Anda di halaman 1dari 42

PIUTANG USAHA (ACCOUNT

RECEIVABLE)

Buku PA 2:
Agus Purwaji, Wibowo dan Hexana Sri Lastanti,
2016, Pengantar Akuntansi 2, Edisi 2, Jakarta,
Salemba Empat
PENGERTIAN PIUTANG
Piutang adalah:
>Tagihan kepada pihak lain akibat adanya penjualan
secara kredit, baik perorangan maupun badan usaha yang
menyebabkan adanya penerimaan kas dimasa yang akan
datang sebagai bentuk penyerahan barang atau jasa yang
dilakukan saat ini.
Piutang diklasifikasikan menjadi 3 yaitu:
a. Piutang Usaha
b. Piutang Wesel
c. Piutang Lain-lain
Apabila para debitur atau pembeli relatif banyak, maka
dibuatlah
>Buku Pembantu Piutang Usaha
PIUTANG USAHA (Account Receivable)
Piutang Usaha
>Piutang yang timbul karena kegiatan penjualan
barang atau jasa dalam rangka kegiatan bisnis
perusahaan.
Piutang usaha disebut juga piutang dagang (Trade
Receivable) artinya:
>Piutang yang berasal dari penjualan barang dagang
atau jasa sebagai kegiatan bisnis perusahaan
Piutang dikategorikan bagian dari aset lancar
karena:
>bersifat lancar, dasar kepercayaan, berjangka
waktu kurang dari satu tahun
PIUTANG USAHA (Account Receivable)
Syarat yang sering ditentukan perusahaan (kreditur)
apabila pembeli (debitur) tidak dapat membayar pada
saat kejadiaan atau transaksi berlangsung adalah:
 2/10, n/30
 n/30 artinya
 Piutang yang diharapkan dapat ditagih dalam jangka
waktu paling lama 30 hari sejak transaksi dilakukan
terjadi
 2/10 artinya
 Apabila piutang dibayar lebih awal yaitu kurang atau
sampai dengan 10 (sepuluh) hari, maka perusahaan
akan memberikan potongan penjualan sebesar 2%
kepada pihak pembeli (debitur)
PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengendalian
internal piutang usaha yakni sebagai berikut:
1. Adanya pemisahan yang jelas antara fungsi (bagian) yang
menangani transaksi penjualan dengan fungsi (bagian)
pencatatan piutang;
2. Adanya pemisahan yang jelas antara fungsi (bagian)
akuntansi dengan fungsi (bagian) penerimaan kas hasil
tagihan piutang;
3. Adanya otorisasi pihak yang berwenang berkaitan dengan
pemberian kredit, pemberian potongan, serta keringan dan
penghapusan piutang;
4. Perusahaan harus membuat buku pembantu piutang
5. Perusahaan harus membuat daftar piutang berdasarkan
jangka waktu piutang agar pengawasan dan pemantauan
lebih efektif.
Soal Transaksi Piutang Usaha
Pada 14 Maret 2015, PT. Nirwana menjual
barang dagang seharga Rp 5.000.000, secara
kredit dengan termin 2/15, n/60 kepada PT.
Gelora. Pada tanggal 20 Maret 2015, PT. Gelora
mengembalikan barang dagang seharga Rp
250.000 karena rusak. Pada tanggal 27 Maret
2015, PT. Nirwana menerima pelunasan piutang
dari PT. Gelora, maka buat lah jurnal dari
transaksi tersebut:
Jawaban Soal
Transaksi pada tanggal 14 Maret 2015:
D: Piutang Usaha Rp 5.000.000
K: Penjualan Barang Dagangan Rp 5.000.000
(Penjualan barang dagang secara kredit)
Transaksi pada tanggal 20 Maret 2015:
D: Retur Penjualan Brg Dag Rp 250.000
K: Piutang Usaha Rp 250.000
(Pengembalian brg dagangan)
Piutang awal: Rp 5.000.000
Retur: (Rp 250.000)
Sisa Piutang Rp 4.750.000
Transaksi pada tanggal 27 Maret 2015:
D: Kas Rp 4.655.000
D: Potongan Penjualan Rp 95.000
K: Piutang Usaha Rp 4.750.000
(Penerimaan pelunasan piutang)
Piutang Usaha Rp 4.750.000
Potongan penjualan 2% x Rp 4.750.000 = (Rp 95.000)
Piutang yang dibayar Rp 4.655.000
Mencatat Penurunan Nilai Piutang (Piutang Tidak Tertagih)

