Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN JASA

Disusun untuk memenuhi tugas


ANJAK PIUTANG

Oleh :
Nadia Fazria (0213U707)
Dewi Almira Darmawan (0213U589)
Kelas U1

PROGRAM STUDI MANAJEMEN S1


FAKULTAS BISNIS DAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2016

A. Pengertian Anjak Piutang


Anjak piutang (factoring) adalah suatu transaksi keuangan sewaktu suatu perusahaan
menjual piutangnya (misalnya tagihan) dengan memberikan suatu diskon. Ada tiga
perbedaan antara anjak piutang dan pinjaman bank. Pertama, anjak piutang adalah
pada nilai piutang, bukan kelayakan kredit perusahaan. Kedua, anjak piutang bukanlah
suatu pinjaman, melainkan pembelian suatu aset (piutang). Terakhir, pinjaman bank
melibatkan dua pihak, sedangkan anjak piutang melibatkan tiga pihak.
Tiga pihak yang terlibat dalam anjak piutang adalah penjual,debitur, dan pihak yang
membiayai (factor). Penjual adalah pihak yang memiliki piutang (biasanya untuk
layanan yang diberikan atau barang yang dijual) dari pihak kedua, debitur. Penjual
selanjutnya menjual satu atau lebih tagihannya dengan potongan atau diskon ke pihak
ketiga, suatulembaga keuangan khusus untuk mendapatkan uang dalam bentuk kas.
Debitur akan membayar langsung ke perusahaan pembiayaan dengan jumlah penuh
sesuai nilai tagihan.
B. Tentang Anjak piutang
SK Menteri Keuangan Nomor 172/KMK.06/2002: Kegiatan anjak piutang dilakukan
dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan
jangka pendek dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri.
Anjak piutang (factoring) adalah suatu transaksi keuangan sewaktu suatu perusahaan
menjual piutangnya (misalnya tagihan) dengan memberikan suatu diskon.
Ada tiga perbedaan antara anjak piutang dan pinjaman bank:
1. Pertama, penekanan anjak piutang adalah pada nilai piutang, bukan kelayakan
kredit perusahaan.
2. Kedua, anjak piutang bukanlah suatu pinjaman, melainkan pembelian suatu
aset (piutang).
3. Terakhir, pinjaman bank melibatkan dua pihak, sedangkan anjak piutang
melibatkan tiga pihak
C. Pihak yang Terkait Anjak Piutang
Dalam kegiatan anjak piutang terdapat tiga pihak yang terkait yaitu:
a. Kreditur atau Klien
Merupakan perusahaan yang menjual piutang dagang jangka pendek kepada
perusahaan pembiayaan seperti menyerahkan tagihannya untuk ditagih atau
dikelola atau diambil alih dengan cara dikelola atau dibeli sesuai perjanjian dan
kesepakatan yang telah dibuat.
b. Perusahaan Anjak Piutang atau Factoring
Merupakan perusahaan yang akan mengambil alih atau dikelola piutang atau
penjualan kredit debiturnya.
c. Debitur atau Nasabah
Merupakan pihak yang mempunyai masalah (utang) kepada kreditur atau klien.
Transaksi anjak piutang yang terjadi antara ketiga pihak diatas dimulai dari adanya
transaksi penjualan produk antara klien dengan nasabah secara kredit yang
menimbulkan adanya utang-piutang diantara kedua belah pihak. Karena klien

mebutuhkan perputaran uang yang cepat sehingga piutang atau tagihan tersebut dapat
dijual sebagian atau seluruhnya dengan potongan kepada pihak ke tiga atau
perusahaan anjak piutang sehingga debitur akan membayar langsung ke perusahaan
anjak piutang dengan jumlah penuh sesuai dengan nilai tagihan.
D. Penjualan Piutang
Dalam aktivitas anjak piutang akan terlibat 3 entitas yaitu :
1. Nasabah. Nasabah adalah pihak yang menjual piutang. Biasanya merupakan
pihak supplier/penjual yang melakukan transaksi dengan customer/pemberi
secara kredit.
2. Perusahaan anjak piutang. Perusahaan anjak piutang adalah perusahaan
pembiayaan ataupun bank yang membeli piutang dari nasabah (perusahaan
yang menjual piutang).
3. Debitur. Debitur adalah pihak yang memiliki hutang kepada nasabah, dalam
anjak piutang kewajiban membayar hutangnya dialihkan kepada perusahaan
anjak piutang, sehingga nantinya debitur akan membayar hutangnya kepada
perusahaan
anjak
piutang
bukan
kepada
nasabah.
E. Risiko yang dihadapi oleh perusahaan anjak piutang
Dalam anjak piutang perusahaan anjak piutang melakukan tiga fungsi: (1)
pemeriksaan piutang, (2) memberikan pinjaman (pembayaran piutang), dan (3)
menanggung risiko. Risiko-risiko yang bisa muncul antara lain :
Customer tidak membayar hutangnya.
Customer membayar hutangnya tetapi secara penuh.
Customer membayar hutangnya tetapi dalam jangka waktu yang lama.
Untuk meminimalisirkan risio yang akan dihadapi, perusahaan anjak piutang memiliki
beberapa alternatif yang bisa dipakai. Secara garis besar perusahaan anjak piutang
dapat melakukan dua hal yaitu (1) melakukan variasi produk/perjanjian anjak piutang
dan (2) melakukan pemeriksaan (background checking) terhadap latar belakang
perusahaan yang akan melakukan anjak piutang.
1.

