Anda di halaman 1dari 25

PENGEMBANGAN UMKM “SISTIK” KHAS CIANJUR PENUHI

PENGHASILAN SAMPINGAN KELUARGA

Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Moneter

Dosen Pengampu :

Dr. H. Dadi Mulyadi, S.E., M.M.

Disusun Oleh :

Hilmi Fauzan (206100006)

Manajemen 3A

PROGRAM STUDI

MANAJEMEN FAKULTAS

EKONOMI UNIVERSITAS

PUTRA INDONESIA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat

dan Karunia-Nya sehingga penyusunan karya tulis ilmiah yang berjudul

“Pengembangan Umkm Sistik Khas Cianjur Penuhi Penghasilan

Sampingan Keluarga” dapat selesai tepat pada waktunya.

Adapun maksud penyusunan karya tulis ini untuk memenuhi tugas

mata kuliah Ekonomi Moneter. Penulis sampaikan terimakasih kepada yang

terhormat Bapak DR. H. Dadi Muyadi, SE., MM. selaku Dosen Ekonomi

Moneter, serta semua pihak yang telah mendukung dalam penyusunan karya

tulis ini yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini jauh dari sempurna,

oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Semoga karyatulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan

bagi para pembaca. Atas perhatian dan waktunya penulis ucapkan terima

kasih.

Cianjur, Januari 2022

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................4
1.1.Latar Belakang ......................................................................................4
1.2 Identifikasi Masalah ..............................................................................6
1.3 Rumusan Masalah .................................................................................6
1.4 Tujuan Masalah .....................................................................................7
BAB II KAJIAN TEORI ................................................................................8
2.1 Pengertian UMKM ................................................................................8
2.2 Fungsi-fungsi UMKM .........................................................................8
2.3 Peran UMKM dalam perekonomian indonesia ....................................9
BAB III RUMUSAN MASALAH ...............................................................11
3.1 Problematika UMKM di Cianjur ........................................................11
BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................13
4.1 Proses Produksi Sistik Haura ..............................................................13
4.2 Konsep Pemasaran Sistik Haura .........................................................15
4.3 Strategi pemasaran Sistik Haura .........................................................17
4.4 Sasaran dan pembinaan UMKM .........................................................20
4.5 Upaya Pengembangan UMKM di Cianjur .........................................21
BAB V PENUTUPAN .................................................................................23
5.1 Kesimpulan .........................................................................................23
5.2 Saran ...................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................25

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Desa Cipendawa merupakan salah satu desa yang terletak Kecamatan

Pacet, Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Terletak pada dataran tinggi kaki gunung

gede dengan sebagian daerah perbukitan yang memiliki potensi pengolahan lahan

untuk menghasilkan komoditas sayuran. Penulisan ini berfokus pada satu produsen

yang menetap diDesa Cipendawa. Tinggal di desa dengan warga yang guyub rukun

membuat ibu dari 3 orang anakini berinisiatif untuk mencari tambahan penghasilan

dengan berjualan “Sistik” kepada kerabat untuk membantu suaminya. “Sistik”

adalah sejenis makanan ringan berbahan dasar terigu beraromakencur yang banyak

dinikmati semua lapisan masyarakat. Ibu Titin Suminar yang juga berprofesi sebagai

guru TK, memulai usahanya sejak tahun 2004.

Hidup tanpa adanya Alm. Ayah semenjak masih dalam usia bersekolah,

menjadikan Ibu Titin pribadi yang mandiri harus dapat mencari uang guna

membantu biaya sekolah selainmengandalkan uang jajan dari keluarga. Setelah

menikah, suaminya sempat mengalami sakit yangmembuat penghasilan sampingan

ini menjadi salah satu yang diharapkan keluarga. Suaminya, Pak Yayan, beberapa

bulan tidak dapat membantupeningkatan penghasilan keluarga. Namun, saat ini

beliau bekerja sebagai pengantar sayur-sayuran ke beberapa hotel atau restoran.

