Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SISTEM INFORMASI DENGAN METODE SDLC

Oleh:
HENRICUS ARI WIDAYATNO (C1F015003)

Kelas Akuntansi Alih Jenjang - STAR BPKP BATCH 3


Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2016

1. Latar Belakang
Pada zaman modern ini, pengaruh IT dalam kehidupan manusia sudah semakin
terintegrasi ke dalam hampir semua aspek kehidupan. Salah satu terobosannya, adalah
dengan semakin mudah dan murahnya akses masyarakat terhadap internet. Suatu sistem
adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul
bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran
yang tertentu. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau
komponennya mendefiniskan sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang
berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Kedua kelompok definisi tersebut adalah benar dan tidak bertentangan, yang
berbeda adalah cara pendekatannya. Pendekatan sistem yang merupakan kumpulan
elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem merupakan definisi
yang lebih luas.
Sistem informasi adalah suatu sinergi antara data, mesin pengolah data (yang
biasanya meliputi komputer, program aplikasi dan jaringan) dan manusia untuk
menghasilkan informasi. Jadi sistem informasi bukan hanya aplikasi perangkat lunak.
Sistem Informasi ada pada hampir setiap perusahaan atau instansi untuk mendukung
kegiatan bisnis mereka sehari-hari. Biasanya porsi pengerjaan pengembangan sistem
informasi diserahkan kepada orang-orang yang bekerja di bidang teknologi informasi.
Perancangan sistem informasi merupakan pemgembangan sistem baru dari sistem
lama yang ada, di mana masalah-masalah terjadi pada sistem lama diharapkan sudah
teratasi pada sistem yang baru.
Berdasarkan kondisi di atas, maka penulis tertarik untuk membahas mengenai
penerapan pengembangan sistem menggunakan metode SDLC.
2. Identifikasi Masalah
a. Apakah sistem informasi?
b. Bagaimana siklus hidup pengembangan sistem?
c. Apa yang dimaksud Metodologi Pengembangan Sistem Terstruktur?
d. Bagaimana Pemilihan Metode Pengembangan Sistem Informasi?
e. Apakah Perbandingan dengan Metode Konvensional?
f. Apakah yang dimaksud Paket & Outsourcing?
g. Apakah yang dimaksud End-User Development?
3. Tujuan
a. Untuk memahami sistem informasi
b. Untuk memahami bagaimana siklus hidup pengembangan sistem.
c. Untuk memahami pengertian Metodologi Pengembangan Sistem Terstruktur
d. Untuk mengetahui cara pemilihan metode pengembangan informasi

e. Untuk mengetahui perbandingan dengan metode konvensional


f. Untuk memahami pengertian Paket & Outsourcing
g. Untuk memahami pengertian End-User Development
4. Metodologi Penelitian
Makalah ini memakai basis peneltian telaah literatur. Peneliti melakukan penelaahan
terhadap Teori yang ada untuk SDLC. Untuk mencari Best Practice yang ada peneliti
juga melakukan penelaahan pada jurnal-jurnal yang berkaitan dengan praktek SDLC di
perusahaan-perusahaan. Dengan melakukan penelahan terhadap teori dan praktiknya,
peneliti berharap bisa menemukan Best Practice untuk penerapan CSR dan manfaatnya
pada perusahaan.
5. Pembahasan
A. Sistem Informasi Manajemen berbasis Information Technology
Sistem informasi manajemen pada dasarnya merupakan suatu sistem informasi yang
komprehensif dan terpadu yang mentransformasikan data mentah ke dalam informasi
yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh pihak manajemen
suatu organisasi dalam meningkatkan performa dan produktivitas perusahaan. Secara
teori, suatu sistem informasi (SI) bisa disajikan secara manual dalam wujud paper
based, akan tetapi dewasa ini sistem informasi hampir tidak bisa dipisahkan dari
integrasinya dengan teknologi informasi (IT), yang merupakan perangkat keras dan
lunak, serta sistem jaringan pendukungnya.

