Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 3

Nama : CHASSIA AURELLIN RIRIHENA

Matkul : EKSI4312/ SISTEM INFORMASI AKUTANSI

Nim : 042787343
1. Revolusi industri 4.0 atau juga yang biasa dikenal dengan istilah “cyber physical
system” ini sendiri merupakan sebuah fenomena dimana terjadinya kolaborasi antara
teknologi siber dengan teknologi otomatisasi.

Jenis Teknologi di Dalam Revolusi Industri 4.0

1. Internet of Things atau IoT

Teknologi yang pertama dalam pengembangan yang terjadi di revolusi industri 4.0 adalah
Internet of Things atau IoT yang merupakan sebuah konsep dimana sebuah objek yang
memiliki kemampuan untuk dapat mentransfer data yang ada melalui jaringan tanpa
diperlukannya interaksi antar manusia.

IoT sendiri merupakan sebuah sistem yang menggunakan berbagai perangkat komputasi,
mekanis, serta mesin digital yang menjadi satu kesatuan yang terhubung. Sistem Internet
of Things didalamnya sendiri terdapat empat komponen yang terdiri dari perangkat
sensor, konektivitas, pemrosesan data, serta antarmuka pengguna.

Salah satu contoh produk dari teknologi IoT ini adalah jarvis yang dapat mematikan
lampu ketika sudah pagi hari. Selain itu beberapa aplikasi lain yang memanfaatkan IoT
adalah Gowes yang menggunakan IoT untuk bike sharing, eFishery yang menggunakan
IoT untuk memberi pakan ikan secara otomatis, Qlue yang menggunakan IoT untuk
smart city, serta Hara yang menggunakan IoT untuk pangan serta pertanian.

2. Big Data

Teknologi yang kedua dalam pengembangan yang terjadi di revolusi industri 4.0 adalah
Big Data. Big Data merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan volume
data dalam jumlah yang besar, baik data yang terstruktur maupun tidak terstruktur. Big
Data sendiri telah digunakan pada banyak bisnis dan dapat membantu sebuah perusahaan
menentukan arah bisnisnya. Berikut beberapa penyedia layanan yang termasuk ke dalam
penggunaan teknologi Big Data di Indonesia, sebagai berikut.

 Sonar Platform
 Paques Platform
 Warung Data
 Dattabot
3. Augmented Reality

Teknologi yang ketiga dalam pengembangan yang terjadi di revolusi industri 4.0 adalah
Augmented Reality atau yang dikenal dengan AR. AR merupakan sebuah teknologi
dimana menggabungkan antara benda dunia maya dua dimensi dengan benda tiga
dimensi yang ada ke dalam sebuah lingkungan nyata tersebut, kemudian
memproyeksikan benda maya yang ada tersebut ke dalam waktu nyata. Beberapa aplikasi
yang menggunakan teknologi AR atau Augmented Reality ini adalah aplikasi chatbot
serta pengenalan wajah atau yang lebih dikenal face recognition.

4. Cyber Security

Teknologi yang keempat dalam pengembangan yang terjadi di revolusi industri 4.0
adalah Cyber Security yang merupakan sebuah bentuk upaya untuk melindungi segala
informasi yang dimiliki dari adanya cyber attack. Cyber attack sendiri merupakan segala
jenis tindakan yang sengaja dilakukan untuk mengganggu kerahasiaan atau
confidentiality, integritas atau integrity, serta ketersediaan atau availability sebuah
informasi.

5. Artificial Intelligence atau AI

Teknologi yang kelima dalam pengembangan yang terjadi di revolusi industri 4.0 adalah
Artificial Intelligence atau yang bisa disebut dengan AI. AI sendiri merupakan sebuah
bentuk teknologi komputer maupun sebuah mesin yang memiliki kecerdasan layaknya
seorang manusia.