Meskipun perusahaan berhati-hati dalam


mengambil kebijakan kredit, namun
kemungkinan adanya piutang usaha yang tidak
dapat ditagih tetap tidak dapat dihindari.
Ada 2 metode yang digunakan untuk mencatat
penurunan nilai piutang atau piutang tidak
tertagih yaitu:
a. Metode penghapusan langsung (Direct Write
Off Method)
b. Metode Cadangan (Allowance Method)
Metode penghapusan langsung (Direct Write Off Method)

Metode ini mencatat bahwa kerugian piutang sebagai beban


dilakukan pada saat piutang benar-benar tidak dapat ditagih
(kepailitan atau bangkrut). Kerugian piutang dihapuskan
merupakan nilai sesungguhnya dari piutang yang tidak dapat
ditagih dari debitur.
Soal:
Pada 1 Januari 2015, PT. Malindo memiliki saldo piutang usaha
sebesar Rp 75.000.000. Pada 14 Maret 2015, salah satu debitur
perusahaan PT. Buana dinyatakan bangkrut , sehingga piutang
sebesar Rp 5.000.000 tidak dapat ditagih. Maka buatlah jurnalnya:
Jawab:
Transaksi pada tanggal 14 Maret 2015:
D: Beban Penurunan Nilai Piutang Rp 5.000.000
K: Piutang Usaha Rp 5.000.000
(Penghapusan piutang)
Metode penghapusan langsung (Direct Write Off Method)

Nilai piutang usaha:


Piutang Usaha = Rp 75.000.000
Piutang tidak dapat ditagih = (Rp 5.000.000)
Piutang (Net) = Rp 70.000.000
Karena metode penghapusan langsung ini hanya
mengakui pada nilai brutonya saja (Rp 75 jt) pada
penyajian dalam neraca, sehingga tidak
menggambarkan nilai realiasasinya (Rp 70 jt),
sehingga metode ini tidak diakui untuk laporan
keuangan. Oleh karena itu perusahaan (dalam SAK
ETAP)sebaiknya menggunakan metode cadangan
(Allowance Method)
Metode Cadangan (Allowance Method)

Pada metode ini, pencatatan kerugian tidak


menunggu sampai debitur dinyatakan pailit,
besarnya estimasi berdasarkan pengalaman
periode-periode lalu atau berdasarkan
pengamatan atas jumlah piutang tidak tertagih.
Perusahaan melakukan estimasi atau
membentuk cadangan setiap akhir periode
akuntansi dengan mencatat kolom debit akun
beban penurunan nilai piutang dan dikolom
kredit akun cadangan penurunan nilai piutang.
Metode Cadangan (Allowance Method)

Contoh soal:
Pada tanggal 31 Desember 2015, PT. Lion memiliki
informasi sebelum penyesuaian mengenai besarnya
nilai saldo akun Piutang Usaha dan saldo akun
Cadangan Penurunan Nilai Piutang pada saldo normal
yang masing-masingnya sebesar Rp 25.000.000 dan
Rp 300.000. Berdasarkan kebijakan perusahaan,
estimasi terhadap piutang yang tidak dapat ditagih
yakni 2% dari total piutang usaha. Berdasarkan
informasi tersebut, maka tentukan nilai cadangan
penurunan nilai piutang pada akhir periode!Kemudian
buatlah estimasi piutang tidak tertagih pada akhir
periode!
Metode Cadangan (Allowance Method)

