Anda di halaman 1dari 6

Untuk dapat menghasilkan informasi yang relevan (relevance), tepat waktu (timeliness), dan

akurat (accurate); sistem informasi memerlukan enam komponen, yaitu (1) komponen input
atau komponen masukan, (2) komponen model, (3) komponen output atau komponen
keluaran, (4) komponen teknologi, (5) komponen basis data, dan (6) komponen kontrol atau
komponen pengendalian. Keenam komponen ini harus ada bersama-sama dan membentuk
satu kesatuan. Jika satu atau lebih komponen tersebut tidak ada,sistem informasi tidak akan
dapat mencapai tujuannya.

a. Urutan proses perancangan komponen dalam pembuatan sistem informasi perpustakaan:


1. Komponen Input
Pada tahap ini, kita akan merancang komponen input yang memungkinkan pengguna
untuk memasukkan data buku, anggota, peminjaman, dan lain-lain ke dalam sistem. Ini
dapat dilakukan melalui antarmuka pengguna, formulir online, atau integrasi dengan
sistem lain. Pastikan bahwa input data validasi dilakukan dan bahwa data yang
dimasukkan sesuai dengan aturan bisnis dan kebutuhan sistem.
2. Komponen Model
Proses ini melibatkan analisis kebutuhan pengguna dan perancangan model konseptual
sistem informasi perpustakaan. Pada tahap ini, kita perlu mengidentifikasi entitas-entitas
utama yang terlibat dalam sistem, atribut-atribut yang relevan, serta hubungan antara
entitas-entitas tersebut. Hasil dari tahap ini adalah model konseptual yang akan menjadi
dasar untuk perancangan sistem.
3. Komponen Output
Tahap ini melibatkan perancangan komponen output yang akan menghasilkan laporan
peminjaman, laporan denda, dan informasi lainnya yang diperlukan oleh pengguna
sistem. Kita perlu menentukan format laporan, isi yang dibutuhkan, dan cara penyajian
yang efektif. Komponen output dapat berupa laporan cetak, laporan digital, atau
tampilan grafis.
4. Komponen Teknologi
Pada tahap ini, kiita akan menentukan teknologi yang akan digunakan dalam sistem
informasi perpustakaan. Ini meliputi pemilihan bahasa pemrograman, kerangka kerja
(framework), perangkat lunak pengembangan, database management system (DBMS),
dan infrastruktur teknologi lainnya yang diperlukan untuk mengimplementasikan sistem.
Pertimbangkan kebutuhan keamanan, skalabilitas, dan integrasi dengan sistem yang ada.
5. Komponen Basis Data
Perancang basis data untuk menyimpan dan mengelola informasi perpustakaan. Kita
perlu menentukan tabel-tabel, atribut-atribut, kunci utama, dan hubungan antara tabel-
tabel tersebut. Selain itu, pemilihan jenis basis data dan perancangan skema basis data
juga perlu dipertimbangkan.
6. Komponen Pengendalian
Terakhir, kita perlu merancang komponen pengendalian yang mencakup mekanisme
untuk memastikan keamanan, privasi, integritas, dan ketersediaan data dalam sistem
informasi perpustakaan. Ini mencakup sistem otentikasi dan otorisasi pengguna, kontrol
akses, enkripsi data, serta pemantauan dan pencatatan aktivitas pengguna.
b. Analis sistem menggunakan berbagai alat komunikasi untuk berinteraksi dengan pemakai
sistem. Beberapa alat yang umum digunakan adalah:

Wawancara (Interviews)
Melalui wawancara, analis sistem dapat berkomunikasi langsung dengan pemakai sistem untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang kebutuhan dan persyaratan sistem.
Wawancara memungkinkan analis sistem untuk mengajukan pertanyaan, mendengarkan
tanggapan pemakai sistem, dan memperoleh informasi yang relevan.

Observasi (Observation)
Dengan melakukan observasi langsung di lingkungan kerja atau proses yang terkait, analis
sistem dapat mengamati bagaimana pemakai sistem bekerja dan berinteraksi dengan sistem
yang ada. Observasi dapat membantu dalam mengidentifikasi kelemahan, tantangan, dan
kebutuhan yang mungkin tidak terungkap melalui wawancara.

Diskusi Kelompok (Group Discussion)


Diskusi kelompok melibatkan beberapa pemakai sistem yang berbeda dalam satu sesi. Hal ini
memungkinkan pemakai sistem berbagi pengalaman, ide, dan sudut pkitang mereka tentang
sistem yang akan dikembangkan. Diskusi kelompok dapat memfasilitasi pemahaman yang lebih
luas tentang kebutuhan dan membantu mengungkap perspektif yang mungkin terlewatkan
dalam wawancara satu-satu.
Kuesioner
Analis sistem dapat mengirimkan kuesioner kepada pemakai sistem untuk memperoleh
informasi tertentu tentang kebutuhan, preferensi, atau penilaian pengguna terhadap sistem.

