Anda di halaman 1dari 14

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Filsafat Falsafah (bahasa arab).


Etimologis (asal usul kata).
Fhilopsophia (bahasaYunani).

Philen Sophia
(Mencari / Mencintai) (Kebenaran / Kebijaksanaan)

Philosophia artinya daya upaya pemikiran manusia untuk mencari kebenaran / kebijaksanaan.

Orang yang berfilsafat ialah orang yang mencintai kebenaran atau mencari kebenaran dan bukan memiliki
kebenaran.

Kebenaran itu adalah relative sifatnya, kebenaran mutlak ada ditangan tuhan.

Arti Praktis

Filsafat ialah alam berfikir atau alam pikiran.

Berfilsafat ialah berpikir, tetapi berpikir secara mendalam artinya berpikir keakar-akarnya dengan sungguh-
sungguh tentang hakekat sesuatu.

Perjalanan sejarah yang sangat panjang ini menempa bangsa Indonesia untuk membangun suatu bangsa yang
merdeka. Dibentuk suatu badan yang berusaha untuk mempersiapkan kemerdekaan RI (BPUPKI diresmikan
tanggal 28 mei 1945). Tanggal 29 mei 1945 Mr. Muhammad Yamin menyampaikanb pidato dan mengutarakan
Prinsip Dasar Negara, yang sekaligus sesudah pidato menyerahkan teks pidatonya beserta Rancangan Undang-
Undang Dasar.

Tanggal 1 juni 1945, Ir, Soekarno berpidato membahas Dasar Negara. Kita kutip sebagian kecil dari pidato
beliau mengenai Filsafat Negara Indonesia. “Menurut anggapan saya yang diminta paduka tuan ketua yang mulia
(Dr. Radjiman Widiadningrat) ialah dalam bahasa Belanda Philosofische grandslag dari Indonesia merdeka.
Fhilosofische grandaslag itu fondamen, filsafat, pemikiran yang sedalam-dalamnya untuk didirikan diatasnya
gedung Indonesia merdeka yang kekal dan abadi.”

Kesatuan Sila-Sila Pancasila Sebagai Suatu Sistem

Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakekatnya merupakan suatu sistem filasafat. Pengertian system adalah
satu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama untuk suatu tujuan tertentu dan
secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh.

Sistem lazimnya memiliki cirri-ciri sebagai berikut :

1. Suatu kesatuan bagian-bagian.


2. Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri.
3. Saling berhubungan dan saling ketergantungan.
4. Keseluruhannya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu (tujuan system).
5. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks. (Shore and Voich).

Pancasila yang terdiri atas bagian-bagian yaitu sila-sila Pancasila, setiap sila pada hakikatnya merupakan suatu
asas sendiri, fungsi sendiri-sendiri namun secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang sistematis.
Bentuk Susunan Pancasila adalah hierarkhis pyramidal (kesatuan bertingkat dimana tiap sila dimuka
merupakan basis sila lainnya.

 Sila Pertama : Meliputi dan menjiwai sila kedua, sila ketiga, sila keempat dan sila kelima.

 Sila kedua : diliputi dan menjiwai sila pertama, meliputi dan menjiwai sila ketiga, sila keempat dan sila
kelima.

 Sila Ketiga : diliputi dan dijiwai sila pertama dan sila kedua, meliputi dan menjiwai sila keempat dan sila
kelima.

 Sila Keempat : diliputi dan dijiwai sila pertama, sila kedua dan sila ketiga meliputi dan menjiwai sila kelima.

 Sila Kelima : diliputi dan dijiwai oleh seluruh sila-sila.

Fungsi filsafat Pancasila itu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Arti fungsi filsafat sebagai berikut :

1. Memberi jawaban atas pertanyaan yang bersifat fundamental atau mendasar dalam kehidupan
bernegara. Memberikan jawaban mendasar tentang hakikat kehidupan berbangsa dan bernegara.
Seperti susunan politik / system politik dan negara, bentuk negara, susunan perekonimian dan dasar
pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Mencari kebenaran yang bersifat substansi tentang hakikat negara, ide negara atau tujuan bernegara.
Dasar negara kita adalah Lima Dasar dimana setiap silanya berkaitan satu sama lainnya. Kelima sila
merupakan kesatuan yang utuh dan tidak terbagi atau tidak terpisahkan. Fungsi Pancasila sebagai
pemberi dasar yang menjawab pertanyaan hakikat negara.
3. Berusaha menempatkan dan menjadi perangka dari berbagai ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan
kehidupan bernegara. Pancasila sebagai filsafat bangsa harus mampu menjadi perangka dan pemersatu
dari berbagai ilmu yang dikembangkan di Indonesia.