Variasi Produk
Ada dua ide dasar bagaimana cara membuat variasi produk yang akan
ditawarkan kepada calon nasabah yang akan melakukan anjak piutang yaitu :
a. Memecah risiko yang ditanggung kepada nasabah
Hal ini dilakukan untuk mengatasi kemungkinan terjadinya risiko tidak
dibayarnya hutang oleh debitur. Untuk itu perusahaan memecah
risikonya kepada nasabah. Dari ide ini muncul dua bentuk anjak piutang
yaitu:
Without recourse factoring
Anjak piutang ini juga biasa disebut non-recourse factoring.
Dalam without recource factoring perusahaan anjak
piutang menanggung sepenuhnya risiko atas tidak tertagihnya
piutang yang telah dialihkan oleh nasabah. Apabila debitur tidak

melakukan pembayaran makan perusahaan anjak piutang akan


mengalami kerugian dan tidak bisa melimpahkan kerugian
tersebut kepada nasabah.
With recourse factoring
Anjak piutang dengan cara recourse atau disebut juga with
recourse factoring. Dalam with recource factoring perusahaan
anjak piutang tidak menanggung sepenuhnya risiko atas tidak
tertagihnya piutang yang telah dialihkan oleh nasabah. Apabila
debitur tidak melakukan pembayaran makan perusahaan anjak
piutang dapat melimpahkan kerugian tersebut kepada nasabah.
Perusahaan anjak piutang bisa mengembalikan tanggung jawab
(recourse) pembayaran piutang kepada nasabah atas piutang
yang tidak tertagih dari debitur.

b. Memperlambat pembayaran kepada nasabah


Hal ini dilakukan untuk mengatasi lamanya pembayaran dari debitur.
Bagi nasabah inti dari anjak piutang adalah untuk memperoleh kas
dengan waktu yang lebih cepat. Dalam hal ini perusahaan anjak piutang
mengambil risiko ini dengan memajukan waktu pembayaran piutang
tersebut. Perusahaan anjak piutang dapat menurunkan tingkat risiko ini
dengan memperlambat pembayaran kepada nasabah mendekati waktu
pembayaran oleh debitur. Contohnya: Dari pemeriksaan historical
collection record diketahui bahwa rata-rata waktu pembayaran yang
dilakukan oleh customer adalah 60 hari. Maka perusahaan anjak piutang
melakukan pembayaran kepada supplier mendekati 60 hari (40 hari atau
45 hari). Dalam praktiknya berdasarkan cara pembayaran anjak piutang
dapat dibagi menjadi:
Advanced payment
Dalam bentuk ini perusahaan anjak piutang melakukan
pembayaran di muka kepada nasabah berdasarkan nilai faktur
yang diberikan oleh nasabah. Besarnya pembayaran dimuka
diatur melalui kesepakatan antara perusahaan anjak piutang dan
nasabah. Besarnya bisa berkisar hingga 80% dari nilai faktur.
Maturity
Dalam bentuk ini perusahaan anjak piutang melakukan
pembayaran pada saat piutang tersebut jatuh tempo. Pembayaran
tagihan tersebut biasanya dilakukan berdasarkan data historis
rata-rata jatuh tempo tagihan (faktur).
Collection
Pembayaran kepada nasabah baru akan dilakukan ketika
perusahaan anjak piutang telah berhasil melakukan penagihan
terhadap debitur.