Berbekal dari ajaran sang Tante, Ibu Titin dapat menguasai carapembuatan makanan

ringan khas Cianjur ini dengan mantap sejak remaja dahulu. “Sistik” merupakan

makanan ringan khas Cianjur yang digemari oleh masyarakat sekitar. Terbuat dari

4
bahan baku tepungterigu, dan tepung tapioka, dengan bumbu kencurtumbuk asli, dan

rempah lainnya membuat cita rasa“Sistik” ini terasa berbeda dan nikmat.

Berbagai permasalahan muncul harus dihadapi oleh Ibu Titin. Masih sulitnya

perkembangan usaha mulai dari desain merek dan kemasan yang tidak menarik,

tempat bungkusan produk “Sistik” masih terbatas, sedikitnya volume penjualan,

dandistribusi pemasaran yang lingkupnya masih sempit.Kemudian, adanya penetapan

harga masih tidak sesuai, pencatatan keuangan belum tersusun rapi yang

menyebabkan sulitnya mengalokasikan penggunaan dana dengan tepat serta

belum bisa diketahui omset penjualan per bulan. Bukan hanya itu, hal lain terkait

produksi masih menjadipermasalahan seperti jika ada permintaan dalam jumlah

yang banyak, beliau dulu belum memiliki perencanaan produksi karena ada

keterbatasan dari segi dana dan tenaga kerja. Selanjutnya,pemilik toko oleh-oleh,

restoran dan factory outletbelum dapat percaya akan mutu dan kualitas“Sistik” ini

karena belum adanya perizinan nomor P-IRT sehingga tidak bisa membantu

penjualan produk melalui tempat mereka.

Umumnya, UMKM menghadapi berbagai permasalahan diantaranya

produksi, modal, tenaga kerja, ataupun pemasaran. Dari pengamatan langsung

sehari-hari selama program CommunityDevelopment berjalan, terdapat beberapa

permasalahan yang dirasakan oleh Ibu Titin selakuprodusen “Sistik”, yaitu :

1. Masih belum bisa melakukan pendistribusian produk ataupun konsinyasi

dengan toko oleh-oleh, restoran, dan sebagainya dikarenakan belum adanya

merek dan perizinan P-IRT (Pangan-Industri Rumah Tangga).

2. Terbatasnya ketersediaan dana modal untuk bisa mengembangkan

5
produktivitas dan penjualan produk.

3. Susahnya mitra untuk bisa membuat packaging yang menarik karena tidak

memiliki sumber daya manusia yang mampu mendesain dan menciptakan

merek.

4. Masih kurangnya pengetahuan mengenaipenjualan melalui online.

5. Ketidak efektifan dalam melakukan produksi tanpa bantuan alat giling,

timbangan dan sealling.

6. Sulitnya mengatur dana kas keluar dan masuk menyebabkan keterbatasan dalam

pembelianbahan baku.

7. Belum adanya penetapan harga yang jelas untuk masing-masing ukuran produk.

Dari permasalahan yang ada, penulis dengan sepenuh hati ingin membantu

Ibu Titin menyelesaikan masalah-masalah dan mengembangan usaha mitra

“Sistik” dengan menggunakan ilmu-ilmu yang telah penulis pelajari.

1.2 Identifikasi Masalah

Masalah pokok yang menjadi kendala, sulitnya berkembang para

pelakuUMKM dimasa pandemi covid 19.

1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana produksi UMKM Sistik Ibu Titin di masa pandemi?

2. Bagaimana konsep pemasaran Sistik Ibu Titin?

3. Bagaimana sasaran dan pembinaan UMKM?

4. Bagaimana upaya untuk pengembangan UMKM di Cianjur?

6
1.4 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui proses produksi Sistik Ibu Titin

2. Untuk mengetahui konsep pemasaran Sistik Ibu Titin

3. Untuk mengetahui sasaran dan pembinaan UMKM

4. Untuk mengetahui upaya untuk pengembangan UMKM

7
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian UMKM

Usaha mikro kecil menengah adalah istilah umum dalam khazanah

ekonomi yang merujuk kepada usaha ekonomi produktif yang dimiliki perorangan

maupun badan usaha sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh Undang-undang

No. 20 tahun 2008. UMKM artinya bisnis yang dijalankan individu, rumah tangga,

atau badan usaha ukuran kecil.