INDONESIA ADALAH NEGARA YANG BERDASARKAN ATAS HUKUM (RESCHSSTAAT)

Negara hukum yang dimaksud bukanlah sekedar negara hukum dalam arti formal (sempit) artinya negara
hanya sebagai penjaga malam atau penjaga ketertiban, yang menjaga jangan terjadi pelanggaran dan menindak
para pelanggar hukum. Pengertian negara hukum menurut UUD 1945 negara hukum dalam arti material (luas),
dalam hal ini peranan negara bukan saja melindungi segenap bansa dan seluruh tumpah darah Indonesia, tetapi
juga harus memajukan kesejateraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Berdasarkan semangat negara
hukum dalam arti material itu setiap tindakan negara haruslah mempertimbangkan dua kepentingan yaitu
kegunaan (doel matigheid) dasar hukumnya (recht matigheid).

Oleh sebab itu perlu dipahami ciri-ciri negara hukum dalam arti material antara lain :

- Adanya pembagian kekuasaan.


- Diakui HAM dan diatur dalam peraturan perundang-undangan,
- Asas legalitas.
- Peradilan bebas tidak memihak.
- Segala warganegara bersamaan kedudukanya dalam hukum dan pemerintahan.
- Adanya kewajiban pemerintah untuk memajukakan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa.
PENGERTIAN, KEDUDUKAN, SIFAT DAN FUNGSI UUD 1945

PENGERTIAN HUKUM DASAR

Hukum dasar ialah peraturan hukum yang menjadi dasar berlakunya seluruh peraturan perundangan da lam
suatu negara.

Hukum dasar merupakan :

1. Sumber hukum tertinggi bagi produk-produk hukum dan kebijaksanaan pemerintah.


2. Sarana pengawasan (control) berlakunya semua peraturan dalam negara.
Hukum Dasar Tertulis
(UUD / Konstitusi tertulis)

Hukum Dasar

Hukum Dasar Tak Tertulis

(Konvensi atau Kebiasaan ketata

Negaraan)

UUD atau Konstitusi negara adalah peraturan negara dan merupakan batang tubuh suatu negara yang memuat
ketentuan-ketentuan pokok dan menjadi salah satu sumber dari peraturan perundangan lainnya yang kemudian
dikeluarkan oleh negara.

UUD 1945 SEBAGAI HUKUM DASAR (TERTULIS) ialah :

1. Hukum yang pokok, hukum yang tertinggi (yang tertulis).


2. UUD 1945 merupakan sumber hukum artinya : semua peraturan yang berlaku (TAP atau Kep MPR, UU,
Perpu, PP, Kepres, Peraturan daerah).
3. UUD 1945 adalah mengikat pemerintah dan lembaga negara dan lembaga masyarakat.
4. UUD 1945 adalah hukum yang berlaku, sebab UUD 1945 berisi norma-norma, aturan-aturan dan
ketentuan-ketentuan yang harus ditaati dan dilaksanakan.

Hukum Dasar Yang Tak Tertulis adalah :

1. Aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara, umumnya
disebut konvensi. Misalnya : Pidato kenegaraan Presiden pada tiap-tiap tanggal 16 Agustus dan Pidato
Presiden sebagai keterangan pemerintah tentang Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) pada minggu pertama bulan januari stiap tahun.
2. Konvensi menurut UUD 1945 harus memenuhi syarat tidak bertentangan dengan isi, arti dan maksud
UUD 1945 oleh karena itu sifatnya melengkapi, mengisi, kekosongan ketentuan yang tidak
3. diatur secara jelas dalam UUD 1945.
4. Terjadi berulang kali dan dapat diterima masyarakat.
5. Konvensi hanya terjadi pada tingkat nasional saja.

PENGERTIAN UUD 1945

Konstitusi negara kesatuan RI ialah UUD 1945 yang terdiri dari :

1. Pembukaan yang meliputi empat alinea.


2. Batang Tubuh atau isi yang meliputi :
- 16 BAB.
- 37 Pasal.
- Aturan Peralihan.
- Aturan Tambahan.

KEDUDUKAN UUD 1945

a. Hukum Dasar Tertulis.


b. Hukum Dasar Tak Tertulis.

Baik hukum dasar tertulis maupun hukum dasar tak tertulis adalah norma hukum yang :

1. Mengikat :
a. Pemerintah.
b. Setiap Lembaga Negara.
c. Setiap Lembaga masyuarakat.
d. Setiap Wareganegara.
2. Berisi norma-norma yang :
a. Harus dilaksanakan.
b. Harus ditaati.

Sebagai hukum dasar:


1. Merupakan sumber hukum tertinggi bagi:
a. Produk-produk hukum.
b. Kebijakan pemerintah.
2. Alat control [ pengawasan ].

