi dan
sosial yang ada dalam masyarakat dapat dikurangi secara maksimal.

2.9 Hambatan Pemungutan Pajak


1. Perlawanan pasif

Masyarakat enggan membayar pajak, dapat disebabkan antara lain


karena

a.       Perkembangan intelektual dan masyarakat

b.      Sistem perpajakan yang mungkin sulit dipahami masyarakat

c.       Sistem control tidak dapat dilakukan atau dilaksankan dengan


baik

2. Perlawanan aktif

Perlawanan aktif meliputi semua usaha dan perbuatan yang secara


langsung ditujukan kepada fiskus dengan tujuan untuk menghindari
pajak. Bentuknya antara lain :

14
a.       Tax avoidance, usaha meringankan beban pajak dengan tidak
melanggar undang – undang.

b.      Tax evasion, usaha meringankan beban pajak dengan cara


melanggar undang – undang (menggelapkan pajak).

15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian


Seratus siswa – siswi SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik kelas
 Sepuluh
 Sebelas
 Dua belas

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat : SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik,
Waktu : Mulai dari tanggal sampai dengan tanggal

3.3 Prosedur Penelitian


Pengamatan ini dilakukan dengan membagikan angket (format
angket terlampir) kepada seratus siswa – siswi SMA Nahdlatul Ulama 1
Gresik dari kelas sepuluh sampai dengan kelas dua belas dengan program
studi yang berbeda – beda. Angket yang dibagikan berisi tiga belas
pertanyaan yang berkaitan dengan tingkat pengetahuan pelajar akan pajak
dan juga factor – factor yang menyebabkan rendahnya tingkat pembayaran
pajak. Hasil dari jawaban angket tersebut akan dihitung dan dijadikan
sebagai pembuktian hipotesis yang telah kami buat.

3.4 Instrumen Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini, data dikumpulkan menggunakan metode-metode
sebagai berikut:

Metode Observasi
Metode observasi dilakukan dengan cara memberikan angket yang
berisi pertanyaan tentang pajak penghasilan sehingga kami dapat

16
mendapatkan data yang dapat menjadi bukti dari hipotesis yang kami
buat.

Metode Studi Pustaka


Untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih tentang pajak dan
fungsinya, kami melakukan studi pustaka dengan menggunakan
sarana internet dan beberapa buku sehingga pengetahuan kami
tentang perpajakan, dapat berkembang. Selain itu, kami juga
mengambil beberapa tulisan yang terdapat pada artikel di internet.

3.5 Teknik Analisis Data


Data dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif untuk
menjelaskan tentang data yang kami dapatkan yang telah kami susun
menjadi sebuah tabel sehingga pembaca dapat memahami isi dari tabel
tersebut.

17
BAB IV
ANALISIS DATA

4.1 Sosialisasi Pajak di Sekolah


Sosialisasi pajak disekolah diterapkan kepada SMA Nahdlatul Ulama 1
Gresik. Sosialisasi ini dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober 2010 di ruang
multimedia dengan peserta yaitu siswa kelas sepuluh sampai dua belas.
Sosialisasi disampaikan oleh guru mata pelajaran ekonomi yaitu
1. Wuk Idayasih S.Pd
2. Elok Irawati S.Pd
Materi yang diberikan kepada peserta sosialisasi pajak adalah
materi dasar tentang pajak, yang materinya sebagai berikut :
1. Pengertian pajak
2. Fungsi pajak
3. Jenis – jenis pajak
4. Manfaat pajak
5. Hukum pajak

4.2 Analisa Data


Pada penelitian ini, kami menggunakan populasi seluruh siswa
– siswi SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik da diambil sample sebanyak 100
siswa – siswi dari kelas sepuluh sampai kelas dua belas dengan berbagai
program studi. Kami menyebarkan angket yang berisi pertanyaan –
pertanyaan seputar pajak. Berdasarkan hasil penyebaran angket pada siswa
– siswi SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik kami memperolah data sebagai
berikut:

18
Tabel 4.1 Hasil angket sebelum sosialisasi
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah anda kenal dengan c. Ya : 94.87%
pajak? d. Tidak : 5.13%
2. Darimana anda mengenal a. Orang tua : 16.22%
pajak sebelum dari b. Masyarakat : 16.22%
sekolah? c. Televisi/ media
massa : 51.35%
d. Internet : 16.21%
3. Apakah anda pernah a. Pernah : 55.1%
mempelajari cara b. Tidak pernah : 44.9%
menghitung pajak?
4. Apakah anda mengetahui b. Ya : 24.49%
cara menghitung pajak? c. Tidak : 75.51%