Contoh soal:
Pada tanggal 31 Desember 2015:
nilai cadangan penurunan nilai piutang:
 2% x Rp 25.000.000
 Rp 500.000
Jurnal pada tanggal 31 Desember 2015:
D: Beban Penurunan Nilai Piutang Rp 200.000
K: Cadangan Penurunan Nilai Piutang Rp 200.000
(Estimasi piutang tak tertagih)
Nilai Cad. penurunan nilai Piutang Penyesuaian Rp 500.000
Cadangan Penurunan nilai piutang Saldo Awal (Rp 300.000)
Estimasi piutang tidak tertagih Rp 200.000
Berdasarkan jurnal tersebut, dilakukan posting ke masing-masing
akun dibuku besar:
Metode Cadangan (Allowance Method)

Berdasarkan jurnal tersebut, dilakukan posting


ke masing-masing akun dibuku besar:
Beban Penurunan Nilai Piutang
Nama Akun: Beban Penurunan Nilai Piutang No. Akun: 5105
Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Debit Kredit
31Penyesuaian Rp 200.000 Rp 200.000
Desember
2015
Cadangan Penurunan Nilai Piutang
Nama Akun: Cadangan Penurunan Nilai Piutang No. Akun: 5105
Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Debit Kredit
31 Saldo Rp300.000
Desember Penyesuaian Rp200.000 Rp500.000
2015
Metode Cadangan (Allowance Method)

Berdasarkan akun dibuku besar, akun Beban Penurunan Nilai


Piutang dilaporkan dalam Laporan Laba Rugi sedangkan akun
Cadangan Penurunan Nilai Piutang dilaporkan dalam Neraca
sebagai akun kontra terhadap akun Piutang Usaha
Penghitungan cadangan penurunan nilai piutang dengan
metode ini dilakukan secara periodik yaitu setiap akhir
periode akuntansi, sehingga konsep matching concept
(Penandingan)antara pendapatan dan beban tercapai.
Demikian juga penyajian piutang usaha di neraca dapat
menggambarkan nilai bersih yang direalisasikan sebagai
berikut:
Piutang Usaha Rp 25.000.000
Cad. Penurunan Nilai Piutang Rp 500.000
Piutang Usaha (Bersih) Rp 24.500.000
Metode Cadangan (Allowance Method)

Tugas:
Masih dengan contoh PT. Lion, pada tanggal 4
Mei 2016, salah satu debitur PT. Anugrah tidak
dapat membayar utangnya sebesar Rp 100.000
karena bangkrut, maka
a. buatlah jurnal untuk mencatat penghapusan
piutang tersebut
b. Posting masing-masing ke akun Piutang
Usaha dan Cadangan Penurunan Nilai Piutang
Metode Cadangan (Allowance Method)

Penentuan Besarnya Cadangan Penurunan Nilai


Piutang
1. Memperhitungkan beban-beban yang
berkaitan dengan penjualan secara kredit
(matching concept), sehingga laba rugi
periodik akan menggambarkan ketelitian dan
keadilan
2. Menunjukan nilai dari piutang usaha yang
dapat direalisasikan (net realizable value)
masa yang akan datang
Persentase Dari Penjualan Secara Kredit
Penentuan besarnya penurunan nilai piutang (kerugian piutang) yang akan
dicadangkan didasarkan pada data-data yang tersedia pada laporan laba-
rugi perusahaan, sehingga metode ini disebut PENDEKATAN LAPORAN
LABA RUGI.
Misalnya manajemen perusahaan PT. Gema mempunyai kebijakan dalam
menetapkan piutang tak tertagih sebesar 1% dari penjualan secara kredit,
dan pada akhir periode 2015, PT. Gema memiliki data-data terkait saldo-
saldo penjualan secara kredit yang dilakukan beserta data cadangan
kerugian piutang dan piutang usaha, sbb:
1. Penjualan kredit Rp 415.500.000
2. Piutang Usaha Rp 197.650.000
3. Cadangan Penurunan Nilai Piutang Rp 875.000
Berdasarkan transaksi tersebut maka:
a. hitunglah piutang tidak tertagih/kerugian penurunan nilai piutang
b. Jurnal atas transaksi tersebut (Estimasi piutang tidak tertagih)
c. Dari jurnal (soal b) buatlah buku besar akun Beban Penurunan Nilai
Piutang dan akun Cadangan Penurunan Nilai Piutang!
Persentase Dari Penjualan Secara Kredit

