Anda di halaman 1dari 11

BIMBINGAN BAGI IBU HAMIL, MELAHIRKAN DAN BAYI BARU LAHIR

1.

BIMBINGAN BAGI IBU HAMIL

Kehamilan dan melahirkan merupakan kodrat alami (Sunnatullah) bagi kaum wanita. Hampir semua wanita akan mengalami dua masa
yang cukup melelahkan ini, kecuali mereka yang mengalami penyakit tertentu atau karena faktor-faktor lain yang menyebabkan
sperma dan ovum tidak mampu bertemu dan berkembang di dalam rahim seorang wanita.

Setiap wanita mengalami perkembangan fisik secara bertahap. Walaupun pada bulan-bulan pertama beban yang dipikul tidak begitu
terasa berat dan melemahkan kekuatan jasmaninya, namun pada beberapa wanita telah mengalami perubahan fisik yg cukup berat. Ia
sering merasa mual, muntah, pusing dan mengidam. Bagi wanita hamil, perjalanan dari hari ke hari terasa panjang dan lama. Kondisi ini
menjadikan sebagian wanita hamil mengalami kelelahan, dan kelemahan. Kondisi seperti ini merupakan perkembangan jasmani yang
wajar, Allah SWT tidak menjadikan kehamilan sebagai hukuman tetapi sebagai karunia dan rahmat. Oleh karena itu, wanita yang sedang
hamil sangat dituntut adanya ketulusan hati, kesediaan menderita, penuh kesabaran dan ketabahan, kepasrahan penuh pada Allah SWT
dan penuh harap akan rahmat-Nya.

Al-Quran sendiri telah menegaskan dalam Surah Luqman:14 , sebagai berikut :

Artinya : ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah.

Begitu juga saat melahirkan anak sangatlah sarat dengan kondisi menegangkan, penuh dengan kekhawatiran, kecemasan dan ketakutan
dan kesusahan. Bahkan beberapa kaum wanita yang ditakdirkan untuk mati Syahid ditengah-tengah medan jihad melahirkan.

Ketika wanita sedang hamil, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai suatu langkah awal untuk menjamin anak yang ada
di dalam kandungan agar senantiasa berada dalam keadaan sehat dan seterusnya menuju kearah mendapatkan anak yang
soleh/solehah. Dalam perspektif Islam, disamping usaha-usaha lahiriah, doa memegang peran yang penting dan sangat menentukan
dalam menghadapi berbagai problem kehidupan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan diamalkan oleh wanita selama menghadapi
kehamilan, adalah sebagai berikut :

1.

Memperbanyak mengingat Allah SWT dengan memohon ampun dan taubat

Ibu hamil dianjurkan untuk banyak bermunajat kehadirat Allah SWT dan berdoa kepada-Nya semoga anak dalam kandungan senantiasa
sehat dan agar dimudahkan melahirkan, Doanya adalah sbb:

dengan nama Allah yang maha Pemurah lagi maha Pengasih. Ya Allah, peliharalah anakku selama didalam kandungan dan
sembuhkanlah ia, Engkau maha Penyembuh, tiada sembuhan melainkan penawar-Mu, sembuh yang tidak meninggalkan kesan buruk ya
Allah, lahirkanlah ia dari kandunganku dengan kelahiran yang mudah dan sejahterah. Ya Allah jadikanlah ia sehat sempurna, Ya Allah
perbaikilah akhlaknya, fasihkanlah lidahnya dan merdukannlah suaranya untuk membaca Al-Quran dan hadis dengan berkat Nabi
Muhammad S.a.w.

2. Memperbanyak melakukan ibadah, berbuat kebaikan dan meninggalkan segala larangan-Nya

Perbanyak melakukan ibadah, berbuat kebaikan dan meninggalkan larangan Allah SWT, seperti : Shalat malam, shalat-shalat sunat,
senantiasa menutup aurat. Sementara suami juga dianjurkan memperbanyak ibadah, puasa sunat terutama senin dan kamis.

3. Memperbanyak membaca Al-Quran

Wanita hamil dianjurkan Perbanyak membaca Al-Quran dan memahami kandungannya.

