A.
teori dan praktik kependidikan yang ada di dalam beberapa negara dengan maksud
untuk memperluas pandangan dan pengetahuan di luar batas negerinya sendiri.
Sedangkan I. L. Kandel berpendapat : Perbandingan pendidikan adalah studi
tentang teori dan praktik pendidikan masa sekarang sebagaimana yang dipengaruhi
oleh berbagai macam latar belakang yang merupakan kelanjutan sejarah
pendidikan.
Berdasarkan pengertian di atas sebagaimana dikemukakan oleh dua orang pakar
tersebut, perbandingan pendidikan dapat disimpulkan sebagai suatu bidang
pengetahuan yang mengkaji berbagai teori dan praktek dalam bidang pendidikan di
berbagai negara serta memperbandingkannya, sehingga melalui proses
pembandingan terhadap berbagai penerapan kegiatan pendidikan di berbagai
negara tersebut akan diperoleh pandangan dan pengetahuan yang luas tentang
penerapan kegiatan pendidikan oleh suatu negara, termasuk sejarah pendidikan
negara itu dari masa ke masa.
Di sisi lain Abdul Rachman Assegaf mengemukakan salah satu pandangan Carter V.
Good yang menyertakan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pendidikan,
yakni bahwa perbandingan pendidikan adalah studi tentang kekuatan-kekuatan
pendidikan, sosial, politik, dan ekonomi dalam hubungan internasional dengan
tekanan pada potensi dan bentuk pendidikan, sedangkan tujuannya adalah untuk
meningkatkan saling pengertian dengan jalan tukar-menukar sarana pendidikan,
teknik dan metode, mahasiswa, guru, dosen, teknisi dan lain-lain.
Sedangkan pandangan Robert F. Arnove, sebagaimana dikemukakan Abdul
Rachman Assegaf, menyatakan tentang tujuan kajian perbandingan pendidikan
sebagai berikut : Perbandingan pendidikan mengkaji bagaimana negara-negara
berencana memperluas, meningkatkan, dan melakukan upaya demokratisasi
dasarnya berbagai istilah yang digunakan mempunyai pengertian yang sama, yaitu
sebagai studi komparatif (studi perbandingan) tentang pendidikan. Atau bisa juga
disebut dengan studi tentang pendidikan yang menggunakan pendekatan dan
metode perbandingan.
Tujuan perbandingan pendidikan ialah untuk mengetahui perbedaan-perbedaan
kekuatan apa saja yang melahirkan bentuk-bentuk sistem pendidikan yang berbedabeda di dunia ini.Dengan kata lain,pada sebuah negara,misalnya kekuatan
keagamaan merupakan faktor pendorong utama dan menjadi dasar pembentukan
sistem pendidikan,sementara di negara lain faktor sosial merupakan landasan
berpijak suatu sistem pendidikan. Ada kemungkinan sebuah negara
memformulasikan sistem pendidikannya dengan meletakkan pertimbangan
utamanya sosial ekonomi, sosial demografis,dan sosial budaya.
Sejalan dengan Kendal, Nicholas Hans merumuskan bahwa tujuan perbandingan
pendidikan ialah untuk mengetahui prinsip-prinsip apa sesungguhnya yang
mendasari pengaturan perkembangan sistem pendidikan nasional.
Pendapat yang lebih umum mengikuti pola perumusan yang dilakukan dalam bidang
sosiologi, bahwa tujuan perbandingan pendidikan adalah untuk memperoleh
morfologi pendidikan, yaitu suatu gambaran dan klasifikasi global mengenai
berbagai bentuk pendidikan;untuk mengetahui hubungan dan interaksi antara
elemen-elemen dalam pendidikan dan hubungan antara pendidikan dan
masyarakat;dan untuk membendakan perubahan-perubahan yang fundamental
dalam pendidikan dan hal-hal yang tetap dipertahankan, serta menghubungkan
keduanya dengan nilai-nilai filosofis yang diyakini.
B.
Studi Perbandingan muncul pada saat penting dalam sejarah dunia. Eropa telah
menemukan sisa dari dunia dan mencoba untuk menjelaskan variasi banyaknya.
penjelasan Rasional sedang dicari sifat sebenarnya dari lembaga-lembaga
manusia.Sebuah keyakinan yang diperlukan dalam hukum alam membuat penilaian
tentang bagaimana pemerintah, keluarga, dan masyarakat sipil yang terorganisir.