Merupakan aturan-aturan pokok yang merupakan garis besar sebagai intruksi:


a. Kepada pemerintah pusat dan lain-lain penyelenggara negara.
b. Menyelenggarakan kehidupan negara dan menyelenggarakan kesejahteraan social.

Fungsi UUD 1945


UUD 1945 sebagai sumber hukum maka UUU 1945 mempunyai fungsi sebagai alat control yaitu alat untuk
mengecek apakah, norma hukum yang lebih rendah yang berlaku itu sesuai atau tidak dengan UUD 1945.

Cara Mengubah Konsitusi [UUD]


Ada dua cara mengubah UUD antara lain:
1. UUD diubah dengan cara prosedur yang biasa, sebagaimana mengubah dan membuat UU biasa
[luwes/fleksibel].
2. Perubahan UUD yang memerlukan prosedur istimewa, maka sifat UUD itu adalah rigid [kaku], seperti:
dinyatakan dalam pasal 37 UUD 1945 dan dinegara USA. Pada zaman ORBA UUD 1945 sulit dirubah
dengan mengeluarkan TAP MPR tentang REFERENDUM.

Menurut KAKLOEWESTEIN ada tiga jenis penilaian terhadap konsitusi antara lain:

1. Nilai Normatif
Apa bila suatu konsitusi [UUD] telah resmi diterima oleh suatu bangsa, maka konsitusi itu saja
berlaku dalam arti hukum legal melainkan merupakan suatu kenyataan dan efektif artinya
konsitusi itu dilaksanakan secara mumi dan konsekuen.
2. Nilai Nominal
Suatu konsitusi secara hukum berlaku, namun berlakunya itu tidak sempurna, karena ada
pasal-pasal tertentu yang dalam kenyataanya tidak berlaku. Contoh: Pasal 28 UUD 1945 [ORBA]
praktek pelaksanaanya pasal itu banyak tergatung pada kemauan penguasa.

3. Nilai Semantik [simbolik]


Konsitusi itu secara umum tetap berlaku, tetapi dalam kenyataanya hanya sekedar untuk
melaksanakan kekuasaan politik. Jadi konsitusi disini hanya sekedar istilah sedangkan pelaksan-
aanya digantikan dengan kepentingan penguasa. Contoh: pelaksanaan UUD 1945 ORLA.

POKOK-POKOK PIKIRAN DALAM PEMBUKAAN UUD 1945

1. Pokok pikiran Persatuan yang berbunyi: ‘Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dengan bedasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia”. Dalam pembukaan ini diterima aliran pengertian negara persatuan negara
yang melindungi dan meliputi segenap bangsa seluruhnya. Jadi negara mengatasi segala faham
perorangan dan segala faham golongan. Negara menurut pengertian pembukaan itu menghendaki
persatuan meliputi segenap bangsa Indonesia seluruhnya.
Inilah suatu dasar negara yang tidak boleh dilupakan artinya :
a. Negara melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.
b. Negara mengatasi segala faham golongan dan segala faham perorangan.
c. Negara menghendaki persatuan yang meliputi segenap bangsa Indonesia.

2. Pokok Pikiran Keadilan sosial artinya : Negara wajib mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia dan negara memberikan hak dan kewajibannya yang sama kepada segenap
rakyat untuk ikut serta mewujudkan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat.

3. Pokok Pikiran Kedaulatan Rakyat artinya : Negara berdasarkan kerakyatan dan


permusyawaratan dan perwakilan. Kedaulatan rakyat berarti kekuasaan tertinggi ada pada
rakyat.
4. Pokok Pikiran Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar Kemanusian yang adil dan beradab
artinya :
a. Negara wajib memberikan kebebasan kepada warganegaranya untuk memeluk agama
sesuai dengan keyakinan dan kepercayaan masing-masing berdasarkan agama yang diakui.
b. Negara wajib memelihara budipekerti kemanusian yang luhur dan memegang teguh cita-
cita moral rakyat yang luhur.

MAKNA ALENIA-ALENIA DALAM PEMBUKAAN UUD 1945

Pembukaan UUD 1945 terdiri atas empat alenia :

Alenia Pertama berbunyi : “ Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh
sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusian
dan perikeadilan”.
Makna yang terkandung dalam alinea pertama sebagai berikut :

1. Adanya keteguhan dan kuatnya pendiriaan bangsa Indonesia menghadapi masalah


kemerdekaan melawan penjajah.
2. Tekad bangsa Indonesia untuk tetap berdiri di barisan yang paling depan untuk menentang dan
menghapuskan penjajahan diatas dunia.
3. Pengungkapan suatu dalil objektif yaitu bahwa penjajahan tidak sesuai dengan perikemanusian
dan perikeadilan, oleh karenannya harus ditentang dan harus dihapuskan agar semua bangsa
di dunia ini dapat menjalankan hak kemerdekaannya sebagai hak asasi.
4. Pengungkapan suatu dalil Subjektif yaitu aspirasi bangsa Indonesia sendiri untuk membebaskan
diri dari penjajahan. Dalil ini meletakkan tugas kewajiban kepada bangsa/pemerintah Indonesia
untuk senantiasa melawan setiap bentuk penjajahan dan mendukung setiap kemerdekaan
suatu bangsa.