Home Industri adalah suatu unit usaha/perusahaan dalam skala kecil yang

bergerak dalam bidang industri tertentu. Biasanya usaha ini hanya menggunakan

satu atau dua rumah sebagai pusat produksi, administrasi dan pemasaran sekaligus

secara bersamaan.

2.2 Fungsi-fungsi UMKM

1. Membuka lapangan pekerjaan

Fungsi pertama adanya UMKM adalah membuka lapangan pekerjaan bagi

masyarakat. Karena untuk bekerja di UMKM bisa dilakukan oleh semua

orang, baik yang memiliki tingkat pendidikan rendah maupun orang yang

tidak memiliki keterampilan khusus.

Sebagai contoh, UMKM bisa dijadikan sebagai lapangan pekerjaan untuk

ibu rumah tangga, dengan membuka usaha seperti toko baju yang dijual di

rumah.

8
2. Mendorong kondisi ekonomi lebih merata

Tak hanya menguntungkan dan meningkatkan perekonomian masyarakat

pedesaan saja, dengan adanya UMKM ini, devisa negara juga bisa

berkembang dan meningkat, jika UMKM dikelola dengan baik. Contohnya

adalah melakukan ekspor barang ke negara lain, dengan menjual produk-

produk UMKM.

3. Memenuhi kebutuhan masyarakat

Fungsi terakhir UMKM adalah bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.

Barang yang dijual UMKM bisa diproduksi untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat. Bahkan bahan baku untuk memproduksi barang, bisa didapatkan

dari lingkungan sekitar.

2.3 Peran UMKM dalam perekonomian indonesia

Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM) atau Usaha Kecil

Menengah (UKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara dinilai

penting. UMKM memiliki kontribusi besar dan krusial bagi perekonomian

Indonesia. Kriteria UMKM Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008

tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), usaha kecil didefinisikan

sebagai kegiatan ekonomi produktif yang berdiri sendiri. Usaha ini dilakukan

perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan

cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung

maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar serta memenuhi

kriteria lain.

9
Dalam UU tersebut juga dijelaskan perbedaan kriteria UMKM dengan

Usaha Besar. 1. Usaha Mikro: aset maksimal Rp 50 juta (tidak termasuk tanah

dan bangunan tempat usaha) dan omzet maksimal Rp 300 juta per tahun. 2. Usaha

Kecil: aset lebih dari Rp 50 juta – Rp 500 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan

tempat usaha) dan omzet maksimal lebih dari Rp 300 juta – Rp 2,5 miliar per

tahun. 3. Usaha Menengah: aset lebih dari Rp 500 juta – Rp 10 miliar (tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha)dan omzet lebih dari Rp 2,5 miliar –

Rp 50 miliar per tahun. 4. Usaha Besar: aset lebih dari Rp 10 miliar (tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha) dan omzet lebih dari Rp 50 miliar per tahun.

Dilansir dari situs Bappenas, di Indonesia UMKM memiliki kontribusi

atau peranan cukup besar, yaitu: Perluasan kesempatan kerja dan penyerapan

tenaga kerja. Pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB). Penyediaan jaring

pengaman terutama bagi masyarakat berpendapatan rendah untuk menjalankan

kegiatan ekonomi produktif. Dikutip dari Usaha Mikro Kecildan Menengah di

Indonesia (2001) karya Tulus Tambunan, UMKMmempunyai peran penting di

dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Peran UMKM tidak hanya

dirasakan di negara-negara sedang berkembang melainkan juga di negara-negara

maju. Di negara maju maupun berkembang, UMKM sangat penting, sebab

menyerap paling banyak tenaga kerja dibandingkan usaha besar. Kontribusi

UMKM terhadap pembentukan atau pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB)

paling besar dibandingkan kontribusi dari usaha besar.