2. Background Checking
a. Melakukan pemeriksaan historical collection record (lama
pembayaran yang dilakukan oleh customer)
Risiko risiko yang telah disebutkan diatas dapat terjadi apabila
perusahaan anjak piutang tidak mengenal background dari nasabah
ataupun debitur yang akan melakukan anjak piutang. Untuk itu perlu
diadakan pemeriksaan background perusahaan. Hal ini biasa dilakukan
dengan melakukan pemeriksaan historical collection record yang
bertujuan untuk mengetahui berapa rata-rata waktu yang diperlukan
untuk memperoleh pembayaran dari debitur. Jangka waktu bisa
bervariasi antara 30 60 hari atau lebih. Semakin lama waktu
pembayaran maka semakin tinggi risiko yang ditanggung oleh
perusahaan anjak piutang.
b. Hanya mengambil nasabah dan customer yang sudah dikenal
Untuk mengurangi risiko dari background customer yang tidak dikenal,
perusahaan anjak piutang akan lebih memilih melakukan kerja sama
dengan pihak yang sudah mereka kenal dan sudah mereka ketahui
kredibilitasnya. Biasaya dalam hal ini jenis perusahaan anjak piutang
yang bisa melakukan diversifikasi ini adalah pihak perusahaan anjak
piutang yang berbentuk bank. Bank yang besar mempunyai nasabah
dari berbagai jenis perusahaan sehingga dapat lebih fleksibel dalam
melakukan perjanjian anjak piutang.
F. Pencatatan Anjak Piutang
Contoh pencatatan transaksi anjak piutang dapat dilihat di contoh berikut:
Contoh 1.
PT Alat Berat menjual piutang sebesar Rp 600 juta kepada Bank Makmur. Bank
Makmur menetapkan fee sebesar 2% dari besarnya piutang yang dijual, fee ini akan
dipotong dari jumlah piutang yang akan dibayar sehingga nantinya Bank Makmur
hanya membayar PT Alat berat Rp 588 juta. PT Alat Berat akan mencatat transaksi ini
sebagai berikut:
Kas
588 juta
Biaya Fee (2% dari 600 juta)
12 juta
Piutang Usaha
600 juta
G. Biaya yang timbul dari anjak piutang
Atas jasanya melakukan anjak piutang, perusahaan anjak piutang membebankan dua
biaya kepada nasabah. Biaya biaya tersebut adalah:
1.
Service Charge/Fee
Service Charge/Fee muncul sehubungan dengan jasa kegiatan penagihan yang
dilakukan perusahaan anjak piutang kepada debitur. Besarnya fee ditentukan
berdasarkan kesepakatan antara perusahaan anjak piutang dan nasabah. Biasanya

fee tersebut dihitung berdasarkan persentase tertentu dari nilai faktur.


Nominalnya berkisar antara 1% 3% dari nominal faktur.
2. Discount Charge/Bunga
Discount Charge/Bunga muncul sehubungan dengan risiko yang ditanggung oleh
perusahaan anjak piutang yang melakukan pembayaran dimuka kepada piutang
yang dijual oleh nasabah. Besarnya biaya ini dinyatakan dalam suatu persentase
secara tahunan (annual basis). Sama halnya dengan service charge besarnya
persentase yang dibayar ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara perusahaan
anjak piutang dan nasabah. Salah satu faktor yang menjadi bahan pertimbangan
adalah seberapa cepat pembayaran dimuka yang akan dilakukan oleh perusahaan
anjak piutang. Sebagai contoh ketika perusahaan anjak piutang membeli piutang
yang berdasarkan historical collection backgroundnya diketahui bahwa rata-rata
waktu pembayarannya 75 hari. Besarnya bunga yang ditetapkan oleh perusahaan
anjak piutang akan berbeda ketika perusahaan akan melakukan pembayaran
kepada nasabah di hari 30 dengan pembayaran di hari ke 60. Tentu anda bisa
menebak tarif mana yang akan lebih tinggi.
H. Manfaat Anjak Piutang
Menurunkan biaya produksi
Memberikan fasilitas pembayaran di muka
Meningkatkan daya saing perusahaan klien
Meningkatkan kemampuan perusahaan klien memperoleh laba
Menghindari kerugian karena kredit macet
Mempercepat proses ekonomi
a. Bagi Klien
Secara umum, manfaat jasa anjak piutang bagi klien adalah klien tmendapatkan
kas langsung dari penjualannya dalam bulan berjalan dan tidak perlu menunggu
waktu sampai pembayaran dari konsumen dan klien tidak perlu lagi melakukan
penagihan kepada konsumen karena perusahaan anjak piutang yang akan
melakukan penagihan sekaligus memberikan informasi posisi piutang kepada
klien. Namun secara khusus, manfaat jasa anjak piutang bagi klien dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu :
Manfaat yang diterima karena menerima jasa pembiayaan
Peningkatan penjualan
Adanya jasa pembiayaan memungkinkan klien melakukan penjualan
dengan cara kredit. Penjualan dengan kredit ini sebenarnya sulit untuk
dilakukan apabila klien sulit mengalami kesulitan modal. Namun dengan
adanya jasa anjak piutang, klien mampu menjual secara kredit sehingga
meningkatkn penjualan.
Kelancaran modal kerja
Jasa anjak piutang memungkinkan klien untuk mengonversikan piutangnya
yang belum jatuh tempo menjadi dana tunai dengan prosedur yang relatif