2. Ciri-ciri sistem adalah sebagai berikut.


1. Sistem mempunyai Komponen Komponen-komponen sistem biasanya berupa
subsistem baik berupa fisik maupun abstrak.
2. Komponen Sistem harus Terintegrasi Dalam melakukan pekerjaannya, komponen-
komponen dalam sistem harus saling terintegrasi satu sama lain. Sebagai ilustrasi sistem
X memiliki 3 subsistem, di mana subsistem 1 harus berhubungan dengan subsistem 2 dan
3, sedangkan subsistem 2 berhubungan dengan subsistem 1 dan 3, dan subsistem 3
berhubungan dengan subsistem 1 dan 2.
3. Sistem mempunyai Batasan Sistem Batas sistem biasanya digunakan untuk menilai
kompleksitas sebuah sistem. Semakin sedikit batas sistem maka semakin kompleks
sistem tersebut, dan sebaliknya semakin luas batas sistem maka kompleksitas sistem
tersebut akan semakin sempit.
4. Sistem mempunyai Tujuan Sistem yang Jelas Tujuan sistem harus fokus, karena tujuan
sistem akan mempengaruhi batasan, komponen-komponen sistem, dan hubungan kerja
dari sistem tersebut.
5. Sistem mempunyai Lingkungan Lingkungan sistem dapat dibagi menjadi dua, yaitu
lingkungan luar sistem (external) dan lingkungan dalam sistem (internal).
6. Sistem mempunyai Input, Proses, Output Untuk mencapai tujuannya, sistem
memerlukan inputan dari pengguna sistem. Inputan tersebut akan dijadikan parameter
sebagai bahan baku untuk pengolahan data. Setelah sistem menerima inputan dari user
maka sistem akan memproses data tersebut sesuai dengan perintah ataupun program yang
sudah ditanamkan dalam sistem. Kemudian sistem akan memberikan output dari hasil
pengolahan data yang sudah diinputkan.

3. Metode Prototype adalah teknik pengembangan sistem yang menggunakan prototype


untuk menggambarkan sistem sehingga klien atau pemilik sistem mempunyai gambaran
jelas pada sistem yang akan dibangun oleh tim pengembang.

Keuntungan dari Metode Prototype


Pertama-tama penting untuk memahami metode prototipe yang paling baik digunakan
ketika sistem yang diinginkan perlu memiliki banyak interaksi dengan pengguna akhir.

Saat menggunakan model jenis ini, kesalahan biasanya dapat dideteksi lebih cepat dan
umpan balik pengguna yang lebih cepat tersedia untuk menghasilkan solusi yang lebih
baik. Dalam metodologi ini model kerja dari sistem disediakan, pengguna mendapatkan
pemahaman yang lebih baik tentang sistem yang sedang dikembangkan.

Developer bisa bekerja menentukan kebutuhan klien dengan baik, Efisiensi waktu tinggi
dalam pengembangan sistem serta Lebih mudah dalam penerapannya karena klien
mengetahui apa yang dibutuhkan.

Kekurangan Metode Pembuatan Prototype


Metode ini dapat meningkatkan kompleksitas. Rencana Anda mungkin mulai melampaui
rencana awal Anda. Selain itu, Fokus pada prototipe terbatas dapat mengalihkan
pengembang dari analisis lengkap proyek dengan benar. Namun itulah mengapa ada
tahap penyempurnaan.

Klien terus menerus menambah requirement dari sistem, pengen dibuatkan yang seperti
inilah seperti itulah, sehingga menambah kompleksitas pembuatan sistem. Sistem akan
terhambat jika komunikasi kedua belah pihak tidak berjalan secara efektif.

