Anda di halaman 1dari 47

Konsep Perbandingan Pendidikan

A.

PENGERTIAN PERBANDINGAN PENDIDIKAN

Istilah perbandingan pendidikan jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris berarti


comparative education. Kata comparative diartikan sebagai bersamaan atau sama,
sedangkan kata education diartikan sebagai pendidikan. Dengan demikian,
berdasarkan pengertian etimologis tersebut maka istilah comparative education
memiliki makna terhadap adanya kecenderungan yang sama dalam kegiatan
pendidikan.
Dari pengertian etimologis tersebut maka pengertian perbandingan pendidikan
secara terminologis berkaitan erat dengan aspek praktis, yakni : membandingkan
sesuatu dengan (compare with), atau menemukan perbandingan sesuatu (finding
comparison). Sehingga dari kedua pengertian ini memunculkan pemahaman
terhadap istilah comparative yang apabila dihubungkan dengan kata education
berarti suatu upaya untuk membandingkan suatu kegiatan pendidikan yang
dilaksanakan atau menemukan perbandingan yang terdapat dalam kegiatan
pendidikan.
Mengenai perbandingan pendidikan ini, pada awal mula kemunculannya disebut
sebagai pendidikan internasional. Setelah disiplin ilmu ini berkembang kemudian
barulah disebut sebagai comparative education. Kemunculan disiplin ilmu ini dalam
bidang pendidikan memunculkan dua versi penyebutan, ada yang menyebutnya
dengan istilah pendidikan perbandingan dan ada pula yang menyebutkannya
dengan istilah perbandingan pendidikan.
Menurut Carter V. Good tentang pengertian perbandingan pendidikan adalah :
Perbandingan pendidikan adalah studi yang bertugas mengadakan perbandingan

teori dan praktik kependidikan yang ada di dalam beberapa negara dengan maksud
untuk memperluas pandangan dan pengetahuan di luar batas negerinya sendiri.
Sedangkan I. L. Kandel berpendapat : Perbandingan pendidikan adalah studi
tentang teori dan praktik pendidikan masa sekarang sebagaimana yang dipengaruhi
oleh berbagai macam latar belakang yang merupakan kelanjutan sejarah
pendidikan.
Berdasarkan pengertian di atas sebagaimana dikemukakan oleh dua orang pakar
tersebut, perbandingan pendidikan dapat disimpulkan sebagai suatu bidang
pengetahuan yang mengkaji berbagai teori dan praktek dalam bidang pendidikan di
berbagai negara serta memperbandingkannya, sehingga melalui proses
pembandingan terhadap berbagai penerapan kegiatan pendidikan di berbagai
negara tersebut akan diperoleh pandangan dan pengetahuan yang luas tentang
penerapan kegiatan pendidikan oleh suatu negara, termasuk sejarah pendidikan
negara itu dari masa ke masa.
Di sisi lain Abdul Rachman Assegaf mengemukakan salah satu pandangan Carter V.
Good yang menyertakan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pendidikan,
yakni bahwa perbandingan pendidikan adalah studi tentang kekuatan-kekuatan
pendidikan, sosial, politik, dan ekonomi dalam hubungan internasional dengan
tekanan pada potensi dan bentuk pendidikan, sedangkan tujuannya adalah untuk
meningkatkan saling pengertian dengan jalan tukar-menukar sarana pendidikan,
teknik dan metode, mahasiswa, guru, dosen, teknisi dan lain-lain.
Sedangkan pandangan Robert F. Arnove, sebagaimana dikemukakan Abdul
Rachman Assegaf, menyatakan tentang tujuan kajian perbandingan pendidikan
sebagai berikut : Perbandingan pendidikan mengkaji bagaimana negara-negara
berencana memperluas, meningkatkan, dan melakukan upaya demokratisasi

terhadap sistem pendidikan mereka.

Konsep Dasar Perbandingan Pendidikan


PENDAHULUAN

Menurut pengertian dasarnya studi perbandingan pendidikan mempunyai arti


menganalisa dua hal atau lebih untuk mencari kesamaankesamaan dan
perbedaanperbedaannya. Sehingga dengan demikian akan dapat memberikan
pengertian dan pemahaman terhadap berbagai macam system pendidikan yang ada
di berbagai negara dan kawasan dunia.
Selain dari beberapa hal tersebut dengan studi perbandingan pendidikan yang ada
akan mengakibatkan tumbuh dan berkembangnya kemampuan untuk
membandingkan berbagai pendidikan dari berbagai negara dan kawasan dunia
tersebut. kemudian selain yang tersebut dengan studi perbandingan ini pula,
seseorang akan lebih mudah untuk menganalisa dan menyimpulkan sumber
sumber kekuatan dan kelemahan dari system pendidikan yang berorientasi pada
tujuan tujuan pendidikan internasional dan universal.
Dalam memajukan pendidikan, suatu negara perlu membandingkannya dengan
pendidikan di negara lain, dengan tujuan untuk mengetahui persamaan dan
perbedaannya, kelebihan dan kekurangannya, lalu mengambil unsur positifnya
sekaligus menyesuaikan dengan kondisi lokal.
Dorongan rasa ingin tahu manusia yang kuat, telah mendorong seseorang untuk
mengetahui dan mempelajari lebih jauh tentang keadaan kehidupan yang berlaku di
luar lingkungan masyarakatnya atau negaranya sendiri. Dan dengan mengetahui
keadaan kehidupan yang berlaku di luar lingkungan masyarakatnya sendiri dan

dapat mengetahui kehidupan masyarakat lainnya itu akan mengakibatkan terjadinya


saling pengertian dan terjadinya kerja sama dan saling tolong menolong untuk
mencapai tujuan dan kemajuan bersama. Untuk mengetahui keberadaan di luar
masyarakatnya atau bangsa lainnya diperlukan apa yang sekarang dikenal dengan
istilah studi komparative atau studi perbandingan.

KONSEP DASAR PERBANDINGAN


PENDIDIKAN
A.

Definisi dan Tujuan Studi Perbandingan Pendidikan

Menurut Carter V.Good definisi perbandingan pendidikan adalah: lapangan studi


yang mempunyai tugas untuk mengadakan perbandingan teori dan praktek
pendidikan sebagaimana terdapat pada berbagai negara pendidikan di luar negeri
sendiri.Definisi ini menunjuk aspek operasional dari pendidikan yang terdapat di
suatu negara atau masyarakat.Didalam mempelajari system pendidikan suatu
negara secara perbandingan, tidak boleh tidak mesti memperhatikan dimensi waktu,
mempelajari latar belakang atau faktor yang lain.
Menurut pengertian dasar perbandingan pendidikan adalah berarti menganalisa dua
hal atau lebih untuk mencari kesamaankesamaan dan perbedaanperbedaannya.
Dengan demikian maka studi perbandingan pendidikan ini adalah mengandung
pengertian sebagai usaha menganalisa dan mempelajari secara mendalam dua hal
atau aspek dari system pendidikan, untuk mencari dan menemukan kesamaan
kesamaan dan perbedaanperbedaan yang ada dari kedua hal tersebut.
Perbandingan pendidikan merupakan terjemahan dari istilahComparative
Education. Sementara ahli yang lain, mengalihkan istilah tersebut kedalam bahasa
Indonesia.Dengan menggunakan istilah pendidikan perbandingan. Namun pada

dasarnya berbagai istilah yang digunakan mempunyai pengertian yang sama, yaitu
sebagai studi komparatif (studi perbandingan) tentang pendidikan. Atau bisa juga
disebut dengan studi tentang pendidikan yang menggunakan pendekatan dan
metode perbandingan.
Tujuan perbandingan pendidikan ialah untuk mengetahui perbedaan-perbedaan
kekuatan apa saja yang melahirkan bentuk-bentuk sistem pendidikan yang berbedabeda di dunia ini.Dengan kata lain,pada sebuah negara,misalnya kekuatan
keagamaan merupakan faktor pendorong utama dan menjadi dasar pembentukan
sistem pendidikan,sementara di negara lain faktor sosial merupakan landasan
berpijak suatu sistem pendidikan. Ada kemungkinan sebuah negara
memformulasikan sistem pendidikannya dengan meletakkan pertimbangan
utamanya sosial ekonomi, sosial demografis,dan sosial budaya.
Sejalan dengan Kendal, Nicholas Hans merumuskan bahwa tujuan perbandingan
pendidikan ialah untuk mengetahui prinsip-prinsip apa sesungguhnya yang
mendasari pengaturan perkembangan sistem pendidikan nasional.
Pendapat yang lebih umum mengikuti pola perumusan yang dilakukan dalam bidang
sosiologi, bahwa tujuan perbandingan pendidikan adalah untuk memperoleh
morfologi pendidikan, yaitu suatu gambaran dan klasifikasi global mengenai
berbagai bentuk pendidikan;untuk mengetahui hubungan dan interaksi antara
elemen-elemen dalam pendidikan dan hubungan antara pendidikan dan
masyarakat;dan untuk membendakan perubahan-perubahan yang fundamental
dalam pendidikan dan hal-hal yang tetap dipertahankan, serta menghubungkan
keduanya dengan nilai-nilai filosofis yang diyakini.

B.