Alinea Kedua berbunyi : “Dan perjuangan pergerakan Indonesia telah sampai kepada saat yang
berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang
kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”.

Makna yang terkandung dalam alinea kedua sebagai berikut :

1. Perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampai pada saat yang menentukan.
2. Momentum yang telah dicapai itu harus dimamfaatkan untuk menyatakan kemerdekaan.
3. Kemerdekaan tersebut bukan merupakan tujuan akhir, tetapi masih diisi dengan usaha
mewujudkan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Hal ini
merupakan cita-cita nasional bangsa Indonesia.

Alinea ketiga berbunyi : “Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan didorong oleh keinginan
luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan
ini kemerdekaannya”.

Makna yang terkandung dalam alinea ketiga sebagai berikut :

1. Motivasi spiritual yang luhur bahwa kemerdekaan bangsa kita berkat rahmat dari tuhan.
2. Keinginan yang didambakan oleh segenap bangsa Indonesia untuk hidup yang
berkeseimbangan antara kehidupan material dengan spiritual dan kehidupan dunia dan akhirat.
3. Pengukuhan melalui proklamasi kemerdekaan sebagai suatu negara yang berwawasan
kebangsaan.

Alenia keempat berbunyi : “Kemudian dari pada itu untuk membentuk pemerintahan negara
Indonesia yang…..”.

Makna yang terkandung dalam alenia keempat sebagai berikut :

1. Tujuan sekaligus fungsi negara Indonesia yaitu :


a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
b. Memajukan kesejah teraan umum.
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berkedaulatan, kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan social.
2. Negara Indonesia berbentuk Republik dan berkedaulatan rakyat.
3. Negara Indonesia mempunyai dasar fasafah Pancasila.

Hubungan Pembukaan UUD 1945 dengan Batang Tubuh UUD 1945


Hubungan Pembukaan UUD 1945 dengan Batang Tubuh UUD 1945 sebagai berikut bagian
keempat , Pembukaan UUD 1945 mempunyai hubunngan yang bersifat “kausal organis” dengan Batang
Tubuh UUD 1945, yang mencakup beberapa segi sebagai berikut :
a. Undang-Undang Dasar ditentukan ada.
b. Yang diatur dalam UUD adalah tentang pembentukan pemerintahan negara yang memenuhi
berbagai pensyaratan dan meliputi segala aspek penyelenggaraan negara.
c. Negara Indonesia ialah berbentuk Republik yang berkedaulatan rakyat.
d. Ditetapkan dasar kerohanian negara (dasar filsafat negara Pancasila)

STRUKTUR KETATANEGARAAN SEBELUM PERUBAHAN UUD1945

UUD1945

MPR

BPK DPR PRESIDEN DPA MA

STRUKTUR KETATANEGARAAN SESUDAH PERUBAHAN UUD1945

UUD 1945

BPK MPR PRESIDEN KEKUASAAN KEHAKIMAN

DPR – DPD WAPRES MK MA KY

PERBEDAAN MPR SEBELUM DAN SESUDAH PERUBAHAN UUD 1945

Perbedaan Sebelum perubahan UUD 1945 Sesudah Perubahan UUD 1945

Komposisi DPR, Utusan Daerah dan Gol DPR dan DPD

Rekruitmen DPR (PEMILU), Utusan Daerah DPR dan DPD (PEMILU)

dan Golongan (diangkat)


Legislasi Oleh DPR Kekuasaan Legislasi di DPR, DPD

dapat mengajukan dan mem

bahas RUU berkaitan OTDA.