Gambar 1. Kerangka Sistem Informasi


Manajemen

Terdapat 5 aspek dasar yang menyusun sistem informasi bagi professional bisnis.
Integrasi dari kelima komponen ini yang menjadikan SI mampu berperan dalam
peningkatan performa perusahaan. kelima aspek tersebut adalah :
1. Foundation Concepts, mencakup perilaku organisasi dan konsep-konsep teknis, bisnis
dan managerial yang paling fundamental bagi perusahaan,
2. Information Technology, mencakup perangkat keras, perangkat lunak, jaringan,
manajemen data dan teknologi berbasis internet,
3. Business Applications, mencakup garis-garis besar penggunaan IS dalam suatu
organisasi,
4. Development Process, mencakup bagaimana suatu perusahaan merencanakan,
mengembangkan dan IS guna memenuhi tuntutan dan kebutuhan perusahaan
tersebut, serta
5. Management Challenges, bagaimana IT dapat digunakan secara efektif dan tetap
dalam batasan norma-norma etis yang berlaku.
Dalam suatu organisasi, keberadaan suatu Sistem Informasi Manajemen berbasis IT
mampu mendukung manajemen dalam membuat keputusan, dengan cara menyediakan
informasi pendukung yang komprehensif.
Komponen Sistem Informasi Berbasis Information Technology
Dalam penyusunan suatu sistem informasi berbasis teknologi industri, terdapat empat
aspek utama yang diperlukan. Keempat aspek ini merupakan gabungan dari sistem
perangkat lunak, jenis teknologi yang dipergunakan (lazim disebut hardware) serta user,
yaitu aspek manusia yang berperan sebagai perencana dan pengguna (end user) dari
sistem yang dikembangkan. Aspek manusia lazim juga dikenal dengan istilah
brainware. Secara lebih detil, ketiga aspek tersebut adalah
1. Perangkat lunak (Software)
Perangkat lunak merupakan sekumpulan program yang berfungsi untuk memberikan
perintah mengenai apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya dari seorang
user kepada hardwarenya. Secara garis besar, software dibagi ke dalam kelompok
yaitu :
Software System
Software sistem merupakan software yag menyediakan fungsi-fungsi dasar dalam
menjalankan sebuah komputer atau perangkat keras lainnya yang terhubung pada

komputer tersebut. Beberapa software yang termasuk kelompok sistem software


diantaranya : Operating Sistem (OS), Device Drivers, Servers dan Utilities.
Software Aplikasi
Software aplikasi merupakan software yang ditujukan untuk menjalankan suatu fungsi
spesifik tertentu. Beberapa software yang termasuk kelompok software aplikasi
diantaranya Web Browser, Database, Spreadsheet, Word Processing serta softwaresoftware lain untuk bidang-bidang ilmu tertentu seperti statistik, akuntansi dan lainlain.
2. Perangkat Keras (Hardware)
Perangkat keras merupakan semua bagian fisik yang menyusun suatu sistem
komputer. Perangkat keras terdiri dari Main Board/Mother Board (yang memiliki
komponen RAM, Buses, ROM dan CPU), power supply, graphic card, buses (USB,
pararel, serial, firewire), optical drive (CD, DVD), sound card, keyboard, monitor,
printer, scanner, mouse dan perangkat fisik lainnya yang dapat disambungkan pada
computer
3. User (Brainware)
Users merupakan istilah untuk manusia yang mengoperasikan komputer dan
sistemnya. Istilah end user digunakan untuk menggambarkan pihak operator yang
menggunakan komputer dan software yang telah dirancang untuk suatu tujuan
tertentu. Istilah ini digunakan untuk membedakan antara pengguna murni, dengan
pihak yang membuat program komputer, yang lazim disebut programmer. Dalam
Sistem Informasi Manajemen, dimana pembuatan software biasanya diserahkan pada
tenaga outsource, istilah user adalah untuk menggambarkan pihak perusahaan.
B. Sistem Development Life Cycle (SDLC)
Siklus Hidup Pengembangan Sistem atau Systems Development Life Cycle (Siklus Hidup
Sistem), dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak, adalah proses pembuatan
dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk
mengembangkan sistem-sistem tersebut. Konsep ini umumnya merujuk pada sistem
komputer atau informasi. SDLC juga merupakan pola yang diambil untuk
mengembangkan

sistem

perangkat

lunak,

yang

terdiri

dari

tahap-tahap:

rencana(planning),analisis (analysis), desain (design), implementasi (implementation), uji


coba (testing) dan pengelolaan (maintenance). Dalam rekayasa perangkat lunak angsyat
, konsep SDLC mendasari berbagai jenis metodologi pengembangan perangkat lunak.
Metodologi-metodologi ini membentuk suatu kerangka kerja untuk perencanaan dan
pengendalian pembuatan sistem informasi, yaitu proses pengembangan perangkat lunak.
Terdapat 3 jenis metode siklus hidup sistem yang paling banyak digunakan, yakni: siklus
hidup sistem tradisional(traditional sistem life cycle), siklus hidup menggunakan
prototyping (life cycle using prototyping), dan siklus hidup sistem orientasi objek (objectoriented sistem life cycle).
Adapun kegunaan utama dari SDLC adalah mengakomodasi beberapa kebutuhan.
Kebutuhan-kebutuhan itu biasanya berasal dari kebutuhan pengguna akhir dan juga
pengadaan perbaikan sejumlah masalah yang terkait dengan pengembangan perangkat
lunak. Kesemua itu dirangkum pada proses SDLC yang dapat berupa penambahan fitur
baru baik itu secara modular maupun dengan proses instalasi baru. Dari proses SDLC
juga berapa lama umur sebuah perangkat lunak dapat diperkirakan untuk dipergunakan
yang dapat diukur atau disesuaikan dengan kebijakan dukungan dari pengembang
perangkat lunak terkait.
C. Metodologi Pengembangan Sistem Terstruktur
Metode SDLC hanya memberikan tahapan-tahapan (apa yang harus dilakukan) dalam
mengembangkan sistem tetapi tidak memberikan cara (bagaimana mengembangkannya)
dan alat (apa yang harus digunakan) untuk mengembangkannya. Metodologi pendekatan
terstruktur memberikan cara top down dan cara dekomposisi dan beberapa alat
pengembangan sistem, yaitu:
1. Cara atas turun (top down)
Dimulai dari atas yaitu kebutuhan informasi pemakai dan turun sampai ke data untuk
memenuhi kebutuhan ini.
2. Cara Dekomposisi/ cara moduler
Memecah sistem yang rumit menjadi beberapa bagian sistem yang disebut dengan
modul-modul yang lebih sederhana. Beberapa alat (tools) yang diperlukan : bagan alir
sistem (sistem flow chart), diagram arus data (data flow diagram), kamus data (data
dictionary), Bagan alir program (program flow chart), bagan terstruktur (structured
chart), tabel keputusan (decision table).
Alat-Alat Komunikasi Di Tahap Analisis

Analisis sistem perlu berkomunikasi dengan pemakai sistem. Komunikasi ini banyak
terjadi dip roses analisis pada tahap pengembangan sistem. Analisis sistem perlu
menyampaikan hasil analisisnya kepada pemakai sistem. Hasilnya adalah pemahaman
tentang sistem yang lama dan kebutuhan-kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh
pemakai sistem. Alat-alat komunikasi yang digunakan di tahap ini adalah bagan alir
sistem (sistem flow chart), diagram arus data (data flow diagram) dan kamus data (data
dictionary).
Bagan Alir Sistem Dan Bagan Alir Dokumen : Bagan alir sistem (flow chart)
digunakan untuk menggambarkan proses dari sistem yang lama atau sistem baru yang
diusulkan. Bagan alir sistem juga menunjukkan arus dari dokumen-dokumen yang ada di
organisasi, sehingga disebut juga dengan nama bagan alir dokumen (document flow
chart).
Diagram Arus Data : proses dari sistem yang lama dan yang baru dapat juga
digambarkan dengan diagram arus data (DAD). Jika bagan alir dokumen lebih
menunjukkan dokumen yang mengalir di dalam organisasi. Diagram Arus Data (DAD)
atau Data Flow Diagram (DFD) lebih menunjukkan data yang mengalir dari satu entiti ke
entiti yang lain. DAD mencoba untuk menggambarkan sistem pertama kali secara garis
besar (disebut dengan top level) dan memecah-mecahnya menjadi bagian-bagian yang
lebih kecil dalam bentuk modul-modul yang lebih mudah dipahami dan lebih rinci, maka
alat ini sangat tepat untuk pendekatan struktur yang juga menyarankan cara dekomposisi
seperti ini.
Alat-alat Komunikasi di Tahap Perancangan
Di tahap perancangan, analis sistem banyak berkomunikasi dengan dengan teknisi sistem
yaitu dengan pemrogram komputer, ahli basis data, ahli telekomunikasi dan lain
sebagainya. Dalam tahap ini. Analisis sistem masih memerlukan beberapa alat yang sama
dengan yang dibutuhkan untuk untuk berkomunikasi dengan pemakai sistem. Alat-alat ini
adalah diagram arus data dan kamus data. Alasan analis sistem juga menggunakan alatalat ini untuk berkomunikasi dengan teknisi sistem adalah teknisi sistem juga perlu
memahami hasil analisis sebagai langkah awal membangun sistem secara fisik.
Alat-alat komunikasi lainnya seperti bagan alir program, bagan terstruktur, tabel
keputusan, structured english dan pseudo code dibutuhkan oleh teknisi sistem untuk
membangun sistem secara fisik, misalnya untuk membuat program komputer,
membangun basis data dan lain sebagainya. Pertama yang umum dilakukan oleh seorang