10
BAB III

RUMUSAN MASALAH

3.1 Problematika UMKM di Cianjur

Berbagai permasalahan muncul harus dihadapi oleh Ibu Titin. Masih sulitnya

perkembangan usaha mulai dari desain merek dan kemasan yang tidak menarik,

tempat bungkusan produk “Sistik” masih terbatas, sedikitnya volume penjualan,

dandistribusi pemasaran yang lingkupnya masih sempit.Kemudian, adanya penetapan

harga masih tidak sesuai, pencatatan keuangan belum tersusun rapi yang

menyebabkan sulitnya mengalokasikan penggunaan dana dengan tepat serta

belum bisa diketahui omset penjualan per bulan. Bukan hanya itu, hal lain terkait

produksi masih menjadipermasalahan seperti jika ada permintaan dalam jumlah

yang banyak, beliau dulu belum memiliki perencanaan produksi karena ada

keterbatasan dari segi dana dan tenaga kerja. Selanjutnya,pemilik toko oleh-oleh,

restoran dan factory outlet belum dapat percaya akan mutu dan kualitas“Sistik” ini

karena belum adanya perizinan nomor P-IRT sehingga tidak bisa membantu

penjualan produk melalui tempat mereka.

Umumnya, UMKM menghadapi berbagai permasalahan diantaranya

produksi, modal, tenaga kerja, ataupun pemasaran. Dari pengamatan langsung

sehari-hari selama program CommunityDevelopment berjalan, terdapat beberapa

permasalahan yang dirasakan oleh Ibu Titin selakuprodusen “Sistik”, yaitu :

1. Masih belum bisa melakukan pendistribusian produk ataupun konsinyasi

dengan toko oleh-oleh, restoran, dan sebagainya dikarenakan belum adanya

11
2. merek dan perizinan P-IRT (Pangan-Industri Rumah Tangga).

3. Terbatasnya ketersediaan dana modal untuk bisa mengembangkan

produktivitas dan penjualan produk.

4. Susahnya mitra untuk bisa membuat packaging yang menarik karena tidak

memiliki sumber daya manusia yang mampu mendesain dan menciptakan

merek.

5. Masih kurangnya pengetahuan mengenaipenjualan melalui online.

6. Ketidakefektifan dalam melakukan produksi tanpa bantuan alat giling,

timbangan dan sealing.

7. Sulitnya mengatur dana kas keluar dan masuk menyebabkan keterbatasan dalam

pembelianbahan baku.

8. Belum adanya penetapan harga yang jelas untuk masing-masing ukuran produk.

Dari permasalahan yang ada, tim peneliti dengan sepenuh hati ingin

membantu Ibu Titin menyelesaikan masalah-masalah dan mengembangkan usaha

mitra “Sistik” dengan menggunakan ilmu-ilmu yang telah penulis pelajari.

12
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Proses Produksi Sistik Haura

Selain itu, peneliti melakukan penelitian eksternal dengan melakukan

pengamatan dan wawancara dengan kepala desa dan warga setempat untuk

mengetahui kesempatan dan ancaman yang mungkin dihadapi oleh usaha “Sistik”

ini. Kemudian peneliti menggunakan analisis SWOT untuk menentukan strategi

yang akan peneliti jalankan selama tahapan implementasi. Kedua penelitian

tersebut peneliti rangkum dalam Identifikasi SWOT Produsen “Sistik”

Opportunities Threats

• Adanya peluang untuk memasarkan produk secara online.

• Bahan baku yang mudah didapatkan dengan harga yang cukup stabil.

• Banyaknya pengunjung yang berwisata dapat melihat produk “Sistik” Haura

pada beberapa pada tokooleh-oleh khas Cianjur.

• Masih banyak yang belum mengetahui makanan ringan di luar Kabupaten

Cianjur.

• Banyaknya warung, warung makan dan sekolah yang belum ditawari untuk

menjual “Sistik”. • Banyaknya pesaing menjual produk “Sistik” dengan

harga lebih murah.

• Muncul inovasi kompetitor dengan produk dapat dicampur lebih dari satu rasa.

• Jika harga bahan baku meningkat, menyebabkan harga jual semakin tinggi.

• Adanya pesaing dengan jumlah kapasitas produksi yang lebih besar.

