Anda di halaman 1dari 8

Nama: Diah Rai Wardhani

NIM : 042452646
Prodi : S1-Akuntansi

Jawaban Diskusi 2

1) Pentingnya pengembangan sistem informasi dalam suatu organisasi antara


lain:

 Terdapat permasalahan-permasalahan yang timbul pada sistem lama.


 Ketidak beresan (error) pada sistem yang lama yang menyebabkan
sistem tidak dapat beroperasi sebagaimana mestinya.
 Pertumbuhan organisasi, kebutuhan informasi yang semakin luas,
volume pengolahan data semakin meningkat, perubahan prinsip
akuntansi yang baru menyebabkan harus disusunnya sistem yang baru,
karena sistem yang lama tidak efektif lagi dan tidak dapat memenuhi lagi
semua kebutuhan informasi yang dibutuhkan manajemen.
 Meraih kesempatan atau peluang pasar. Dalam persaingan pasar yang
ketat, efisiensi waktu dan kecepatan informasi sangat menentukan
tingkat keberhasilan dari rencana organisasi dalam meraih peluang
pasar, sehingga diperlukan sistem yang dapat membantu mencapai hal
tersebut.
 Adanya instruksi dari pimpinan atau peraturan pemerintah untuk
membuat sistem baru.

2) Pendekatan pengembangan sistem berdasarkan:

a) Metodologi yang digunakan, ada dua macam yaitu:


 Pendekatan Klasik (Classical Approach), disebut juga pengembangan
tradisional atau konvensional, yaitu dengan mengikuti tahapan pada
system life cycle. Pendekatan ini tidak cukup digunakan karena akan
menimbulkan berbagai permasalahan seperti keberhasilan sistem yang
kurang terjamin.
 Pendekatan Terstruktur (Structured Approach), dimulai awal tahun
1970, dan dilengkapi dengan tools (alat-alat) dan teknik-teknik yang
dibutuhkan dan cukup memadai dalam pengembangan sehingga
keberhasilan lebih terjamin dengan baik dan jelas.

1
b) Sasaran yang akan dicapai, ada dua macam yaitu:
 Pendekatan Sepotong (Piecemeal Approach), yaitu pendekatan yang
menekankan pada suatu kegiatan atau aplikasi tertentu dan tidak
memperhatikan posisi sistem informasinya.
 Pendekatan Sistem (System Approach), yaitu pendekatan yang
menekankan pada sistem informasi sebagai satu kesatuan yang
terintegrasi dari masing-masing kegiatan serta menekankan sasaran
dari organisasi.

c) Cara menentukan kebutuhan dari sistem, ada dua macam yaitu:


 Pendekatan Bawah Naik (Bottom Up Approach), yaitu pendekatan dari
level bawah organisasi, dimana transaksi dilakukan, yaitu dengan
menentukan kebutuhan untuk menangani transaksi kemudian naik
merumuskan kebutuhan informasi.
 Pendekatan Atas Turun (Top Down Approach), yaitu pendekatan dari
level perencanaaan strategis, dengan mendefinisikan sasaran organisasi,
lalu dilakukan analisis kebutuhan informasi. Kemudian turun ke proses
transaksi.

d) Cara pengembangannya, ada dua macam yaitu:


 Pendekatan Sistem Menyeluruh (Total System Approach), yaitu
pendekatan yang mengembangkan sistem secara serentak dan
menyeluruh, dilakukan bersamaan sehingga menghambat perkembangan.
 Pendekatan Moduler (Modular Approach), yaitu pendekatan yang
mencoba memecah sistem menjadi bagian yang lebih sederhana
sehingga lebih efektif digunakan.

e) Teknologi yang digunakan, ada dua macam yaitu:


 Pendekatan Lompatan Jauh (Great Loop Approach), pendekatan ini
banyak mengandung resiko dan memerlukan investasi yang besar.
Pendekatan ini menerapkan perubahan menyeluruh secara sederhana
dengan teknologi yang tinggi.
 Pendekatan Berkembang (Evolutionary Approach), yaitu pendekatan
yang hanya merubah untuk aplikasi yang memerlukan saja. Pendekatan
ini menggunakan teknologi yang canggih yang digunakan dan
dikembangkan berdasarkan kebutuhan yang diperlukan.

3) Menurut McLeod dan Schell (2007), RAD ( Rapid Application Development)


adalah metode yang berfokus pada kecepatan dalam pengembangan sistem,

2
untuk memenuhi kebutuhan pengguna atau pemilik sistem, seperti prototyping,
tetapi memiliki cakupan yang lebih luas. Nama RAD dikenalkan oleh James
Martin pasa tahun 1991. RAD mengadopsi teknik waterfall dan prototyping
yang menggunakan metode dan tools yang kompleks, sehingga pengembang
yang mengembangkan teknik ini harus pengembang profesional atau diberi
istilah SWAT (Skilled with Advanced Tools).

Keunggulan metode RAD yaitu (Marakas, 2006):


 Penghematan waktu di semua fase project dapat dicapai.
 RAD mengurangi seluruh kebutuhan yang berkaitan dengan biaya
proyek dan sumberdaya manusia.
 RAD sangat membantu pengembangan aplikasi yang berfokus pada
waktu penyelesaian project.
 Perubahan desain sistem dapat lebih berpengaruh dengan cepat
dibandingkan dengan pendekatan SDLC tradisional.
 Sudut pandang user disajikan dalam sistem akhir baik melalui fungsi-
fungsi sistem dan antarmuka pengguna.
 RAD menciptakan rasa kepemilikan yang kuat di antara seluruh
pemangku kepentingan project.