Antara surat yang baik dibaca adalah :

Surah Al-Fatihah, Surah Yasin, Surah At-Taubah, Surah Yusuf, Surah Maryam, Surah Luqman, surah an-Nahl ayat 78 dan
surah al-Araf ayat 189
Dengan membaca surah dan ayat tersebut, selain sebagai ibadah ia juga bisa memudahkan dalam menghadapi persalinan, mendapat
anak yang sehat dan sempurna, anak yang soleh dan solehah, anak yang patuh dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya.

4. Memperbanyak wirid dan dzikir-dzikir kepada Allah SWT

Seorang wanita hamil juga yang hampir melahirkan sangatlah membutuhkan doa, wirid-wirid dan dzikir-dzikir, baik yang sama dengan
wirid harian ataupun yang dikhususkan baginya. Hal ini perlu untuk menstabilkan perasaan dan memberikan kekuatan secara ghaib
bagi kaum wanita dalam menjalani kehamilan dan menghadapi masa melahirkan. Ada banyak literatur yang dapat dijadikan panduan
bagi ibu hamil dan hendaknya literatur tsb harus memiliki rujukan yang shahih dari hadits-hadits Rasulullah Saw, sehingga tidak perlu
ragu-ragu akan terjebak kedalam perbuatan bidah yang dilarang, karena telah melakukan ritualitas agama yang tidak dituntunkan oleh
Nabiyullahu al-Mustafa. Salah satu doa-doa, wirid-wirid dan dzikir-dzikir yang dianjurkan adalah membaca Al-Mathurat terutama setiap
pagi dan sore.

PANDUAN BAGI IBU MELAHIRKAN

Dzikir dan doa ketika hampir melahirkan


Amalan berdzikir dan berdoa amatlah dituntut bagi wanita hamil, karena dengan berdoa dan berdzikir dapat menentramkan fikiran dan
dapat memupuk kesabaran ketika dalam kesakitan melahirkan anak nanti. Selain membaca wirid yang telah biasa diamalkan sejak awal
kehamilan, ada beberapa dzikir dan doa yang sangat baik diamalkan, diantaranya :

Ya Tuhan karuniakanlah kepadaku dari sisi-Mu anak yang baik sempurna (Tidak cacat). Sesunguhnya Engkau senantiasa mendengar
dan menerima rayuan dan doa hamba-Mu

Tiada Tuhan yang disembah melainkan Engkau (Allah), Maha suci Ya Allah, sesunguhnya aku termasuk di kalangan orang-orang yang
zalim

Untuk mendapatkan bakal anak yang sholeh bacalah doa :

Tuhanku berilah kepadaku (Seorang anak) dari anak-anak yang sholeh

Dan Apabila hampir melahirkan bacalah doa :

Allah telah mencukupi sgala sesuatu bagiku dan kepada-Nya lah segalanya kuserahkan

Untuk mempermudah bersalin dianjurkan pula membaca ayat Al-Kursi


Lalu diteruskan dengan membaca :

Artinya : Bahwasanya Tuhanmu, adalah Allah yang telah menjadikan langit dan bumi dan yang diantara keduanya didalam enam hari
kemudian dia bersemayam atas Arasy. Dia memasukkan malam kedalam sarang yang mencarinya dengan cepat. Matahari, bulan dan

bintang semuanya ditundukkan dengan perintah-Nya. Dan ketahui olehmu, Allah yang mempunyai pencipta dan suruhan. Maha Mulia
Allah Tuhan semesta alam.

Seterusnya perbanyak membaca tasbih :

Maha Suci Allah

Aku mohon ampun kepada Allah

ADAB MENYAMBUT BAYI BARU LAHIR

1. Disunnahkan memberi kabar Gembira dan mengucapkan selamat kepada orang yang dikaruniai anak.

Disunnahkan memberi kabar gembira dan mengucapkan selamat kepada orang yang dikaruniai anak, Allah SWT berfirman :

Artinya : maka kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang sabar

(Ash-Shoffat[37] : 101)

Dan dianjurkan untuk mendoakan kesejahteraan bagi orang yang dikaruniai anak dan anak yg baru lahir, antara doa/ucapannya
adalah :

Artinya : Semoga Allah memberkati karunia-Nya syukurilah atas pemberian ini, penuhilah keperluannya dan rezkikannlah masa
depannya.