teknisi sistem adalah memahami logik dari alur program di bagan alir program, bagan
terstruktur dan tabel keputusan. Setelah teknisi memahami logik dari akur program,
teknisi sistem harus membuat kode-kode dari program.
Membuat kode-kode program akan sangat terbantu dengan melihat ke alur programyang
sudah dituliskan dalam bentuk structured english dan pseudo code. Dengan menggunakan
alat-alat komunikasi seperti ini, pekerjaan pembuatan program oleh teknisi sistem akan
sangat terbantu.
1. Bagan Alir Program
Bagan alir program selanjutnya dapat digunakan untuk menggambarkan proses dari
program dari modul-modul yang ada di bagan terstruktur. Bagan Alir Program
(Program Flowchart) adalah bagan alir yang menunjukkan logaritma dari proses
program.
2. Bagan Terstruktur
Untuk keperluan pembuatan program, proses di bagan alir program yang lebih rinci
dengan menunjukkan variabel-variabel atau parameter-parameter yang akan
digunakan di program dapat digambarkan dalam bentuk bagan terstruktur (structured
chart). Bagan terstruktur digunakan untuk mendefinisikan dan mengilustrasikan
hubungan elemen data dan elemen kontrol antar modul-modul sistem secara
berjenjang.
3. Tabel Keputusan
Jika program mengandung banyak sekali penyeleksian kondisi yang harus dilakukan,
penulisan langsung ke pseudo code akan sangat sulit dan mempunyai resiko
kesalahan. Tabel keputusan dapat digunakan sebagai alat bantu menyelesaikan logika
penyeleksian kondisi di dalam program.
4. Pseudo Code
Pseudo berarti imitasi atau mirip, dan code berarti kode program. Sehingga pseudo
code dapat diartikan sebagai kode yang mirip dengan instruksi kode program
komputer. Pseudo berbasis pada statemen-statemen dari bahasa program yang akan
digunakan oleh pemrogram. Peseudo code akan sangat bermanfaat bagi pemrogram
karena mirip dengan kode-kode program yang digunakan oleh pemrogram. Variasi
lain dari pseudo code adalah structured english. Perbedaannya adalah jika pseudo
code berbasis pada statemen code program, structured english berbasis pada bahasa
inggris.