Dari tabel hasil angket sebelum diadakan sosialisasi pada siswa


– siswi SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik diatas dapat diketahui data sebagai
berikut, hamper seluruh siswa – siswi SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik
yang telah mengisi angket sudah mengenal pajak terlebih dulu, terbukti
dengan jumlah prosentase yang mencapai 94.87% dan yang tidak mengenal
pajak hanya sebesar 5.13%. sebelum dari sekolah sekitar setengah dari
seluruh jumlah siswa – siswi SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik yang telah
mengisi angket mengaku mengenal pajak dari televisi atau media massa
lainnya. Hal ini menunjukkan media elektronik memiliki kontribusi yang
besar terhadap pengenalan dan sosialisasi pajak kepada masyarakat
khususnya pelajar. Kemudian masing – masing sebanyak 16.2% siswa –
siswi SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik mengaku menegnal pajak dari orang
tua, masyarakat sekitar dan internet.
Dari data diatas juga menunjukkan sebanyak 55.1% sudah
pernah mempelajari cara menghitung pajak. Dan 44.9% sisanya belum

19
pernah mempelajari bagaimana cara menghitung pajak. Selain itu, yang
mengetahui bagaimana menghitung pajak hanya sekitar seperempat dari
siswa – siswi SMA NU 1 Gresik yaitu 24.49%. Kemudian 75.51 %
sisanya tidak tahu cara menghitung pajak. Hal ini menunjukkan bahwa
hamper seluruh siswa SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik telah mengenal
pajak sebelum sosialisasi namun tidak mendalaminya.
Tabel 4.2 Hasil angket sesudah sosialisasi
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah anda mengetahui a. Pajak digunakan untuk
tentang fungsi pajak? kepentingan negara : 27.02%
b. Pajak digunakan untuk
kepentingan pemerintah : 2.7%
c. Pajak digunakan untuk
pembangunan nasional : 35.14%
d. Pajak digunakan untuk
kepentingan rakyat : 35.14%
2. Sejak kapan anda telah a. SD : 32.56%
mengenal pajak? b. SMP : 53.49%
c. SMA :13.95%
3. Apakah kelak anda kan a.
menjadi wajib pajak? b.
4. Menurut anda pa hukumnya a.
membayar pajak? b.
5. Apakah disekolah terdapat a.
materi pelajaran tentang b.
pajak? c.
6. Siapa saja yang wajib f. WNI : 97.96%
membayar pajak? g. Orang kaya : 2.04%

7. Apakah anda mengetahui a. Ya : 77.56%

20
bahwa uang pajak digunakan
untuk pendidikan? b. Tidak : 22.44%
8. Apakah pajak merupakan a. Ya :
sektor terbesar pendapatan 24.49%
negara? b. Tidak :
75.51%

9. Apa yang menjadi kendala a. t


kurangnya pembayaran pajak idak tahu bagaimana membayar
tepat waktu? pajak: 20.41%
b. K
urangnya kesadaran : 67.35%
c. M
alas : 12.24%

Dari tabel hasil angket sesudah diadakan sosialisasi disekolah


dapat diketahui data sebagai berikut, setelah diadakannya sosialisasi
sebagian besar siswa – siswi SMA Nahdlatul Ulama 1 gresik telah paham
dan mengerti tentang fungsi pajak yaitu masing – masing sebanyak 35.14%
mengetahui bahwa pajak digunakan untuk pembangunan nasional dan juga
untuk kepentingan rakyat. Sisanya adalah 29.72%, 27.02% siswa – siswi
SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik menjawab bahwa pajak digunakan untuk
kepentingan negara. Sedangkan 2.7% lainnya, menjawab bahwa pajak
digunakan untuk pemerintah.
Sebelum mengenal pajak melalui sosialisasi yang diadakan di
sekolah oleh guru mata pelajaran ekonomi, siswa – siswi SMA Nahdlatul
Ulama 1 Gresik sudah terlebih dahulu mengenal pajak, sebanyak 32.56%
siswa SMA Nuahdlatul Ulama 1 Gresik mengenal pajak sejak duduk
dibangku SD. Kemudian 53.49% lainnya, mengenal pajak sejak dari SMP,