mudah dan cepat. Tersedianya dana tunai yang lebih besar ini dapat
dimanfaatkan oleh klien untuk mendanai kegiataan operasional klien seperti
pembelian bahan baku, pembayaran gaji pegawai, pembayaran tagihan
listrik dan lain-lain.
b. Pengurangan risiko tidak tertagihnya piutang
Dengan jasa anjak piutang, adanya pengalihan sebagian risiko tidak
tertagihnya piutang kepada factor. Pengalihan risiko ini sangat
menguntungkan bagi kelancaran dan kepastian usaha bagi pihak klien.
Manfaat yang diterima karena menerima jasa nonpembiayaan
Memudahkan penagihan piutang
Jasa penagihan piutang yang diberikan oleh factor menyebabkan klien tidak
perlu secara langsung melakukan penagihan piutang kepada nasabah,
sehingga waktu dan tenaga karyawan dapat dimanfaatkan untuk melakukan
kegiatan lain yang lebih produktif.
Efisiensi usaha
Dengan jasa administrasi penjualan memungkinkan klien untuk mengelola
kegiatan penjualannya secara lebih rapi dan efisien karena administrasinya
dikelola oleh pihak (factor) yang sudah lebih berpengalaman.
Peningkatan kualitas piutang
Jasa administrasi penjualan memungkinkan pemberian fasilitas kredit
kepada pembeli secara lebih selektif sehingga kemungkinan tertagihnya
piutang menjadi lebih tinggi.
Memudahkan perencanaan arus kas (cash-flow)
Jasa investigasi kredit/piutang memungkinkan klien untuk melakukan
perkiraan waktu dan jumlah piutang yang dapat ditagih, sehingga
memudahkan proyeksi arus kas usaha secara keseluruhan.
b. Bagi Factor
Discount fee/charge
Fee dibayarkan oleh klien karena factor memberikan jasa pembiayaan (uang
muka) atas piutang yang diberikan oleh factor. Discount fee diperhitungkan
sebesar persentase tertentu terhadap besarnya pembiayaan yang diberikan
atas dasar :
Risiko tertagih
Jangka waktu
Rata-rata tingkat bunga perbankan
Service/charge
Fee ini dibayarkan oleh klien kepada factor karena factor memberikan jasa
nonpembayaran yang nilainya ditentukan sebesar persentase tertentu dari
piutang atas dasar beban kerja yang akan dilakukan oleh factor. Semakin
besar volume penjualan, maka fee ini juga semakin besar. Semakin sulit
penagihan piutang, maka fee ini juga semakin besar.

c. Bagi Nasabah
Kesempatan untuk melakukan pembelian secara kredit
Dengan adanya jasa anjak piutang memungkinkan klien melakukan
penjualan secara kredit.
Layanan penjualan yang lebih baik
Jasa administrasi penjualan memungkinkan klien melakukan penjualan
dengan lebih cepat dan tepat.
I. Jenis-jenis Anjak Piutang
Transaksi anjak piutang berkembang sejalan dengan meningkatnya berbagai
kebutuhan supplier. Perusahaan anjak piutang menawarkan berbagai jenis fasilitas
anjak piutang, namun biasanya supplier melakukan negosiasi lebih dari satu
perusahaan anjak piutang yang disesuaikan dengan kebutuhan supplier tersebut
dengan fasilitas yang disediakan perusahaan anjak piutang. Apabila supplier atau klien
telah mengetahui persis sejak awal kebutuhannya, akan mempermudah dan
mempercepat menenhukan perusahaan anjak piutang mana yang menyediakan fasilitas
sesuai dengan yang dibutuhkan.
Fasilitas anjak piutang yang ditawarkan oleh pentsahaan anjak piutang dapat
dibedakan dalam berbagai jenis sebagai berikut:
1.

