Oleh :
Nadia Fazria (0213U707)
Dewi Almira Darmawan (0213U589)
Kelas U1
mebutuhkan perputaran uang yang cepat sehingga piutang atau tagihan tersebut dapat
dijual sebagian atau seluruhnya dengan potongan kepada pihak ke tiga atau
perusahaan anjak piutang sehingga debitur akan membayar langsung ke perusahaan
anjak piutang dengan jumlah penuh sesuai dengan nilai tagihan.
D. Penjualan Piutang
Dalam aktivitas anjak piutang akan terlibat 3 entitas yaitu :
1. Nasabah. Nasabah adalah pihak yang menjual piutang. Biasanya merupakan
pihak supplier/penjual yang melakukan transaksi dengan customer/pemberi
secara kredit.
2. Perusahaan anjak piutang. Perusahaan anjak piutang adalah perusahaan
pembiayaan ataupun bank yang membeli piutang dari nasabah (perusahaan
yang menjual piutang).
3. Debitur. Debitur adalah pihak yang memiliki hutang kepada nasabah, dalam
anjak piutang kewajiban membayar hutangnya dialihkan kepada perusahaan
anjak piutang, sehingga nantinya debitur akan membayar hutangnya kepada
perusahaan
anjak
piutang
bukan
kepada
nasabah.
E. Risiko yang dihadapi oleh perusahaan anjak piutang
Dalam anjak piutang perusahaan anjak piutang melakukan tiga fungsi: (1)
pemeriksaan piutang, (2) memberikan pinjaman (pembayaran piutang), dan (3)
menanggung risiko. Risiko-risiko yang bisa muncul antara lain :
Customer tidak membayar hutangnya.
Customer membayar hutangnya tetapi secara penuh.
Customer membayar hutangnya tetapi dalam jangka waktu yang lama.
Untuk meminimalisirkan risio yang akan dihadapi, perusahaan anjak piutang memiliki
beberapa alternatif yang bisa dipakai. Secara garis besar perusahaan anjak piutang
dapat melakukan dua hal yaitu (1) melakukan variasi produk/perjanjian anjak piutang
dan (2) melakukan pemeriksaan (background checking) terhadap latar belakang
perusahaan yang akan melakukan anjak piutang.
1.
Variasi Produk
Ada dua ide dasar bagaimana cara membuat variasi produk yang akan
ditawarkan kepada calon nasabah yang akan melakukan anjak piutang yaitu :
a. Memecah risiko yang ditanggung kepada nasabah
Hal ini dilakukan untuk mengatasi kemungkinan terjadinya risiko tidak
dibayarnya hutang oleh debitur. Untuk itu perusahaan memecah
risikonya kepada nasabah. Dari ide ini muncul dua bentuk anjak piutang
yaitu:
Without recourse factoring
Anjak piutang ini juga biasa disebut non-recourse factoring.
Dalam without recource factoring perusahaan anjak
piutang menanggung sepenuhnya risiko atas tidak tertagihnya
piutang yang telah dialihkan oleh nasabah. Apabila debitur tidak
2. Background Checking
a. Melakukan pemeriksaan historical collection record (lama
pembayaran yang dilakukan oleh customer)
Risiko risiko yang telah disebutkan diatas dapat terjadi apabila
perusahaan anjak piutang tidak mengenal background dari nasabah
ataupun debitur yang akan melakukan anjak piutang. Untuk itu perlu
diadakan pemeriksaan background perusahaan. Hal ini biasa dilakukan
dengan melakukan pemeriksaan historical collection record yang
bertujuan untuk mengetahui berapa rata-rata waktu yang diperlukan
untuk memperoleh pembayaran dari debitur. Jangka waktu bisa
bervariasi antara 30 60 hari atau lebih. Semakin lama waktu
pembayaran maka semakin tinggi risiko yang ditanggung oleh
perusahaan anjak piutang.
b. Hanya mengambil nasabah dan customer yang sudah dikenal
Untuk mengurangi risiko dari background customer yang tidak dikenal,
perusahaan anjak piutang akan lebih memilih melakukan kerja sama
dengan pihak yang sudah mereka kenal dan sudah mereka ketahui
kredibilitasnya. Biasaya dalam hal ini jenis perusahaan anjak piutang
yang bisa melakukan diversifikasi ini adalah pihak perusahaan anjak
piutang yang berbentuk bank. Bank yang besar mempunyai nasabah
dari berbagai jenis perusahaan sehingga dapat lebih fleksibel dalam
melakukan perjanjian anjak piutang.
F. Pencatatan Anjak Piutang
Contoh pencatatan transaksi anjak piutang dapat dilihat di contoh berikut:
Contoh 1.