Prototyping
Prototyping adalah alat yang digunakan oleh analis sistem untuk mengkomunikasikan ide dan
desain sistem kepada pemakai sistem. Dengan membangun prototipe atau model awal sistem,
pemakai sistem dapat melihat secara visual bagaimana sistem akan berfungsi dan memberikan
umpan balik yang berharga untuk perbaikan dan penyempurnaan.

Pertemuan Proyek (Project Meetings)


Pertemuan proyek adalah forum di mana analis sistem dan pemakai sistem dapat berdiskusi
secara formal tentang kemajuan proyek, keputusan desain, masalah yang muncul, dan isu-isu
lain yang perlu diselesaikan. Pertemuan proyek memungkinkan komunikasi yang terstruktur dan
kolaborasi antara semua pihak terkait dalam pengembangan sistem informasi perpustakaan.

Selain alat-alat di atas, analis sistem juga dapat menggunakan teknik komunikasi tertulis seperti
survei atau kuesioner untuk mengumpulkan informasi dari pemakai sistem secara luas dan
mendapatkan tanggapan dari sejumlah pemakai sistem.
Tipologi model e-business menurut Tapscott dkk (2000) sebagai berikut.

1. Agora adalah suatu e-commerce yang merupakan suatu tempat ketika pembeli dan
penjual bertemu untuk melakukan transaksi. Contohnya,

e-bay.com.

2. Agregasi (aggregation) adalah e-commerce yang menggabungkan

(agregasi) beberapa pemasok ke dalam satu buah toko online yang

nyaman. Contohnya, amazon.com.

3. Aliansi (alliance) adalah kerja sama beberapa anggota untuk mencapai

tujuan tertentu.

4. Rantai nilai (value chain) adalah jaringan integrasi vertikal yang

menambah nilai ke input berikutnya.

5. Jaringan distribusi (distributive network) menyediakan jasa

mengalokasikan dan mendistribusikan daripada memproduksi dan

 EKMA4434/MODUL 9 9.23 membeli barang-barang, jasa, dan informasi. Contohnya,


WSprldCom

dan UPS.

Pengelompokan lainnya dari model e-business adalah mengelompokkannya berdasarkan siapa


yang berpartisipasi dalam transaksi, yaitu business to consumer (B2C) dan business to business
(B2B). Tiga model tersedia untuk B2C sebagai berikut.
2]

a. Berdasarkan deskripsi di atas, Bukalapak menggunakan model bisnis marketplace. Model


bisnis ini menghubungkan pembeli dan penjual dalam suatu platform digital di mana penjual
dapat memasarkan dan menjual produk mereka kepada pembeli yang tertarik. Bukalapak
bertindak sebagai perantara antara pembeli dan penjual, menyediakan tempat bagi penjual
untuk mempromosikan barang dagangan mereka dan memberikan informasi tentang produk
kepada pembeli.

Contoh lain dari model bisnis marketplace adalah Tokopedia, Amazon, Ebay, Shopee, Lazada

b. Terdapat beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan menggunakan model bisnis
marketplace seperti yang digunakan oleh Bukalapak:

1. Akses ke jaringan luas: Bukalapak memberikan akses kepada penjual untuk mencapai
basis pelanggan yang luas. Dengan menggunakan platform seperti Bukalapak, penjual
dapat menjangkau pembeli dari berbagai lokasi di Indonesia, memperluas pasar
potensial mereka.
2. Kemudahan dalam memulai bisnis: Model marketplace memungkinkan penjual untuk
dengan mudah memulai bisnis online tanpa perlu mengeluarkan biaya besar untuk
pembuatan situs web atau infrastruktur teknologi lainnya. Penjual dapat segera
memulai dengan membuat akun dan memasarkan produk mereka di platform yang
sudah ada.
3. Peningkatan visibilitas dan pemasaran: Dalam marketplace, penjual dapat
memanfaatkan fitur-fitur pemasaran yang disediakan oleh platform untuk meningkatkan
visibilitas produk mereka. Misalnya, fitur promosi, rekomendasi produk, dan ulasan
pelanggan membantu penjual menarik perhatian pembeli potensial.
4. Keamanan transaksi: Bukalapak, sebagai pihak ketiga yang menghubungkan pembeli
dan penjual, menyediakan sistem pembayaran yang aman dan perlindungan konsumen.
Ini memberikan kepercayaan kepada pembeli untuk bertransaksi online tanpa khawatir
kehilangan uang atau menerima barang palsu.
5. Kemudahan perbandingan produk: Model marketplace memungkinkan pembeli untuk
membandingkan produk yang ditawarkan oleh berbagai penjual. Hal ini memberi
pembeli kebebasan untuk memilih produk terbaik yang sesuai dengan kebutuhan
mereka, berdasarkan kualitas, harga, dan ulasan dari penjual lain.

