Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Manajemen 3A
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN FAKULTAS
EKONOMI UNIVERSITAS
PUTRA INDONESIA
2022
KATA PENGANTAR
terhormat Bapak DR. H. Dadi Muyadi, SE., MM. selaku Dosen Ekonomi
Moneter, serta semua pihak yang telah mendukung dalam penyusunan karya
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Semoga karyatulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
bagi para pembaca. Atas perhatian dan waktunya penulis ucapkan terima
kasih.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Pacet, Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Terletak pada dataran tinggi kaki gunung
gede dengan sebagian daerah perbukitan yang memiliki potensi pengolahan lahan
untuk menghasilkan komoditas sayuran. Penulisan ini berfokus pada satu produsen
yang menetap diDesa Cipendawa. Tinggal di desa dengan warga yang guyub rukun
membuat ibu dari 3 orang anakini berinisiatif untuk mencari tambahan penghasilan
adalah sejenis makanan ringan berbahan dasar terigu beraromakencur yang banyak
dinikmati semua lapisan masyarakat. Ibu Titin Suminar yang juga berprofesi sebagai
Hidup tanpa adanya Alm. Ayah semenjak masih dalam usia bersekolah,
menjadikan Ibu Titin pribadi yang mandiri harus dapat mencari uang guna
ini menjadi salah satu yang diharapkan keluarga. Suaminya, Pak Yayan, beberapa
Berbekal dari ajaran sang Tante, Ibu Titin dapat menguasai carapembuatan makanan
ringan khas Cianjur ini dengan mantap sejak remaja dahulu. “Sistik” merupakan
makanan ringan khas Cianjur yang digemari oleh masyarakat sekitar. Terbuat dari
4
bahan baku tepungterigu, dan tepung tapioka, dengan bumbu kencurtumbuk asli, dan
rempah lainnya membuat cita rasa“Sistik” ini terasa berbeda dan nikmat.
Berbagai permasalahan muncul harus dihadapi oleh Ibu Titin. Masih sulitnya
perkembangan usaha mulai dari desain merek dan kemasan yang tidak menarik,
harga masih tidak sesuai, pencatatan keuangan belum tersusun rapi yang
belum bisa diketahui omset penjualan per bulan. Bukan hanya itu, hal lain terkait
yang banyak, beliau dulu belum memiliki perencanaan produksi karena ada
keterbatasan dari segi dana dan tenaga kerja. Selanjutnya,pemilik toko oleh-oleh,
restoran dan factory outletbelum dapat percaya akan mutu dan kualitas“Sistik” ini
karena belum adanya perizinan nomor P-IRT sehingga tidak bisa membantu
5
produktivitas dan penjualan produk.
3. Susahnya mitra untuk bisa membuat packaging yang menarik karena tidak
merek.
6. Sulitnya mengatur dana kas keluar dan masuk menyebabkan keterbatasan dalam
pembelianbahan baku.
7. Belum adanya penetapan harga yang jelas untuk masing-masing ukuran produk.
Dari permasalahan yang ada, penulis dengan sepenuh hati ingin membantu
6
1.4 Tujuan Masalah
7
BAB II
KAJIAN TEORI
ekonomi yang merujuk kepada usaha ekonomi produktif yang dimiliki perorangan
maupun badan usaha sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh Undang-undang
No. 20 tahun 2008. UMKM artinya bisnis yang dijalankan individu, rumah tangga,
Home Industri adalah suatu unit usaha/perusahaan dalam skala kecil yang
bergerak dalam bidang industri tertentu. Biasanya usaha ini hanya menggunakan
satu atau dua rumah sebagai pusat produksi, administrasi dan pemasaran sekaligus
secara bersamaan.
orang, baik yang memiliki tingkat pendidikan rendah maupun orang yang
ibu rumah tangga, dengan membuka usaha seperti toko baju yang dijual di
rumah.
8
2. Mendorong kondisi ekonomi lebih merata
pedesaan saja, dengan adanya UMKM ini, devisa negara juga bisa
produk UMKM.
Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM) atau Usaha Kecil
tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), usaha kecil didefinisikan
sebagai kegiatan ekonomi produktif yang berdiri sendiri. Usaha ini dilakukan
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar serta memenuhi
kriteria lain.