Berdasarkan Pemberitahuan
a. Disclosed / notification factoring
adalah pengalihan piutang kepada perusahaan anjak piutang dengan
sepengetahuan pihak debitor (customer). Oleh karena itu pada saat piutang
tersebut jatuh tempo perusahaan anjak piutang memiliki hak tagih pada
debitor yang bersangkutan. Untuk dapat melakukan hal tersebut di dalam
faktur dicantumkan pernyataan bahwa piutang yang timbul dari faktur ini
telah dialihkan kepada perusahaan anjak piutang. Notifikasi setiap transaksi
anjak piutang kepada pihak customer dimaksudkan antara lain:
Untuk menjamin pembayaran langsung kepada perusahaan anjak
piutang.
Untuk mencegah pihak customer melakukan perbuatan yang merugikan
pihak perusahaan anjak piutang misalnya, pengurangan jumlah piutang
sesuai dengan kontrak klien sebagai penjual.
Mencegah perubahan-perubahan yang ada dalam kontrak yang dapat
mempengaruhi perusahaan anjak piutang.
Memungkinkan perusahaan anjak piutang untuk menuntut atas
namanya apabila terjadi perselisihan.

b. Undisclosed/non notification & Undisclosed


adalah transaksi penjualan atau pengalihan piutang kepada perusahaan anjak
piutang oleh klien tanpa pemberitahuan kepada debitor kecuali bila ada

pelanggaran atas kesepakatan pada pihak klien; atau secara sepihak


perusahaan anjak piutang menganggap akan menghadapi risiko.
Transaksi disclosed atau undisclosed factoring terhadap pengalihan piutang
klien kepada perusahaan anjak piutang akan memiliki dampak hukum pada
masing-masing pihak yang terkait.
2.

Berdasarkan Penanggungan Risiko


a. Recourse factoring
Anjak piutang dengan cara recourse atau disebut juga with recourse factoring
berkaitan dengan risiko debitor yang tidak mampu memenuhi
kewajibannya. Keadaan ini bagi perusahaan anjak piutang merupakan
ancaman risiko. Dalam perjanjian with recourse, klien akan menanggung
risiko kredit terhadap piutang yang dialihkan kepada perusahaan anjak
piutang. Oleh karena itu, perusahaan anjak piutangakan mengembalikan
tanggung jawab (recourse) pembayaran piutang kepada klien atas piutang
yang tidak tertagih dari customer.
b. Without recourse factoring
Anjak piutang ini juga disebut non-recourse factoring, yaitu perusahaan anjak
piutang menanggung risiko atas tidak tertagihnya piutang yang telah
dialihkan oleh klien. Namun, dalam perjanjian anjak piutang dapat
dicantumkan bahwa di luar keadaan macetnya tagihan dapat diberlakukan
bentuk recourse. Ini untuk menghindarkan tagihan yang tidak dibayar karena
pihak klien ternyata mengirimkan barang yang cacat atau tidak sesuai dengan
perjanjian kepada nasabahnya. Dengan demikian customer berhak untuk
mengembalikan barang yang telah diserahkan tersebut dan terlepas dari kewaj
iban pembayaran utang. Dalam hat terjadi kasus demikian, perusahaan
factoring dapat mengembalikan tagihan tersebut kepada klien.

3.

Berdasarkan Pelayanan
a. Full servicefuctoring
yaitu perjanjian anjak piutang yang meliputi semua jenis jasa anjak piutang
baik dalam bentukjasa pembiayaan maupun jasa non-pembiayaan, misalnya
urusan administrasi penjualan (sale ledger administration), tagihan dan
penagihan piutang termasuk menanggung risiko terhadap piutang yang macet.
b. Finance factoring
yaitu perusahaan anjak piutang yang hanya menyediakan fasilitas pembiayaan
saja tanpa ikut menanggung risiko atas piutang tak tertagih. Penyediaan
pembiayaan dana tunai pada saat penyerahan faktur kepada perusahaan
factoring sampai sejumlah 80% dari nilai seluruh faktur sesuai dengan
besarnya plafon pembiayaan (limit kredit). Klien tetap bertanggung jawab