Perkembangan ini memberikan kontribusi pada peningkatan studi komparatif. Ilmu
itu sangat penting dalam perkembangan studi banding, dan sarjana komparatif awal
seragam diidentifikasi sebagai salah satu bidang yang didasarkan pada penggunaan
"metode ilmiah" Dalam pengertian ilmiah yang lebih umum, sarjana perbandingan
diuji hipotesis tentang hubungan sebab akibat antara gejala.Namun, dari para ulama
juga perbandingan awal Pembatasan penelitian ilmiah mereka dalam dua
cara.Pertama, mereka memeriksa persamaan dan perbedaan antara fenomena atau
kelas dari fenomena. Kedua, sedangkan ilmu pengetahuan umumnya berkomitmen
untuk eksperimentasi sebagai suatu cara untuk membuat klasifikasi dan teori
pengujian, sarjana perbandingan hampir seluruhnya bergantung pada variasi belajar
secara alami dan wajar.
Perbandingan pendidikan (Comparative Education ) sebagai salah satu bagian
dalam bidang pendidikan memulai peran nyatanya pada tahun 1960-an walaupun
pada hakikatnya kegiatan pembandingan pendidikan itu telah berlangsung sejak
berabad-abad yang lalu dan telah ikut pula melahirkan berbagai institusi pendidikan
secara formal.Dalam usianya yang relatif muda, perbandingan pendidikan telah
menunjukkan sumbangannya terhadap perbaikan dan peningkatan pendidikan di
berbagai negara.Namun demikian,tidak mengherankan apabila intensitas perhatian
dan kegiatan formal perbandingan pendidikan ini sangat berbeda antara negaranegara bahkan juga tidak sama secara regional.
C.
Perbandingan pendidikan memiliki bagian yang tertanam kuat di pedagogi dan yang
lainnya di daerah yang lebih luas dari ilmu-ilmu sosial. Kepeduliannya dengan
bentuk dan fungsi dari sekolah, bagaimanapun, bersatu kedua aspek lapangan
dengan berkonsentrasi perhatian pada jenis data yang sama dan topik pelengkap.
Unsur pemersatu dan mungkin yang lebih penting, baru-baru ini menjadi jelas dalam
gerakan umum terhadap metode empiris dan kuantitatif penyelidikan.
D.
Salah satu variasi utama dalam pekerjaan klasifikasi antara comparativists adalah
usaha untuk mengklasifikasikan sistem sosial dan struktur yang tidak menyarankan
pengaturan evolusi atau hirarkis. Perbandingan politik sangat dikenal karena
ahistoris upaya untuk mengembangkan kategori mewakili dunia politik
kontemporer.Meskipun juga telah memberikan perhatian untuk modernisasi dan
pembangunan politik, utamanya politik komparatif warisan, yang bunga dalam
mengklasifikasikan jenis rezim yang ada, mencari setara bahasa dalam sistem politik
yang berbeda, dan mengelompokkan fungsi masing-masing.
Demikian pula, spesialis dalam hukum perbandingan tertarik dalam isi normatif dari
berbagai sistem hukum. Mereka berusaha untuk mendefinisikan sistem hukum
keluarga seperti hukum Romawi, hukum umum, atau hukum sosialis, dan
mengidentifikasi norma-norma dan cara berpikir yang terjadi dalam keluargakeluarga hukum.
Sedangkan tipologi ahistoris mendominasi bidang perbandingan, pendidikan
komparatif telah memberikan sedikit perhatian untuk tipologi nasional. Ini tampaknya
sangat mendasar bahwa bidang perbandingan hampir tidak ada dalam arti yang
bermakna kecuali objek penelitian telah diklasifikasikan dalam beberapa cara yang
ketat sehingga penelitian adalah kumulatif. Perbandingan pendidikan harus
bergantung pada tipologi yang diambil dari bidang lain, tetapi tidak berbuat banyak
untuk memperluas dan meningkatkan bentuk tipologi pendidikan. Memang benar
bahwa Marc Antoine Jullien, dilihat oleh banyak orang sebagai bapak pendidikan
komparatif, adalah salah seorang ulama modern pertama yang mendirikan desain
klasifikasi yang akan memfasilitasi pengumpulan dan katalogisasi data tentang
sistem sekolah yang berbeda. Skema ini telah ditahan sampai hari ini.Beberapa
pekerjaan awal dilakukan oleh Pedro Rosello, dan diikuti oleh para sarjana seperti
Franz Hilker (1962) dan George Bereday (1964), yang diasumsikan bahwa sebelum
penjajaran bisa terjadi dalam proses perbandingan, klasifikasi jelas akan diperlukan.
Namun, itu biasanya jatuh pada badan-badan internasional dan organisasi untuk
mengklasifikasi data pendidikan internasional, terutama karena kelompok-kelompok
seperti Biro Pendidikan Internasional, Unesco, Organisasi Kerjasama Ekonomi dan
Pembangunan, dan Dewan Eropa, yang mulai mengumpulkan informasi tentang
pendidikan di berbagai pengaturan nasional, diakui perlunya menggunakan
seperangkat kategori standar. Fokus dasar skema terbanyak adalah pada tingkat
dan jenis pendidikan, dan telah lama jelas bahwa tata-nama, dan fleksibilitas skema
hanya kira-kira yang sesuai dengan kebanyakan negara.
b.
yang menulis buku teks awal, termasuk Ishak Kandel (1933) serta DI Thut dan Don
Adams (1964), mengambil pendekatan historis untuk studi negara mereka.
c.