Kemudian setelah doa ini diucapkan, maka disunnahkan pula untuk yang dikaruniai anak menyahutnya dengan ucapan :

Artinya : Mudah-mudahan engkau juga diberkati Allah serta dilimpahi keberkatan kepadamu

2. Mengumandangkan Adzan ditelinga kanan bayi

Dalam hadits riwayat timidzi yang artinya : dari abu Rafii, ia berkata saya pernah melihat rasulullah Saw. Menbaca adzan pada telinga
Hasan bi Ali takkala dilahirkan oleh Fatimah, seperti adzan shalat

Rahasia/hikmah disyariatkan adzan ini Wallohu alam adalah :

1.

Supaya yang pertama mengetuk pendengaran manusia, adalah kalimat-kalimat adzan yang mengandung kebesaran dan
keagungan Allah SWT.

2.

Sedangkan kalimat sahadat yang terkandung dalan lafaz adzan sebagai kalimat pertama yang memasukkan orang
kedalam Islam merupakan talqin baginya akan sebah syiar Islam ketika pertama kali ia masuk ke alam dunia sebagaimana ia
juga akan ditalqinkan dengan kalimat tsb ketika akan meninggal dunia.

3.

Hikmah lainnya, larinya syaitan ketika mendengar seruan adzan. Dimana ia senantiasa mengintai bayi ketika lahir dan
menjadi pendampingnya ketika menghadapi ujian yang Allah kehendaki dan takdirkan.

4.

Makna lainnya, agar ajakan terhadap bayi kepada Allah, agama Islam dan kepada beribadah kepada-Nya mendahului
ajakan syaitan.

3. Melakukan taknik

Dalam Ash-shohiihain dari hadits abu burdah dari musa, ia berkata : aku dikaruniai seorang anak kemudian aku membawanya kepada
Nabiyullahu Saw. Maka beliau menamainya Ibrohim lalu mentakniknya dengan sebutir kurma.

Mentaknik artinya mengambil kurma, lalu mengunyahnya hingga lembut, lalu mengambilnya dari mulut dan meletakkan diatas jari
telunjuk dan memasukkannya kedalam dimulut sang bayiserta dengan perlahan-lahan jari itu digerakkan kekiri dan kekanan didalam
mulut bayi.

Adapun orang yang melakukan taknik ini diutamakan kepada mereka yang taqwa dan sholeh. Hikmah dari mentaknik ini adalah untuk
menguatkan anggota mulut bayi supaya lebih mampu untuk menghisap susu ibunya.

4. Mencukur rambut dan bersedekah seberat timbangan rambutnya

Adalah antara amalan yang disunnahkan untuk dilakukan keatas diri bayi baru lahir sebaik-baiknya adalah pada hari ketujuh
kelahirannya.

Dalam hal ini Rasulullah Saw. Bersabda yang bermaksud :

Ketika Fatimah melahirkan hasan dan husin : timbanglah Rambut Husin dan sedekahkanlah seberat timbangan perak (HR : Al-Hakim)

Ketika Fatimah melahirkan Hasan, baginda bersabda yang bermaksud : cukurlah rambutnya, sedekahlah seberat timbangan
(rambutnya) itu dengan perak (HR : Ahmad)

Hikmahnya adalah :

1.

Bisa menguatkan pertumbuhan rambut seterusnya, menghilangkan selaput kepala (sejenis cairan yang menutupi kulit
kepala) dan juga dapat memberi kekuatan dan ketajaman pada penglihatan mata, bau dan pendengaran.

2.

Dari sudut kemasyarakatan, memberi peluang untuk bersedekah dengan timbangan rambut tersebut (rambut yang
dicukur), disamping itu menunjukkan rasa syukur kepada Allah atas karunia-Nya.

5. Berkhitan

Khitan termasuk sunah-sunah, sebagaimana sabda Nabi yang maksudnya :

Fitrah (kesucian) itu ada lima; khitan, mencukur bulu kemaluan, memangkas rambut, memotong kuku dan mencabut bulu ketiak (HR :
Bukhori dan Muslim).