13
Berdasarkan hasil analisa SWOT di atas, tim secara lengkap mengenai

bahan baku apa saja yang digunakan serta penggunaan alat dapur yang berperan

untuk membuat produk “Sistik” ini. Pada awalnya produk “Sistik” belum memiliki

merek sendiri. Keputusan pemberian merek jual “Haura” terpikirkan oleh beliau

disebabkan beliau termotivasi oleh anak kedua yang bernama Haura. Putrinya inilah

yang selalu mendukung Ibunya dalam berjualan “Sistik”. Dikala Ibu Titin merasa

lelah memproduksi dan menjual dengan harga yang tidak tepat, si Haura lah yang

selalu menyemangati Ibu Titin dengan dukungan berupa turut membantu penjualan

ketika Haura pergi ke sekolah ataupun pada saat teman- teman sekolahnya ingin

memesan “Sistik”. Selain itu, peneliti membantu mitra untuk mendesain logo, dan

stiker untuk kemasan “Sistik” Haura.

Proses produksi pembuatan “Sistik” dimulai dengan persiapan bahan dan

pencampuran bahan. Pada proses produksi sebelumnya setiap bahan-bahan dan

bumbu yang digunakan hanya dicampurkan dengan menggunakan perkiraan dan

perasaan dari mitra belum ada takaran yang pasti. Sehingga rasa “Sistik” yang

dihasilkan dan jumlah bahan baku yang digunakan masih bervariasi tidak konsisten.

Sementara dari segi jumlah produksinya, mitra usaha kami sebelumnya hanya

menggunakan peneliti melihat adanya peluang usaha untuk dikembangkan. Oleh

karena itu, dari permasalahan dan analisa SWOT, peneliti menyusun beberapa

strategi guna meningkatkan penjualan dan mengembangkan usaha UMKM

produsen makanan ringan berbahan baku lokal melalui diantaranya:

(1) Memberikan bantuan dana yang sebelumnya difasilitasi pihak Universitas

Prasetiya Mulya dalam bentuk menambah peralatan dan perlengkapan serta

14
mendaftar perizinan berbayar P-IRT. Izin P-IRT diupayakan agar dapat

dipercaya pihak konsumen dan retailer bahwa produk yang diproduksi

aman dikonsumsi dan sudah mendapat sertifikasi dan izin dari Dinas

Kesehatan, (2) Penambahan varian rasa dan ukuran produk agar lebih

bervariasi, (3) Penamaan produk “Sistik” dengan merek yang diusulkan

oleh pihak mitra, (4) Pembuatan strategi penetapan harga, (5) Pemasaran

dilakukan secara online meliputi e-commerce dan media sosial, (6)

Mensosialisasikan cara pembuatan catatan arus kas keluar dan masuk

sederhana, (7) Pembuatan desain kemasan agar menarik perhatian pembeli,

(8) Penggunaan berbagai ukuran kemasan agar memudahkan konsumen

memilih produk sesuai keinginan.

4.2 Konsep Pemasaran Sistik Haura

Terdapat lima konsep yang dapat dipilih dalam melaksanakan kegiatan

pemasaran, diantaranya adalah konsep produksi, konsep produk, konsep

menjual/penjualan, konsep pemasaran, dan konsep pemasaran berwawasan social.

1. Konsep Produksi

Konsep produksi menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang

tersedia di banyak tempat dan murah harganya. Asumsi bahwa konsumen terutama tertarik

pada kemudahan mendapatkan produk dan harga yang rendah berlaku paling tidak dalam

dua situasi. Pertama, jika permintaan atas produk melebihi penawaran, seperti yang ada di

Negara berkembang. Dalam situasi ini, konsumen lebihtertarik untuk mendapatkan produk

daripada keistimewaan produk tersebut, dan pemasok akan memusatkan perhatian pada

usaha untuk meningkatkan produksi. Situasi kedua adalah ketika biaya produksi tinggi

15
dan harus diturunkan untuk memperluas pasar.