Beberapa bidang perbandingan fokus terutama pada pengaruh dalam dan lintas
budaya. Perbandingan sastra adalah contoh utama dari orientasi ketika bahwa ahli
perbandingan berupaya untuk mengungkap keterkaitan antara individu, sekolah
pemikiran, atau literatur nasional sepanjang waktu dan ruang. Dalam hal waktu,
spesialis sastra komparatif ingin bagaimana Katolik dipengaruhi sastra Jerman
klasisisme Jerman dan bagaimana klasisisme, pada gilirannya, dipengaruhi
romantisme; bagaimana Shakespeare berubah sastra Inggris, bagaimana sastra
modern Eropa dalam utang untuk sastra Yunani dan Latin. Dalam hal ruang, sarjana
sastra komparatif ingin melacak pergerakan tema dan genre dari satu tempat ke
tempat lain, bagaimana agama tema di Swiss pindah ke Belanda, kemudian ke
Amerika, bagaimana Tolstoi, Emerson dan Thoreau dipengaruhi penulis India di Asia
Selatan; bagaimana penulisan Afrika menggabungkan gaya Eropa; bagaimana pola
dasar bergerak Don Juan dari kebudayaan (misalnya, Samuel dan Shanmugham
1980; Weisstein 1968; Weisbuch 1989; Highet 1992).
Beberapa pekerjaan penting telah dilakukan dalam pendidikan komparatif terkait
dengan menelusuri pengaruh dalam perubahan pendidikan dan reformasi. Harry
Armytage, misalnya, telah menulis empat buku menelusuri pengaruh Amerika,
Perancis, Jerman, dan Rusia di bidang pendidikan bahasa Inggris (1967, 1968;
1969a; 1969b). Frederick Schneider (1943) mengabdikan sebagian besar masa
tugasnya dari pengasingan di Nazi Jerman menelusuri pengaruh pendidikan Jerman
pada negara-negara lain.
E.
permasalahan pendidikan;
b)
tersebut diatas;
d)
yang mempengaruhi timbulnya sistem kependidikan yang berbeda antara yang satu
dari yang lainnya.
PENUTUP
Dari pembahasan makalah diatas tentang Konsep Dasar Perbandingan Pendidikan,
maka dapat disimpulkan bahwa Perbandingan Pendidikan adalah studi tentang
sebab-sebab yang menimbulkan tentang problematika kependidikan dan pengajaran
serta sebab-sebab yang dapat menimbulkan persamaan dan perbedaan diantara
sistem-sistem yang ada dinegara-negara yang berbeda itu.
Tujuan perbandingan pendidikan adalah mengetahui perbedaan-perbedaan
kekuatan apa saja yang melahirkan bentuk-bentuk sistem pendidikan yang berbedabeda di dunia ini.
Adapun pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam studi perbandingan
pendidikan adalah melalui pendekatan Sistem ahistoris Tipologis, pendekatan
Pendidikan Komparatif
11:18 AM WAHYU AJI NO COMMENTS
Setiap negara harus membandingkan pendidikanya dengan negara lain agar tau sejauh
mana perkembangan pendidikan di negara itu, nah di mata kuliah Pendidikan
Komparatif dapat kita pelajari bagaimana caranya, sekilas tugas saya, semoga
membantu:
A. Latar Belakang.
merupakan
cerminan
keterbatasan
horizon
pemikiran
manakala
robot-robot
berbaju
manusia.
Implikasi
dari
kebijakan-kebijakan
pendidikan semacam itu telah lama kita rasakan. Misalkan, rendahnya moralitas,
rendahnya sikap toleransi, rendahnya sikap menghargai sesama, lemahnya
mental enterpreuner, rendahnya mental team-work, minimnya jiwa kepemimpinan
dan lain-lain. Percepatan inovasi yang terjadi di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi menuntut manusia-manusia pembelajar yang terus mau dan mampu
meng-upgrade diri. Ini berarti lembaga pendidikan juga harus mampu mendorong
Pendidikan
Komparatif muncul
diawali
oleh
keprihatinan
bagaimana
peningkatan
sistem
bangsa
lain
merencanakan
pendidikannya. Pendidikan
pengembangan
Komparatif
dan
sendiri
dengan
pendidikan
Internasional.
Melihat
perekembangan
dengan
menjunjung
tinggi
nilai-nilai
kemanusian,
diberikan
makna
perdamaian internasional, dan arah kehidupan yang lebih baik. Bentuk pendidikan
semacam ini bukan dalam tingkat pendidikan teori, namun harus diterapkan secara
nyata.
Lalu bagaimana kaitan antara Pendidikan Internasional, Pendidikan Global
dan Pendidikan Komparatif ? Hal tersebut akan dijelaskan lebih lanjut pada makalah
yang
ada
di
bawah
ini.