Kewenangan Tak terbatas Terbatas tiga :

1. Mengubah UUD.
2. Melantik Presiden dan
Wakil Presiden.
3. Impeachment (meberhenti
Kan Presiden dan wakil Presiden).

MPR mempunyai tugas dan wewenang :

1. Mengubah dan menetapkan UUD.


2. Melantik Presiden dan Wakil Presiden berdasarkan hasil PEMILU dan dalam Sidang Paripurna MPR.
3. Memutuskan usul DPR berdasarkan putusan MK untuk memberhentikan Presiden dan Wakil Presiden
dalam masa jabatannya setelah Presiden dan Wakil Presiden diberi kesempatan dan atau Wakil
Presiden diberi kesempatan untuk menyampaikan penjelasan didalam Sidang Paripurna MPR.
4. Melantik Wakil Presiden menjadi Presiden apa bila Presaiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau
tidak dapat melaksanakan kewajibannya dalam masa jabatanya.
5. Memilih Wakil Presiden dari dua calon yang diajukan Presiden apa bila terjadi kekosongan jabatan
Wakil Presiden dalam masa jabatannya selambat-lambatnya dalam waktu 60 hari.
6. Memilih Presiden dan Wakil Presiden apa bila keduanya berhenti secara bersamaan dalam masa
jabatannya, dari dua paket calon Presiden dan Wakil Presiden yang diusulkan Partai Politik dan
Gabungan Partai Politik yang paket calon Presiden dan Wakil Presiden meraih suara terbanyak
pertama dan kedua dalam pemilihan sebelumnya sampai habis masa jabatannya selambat-lambatnya
dalam waktu 30 hari.

Anggota MPR mempunyai hak :

1. Mengajukan usul perubahan pasal-pasal UUD.


2. Menentukan sikap dan pilihan dalam pengambilan keputusan.
3. Memilih dan dipilih.
4. Membela diri.
5. Hak Imunitas (hak kekebalan hukum anggota MPR) adalah hak untuk tidak dapat dituntut dimuka
pengadilan karena pernyataan dan pendapat yang disampaikan dalam rapat-rapat MPR dengan
Pemerintah dan rapat-rapat MPR lainnya dengan peraturan perundang-undangan.
6. Hak Protokoler adalah hak anggota MPR untuk memperoleh penghormatan berkenaan dengan
jabatannya dalam acara-acara kenegaraan atau acara resmi maupun dalam melaksanakan tugasnya.

Berdasarkan TAP MPR NO.II/MPR/1999 tentang Peraturan tata tertib MPR-RI dalam pasal 50
dinyatakan bahwa sidang MPR terdiri atas :

1. SIDANG UMUM MPR adalah sidang yang diadakan pada masa jabatan keanggotaan MPR.
2. SIDANG TAHUNAN MPR adalah sidang yang diadakan setiap tahun (untuk mendengar pidato Presiden
mengenai Ketetapan MPR dan atau membuat putusan majelis).
3. SIDANG ISTIMEWA MPR adalah sidang yang diadakan diluar sidang umum dan sidang tahunan. SI MPR
disamping untuk memintapertanggungjawaban presiden apa bila sunguh-sungguh melanggar haluan
negara.

MAHKAMAH KONSTITUSI UU NO.24 TAHUN 2003

Mahkamah konstitusi (MK) adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman sebagaimana dimaksud dalam
UUD Negara RI tahun 1945.

KEKUASAAN MAHKAMAH KONSTITUSI

WEWENANG :

1. MK berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifatr final untuk :
a. Menguji UU terhadap UUD Negara RI tahun 1945.
b. Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan UUD Negara RI
tahun 1945.
c. Memutus pembubaran Partai Politik.
d. Memutus perselisihan tentang hasil Pemilihan Umum.
e. Memutus perselisihan tentang PILKADA.

2. MK wajib memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa Presiden dan atau Wakil Presiden diduga
telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan,
tindak pidana besar lainnya atau perbuatan tercela dan atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai
Presiden dan atau Wakil Presiden sebagaimana dimaksud dalam UUD Negara RI tahun 1945.

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (DPR)

Sususnan dan Keangotaan

- DPR terdiri atas anggota Partai Politik peserta PEMILU yang dipilih berdasarkan hasil PEMILU.
- Anggota DPR berjumlah 550 orang.
- Keanggotaan DPR diresmikan dengan Keputusan Presiden.
- Masa jabatan anggota DPR adalah 5 tahun dan berakhir bersamaan pada saat anggota DPR yang baru
mengucapkan sumpah / janji.
- Pimpinan DPR terdiri atas seorang Ketua dan 3 orang wakil ketua yang dipilih dari dan oleh anggota
dalam sidang paripurna DPR.

Kedudukan

DPR merupakan lembaga perwakilan rakyat yang kedudukanya sebagai Lembaga Negara.

DPR mempunyai fungsi

- LEGISLASI.
- ANGGARAN.
- PENGAWASAN.