Sejarah dan Dinamika Ilmu Perbandingan Pendidikan

Studi Perbandingan muncul pada saat penting dalam sejarah dunia. Eropa telah
menemukan sisa dari dunia dan mencoba untuk menjelaskan variasi banyaknya.
penjelasan Rasional sedang dicari sifat sebenarnya dari lembaga-lembaga
manusia.Sebuah keyakinan yang diperlukan dalam hukum alam membuat penilaian
tentang bagaimana pemerintah, keluarga, dan masyarakat sipil yang terorganisir.
Perkembangan ini memberikan kontribusi pada peningkatan studi komparatif. Ilmu
itu sangat penting dalam perkembangan studi banding, dan sarjana komparatif awal
seragam diidentifikasi sebagai salah satu bidang yang didasarkan pada penggunaan
"metode ilmiah" Dalam pengertian ilmiah yang lebih umum, sarjana perbandingan
diuji hipotesis tentang hubungan sebab akibat antara gejala.Namun, dari para ulama
juga perbandingan awal Pembatasan penelitian ilmiah mereka dalam dua
cara.Pertama, mereka memeriksa persamaan dan perbedaan antara fenomena atau
kelas dari fenomena. Kedua, sedangkan ilmu pengetahuan umumnya berkomitmen
untuk eksperimentasi sebagai suatu cara untuk membuat klasifikasi dan teori
pengujian, sarjana perbandingan hampir seluruhnya bergantung pada variasi belajar
secara alami dan wajar.
Perbandingan pendidikan (Comparative Education ) sebagai salah satu bagian
dalam bidang pendidikan memulai peran nyatanya pada tahun 1960-an walaupun
pada hakikatnya kegiatan pembandingan pendidikan itu telah berlangsung sejak
berabad-abad yang lalu dan telah ikut pula melahirkan berbagai institusi pendidikan
secara formal.Dalam usianya yang relatif muda, perbandingan pendidikan telah
menunjukkan sumbangannya terhadap perbaikan dan peningkatan pendidikan di
berbagai negara.Namun demikian,tidak mengherankan apabila intensitas perhatian
dan kegiatan formal perbandingan pendidikan ini sangat berbeda antara negaranegara bahkan juga tidak sama secara regional.

Dalam perkembangan bidang ilmu perbandingan pendidikan ,cukup banyak nama


yang bisa disebut,baik dalam kategori pelopor,sebagai ahli dalam bidang
perbandingan pendidikan atau keduanya.Beberapa nama patut disebutkan sebagai
gambaran bahwa bidang ilmu ini pun juga sudah mengglobal. Di Amerika Utara dan
Eropa , misalnya, I.L Kandel, Robert Ulich, Nocholas Hans, Friederich Schneider,
Franz Hilker, Erich Hylla, Lauwerys, George Z.Bereday, Williams W.Brickman, Harold
Noah, C.Arnold Anderson, dan Claude A.Anderson merupakan nama-nama yang
hasil karyanya dalam bidang perbandingan pendidikan sering dirujuk.

C.

Metode-metode dalam Studi Perbandingan Pendidikan

Perbandingan pendidikan dimulai dengan pengamatan tentang orang asing dan


pendidikan mereka kemudian dikembangkan menjadi gambaran sistem sekolah
asing. Fase deskriptif secara bertahap diperluas untuk mencakup pemeriksaan,
konteks sosial, politik, dan sejarah di mana sistem sekolah dikembangkan. Dimensi
lebih ditambahkan dengan deskripsi dari hubungan ini sebagai pendidikan
komparatif melanjutkan untuk mempertimbangkan interaksi dinamis antara
pendidikan dan pengaturan sosial perusahaan.
Pendidikan Perbandingan dengan demikian bagian dari upaya yang lebih luas untuk
menjelaskan fenomena, pertama, dalam sistem pendidikan dan lembaga-lembaga,
dan kedua, sekitar pendidikan dan menghubungkannya dengan lingkungan
sosialnya. Upaya untuk melakukan sebuah keprihatinan dengan teknologi
pendidikan: metode, praktik, dan hasil dari berbagai modus instruksi, organisasi,
pengawasan, administrasi, dan keuangan. Sejauh ini pendidikan komparatif
berkaitan dengan pedagogi, pekerjaan umumnya telah dilakukan oleh para guru,
administrator, dan psikolog pendidikan.

Perbandingan pendidikan memiliki bagian yang tertanam kuat di pedagogi dan yang
lainnya di daerah yang lebih luas dari ilmu-ilmu sosial. Kepeduliannya dengan
bentuk dan fungsi dari sekolah, bagaimanapun, bersatu kedua aspek lapangan
dengan berkonsentrasi perhatian pada jenis data yang sama dan topik pelengkap.
Unsur pemersatu dan mungkin yang lebih penting, baru-baru ini menjadi jelas dalam
gerakan umum terhadap metode empiris dan kuantitatif penyelidikan.

D.

Pendekatan-Pendekatan dalam Studi Perbandingan Pendidikan

Untuk mempelajari Studi Perbandingan Pendidikan,maka diperlukan beberapa


pendekatan-pendekatan dalam mempelajarinya,diantaranya :
a.

Pendekatan Sistem ahistoris Tipologis

Salah satu variasi utama dalam pekerjaan klasifikasi antara comparativists adalah
usaha untuk mengklasifikasikan sistem sosial dan struktur yang tidak menyarankan
pengaturan evolusi atau hirarkis. Perbandingan politik sangat dikenal karena
ahistoris upaya untuk mengembangkan kategori mewakili dunia politik
kontemporer.Meskipun juga telah memberikan perhatian untuk modernisasi dan
pembangunan politik, utamanya politik komparatif warisan, yang bunga dalam
mengklasifikasikan jenis rezim yang ada, mencari setara bahasa dalam sistem politik
yang berbeda, dan mengelompokkan fungsi masing-masing.
Demikian pula, spesialis dalam hukum perbandingan tertarik dalam isi normatif dari
berbagai sistem hukum. Mereka berusaha untuk mendefinisikan sistem hukum
keluarga seperti hukum Romawi, hukum umum, atau hukum sosialis, dan
mengidentifikasi norma-norma dan cara berpikir yang terjadi dalam keluargakeluarga hukum.
Sedangkan tipologi ahistoris mendominasi bidang perbandingan, pendidikan

komparatif telah memberikan sedikit perhatian untuk tipologi nasional. Ini tampaknya
sangat mendasar bahwa bidang perbandingan hampir tidak ada dalam arti yang
bermakna kecuali objek penelitian telah diklasifikasikan dalam beberapa cara yang
ketat sehingga penelitian adalah kumulatif. Perbandingan pendidikan harus
bergantung pada tipologi yang diambil dari bidang lain, tetapi tidak berbuat banyak
untuk memperluas dan meningkatkan bentuk tipologi pendidikan. Memang benar
bahwa Marc Antoine Jullien, dilihat oleh banyak orang sebagai bapak pendidikan
komparatif, adalah salah seorang ulama modern pertama yang mendirikan desain
klasifikasi yang akan memfasilitasi pengumpulan dan katalogisasi data tentang
sistem sekolah yang berbeda. Skema ini telah ditahan sampai hari ini.Beberapa
pekerjaan awal dilakukan oleh Pedro Rosello, dan diikuti oleh para sarjana seperti
Franz Hilker (1962) dan George Bereday (1964), yang diasumsikan bahwa sebelum
penjajaran bisa terjadi dalam proses perbandingan, klasifikasi jelas akan diperlukan.
Namun, itu biasanya jatuh pada badan-badan internasional dan organisasi untuk
mengklasifikasi data pendidikan internasional, terutama karena kelompok-kelompok
seperti Biro Pendidikan Internasional, Unesco, Organisasi Kerjasama Ekonomi dan
Pembangunan, dan Dewan Eropa, yang mulai mengumpulkan informasi tentang
pendidikan di berbagai pengaturan nasional, diakui perlunya menggunakan
seperangkat kategori standar. Fokus dasar skema terbanyak adalah pada tingkat
dan jenis pendidikan, dan telah lama jelas bahwa tata-nama, dan fleksibilitas skema
hanya kira-kira yang sesuai dengan kebanyakan negara.
b.

Pendekatan sejarah dalam studi perbandingan

Penelitian sejarah memainkan peran penting sebagai bidang pendidikan komparatif


tersebut didefinisikan. Banyak perintis awal lapangan itu sendiri sejarawan, termasuk
Robert Ulich, Ishak Kandel, Harold Benyamin dan William W. Brickman. Mereka

yang menulis buku teks awal, termasuk Ishak Kandel (1933) serta DI Thut dan Don
Adams (1964), mengambil pendekatan historis untuk studi negara mereka.
c.

Pendekatan melalui pengaruh budaya

Beberapa bidang perbandingan fokus terutama pada pengaruh dalam dan lintas
budaya. Perbandingan sastra adalah contoh utama dari orientasi ketika bahwa ahli
perbandingan berupaya untuk mengungkap keterkaitan antara individu, sekolah
pemikiran, atau literatur nasional sepanjang waktu dan ruang. Dalam hal waktu,
spesialis sastra komparatif ingin bagaimana Katolik dipengaruhi sastra Jerman
klasisisme Jerman dan bagaimana klasisisme, pada gilirannya, dipengaruhi
romantisme; bagaimana Shakespeare berubah sastra Inggris, bagaimana sastra
modern Eropa dalam utang untuk sastra Yunani dan Latin. Dalam hal ruang, sarjana
sastra komparatif ingin melacak pergerakan tema dan genre dari satu tempat ke
tempat lain, bagaimana agama tema di Swiss pindah ke Belanda, kemudian ke
Amerika, bagaimana Tolstoi, Emerson dan Thoreau dipengaruhi penulis India di Asia
Selatan; bagaimana penulisan Afrika menggabungkan gaya Eropa; bagaimana pola
dasar bergerak Don Juan dari kebudayaan (misalnya, Samuel dan Shanmugham
1980; Weisstein 1968; Weisbuch 1989; Highet 1992).
Beberapa pekerjaan penting telah dilakukan dalam pendidikan komparatif terkait
dengan menelusuri pengaruh dalam perubahan pendidikan dan reformasi. Harry
Armytage, misalnya, telah menulis empat buku menelusuri pengaruh Amerika,
Perancis, Jerman, dan Rusia di bidang pendidikan bahasa Inggris (1967, 1968;
1969a; 1969b). Frederick Schneider (1943) mengabdikan sebagian besar masa
tugasnya dari pengasingan di Nazi Jerman menelusuri pengaruh pendidikan Jerman
pada negara-negara lain.