B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
Apa saja keuntungan dan kelemahan yang didapat dari hubungan tersebut?
C. Tujuan Penulisan
1.
2.
3.
4.
5.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
1.
Pengertian
secara
etimologis.
Pendidikan
komparatif
secara
etimologis
dimaksudkan sebagai ilmu yang mengajarkan dan melatihkan tentang tata cara atau
prosedur membandingkan dua atau lebih sistem yang berbeda, baik antar daerah
maupun antar negara. Istilah pendidikan komparatif sering diucapkan dengan istilah
pendidikan perbandingan, karena keduanya memiliki pengertian sama
2.
Pengertian secara terminologis adalah disiplin ilmu yang mempelajari sistemsistem pendidikan baik dalam satu negara maupun antar negara yang menyangkut:
(a) sistem pendidikan formal, non-formal dan informal, (b) teori dan praktek
pendidikan, serta (c) latar belakang sosial, ekonomi, politik, ideologi, dan budaya
yang mempengaruhi sistem pendidikan.
Pendidikan Komparatif secara harfiah sendiri adalah Ilmu yang mendidik
bagaimana cara membandingkan. Yang diperbandingkan dalam ilmu ini adalah
praktek dan hasil-hasil penyelenggaraan pendidikan yang terjadi dalam masyarakat.
I.L Kandel dalam bukunya comparative education yang mengartikan pendidikan
komparatif sebagai studi tentang teori dan praktek pendidikan pada waktu sekarang
yang dipengaruhi oleh bermacam-macam latar belakang dan merupakan kelanjutan
dari sejarah pendidikan. Carter V.Good mengartikan pendidikan komparatif sebagai
lapangan yang mempunyai tugas untuk mengadakan perbandingan teori dan
praktek pendidikan sebagaimana terdapat pada beberapa negeri dengan maksud
untuk mengadakan perluasan pemandangan dan pengetahuan tentang pendidikan
di luar batas negeri sendiri.
Dalam pendidikan komparatif, hal-hal yang perlu dipelajari adalah kajiankajian studi yang secara umum mencakup 2 hal penting yaitu studi kawasan, studi
ini diarahkan pada kawasan tertentu yang berusaha mempelajari sistem pendidikan
Repertorial-deskriptif.
Pertama-tama studi dalam pendidikan komparatif berusaha mengungkap-kan datadata yang bersifat informotoris tentang sistem pendidikan pada umumnya maupun
pada khususnya. Misalnya data tentang angka partisipasi, jumlah anak putus
sekolah, jumlah angka buta huruf, jumlah sekolah negeri dan swasta baik dalam
lingkup satu negara maupun dua / lebih negara yang berbeda.
2.
Historik-fungsional.
Melioristik.
2.
3.
4.
internasional, open
and international
minded. International minded dimana di dalamnya para anak didiknya kelak akan
menjadi
manusia
yang
'berwarga
negara
internasional'
atau
istilahnya
sebagai global citizen. Jadi pendidikan internasional bukan sekedar kulit belaka,
namun lebih pada esensi yang terletak di dalamnya, dalam pembelajarannya.
Dalam pendidikan internasional, kurikulum yang diterapkan boleh-boleh saja
kurikulum nasional, tetapi di dalamnya disisipkan pendidikan untuk ber-internasional.
Program yang benar-benar program berstandar internasional dalam arti yang
sesungguhnya yakni dalam program ini selain menerapkan pelajaran Bahasa Inggris
sebagai satu dari mata pelajarannya, Bahasa Ibu, dalam hal ini Bahasa Indonesiabila diterapkan di Indonesia, masih harus dipakai. Anak didik harus tetap dikenalkan
dengan budaya lokal dan harus tetap diajak berpikir tentang apa yang ada di sekitar
lokalnya.
Namun pada saat bersamaan, program ini membuat anak didik untuk berpikir
secara internasional dengan cara mengajak mereka untuk peduli akan situasi yang
ada di dunia luar - Act locally, think globally. Juga dengan cara mengajarkan kepada
anak didik adanya perbedaan di antara sesama, dan dengan cara menerapkan
profil-profil manusia yang mengarah ke dalam kehidupan yang lebih baik. Artinya,
anak didik dijejali dengan pendidikan akan hidup dalam suasana damai di dunia,
dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian, diberikan makna perdamaian
internasional, dan arah kehidupan yang lebih baik. Bentuk pendidikan semacam ini
bukan dalam tingkat pendidikan teori, namun harus diterapkan secara nyata. Dalam
pendidikan internasional, para pendidik harus pandai menyelipkan nilai-nilai
kemanusian ke dalam semua mata pelajaran dan dalam semua kegiatan secara
berkelanjutan. Kegiatan yang dirancang haruslah sedemikian rupa sehingga anak
didik tidak hanya belajar ilmu, namun juga belajar nilai.