a. Perhitungan piutang tidak tertagih/kerugian


penurunan nilai piutang:
Kerugian Penurunan Nilai Piutang =
 1% x Rp 415.500.000
 Rp 4.155.000
b. Jurnal untuk mencatat estimasi piutang tidak
tertagih
31 Des 2015
 D: Beban Penurunan Nilai Piutang Rp 4.155.000
 K: Cad. Penurunan Nilai Piutang Rp 4.155.000
(Estimasi piutang tatk tertagih pada akhir periode)
Persentase Dari Penjualan Secara Kredit

c. Buku Besar
Beban Penurunan Nilai Piutang No. Akun 5105
Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo
31
Des-15

Beban Penurunan Nilai Piutang No. Akun 5105

Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo


31 Penyesuaian Rp 4.155.000 Rp - Rp 4.155.000
Des-15
Persentase Dari Penjualan Secara Kredit

c. Buku Besar
Cadangan Penurunan Nilai Piutang No. Akun 1104
Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo
31
Des-15

Cadangan Penurunan Nilai Piutang No. Akun 1104

Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo


31 Saldo Akhir Rp - Rp - Rp 875.000
Des-15
31 Penyesuaian Rp 4.155.000 Rp 5.030.000
Persentase Piutang Usaha
Penentuan besarnya penurunan nilai piutang (kerugian piutang) yang akan
dicadangkan didasarkan pada data-data yang berasal dari neraca, sehingga
metode ini disebut PENDEKATAN NERACA. Pendekatan ini mengutamakan
nilai realisasi kas bersih yang diterima dari piutang usaha (net realizable
value)
Contoh:
Manajemen perusahaan menetapkan kebijakan mengenai cadangan
penurunan nilai piutang sebesar 2% dari total saldo piutang. Pada tanggal 31
Desember 2015, PT. Nusantara memiliki data-data sebagai berikut:
1. Penjualan Kredit Rp 352.500.000
2. Saldo Piutang Usaha Rp 185.000.000
3. Saldo Cadangan Penurunan Nilai Piutang Rp 2.812.500
Berdasarkan transaksi tersebut maka:
a. hitunglah piutang tidak tertagih/kerugian penurunan nilai piutang
b. Jurnal atas transaksi tersebut (Estimasi piutang tidak tertagih)
c. Dari jurnal (soal b) buatlah buku besar akun Beban Penurunan Nilai
Piutang dan akun Cadangan Penurunan Nilai Piutang!
Persentase Piutang Usaha
a. Perhitungan piutang tidak tertagih/Cadangan penurunan nilai piutang
Cadangan Penurunan Nilai Piutang =
 2% x Rp 185.000.000
 Rp 3.700.000
Hasil perhitungan dianggap sebagai cadangan penurunan nilai piutang setelah
penyesuaian
Maka, Rp 3.700.000
Cad. Penurunan Nilai Piutang (Setelah Penyesuaian) = (Rp 2.812.500)
Cad. Penurunan Nilai Piutang (Sebelum Penyesuaian) = Rp 887.500
Kenaikan Cadangan Penurunan Nilai Piutang =

b. Maka jurnal Estimasi piutang tidak tertagih


31 Des 2015
> D: Beban Penurunan Nilai Piutang Rp 887.500
> K: Cadangan Penurunan Nilai Piutang Rp 887.500
Persentase Dari Piutang Usaha

c. Buku Besar
Beban Penurunan Nilai Piutang No. Akun 5105
Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo
31
Des-15

