Anda di halaman 1dari 5

No Soal Skor

1, Kemukakan, persyaratan penarikan pajak agar pendapatan 30


dari pajak tersebut tetap ajeg dan selalu meningkat!
2. Coba bandingkan analisis yang dikemukakan oleh Adam Smith
dan Adolf Wagner terkait prinsip-prinsip perpajakan ideal! 40
Silakan kemukakan!
3. Kemukakan pengaruh pajak terhadap produksi sebagai
30
keseluruhan!
Skor Total 100
Nama : CHASSIA AURELLIN RIRIHENA

Matkul : IPEM4440/ KEUANGAN PUBLIK

Nim : 042787343

JAWABAN

NO 1

Setidaknya terdapat 5 persyaratan dalam pemberlakuan pemungutan pajak di Indonesia,


diantaranya adalah :
1. Dalam hal keadilan (pajak harus adil) 
Sistem pemungutan pajak harus berdasarkan peraturan perundang-undangan dan keadilan
dalam pelaksanaan pemungutan pajak. Landasan keadilan disini  merupakan syarat yang
harus dipenuhi untuk mencapai keadilan sosial yang dimaksud, yaitu wajib Pajak
mempunyai hak dan kewajiban yang telah diatur didalam undang-undang, setiap warga
negara yang menjadi wajib pajak harus membayar pajaknya, serta adanya sanksi untuk
pelaku pelanggaran pajak.
2. Dalam hal yuridis (perpajakan harus berdasarkan hukum)
Sistem perpajakan diharuskan untuk selalu berdasarkan hukum yang berlaku seperti apa
yang telah  tercantum dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 yang mengatur tentang
ketentuan perpajakan umum. Kenapa tercantum dalam Undang-undang ? Karena   hanya
melalui peraturan perundang-undangan berupa undang-undang sajalah pemerintah dengan
mudah dapat memberikan perlindungan hukum bagi kegiatan perpajakan.

3. Dalam hal ekonomis (pajak tidak akan mempengaruhi perekonomian nasional)


Sistem perpajakan tidak boleh mengganggu kegiatan ekonomi yang malah dapat
mengakibatkan keterpurukan ataupun penurunan ekonomi nasional, seperti misal dalam
kasus pajak tidak diperbolehkan mengganggu produksi atau kegiatan perdagangan yang
sedang berlangsung.

4. Dalam hal finansial (perpajakan harus efisien) 


Sistem pemungutan pajak yang ada harus dilakukan secara efisien dan efektif sehingga
nantinya  hasil yang diperoleh dari perpajakan pun akan maksimal. Secara efisien disini
berarti mempunyai maksud bahwa pemungutan pajak harus dilakukan dengan mudah, tepat
sasaran, tepat waktu dan biaya minimal. Sedangkan secara efektif disini berarti mempunyai
maksud bahwa pemungutan pajak harus bisa membawa hasil yang sesuai dengan
perhitungan yang telah dilakukan. Dan secara langsung dalam syarat ini juga berkaitan
dengan pengelolaan biaya pemungutan pajak harus lebih kecil daripada pemasukan pajak
yang diterima kas negara.

5. Dalam hal sederhana (sistem pajak harus sederhana)


Sistem penagihan dan pengelolaan pajak harus sederhana dan mudah dipahami oleh wajib
pajak. Sistem pemungutan pajak yang sederhana akan membantu wajib pajak melaporkan
pajaknya dan mendorong masyarakat untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Maka dari
itu penerimaan pajak nasional akan terus menerus meningkat.
Dengan sejumlah persyaratan yang ada, maka setiap aktivitas dalam pemungutan pajak ini
akan diwajibkan untuk menerapkan setiap persyaratan tersebut, karena jika tidak ada
ketentuan tersebut maka pemungutan pajak yang terjadi akan sangat mudah mengalami
kendala bahkan sampai melenceng dari target pajaknya. 

NO 2
Asas Adam Smith
Dengan berdasar pada bukunya yang berjudul “Wealth of Nations”, Adam Smith dikenal
dengan 4 asas pemungutan pajak menurut pendapatnya sendiri, yaitu:

1.  Asas Equality (Keseimbangan atau Keadilan)


Pada asas ini menyatakan bahwa dalam hal pemungutan pajak, negara harus menyesuaikan
dengan kemampuan dan juga penghasilan yang diperoleh atau diterima dari Wajib Pajak.
Negara tidak boleh bertindak diskriminatif atau seenaknya sendiri dalam hal melakukan
pemungutan pajak terhadap Wajib Pajak.
Jadi, dalam asas ini menyiratkan bahwa Wajib Pajak yang memiliki kemampuan lebih dan
harta yang dimiliki juga banyak, maka pemungutan pajak yang dibebankan kepadanya juga
dengan tarif yang tinggi disesuaikan dengan kemampuan ekonomis yang dimilikinya.

2.  Asas Certainty (Kepastian Hukum)


Asas ini menunjukkan bahwa semua pungutan pajak harus didasarkan pada Undang-
Undang (UU) yang berlaku, sehingga bagi pihak-pihak yang melanggar atas pungutan
pajak ini akan dikenakan sanksi hukum yang sesuai dengan Undang-Undang (UU).
Penetapan pajak harus dilakukan secara transparan sesuai dengan hukum yang berlaku,
yaitu Undang-Undang (UU).