C. Pengertian Pendidikan Global
Globalisasi telah menghampiri seluruh rakyat di belahan bumi manapun
dengan membawa banyak dampak baik positif maupun negatif. Sisi positif dari
globalisasi itu berada pada kemajuan teknologi informatika dan teknologi
komunikasi. Dampak negatifnya kalau sampai kita hanya menjadi objek suatu arus
globalisasi tanpa mampu berbuat. Oleh karenanya perlu banyak persiapan terutama
mental guna menghadapi era tersebut. Dalam era tersebut dibutuhkan kemampuan
untuk menjaring dan menyaring segala pengaruh yang masuk dari berbagai
kebudayaan yang lain
kompetensi
global.
peserta
Pendidikan
didik yang
Global
dirasa
dapat dimanfaatkan
perlu
di
untuk
sebabkan kemajuan
komunikasi & transportasi yang dirasakan dunia semakin sempit, batas negara
menjadi buram, proses universalisasi melanda berbagai aspek kehidupan
Tujuan Pendidikan Global
1.
membentuk masyarakat
2.
3.
masyarakat global
5.
D.
1.
2.
3.
Sejarah globalisasi
4.
pendidikan
internasional
lebih
ke
pelayanan. Jadi
pendidikan
internasional bukan sekedar kulit belaka, namun lebih pada esensi yang terletak di
dalamnya, dalam pembelajarannya.misalnya penerapan bahasa asing di sekolahsekolah.
Sedangkan pendidikan Global itu sendiri dijadikan sebagai tujuan / hasil
akhir yang hendak ingin dicapai atau patokan dari pendidikan komparatif dan
pendidikan internasional itu sendiri. Dan selalu diikuti perkembangan pendidikan
secara komparatif sehingga terhindar dari kacamata etnosentrisme sempit.
E.
sebagai individu yang berkutat di dunia pendidikan, kita tidak dapat membandingkan
berbagai sistem pendidikan yang ada baik didalam maupun luar negeri serta tidak
dapat mengidentifikasi sesuatu yang bermanfaat bagi perkembangan pendidikan.
Untuk itu, sangatlah penting untuk mempelajari pendidikan komparatif. Kaitannya
dengan pendidikan global kita dapat mudah merasuki dan merambah dunia kerja
yang sangat ketat persaingannya. Untuk memberi wawasan, agar mampu bersaing
dan ikut berlaga di era global, mampu mengangkat kekuatan lokal dan sektor melalui
inovasi guna menunjang kekuatan nasional untuk bersaing di pasar global
BAB III
PENUTUP
A.
kegiatan
secara
berkelanjutan.
Kegiatan
yang
dirancang
haruslah
sedemikian rupa sehingga anak didik tidak hanya belajar ilmu, namun juga belajar
nilai. Sehingga 'pendidikan internasional' bukan sekedar di kulit belaka, namun bisa
diterapkan ke dalam semua level sekolah yang ada di seluruh nusantara.
Kaitannya antar ketiga pendidikan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
ketiga pendidikan itu di sebut sebagai PROSES..dimana pendidikan Komparatif di
jadikan
Studi/metode
penelitian,tahap
selanjutnya
diaplikasikan
kedalam
DAFTAR PUSTAKA
gai comperative education. Kemunculan disiplin ilmu ini dibidang pendidikan memun
culkan dua versi penyebutan ada yang menyebutnya sebagai istilah pendidikan perb
andingan dan perbandingan pendidikan. Sementara ahli yang lain, mengalihkan istil
ah tersebut ke dalam bahasa Indonesia, dengan menggunakan istilah pendidikan pe
rbandingan. Namun pada dasarnya berbagai istilah yang digunakan mempuyai peng
ertian yang sama, yaitu sebagai studi komparatif (studi perbandingan) tentang pendi
dikan. Atau bisa juga disebut dengan studi tentang pendidikan yang menggunakan p
endekatan dan metode perbandingan.
Menurut pengertian dasar perbandingan pendidikan adalah berarti menganalis
a dua hal atau lebih untuk mencari kesamaan- kesamaan dan perbedaanperbedaannya. Dengan demikian maka studi perbandingan pendidikan ini adalah me
ngandung pegertian sebagai usaha menganalisa dan mempelajari secara mendalam
dua hal atau aspek dari sistem pendidikan, untuk mencari dan menemukan kesamaa
n-kesamaan dan perbedaan-perbedaan yang ada dari kedua hal tersebut.
Menurut Carter V. Good memberikan definisi pendidikan perbandingan adalah l
apangan studi yang mempuyai tugas untuk mengadakan perbandingan teori dan pra
ktek pendidikan sebagai mana terdapat pada berbagai negara dengan maksud untu
k megadakan perluasan pemandangan dan pengetahuan tentang pendidikan di luar
negeri sendiri. Definisi ini menunjukan aspek operasioanal dari pendidikan yang terd
apat di suatu negara atau masyarakat. Di dalam mempelajari sistem pendidikan suat
u negara secara perbandingan, tidak boleh tidak mesti memperhatikan dominasi wak
tu, mempelajari latar belakang atau faktor yang lain.