D. Pemilihan Metode Pengembangan Sistem Informasi


Beberapa factor menentukan pemilihan metode pengembangan sistem teknologi
informasi. Faktor-faktor tersebut antara lain ketersediaan paket, sumber daya sistem
teknologi informasi, dampak dari sistem, dan jadwal pemakaian sistem.
Prioritas pertama pemilihan metode pengembangan sistem teknologi informasi (STI)
umumnya adalah jatuh pada paket. Ketersediaan paket perlu diperiksa. Banyak paket
yang tersedia untuk aplikasi paket yang umum, misalnya aplikasi akuntansi, operasioperasi pokok perbankan, dan lainnya. Untuk aplikasi yang khusus, misalnya DSS untuk
permasalahan yang unik, biasanya tidak tersedia paketnya, sehingga harus dikembangkan
sendiri.
Jika paket tidak tersedia, prioritas kedua biasanya jatuh pada outsourcing. Penentuan
apakah akan dikerjakan dan dioperasikan oleh pihak ketiga (outsourcing) atau akan
dikembangkan sendiri (insourcing) ditentukan oleh factor kemampuan sumber daya
(resources) dari department sistem teknologi informasi. Jika departemen STI tidak
mempunyai sumber daya yang baik, misalnya tidak mempunyai analis dan pemrogram
yang berkualitas dan tidak mempunyai teknologi yang memadai, pilihan biasanya jatuh
padaoutsorcing.
Metode berikutnya yang perlu dipertimbangkan setelah metode EUC adalah metode
prototipyng. Pertimbangan metode ini adalah jadwal pemakaian STI yang harus segera
tidak dapat menunggu terlalu lama lagi. Metode prototipyng banyak digunakan untuk
mengembangkan STI yang harus segera dioperasikan jika tidak proses pengambilan
keputusan akan menjadi terlambat.Jika jadwal pemakain sistem masih lama dalam arti
STI tidak harus diselesaikan dan dioperasikan dengan segera.
E. Perbandingan dengan Metode Konvensional
Dengan metode pengembangan secara konvensional, yaitu metode SDLC (sistem
development life cycle), STI dikembangkan oleh analis sistem. Analis sistem (sistem
analyst) adalah orang yang dididik khusus untuk mengembangkan sistem secara
professional. Alasan menggunakan analis sistem di metode SDLC adalah karena metode
ini digunakan untuk mengembangkan sistem teknologi informasi yang kompleks. STI
yang kompleks perlu di analis oleh orang yang ahli dalam bidangnya, sehingga

permasalahan dapat di pecahkan dan kebutuhan pemakai sistem dapat diidentifikasi


dengan benar. Setelah STI berhasil dikembangkan oleh analis sistem, STI ini umumnya
dioperasikan oleh departemen sistem informasi. Pemakai sistem dapat menerima
informasi yang dibutuhkan baik secara off-line, yaitu dengan menerima informasi yang
didistribusikan oleh departemen sistem informasi secara periodic atau secara on-line,
yaitu dengan mengakses informasi melalui terminal di pemakai sistem ke basis data di
departemen sistem informasi. Pengembangan STI model outsourcing dilakukan oleh
pihak ketiga dan sekaligus dioprasikan oleh pihak ketiga. Pemakai sistem dapat
menggunakan STI ini dengan menerima informasi secara periodik oleh pihak ketiga atau
dapat menggunakan terminal yang dihubungkan ke tempat pihak ketiga yang
mengoprasikan STI ini.
F. Paket & Outsourcing
Tuntutan persaingan dunia usaha yang ketat di era globalisasi saat ini menuntut
perusahaan untuk berusaha meningkatkan kinerja usahanya melalui pengelolaan
organisasi yang efektif dan efisien. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan
mempekerjakan tenaga kerja seminimal mungkin untuk dapat memberi kontribusi
maksimal sesuai sasaran perusahaan. Untuk itu perusahaan berupaya fokus menangani
pekerjaan yang menjadi bisnis inti (core business), sedangkan pekerjaan penunjang
diserahkan kepada pihak lain. Proses kegiatan ini dikenal dengan istilah outsourcing.
Outsourcing merupakan trend untuk mengatasi persoalan-persoalan bisnis yang dihadapi
saat ini (Beaumont dan Sohal, 2004).