E.

Ruang Lingkup Studi Ilmu Perbandingan Pendidikan

Mengingat studi perbandingan pendidikan mempunyai sasaran yang tidak hanya


terbatas pada permasalahan kependidikan disuatu atau dibeberapa negara dengan
latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda, maka untuk lebih memantapkan
studi tersebut para ahli telah memberikan pendapatnya tentang ruang lingkupnya,
sebagai berikut :
1.

J.P. Sarumpet MA. Lektor pada Universitas Melbourne, meninjau beberapa

bagian terpenting dari sistem pendidikan masing-masing negara. Pertama-tama


ditinjau dari segi sejarah pendidikannya secara singkat untuk mengetahui sistem apa
yang berlaku saat ini. Kemudian ditinjau administrasi pendidikan terutama dilihat dari
segi praktik administrasi dan organisasinya,misalnya di Prancis menganut sistem
sentralisasi dalam penyelenggaraan pendidikan,sedangkan di Inggris sebaliknya
memberikan kekuasaan kepada daerah untuk mengurus pendidikannya sendiri.
2.

William W. Brickman berpendapat bahwa perbandingan pendidikan itu

mempelajari dan menganalisis serta memperbandingkan hal-hal sebagai berikut :


a)

Mempelajari sistem pendidikan di negara lain dan penjelasan mengenai

permasalahan pendidikan;
b)

Menganalisis mengenai latar belakang yang mempengaruhinya serta problema-

problemanya dilihat dari berbagai pandangan tentang problema yang kontroversial;


c)

Membandingkan tentang persamaan dan perbedaan antara point a dan b

tersebut diatas;
d)

Memperbandingkan dan menilai sebab-sebab pokok sebelum dan sesudah

dilakukan pemecahan problema-problema yang kontroversial dan yang bersifat


biasa.
3.

Menurut pendapat DR.Nazily Shalih dan DR.Abdul Ghani Abud, studi

perbandingan itu mempunyai ruang lingkup yang luas,karena mencakup hal-hal


sebagai berikut :
a)

Segala pengetahuan yang berkaitan dengan sistem pendidikan dan pengajaran

dalam masyarakat yang berbeda;


b)

Berbagai teori atau pengetahuan pendidikan seperti filsafat pendidikan,

kurikulum pendidikan, manajemen, budged kependidikan, metodologi kependidikan,


masalah penyediaan guru dan pembinaannya serta peraturan-peraturan yang
berlaku;
c)

Sejarah pendidikan dari suatu negara, karena sejarah dapat menjelaskan

problematika kependidikan untuk masa kini;


d)

Kebudayaan suatu masyarakat atau bangsa yang merupakan latar belakang

yang mempengaruhi timbulnya sistem kependidikan yang berbeda antara yang satu
dari yang lainnya.

PENUTUP
Dari pembahasan makalah diatas tentang Konsep Dasar Perbandingan Pendidikan,
maka dapat disimpulkan bahwa Perbandingan Pendidikan adalah studi tentang
sebab-sebab yang menimbulkan tentang problematika kependidikan dan pengajaran
serta sebab-sebab yang dapat menimbulkan persamaan dan perbedaan diantara
sistem-sistem yang ada dinegara-negara yang berbeda itu.
Tujuan perbandingan pendidikan adalah mengetahui perbedaan-perbedaan
kekuatan apa saja yang melahirkan bentuk-bentuk sistem pendidikan yang berbedabeda di dunia ini.
Adapun pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam studi perbandingan
pendidikan adalah melalui pendekatan Sistem ahistoris Tipologis, pendekatan

sejarah, dan pendekatan melalui pengaruh budaya.

Pendidikan Komparatif
11:18 AM WAHYU AJI NO COMMENTS

Setiap negara harus membandingkan pendidikanya dengan negara lain agar tau sejauh
mana perkembangan pendidikan di negara itu, nah di mata kuliah Pendidikan
Komparatif dapat kita pelajari bagaimana caranya, sekilas tugas saya, semoga
membantu:

A. Latar Belakang.

Alasan diadakannya Pendidikan Global yakni :


1. Adanya link and match seolah-olah satu-satunya tujuan pendidikan yang
dibenarkan adalah mempersiapkan peserta didik untuk cocok masuk sebagai salah
satu bagian dari dunia industri. Maka, segala upaya pendidikan adalah harus
disesuaikan memenuhi kebutuhan dunia kerja. Sekali lagi, program link and
match tidaklah salah. Karena tujuan peserta didik menjalani pendidikan adalah untuk
mempersiapkan diri memasuki dunia kerja. Namun, menjadi bahaya manakala ini
diasumsikan sebagai satu-satunya tujuan pendidikan. Lembaga pendidikan yang
mendesign kurikulumnya guna membekali peserta didiknya dengan berbagai
keahlian yang dibutuhkan dunia kerja merupakan sikap yang bijak. Karena,
menciptakan sebuah kebijakan dalam dunia pendidikan agar tetap relevan dengan
kebutuhan masyarakat merupakan sebuah tuntutuan yang mendesak dan terus ada.
Namun,

merupakan

cerminan

keterbatasan

horizon

pemikiran

manakala

beranggapan bahwa tujuan pendidikan semata-mata demi memenuhi kebutuhan


praktis sesaat. Kebijakan pendidikan yang dilatari oleh horizon berpikir sempit
seperti ini berpotensi melahirkan proses dehumanisasi pada diri peserta didik.
Pendidikan yang terlalu terfokus pada upaya mencetak tenaga-tenaga trampil yang
dibutuhkan dunia industri dan melupakan tujuan-tujuan pendidikan yang lain, akan
melahirkan

robot-robot

berbaju

manusia.

Implikasi

dari

kebijakan-kebijakan

pendidikan semacam itu telah lama kita rasakan. Misalkan, rendahnya moralitas,
rendahnya sikap toleransi, rendahnya sikap menghargai sesama, lemahnya
mental enterpreuner, rendahnya mental team-work, minimnya jiwa kepemimpinan
dan lain-lain. Percepatan inovasi yang terjadi di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi menuntut manusia-manusia pembelajar yang terus mau dan mampu
meng-upgrade diri. Ini berarti lembaga pendidikan juga harus mampu mendorong

dan mengembangkan kemampuan belajar peserta didiknya. Lembaga pendidikan


harus memberi ketrampilan how to learn.

2. Kemajuan tekonologi komunikasi dan transportasi, berdampak dunia


semakin sempit, dunia menjadi desa besar / the big village, batas negara
terjadiborderless, interaksi antar bangsa semakin intensif, interaksi individu lintas
negara, universalisasi segala aspek kehidupan. Fenomena di atas mengarah
globalisasi. Sehingga di butuhkan adanya pendidikan yang berbasis Global untuk
saling berinteraksi antar-bangsa guna mewujudkan kesejahteraan bersama,
mempelopori kerjasama yang saling menguntungkan di dalam dunia pendidikan.
Sedangkan

Pendidikan

Komparatif muncul

diawali

oleh

keprihatinan

sebagian masyarakat dunia tentang rendahnya pengetahuan masing-masingbangsa


terhadap kehidupan bangsa lain yang mengakibatkan adanya saling kecurigaan dan
permusuhan satu sama lain. Melalui Pendidikan Komparatif suatu bangsa dapat
mengetahui

bagaimana

peningkatan

sistem

bangsa

lain

merencanakan

pendidikannya. Pendidikan

pengembangan
Komparatif

dan

sendiri

mengikutiperkembangan pendidikan Global. Oleh karena itu kecurigaan maupun


permusuhan dapat diminimalisir dengan adanya Pendidikan Komparatif ini.
Berbeda

dengan

pendidikan

Internasional.

Melihat

perekembangan

Pendidikan Internasional, belakangan ini muncul tren di beberapa sekolah yang


mengklaim dirinya menerapkan pendidikan internasional. Dengan mengadopsi
kurikulum asing dan mendatangkan para pengajar dari negara asal kurikulum,
sekolah-sekolah ini berani menyebutkan bahwa kurikulum mereka berkualitas
pendidikan internasional.

Dalam pendidikan internasional, kurikulum yang diterapkan boleh-boleh saja


kurikulum nasional, tetapi di dalamnya disisipkan pendidikan untuk ber-internasional.
Artinya, anak didik dijejali dengan pendidikan akan hidup dalam suasana damai di
dunia,

dengan

menjunjung

tinggi

nilai-nilai

kemanusian,

diberikan

makna

perdamaian internasional, dan arah kehidupan yang lebih baik. Bentuk pendidikan
semacam ini bukan dalam tingkat pendidikan teori, namun harus diterapkan secara
nyata.
Lalu bagaimana kaitan antara Pendidikan Internasional, Pendidikan Global
dan Pendidikan Komparatif ? Hal tersebut akan dijelaskan lebih lanjut pada makalah
yang

ada

di

bawah

ini.

B. Rumusan Masalah

1.

Apakah Pengertian Pendidikan Komparatif?

2.

Apakah Pengertian Pendidikan Internasional?

3.

Apakah Pengertian Pendidikan Global?

4.

Bagaimana kaitan Pendidikan Komparatif, Pendidikan Global dan dengan


Pendidikan Internasional?

5.

Apa saja keuntungan dan kelemahan yang didapat dari hubungan tersebut?

C. Tujuan Penulisan

1.

Agar pembaca mengetahui dan memahami apa pengertian Pendidikan Kompartif

2.

Agar pembaca mengetahui dan memahami apa pengertian Pendidikan


Internasional.