Sedangkan I. L. Kandel berpendapat perbandingan pendidikan adalah studi ten
tang teori dan peraktek pendidikan masa sekarang sebagimana yang dipengaruhi ol
eh berbagai macam latar belakang yang merupakan kelanjutan dari sejarah pendidik
an. Berdasarkan pengertian diatas sebagaimana telah dikemukakan oleh dua orang
pakar tersebut perbandingan pendidikan dapat disimpulkan sebagai suatu bidang p
engetahuan yang mengkaji berbagai teori dan praktek dalam bidang pendidikan di b
erbagai negara serta memperbandingkannya . Sehingga melalui proses perbandinga
n ini terhadap berbagai penerapan diberbagai negara tersebut akan diperoleh panda
ngan dan pengetahuan tentang penerapan-penerapan kegiatan pendidikan negara t
ersebut serta sejarah pendidikannya dari masa ke masa.
Disisi lain Abdullah Rahman Assegaf mengemukakan dalam satu pandangan C
arter V. Good yang menyatakan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pendidi
kan. yakni bahwa studi perbandingan pendidikan merupakan membandingan kekuat
an pendidikan, sosial, politik, dan ekonomi dalam hubungan internasional, dan pem
bentukan pendidikan. Sedangkan tujuannya adalah untuk meningkatkan forum peng
ertian dalam tukar menukar dalam sarana dan prasarana, teknik dan metode mahas
iswa, guru, dosen, teknisi, dll. Sedangkan pandangan lain F. Arnold sebagaimana di
kemukakan Abdul Rahman Assegaf mengemukakan tentang tujuan kajian perbandin
gan pendidikan yaitu perbandingan pendidikan mengkaji bagaimna rencana memper
luas peningkatan dalam demokratisasi pendidikan mereka.
Kesimpulan terhadap perbandingan pendidikan ini menurut Arifin antara lain:
1. Ilmu perbandingan pendidikan adalah studi tentang sistem pendidikan pengajaran
dan problematika-problematika pendidikan dalam negara-negara yang berbeda. Mas
ing-masing sistem dan problematika tersebut diusut sampai pada sebab-sebab yang
sebenarnya dibalik sistem dan problematika tersebut.
2. Ilmu Perbandingan pendidikan dapat juga diartikan sebagai studi tentang perbandin
gan pendidikan dan pengajaran di negara-negara yang berbeda serta faktor-faktor y
ang mempengaruhinya.
3. Ilmu perbandingan pendidikan diartikan sebagi studi teori-teori pendidikan dan pen
gajaran serta bagaimana pengamalan tentang bagaimana atau teori-teori tersebut s
ehingga diketahui persamaan dan perbedaannya serta mengembalikan pada latar b
elakang sumber yang mempengaruhinya.
B. Tujuan dari perbandingan pendidikan.
Tujuan dari perbandingan pendidikan selain untuk mencari dan menemukan ke
samaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan antara kedua sistem pendidikan itu, j
uga terdapat kandungan yang lebih jauh diantaranya adalah;
1. Untuk menganalisa sumber-sumber atau faktor-faktor yang menyebabkan kelebihankelebihan dari masing-masing sistem tersebut.
2. Untuk menimbulkan sikap saling pengertian dan terbuka satu sama lain.
3. Akan terjadinya kerja sama satu sama lain untuk mengembangkan sistem pendidikan
masing-masing serta dapat saling membantu dalam memecahkan masalah atau ken
dala yang dihadapi masing-masing bangsa yang bersangkutan.
C. Sistem Pendidikan Indonesia
Pendidikan nasional Indonesia adalah pendidikan yang berakar pada kebudaya
an bangsa Indonesia dengan standar pencapaian pembangunan nasional Indonesia.
pendidikan tersebut bersyarat dengan nilai-nilai yang berkembang melalui sejarah y
ang meliputi gerai hidup suatu bangsa.
Dasar Pendidikan di Indonesia berdasarkan pada Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sedangkan fungsi dari pendi
dikan Indonesia adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangs
a, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat berilm
u, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertang
gung jawab.
3. Peseta didik
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan pot
ensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pe
ndidikan tertentu.