Tahapan Dalam Metode Prototype


Ada beberapa tahapan dalam metode prototype. Beberapa sumber menyebutkan
prototype mempunyai 3,4,5,6 atau 7 tahapan. Dikutip dari guru99 model prototype
setidaknya mempunyai 6 tahapan sebagai berikut:

Tahap 1: Requirements Gathering and Analysis (Analisis Kebutuhan)

Tahapan model prototype dimulai dari analisis kebutuhan. Dalam tahap ini kebutuhan
sistem didefinisikan dengan rinci. Dalam prosesnya, klien dan tim developer akan
bertemu untuk mendiskusikan detail sistem seperti apa yang diinginkan oleh user.
Tahap 2: Quick Design (Desain cepat)

Tahap kedua adalah pembuatan desain sederhana yang akan memberi gambaran singkat
tentang sistem yang ingin dibuat. Tentunya berdasarkan diskusi dari langkah 1 diawal.

Tahap 3: Build Prototype (Bangun Prototipe)

Setelah desain cepat disetujui selanjutnya adalah pembangunan prototipe sebenarnya


yang akan dijadikan rujukan tim programmer untuk pembuatan program atau aplikasi.

Tahap 4: User Evaluation (Evaluasi Pengguna Awal)

Di tahap ini, sistem yang telah dibuat dalam bentuk prototipe di presentasikan pada klien
untuk di evaluasi. Selanjutnya klien akan memberikan komentar dan saran terhadap apa
yang telah dibuat.

Tahap 5: Refining Prototype (Memperbaiki Prototipe)

Jika klien tidak mempunyai catatan revisi dari prototipe yang dibuat, maka tim bisa lanjut
pada tahapan 6, namun jika klien mempunyai catatan untuk perbaikan sistem, maka fase
4-5 akan terus berulang sampai klien setuju dengan sistem yang akan dikembangkan.

Tahap 6: Implement Product and Maintain (Implentasi dan Pemeliharaan)

Pada fase akhir ini, produk akan segera dibuat oleh para programmer berdasarkan
prototipe akhir, selanjutnya sistem akan diuji dan diserahkan pada klien. Selanjutnya
adalah fase pemeliharaan agar sistem berjalan lancar tanpa kendala.

4. SIM merupakan suatu sistem yang melakukan berbagai fungsi untuk menyediakan semua
informasi yang mempengaruhi semua operasi organisasi. SIM tergantung pada besar
kecilnya organisasi, dapat terdiri atas sistem informasi berikut.
1.     Sistem Informasi Akuntansi (Accounting Information Systems)
2.     Sistem Informasi Pemasaran (Marketing Information Systems)
3.     Sistem Informasi Manajemen Persediaan (Inventory Management Information
System)
4.     Sistem Informasi Personalia (Personnel Information Systems)
5.     Sistem Informasi Distribusi (Distribution Information Systems)
6.     Sistem Informasi Pembelian (Purchasing Information Systems)
7.     Sistem Informasi Kekayaan (Treasury Information Systems)
8.     Sistem Informasi Analisis Kredit (Credit Analysis Information Systems)
9.   Sistem Informasi Penelitian dan Pengembangan (Research and Development
Information Systems)
10. Sistem Informasi Teknik (Engineering Information System)
Semua sistem informasi tersebut dimaksudkan memberikan informasi kepada semua
level manajemen. Pada organisasi yang kecil, SIA (sistem Informasi Akuntansi) hampir
mewakili semua SIM (Sistem Informasi Manajemen) atau dengan kata lain, SIA adalah
SIM dan SIM adalah SIA. Pada organisasi yang besar, SIA merupakan subsistem dari
SIM. SIA merupakan subsistem yang terbesar dari SIM.  George M. Scott memberikan
sejumlah angka untuk organisasi yang besar, sekitar sepertiga sampai dengan setengah
dari transaksi yang diproses adalah transaksi akuntansi dan untuk organisasi yang kecil
70% atau lebih transaksi kebanyakan adalah transaksi akuntansi.
SIA sebagai subsistem yang terbesar dalam SIM memegang peranan yang sangat penting,
sehingga untuk memahami SIA, berarti harus memahami SIM secara menyeluruh.

Anda mungkin juga menyukai