3.

Agar pembaca mengetahui dan memahami apa pengertian Pendidikan Global

4.

Agar pembaca tahu kaitan pendidikan kompartif dengan pendidikan internasional


itu seperti apa.

5.

Agar pembaca tahu keuntungan dan kelemahan dari kaitan tersebut .

BAB II
PEMBAHASAN

A.

Pengertian Pendidikan Komparatif


Pengertian pendidikan komparatif dibagi menjadi dua yaitu:

1.

Pengertian

secara

etimologis.

Pendidikan

komparatif

secara

etimologis

dimaksudkan sebagai ilmu yang mengajarkan dan melatihkan tentang tata cara atau
prosedur membandingkan dua atau lebih sistem yang berbeda, baik antar daerah
maupun antar negara. Istilah pendidikan komparatif sering diucapkan dengan istilah
pendidikan perbandingan, karena keduanya memiliki pengertian sama
2.

Pengertian secara terminologis adalah disiplin ilmu yang mempelajari sistemsistem pendidikan baik dalam satu negara maupun antar negara yang menyangkut:
(a) sistem pendidikan formal, non-formal dan informal, (b) teori dan praktek
pendidikan, serta (c) latar belakang sosial, ekonomi, politik, ideologi, dan budaya
yang mempengaruhi sistem pendidikan.
Pendidikan Komparatif secara harfiah sendiri adalah Ilmu yang mendidik
bagaimana cara membandingkan. Yang diperbandingkan dalam ilmu ini adalah
praktek dan hasil-hasil penyelenggaraan pendidikan yang terjadi dalam masyarakat.
I.L Kandel dalam bukunya comparative education yang mengartikan pendidikan
komparatif sebagai studi tentang teori dan praktek pendidikan pada waktu sekarang
yang dipengaruhi oleh bermacam-macam latar belakang dan merupakan kelanjutan
dari sejarah pendidikan. Carter V.Good mengartikan pendidikan komparatif sebagai
lapangan yang mempunyai tugas untuk mengadakan perbandingan teori dan
praktek pendidikan sebagaimana terdapat pada beberapa negeri dengan maksud
untuk mengadakan perluasan pemandangan dan pengetahuan tentang pendidikan
di luar batas negeri sendiri.
Dalam pendidikan komparatif, hal-hal yang perlu dipelajari adalah kajiankajian studi yang secara umum mencakup 2 hal penting yaitu studi kawasan, studi
ini diarahkan pada kawasan tertentu yang berusaha mempelajari sistem pendidikan

di kawasan tersebut. Misalnya studi sistem pendidikan di kawasan asia tenggara,


eropa, dan timur tengah. Dan yang kedua adalah studi tematik, studi ini diarahkan
pada pengkajian terhadap tema-tema tertentu dalam pendidikan misalnya,
manajemen persekolahan, pengembangan kurikulum, mutu input sekolah, otonomi
sekolah atau lembaga, privatisasi sekolah, pendidikan pra sekolah, integrasi
pendidikan sekolah dan luar sekolah, peningkatan pendidikan guru, dll.
Keharusan kita mempelajari pendidikan komparatif yaitu agar kita mengerti
konsep-konsep dasar dan metode dalam membandingkan aneka sistem baik
didalam atau diluar negeri, dapat mengevaluasi keberhasilan dan kekurangan serta
mengidentifikasi sesuatu yang bermanfaat atau tidak, dapat mempertimbangkan isuisu pendidikan dan mengikuti perkembangan pendidikan secara global serta
terhindar dari kacamata etnosentrisme sempit, mempereoleh pengetahuan tentang
model-model sistem pendidikan di berbagai negara dan faktor yang mempengaruhi
dan melatar belakangi (national character) sistem tersebut.
Tujuan Pendidikan Komparatif
I.L. Kandel menyebutkan ada tiga tujuan yang ingin dicapai dalam studi
pendidikan komparatif yaitu:
1.

Repertorial-deskriptif.

Pertama-tama studi dalam pendidikan komparatif berusaha mengungkap-kan datadata yang bersifat informotoris tentang sistem pendidikan pada umumnya maupun
pada khususnya. Misalnya data tentang angka partisipasi, jumlah anak putus
sekolah, jumlah angka buta huruf, jumlah sekolah negeri dan swasta baik dalam
lingkup satu negara maupun dua / lebih negara yang berbeda.

2.

Historik-fungsional.

Studi-studi yang telah dilakukan dalam pendidikan komparatif juga berusaha


mencari kaitan data-data yang bersifat informotoris pendidikan dengan bidang lain
seperti filsafat dan pandangan hidup, sistem politik, sistem ekonomi dan sosialbudaya dari masyarakat itu.
3.

Melioristik.

Tujuan pendidikan komparatif yang terakhir adalah dalam rangka mengembangkan


pendidikan di dalam negeri sendiri. Setelah mengetahui persamaan dan perbedaan
keadaan pendidikan antar negara termasuk dengan negaranya sendiri, maka dapat
diambil manfaat dari kebaikan-kebaikan negara lain tersebut. Yaitu kebaikankebaikan itu sebisa mungkin dapat diterapkan di negara sendiri dengan beberapa
penyesuaian kritis.
Menurut Harold J Noah (1985), dan Dr.Farooq Joubish (2009), pendidikan
komparatif memiliki empat tujuan:
1.

Untuk menjelaskan sistem pendidikan, proses, atau hasil.

2.

Untuk membantu dalam pengembangan lembaga pendidikan dan praktik.

3.

Untuk menyorot hubungan antara pendidikan dan masyarakat.

4.

Untuk menetapkan pernyataan umum tentang pendidikan yang berlaku di lebih

dari satu negara.

B Pengertian Pendidikan Internasional

Belakangan ini muncul tren di beberapa sekolah yang mengklaim dirinya


menerapkan pendidikan internasional. Dengan mengadopsi kurikulum asing dan
mendatangkan para pengajar dari negara asal kurikulum, sekolah-sekolah ini berani
menyebutkan bahwa kurikulum mereka berkualitas pendidikan internasional.
pendidikan inetrnasional adalah pendidikan yang mengaplikasikan sistem terbuka di
era global yang mendorong interaksi dengan masyarakat lokal tetapi ilmu
pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang diajarkan berwawasan internasional.
Sebenarnya standar pendidikan internasional bukan sekedar pendidikan yang
menggunakan bahasa internasional. Bukan hanya pada kulitnya. Harusnya
pendidikan internasional bukan melulu mempromosikan penggunaan bahasa asing.
Pendidikan internasional harus dimaknai dengan pendidikan yang menjadikan anak
didiknya

berpikir secara terbuka dan

internasional, open

and international

minded. International minded dimana di dalamnya para anak didiknya kelak akan
menjadi

manusia

yang

'berwarga

negara

internasional'

atau

istilahnya

sebagai global citizen. Jadi pendidikan internasional bukan sekedar kulit belaka,
namun lebih pada esensi yang terletak di dalamnya, dalam pembelajarannya.
Dalam pendidikan internasional, kurikulum yang diterapkan boleh-boleh saja
kurikulum nasional, tetapi di dalamnya disisipkan pendidikan untuk ber-internasional.
Program yang benar-benar program berstandar internasional dalam arti yang
sesungguhnya yakni dalam program ini selain menerapkan pelajaran Bahasa Inggris
sebagai satu dari mata pelajarannya, Bahasa Ibu, dalam hal ini Bahasa Indonesiabila diterapkan di Indonesia, masih harus dipakai. Anak didik harus tetap dikenalkan

dengan budaya lokal dan harus tetap diajak berpikir tentang apa yang ada di sekitar
lokalnya.
Namun pada saat bersamaan, program ini membuat anak didik untuk berpikir
secara internasional dengan cara mengajak mereka untuk peduli akan situasi yang
ada di dunia luar - Act locally, think globally. Juga dengan cara mengajarkan kepada
anak didik adanya perbedaan di antara sesama, dan dengan cara menerapkan
profil-profil manusia yang mengarah ke dalam kehidupan yang lebih baik. Artinya,
anak didik dijejali dengan pendidikan akan hidup dalam suasana damai di dunia,
dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian, diberikan makna perdamaian
internasional, dan arah kehidupan yang lebih baik. Bentuk pendidikan semacam ini
bukan dalam tingkat pendidikan teori, namun harus diterapkan secara nyata. Dalam
pendidikan internasional, para pendidik harus pandai menyelipkan nilai-nilai
kemanusian ke dalam semua mata pelajaran dan dalam semua kegiatan secara
berkelanjutan. Kegiatan yang dirancang haruslah sedemikian rupa sehingga anak
didik tidak hanya belajar ilmu, namun juga belajar nilai.
C. Pengertian Pendidikan Global
Globalisasi telah menghampiri seluruh rakyat di belahan bumi manapun
dengan membawa banyak dampak baik positif maupun negatif. Sisi positif dari
globalisasi itu berada pada kemajuan teknologi informatika dan teknologi
komunikasi. Dampak negatifnya kalau sampai kita hanya menjadi objek suatu arus
globalisasi tanpa mampu berbuat. Oleh karenanya perlu banyak persiapan terutama
mental guna menghadapi era tersebut. Dalam era tersebut dibutuhkan kemampuan
untuk menjaring dan menyaring segala pengaruh yang masuk dari berbagai
kebudayaan yang lain

Pendidikan Perspektif Global atau disebut juga pendidikan Global artinya


Pendidikan yang membekali wawasan global untuk membekali siswa memasuki era
globalisasi sehingga Siswa mampu bertindak lokal dengan dilandasi wawasan
global. Pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan global dalam aspek
ekonomi, seni budaya, SDM, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi,
dan lain-lain ke dalam kurikulum sekolah yang akhirnya bermanfaat bagi
pengembangan
persaingan

kompetensi

global.

peserta

Pendidikan

didik yang

Global

dirasa

dapat dimanfaatkan

perlu

di

untuk

sebabkan kemajuan

komunikasi & transportasi yang dirasakan dunia semakin sempit, batas negara
menjadi buram, proses universalisasi melanda berbagai aspek kehidupan
Tujuan Pendidikan Global
1.