Keuntungan-keuntungan ini membuat model bisnis marketplace menjadi populer dan sukses di
industri e-commerce.
1. Toko Online (Online Stores), Pasar (Marketplaces) dan Jasa-jasa Toko online, pasar dan jasa-
jasa menyediakan hampir semua kebutuhan bahan yang dapat dipilih dan dibeli lewat web.
Barang-barang yang tersedia dari komputer, buku, majalah, pakaian, peralatan kantor, jam,
musik, video,

elektronik, mainan, obat, alat kecantikan, makanan, hingga mobil. Keuntungan dari toko online
ini sebagai berikut:

1. menyediakan informasi produk yang lengkap yang dapat digunakan oleh konsumen
untuk mempertimbangkan keputusannya untuk membeli;
2. menyediakan informasi ketersediaan barang;
3. mengurangi biaya ruangan toko bagi penjual;
4. biaya mencetak brosur ataukatalog dapat dihemat.

3] Karakteristik informasi yang diperlukan oleh manajemen tingkat bawah dalam mengelola
operasional setiap unit toko retail waralaba dapat mencakup:

 Informasi Stok Barang: Manajemen tingkat bawah perlu memiliki informasi yang akurat
tentang stok barang di setiap unit toko. Mereka perlu mengetahui jumlah barang yang
tersedia, barang yang harus diisi ulang, serta pergerakan stok agar dapat memenuhi
permintaan pelanggan dengan baik. Contoh informasi yang diperlukan adalah jumlah
barang yang tersedia saat ini, jumlah barang yang telah terjual, dan estimasi waktu
pengiriman barang baru.

 Informasi Penjualan: Informasi mengenai penjualan merupakan hal penting bagi


manajemen tingkat bawah. Mereka perlu mengetahui penjualan harian, mingguan,
bulanan, dan tahunan untuk memantau kinerja toko dan mengidentifikasi tren
penjualan. Contoh informasi yang diperlukan adalah total penjualan harian, penjualan
per produk, dan perbandingan penjualan dengan periode sebelumnya.

 Informasi Keuangan: Manajemen tingkat bawah perlu memiliki informasi keuangan yang
terkait dengan operasional toko. Mereka perlu memonitor pendapatan, biaya
operasional, dan profitabilitas toko. Informasi ini akan membantu dalam pengambilan
keputusan terkait pengelolaan keuangan dan efisiensi operasional. Contoh informasi
yang diperlukan adalah pendapatan harian, biaya sewa toko, gaji karyawan, dan laba
bersih.

 Informasi Pelanggan: Manajemen tingkat bawah perlu mengumpulkan informasi


mengenai pelanggan untuk memahami preferensi, kebutuhan, dan perilaku mereka.
Informasi ini dapat membantu dalam merencanakan strategi pemasaran, meningkatkan
layanan pelanggan, dan membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan.
Contoh informasi yang diperlukan adalah data demografis pelanggan, riwayat
pembelian, dan umpan balik pelanggan.

 Informasi Kinerja Karyawan: Manajemen tingkat bawah perlu mengumpulkan informasi


mengenai kinerja karyawan untuk mengevaluasi produktivitas, memberikan umpan
balik, dan mengidentifikasi kebutuhan pelatihan. Informasi ini dapat membantu dalam
meningkatkan efisiensi operasional dan kepuasan pelanggan. Contoh informasi yang
diperlukan adalah produktivitas karyawan, tingkat kehadiran, dan penilaian kinerja.

 Informasi Persediaan dan Pemasok: Manajemen tingkat bawah perlu memantau


persediaan dan mengelola hubungan dengan pemasok. Mereka perlu mengetahui
ketersediaan barang, waktu pengiriman, dan kondisi kontrak dengan pemasok.
Informasi ini akan membantu dalam menjaga kelancaran pasokan barang dan
menghindari kekurangan stok. Contoh informasi yang diperlukan adalah status pesanan
kepada pemasok, perkiraan waktu pengiriman, dan kualitas produk yang diterima.

Contoh lainnya dari karakteristik informasi yang diperlukan dapat mencakup informasi tentang
preferensi pelanggan terhadap produk tertentu, efektivitas kampanye pemasaran yang
dilakukan, laporan keuangan bulanan, analisis persaingan di wilayah toko, dan umpan balik dari
pelanggan terkait kualitas layanan. Penting bagi manajemen tingkat bawah untuk memiliki
akses yang cepat dan akurat terhadap informasi ini guna mendukung pengambilan keputusan
yang tepat dan mengoptimalkan kinerja operasional toko.

Penjelasan langkah-langkah dalam diagram alir dokumen tersebut:


1. Proses dimulai.
2. Anggota perpustakaan menyerahkan kartu anggota kepada petugas.
3. Anggota perpustakaan juga menyerahkan buku yang ingin dipinjam kepada petugas.
4. Petugas mencatat peminjaman ke dalam database perpustakaan.
5. Petugas mengembalikan kartu anggota kepada anggota.
6. Anggota menerima kembali kartu anggota.
7. Peminjaman selesai.
8. Proses kembali ke awal untuk melayani peminjaman buku berikutnya.
Diagram alir dokumen tersebut menggambarkan urutan langkah-langkah yang harus dilakukan
dalam proses peminjaman buku di perpustakaan nasional.

Anda mungkin juga menyukai