Ulama’ 1 Gresik
Disusun Oleh :
PEMBIMBING 1 PEMBIMBING 2
MENGETAHUI,
Kepala Sekolah
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya
kepada kami sehingga karya tulis yang berjudul “ Peningkatan Perekonomian Negara melalui
pemberian modal kredit pada UKM “ ini dapat diselesaikan sesuai batas waktu yang telah
ditentukan.
Tujuan penulisan karya tulis ini adalah untuk diikutkan dalam lomba karya tulis ilmiah
perbankan. Karya tulis ini dapat memberikan gambaran tentang BPR yang meminjamkan modal
kredit pada UKM serta menambahkan wawasan kepada kami .
Adapun guru yang telah membimbing kami dalam penyelesaian karya tulis ini sehingga kami
dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan tepat waktu, untuk itu kami ucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Drs. H.Z Fuad Basyir, M.Ag selaku kepala SMA Nahdlatul Ulama’ 1 Gresik yang telah
memberi izin kepada kami untuk mengikuti lomba karya tulis ini.
2. Ibu Hasannah M.Pd dan Ibu Wiwik Sugiati S.Pd yang telah memberikan bimbingan penulisan
karya tulis ini, dan
3. Semua pihak yang telah membantuh dalam penulisan ini.
Kami menyadari bahwa karya tulis ini belum sempurna. Untuk itu, saran dan kritik dari
pembaca sangat kami harapkan. Atas saran dan kritiknya. Semoga dengan membaca karya tulis
ini dapat menambah wawasan dan dapat memberikan solusi kami ucapkan terimakasih.
Tim penyusun ,
iii.
DAFTAR ISI
iv.
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
v.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.4 MANFAAT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kondisi
Indikator
2000 2003
Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan, yang dimaksud Bank
Perkreditan Rakyat adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito ber-
jangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka
dan tabungan
b. Memberi kredit
c. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan
yang ditetapkan pemerintah
Pembagian bank selain didasarkan Undang-Undang Perbankan dapat juga dibagi menurut
kemampuan bank menciptakan alat pembayaran, yang meliputi:
1. Bank Primer yaitu bank yang dapat menciptakan alat pembayaran baik berupa uang
kartal maupun uang giral. Bank yang termasuk kelompok ini adalah:
a. Bank Sentral atau Bank Indonesia sebagai pencipta uang kartal. Selain itu
tugas Bank Sentral diantaranya:
- menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter;
- mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran; dan
- mengatur dan mengawasi bank.
b. Bank Umum sebagai pencipta uang giral (uang yang hanya berlaku secara
khusus dan tidak berlaku secara umum).
2. Bank Sekunder yaitu bank yang tidak dapat menciptakan alat pembayaran dan hanya
berperan sebagai perantara dalam perkreditan yang tergolong dalam bank ini adalah
Bank Perkreditan Rakyat.
4.
BAB III
Metode Penulisan Berisi
1. Data kuantitatif, diperoleh dengan metode survai lapangan serta menberikan kuesioner
kepada UKM .Dengan metode ini, angket yang berupa pertanyaan-pertanyaan di se-
barkan kepada UKM.
2. Data kualitatif , dikumpulkan dengan cara mendatangi para UKM Pertanyaan yang dia-
jukan berkaitan dengan pandangan informan terhadap peran, perataan modal pinjaman,
dan kendala nasabah dalam kaitannya dengan pembiayaan UKM.
Secara umum data kuantitatif dan data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi:
5.
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari hasil survei masalah yang paling utama yang dihadapi Usaha kecil Menengah
(UKM) adalah keterbatasan modal. Permodalan terutama pada sektor perbankan, birokrasi
dan kebijakan yang sepihak dari perbankan juga sangat menyulitkan UKM. Kendala lain
adalah tingginya suku bunga. Begitu juga pelaku UKM yang sedang mengajukan kredit,
membayangkan bunga nya saja sudah resah dan kawatir mereka tidak dapat melunasi kredit
tersebut. Ini yang harus disikapi pemerintah bersama dengan masyarakat.