21
karena dulu ketika masih duduk dibangku SMP terdapat sedikit materi
tentang pajak, tapi mereka masih belum mengenal lebih jauh. Dan sisanya
sebanyak 13.95% mengenal pajak ketika duduk dibangku SMA.
Setelah mengikuti sosialisasi tentang pajak disekolah siswa –
siswi SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik telah mempunyai kesadaran akan
pajak. Hampir seluruh siswanya yaitu 95.92% mengaku kelak akan
menjadi wajib pajak yang taat karena melihat kontibusi pajak yang besar
terhadap rakyat juga untuk pembangunan nasional. Dan hanya beberapa
siswa saja yang mengaku tidak akan menjadi wajib pajak yang taat kelak ia
dewasa yaitu sebanyak 4.08%. Kemudian juga hampir seluruh dari jumlah
siswa – siswi SMA NU 1 Gresik yang telah menisi angket mengaku bahwa
membayar pajak itu wajib.
Pada kurikulum sekolah terdapat materi pelajaran tentang pajak
namun hanya ada dalam program studi yang bersangkutan saja yaitu IPS.
Sebanyak 82.05% responden menjawab terdapat materi pajak pada
pelajaran mereka. Dan sisanya yang menjawab tidak adalah 43.59%.
Hampir seluruh responden telah memahami bahwa setiap WNI harus
membayar pajak, baik PPh (pajak penghasilan), PPN (pajak pertambahan
nilai) maupun PBB (pajak bumi dan bangunan) dan lainnya. Kemudian
2.04% siswa menjawab bahwa yang wajib membayar pajak hanya terbatas
orang kaya saja.
Selain digunakan untuk pembangunan nasional, pajak juga
memiliki kontribusi besar terhadap dana pendidikan yaitu berupa dana
BOS ( bantuan operasional sekolah ) . dan responden yang mengetahui
bahwa pajak memiliki andil di dalam pendidikan yaitu sebanyak 73.47%.
Dan yang menjawab tidak adalah 26.53%. Sumber penerimaan negara
berasal dari SDA (sumber daya alam) dan juga pajak. Pajak merupakan
sektor terbesar sumber pendapatan negara, responden yang mengetahui hal
ini adalah sebanyak 77.56%. Sedangkan yang tidak mengetahui bahwa
pajak adalah sumber terbesar pendapatan negara adalah sebanyak 22.44%.

22
Kurangnya pembayaran pajak yang dilakukan tepat waktu memilki banyak
kendala diantanranya, 67.35% siswa menjawab kurangnya kesadaran dari
wajib pajak itu sendiri. Sedangkan yang menjawab karena tidak tahu
bagaimana cara membayar pajak ada sebanyak 20.41%. Sisanya adalah
karena faktor malas untuk membayar pajak.

23
BAB V
PENUTUP

5.1 SIMPULAN
Sosialisasi yang dilakukan disekolah oleh guru – guru mata
pelajaran ekonomi kepada siswa – siswi SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik
ternyata merupakan cara yang efektif untuk memperkenalkan pajak kepada
pelajar. Karena antusiasme pelajar didalamnya juga cukup besar, terbukti
dengan ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada dasarnya siswa SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik telah
mengenal pajak.
2. Sebelum diadakan sosialisasi sebagian siswa
SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik mengaku mengenal pajak
dari media elektronik.
3. Setelah diadakannya sosialisasi sebagian besar
siswa mengetahui tentang fungsi pajak yaitu untuk
pembangunan nasional dan dikembalikan lagi untuk
kepentingan rakyat, seperti perbaikan jalan, di bidang
pendidikan yaitu dana BOS (bantuan operasional sekolah)
4. Setelah mengetahui fungsi pajak, hampir
seluruh siswa SMA NU 1 Gresik akan menjadi wajib pajak
yang taat kelak mereka dewasa.
5.2 SARAN
Karena sosialisasi disekolah merupakan cara yang efektif dan
efisien dalam menanmkan kesadaran akan pajak pada pelajar maka kami
memberikan saran.

24
1. Pemerintah lebih meningkatkan atau menggalakkan
program “Tax goes to school” agar sampai ke sekolah –
sekolah di Indonesia bahkan sampai pelosok pedesaan.
2. Memasukkan pajak kedalam kurikulum sekolah, tanpa
memandang jenis program studi IPS saja, juga
memasukkannya kedalam program studi lain baik IPA
maupun Bahasa karena kelak setiap WNI (warga negara
Indonesia) akan menjadi wajib pajak.