9
Dalam UU tersebut juga dijelaskan perbedaan kriteria UMKM dengan
Usaha Besar. 1. Usaha Mikro: aset maksimal Rp 50 juta (tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha) dan omzet maksimal Rp 300 juta per tahun. 2. Usaha
Kecil: aset lebih dari Rp 50 juta – Rp 500 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha) dan omzet maksimal lebih dari Rp 300 juta – Rp 2,5 miliar per
tahun. 3. Usaha Menengah: aset lebih dari Rp 500 juta – Rp 10 miliar (tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha)dan omzet lebih dari Rp 2,5 miliar –
Rp 50 miliar per tahun. 4. Usaha Besar: aset lebih dari Rp 10 miliar (tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha) dan omzet lebih dari Rp 50 miliar per tahun.
atau peranan cukup besar, yaitu: Perluasan kesempatan kerja dan penyerapan
10
BAB III
RUMUSAN MASALAH
Berbagai permasalahan muncul harus dihadapi oleh Ibu Titin. Masih sulitnya
perkembangan usaha mulai dari desain merek dan kemasan yang tidak menarik,
harga masih tidak sesuai, pencatatan keuangan belum tersusun rapi yang
belum bisa diketahui omset penjualan per bulan. Bukan hanya itu, hal lain terkait
yang banyak, beliau dulu belum memiliki perencanaan produksi karena ada
keterbatasan dari segi dana dan tenaga kerja. Selanjutnya,pemilik toko oleh-oleh,
restoran dan factory outlet belum dapat percaya akan mutu dan kualitas“Sistik” ini
karena belum adanya perizinan nomor P-IRT sehingga tidak bisa membantu
11
2. merek dan perizinan P-IRT (Pangan-Industri Rumah Tangga).
4. Susahnya mitra untuk bisa membuat packaging yang menarik karena tidak
merek.
7. Sulitnya mengatur dana kas keluar dan masuk menyebabkan keterbatasan dalam
pembelianbahan baku.
8. Belum adanya penetapan harga yang jelas untuk masing-masing ukuran produk.
Dari permasalahan yang ada, tim peneliti dengan sepenuh hati ingin
12
BAB IV
PEMBAHASAN
pengamatan dan wawancara dengan kepala desa dan warga setempat untuk
mengetahui kesempatan dan ancaman yang mungkin dihadapi oleh usaha “Sistik”
Opportunities Threats
• Bahan baku yang mudah didapatkan dengan harga yang cukup stabil.
Cianjur.
• Banyaknya warung, warung makan dan sekolah yang belum ditawari untuk
• Muncul inovasi kompetitor dengan produk dapat dicampur lebih dari satu rasa.
• Jika harga bahan baku meningkat, menyebabkan harga jual semakin tinggi.
13
Berdasarkan hasil analisa SWOT di atas, tim secara lengkap mengenai
bahan baku apa saja yang digunakan serta penggunaan alat dapur yang berperan
untuk membuat produk “Sistik” ini. Pada awalnya produk “Sistik” belum memiliki
merek sendiri. Keputusan pemberian merek jual “Haura” terpikirkan oleh beliau
disebabkan beliau termotivasi oleh anak kedua yang bernama Haura. Putrinya inilah
yang selalu mendukung Ibunya dalam berjualan “Sistik”. Dikala Ibu Titin merasa
lelah memproduksi dan menjual dengan harga yang tidak tepat, si Haura lah yang
selalu menyemangati Ibu Titin dengan dukungan berupa turut membantu penjualan
ketika Haura pergi ke sekolah ataupun pada saat teman- teman sekolahnya ingin
memesan “Sistik”. Selain itu, peneliti membantu mitra untuk mendesain logo, dan
perasaan dari mitra belum ada takaran yang pasti. Sehingga rasa “Sistik” yang
dihasilkan dan jumlah bahan baku yang digunakan masih bervariasi tidak konsisten.
Sementara dari segi jumlah produksinya, mitra usaha kami sebelumnya hanya
karena itu, dari permasalahan dan analisa SWOT, peneliti menyusun beberapa
14
mendaftar perizinan berbayar P-IRT. Izin P-IRT diupayakan agar dapat
aman dikonsumsi dan sudah mendapat sertifikasi dan izin dari Dinas
Kesehatan, (2) Penambahan varian rasa dan ukuran produk agar lebih
oleh pihak mitra, (4) Pembuatan strategi penetapan harga, (5) Pemasaran
1. Konsep Produksi
tersedia di banyak tempat dan murah harganya. Asumsi bahwa konsumen terutama tertarik
pada kemudahan mendapatkan produk dan harga yang rendah berlaku paling tidak dalam
dua situasi. Pertama, jika permintaan atas produk melebihi penawaran, seperti yang ada di
Negara berkembang. Dalam situasi ini, konsumen lebihtertarik untuk mendapatkan produk
daripada keistimewaan produk tersebut, dan pemasok akan memusatkan perhatian pada
usaha untuk meningkatkan produksi. Situasi kedua adalah ketika biaya produksi tinggi
15
dan harus diturunkan untuk memperluas pasar.
2. Konsep Produk
3. Konsep Penjualan
tidak akan membeli produk organisasi dalam jumlah yang cukup. Karena itu,
melakukan pembelian dan untuk itu harus didorong. Juga diasumsikan bahwa
perusahaan memiliki cara penjualan dan peralatan promosi yang efektif dan
merangsang lebih banyak pembelian konsep menjual paling banyak dianut untuk
barang yang tidak dicari, yaitu barang-barang yang biasanya tidak terpikirkan oleh
mereka.
kapasitas, tujuan mereka adalah menjual apa yang mereka hasilkan, bukannya
membuat apa yang pasar inginkan. Karena itu, banyak orang terkejut saat mereka
16
hanyalah puncak dari gunung es pemasaran. Namun, tujuan pemasaran adalah
jasa yang dihasilkan perusahaan cocok dengan mereka dan dapat terjual dengan
sendirinya.
4. Konsep Pemasaran
organisasi adalah menjadi lebih efektif daripada para pesaing dalam memadukan
pasar sasaran.
Pemasaran bisnis kue mochi bisa dilakukan dengan membuat kue mochi
yang enak dan berbeda. Selain itu dapat memanfaatkan promosi kue basah dari
tepung ketan melalui media sosial baik faceboook, path, whats upp, we chat,
twitter, bbm, instagram juga situs jual beli online dan lainnya. Juga dapat pula
17
Perencanaan sangat diperlukan untuk mengikuti perkembangan dan
menghadapi persaingan yang semakin ketat dimasa yang akan datang. Tanpa
Perencanaan dapat mencakup suatu periode waktu yang panjang atau pendek.
Perencanaan jangka panjang ( multi tahun :3, 5, 10, atau bahkan 25 tahun )
biasanya melibatkan peranan dari manajemen puncak dan atau staf perencanaan
khusus. Masalah yang dihadapi sangat kompleksdan memiliki cakupan yang luas,
yang dapat dimasukkan dalam perencanaan jangka pendek ini, antara lain
kampanye periklanan untuk periode yang akan datang, pembelian pada musim
yang akan datang, atau menyangkut daerah operasi dari tenaga pemasaran.
tersebut. Tujuan dan straregi jangka panjang ini kemudian menjadi suatu kerangka
18
masalah keuangan, produksi, kebutuhan tenaga kerja, penelitian, dan
kebijakan dalam perusahaa, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh
satu.
2. Perencanaan Pemasaran
masalah yang luas dalam bauran pemasaran (Marketing mix), yaitu produk
pada masing - masing variabel tersebut harus dikoordinasikan dan ditangani dengan
baik, sebab setiap variabel bauran pemasaran selalu saling berinteraksi dengan
variabel lainnya.
Rencana ini mencerminkan proses perencanaan yang berjalan untuk satu periode
waktu. Dalam hal ini, manajemen akan mengembangkan suatu rencana induk yang
tahun berikutnya, bagaimana pun harus dapat membuat keseimbangan dalam persediaan
dengan cara mempromosikan jenis produk yang sedang mengalami tahap penurunan
dalam daur kehidupan produk (product life cycle). Hal ini dimaksudkan untuk
meningkatkan penjualan
19
4.4 Sasaran dan pembinaan UMKM
yang adil dan bersih. Disamping itu UMKM yang memerlukan suatu badan ataU
lembaga yang selalu memerlukan informasi bisnis yang akurat dan terus-menerus.
20
Peranan BPEN (Badan Pengembangan Ekspor Nasional) sangat strategis
untuk membantu dan mendorong kegiatan ekspor bagi usaha mikro kecil dan
menengah (UMKM).
membuat sektor usaha kecil di pelosok terus berkembang dan berinovasi, sehingga
dari bantuan modal hingga pelatihan dan pembinaan melalui dinas terkait.
wisata sertra desa wisata yang ada di Cianjur, hingga tingkat nasional.
jalan protokol akan dijadikan panggung bagi pelaku UMKM mengenalkan produk
setelah satu tahun pandemi berjalan, tidak hanya dijajakan secara online, namun
secara langsung produk tersebut, mulai mengisi rak yang tersedia di toko modern
21
Imbauan untuk membeli produk lokal dari pelaku UMKM digemborkan
pemerintah daerah, yang disambut baik pemilik tempat yang selama ini,
22
BAB V
PENUTUPAN
5.1 Kesimpulan
Haura bisa dikatakan telah berkembang cukup baik setelah ada bimbingan dari tim
peneliti.
Haura memberikan kesan positif kepada mitra untuk terus semangat dalam
setiap akhir bulan dan tentunya ini menjadi salah satu indikator kegiatan penjualan
semakin baik.
bagi mitra baik dalam hal strategi penjualan seperti perhitungan harga, produksi
lainnya juga dirasakan beliau. Salah satu contohnya, beliau dapat memasarkan
23
meningkatkan kepercayaan konsumen akan kualitas produk “Sistik” Haura.
5.2 Saran
membinanya agar bisa lebih berkembang usahanya. Pelaku UMKM pun harus bisa
24
DAFTAR PUSTAKA
Rangkuti, Freddy. 2004. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta : PT
GramediaPustaka Utama.
25