Beban Penurunan Nilai Piutang No. Akun 5105

Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo


31 Penyesuaian Rp 887.500 Rp - Rp 887.500
Des-15
Persentase Dari Piutang Usaha

c. Buku Besar
Cadangan Penurunan Nilai Piutang No. Akun 1104
Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo
31
Des-15

Cadangan Penurunan Nilai Piutang No. Akun 1104

Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo


31 Saldo Akhir Rp - Rp - Rp 2.812.500
Des-15
31 Penyesuaian Rp 887.500 Rp 3.700.000
ANALISIS UMUR PIUTANG
Dalam metode ini semakin lama peredaran piutang, semakin besar
kemungkinan piutang tersebut tidak tertagih.
Piutang dibagi dalam 2 kelompok:
1. Piutang yang belum menunggak (belum jatuh tempo)
2. Piutang yang telah menunggak (telah jatuh tempo)
Untuk mengetahui umur piutang, hal yang perlu diperhatikan: tanggal faktur,
tanggal jatuh tempo, dan tanggal neraca.
Manajemen perusahaan menetapkan kebijakan mengenai cadangan
penurunan nilai piutang dengan metode umur piutang. Pada tanggal 31
Desember 2015, PT. Nusantara memiliki data-data sebagai berikut:
3. Penjualan Kredit Rp 352.500.000
4. Saldo Piutang Usaha Rp 185.000.000
5. Saldo Cadangan Penurunan Nilai Piutang Rp 2.812.500
Saldo piutang usahanya sebesar Rp 185.000.000 terdiri atas beberapa debitur
dengan berbagai umur piutang, dengan informasi sebagai berikut:
ANALISIS UMUR PIUTANG
Saldo piutang usahanya sebesar Rp 185.000.000 terdiri atas beberapa debitur
dengan berbagai umur piutang, dengan informasi sebagai berikut:
Analisi Umur Piutang
Belum Jatuh Lewat Jatuh Tempo
Nama Debitur Jumlah Piutang
Tempo 1-30 31-60 61-90 > 90
PT. ADIL Rp 45.000.000 Rp 40.000.000 Rp 5.000.000 Rp - Rp - Rp -
PT. BERDIKARI Rp 25.000.000 Rp 7.500.000 Rp 15.500.000 Rp 2.000.000 Rp - Rp -
PT. CHALISKA Rp 70.000.000 Rp - Rp - Rp 50.000.000 Rp 20.000.000 Rp -
PT. DELTA Rp 30.000.000 Rp 15.000.000 Rp 7.500.000 Rp 7.500.000 Rp -
PT. ELSA Rp 15.000.000 Rp 5.000.000 Rp 10.000.000

Total Rp 185.000.000 Rp 62.500.000 Rp 28.000.000 Rp 59.500.000 Rp 25.000.000 Rp 10.000.000


Persentase tak tertagihnya piutang berdasarkan umur piutang tersebut
sebagai berikut:
ANALISIS UMUR PIUTANG
Persentase tak tertagihnya piutang berdasarkan umur piutang tersebut
sebagai berikut:
Persentase
Umur Piutang
(%)
Belum Menunggak 0
Menunggak:
1-30 1
31-60 2
61-90 4
> 90 10