Mengembangkan pengertian keberadaan mereka

membentuk masyarakat
2.
3.

bahwa mereka merupakan anggota masyarakat manusia

bahwa mereka adalah penghuni planet bumi, dan kehidupannya tergantung


pada planet bumi tersebut
4.

bahwa mereka adalah partisipan atau pelaku aktif dalam

masyarakat global
5.

Mendidik siswa agar mampu hidup secara bijaksana dan bertanggung


jawab, sebagai individu, umat manusia, penghuni planet bumi, dan sebagai anggota
masyarakat global
Pendidikan Global menekankan pada:

D.

1.

Kesadaran terhadap perspektif global

2.

Memahami sistim-sistim global

3.

Sejarah globalisasi

4.

Saling pengertian terhadap budaya bangsa lain

Kaitan Pendidikan Komparatif,Pendidikan Internasional dan Pendidikan


Global
Pendidikan komparatif, pendidikan global serta pendidikan internasional
ternyata tiga hal yang berbeda. Antara pendidikan komparatif, pendidikan global dan
pendidikan internasional tidaklah sama. Dalam buku Pak Arif Rohman Pendidikan
Komparatif, dituliskan bahwa pendidikan komparatif berkedudukan sebagai salah
satu ilmu fondasi yang memperkokoh bangunan ilmu pendidikan. Dalam arti,
pendidikan Komparatif itu posisinya dijadikan sebagai Studi / Metode awal
pembanding sistem pendidikan antar dua negara atau lebih yang berbeda dilihat
darisegi kemajuan pembangunan, segi latar belakang sejarah, segi latar belakang
ekonomi, dan segi letak geografisnya.
Kami akan membahas beberapa isu-isu yang terkait dengan spesies, karena
kami merasa semua perhatian yang diberikan terlalu sedikit untuk makna label
"komparatif" dan "internasional" dalam masyarakat kita. Spesies awalnya dikenal
sebagai Pendidikan Masyarakat Perbandingan dan pada tahun 1972 selama masa
jabatannya sebagai presiden Stewart Fraser berhasil menambahkan "International
istilah" .Beliau tidak berencana untuk menarik perbedaan yang tegas antara dua
daerah.

Meskipun mungkin bisa membantu untuk menyarankan bahwa "pendidikan


komparatif" umumnya dianggap sebagai aspek yang lebih akademis atau ilmiah dari
lapangan, sementara pendidikan internasional yang terkait dengan "kerjasama,
pemahaman, dan pertukaran" elemen bidang (Fraser dan Brickman 1968). Artinya,
Pendidikan Komparatif lebih di pertimbangkan ke penelitian dan karya teoritis
sementara

pendidikan

internasional

lebih

ke

pelayanan. Jadi

pendidikan

internasional bukan sekedar kulit belaka, namun lebih pada esensi yang terletak di
dalamnya, dalam pembelajarannya.misalnya penerapan bahasa asing di sekolahsekolah.
Sedangkan pendidikan Global itu sendiri dijadikan sebagai tujuan / hasil
akhir yang hendak ingin dicapai atau patokan dari pendidikan komparatif dan
pendidikan internasional itu sendiri. Dan selalu diikuti perkembangan pendidikan
secara komparatif sehingga terhindar dari kacamata etnosentrisme sempit.
E.

Keuntungan dan Kelemahan dari Kaitan Tersebut


Keharusan kita mempelajari pendidikan komparatif yaitu agar kita mengerti
konsep-konsep dasar dan metode dalam membandingkan aneka sistem baik di
dalam atau di luar negeri, dapat mengevaluasi keberhasilan dan kekurangan serta
mengidentifikasi sesuatu yang bermanfaat atau tidak, dapat mempertimbangkan isuisu pendidikan dan mengikuti perkembangan pendidikan secara global serta
terhindar dari kacamata etnosentrisme sempit, mempereoleh pengetahuan tentang
model-model sistem pendidikan di berbagai negara dan faktor yang mempengaruhi
dan melatarbelakangi (national character) sistem tersebut.
Sebuah keuntungan tersendiri jika mempelajari pendidikan komparatif.
Kerugian yang ditimbulkan jika tidak mempelajari pendidikan komparatif adalah

sebagai individu yang berkutat di dunia pendidikan, kita tidak dapat membandingkan
berbagai sistem pendidikan yang ada baik didalam maupun luar negeri serta tidak
dapat mengidentifikasi sesuatu yang bermanfaat bagi perkembangan pendidikan.
Untuk itu, sangatlah penting untuk mempelajari pendidikan komparatif. Kaitannya
dengan pendidikan global kita dapat mudah merasuki dan merambah dunia kerja
yang sangat ketat persaingannya. Untuk memberi wawasan, agar mampu bersaing
dan ikut berlaga di era global, mampu mengangkat kekuatan lokal dan sektor melalui
inovasi guna menunjang kekuatan nasional untuk bersaing di pasar global
BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan dan Saran


Pendidikan komparatif adalah pendidikan yang penting bagi perkembangan
pendidikan suatu bangsa. Dalam pendidikan komparatif terdapat suatu asas yang
disebut dengan asas komparabilitas. Asas komparabilitas adalah metode penelitian
atau penulisan dengan membandingkan berbagai aspek dalam pendidikan. Misalnya
tujuan pendidikan nasioanl, biaya, proses, evaluasi, dan sebagainya. Diantara segisegi perbandingan atau komparabilitas dalam melakukan studi komparasi sitem
pendidikan antar dua negara atau lebih yang berbeda adalah: segi kemajuan
pembangunan, segi latar belakang sejarah, segi latar belakang ekonomi, dan segi
letak geografisnya. Dalam pendidikan internasional, para pendidik harus pandai
menyelipkan nilai-nilai kemanusian ke dalam semua mata pelajaran dan dalam
semua

kegiatan

secara

berkelanjutan.

Kegiatan

yang

dirancang

haruslah

sedemikian rupa sehingga anak didik tidak hanya belajar ilmu, namun juga belajar

nilai. Sehingga 'pendidikan internasional' bukan sekedar di kulit belaka, namun bisa
diterapkan ke dalam semua level sekolah yang ada di seluruh nusantara.
Kaitannya antar ketiga pendidikan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
ketiga pendidikan itu di sebut sebagai PROSES..dimana pendidikan Komparatif di
jadikan

Studi/metode

penelitian,tahap

selanjutnya

diaplikasikan

kedalam

pembelajaran pendidikan Internasional yang diterapkan di Lapangan contohnya


sekolah dan kurikulum serta hasil akhirnya guna mencakup pendidikan Global
sebagai kunci memenangkan dunia kerja.

DAFTAR PUSTAKA

Arif Rohman. 2010. Pendidikan Komparatif. Yogyakarta: LaksBang Mediatama


Di akses melalui internet pada 29/9/2011 pukul
17.25:http://www.teknologipendidikan.net/ Makna dari Term Perbandingan dalam
Pendidikan Perbandingan.html
Di akses melalui internet pada 29/9/2011 pukul 19.28 : http:// aisyah-umilathifah.blogspot.com/2010/11/ Melodi Kata tugas pendidikan komparatif (asas-asas
komparabilitas).html
Di akses melalui internet pada 29/9/2011 pukul
20.05 : http://islamicschoolnetwork/ pendidikan internasional,bagaimanakah
maknanya.com

Di akses melalui internet pada 1/10/2011 pukul


15.25 : http://nurul071644249.wordpress.com/2011/08/29/ Pendidikan Perspektif
Global.html
Di akses melalui internet pada 1/10/2011 pukul
20.30 : http://dedidwitagama.wordpress.com/2007/11/07/pendidikan-berbasiskeunggulan-lokal-global/

relevansi pendidikan dengan pendidikan nasional


PEMBAHASAN
A. Pengertian perbandingan pendidikan
Perbandingan pendidikan merupakan terjemahan dari istilah Comparative Edu
cation. Kata comperative diartikan sebagai persamaan atau sama, sedangkan edu
cation berarti pendidikan. Dengan demikian secara etimologi tersebut maka comper
ative education mempunyai arti terhadap adanya kecenderungan yang ada dalam p
endidikan. Dari pengertian etimologi tersebut maka pengertian perbandingan pendidi
kan secara terminologis bermakna berkaitan erat dengan aspek praktis yakni menb
andingkan sesuatu dengan (compere with) atau menemukan perbandingan sesuatu
atau finding comperation sehingga dari kedua pengertian ini maka pemahaman terh
adap istilah comperative apabila digabungkan dengan kata education berarti suatu u
paya untuk membandingkan suatu kegiatan pendidikan yang dilaksanakan atau men
emukan perbandingan yang terdapat dalam kegiatan pendidikan. Mengenai perband
ingan pendidikan ini pada awal mulanya, kemunculannya disebut sebagai pendidika
n internasional. Setelah disiplin ilmu ini berkembang kemudian barulah disebut seba