terhadap pembukuan piutang dan penagihannya, termasuk menanggung risiko


tidak tertagihnya piutang tersebut.
c. Bulk factoring
Jasa factoring ini juga disebut dengan agency factoring yaitu transaksi yang
mengaitkan perusahaan factoring sebagai agen dari klien. Bentuk fasilitas
factoring ini pada dasarnya hampir sama dengan full service factoring, namun
penagihan piutang tetap dilakukan oleh klien dan proteksi risiko kredit tidak
dijamin perusahaan factoring.
d. Maturity factoring
Dalam maturity factoring, pembiayaan pada dasarnya tidak diperlukan oleh
klien tetapi oleh pengurusan penjualan dan penagihan piutang serta proteksi
atas tagihan. Fasilitas anjak piutang maturity memberikan kredit perdagangan
kepada customer atau nasabah dengan pembayaran segera. Misalnya, 2% 10
hari, net 30, artinya apabila debitor membayar dalam jangka waktu 10 hari
pertama, ia memperoleh potongan sebesar 2%. Apabila tidak, pembayaran
penuh harus dilakukan dalam waktu 30 hari. Dalam perjanjian anjak piutang
ini perusahaan factoring akan membayar kliennya tidak lebih dari 10 hari
setelah faktur jatuh tempo. Oleh karena itu tidak ada beban bunga yang
diperhitungkan. Pembayaran atas piutang yang dialihkan dapat dilakukan
berdasarkan periode tertentu yang didasarkan atas perkiraan rata-rata jatuh
tempo faktur atau penyerahan copy faktur.
4.

Berdasarkan Lingkup Kegiatan


a. Domestic factoring : yaitu kegiatan transaksi anjak piutang dengan
melibatkan perusahaan anjak piutang, klien dan debitor yang semuanya
berdomisili di dalam negeri.
b. International factoring : Anjak piutang ini juga sering disebut export
factoring, yaitu adalah kegiatan anjak piutang untuk transaksi ekspor impor
barang yang melibatkan dua perusahaan factoring di masing-masing negara
sebagai export factor dan import factor.

5.

Berdasarkan Pembayaran kepada Klien


a.Advanced payment
yaitu transaksi anjak piutang dengan memberikan pembayaran di muka (prepayment financing) oleh perusahaan anjak piutang kepada klien berdasarkan
penyerahan faktur yang besarnya berkisar 80% dari nilai faktur.
b. Maturity
transaksi pengalihan piutang yang pembayarannya dilakukan perusahaan
anjak piutang pada saat piutang tersebut jatuh tempo. Pembayaran tagihan
tersebut biasanya dilakukan berdasarkan rata-rata jatuh tempo tagihan

(faktur). Untuk lebih jelasnya lihat kembah maturity factoring yang telah
dibahas terdahulu.
c.Collection
yaitu transaksi pengalihan piutang yang pembayarannya akan dilakukan
apabila perusahaan anjak piutang berhasil melakukan penagihan terhadap
debitor.
J. Kegiatan Anjak Piutang
Berdasarkan peraturan Menteri Keuangan no.84/PMK.012/2006 tentang perusahaan
pembiayaan pasal 4 :
Kegiatan anjak piutang dilakukan dalam bentuk pembelian piutang dagang jangka
pendek suatu perusahaan berikut pengurusan atas piutang tersebut. Kegiatan anjak
piutang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan dalam bentuk anjak
piutang tanpa jaminan dari penjual piutang (without recourse) dan anjak piutang
dengan jaminan dari penjual piutang (with recourse).
Sedangkan berdasarkan keputusan Menteri Keuangan no.1251 tahun 1988 tentang
ketentuan dan tata cara pelaksanann lembaga pembiayaan, kegiatan anjak piutang
terdiri dari:
1. Pengambilan tagihan suatu perusahaan dengan fee tertentu
2. Pembelian piutang perusahaan dalam suatu transaksi perdagangan dengan harga
yang sesuai dengan kesepakatan
3. Mengelola usaha penjualan kredit suatu perusahaan, artinya perusahaan anjak
piutang dapat mengelola kegiatan administrasi atau perusahaan sesuai
kesepakatan.
Imbalan yang diterima oleh perusahaan anjak piutang baik beruapa service charge,
provisi, dan diskon, akan dicatat secara akrual sehingga pada saat penandatanganan
perjanjian akan di akui pajak terutang. Dasar pengenaan pajak atas penyerahan jasa
anjak piutang adalah 5% dari jumlah imbalan yang di terima dan pajak masukan yang
berhubungan dengan kegiatan anajak piutang tidak dapat di kreditkan.
Keuntungan yang diperoleh perusahaan anjak piutang berasal dari jasa yang diberikan
kepada klien berupa:
a. Jasa Pembiayaan (Financing Service)
Perusahaan anjak piutang melakukan pembayaran dimuka (prefinancing)
kepada klien yang besarnya tergantung dari kesepakatan kedua belah pihak.
Kontrak dibuat dengan with recourse/without recourse. Besarnya pembiayaan
dilakukan sekitar 60%-80% dari total piutang setelah dilakuakn kontrak dan
bukti-bukti penjualan.
b. Jasa Non-Pembiayaan (Non Financing Service)
Perusahaan anjak piutang memberikan jasa pengelolaan administrasi kredit
yang terdiri dari:
1. analisis kelayakan suatu kredit
2. melakukan analisis kredit
3. pengawasan administrasi kredit termasuk pengendaliannya