Beberapa definisi outsourcing

yang telah

dikembangkan oleh para ahli, diantaranya:


1. Outsourcing adalah tindakan memindahkan beberapa aktivitas rutin internal
perusahaan, termasuk dalam hal pengambilan keputusan kepada pihak lain yang
diatur oleh kontrak perjanjian (Maurice F. Greaver II,1999)
2. Outsourcing adalah pemindahan tanggung jawab manajemen kepada pihak ketiga
secara berkesinambungan di dalam menyediakan layanan yang diatur oleh perjanjian
(Shreeveport Management Consultancy );
3. Outsourcing adalah kontrak dengan pihak lain (di luar perusahaan) terhadap fungsi,
tugas atau layanan organisasi dalam rangka mengurangi beban proses, memperoleh
keahlian teknis maupun penghematan biaya (Eugene Garaventa, Thomas Tellefsen,
2001);

4. Outsourcing adalah aktivitas dimana supplier (pihak pemasok/vendor) menyediakan


barang dan/atau layanan kepada buyer (pihak perusahaan) berdasarkan perjanjian
yang telah disepakati (Elfing & Baven, 1994; Domberger, 1998).
G. End-User Development
End User Computing (EUC) adalah sistem informasi yang berbasis komputer yang secara
langsung mendukung aplikasi operasional dan manajerial and end-user. EUC merupakan
salah satu metode pengembangan sistem berbasis komputer yang dilakukan oleh pemakai
sendiri (user). Selama beberapa tahun belakang ini, banyak pemakai yang
mengembangkan aplikasinya sendiri dari pada bergantung pada spesialis informasi.
pendekatan ini lah yang dinamakan dengan EUC.
Faktor yang mendorong End User Computing (EUC):
1. Meningkatnya pengetahuan tentang komputer (knowledge)
2. Timbulnya pelayanan informasi
3. Perangkat keras yang murah
4. Perangkat lunak yang siap pakai
Pengelompokan pengguna End User Computing (EUC):
1. Pemakai akhir tingkat menu (menu level end-user)
2. Pemakai akhir tingkat perintah (command level end-user)
3. Programer pemakai akhir (end-user programmers)
4. Personil pendukung fungsional (functional support personell)
Manfaat End User Computing (EUC):
1. Memindahkan sebagian beban kerja pengembangan sistem kepada pemakai.
2. Mengurangi kesenjangan komunikasi antara pemakai dan spesialis informasi.
Kerugian End User Computing (EUC):
1. Sistem yang buruk sasarannya.
2. Sistem yang buruk rancangan dan dokumentasinya.
3. Penggunaan sumber daya yang tidak efisien.
4. Hilangnya integritas data.
5. Hilangnya keamanan.
6. Kesimpulan
Pendekatan sistem adalah pendekatan terpadu yang memandang suatu objek atau
masalah yang kompleks dan bersifat interdisiplin sebagai bagian dari suatu sistem.
Pendekatan sistem mencoba menggali elemen-elemen terpenting yang memiliki
kontribusi signifikan terhadap tujuan. Pendekatan sistem dapat dihubungkan dengan
analisis kondisi fisikal, dapat dihubungkan dengan analisis biotis, dan dapat dihubungkan
dengan analisis gejala sosial. Pendekatan sistem terdiri dari tiga fase upaya yakni
persiapan, defenisi dan solusi.
Siklus hidup pengembangan sistem dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas
yang

dilaksanakan

oleh

professional

dan

pemakai

sistem

informasi

untuk

mengembangkan dan mengimplementasikan sistem informasi. Sejumlah metodologi


SDLC telah mengalami evolusi dengan siklus tradisional, Prototyping, RAD, dan
pengembangan berfase.
Ketika sistem dikembangkan, proses,data dan objek akan dibuat modelnya. Alat
pemodelan yang populer ialah pembuatan diagran arus data yang menggunakan simbolsimbol dan unsur lingkungan yang dihubungkan oleh panah untuk menunjukkan arus
data. Sebelum manajemen memberikan kata setuju untuk memulai suatu proyek sistem,
manajer biasanya meminta agar biaya proyek diestimasi.

Daftar Pustaka
Cummings, Haag (2006). Management Information Sistems for the Information
Age. Toronto, McGraw-Hill Ryerson.
Hall, James A, 2009, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Keempat, Salmeba
Empat, Jakarta.
Sutono, Djoko. 2007.
Pengawasan BPKP

[modul].

Sistem

Informasi

Manajemen.

Sukamto, Rosa Ariani. 2009. Analisa dan Desain Sistem Informasi.


http://teknologi.kompasiana.com/gadget/2010/10/26/apa-itu-sdlc/

Pusdiklat

Anda mungkin juga menyukai