Tugas dan Wewenang

1. Membentuk UU yang dibahas dengan Presiden untuk mendapat persetujuan bersama.


2. Membahas dan memberikan persetujuan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPU).
3. Menetapkan APBN bersama Presiden dengan memperhatikan pertimbangan DPD.
4. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN, serta kebijakan pemerintah.
5. Memilih anggota BPK dengan memperhatikan pertimbangan DPD.
6. Memberikan persetujuan kepada Presiden atas pengangkatan dan pemberhentian anggota Komisi
Yudisial.
7. Memilih tiga orang calon anggota Hakim Konstitusi dan mengajukan kepada Presiden untuk
ditetapkan,
8. Memberikan pertimbangan kepada Presiden untuk mengangkat Duta, menerima penempatan duta
negara lain dan memberikan pertimbangan dalam pemberian Amesti dan Abolisi.
9. Memberikan persetujuan kepada Presiden untuk menyatakan perang, membuat perdamaian dan
perjanjian dengan negara lain, serta membuat perjanjian internasional lainnya yang menimbulkan
akibat yang luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara
dan atau pembentukan UU.
10. Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat.

HAK ANGGOTA DPR

a. HAK INTERPELASI adalah hak DPR untuk meminta keterangan kepada pemerintah mengenai kebijakan
pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.
b. HAK ANGKET adalah hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap kebijakan pemerintah yang
penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang
diduga bertentangan dengan peraturan perundang –undangan.
c. HAK MENYATAKAN PENDAPAT adalah hak DPR sebagai lembaga untuk menyatakan pendapat
terhadap kebijakan pemerintah atau mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di tanah air atau situasi
dunia internasional disertai dengan rekomendasi penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut
pelaksanaan hak interplasi dan hak angket atau terhadap dugaaan Presiden atau Wakil Presiden
melakukan pelanggaran hukum.
d. HAK IMUNITAS.
e. HAK PROTOKOLER.
f. Hak mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU).
g. Hak mengajukan pertanyaan.
h. Hak menyampaikan Usul dan Pendapat.
i. Hak Memilih dan Dipilih.
j. Hak membela diri.

PENGANTIAN ANTAR WAKTU ANGGOTA DPR

a. Meninggal dunia.
b. Mengudurkan diri sebagai anggota atas permintaan sendiri secara tertulis.
c. Diusulkan oleh Partai Politik yang bersangkutan.
KEKUASAAN PRESIDEN SEBBAGAI KEPALA PEMERINTAHAN

1. Menurut pasal 1 ayat 2. UUD 1945 berbunyi “Presiden Indonesia memegang kekuasaan pemerintah
menurut UUD” artinya : Presiden adalah kepala kekuasaan eksekutif dalam negara.
2. Menurut pasal 5 ayat 1. UUD 1945 berbunyi : “Presiden berhak mengajukan Rancangan Undang-Undang
kepada DPR”.
3. Menurut pasal 5 ayat 2. UUD 1945 berbunyi “Presiden menetapkan Peraturan Pemerintah untuk
menjalankan Undang-Undang sebagaimana mestinya”.
4. Menurut pasal 22 ayat 1. UUD 1945 berbunyi “Dalam hal ikhwal kegentingan yang memaksa, Presiden
berhak menetapkan Peraturan Pemerintah Sebagai Pengganti Undang-Undang”.
“Apa bila kemudian DPR tidak memberikan persetujuan maka Presiden harus menbcabut PERPU
tersebut”. (Ps. 22 ayat 3. UUD 1945).
5. Menurut pasal 16. UUD 1945 berbunyi : “Presiden membentuk suatu Dewan Pertimbangan yang
bertugas memberikan nasehat dan pertimbangan kepada Presiden yang selanjutnya diatur dalam
Undang-Undang”.
6. Menurut pasal 17 ayat 1,2,3. UUD 1945 berbunyi :
Ayat 1. “Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara”.
Ayat 2. “Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden”.
Ayat 3. “Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan”.

KEKUASAAN PRESIDEN SEBGAI KEPALA NEGARA


1. Menurut pasal 10. UUD 1945. Berbunyi : “Presiden memegang kekuasaan yang tertinggi atas
Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara”.
2. Menurut pasal 11 ayat 1. UUD 1945 berbunyi : “Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan
perang, membuat perdamaiaan dan perjanjian dengan negara lain”.
3. Menurut pasal 12. UUD 1945 berbunyi : “Presiden menyatakan keadaan bahaya. Syarat-syarat dan
keadaan bahya ditetapkan dengan UU”.
4. Menurut pasal 13 ayat 1. UUD 1945 berbunyi : “Presiden mengangkat Duta dan Konsul”.
“Dalam hal mengangkat Duta, Presiden memperhatikan pertimbangan DPR”. (UUD 1945 Pasal 13
ayat 2).
“Presiden menerima penempatan Duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR”.

(UUD 1945 Pasal 13 ayat 3).