2. Konsep Produk

Konsep produk menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang

menawarkan mutu, kinerja dan pelengkap inovatif yang terbaik. Manajer

mengasumsikan bahwa pembeli menghargai produk yangdibuat dengan baik dan

mereka dapat menilai kualitas dan kinerja suatu produk.

3. Konsep Penjualan

Konsep menjual menyatakan bahwa konsumen, jika diabaikan, biasanya

tidak akan membeli produk organisasi dalam jumlah yang cukup. Karena itu,

organisasi harus melakukan usaha penjualan dan promosi yangagresif.

Konsep ini mengasumsikan bahwa konsumen malas atau enggan

melakukan pembelian dan untuk itu harus didorong. Juga diasumsikan bahwa

perusahaan memiliki cara penjualan dan peralatan promosi yang efektif dan

merangsang lebih banyak pembelian konsep menjual paling banyak dianut untuk

barang yang tidak dicari, yaitu barang-barang yang biasanya tidak terpikirkan oleh

pembeli untuk dibeli, seperti asuransi, ensiklopedi, dan tanah pemakaman.

Industri-industri ini telah menyempurnakan berbagai Teknik penjualan untuk

menemukan calon pembeli dan berusaha keras menjual keunggulan produk

mereka.

Kebanyakan perusahaan konsep menjual ini jika mereka kelebihan

kapasitas, tujuan mereka adalah menjual apa yang mereka hasilkan, bukannya

membuat apa yang pasar inginkan. Karena itu, banyak orang terkejut saat mereka

diberitahu bahwa bagian terpenting dalam pemasaran bukanlah menjual, menjual

16
hanyalah puncak dari gunung es pemasaran. Namun, tujuan pemasaran adalah

mengetahui dan memahami parapelamggan dengan baik sehingga produk atau

jasa yang dihasilkan perusahaan cocok dengan mereka dan dapat terjual dengan

sendirinya.

4. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk meraih tujuan

organisasi adalah menjadi lebih efektif daripada para pesaing dalam memadukan

kegiatan pemasaran guna menetapkan dan memuaskankebutuhan dan keinginan

pasar sasaran.

Konsep pemasaran bersandar pada empat pilar yaitu pasar sasaran,

kebutuhan pelanggan, pemasaran terpadu dan profitabilitas. Konsep pemasaran

menganut pendangan dari luar ke dalam. Ia memulai dengan pasar yang

didefinisikan dengan baik, memusatkan perhatian pada kebutuhan pelanggan,

memadukan semua kegiatan yang akan mempengaruhi pelanggan dan

menghasilkan laba melalui pemusatan pelanggan.

4.3 Strategi pemasaran Sistik Haura

Pemasaran bisnis kue mochi bisa dilakukan dengan membuat kue mochi

yang enak dan berbeda. Selain itu dapat memanfaatkan promosi kue basah dari

tepung ketan melalui media sosial baik faceboook, path, whats upp, we chat,

twitter, bbm, instagram juga situs jual beli online dan lainnya. Juga dapat pula

menjalankan strategi pemasaran kue mochi lewat menyebarkan berbagai brosur.

17
Perencanaan sangat diperlukan untuk mengikuti perkembangan dan

menghadapi persaingan yang semakin ketat dimasa yang akan datang. Tanpa

perencanaan sebuah UMKM kemungkinan akan melakukan cara - cara ekstrem

untuk menghindari kerugian atau mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Perencanaan dapat mencakup suatu periode waktu yang panjang atau pendek.

Perencanaan jangka panjang ( multi tahun :3, 5, 10, atau bahkan 25 tahun )

biasanya melibatkan peranan dari manajemen puncak dan atau staf perencanaan

khusus. Masalah yang dihadapi sangat kompleksdan memiliki cakupan yang luas,

seperti masalah perluasan pabrik, pasar, atau produk.

Perencanaan jangka pendek ( sampai dengan 1 tahun ) biasanya dilakukan

oleh manajemen menengah atau bawah (middle or bottom management) masalah

yang dapat dimasukkan dalam perencanaan jangka pendek ini, antara lain

kampanye periklanan untuk periode yang akan datang, pembelian pada musim

yang akan datang, atau menyangkut daerah operasi dari tenaga pemasaran.

