Anda di halaman 1dari 11

ETIKA MENYAMBUT KELAHIRAN BAYI

Dosen Pengampu : Dra Sri Susanti

Disusun oleh kelompok 4


Aji nur eka saputra

jovan egi lusyanto

Intan aprilia melani

PRODI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Etika menyambut Kelahiran Bayi” Atas dukungan moral dan materi
yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka kami mengucapkan
terima kasih kepada :
1.   Dra Sri Susanti, MA  selaku dosen pembimbing kami yang
memberikan dorongan dan masukan, serta
2.   Orang tua dan teman-teman yang telah memberikan do’a restu dan
dukugan kepada kami. 

Tak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan
bermanfaat maupun inspirasi bagi pembaca.

Wassalamualaikum wr wb.

Ponorogo,10 Oktober 2020


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................1

KATA PENGANTAR......................................................................... 2

DAFTAR ISI................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang......................................................................................4

B.   Rumusan Masalah.................................................................................4

C.   Tujuan...................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A.  Etika dalam Menyambut Kelahiran Bayi..............................................5

B.  Langkah-Langkah Menyambut Kelahiran


Bayi.....................................5

BAB III PENUTUP 

A.   Kesimpulan............................................................................................9

B.   Saran......................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bayi adalah sebuah anugrah terindah yang diberikan allah kepada sepasang
suami istri. kehadiran bayi di sekeliling mereka menghadirkan kebahagiaan
keluarga,selain itu bayi merupakan amanah dari Allah yang harus dijaga
dan dibina agar kelak menjadi anak yang sholeh dan sholehah,pejuang
umat,dan meneruskan perjuangan rassulullah SAW.

Kelahiran adalah sebuah proses dalam makhluk hidup khususnya


wanita di mana anak dikeluarkan dari uterus melalui vagina. Bagi orang
tua, hari kelahiran bayi mereka biasanya adalah hari yang sangat
menyukacitakan, meskipun bagi pribadi tersebut.

Oleh karena itu di dalam penyambutan bayi lahir harus ada nilai etika
yang ditanamkan dengan baik. Etika adalah ilmu yang berkaitan dengan
baik buruk dan hak serta kewajiban moral. Etika dalam kehadiran bayi
harus di sambut oleh pihak keluarga, diantaranya dengan adzan, iqomah,
mentahnik dengan kurma, potong rambut, aqiqah dan pemberian nama,
sesuai dengan yang dicontohkan Rosululloh SAW.

B.Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara atau etika dalam menyambut kelahiran bayi ?
2. Bagaiman langkah-langkah untuk menyambut kelahiran bayi ?

C.Tujuan
1. Untuk mengetahui etika dalam menyambut kelahiran bayi
2.Untuk mengetahui langkah-langkah untuk menyambut kelahiran bayi

 
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Etika Menyambut Kelahiran Bayi

Salah satu langkah awal yang baik untuk terwujudnya anak-anak


sholeh adalah dengan menanamkan ajaran agama sedini mungkin pada diri
anak-anak. Dan setiap orangtua hendaknya berkomitmen untuk
memberikan pendidikan agama yang sesuai dengan Al-Qur’an dan As-
Sunnah kepada anak-anak mereka.

Penanaman nilai-nilai agama itu sesungguhnya bisa dimulai sejak


masa kehamilan.Sebagaimana yang telah disarankan para ulama,bahwa
hendaknya setiap wanita hamil memperbanyak dirinya dengan
membaca Al-Qur’an dan berdzikir.Pada masa kehamilan di trimester
kedua, dimana ruh telah ditiupkan, para pakar mengemukakan bahwa
janin telah dapat mendengar apa yang ada di sekeliling mereka.Maka
hendaknya ibu memperbanyak mendengarkan ayat-ayat Allah pada
janinnya, atau ayah membisikkan kalimat-kalimat thayyibah sambil
membelai perut istrinya.

B.Langkah-Langkah Menyambut Kelahiran Bayi

1.Beri kabar gembir


Dianjurkan memberikan kabar gembira dengan kelahiran seorang
anak.Dalilnya adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
 Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakariya,sedangkan ia
tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (ia berkata):“Sesungguhnya
Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu)
Yahya”.(QS. Ali Imraan: 39) 
2. Adzan dan Iqomah

Salah satu bentuk pendidikan yang dilakukan orang tua terhadap


anak mulai dari lahir berdasarkan tuntunan dalam agama kita adalah
membacakan adzan dan iqamah ketika anak tersebut baru saja dilahirkan.
Berdasarkan kesepakatan para ulama, bahwa mengumandangkan adzan
dan iqamah pada saat bayi terlahir ke dunia hukumnya adalah sunnah.Tata
cara mengumandangkan adzan dan iqomah adalah dengan
mengumandangkan adzan ditelinga kanan dan iqomah ditelinga kiri bayi
tersebut. Sayyid Alawi al-Maliki menyatakan,perbuatan itu ada
relevansinya untuk mengusir syaitan dari anak yang baru lahir tersebut.
Karena syaitan akan lari terbirit-birit ketika mereka mendengar adzan
sebagai mana yang keterangan yang ada dalam hadits. 