Jenjang pendidikan atau tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan ting
kat perkembangan peserta didik, tujuan yang ingin dicapai, dan kemampuan yang di
kembangkan yang ada saat ini adalah;
a. Pendidikan Tingkat Dasar ditempuh dalam waktu enam Tahun (SD, MI) ditambah sekol
ah menengah tingkat Pertama atau SMP dan Madrasah syanawiyah (MTs) ditempuh
dalam waktu tiga tahun sehingga sekolah tingkat dasar di Indonesia ditempuh dalam
jangka waktu 9 tahun.
b. Pendidikan Tingkat Menegah ditempuh dalan jangka waktu tiga tahun.
c. Perguruan tinggi Jenjang S1 ditempuh dalam jangka waktu empat tahun .
d. Perguruan Tinggi Jenjang S2 ditempuh dalam jangka waktu minimal 2 tahun
4. Pendidik
Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,
konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor instruktur, fasilitator, dan sebutan yang l
ain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarak
an pendidikan.
5. Satuan Pendidikan
Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarak
an pendidikan pada jalur formal dan non formal dan informal pada setiap jenjang da
n jenis pendidikan.
a. Pendidikan formal adalah jalur prndidikan yang tersetruktur dan berjenjang yang terdiri
atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
b. Pendidikan non formal adalah merupakan jalur pendidikan diluar pendidikan formal yan
g dapat dilaksanakan secara struktur dan berjenjang.
c. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
D. Relevansi Perbandingan Pendidikan dan Pendidikan Nasional
Dari berbagai hal yang telah disampaikan maka relevansi perbandingan pendid
ikan dan pendidikan Nasional adalah mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk men
capai tujuan belajar yang diinginkan dengan mencari cara atau sistem yang terbaik y
ang nantinya akan digunakan dalam pola pembelajaran suatu bangsa. Dengan demi
kian masalah-masalah pembelajaran akan berkurang karena adanya perbandingan
antara wilayah satu dengan wilayah lain yang mana hal tersebut bisa menjadi acuan
untuk mencari kelemahan ataupun kelebihan sistem pembelajaran yang ada.
KESIMPULAN
Dari pemaparan diatas jelaslah tentang hubungan pendidikan dengan pendidik
an nasional, bahwa perkembangan pendidikan nasional tidak bisa lepas dari dari ma
sa lampaunya. Tujuan dari mempelajari materi adalah harus mengembangkan SDM
sedini mungkin,terarah, terpadu, dan menyeluruh dengan berbagai upaya. Dari tujua
n ini diharapkan pendidikan Indonesia menghasilkan peserta didik yang berkualitas
mantap.
MIDTEST PERBANDINGAN PENDIDIKAN
Nama
1.
NIM
: 0901290564
Fak
a.
Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah
suasana belajar dan
usaha
sadar
dan
terencana
untuk
mewujudkan
didik secara
aktif
barulah disebut sebagai comparative education. Kemunculan disiplin ilmu ini dalam
bidang pendidikan memunculkan dua versi penyebutan, ada yang menyebutnya
dengan istilah pendidikan perbandingan dan ada pula yang menyebutkannya
dengan istilah perbandingan pendidikan.
Menurut Carter V. Good tentang pengertian perbandingan pendidikan adalah :
Perbandingan pendidikan adalah studi yang bertugas mengadakan perbandingan
teori dan praktik kependidikan yang ada di dalam beberapa negara dengan maksud
untuk memperluas pandangan dan pengetahuan di luar batas negerinya sendiri.
Sedangkan I. L. Kandel berpendapat : Perbandingan pendidikan adalah studi
tentang teori dan praktik pendidikan masa sekarang sebagaimana yang dipengaruhi
oleh berbagai macam latar belakang yang merupakan kelanjutan sejarah
pendidikan.
Di sisi lain Abdul Rachman Assegaf mengemukakan salah satu pandangan
Carter V. Good yang menyertakan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi
pendidikan, yakni bahwa perbandingan pendidikan adalah studi tentang kekuatankekuatan pendidikan, sosial, politik, dan ekonomi dalam hubungan internasional
dengan tekanan pada potensi dan bentuk pendidikan, sedangkan tujuannya adalah
untuk meningkatkan saling pengertian dengan jalan tukar-menukar sarana
pendidikan, teknik dan metode, mahasiswa, guru, dosen, teknisi dan lain-lain.
Sedangkan pandangan Robert F. Arnove, sebagaimana dikemukakan Abdul
Rachman Assegaf, menyatakan tentang tujuan kajian perbandingan pendidikan
sebagai berikut : Perbandingan pendidikan mengkaji bagaimana negara-negara
berencana memperluas, meningkatkan, dan melakukan upaya demokratisasi
terhadap sistem pendidikan mereka.[3]
negara
serta
memperbandingkannya,
sehingga
melalui
proses
1)
Untuk
menganalisa
sumber-sumber
atau
faktor-faktor
yang
Untuk menimbulkan sikap saling pengertian dan terbuka satu sama lain.
3)
Agar terjalinnya kerja sama satu sama lain untuk mengembangkan sistem
pendidikan
masing-masing
serta
dapat
saling
membantu
dalam
2.
data-data.