5. Menurut pasal 14 ayat 1. UUD 1945 berbunyi : “Presiden member Grasi, Rahabilitasi dengan
memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung”.
6. Menurut pasal 14 ayat 2 UUD 1945 berbunyi : “Presiden memberikan Amesti dan Abolisi dengan
memperhatikan pertimbangan DPR”.
7. Menurut pasal 15. UUD 1945 berbunyi : “Presiden member gelar, tanda jasa dan lain-lain tanda
kehormatan yang diatur dengan UU”.

PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK


Sebagai salah satu cabang etika, khususnya etika politik termasuk dalam lingkungan fisafat. Etika
mempertanyakan tanggungjawab dan kewajiban manusia.

Etika Politik mempertanyakan tanggungjawab dan kewajiban manusia sebagai manusia dan bukan hanya sebagai
warganegara terhadap negara hukum yang berlaku dan sebagainya.
Nilai, Moral dan Norma merupakan konsep yang saling berkaitan, dimana ketiga konsep ini terkait dalam
memahami Pancasila sebagai etika Politik.

Nilai adalah suatu yang berharga, berguna dan indah, memperkaya batin dan menyadarkan manusia akan harkat
dan martabatnya. Nilai bersumber pada budi yang berfungsi mendorong dan mengarahkan sikap dan perilaku
manusia.

Contoh : Gotong royong , toleransi, musyawarah.

Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut tingkah laku dan perbuatan manusia.
Moral dalam perwujudannya dapat berupa peraturan, prinsip-prinsip yang benar, baik, terpuji dan mulia. Moral
dapat berupa kesetiaan, kepatuhan kepada nilai dan norma yang mengikat kehidupan masyarakat, negara dan
bangsa.

Contoh : Berkaitan dengan sopan satu.

Norma adalah petunjuk tingkah laku yang harus dijalankan dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan motivasi
tertentu.

Contoh : Harus berkata jujur (Norma sosial). Melakukan perbuatan dosa dan mendapat siksa neraka (norma
agama).

PANCASILA DAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

Korupsi adalah tindakan oleh setiap orang yang secara melawan hokum melakukan perbuatan memperkaya
diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugi Negara atau perekonomian Negara

Anti korupsi adalah suatu sikap dan perbuatan yang menolak atau berjuang untuk mencegah dan
memberantas segala tindak pidana korupsi

Gerakan antikorupsi bisa diwujudkan dalam bentuk peraturan (instrument hokum), kelembagaan, maupun
aksi nyata masyarakat dan pemerintah dalam menegakkan hokum dan keadilan, terutama bagi kasus-kasus
korupsi.

¨ Berikut beberapa peraturan perundang-undangan tindak pidana korupsi:

a. UU RI No.28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme

b. UU RI No.20 Thun 2001 tentang Perubahan atas UU No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi

c. UU RI No.30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

¨ Berikut beberapa ketentuan dalam UU RI No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
yang telah diubah dengan UU RI No20 Tahun 2001

¨ Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersifat mandiri, artinya bebas dari kekuasaan manapun.
¨ KPK berwenang melakukan penyelidikan, penyilidikan, dan penuntutan.

¨ Penyelidikan adalah serangkaian tindakkan penyelidikuntuk mencari dan menemukan peristiwa yang diduga
sebagai tindak pidana, mencari dan menentukan peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana, mencari dan
mengumpulkan bukti permulaan yang cukup (minimal 2 bukti) guna menentukan dapat tidaknya dilakukan
penyilidikan.

¨ Penyilidikan adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan mengumpulkan bukti yang membuat
terang tindak pidana yang terjadi dan menemukan tersangka.

¨ Penuntutan adalah serangkaian tindakan penuntut untuk menyusun dan melengkapi berkas perkara pidana
dan melimpahkan kepengadilan yang berwenang agar dapat diperiksa dan diputus oleh hakim di pengadilan.

¨ Tugas dan wewenang KPK antara lain :

A. Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi
B. Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi
C. Melakukan penyelidikan, penyilidikan, penuntutan terhadap tindak pidana korupsi
D. Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi
E. Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara

Peran Serta dalam Pemberantasan Korupsi di Indonesia

Korupsi termasuk tindak kejahatan (tindak pidana) dan pelanggaran hukum. Korupsi merupakan satu dari mata
rantai KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme). Pemberantasan KKN diyakini mampu menciptakan pemerintahan
yang bersih dan menciptakan rasa keadilan.

1.Peran serta masyarakat

Terciptanya penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari KKN bukan hanya tanggung jawab dari
penyelenggara negara semata, melainkan juga masyarakat dan semua komponen anak bangsa. Diperlukan
peran serta masyarakat untuk melakukan kontrol sosial terhadap praktik penyelenggaraan pemerintahan.
Masyarakat tidak hanya dijadikan objek penyelenggaraan negara, tetapi harus dilibatkan juga sebagai subjek.
Agar pelaksanaan peran serta masyarakat berjalan dengan tertib, maka disusunlah pengaturannya dalam
Undang-Undang No. 31 tahun 1999 yang menyebutkan bahwa masyarakat dapat berperan serta membantu
upaya pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan tindak pidana korupsi.