4. perlindungan terhadap suatu resiko kredit


K. Perkembangan Anjak Piutang di Indonesia
Walaupun telah lama dikenal sebagai salah satu jenis kegiatan pembiayaan, namun
perkembangan usaha Anjak Piutang di Indonesia belum menunjukkan respon yang
positif, baik dari perusahaan pembiayaan maupun para pengusaha sebagai target dari
kegiatan Anjak Piutang.
Anjak Piutang Syariah
Anjak Hutang Syariah Hawalah bil Ujrah (Hutang Importir) Prinsip yang
digunakan dalam produk ini adalah Prinsip Hawalah bil Ujrah. Prinsip Hawalah yaitu
pengalihan hutang dari satu pihak yang berhutang kepada pihak lain yang wajib
menanggung (membayar)-nya. Dalam hal ini Nasabah Eksportir sebagai pihak yang
berhutang dan Divisi Syariah Indonesia Eximbank sebagai pihak yang menanggung
(membayar) hutangnya. Ujrah yaitu pembayaran atas jasa yang diberikan oleh Divisi
Syariah Indonesia Eximbank (sebagai muhil) kepada Nasabah Eksportir dalam
kedudukannya selaku Importir (sebagai muhal alaih) atas ketersediaan dan
komitmennya untuk membayar utang Nasabah Eksportir.
Anjak Piutang Syariah Wakalah bil Ujrah dan Qardh (Piutang Eksportir) Prinsip
yang digunakan dalam produk ini adalah Prinsip Wakalah bil Ujrah dan Qardh. Prinsip
Wakalah yaitu pemberi kuasa kepada pihak lain sebagai wakil untuk melakukan suatu
pekerjaan, dalam hal ini Divisi Syariah Indonesia Eximbank sebagai penerima kuasa
(yang menjadi wakil) dan Nasabah Eksportir dalam kedudukannya selaku Eksportir
sebagai pemberi kuasa (yang diwakilkan). Pekerjaan yang dikuasakan kepada Divisi
Syariah Indonesia Eximbank adalah pengurusan dokumen dan melakukan penagihan
pembayaran.
Contoh Perusahaan Anjak Piutang
1. BFI FINANCE
2. PT.BII FINANCE CENTER
3. CV.ANGKASA CITRA MANDIRI
4. INDOMOBIL GROUP
Perusahaan Anjak Piutang Kecil & Besar
1. Perusahaan anjak piutang berskala kecil
Perusahaan jasa anjak piutang berskala kecil biasanya hanya memberikan jasa-jasa
pembiayaan.
A. Proses dasar dari kegiatan pembiayaan adalah :
Analisis terhadap bonafiditas calon klien
Analisis terhadap kolektibilitas piutang
Pembayaran pembiayaan kepada klien
Administrasi faktur dan bukti piutang
Administrasi hak dan bukti piutang
Penagihan piutang

Pembayaran kepada klien


b. Struktur organisasi perusahaan anjak piutang berskala kecil
Departemen Kredit adalah bagian dari perusahaan yang bertugas melakukan
analisis terhadap bonafiditas calon klien dan kolektibilitas atau kualitas
piutang yang akan dibiayai. Bidang usaha calon klien sangat beragam, maka
analisis pada bagian ini biasanya sudah merujuk pada spealisasi pada bidang
tertentu. Atas dasar pertimbangan serta untuk meningkatkan efisiensinya,
masing-masing perusahaan jasa anjak piutang kecil biasanya mengacu pada
bidang tertentu saja.
Departemen Faktur adalah bagian perusahaan yang bertugas melakukan
administrasi dokumen piutang agar dapat secara tepat dan cepat digunakan
untuk perhitungan biaya, diskonto atau bunga dan jatuh tempo.
Departemen Penyesuaian adalah bagian perusahaan yang bertugas
melakukan administrasi dan pengelolaan perubahan-perubahan terhadap
persyaratan perjanjian, jumlah piutang, dan hal-hal lain yang berhubungan
dengan hak dan kewajiban pihak-pihak terkait dalam anjak piutang.
Departemen Penagihan adalah bagian perusahaan yang bertugas untuk
melakukan penagihan piutang yang jatuh tempo.
Departemen Rekening Klien adalah bagian dari perusahaan yang bertugas
melakukan seluruh pencatatan terhadap semua transaksi atau kegiatan yang
memengaruhi kewajiban dan hak klien.
Departemen Legal adalah bagian dari perusahaan yang bertugas
memberikan pertimbangan dan saran yuridis mengenai kegiatan-kegiatan
perusahaan
B. Perusahaan anjak piutang berskala besar
Di samping memberikan jasa pembiayaan, perusahaan anjak piutang berskala besar
juga menawarkan jasa nonpembiayaan, sehingga selain bagian-bagian lain seperti
bagian umum, bagian komputer, bagian treasury, bagian relasi, bagian pengelolaan
kredit, dan lain-lain. Tanggung jawab yang dimiliki oleh masing-masing bagian
cenderung lebih spesifik, sehingga secara umum jumlah bagian-bagiannya menjadi
lebih banyak. Bagian atau departemen yang menjadi sangat banyak biasanya
dikelompokan menjadi hanya 3 sampai 5 divisi saja.
L. Kelebihan dan Kelemahan Anjak Piutang
Kelebihannya :
Cash flow lebih cepat, yang bisa dimanfaatkan, misalnya untuk memperoleh
persediaan yang lebih cepat laku.
Adanya asuransi terhadap piutang tidak tertagih.
Beban administrasi pengelolan piutang bisa dipindahkan ke factor.
Biaya anjak piutang bisa dikurangkan dari penghasilan kena pajak, sebab
berhubungan dengan proses menghasilkan pendapatan.
Tidak mengharuskan posisi keuangan yang kuat.