PT Alat Berat menjual piutang sebesar Rp 600 juta kepada Bank Makmur. Bank
Makmur menetapkan fee sebesar 2% dari besarnya piutang yang dijual, fee ini akan
dipotong dari jumlah piutang yang akan dibayar sehingga nantinya Bank Makmur
hanya membayar PT Alat berat Rp 588 juta. PT Alat Berat akan mencatat transaksi ini
sebagai berikut:
Kas
588 juta
Biaya Fee (2% dari 600 juta)
12 juta
Piutang Usaha
600 juta
G. Biaya yang timbul dari anjak piutang
Atas jasanya melakukan anjak piutang, perusahaan anjak piutang membebankan dua
biaya kepada nasabah. Biaya biaya tersebut adalah:
1.
Service Charge/Fee
Service Charge/Fee muncul sehubungan dengan jasa kegiatan penagihan yang
dilakukan perusahaan anjak piutang kepada debitur. Besarnya fee ditentukan
berdasarkan kesepakatan antara perusahaan anjak piutang dan nasabah. Biasanya
mudah dan cepat. Tersedianya dana tunai yang lebih besar ini dapat
dimanfaatkan oleh klien untuk mendanai kegiataan operasional klien seperti
pembelian bahan baku, pembayaran gaji pegawai, pembayaran tagihan
listrik dan lain-lain.
b. Pengurangan risiko tidak tertagihnya piutang
Dengan jasa anjak piutang, adanya pengalihan sebagian risiko tidak
tertagihnya piutang kepada factor. Pengalihan risiko ini sangat
menguntungkan bagi kelancaran dan kepastian usaha bagi pihak klien.
Manfaat yang diterima karena menerima jasa nonpembiayaan
Memudahkan penagihan piutang
Jasa penagihan piutang yang diberikan oleh factor menyebabkan klien tidak
perlu secara langsung melakukan penagihan piutang kepada nasabah,
sehingga waktu dan tenaga karyawan dapat dimanfaatkan untuk melakukan
kegiatan lain yang lebih produktif.
Efisiensi usaha
Dengan jasa administrasi penjualan memungkinkan klien untuk mengelola
kegiatan penjualannya secara lebih rapi dan efisien karena administrasinya
dikelola oleh pihak (factor) yang sudah lebih berpengalaman.
Peningkatan kualitas piutang
Jasa administrasi penjualan memungkinkan pemberian fasilitas kredit
kepada pembeli secara lebih selektif sehingga kemungkinan tertagihnya
piutang menjadi lebih tinggi.
Memudahkan perencanaan arus kas (cash-flow)
Jasa investigasi kredit/piutang memungkinkan klien untuk melakukan
perkiraan waktu dan jumlah piutang yang dapat ditagih, sehingga
memudahkan proyeksi arus kas usaha secara keseluruhan.
b. Bagi Factor
Discount fee/charge
Fee dibayarkan oleh klien karena factor memberikan jasa pembiayaan (uang
muka) atas piutang yang diberikan oleh factor. Discount fee diperhitungkan
sebesar persentase tertentu terhadap besarnya pembiayaan yang diberikan
atas dasar :
Risiko tertagih
Jangka waktu
Rata-rata tingkat bunga perbankan
Service/charge
Fee ini dibayarkan oleh klien kepada factor karena factor memberikan jasa
nonpembayaran yang nilainya ditentukan sebesar persentase tertentu dari
piutang atas dasar beban kerja yang akan dilakukan oleh factor. Semakin
besar volume penjualan, maka fee ini juga semakin besar. Semakin sulit
penagihan piutang, maka fee ini juga semakin besar.
c. Bagi Nasabah
Kesempatan untuk melakukan pembelian secara kredit
Dengan adanya jasa anjak piutang memungkinkan klien melakukan
penjualan secara kredit.
Layanan penjualan yang lebih baik
Jasa administrasi penjualan memungkinkan klien melakukan penjualan
dengan lebih cepat dan tepat.
I. Jenis-jenis Anjak Piutang
Transaksi anjak piutang berkembang sejalan dengan meningkatnya berbagai
kebutuhan supplier. Perusahaan anjak piutang menawarkan berbagai jenis fasilitas
anjak piutang, namun biasanya supplier melakukan negosiasi lebih dari satu
perusahaan anjak piutang yang disesuaikan dengan kebutuhan supplier tersebut
dengan fasilitas yang disediakan perusahaan anjak piutang. Apabila supplier atau klien
telah mengetahui persis sejak awal kebutuhannya, akan mempermudah dan
mempercepat menenhukan perusahaan anjak piutang mana yang menyediakan fasilitas
sesuai dengan yang dibutuhkan.
Fasilitas anjak piutang yang ditawarkan oleh pentsahaan anjak piutang dapat
dibedakan dalam berbagai jenis sebagai berikut:
1.