Kelemahan metode RAD adalah (Kendall & Kendall, 2010):


 Dengan metode RAD, penganalisa berusaha mempercepat project
dengan terburu-buru.
 Kelemahan yang berkaitan dengan waktu dan perhatian terhadap detail.
Aplikasi dapat diselesaikan lebih cepat, tetapi tidak mampu
mengarahkan penekanan terhadap permasalahan-permasalahan
perusahaan yang seharusnya diarahkan.
 RAD menyulitkan programmer yang tidak berpengalaman menggunakan
perangkat ini, dimana programmer dan analyst dituntut untuk menguasai
kemampuan baru. Sementara pada saat yang sama mereka harus bekerja
mengembangkan sistem.

4) Tipe prototype ada 2, yaitu:

- Evolutionary Prototype
Evolutionary Prototype yaitu prototype yang secara terus-menerus
dikembangkan hingga prototype tersebut memenuhi fungsi dan prosedur yang
dibutuhkan oleh sistem. Tahapan-tahapan dari evolutionary prototype adalah
sebagai berikut.

3
 Analisis kebutuhan user, pengembang dan pengguna atau pemilik sistem
melakukan diskusi dimana pengguna atau pemilik sistem menjelaskan
kepada pengembang tentang kebutuhan sistem yang mereka inginkan.
 Membuat prototype, pengembang membuat prototype dari sistem yang
telah dijelaskan oleh pemilik.
 Menyesuaikan prototype dengan keinginan user, pengembang
menanyakan kepala pemilik tentang prototype yang sudah dibuat,
apakah sesuai atau tidak dengan sistem.
 Menggunakan prototype, sistem mulai dikembangkan dengan prototype
yang sudah dibuat.

- Requirement Prototype
Requirement Prototype adalah prototype yang dibuat oleh pengembang dengan
mendefinisikan fungsi dan prosedur sistem, dimana pengguna atau pemilik
sistem tidak dapat mendefinisikan sistem tersebut. Berikut ini langkah-
langkah dari requirement prototype.

4
 Analisis kebutuhan user, pengembang dan pengguna atau pemilik sistem
melakukan diskusi dimana pengguna atau pemilik menjelaskan kepada
pengembang tentang kebutuhan sistem yang mereka inginkan.
 Membuat prototype, pengembang membuat prototype dari sistem yang
telah dijelaskan oleh pengguna atau pemilik.
 Menyesuaikan prototype dengan keinginan user, pengembang
menenyakan kepada pengguna atau pemilik sistem tentang prototype
yang sudah buat, apakah sesuai atau tidak dengan kebutuhan sistem.
 Membuat sistem baru, pengembang menggunakan prototype yang sudah
dibuat untuk membuat sistem baru.
 Melakukan testing sistem, pengguna atau pemilik sistem melakukan uji
coba terhadap sistem yang dikembangkan.
 Menyesuaikan dengan keinginan user, sistem disesuaikan dengan
keinginan user dan sesuai kebutuhan sistem, jika sudah sesuai sistem
siap digunakan.
 Menggunakan sistem.

5
5)

6
Penjelasan alur activity diagram diatas adalah sebagai berikut.
 Activity diagram diawali oleh elemen start point, dimana staf gudang
akan menginput ID barang untuk memeriksa stok barang. Elemen yang
digunakan yaitu start point dan transition.
 Setelah ID barang diinputkan, sistem komputer akan melakukan
pemeriksaan terhadap ID barang tersebut. Elemen yang digunakan yaitu
decision, dimana terjadi percabangan logika untuk memeriksa kevalidan
ID barang.
 Jika ID barang tidak valid, maka activity diagram akan berakhir dengan
elemen end point. Jika ID barang valid, sistem akan memberi informasi
mengenai stok barang.
 Setelah mendapat informasi stok barang, staf gudang akan memutuskan
untuk mengajukan pembelian barang atau tidak dengan membandingkan
stok barang dengan stok barang minimum. Elemen decision kembali
digunakan.
 Jika akan dilakukan pembelian barang, staf gudang akan mengajukan
pembelian kepada kepala gudang dan jika tidak, activity diagram akan
diakhiri.
 Kepala gudang akan memutuskan untuk menyetujui atau menolak
pengajuan pembelian barang. Jika disetujui, maka staf gudang akan
membuat PO (Purchase Order) dan menghubungi supplier. Elemen yang
digunakan yaitu concurrency yaitu kegiatan membuat PO dan
menghubungi supplier. Selanjutnya elemen synchronization digunakan
yaitu untuk aktivitas berikutnya yaitu pembelian barang.
 Pembelian akan diputuskan antara kredit atau tunai. Jika dilakukan
secara kredit, maka sistem akan menambah hutang perusahaan. Jika
secara tunai maka sistem akan mengurangi kas. Elemen merge point
digunakan untuk menggabungkan kedua proses ini yang sama-sama
akan mengupdate stok barang.

Referensi:
Kendall, J. E. dan Kendall, K. E. Analisis dan Perancangan Sistem. Jakarta:
Indeks.
Marakas, G. M. 2016. System Analysis Design : an Active Approach . New
York: Mc.
Graw-Hill.

7
Mulyani, Sri. 2018. Sistem Informasi Akuntansi. Tangerang Selatan:
Universitas
Terbuka.
"Pengembangan Sistem Informasi". DosenPendidikan.com. 8 Agustus 2020. 7
Oktober 2020. https://www.dosenpendidikan.co.id/pengembangan-sistem
informasi/

Anda mungkin juga menyukai