Peran Serta Masyarakat Tersebut Dapat Diwujudkan Dalam Bentuk-Bentuk Berikut :

a. Hak mencari, memperoleh, dan memberikan informasi adanya dugaan telah terjadi tindak pidana korupsi.
b. Hak menyampaikan saran dan pendapat secara bertanggung jawab kepada penegak hukum yang menangani
perkara tindak pidana korupsi.
c. Hak untuk memperoleh perlindungan hukum dalam hal:
1) Melaksanakan haknya sebagaimana tersebut di atas;
2) diminta hadir dalam proses penyelidikan, penyidikan, dan di sidangpengadilan sebagai saksi pelapor,
saksi, atau saksi ahli sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
d. Hak untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan tentang laporannya yang diberikan kepada penegak hukum
dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari.
e. Hak untuk memperoleh pelayanan dalam mencari, memperoleh, dan memberikan informasi adanya dugaan
telah terjadi tindak pidana korupsi kepada penegak hukum yang menangani perkara tindak pidana korupsi.

Peran serta masyarakat tersebut akan mendapat penghargaan dari pemerintah. Penghargaan kepada
masyarakat yang berjasa dalam pemberantasan tindak pidana korupsi dapat berupa piagam maupun premi.
Peran serta masyarakat dalam pemberantasan korupsi telah dikembangkan melalui Peraturan Pemerintah No.
71 tahun 2000 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dan Pemberian Penghargaan dalam
Pencegahan danPemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Peran serta masyarakat diartikan sebagai peran aktif
organisasi masyarakat, perorangan, atau lembaga swadaya masyarakat dalam pencegahan dan pemberantasan
tindak pidana korupsi.

2. Wujud peran serta masyarakat

a. Peran serta melalui media

Koran, majalah, radio, dan televisi merupakan sarana yang ampuh dalam mencegah dan menanggulangi korupsi.
Adanya dugaan kasus korupsi yang terjadi di suatu lembaga pemerintah atau dugaan korupsi oleh seorang
pejabat negara dapat diberitakan melalui media.

Oleh lembaga berwenang, hasil pemberitaan dapat ditindaklanjuti. Melalui media, warga juga dapat
menyampaikan adanya dugaan korupsi, kejadian korupsi, atau hal lain yang berkaitan. Contohnya, dengan surat
pembaca, kotak pos, opini, kolompembaca, atau kring telepon.

b. Peran serta melalui kegiatan-kegiatan langsung

Kegiatan secara langsung dan terbuka oleh sekelompok orang berkaitan dengan upaya penanggulangan korupsi
disebut dengan kegiatan langsung. Contohnya, unjuk rasa mendatangi lembaga pemerintahan yang dituduh
melakukan korupsi dan demonstrasi ke lembaga ke KPK agar serius menangani suatu kasus korupsi. Lembaga
swadaya masyarakat (LSM) sekarang ini banyak sekali yang berkecimpung di bidang penanggulangan korupsi.
Secara aktif dan rajin mereka melakukan kegiatan-kegiatan yang berintikan upaya menanggulangi korupsi,
seperti melaporkan adanya tindak pidana korupsi oleh seorang pejabat, memberikan masukan dan kritik
terhadap penggunaan anggaran suatu departemen, laporan dugaan korupsi suatu departemen, dan lain-lain.
Contoh lembaga swadaya masyarakat tersebut adalah sebagai berikut.

1) Indonesian Corruption Watch (ICW) atau disingkat ICW merupakan sebuah organisasi nonpemerintah (NGO)
yang mempunyai misi untuk mengawasi dan melaporkan kepada publik mengenai aksi korupsi yang terjadi di
Indonesia. ICW lahir di Jakarta pada tanggal 21 Juni 1998 di tengah-tengah gerakan reformasi yang menghendaki
pemerintahan pasca-Soeharto yang demokratis, bersih, dan bebas korupsi. ICW adalah lembaga nirlaba yang
terdiri atas sekumpulan orang yang memiliki komitmen untuk memberantas korupsi melalui usaha-
usahapemberdayaan rakyat untuk terlibat atau berpartisipasi aktif melakukan perlawanan terhadap praktik
korupsi.

2) Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI) adalah sebuah organisasi internasional yang bertujuan memerangi
korupsi politik. Organisasi yang didirikan di Jerman sebagai organisasi nirlaba ini sekarang menjadi organisasi non
pemerintah yang bergerak menuju organisasi yang berstruktur demokratik.

Anda mungkin juga menyukai