Tidak ada implikasi jangka panjang yang negatif dalam neraca.


Bisa dilaksanakan untuk sekali transaksi atau untuk jangka panjang.
Kelemahannya :
Biaya relatif tinggi.
Ada factor yang tidak bersedia menerima transaksi nonrecorse.
Akan menurunkan laba, jika cash flow yang diperoleh tidak dimanfaatkan
dengan efektif.
Cash flow yang diperoleh harus bisa dimanfaatkan dengan cepat supaya tidak
merugikan.
Bisa menimbulkan kesan yang buruk pada pembeli karena penggantian
pemilikan piutang.
Cara penagihan factor mungkin bisa terlaku kasar.
KESIMPULAN
Perusahaan anjak piutang merupakan perusahaan yang melakukan pemberian jasa
penagihan, pembelian, dan pengelolaan penjualan kredit kliennya agar klien tersebut dapat
lebih terfokus pada kegiatan usaha lainnya.
Berbagai macam fasilitas yang diberikan oleh perusahaan anjak piutang semuanya didasari
dengan mempertimbangkan faktor risiko piutang yang tidak dapat ditagih atau macet.
Kegiatan anjak piutang merupakan salah satu sumber dana bagi perusahaan yang memang
sedang membutuhkan uang dengan segera yang semua kegiatannya diatur sesuai dengan
peraturan hukum yang berlaku agar tidak merugikan salah satu pihak.
Perusahaan yang memenuhi kriteria factor, adalah sebagai berikut :
1. Piutangnya bisa dapat ditagih tepat pada waktunya.
2. Penjualannya tidak terpusat pada satu atau beberapa pembeli besar.
DAFTAR PUSTAKA
Handowo, Dipo. 1993. Sukses Memperoleh Dana Usaha (Dengan Tinjauan Khusus Modal
Ventura). Jakarta : PT Pustaka Utama Grafiti.
Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan (Edisi Kelima). Jakarta :
Intermedia
http://melindarebeccavini.blogspot.com/2012/12/anjak-piutang.html (diakses tanggal 13
April 2016)
http://www.futurumcorfinan.com/2013/11/anjak-piutang-factoring-mengenal-mencatatdan-menghitung/ (diakses tanggal 13 April 2016)
http://anjakpiutangq.blogspot.com/ (diakses tanggal 13 April 2016)
http://id.wikipedia.org/wiki/Anjak_piutang (diakses tanggal 13 April 2016)

http://sikapiuangmu.ojk.go.id/id/article/101/anjak-piutang-factoring (diakses tanggal 13


April 2016)
http://nitaqony.blogspot.com/2013/12/anjak-piutang.html (diakses tanggal 13 April 2016)
http://blkaddicted.blogspot.com/2012/11/pihak-yang-terkait-dan-kegiatan-anjak.html
(diakses tanggal 13 April 2016)
http://blkaddicted.blogspot.com/2012/11/jenis-jenis-anjak-piutang.html (diakses tanggal 13
April 2016)
http://www.indonetwork.co.id/companies/FACTORING.html (diakses tanggal 13 April
2016)
https://evaruth.wordpress.com/2012/04/03/anjak-piutang/ (diakses tanggal 13 April 2016)

Anda mungkin juga menyukai