3.  Asas Convinience of Payment (Tepat Waktu)


Dalam asas ini, pungutan pajak harus berdasarkan dengan saat yang tepat bagi Wajib Pajak
(saat yang paling baik). Misalnya adalah disaat wajib pajak baru menerimakan
penghasilannya atau menerima hadiah.
Hal ini bertujuan agar Wajib Pajak tidak merasa dibebani atau keberatan atas pajak yang
dipungut.
4.  Asas Efficiency (Efisiensi atau Ekonomis)
Asas ini terkait dengan biaya pemungutan pajak yang diusahakan untuk dapat sehemat
mungkin. Asas ini menjadi patokan agar tidak terjadi biaya pemungutan pajak yang lebih
besar dari hasil pemungutan pajak.
Hal ini menunjukkan bahwa dalam pemungutan pajak harus dilakukan secara tepat dan
benar agar tujuan dari pemungutan pajak ini dapat tercapai.

Asas Adolf Wagner


1.  Asas Politik Finansial
Dalam asas ini, pungutan pajak yang dikelola negara jumlahnya memadai, sehingga dengan
hasil pungutan pajak tersebut dapat dipergunakan untuk membiayai atau mendorong semua
kegiatan negara.
2.  Asas Ekonomi
Pada asas ini, dalam menentukan objek pajak harus dilakukan secara tepat, misalnya
adalah: pajak pendapatan, pajak untuk barang mewah, dll.
3.  Asas Keadilan
Memiliki arti bahwa pungutan pajak berlaku tanpa adanya diskriminasi, dalam kondisi yang
sama, maka harus diperlakukan dengan sama pula.
4.  Asas Administrasi
Asas ini lebih terkait dengan masalah dari kepastian kegiatan perpajakan (kapan, dimana
harus membayar pajak, dll), keluwesan dalam penagihan (tata cara pembayarannya), serta
besarnya biaya dari pajak yang dipungut.
5.  Asas Yuridis
Merupakan segala pungutan pajak yang harus didasarkan pada Undang-Undang yang
berlaku.
NO 3
Dampak pajak terhadap produksi dapat dibagi dalam pengaruh pajak terhadap produksi
keseluruhan dan komposisi produksi. Pengaruhnya terhadap produksi secara keseluruhan
berlangsung melalui pengaruhnya terhadap kerja, tabungan dan investasi. Lebih jauh dampak
pajak ini terlihat dari kemampuan dan keinginan untuk bekerja, menabung dan mengadakan
investasi. Menurut Suparmoko 1997 kemampuan seseorang untuk bekerja akan berkurang
apabila dikenai pajak yang dapat mengurangi efisiensi kerjanya. Oleh karena itu suatu pajak
yang dikenakan kepada golongan yang mempunyai tingkat penghasilan yang rendah dalam suatu
masyarakat hanya akan menurunkan tingkat efisiensi kerjanya. Kemampuan menabung juga
akan berkurang akibat dikenakannya pajak. Orang yang dikenakan pajak penghasilan,
kemampuannya untuk menabung akan berkurang sebesar marginal propensity to save mps
dikalikan dengan jumlah pajak yang dikenakan. Bagi orang-orang yang tergolong mempunyai
pengahasilan rendah, pengenaan pajak tidak akan mengurangi kemampuannya untuk menabung
karena memang biasanya mereka itu sudah tidak mempunyai tabungan walaupun belum
dikenakan pajak. Sehingga kalau dikenakan pajak tidak akan mengurangi tabungannya
melainkan akan mengurangi konsumsinya. Dengan alasan yang demikian ini maka masuk akal
jika kemudian pajak yang dikenakan terhadap petani yang sebagian besar berpenghasilan rendah
tidak dilakukan. Kemampuan untuk mengadakan investasi tergantung pada sumber-sumber dana
yang akan digunakan untuk mengadakan investasi itu. Jelaslah kiranya bahwa kemampuan untuk
mengadakan investasi ini akan berkurang dengan adanya pajak yang mengurangi kemampuan
untuk mengadakan tabungan. Karena tabungan adalah sumber dana untuk investasi maka dengan
sendirinya kemampuan untuk mengadakan investasi juga akan berkurang bila kemampuan untuk
menabung berkurang dengan adanya pajak. Pengaruh pajak juga dapat mengakibatkan adanya
penyimpangan dalam penggunaan faktor produksi yaitu penggunaan faktor produksi yang
seharusnya dapat menghasilkan produksi maksimum menuju ke arah penggunaan yang
menghasilkan produksi yang lebih sedikit. Oleh karenanya pajak yang dikenakan jangan sampai
mengakibatkan adanya penyimpangan penggunaan faktor-faktor produksi atau kalau memang
tidak dapat dihindarkan, pajak yang dikenakan jangan sampai menimbulkan banyak
penyimpangan-penyimpangan.

Anda mungkin juga menyukai