Berdasarkan transaksi tersebut maka:


a. hitunglah piutang tidak tertagih/kerugian penurunan nilai piutang
b. Jurnal atas transaksi tersebut (Estimasi piutang tidak tertagih)
c. Dari jurnal (soal b) buatlah buku besar akun Beban Penurunan Nilai
Piutang dan akun Cadangan Penurunan Nilai Piutang!
ANALISIS UMUR PIUTANG
a. Perhitungan piutang tidak tertagih/kerugian penurunan nilai piutang
dengan metode umur piutang
Persentase (%) Saldo Piutang Taksiran
Umur Piutang
tak tertagih Usaha Piutang Tak
Belum Jatuh Tempo
Menunggak:
1-30
31-60
61-90
> 90
Total
Persentase (%) Saldo Piutang Taksiran
Umur Piutang
tak tertagih Usaha Piutang Tak
Belum Jatuh Tempo 0 Rp 62.500.000 Rp -
Menunggak:
1-30 1 Rp 28.000.000 Rp 280.000
31-60 2 Rp 59.500.000 Rp 1.190.000
61-90 4 Rp 25.000.000 Rp 1.000.000
> 90 10 Rp 10.000.000 Rp 1.000.000
Total Rp 185.000.000 Rp 3.470.000
ANALISIS UMUR PIUTANG
Maka, Cadangan Penurunan Nilai Piutang:
Cad. Penurunan Nilai Piutang (Setelah Penyesuaian) = Rp 3.470.000
Cad. Penurunan Nilai Piutang (Sebelum Penyesuaian) = (Rp 2.812.500)
Kenaikan Cadangan Penurunan Nilai Piutang = Rp 657.500

b. Maka jurnal Estimasi piutang tidak tertagih


31 Des 2015
> D: Beban Penurunan Nilai Piutang Rp 657.500
> K: Cadangan Penurunan Nilai Piutang Rp 657.500
ANALISIS UMUR PIUTANG

c. Buku Besar
Beban Penurunan Nilai Piutang No. Akun 5105
Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo
31
Des-15

Beban Penurunan Nilai Piutang No. Akun 5105

Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo


31 Pengapusan Rp 657.500 Rp - Rp 657.500
Des-15
ANALISIS UMUR PIUTANG

c. Buku Besar
Cadangan Penurunan Nilai Piutang No. Akun 1104
Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo
31
Des-15

Cadangan Penurunan Nilai Piutang No. Akun 1104

Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo


31 Saldo Rp - Rp - Rp 2.812.500
Des-15
31 Pengapusan Rp - Rp 657.500 Rp 3.470.000
DUA PENDEKATAN BESARNYA CADANGAN KERUGIAN

Estimasi Piutang
Tak Tertagih

Pendekatan Pendekatan Neraca


Laporan Laba Rugi

Penentuan
Penentuan Besarnya
Besarnya Cadangan
Penurunan Nilai
Penurunan Nilai
Penjualan kredit
Piutang

Penekanan Penekanan Net


Matching Concept Realizable Value
PENERIMAAN KEMBALI PIUTANG YANG TELAH DIHAPUSKAN

Langkah yang harus dilakukan perusahaan


1. Menciptakan kembali akun piutang usaha yang telah
dihapuskan
2. Mencatat penerimaan kas atas piutang tersebut

2 Metode penerimaan kembali piutang yang telah dihapuskan


a. Metode Penghapusan Langsung
b. Metode Cadangan
Metode Penghapusan Langsung

Pada pencatatan metode ini tergantung pada periode antara


penurunan nilai piutang (kerugian piutang) dan penerimaan
kembali piutang yang telah dihapuskan tersebut.
Contoh:
Pada tanggal 25 Mei 2015, PT. Mega (debitur) memberikan kabar
kepada perusahaan PT. Cipta, bahwa mereka bisa melunasi
utangnya dan mereka akan membayar pada tanggal 11 Juni
2015, sebesar Rp 5.000.000 tidak dapat ditagih pada tanggal 21
Januari 2015, oleh karena periodenya (2015) masih sama.
Pertanyaan buatlah jurnal atas transaksi tersebut
Metode Penghapusan Langsung

Jurnal untuk memunculkan kembali piutang usaha:


25 Mei 2015
 D:Piutang Usaha Rp 5.000.000
 K: Beban Penurunan Nilai Piutang Rp 5.000.000

Jurnal pelunasan dari PT. Mega:


11 Juni 2015
 D: Kas Rp 5.000.000
 K: Piutang Usaha Rp 5.000.000
Metode Penghapusan Langsung

Agar perbedaan periode akuntansi terlihat, maka terlihat contoh


sebagai berikut:
Pada tanggal 21 April 2016, PT. Mandiri (debitur) memberikan
informasi kepada perusahaan PT. Jaya akan melunasi utangnya
sebesarnya Rp 10.000.000 , dimana utang tersebut telah
dihapuskan pada tanggal 10 Desember 2015, maka jurnalnya
adalah:
Jurnal untuk memunculkan kembali piutang usaha
21 April 2016
 D: Piutang Usaha Rp 10.000.000
 K: Pendapatan Lain-Lain Rp 10.000.00
Jurnal pelunasan:
21 April 2016
 D: Kas Rp 10.000.000
 K: Piutang Usaha Rp 10.000.000
Metode Cadangan

Pada pencatatan metode ini menggunakan pendekatan laporan


laba rugi dan pendekatan neraca. Karena penurunan nilai piutang
dan cadangan penurunan nilai piutang hanya merupakan taksiran,
maka perbedaan jumlah dengan realisasinya bukan merupakan
persoalan penting dalam praktiknya, kecuali jika penerimaan
kembali piutang yang telah dihapuskan diluar jumlah biasanya.
Sebagai contoh:
Pada tanggal 31 Desember 2015, PT. Surya memiliki data-data
terkait piutang usaha:
1. Piutang Usaha Rp 218.000.000
2. Cadangan penurunan nilai piutang Rp 3.270.000
Pada tanggal 12 Maret, PT. Surya menerima pembayaran dari PT.
Puri sebesar Rp 500.000 yang sebelumnya telah dinyatakan tidak
dapat membayar karena bangkrut (periode sebelumnya), maka
jurnalnya:
Metode Cadangan

Jurnal untuk memunculkan kembali piutang usaha


12 Maret 2016
 D: Piutang Usaha Rp 500.000
 K: Cad. Penurunan Nilai Piutang Rp 500.000
Jurnal pembayaran dari PT. Puri:
12 Maret 2016
 D: Kas Rp 500.000
 K: Piutang Usaha Rp 500.000
PENJUALAN DENGAN KARTU KREDIT

Dalam bisnis yang menggunakan kartu kredit ada 3 pihak ya ng


terlibat yaitu:
a. Pihak pembeli
b. Pihak penjual
c. Pihak penerbit kartu kredit
Seperti contoh dibawah ini:
Pada tanggal 17 September 2015, butik Larisia menerima
transaksi belanja pelanggan dengan menggunakan kartu kredit,
melalui BNI Master Card sebesar Rp 1.500.000. Perusahaan akan
menagih kepada penerbit kartu pada 30 September 2015. Atas
transaksi tersebut perusahaan (Pihak Penjual) akan dikenakan
fee sebesar 5%. Maka buatlah jurnal untuk mencatat transaksi
penjualan barang dengan kartu kredit
PENJUALAN DENGAN KARTU KREDIT

Jurnal untuk mencatat penjualan:


Tgl 17 Sep 2015
 D: Piutang Usaha Rp 1.500.000
 K: Penjualan Rp 1.500.000
Jurnal untuk penerimaan kas:
Tgl 30 Sep 2015
 D: Kas Rp 1.425.000
 D: Beban Jasa Kartu Kredit Rp 75.000
 K: Piutang Usaha Rp 1.500.000
Pengelola Kartu Kredit akan membayar Butik Larisia dengan
membeban kan fee 5%:
 5% x Rp 1.500.000
 Rp 75.000
NEXT EPISODE

Anda mungkin juga menyukai