Berdasarkan Pemberitahuan
a. Disclosed / notification factoring
adalah pengalihan piutang kepada perusahaan anjak piutang dengan
sepengetahuan pihak debitor (customer). Oleh karena itu pada saat piutang
tersebut jatuh tempo perusahaan anjak piutang memiliki hak tagih pada
debitor yang bersangkutan. Untuk dapat melakukan hal tersebut di dalam
faktur dicantumkan pernyataan bahwa piutang yang timbul dari faktur ini
telah dialihkan kepada perusahaan anjak piutang. Notifikasi setiap transaksi
anjak piutang kepada pihak customer dimaksudkan antara lain:
Untuk menjamin pembayaran langsung kepada perusahaan anjak
piutang.
Untuk mencegah pihak customer melakukan perbuatan yang merugikan
pihak perusahaan anjak piutang misalnya, pengurangan jumlah piutang
sesuai dengan kontrak klien sebagai penjual.
Mencegah perubahan-perubahan yang ada dalam kontrak yang dapat
mempengaruhi perusahaan anjak piutang.
Memungkinkan perusahaan anjak piutang untuk menuntut atas
namanya apabila terjadi perselisihan.
3.
Berdasarkan Pelayanan
a. Full servicefuctoring
yaitu perjanjian anjak piutang yang meliputi semua jenis jasa anjak piutang
baik dalam bentukjasa pembiayaan maupun jasa non-pembiayaan, misalnya
urusan administrasi penjualan (sale ledger administration), tagihan dan
penagihan piutang termasuk menanggung risiko terhadap piutang yang macet.
b. Finance factoring
yaitu perusahaan anjak piutang yang hanya menyediakan fasilitas pembiayaan
saja tanpa ikut menanggung risiko atas piutang tak tertagih. Penyediaan
pembiayaan dana tunai pada saat penyerahan faktur kepada perusahaan
factoring sampai sejumlah 80% dari nilai seluruh faktur sesuai dengan
besarnya plafon pembiayaan (limit kredit). Klien tetap bertanggung jawab
5.
(faktur). Untuk lebih jelasnya lihat kembah maturity factoring yang telah
dibahas terdahulu.
c.Collection
yaitu transaksi pengalihan piutang yang pembayarannya akan dilakukan
apabila perusahaan anjak piutang berhasil melakukan penagihan terhadap
debitor.
J. Kegiatan Anjak Piutang
Berdasarkan peraturan Menteri Keuangan no.84/PMK.012/2006 tentang perusahaan
pembiayaan pasal 4 :
Kegiatan anjak piutang dilakukan dalam bentuk pembelian piutang dagang jangka
pendek suatu perusahaan berikut pengurusan atas piutang tersebut. Kegiatan anjak
piutang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan dalam bentuk anjak
piutang tanpa jaminan dari penjual piutang (without recourse) dan anjak piutang
dengan jaminan dari penjual piutang (with recourse).
Sedangkan berdasarkan keputusan Menteri Keuangan no.1251 tahun 1988 tentang
ketentuan dan tata cara pelaksanann lembaga pembiayaan, kegiatan anjak piutang
terdiri dari:
1. Pengambilan tagihan suatu perusahaan dengan fee tertentu
2. Pembelian piutang perusahaan dalam suatu transaksi perdagangan dengan harga
yang sesuai dengan kesepakatan
3. Mengelola usaha penjualan kredit suatu perusahaan, artinya perusahaan anjak
piutang dapat mengelola kegiatan administrasi atau perusahaan sesuai
kesepakatan.
Imbalan yang diterima oleh perusahaan anjak piutang baik beruapa service charge,
provisi, dan diskon, akan dicatat secara akrual sehingga pada saat penandatanganan
perjanjian akan di akui pajak terutang. Dasar pengenaan pajak atas penyerahan jasa
anjak piutang adalah 5% dari jumlah imbalan yang di terima dan pajak masukan yang
berhubungan dengan kegiatan anajak piutang tidak dapat di kreditkan.
Keuntungan yang diperoleh perusahaan anjak piutang berasal dari jasa yang diberikan
kepada klien berupa:
a. Jasa Pembiayaan (Financing Service)
Perusahaan anjak piutang melakukan pembayaran dimuka (prefinancing)
kepada klien yang besarnya tergantung dari kesepakatan kedua belah pihak.
Kontrak dibuat dengan with recourse/without recourse. Besarnya pembiayaan
dilakukan sekitar 60%-80% dari total piutang setelah dilakuakn kontrak dan
bukti-bukti penjualan.
b. Jasa Non-Pembiayaan (Non Financing Service)
Perusahaan anjak piutang memberikan jasa pengelolaan administrasi kredit
yang terdiri dari:
1. analisis kelayakan suatu kredit
2. melakukan analisis kredit
3. pengawasan administrasi kredit termasuk pengendaliannya