Dari Ubaidillah bin Abi Rofi’ dari ayahnya beliau berkata: “Saya
melihat Rasulullah shollallahu alaihi wasallam adzan di telinga al-Hasan
bin ‘Ali ketika dilahirkan Fathimah, dengan (adzan) sholat”. (HR. Ahmad,
Abu Daud dan Tirmidzi)

3.Tahnik

Pengertin tahnik secara bahasa dan syar’i adalah mengunyasesuatu


dan meletakkanya di mulut bayi.Dianjurkan agar yang melakukan tahnik
adalah orang yang memiliki keutamaan, dikenal sebagai orang yang baik
dan berilmu. Dan hendaklah ia mendo’akan kebaikan (barakah) bagi bayi
tersebut.Tahnik adalah mengunyah kurma dan meletakkanya di mulut
bayi, mengoleskannya pada langit-langit mulutnya. Maka dikatakan
“Engkau mentahnik bayi, jika engkau mengunyah kurma kemudian
menggosokkannya di langit-langit mulut bayi”. Tahnik inilah yang utama,
yakni dengan kurma yang dikunyah dulu oleh pentahnik, bukan kurma
yang diblender atau dihaluskan dengan alat lain. 

Bahkan ada yang sampai mengatakan bahwa tujuan Rasulullah


shallallahu ‘alaihi wa sallam atau hikmah dari tahnik adalah sebagai
munisasi alami di mana bakteri dari mulut yang mengunyah kurma
akan masuk ke perut bayi sehingga mencetus imunitas alamiah. Ada
juga yang mengklaim, tahnik sebagai imunisasi yang islami. Pendapat
ini umumnya diusung oleh kelompok anti-vaksin untuk menolak
vaksinasi. Dan ini merupakan salah satu bentuk introduksi atau
vaksinasi yang telah kita kenal sekarang, yaitu memberikan sistem
kekebalan yang bersifat aktif dalam tubuh anak. Vaksinasi zaman
sekarang tentu dibolehkan selama cara dan tujuannya benar, serta tidak
mengandung zat-zat yang diharamkan.
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Abu Burdah dari
Abu Musa,dia berkata:

“Aku pernah dikaruniai anak laki-laki, lalu aku membawanya ke


hadapan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka beliau memberinya
 
nama Ibrahim dan mentahniknya dengan sebuah kurma (tamr).” 
Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid hafizhohullah menjelaskan
“Adapun hikmah dari tahnik menggunakan kurma maka para
ulama terdahulu berpendapat bahwa ini adalah sunnah yang dilakukan
oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam agar yang paling pertama
masuk ke perut bayi adalah sesuatu yang manis. Oleh karena itu,
dianjurkan mentahnik dengan sesuatu yang manis jika tidak
mendapatkan kurma.”
 Sebenarnya hikmah tahnik adalah untuk pengharapan kebaikan bagi
sianak dengan keimanan. Dalam Ilmu kedokteran telah menetapkan
faedah yang besar dari tahnik ini, yaitu memindahkan sebagian
mikroba (bakteri) dalam usus untuk membantu pencernaan
makanan. Namun sama saja, apakah yang disebutkan oleh ilmu
kedokteran ini benar atau tidak benar,yang jelas tahnik adalah sunnah
yang pasti dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, inilah pegangan
kita bukan yang lainnya, dan tidak ada nash yang menerangkan
hikmahnya. Perbedaan pendapat mengenai hikmahnya dikalangan
ulama, sebagian mereka mengakui tidak ada satu pun dari mereka yang
memiliki sandaran dalil syar’i. Dan Allah lah yang lebih tahu
hikmahnya.