Mengetahui dan membedakan ketigakonsep perencanaan, yaitu sebagai berikut:

1. Perencanaan perusahaan secara keseluruhan.

Hal ini mencakup penentuan tujuan umum perusahaan dalam jangka

panjang dan pengembangan strategi jangka panjang untuk mencapai tujuan

tersebut. Tujuan dan straregi jangka panjang ini kemudian menjadi suatu kerangka

dasar untuk mengembangkan rencana yang tercakup didalamnya. Masalah utama

yang ada dalam perencanaan perusahaan ini adalah

18
masalah keuangan, produksi, kebutuhan tenaga kerja, penelitian, dan

pengembangan (research and development), serta penentuan sasaran pasar dan

program pemasarannya. Pertimbangan pemasaran ini !enderung mempengaruhi

kebijakan dalam perusahaa, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh

karena itu perencanaan perusahaan dan peren!anaan pemasaran sering dijadikan

satu.

2. Perencanaan Pemasaran

Hal ini mencakup pengembangan program jangka panjang untuk masalah -

masalah yang luas dalam bauran pemasaran (Marketing mix), yaitu produk

(product), harga (price), tempat (place) dan promosi (promotion). Perencanaan

pada masing - masing variabel tersebut harus dikoordinasikan dan ditangani dengan

baik, sebab setiap variabel bauran pemasaran selalu saling berinteraksi dengan

variabel lainnya.

3. Rencana Pemasaran Tahunan

Rencana ini mencerminkan proses perencanaan yang berjalan untuk satu periode

waktu. Dalam hal ini, manajemen akan mengembangkan suatu rencana induk yang

mencakup kegiatan pemasaran setiap tahunnya. Contoh : perencanaan pemasaran jangka

panjang menentukan tujuan untuk memperkenalkan produk baru. Rencana pemasaran

tahun berikutnya, bagaimana pun harus dapat membuat keseimbangan dalam persediaan

dengan cara mempromosikan jenis produk yang sedang mengalami tahap penurunan

dalam daur kehidupan produk (product life cycle). Hal ini dimaksudkan untuk

meningkatkan penjualan

19
4.4 Sasaran dan pembinaan UMKM

1. Sasaran dan pembinaan UMKM.

a). Meningkatnya jumlah pengusaha menengah dan terwujudnya usaha yang

semakin tangguh dan mandiri sehingga pelaku ekonomi tersebut dapat

berperan dalam perekonomian nasional.

b). Meningkatnya daya saing pengusaha nasional di pasar dunia.

c). Seimbangnya persebaran investasi antar sektor dan antara golongan.

2. Evaluasi pembinaan UMKM.

Dimulai dengan proses peningkatan kemampuan mengelola(manajemen)

dibidang pemasaran, keuangan dan personalia

3. Meningkatkan kemampuan kegiatan operasional.

4. Kemampuan dalam mengendalikan bisnis.

Apabila UMKM sudah siap untuk bersaing terutama dalam perdagangan

internasional, UMKM harus mampu: 1.menerima danmengadaptasi teknologi, dan

2.mampu melaksanakan inovasi. Apabila UMKM dapat mengadaptasi, menguasai

dan mengembangkan teknologi serta selalu menciptakan inovasi, maka hal

tersebut akan memotivasi UMKM untuk mengekspor produknya, maka UMKM

agar dapat memanfaatkan peluang pasar di luar harus dibantu kebijakan

pemerintah, lembaga-lembaga pemerintah dan non pemerintah yang mendukung,

fasilitas infrastruktur yang memadai, kestabilan politik dan penegakan hukum

yang adil dan bersih. Disamping itu UMKM yang memerlukan suatu badan ataU

lembaga yang selalu memerlukan informasi bisnis yang akurat dan terus-menerus.

20
Peranan BPEN (Badan Pengembangan Ekspor Nasional) sangat strategis

untuk membantu dan mendorong kegiatan ekspor bagi usaha mikro kecil dan

menengah (UMKM).