25
DAFTAR PUSTAKA

http://iffahatqaclinic.blogspot.com
deedztography.blogspot.com
jumpa.blog.friendster.com
Soemitro, Rohmad. 1991. Pajak Ditinjau dari Segi Hukum. PT. Eresco,
Bandung
Pudyatmoko, Sri. 2002. Pengantar Hukum Pajak. Andi, Yogyakarta

26
LAMPIRAN

ANGKET PENELITIAN
NAMA :
JENIS KELAMIN : L/P
KELAS :
PROGRAM STUDI :
1. Apakah anda kenal dengan pajak?
a. Ya
b. Tidak
2. Dari mana anda mengenal pajak selain dari sekolah?
a. Orang tua
b. Masyarakat
c. Televise/media massa
d. Internet
e. dll
3. Apakah yang anda ketahui tentang fungsi pajak?
a. Pajak digunakan untuk Negara
b. Pajak digunakan untuk pemerintah
c. Digunakan untuk pembangunan nasional
d. Digunakan untuk kepentingan rakyat
4. Sejak kapan anda telah mengenal pajak?
a. SD
b. SMP
c. SMA
d. Lain-lain
5. Apakah kelak anda akan menjadi wajib pajak?

27
a. Ya
b. Tidak

6. Menurut anda apa hukumnya membayar pajak?


a. Wajib
b. Haram
c. Makruh
d. Mubah

7. Apakah disekolah terdapat materi pelajaran tentang pajak?


a. Ya
b. Tidak
8. Menurut anda siapa saja yang wajib membayar pajak?
a. Semua warga negara Indonesia
b. Orang yang sudah kaya
c. Pemerintah
d. Pelajar
e. Lain - lain
9. Apakah anda mengetahui bahwa uang pajak juga digunakan untuk
pendidikan?
a. Ya
b. Tidak
10. Apakah pajak merupakan sector terbesar pendapatan Negara?
a. Ya
b. Tidak
11. Apakah anda mengetahui bagaimana cara menghitung pajak?
a. Ya
b. Tidak
12. Apakah anda pernah mempelajari cara menghitung pajak?
a. Pernah

28
b. Tidak pernah

13. Menurut anda apa yang menjadi kendala kurangnya pembayaran pajak
tepat waktu
a. Tidak tahu bagaimana membayar pajak
b. Kurangnya kesadaran
c. Malas

29
BIODATA PENULIS
Nama Lengkap : HESTY FAJARWATI SURYANI
TTL : Gresik, 6 Januari 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Sekolah : SMA Nahdatul Ulama 1 Gresik
Kelas : XI ( sebelas )
Alamat Sekolah : Jl. Raden Santri V No. 22 Gresik 61114
Hp : 087853408563
Alamat Rumah : Jl. Beji no 49 rt 12 rw 05
Kelurahan : Gumeno
Kecamatan : Manyar
Kota : Gresik
Kode pos : 61151
Provinsi : Jawa Timur
Telepon Rumah :-
Hobi : Nulis cerpen,
Cita-cita : Pekerja medis
Ilmu Kegemaran : Kimia, Ekonomi
Karya ilmiah :1. Peningktan Perekonomian Negara Melalui Pemberian
Modal Pada UKM
2. Peningkatan Pendapatan Keluarga Melalui
Pemberdayaan Perempuan Dengan UKM
3. Optimalisasi Peran Koperasi untuk mensejahterakan
padagang pasar Gresik

Penghargaan ilmiah : Juara harapan 2 tingkat kabupaten

30
BIODATA PENULIS
Nama Lengkap : YENI ANGGRAENI PUTRI
TTL : Bojonegoro, 16 Januari 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Sekolah : SMA Nahdatul Ulama 1 Gresik
Kelas : XI ( sebelas )
Alamat Sekolah : Jl. Raden Santri V No. 22 Gresik 61114
Hp : 0856392107
Alamat Rumah : Jl. Kapten darmo sugondo gg 12 g
Kelurahan : Indro
Kecamatan : Kebomas
Kota : Gresik
Kode pos : 61112
Provinsi : Jawa Timur
Telepon Rumah :-
Hobi : Membaca buku/ novel
Cita-cita : Guru
Ilmu Kegemaran : Matematika, Bahasa jepang
Karya ilmiah :1. Peningktan Perekonomian Negara Melalui Pemberian
Modal Pada UKM
2. Peningkatan Pendapatan Keluarga Melalui
Pemberdayaan Perempuan Dengan UKM
3. Optimalisasi Peran Koperasi untuk mensejahterakan
padagang pasar Gresik

Penghargaan ilmiah : Juara harapan 2 tingkat kabupaten

31
GAMBAR SOSIALISAI PAJAK DI SMA NU 1 GRESIK

32
33
34

Anda mungkin juga menyukai