4.Mencukur Rambut

Di dalam Islam, hukum mencukur rambut bayi adalah sunnah muakkad,


sedangkan dari sisi medis, mencukur rambut bayi baru lahir bisa
membuat kepala si bayi bersih dan bebas penyakit.Baik bayi laki laki
maupun perempuan penatalaksanaannya dilakukan  pada hari ketujuh dari
kelahiran dan alangkah lebih baik jika dilaksanakan berbarengan dengan
aqiqah. Hal tersebut, sebagaimana sabda Rasulullah SAW.Dari Samurah
bin Jundub bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: 

”Setiap yang dilahirkan tergadai dengan aqiqahnya yang disembelih pada


hari ketujuh dari kelahirannya dan dicukur rambutnya serta diberi
nama” (HR. Abu Daud no. 2838, An Nasaino. 4220, Ibnu Majah nol. 3165,
Ahmad 5/12. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

5.Aqiqah
Kata aqiqah berasal dari bahasa arab artinya penyembelihan binatang
dari kelahiran seorang anak pada hari yang ketujuh. Aqiqah juga berarti
rambut yang tumbuh dikepala anak yang baru lahir.
Menurut istilah Islam Aqiqah adalah menyembelih binatang ternak
berkenaan dengan kelahiran anak, sebagai bukti rasa syukur kepada
Allah swt.dengan syarat-syarat tertentu menurut syariat.Menurut sunnah
Rasulullah saw.anak laki-laki dua ekor kambing sedangkan bayi
perempuan disembelikan satu ekor kambing.

Dari Ummul Mukminin, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata 

“Rasululllah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan mereka,


untuk anak laki-laki akikah dengan dua ekor kambing dan anak
perempuan dengan satu ekor kambing.” (HR. Tirmidzi no. 1513. At
Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Syaikh Al Albani
mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Aqiqah adalah sembelihan yang dilakukan sebagai ungkapan rasa


syukur atas kelahiran seorang bayi. Jumhur ulama menyatakan bahwa
hukum aqiqah adalah sunnah muakkad baik bagi bayi laki-laki maupun
bayi perempuan. Pelaksanaannya dapat dilakukan pada hari ke tujuh (ini
yang lebih utama menurut para ulama), keempat belas, dua puluh satu
atau pada hari-hari yang lainnya yang memungkinkan.

Ketentuan syarat binatang aqiqah sama dengan ketentuan syarat-syarat


binatang qurban yakni cukup umur dan terhindar dari cacat fisik.
Menurut Syaikh Jibrin, beliau berkata “Sunnahnya dia memakan
sepertiganya,menghadiahkan sepertiganya kepada sahabat-sahabatnya, dan
mensedekahkan sepertiga lagi kepada kaum muslimin,dan boleh
mengundang teman-teman dan kerabat untuk menyantapnya, atau boleh
juga dia mensedekahkan semuannya.
Pendapat lain menurut Syaikh Ibnu Bazz, beliau berkata, “Dan engkau
bebas memilih antara mensedekahkan seluruhnya atau sebagiannya dan
memasaknya kemudian mengundang orang yang engkau lihat pantas
diundang dari kalangan kerabat, tetangga, teman-teman seiman dan
sebagian orang faqir untuk menyantapnya, dan hal serupa dikatakan oleh
Ulama-ulama yang terhimpun di dalam Al lajnah Ad Daimah”.

6.Pemberian Nama

Nama adalah ciri atau tanda, maksudnya adalah orang yang diberi nama
dapat mengenal dirinya atau dikenal oleh orang lain.
 Dan hakikat pemberian nama kepada anak adalah agar ia dikenal serta
memuliakannya.Oleh sebab itu para ulama bersepakat akan wajibnya
memberi nama kapada anak laki-laki dan perempuan.Oleh sebab itu apabila
seseorang tidak diberi nama, maka ia akan menjadi seorang yang majhul
(=tidak dikenal) oleh masyarakat.
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Seorang bayi adalah sebuah anugerah terindah yang di berikan Allah
kepada sepasang suami istri, dengan kehadiran bayi di sekeliling mereka
menghadirkan kebahagiaan keluarga,selain itu bayi merupakan amanah dari
Allah yang harus dijaga dan dibina agar kelak menjadi anak yang sholeh
dan solehah,pejuang umat, dan meneruskan perjuangan Rasulullah SAW.  

Oleh karena itu di dalam penyambutan bayi lahir harus ada nilai etika
yang ditanamkan dengan baik. Etika adalah ilmu yang berkaitan dengan
baik buruk dan hak serta kewajiban moral.Etika dalam kehadiran bayi
harus di sambut oleh pihak keluarga, diantaranya dengan adzan, iqomah,
mentahnik dengan kurma,potong rambut,aqiqah dan pemberian nama,
sesuai dengan yang dicontohkan Rosululloh SAW.

B.Saran
Bagi pembaca disarankan mengikuti dan memahami hal-hal yang
berkaitan dengan permasalahan etika menyambut bayi baru lahir, sehingga
dapat dilakukan upaya-upaya untuk menanganinya secara efektif dan
efisien.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai