Disusun Oleh :
Kelompok 10
Puji syukur kami sampaikan kehadirat Tuhan yang maha esa, yang telah memberikan
nikmat dan karunianya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan tugas rutin ini
dengan tepat waktu.
Tugas rutin ini telah kami susun dengan maksimal dan berupaya semampu kami untuk
mendapatkan hasil yang terbaik. Untuk itu, kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Khusunya kepada Dosen
Pengampu, Bapak Drs. M. Fachry Nasution M.Pd., M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah
Ekonomi Koperasi dan UKM yang telah memberikan kami tugas tersebut.
Kami menyadari masih banyak terdapat berbagai kesalahan dalam makalah ini, baik dari
segi tampilan maupun segi bahasa dan kata-kata yang saya gunakan. Sehingga, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi penyempurnaan
makalah ini, dan menjadi acuan untuk tugas kami yang akan datang.
Akhir kata, kami mengucapkan terimakasih dan semoga tugas rutin ini dapat bermanfaat
bagi seluruh pembaca dan khususnya bagi saya selaku penulis.
Kelompok 10
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan................................................................................................... 1
Bab II Pembahasan.................................................................................................. 4
2.4 Fungsi dan usaha lembaga keuangan bank dalam mengatasi permasalahan
pembiayaan UKM................................................................................................ 4
Daftar Pustaka.......................................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada 1997 merupakan momen yang sangat
menakutkan bagi perekonomian Indonesia. Krisis ini telah mengakibatkan kedudukan posisi
pelaku sektor ekonomi berubah. Usaha besar satu persatu pailit karena bahan baku impor
meningkat secara drastis, biaya cicilan utang meningkat sebagai akibat dari nilai tukar rupiah
terhadap dolar yang menurun dan berfluktuasi. Sektor perbankan yang ikut terpuruk turut
memperparah sektor industri dari sisi permodalan. Banyak perusahaan yang tidak mampu lagi
meneruskan usaha karena tingkat bunga yang tinggi. Berbeda dengan UMKM yang sebagian
besar tetap bertahan, bahkan cendrung bertambah.
UMKM merupakan salah satu sektor usaha penyangga utama yang dapat menyerap
banyak tenaga kerja. Namun, dukungan pemmbiayaan (modal kerja dan investasi serta cakupan
pendanaan yand diperlukan lainnya) terhadap pengembangan UMKM massih sangat kurang
memadai. Pemulihan ekonomi dalam perekonomian daeran akan lebih cepat tercapat apabila
peran UMKM dapat lebih ditingkatkan dan berbagai kendala internal yang melilit UMKM
seperti perkreditan dan pemmodalan dapat dicarikan solusi yang pas dan akurat. Perkreditan dan
permodalan bagi pengembangan UMKM sering kali menjadi kendala karena UMKM sangat
terbatas kemampuannya untuk mengakseskan terhadap lembaga perkreditan atau perbankan.
Maka dapat diartikan, pembiayaan UKM merupakan pendanaan yang dikeluarkan atau
diberikan oleh satu pihak kepada pihak lain untuk mendukung keberlangsungan serta
membangun usaha dalam skala kecil dan menengah agar dapat terus berkembang, yang dengan
itu diharapkan dapat meningkatan pertumbuhan ekonomi suatu masyarakat dan negara.
1. Pemerintah dan pemerintahan daerah menyediakan pembiayaan bagi usaha mikro dan
kecil.
2. Badan usaha milik negara dapat menyediakan pembiayaan dari penyisihan bagian laba
tahunan yang dialokasikan kepada usaha mikro dan kecil dalam bentuk pemberian
pinjaman, penjaminan, hibah, dan pembiayaan lainnya.
3. Usaha besar nasional dan asing dapat menyediakan pembiayaan
kepada usaha mikro dan kecil dalam bentuk pemberian pinjaman, penjaminan, hibah,
dan pembiayaan lainnya.
4. Pemerintah, pemerintah daerah, dan dunia usaha dapat memberikan hibah,
mengusahakan bantuan luar negeri, dan mengusahakan sumber pembiayaan lain yang sah
serta tidak mengikat untuk usaha mikro dan kecil.
5. Pemerintah dan pemerintah daerah dapat memberikan insentif dalam bentuk
kemudahan persyaratan perizinan, keringanan tariff sarana dan prasarana, dan bentuk
isentif lainnya yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan kepada
dunia usaha yang menyediakan pembiayaan bagi usaha mikro dan kecil.
Dari ketentuan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pembiayaan terhadap umkm
dapat diperoleh melalui pemerintah, pemerintah daerah, bumn, usaha besar nasional dan asing.
Selain berdasar undang-undang no. 20 tahun 2008 adapun sumber pembiayaan (modal) terhadap
UMKM diantaranya:
1. Modal sendiri, yakni uang yang dikumpulkan dari tabungan (bila bekerja) atau warisan
yang diwariskan orang tua atau hibah pemberian dari orang lain.
2. Dari barang yang digadaikan, yakni barang miliki sendiri yang digadaikan baik ke
lembaga formal (seperti perum pegadaian) atau informal.
3. Melakukan peminjaman kepada bank dan lembaga keuangan sejenis bank. Dengan
membayar angsuran sesuai tingkat bunga yang ada.
4. Mendapat modal dengan bermitra dengan pihak lain yang sering disebut sebagai
kemitraan usaha.
5. Mendapat pinjaman dari lembaga non formal seperti lsm kemanusiaan dan lembaga
pemberdayaan ekonomi lainnya.
6. Modal dengan mengoptimalkan hubungan dengan supplier (pemasok).
1. Ketentuan kredit bagi ukm dipermudah, bila selama ini kredit pada ukm harus
memenuhi tiga syarat, yaitu prospek industri, sisi balanced, dan kemampuan
membayar, maka kini dua persyaratan dihilangkan, tinggal satu persyaratan yaitu
kemampuan membayar;
2. Pelonggaran mengenai pemberian kredit bagi perusahaan yang bermasalah, yaitu bila
perusahaan bermasalah bukan karena kesengajaan tapi akibatt situasi makro dan eksternal
perusahaan, misalnya terjadi bencana alam, maka perusahaan boleh mendapat kredit;
3. Kemudahan bagi perusahaan yang berada dalam induk perusahaan (holding)
bermasalah, tetapi unit perusahaan dinilai sehat dan tak bermasalah, maka dapat
diberikan kredit.
Dengan dihilangkan dua syarat dan hanya tinggal satu persyaratan yaitu kemampuan
membayar. Berarti kredit perbankan UMKM mendasarkan pada kelayakan
usaha, maka UMKM harus melakukan pembenahan dan
peningkatan kemampuannya. Dalam hal ini, hanya umkm yang memiliki usaha layak dan
memiliki manajemen dan administrasi rapi yang akan cepat bisa memanfaatkan kredit
perbankan. Dengan prasyarat seperti itu, maka tidak akan banyak pula UMKM yang dapat
memanfaatkan kredit bank. Untuk itu agar kemudahan kredit tersebut dapat optimal bisa
dimanfaatkan UMKM masih perlunya dukungan penjaminan kredit.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sumber-sumber pembiayaan terhadap UMKM dapat diperoleh melalui Pemerintah,
Pemerintah daerah, BUMN, Usaha besar nasional dan asing. Selain itu masih
ada beberapa sistem pembiayaan (multifinance) yang dapat dimanfaatkan UMKM, antara
lain : lain: modal ventura, anjak piutang (factoring), penyewaan (leasing), pegadaian, dana
BUMN dan sebagainya. Pemilihan tergantung UMKM sendiri, berdasarkan kesesuaian
kemam[uan pemenuhan persyaratan dan prosedur yang ditetapkan masing-masing lembaga
pembiayaan tersebut.
3.2 SARAN
Jumlah Uaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di indonesia terus bertambah setiap
tahun. Angka yang terus meningkat seiring dengan kemajuan teknologi dan potensi sumber daya
manusia yang semakin berkembang. Permasalahan UMKM yang paling utama adalah modal
usaha yang terbatas. Akibatnya para pengusaha tidak bisa menaikkan jumlah produksinya untuk
mencapai omzet lebih banyak. Para pelaku UMKM mungkin saja memiliki banyak ide bisnis
untuk mengembangkan usaha, namun harus terhenti karena tidak adanya modal tambahan. Jika
ditelusuri ke belakang, banyak pelaku UMKM yang kesulitan mendapatkan modal tambahan.
Maka dalam hal ini dibutuhkan peran serta dukungan pemerintah untuk memberikan bantuan
modal pembiayaan UKMK agar para pelaku usaha bisa menjalankan bisnis yang sedang dijalani.
Jika terjadi peningkatan jumlah UMKM ini maka akan membawa pengaruh yang cukup baik
bagi perekonomian di Indonesia. Mulai dari penyerapan tenaga kerja hingga peningkatan produk
domestic bruto yang cukup besar.
DAFTAR PUSTAKA
Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin. 2010. Islamic Banking, Jakarta: Bumi Aksara.
Gemala Dewi. 2005. Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di
Indonesia, Jakarta: Kencana.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah.
Wahyuningsih, Sri. 2009. Peran UKM dalam Perekonomian Indonesia. Jurnal Ilmu-ilmu Pertani.
Volume 5 Nomor1.