Menurut Prof Dr Dodi Nandika (2005), Sekretaris Jendral Depdiknas,
mengemukakan bahwa masalah dan tantangan yang dihadapi pendidikan di
Indonesia antara lain :
1. Tingkat pendidikan masyarakat relatif rendah
2. Dinamika perubahan struktur penduduk belum sepenuhnya terakomodasi dalam
pembangunan pendidikan
3. Kesenjangan tingkat pendidikan
4. Good Governance yang belum berjalan secara optimal
5. Layanan pendidikan yang belum memadai dan merata
6. Kualitas pendidikan relatif rendah dan belum mampu memenuhi kompetensi
peserta didik
7. Pendidikan tinggi masih menghadapi kendala dalam mengembangkan dan
menciptakan IPTEK
8. Manajemen pendidikan belum berjalan secara efektif dan efisien
9. Anggaran pembangunan pendidikan belum tersedia secara memadai.
Permasalahan tersebut diatas merupakan permasalahan yang banyak
dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Peranan pendidikan bila
dikaji secara ekonomi, maka akan memberikan kontribusi terhadap peranan
pemerintah dan masyarakat terhadap dampak yang akan di alami negara Indonesia
b.
Mutu dan Relevansi : Rendahnya mutu dan relevansi pendidikan dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Faktor terpenting yang mempengaruhi adalah mutu proses
pembelajaran yang belum mampu menciptakan proses pembelajaran yang
berkualitas. Hasil-hasil pendidikan juga belum didukung oleh sistem pengujian dan
penilaian yang melembaga dan independen, sehingga mutu pendidikan tidak dapat
dimonitor secara ojektif dan teratur.Uji banding antara mutu pendidikan suatu daerah
dengan
daerah
lain
belum
dapat
dilakukan
sesuai
dengan
yang
d.
dunia global. Dimana segala sesuatu dapat saja berjalan dengan bebas. Keadaan
seperti ini akan sangat mempengaruhi keadaan pendidikan di Indonesia. Penemuan
teknologi baru di dalam dunia pendidikan, menuntut Indonesia melakukan reformasi
dalam bidang pendidikan. Pelaksanaan reformasi tidaklah mudah, hal ini sangat
menuntut kesiapan SDM Indonesia untuk menjalankannya.
e.
f.
g.
merupakan suatu paradigma kuno yang tidak perlu dipertahankan. Dalam hal
penilaian, Pendidik menempatkan dirinya sebagai penguasa nilai. Pendidik bisa saja
menjatuhkan, menaikan, mengurangi dan mempermainkan nilai perolehan murni
seorang peserta didik. Pada satu kasus di pendidikan tinggi, dimana seorang dosen
dapat saja memberikan nilai yang diinginkannya kepada mahasiswa tertentu, tanpa
mengindahkan kemampuan atau skill yang dimiliki oleh mahasiswa ymntersebut.
Proses penilaian seperti sungguh sangat tidak relevan. [6]
Data-data:
Distribusi Tingkat partisipasi kasar di TK, RA, KB, TPA, BKB, dan SD kelas 1
pada tahun 2001
Table 1 Source: National Plan of Action: Indonesias Education for All. (2003).
Jakarta: Proyek Pendidikan Luar
ome per
Pengeluaran
Pengeluaran
Gaji guru
Pengeluaran sekolah
ita
sekolah
sekolah
dalam %
onal
negeri
negeri pada
pengeluaran
or PPP
untuk
pendidikan,
sekolah
SD/ SLTP-SLTA/ PT
2002
pendidikan
total
negeri pada
2001-2002
GDP %,
pengeluaran
pendidikan
2001-2002
negara %,
2001
2001-2002
3.070
1.3
9.6
78.3
3.7/ 7
8,500
77.9
25.2
67.2
17.0 /2
23,730
6,890
5.0
28.3
62 (1990-1)
7,820
4.1
Table 2 Reference: World Development Indicatirs, (2004). The World Bank. / EFA
Global Report. (2004). Paris:
Pengeluaran pendidikan dari pemerintah di Indonesia sebagai prosentase
GDP benar-benar rendah (1,3%) jauh lebih rendah dari rata-rata negara yang
mempunyai income rendah, 3,1%. Ini sebaliknya tergambar dalam prosentase
pengeluaran sekolah negeri per siswa dari GDP per kapita. Indonesia menghabiskan
persiswa kira-kira 4% dari GDP per kapita pada pendidikan dasar, sementara di
India, Malaysia, Philiphina,Thailand dan Rep Korea 10 %; dan dinegara maju lebih
dari 26%.
Investasi yang rendah dalam pendidikan di Indonesia juga dilihat dalam
hubungan dengan prosentase pengeluaran negara pada pendidikan sebagai
prosentase pengeluaran total pemerintah 9,6%. Ini tingkatnya sangat rendah
-/13.6 (1990-
15.9/ 1
3.
pusat
atau
lembaga
pendidikan.
Hal
itu
disebut
sebagai