4.5 Upaya Pengembangan UMKM di Cianjur

Dampak luas dari pengembangan desa wisata, obyek wisata baru,

membuat sektor usaha kecil di pelosok terus berkembang dan berinovasi, sehingga

pemerintah daerah mendukung kegiatan tersebut, dengan berbagai program mulai

dari bantuan modal hingga pelatihan dan pembinaan melalui dinas terkait.

Bupati Cianjur Herman Suherman, berencana menggelar berbagai

program seperti mengenalkan dan mempromosikan produk unggulan dan tempat

wisata sertra desa wisata yang ada di Cianjur, hingga tingkat nasional.

Sehingga produk unggulan asal Cianjur, dapat merambah dan bersaing di

pasar internasional, termasuk di dalamnya destinasi wisata yang dapat

memanjakan wisatawan saat berkunjung, tidak hanya menikmati produk namun

nuasa alam yang menjanjikan untuk berlama-lama di Cianjur.

Bahkan untuk promosi besar-besaran setelah pandemi usai, sejumlah

jalan protokol akan dijadikan panggung bagi pelaku UMKM mengenalkan produk

unggulannya, sehingga perekonomian dapat kembali pulih dankeluhan pengusaha

minimnya pasar akan terbuka lebar.

Berbagai produk unggulan yang dihasilkan pelaku UMKM di Cianjur,

setelah satu tahun pandemi berjalan, tidak hanya dijajakan secara online, namun

secara langsung produk tersebut, mulai mengisi rak yang tersedia di toko modern

dan gerai yang disediakan pengelola hotel di Cianjur.

21
Imbauan untuk membeli produk lokal dari pelaku UMKM digemborkan

pemerintah daerah, yang disambut baik pemilik tempat yang selama ini,

menampung hasil produksi pelaku UMKM, seperti Mochi Momi di Perumahan

Pesona Cianjur Indah.

22
BAB V

PENUTUPAN

5.1 Kesimpulan

Melihat perkembangan penjualan berjalan dengan lancar meskipun

program pengabdian kepada masyarakat telah berakhir. Dari penerapan strategi

selama kegiatan berlangsung, dapat disimpulkan bahwa penjualan produk “Sistik”

Haura bisa dikatakan telah berkembang cukup baik setelah ada bimbingan dari tim

peneliti.

Haura memberikan kesan positif kepada mitra untuk terus semangat dalam

melanjutkan usahanya. Secara umum, peneliti berhasil meningkatkan semangat

mitra untuk terus memproduksi dan melakukan penjualan meskipun kegiatan

sudah berakhir. Kemudian dari segi penghasilan sampingan, penjualan produk

“Sistik” berdampak pada peningkatan volume penjualan mitra yang meningkat

setiap akhir bulan dan tentunya ini menjadi salah satu indikator kegiatan penjualan

semakin baik.

Pada akhirnya, apa yang sudah peneliti berhasil memberikan pengetahuan

bagi mitra baik dalam hal strategi penjualan seperti perhitungan harga, produksi

dengan penggunaan bahan baku, dan pemasaran. Dampak-dampak yang baik

lainnya juga dirasakan beliau. Salah satu contohnya, beliau dapat memasarkan

produknya sendiri melalui konsinyasi ataupun online. Hal tersebut dikarenakan

dukungan dari kampus berupa pembiayaan pembuatan perizinan P-IRT yang

dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan dimana memudahkan bagi mitra dalam

menitipkan produknya. Adanya nomor izin P-IRT sangat penting dalam

23
meningkatkan kepercayaan konsumen akan kualitas produk “Sistik” Haura.

5.2 Saran

Sebaiknya pemerintah meemberikan insentif kepada pelaku UMKM dan

membinanya agar bisa lebih berkembang usahanya. Pelaku UMKM pun harus bisa

mwngelolanya serta memasakan secara online agar bisa bertahan danberkembang

selama masa pande

24
DAFTAR PUSTAKA

Riston, Neil. 2011. Strategic Management. Ventus Publishing. Diakses 30 September

2018 pukul 12.37PM.

Rangkuti, Freddy. 2004. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta : PT

GramediaPustaka Utama.

25

Anda mungkin juga menyukai