Berikut adalah penjelasan dari tabel pengaruh pemberian kredit pada UKM terhadap
peningkatan perekonomian negara. Dari tabel diatas dapat dilihat adanya beberapa indikator
yang menunjukkan peningkatan pendapatan UKM yang berdampak terhadap perkembangan
perekonomian negara. Sebelum menerima kredit jumlah omset yang dihasilkan UKM per bulan
mencapai 55 %, kemudian setelah menerima kredit omsetnya bertambah menjadi 75 %. Dari
angka tersebut dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan sebesar 20 %. Sedangkan yang tidak
menerima kredit masih mengalami peningkatan 1 %. Indikator kedua adalah perluasan usaha
yang awalnya 44,3 % sebelum menerima kredit kemudian meningkat menjadi 47,5 % setelah
menerima kredit dari BPR.
6.
Hal yang paling berpengaruh terhadap perkembangan perekonomian adalah dari segi
penyerapan tenaga kerja karena sebelum menerima kredit UKM berhasil menyerap tenaga kerja
sebanyak 41,5 % sedangkan setelah menerima kredit terjadi peningkatan sebanyak 6,8 % yang
artinya dengan adanya UKM maka dapat mengurangi pengangguran. Karena keterbatasan modal,
maka jumlah produksi yang dihasilkan oleh UKM sebelum menerima kredit lebih sedikit
dibandingkan setelah menerima kredit yaitu selisihnya sekitar 6,7 %.
Sedangkan yang tidak menerima kredit mengalami penurunan produksi sebanyak 30 %.
Dengan adanya kredit maka para UKM dapat membuka cabang diberbagai daerah, sehingga
jangkauan pemasarannya dapat lebih berkembang sebelum mendapat kredit jangkauan
pemasarannya hanya mencapai 60,01 % tapi setelah mereka menerima kredit jangkauannya
mencapai 65,66 %.
Dari data yang telah kami dapatkan dengan berbagai teknik dapat dikatakan bahwa para
UKM membuka usahanya dengan modal sendiri setelah usahanya sampai ditengah - tengah
mereka baru meminjam modal pada bank maupun pengkreditan, kredit yang mereka pinjam itu
mereka gunakan untuk menambah modal usahanya sehingga usahanya dapat berkembang dengan
pesat, mereka meminjam modal berkisar antara ±10 juta sampai ±20 juta, modal yang mereka
dapatkan itu sangat bermanfaat bagi keberlangsungnya usaha mereka,sehingga omset yang
mereka dapat naik 2x lipat dari omset yang mereka dapat sebelum mereka meminjam modal
dulu.
Oleh karena itu Pemerintah dan lembaga usaha yang terkait dapat memberikan pinjaman
modal bagi para UKM dengan cara pengkreditan, para pemberi pinjaman kredit diharapkan
tidak mempersulit persyaratannya sehingga para UKM dapat meninjam kredit untuk menambah
modal usahanya sehingga dapat mengembangkan usahanya dan dapat meningkatkan
perekonomian.
7.
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kendala yang dihadapi UKM adalah
masalah permodalann. Keterbatasan modal berdampak pada jumlah produksi yang dihasilkan
dan hasil produksi itu kalah bersaing dengan produk dari luar negeri. Karena produksi yang
mereka hasilkan kualitasnya lebih rendah dari pada produk luar negeri, sedangkan harganya lebih
mahal. Otomatis konsumen lebih memilih produk yang kualitasnya lebih bagus dan harganya
lebih murah karena dapat mereka jangkau. Oleh karena itu modal bagi UKM sangat penting.
Dengan adanya pinjaman modal yang diberikan kepada UKM dapat meningkatkan pendapatan,
yang akhir berdampak pada peningkatan perekonomian Negara
5.2 SARAN
Dari kesimpulan tersebut kami memberikan saran agar persyaratan untuk meminjam modal
pada BPR tidak dipersulit. Dari hasil survei yang kami lakukan jawaban yang paling banyak
adalah masalah keterbatan informasi. Agar mereka tidak takut melakukan kredit kami
mengharapkan kepada BPR agar lebih bersosialisasi kepada UKM sehingga mereka lebih
mengetahui tentang perkreditan. Sehingga mereka dapat meminjam kredit dengan tenang tanpa
takut adanya jaminan.
8.
DAFTAR PUSTAKA
Manurung, Adler Haymans. 2008. Modal untuk Bisnis UKM .Jakarta: Media Pustaka
Suhardjono, Indra Bastian. 2006. Akutansi Perbankan, Jakarta: Salemba 4
Siagian, Sundang P. 2003. Administrasi Pembangunan, Jakarta: PT. Bumi Aksara
Internet . http// bataviase.co.id
www.damandiri.or.id
www.smecda.com/
dinconomy.wordpress.com
LAMPIRAN