gai comperative education. Kemunculan disiplin ilmu ini dibidang pendidikan memun
culkan dua versi penyebutan ada yang menyebutnya sebagai istilah pendidikan perb
andingan dan perbandingan pendidikan. Sementara ahli yang lain, mengalihkan istil
ah tersebut ke dalam bahasa Indonesia, dengan menggunakan istilah pendidikan pe
rbandingan. Namun pada dasarnya berbagai istilah yang digunakan mempuyai peng
ertian yang sama, yaitu sebagai studi komparatif (studi perbandingan) tentang pendi
dikan. Atau bisa juga disebut dengan studi tentang pendidikan yang menggunakan p
endekatan dan metode perbandingan.
Menurut pengertian dasar perbandingan pendidikan adalah berarti menganalis
a dua hal atau lebih untuk mencari kesamaan- kesamaan dan perbedaanperbedaannya. Dengan demikian maka studi perbandingan pendidikan ini adalah me
ngandung pegertian sebagai usaha menganalisa dan mempelajari secara mendalam
dua hal atau aspek dari sistem pendidikan, untuk mencari dan menemukan kesamaa
n-kesamaan dan perbedaan-perbedaan yang ada dari kedua hal tersebut.
Menurut Carter V. Good memberikan definisi pendidikan perbandingan adalah l
apangan studi yang mempuyai tugas untuk mengadakan perbandingan teori dan pra
ktek pendidikan sebagai mana terdapat pada berbagai negara dengan maksud untu
k megadakan perluasan pemandangan dan pengetahuan tentang pendidikan di luar
negeri sendiri. Definisi ini menunjukan aspek operasioanal dari pendidikan yang terd
apat di suatu negara atau masyarakat. Di dalam mempelajari sistem pendidikan suat
u negara secara perbandingan, tidak boleh tidak mesti memperhatikan dominasi wak
tu, mempelajari latar belakang atau faktor yang lain.
Sedangkan I. L. Kandel berpendapat perbandingan pendidikan adalah studi ten
tang teori dan peraktek pendidikan masa sekarang sebagimana yang dipengaruhi ol

eh berbagai macam latar belakang yang merupakan kelanjutan dari sejarah pendidik
an. Berdasarkan pengertian diatas sebagaimana telah dikemukakan oleh dua orang
pakar tersebut perbandingan pendidikan dapat disimpulkan sebagai suatu bidang p
engetahuan yang mengkaji berbagai teori dan praktek dalam bidang pendidikan di b
erbagai negara serta memperbandingkannya . Sehingga melalui proses perbandinga
n ini terhadap berbagai penerapan diberbagai negara tersebut akan diperoleh panda
ngan dan pengetahuan tentang penerapan-penerapan kegiatan pendidikan negara t
ersebut serta sejarah pendidikannya dari masa ke masa.
Disisi lain Abdullah Rahman Assegaf mengemukakan dalam satu pandangan C
arter V. Good yang menyatakan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pendidi
kan. yakni bahwa studi perbandingan pendidikan merupakan membandingan kekuat
an pendidikan, sosial, politik, dan ekonomi dalam hubungan internasional, dan pem
bentukan pendidikan. Sedangkan tujuannya adalah untuk meningkatkan forum peng
ertian dalam tukar menukar dalam sarana dan prasarana, teknik dan metode mahas
iswa, guru, dosen, teknisi, dll. Sedangkan pandangan lain F. Arnold sebagaimana di
kemukakan Abdul Rahman Assegaf mengemukakan tentang tujuan kajian perbandin
gan pendidikan yaitu perbandingan pendidikan mengkaji bagaimna rencana memper
luas peningkatan dalam demokratisasi pendidikan mereka.
Kesimpulan terhadap perbandingan pendidikan ini menurut Arifin antara lain:
1. Ilmu perbandingan pendidikan adalah studi tentang sistem pendidikan pengajaran
dan problematika-problematika pendidikan dalam negara-negara yang berbeda. Mas
ing-masing sistem dan problematika tersebut diusut sampai pada sebab-sebab yang
sebenarnya dibalik sistem dan problematika tersebut.

2. Ilmu Perbandingan pendidikan dapat juga diartikan sebagai studi tentang perbandin
gan pendidikan dan pengajaran di negara-negara yang berbeda serta faktor-faktor y
ang mempengaruhinya.
3. Ilmu perbandingan pendidikan diartikan sebagi studi teori-teori pendidikan dan pen
gajaran serta bagaimana pengamalan tentang bagaimana atau teori-teori tersebut s
ehingga diketahui persamaan dan perbedaannya serta mengembalikan pada latar b
elakang sumber yang mempengaruhinya.
B. Tujuan dari perbandingan pendidikan.
Tujuan dari perbandingan pendidikan selain untuk mencari dan menemukan ke
samaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan antara kedua sistem pendidikan itu, j
uga terdapat kandungan yang lebih jauh diantaranya adalah;
1. Untuk menganalisa sumber-sumber atau faktor-faktor yang menyebabkan kelebihankelebihan dari masing-masing sistem tersebut.
2. Untuk menimbulkan sikap saling pengertian dan terbuka satu sama lain.
3. Akan terjadinya kerja sama satu sama lain untuk mengembangkan sistem pendidikan
masing-masing serta dapat saling membantu dalam memecahkan masalah atau ken
dala yang dihadapi masing-masing bangsa yang bersangkutan.
C. Sistem Pendidikan Indonesia
Pendidikan nasional Indonesia adalah pendidikan yang berakar pada kebudaya
an bangsa Indonesia dengan standar pencapaian pembangunan nasional Indonesia.
pendidikan tersebut bersyarat dengan nilai-nilai yang berkembang melalui sejarah y
ang meliputi gerai hidup suatu bangsa.

Dilihat dari beberapa pengertian di atas maka bagaimanakah sistem pendidika


n di Indonesia atau yang dikenal dengan sistem pendidikan nasioanl Indonesia:
1. Visi dan Misi Pendidikan Nasional
Visi pendidikan nasional adalah terwujudnya pendidikan sebagai pranata sosial
yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan seluruh sumber daya manusia di I
ndonesia agar berkembang menjadi manusia yang berkualitas dan mampu mengha
dapi tantangan zaman yang berubah. Sejalan dengan visi pendidikan nasional terse
but Depdiknas berencana pada tahun 2025 menghasilkan insan Indonesia cerdas da
n komperatif, yaitu insan kamil atau insan paripu.
Misi pendidikan nasional antara lain:
a. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidik
an yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia .
b. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak
dini sampai akhir dan mewujudkan wajib belajar masyarakat
c. Meningkatkan menyiapkan dan masukan kualitas sistem pendidikan untuk mengopli
malkan pembentukan kepribadian yang berpola
d. Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat
membudayakan ilmu pengrtahuan dan ketrampilan, pengalaman, dan sikap pember
dayaan Nasional serta global
e. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam menyelenggarakan peran pendidik
an yang berdasarkan prinsip ekonomi dalam konteks Negara Republik Indonesia
2. Dasar, fungsi, dan Tujuan pendidikan Indonesia:

Dasar Pendidikan di Indonesia berdasarkan pada Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sedangkan fungsi dari pendi
dikan Indonesia adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangs
a, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat berilm
u, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertang
gung jawab.
3. Peseta didik
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan pot
ensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pe
ndidikan tertentu.
Jenjang pendidikan atau tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan ting
kat perkembangan peserta didik, tujuan yang ingin dicapai, dan kemampuan yang di
kembangkan yang ada saat ini adalah;
a. Pendidikan Tingkat Dasar ditempuh dalam waktu enam Tahun (SD, MI) ditambah sekol
ah menengah tingkat Pertama atau SMP dan Madrasah syanawiyah (MTs) ditempuh
dalam waktu tiga tahun sehingga sekolah tingkat dasar di Indonesia ditempuh dalam
jangka waktu 9 tahun.
b. Pendidikan Tingkat Menegah ditempuh dalan jangka waktu tiga tahun.
c. Perguruan tinggi Jenjang S1 ditempuh dalam jangka waktu empat tahun .
d. Perguruan Tinggi Jenjang S2 ditempuh dalam jangka waktu minimal 2 tahun

4. Pendidik
Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,
konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor instruktur, fasilitator, dan sebutan yang l
ain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarak
an pendidikan.
5. Satuan Pendidikan
Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarak
an pendidikan pada jalur formal dan non formal dan informal pada setiap jenjang da
n jenis pendidikan.
a. Pendidikan formal adalah jalur prndidikan yang tersetruktur dan berjenjang yang terdiri
atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
b. Pendidikan non formal adalah merupakan jalur pendidikan diluar pendidikan formal yan
g dapat dilaksanakan secara struktur dan berjenjang.
c. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
D. Relevansi Perbandingan Pendidikan dan Pendidikan Nasional
Dari berbagai hal yang telah disampaikan maka relevansi perbandingan pendid
ikan dan pendidikan Nasional adalah mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk men
capai tujuan belajar yang diinginkan dengan mencari cara atau sistem yang terbaik y
ang nantinya akan digunakan dalam pola pembelajaran suatu bangsa. Dengan demi
kian masalah-masalah pembelajaran akan berkurang karena adanya perbandingan
antara wilayah satu dengan wilayah lain yang mana hal tersebut bisa menjadi acuan
untuk mencari kelemahan ataupun kelebihan sistem pembelajaran yang ada.

KESIMPULAN
Dari pemaparan diatas jelaslah tentang hubungan pendidikan dengan pendidik
an nasional, bahwa perkembangan pendidikan nasional tidak bisa lepas dari dari ma
sa lampaunya. Tujuan dari mempelajari materi adalah harus mengembangkan SDM
sedini mungkin,terarah, terpadu, dan menyeluruh dengan berbagai upaya. Dari tujua
n ini diharapkan pendidikan Indonesia menghasilkan peserta didik yang berkualitas
mantap.
MIDTEST PERBANDINGAN PENDIDIKAN

Nama

1.

: Ayu Endah Nurdiana

NIM

: 0901290564

Fak

: Tarbiyah/ PGMI A 2009

Jelaskan pengertian pendidikan dan Perbandingan Pendidikan! Apa


manfaatnya bagi pengembangan pendidikan?

a.

Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah
suasana belajar dan

usaha

sadar

dan

terencana

proses pembelajaran agar peserta

untuk

mewujudkan

didik secara

aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang


diperlukan dirinya dan masyarakat.[1]
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah suatu
usaha manusia untuk mengubah sikap dan tata laku seseorang atau sekolompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.
[2]
b.

Pengertian Perbandingan Pendidikan


Istilah perbandingan pendidikan jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris
berarti comparative education. Kata comparative diartikan sebagai bersamaan atau
sama, sedangkan kata education diartikan sebagai pendidikan. Dengan demikian,
berdasarkan pengertian etimologis tersebut maka istilah comparative education
memiliki makna terhadap adanya kecenderungan yang sama dalam kegiatan
pendidikan.
Dari pengertian etimologis tersebut maka pengertian perbandingan pendidikan
secara terminologis berkaitan erat dengan aspek praktis, yakni : membandingkan
sesuatu dengan (compare with), atau menemukan perbandingan sesuatu (finding
comparison). Sehingga dari kedua pengertian ini memunculkan pemahaman
terhadap istilah comparative yang apabila dihubungkan dengan kata education
berarti suatu upaya untuk membandingkan suatu kegiatan pendidikan yang
dilaksanakan atau menemukan perbandingan yang terdapat dalam kegiatan
pendidikan.
Mengenai perbandingan pendidikan ini, pada awal mula kemunculannya disebut
sebagai pendidikan internasional. Setelah disiplin ilmu ini berkembang kemudian

barulah disebut sebagai comparative education. Kemunculan disiplin ilmu ini dalam
bidang pendidikan memunculkan dua versi penyebutan, ada yang menyebutnya
dengan istilah pendidikan perbandingan dan ada pula yang menyebutkannya
dengan istilah perbandingan pendidikan.
Menurut Carter V. Good tentang pengertian perbandingan pendidikan adalah :
Perbandingan pendidikan adalah studi yang bertugas mengadakan perbandingan
teori dan praktik kependidikan yang ada di dalam beberapa negara dengan maksud
untuk memperluas pandangan dan pengetahuan di luar batas negerinya sendiri.
Sedangkan I. L. Kandel berpendapat : Perbandingan pendidikan adalah studi
tentang teori dan praktik pendidikan masa sekarang sebagaimana yang dipengaruhi
oleh berbagai macam latar belakang yang merupakan kelanjutan sejarah
pendidikan.
Di sisi lain Abdul Rachman Assegaf mengemukakan salah satu pandangan
Carter V. Good yang menyertakan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi
pendidikan, yakni bahwa perbandingan pendidikan adalah studi tentang kekuatankekuatan pendidikan, sosial, politik, dan ekonomi dalam hubungan internasional
dengan tekanan pada potensi dan bentuk pendidikan, sedangkan tujuannya adalah
untuk meningkatkan saling pengertian dengan jalan tukar-menukar sarana
pendidikan, teknik dan metode, mahasiswa, guru, dosen, teknisi dan lain-lain.
Sedangkan pandangan Robert F. Arnove, sebagaimana dikemukakan Abdul
Rachman Assegaf, menyatakan tentang tujuan kajian perbandingan pendidikan
sebagai berikut : Perbandingan pendidikan mengkaji bagaimana negara-negara
berencana memperluas, meningkatkan, dan melakukan upaya demokratisasi
terhadap sistem pendidikan mereka.[3]

Berdasarkan pengertian di atas sebagaimana dikemukakan oleh dua orang pakar


tersebut, perbandingan pendidikan dapat disimpulkan sebagai suatu bidang
pengetahuan yang mengkaji berbagai teori dan praktek dalam bidang pendidikan di
berbagai

negara

serta

memperbandingkannya,

sehingga

melalui

proses

pembandingan terhadap berbagai penerapan kegiatan pendidikan di berbagai


negara tersebut akan diperoleh pandangan dan pengetahuan yang luas tentang
penerapan kegiatan pendidikan oleh suatu negara, termasuk sejarah pendidikan
negara itu dari masa ke masa.
c.

Manfaat Perbandingan Pendidikan bagi Pengembangan Pendidikan


Manfaat perbandingan pendidikan bagi pengembangan pendidikan adalah selain
untuk mencari dan menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan
antara kedua sistem pendidikan itu , juga terdapat kandungan yang lebih jauh
diantaranya adalah;

1)

Untuk

menganalisa

sumber-sumber

atau

faktor-faktor

yang

menyebabkan kelebihan-kelebihan dari masing-masing sistem tersebut.


2)

Untuk menimbulkan sikap saling pengertian dan terbuka satu sama lain.

3)

Agar terjalinnya kerja sama satu sama lain untuk mengembangkan sistem
pendidikan

masing-masing

serta

dapat

saling

membantu

dalam

memecahkan masalah atau kendala yang di hadapi masing-masing bangsa yang


bersangkutan.[4]

2.

Apa saja permasalahan pendidikan yang dihadapi Indonesia? Jelaskan


dengan

data-data.
Menurut Prof Dr Dodi Nandika (2005), Sekretaris Jendral Depdiknas,
mengemukakan bahwa masalah dan tantangan yang dihadapi pendidikan di
Indonesia antara lain :
1. Tingkat pendidikan masyarakat relatif rendah
2. Dinamika perubahan struktur penduduk belum sepenuhnya terakomodasi dalam
pembangunan pendidikan
3. Kesenjangan tingkat pendidikan
4. Good Governance yang belum berjalan secara optimal
5. Layanan pendidikan yang belum memadai dan merata
6. Kualitas pendidikan relatif rendah dan belum mampu memenuhi kompetensi
peserta didik
7. Pendidikan tinggi masih menghadapi kendala dalam mengembangkan dan
menciptakan IPTEK
8. Manajemen pendidikan belum berjalan secara efektif dan efisien
9. Anggaran pembangunan pendidikan belum tersedia secara memadai.
Permasalahan tersebut diatas merupakan permasalahan yang banyak
dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Peranan pendidikan bila
dikaji secara ekonomi, maka akan memberikan kontribusi terhadap peranan
pemerintah dan masyarakat terhadap dampak yang akan di alami negara Indonesia

dalam jangka panjang kedepan dengan kebijakan pembangunan pendidikan sebagai


dasar pembangunan negara.
Dalam Renstra Depdiknas tahun 2005-2009, peningkatan peran pendidikan
ditekankan pada upaya : 1. Perluasan dan Pemerataan Pendidikan 2. Mutu dan
Relevansi Pendidikan dan 3. Governance dan Akuntabilitas. Ketiga program tersebut
merupakan upaya untuk pembangunan pendidikan secara merata untuk seluruh
wilayah Indonesia, sehingga ketinggalan dibindang peningkatan mutu SDM bisa
ditingkatkan sehingga tidak tertinggal dengan kemajuan diantara negara-negara Asia
Pasifik.[5]
Adapun masalah yang dipandang sangat rumit dalam dunia pendidikan
adalah sebagai berikut.
a.

Pemerataan: Pemerataan Pendidikan merupakan tujuan pokok yang akan


diwujudkan. Jika tujuan tersebut tidak dapat dipenuhi, maka pelaksanaan pendidikan
belum dapat dikatakan berhasil. Hal inilah yang menyebabkan masalah pemerataan
pendidikan sebagai suatu masalah yang paling rumit untuk ditanggulangi.
Permasalahan pemerataan pendidikan dapat ditanggulangi dengan menyediakan
fasilitas dan sarana belajar bagi setiap lapisan masyarakat yang wajib mendapatkan
pendidikan. Pemberian sarana dan prasrana pendidikan yang dilakukan pemerintah
sebaiknya dikerjakan setransparan mungkin, sehingga tidak ada oknum yang dapat
mempermainkan program yang dijalankan ini.

b.

Mutu dan Relevansi : Rendahnya mutu dan relevansi pendidikan dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Faktor terpenting yang mempengaruhi adalah mutu proses
pembelajaran yang belum mampu menciptakan proses pembelajaran yang
berkualitas. Hasil-hasil pendidikan juga belum didukung oleh sistem pengujian dan

penilaian yang melembaga dan independen, sehingga mutu pendidikan tidak dapat
dimonitor secara ojektif dan teratur.Uji banding antara mutu pendidikan suatu daerah
dengan

daerah

lain

belum

dapat

dilakukan

sesuai

dengan

yang

diharapkan. Sehingga hasil-hasil penilaian pendidikan belum berfungsi unutk


penyempurnaan proses dan hasil pendidikan.
c.

Efisiensi dan efektivitas : Pelaksanaan proses pendidikan yang efisienadalah


apabila pendayagunaan sumber daya seperti waktu, tenaga dan biaya tepat
sasaran, dengan lulusan dan produktifitas pendidikan yang optimal. Pada saat
sekarng ini, pelaksanaan pendidikan di Indonesia jauh dari efisien, dimana
pemanfaatan segala sumberdaya yang ada tidak menghasilkan lulusan yang
diharapkan. Banyaknya pengangguran di Indonesia lebih dikarenakan oleh kualitas
pendidikan yang telah mereka peroleh. Pendidikan yang mereka peroleh tidak
menjamin mereka untuk mendapat pekerjaan sesuai dengan jenjang pendidikan
yang mereka jalani.
Pendidikan yang efektif adalah pelaksanaan pendidikan dimana hasil yang dicapai
sesuai dengan rencana / program yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika rencana
belajar yang telah dibuat oleh dosen dan guru tidak terlaksana dengan sempurna,
maka pelaksanaan pendidikan tersebut tidak efektif.

d.

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) : Perkembangan ilmu pengetahuan dan


teknologi pada saat ini berdampak pada pendidikan di Indonesia. Ketidaksiapan
bangsa menerima perubahan zaman membawa perubahan tehadap mental dan
keadaan negara ini. Bekembangnya ilmu pengetahuan telah membentuk teknologi
baru dalam segala bidang, baik bidang sosial, ekonomi, hokum, pertanian dan lain
sebagainya. Sebagai negara berkembang Indonesia dihadapkan kepada tantangan

dunia global. Dimana segala sesuatu dapat saja berjalan dengan bebas. Keadaan
seperti ini akan sangat mempengaruhi keadaan pendidikan di Indonesia. Penemuan
teknologi baru di dalam dunia pendidikan, menuntut Indonesia melakukan reformasi
dalam bidang pendidikan. Pelaksanaan reformasi tidaklah mudah, hal ini sangat
menuntut kesiapan SDM Indonesia untuk menjalankannya.
e.

Laju Pertumbuhan penduduk: Laju pertumbuhan yang sangat pesat akan


berpengaruh tehadap masalah pemerataan serta mutu dan relevansi pendidikan.
Pertumbuhan penduduk ini akan berdampak pada jumlah peserta didik. Semakin
besar jumlah pertumbuhan penduduk, maka semakin banyak dibutuhkan sekolahsekolah unutk menampungnya. Jika daya tampung suatu sekolah tidak memadai,
maka akan banyak peserta didik yang terlantar atau tidak bersekolah. Hal ini akan
menimbulkan masalah pemerataan pendidikan.

f.

Kelemahan guru/dosen (tenaga pengajar) dalam menangani tugas yang


dihadapinya, dan ketidakfokusan peserta didik dalam menjalani proses pendidikan
(Permasalahan Pembelajaran). Melihat permasalahan tersebut, maka dibutuhkanlah
kerja sama antara lembaga pendidikan dengan berbagai organisasi masyarakat.
Pelaksanaan kerja sama ini dapat meningkatkan mutu pendidikan. Dapat dilihat jika
suatu lembaga tinggi melakukan kerja sama dengan lembaga penelitian atau
industri, maka kualitas dan mutu dari peserta didik dapat ditingkatkan, khususnya
dalam bidang akademik seperti tekonologi industri.

g.

Permasalahan Pembelajaran: Guru / dosen yang berpandangan kuno selalu


menganggap bahwa tugasnya hanyalah menyampaikan materi, sedangakan tugas
siswa/mahasiswa adalah mengerti dengan apa yang disampaikannya. Bila peserta
didik tidak mengerti, maka itu adalah urusan mereka. Tindakan seperti ini

merupakan suatu paradigma kuno yang tidak perlu dipertahankan. Dalam hal
penilaian, Pendidik menempatkan dirinya sebagai penguasa nilai. Pendidik bisa saja
menjatuhkan, menaikan, mengurangi dan mempermainkan nilai perolehan murni
seorang peserta didik. Pada satu kasus di pendidikan tinggi, dimana seorang dosen
dapat saja memberikan nilai yang diinginkannya kepada mahasiswa tertentu, tanpa
mengindahkan kemampuan atau skill yang dimiliki oleh mahasiswa ymntersebut.
Proses penilaian seperti sungguh sangat tidak relevan. [6]
Data-data:
Distribusi Tingkat partisipasi kasar di TK, RA, KB, TPA, BKB, dan SD kelas 1
pada tahun 2001

Table 1 Source: National Plan of Action: Indonesias Education for All. (2003).
Jakarta: Proyek Pendidikan Luar

ome per

Pengeluaran

Pengeluaran

Gaji guru

Pengeluaran sekolah

ita

sekolah

sekolah

dalam %

per kapita GDP %

onal

negeri

negeri pada

pengeluaran

or PPP

untuk

pendidikan,

sekolah

SD/ SLTP-SLTA/ PT

2002

pendidikan

total

negeri pada

2001-2002

GDP %,

pengeluaran

pendidikan

2001-2002

negara %,

2001

2001-2002
3.070

1.3

9.6

78.3

3.7/ 7

8,500

77.9

25.2

67.2

17.0 /2

23,730

6,890

5.0

28.3

62 (1990-1)

7,820

4.1

Table 2 Reference: World Development Indicatirs, (2004). The World Bank. / EFA
Global Report. (2004). Paris:
Pengeluaran pendidikan dari pemerintah di Indonesia sebagai prosentase
GDP benar-benar rendah (1,3%) jauh lebih rendah dari rata-rata negara yang
mempunyai income rendah, 3,1%. Ini sebaliknya tergambar dalam prosentase
pengeluaran sekolah negeri per siswa dari GDP per kapita. Indonesia menghabiskan
persiswa kira-kira 4% dari GDP per kapita pada pendidikan dasar, sementara di
India, Malaysia, Philiphina,Thailand dan Rep Korea 10 %; dan dinegara maju lebih
dari 26%.
Investasi yang rendah dalam pendidikan di Indonesia juga dilihat dalam
hubungan dengan prosentase pengeluaran negara pada pendidikan sebagai
prosentase pengeluaran total pemerintah 9,6%. Ini tingkatnya sangat rendah

-/13.6 (1990-

15.9/ 1

dibandingkan dengan 12,7% di 62 India, 17,4% di Rep. Korea, 25,2% di Malaysia


atau 28,3% di Thailand. 78,3% pengeluaran sekolah negeri di Indonesia dihabiskan
untuk gaji guru sementara hal yang sama prosentasenya di Malaysia dan di Thailand
67,2% (tahun 2000) dan 62% (tahun1990).[7]

3.

Pendidikan di Malaysia telah mencapai kemajuan yang sangat pesat,


mengapa
demikian?
Kestabilan di bidang politik telah menjadi jaminan bagi Malaysia dalam
mengembangkan pendidikan, hal tersebut yang membuat Malaysia mencapai
kemajuan yang sangat pesat.
Pengamat Pendidikan dari Institut Alam dan Tamadun Melayu, UKM,
menjelaskan bahwa negara Malaysia masih tetap banyak belajar dari Indonesia
dalam bidang pendidikan. Banyak tenaga profesional di Malaysia berkuliah di
sejumlah perguruan tinggi kenamaan di Indonesia.
Namun, karena keprihatinan yang besar dari pemerintah negara Malaysia
terhadap persoalan pendidikan, maka pembangunan pendidikan menjadi berjalan
cepat dan mengarah kepada kemajuan. Sehingga tidak sedikit dari negara Islam
dunia ketiga, belajar dari pengalaman Malaysia dalam mencapai kemajuan di dunia
pendidikan Malaysia tersebut.
Stabilitas politik yang kondusif telah banyak membantu kesuksesan Malaysia
dalam mengembangkan dunia pendidikannya. Jika dibandingkan dengan Indonesia,
maka kestabilitas politik di Malaysia lebih baik.

Selain itu, juga terdapat kelonggaran dalam kebijakan pelaksanaan


pendidikan di negara itu. Pemerintah kerajaan membuka peluang bagi swasta untuk
membangun

pusat

atau

lembaga

pendidikan.

Hal

itu

disebut

sebagai

pendemokrasian pendidik. Dimana pihak swasta atau individu boleh membangun


pendidikan.
Namun pemerintah tetap melakukan pemantauan perkembangan pendidikan
tersebut baik di bawah pengelolaan kerajaan maupun pihak swasta.
Sementara mengenai tenaga guru yang ada, sejak 5 tahun terakhir telah ada
ketentuan bahwa guru sekolah rendah (yang semula hanya lulusan diploma) harus
memiliki ijazah sarjana.
Sedangkan jika terjadi pergantian pejabat di pemerintahan khususnya yang
terkait dengan bidang pendidikan, kebijakan pendidikan tidak mengalami perubahan
karena ada konsep yang stabil. Jika pun terjadi perubahan, tidak akan mengejutkan
masyarakat. [8]

4. Meskipun negara kecil, Singapura merupakan negara yang pendapatan


perkapitanya sangat tinggi. Salah satu faktor yang mendorong kemajuan
ekonomi adalah pendidikan, Jelaskan bagaimana kemajuan pendidikan di
Singapura?

Kemajuan pendidikan di Singapura didukung oleh banyak faktor. Diantaranya


yaitu adanya fasilitas yang memadai. Contohnya, setiap sekolah di Singapura
memiliki akses internet bebas. Setiap sekolah juga memiliki web sekolah yang
berguna untuk menghubungkan siswa, guru, dan orangtua.. Selain itu, di setiap
kelas terdapat Liquid Crystal Display (LCD) untuk proses pembelajaran. Fasilitas
lainnya yaitu tersedianya sistem transportasi yang memiliki akses ke semua sekolah
di Singapura yang memudahkan siswa untuk menuju ke sekolahnya.
Faktor biaya juga sangat mempengaruhi kualitas pendidikan. Karena jika
biaya sekolah murah, setiap orang di negara tersebut dapat mengenyam pendidikan
dengan mudah. Di Singapura, biaya pendidikan disesuaikan dengan kemampuan
rakyat, ditambah lagi dengan beasiswa bagi rakyat yang kurang beruntung.
Faktor lain yang menyebabkan Singapura menjadi negara dengan sistem
pendidikan terbaik di ASEAN adalah faktor pendidik. Proses penyaringan untuk
menjadi guru sangat ketat dan calon guru yang diterima disesuaikan dengan jumlah
guru yang diperlukan, sehingga semua calon guru tersebut pasti akan mendapatkan
pekerjaan. Setelah teraudisi, para calon guru diberi pelatihan sebelum bekerja,
sehingga guru-guru sudah mendapatkan pembekalan sebelumnya. Selain itu, gaji
yang diberikan untuk guru-guru di Singapura juga banyak. Hal itu menyebabkan
kehidupan guru-guru terjamin kesejahteraannya.[9]

Anda mungkin juga menyukai