Terdapat beberapa perbedaan pendapat tentang hukum Khitan:

Menurut Imam Abu Hanifa dan Imam Hasan Al-basri bahwa khitan itu sunah hukumnya, berdasarkan hadits yang maksudnya :

Bekhitan itu sunnah bagi kaum lelaki dan baik bagi kaum wanita (HR : Ahmad)

Sementara Imam Syafie, Imam Hanafi dan setengahnya yang lain mengatakan bahwa khitan itu hukumnya wajib, berdasarkan hadits
yang bermaksud :

siapa yang menganut Islam, hendaklah ia berkhatan sekalipun ia dari golongan dewasa

Sementara khitan bagi perempuan hukumnya adalah suatu kelebihan (keutamaan), sesuai dengan hadits tersebut diatas (HR : Ahmad)

Sedangkan waktu berkhitan ada yang berpendapat dilakukan sepekan pertama sejak kelahiran, dan ada juga yang mengatakan sampai
mendekati baligh. Yang lebih afdhol adalah dihari ketujuh, berdasarkan hadits yang bermaksud :

Baginda Rosulullah Saw. Melaksanakan aqiqah pada hasan dan husin serta mengkhatan keduanya dalam waktu tujuh hari (setelah
kelahiran) (HR : Baihaqi)

6. Memberi nama

Sunnah Rosulullahu Saw. Menyebutkan ada tiga ragam waktu menamai anak : ketika anak lahir, tiga hari setelah kelahiran,
menamainya dihari ketujuh kelahirannya. Perbedaan ini adalah Ikhtilaf Tanawwu (perselisihan pendapat dengan beberapa alternatif yang
sama-sama benar). Dimana ini menunjukkan bahwa urusan ini longgar dan segala puji hanya milik Alloh robbulalamin.

Memberi nama adalah hak ayah, sedang ibu tidak ada hak untuk menolaknya. Kalau keduanya bertentangan, maka ayah dimenangkan.
Sedangkan jika ada mufakat keduanya, terdapat kelonggaran untuk saling merelakan.

Tentang nama yang disunnahkan, Rosulullah Saw bersabda :

sesungguhnya kalian akan dipanggil kelak dihari kiamat dengan nama-nama kalian dan nama ayah kalian, maka baguskanlah nama
kalian (HR : Abu Dawud)

Beliau juga bersabda :

berilah nama dengan nama para nabi, dan nama yang paling disukai Alloh adalah; Abdulloh dan Abdurrahman. Sedangnkan nama yang
paling benar adalah Harits dan Hamman. Sementara nama yang paling buruk adalah Harb dan Murroh

Dalam menamai anak, terdapat beberapa panduan, antara lain :

1.

Hendaklah nama yang dipilih itu memberi pengertian dan maksud yang baik. Sehubungan dengan itu, dilarang
menamakan anak dengan maksud dan pengertian yang buruk yg bisa mengurangi kehormatan atau mungkin menjadi ejekan
dan memalukan anak tsb.

2.

Jangan menamakan anak dengan nama yang mencemarkan atau nama yang susah untuk dimengerti maknanya.

3.

Jangan menamakan anak dengan nama-nama yang khusus kepada nama Allah, mis; Ahad, Ar-Rahman, Al-Khalid dsb.jika
nama itu akan diberikan pada anak, hendaknya disertai dengan nama lain didepannya, mis; Abdurrahman, Abdul Khalid dsb.

4.

Jangan menggunakan nama yang dikaitkan dengan abdul (hamba) kepada selain Allah, mis; abdul Uzza (hamba kepada
berhala Uzza), abdul Nabi (hamba kepada Nabi) dsb. Ulama sepakat bahwa itu adalah haram hukumnya.

5.

Hindari dari menamakan anak dengan nama-nama orang kafir atau nama-nama yang menyerupai dengan nama orang
yang bukan islam, mis: jhon, sally, cristin dsb.

7. Aqiqah dan hukumnya

Aqiqah adalah amalan Sunnah sesai dengan hadits rosulullah, yang maksudnya :

Dari Salman binAmir Abdh-Dhibbi, ia berkata : Rosulullahu Saw bersabda,setiap anak ada Aqiqohnya, maka tumpahkanlah darah
karenanya dan sinngkirkanlah kotoran darinya

Beliau juga bersabda, setiap anak tergadai dengan Aqiqohnya; yang disembelih dihari ketujuh (kelahiran)nya, saat ia diberi nama dan
dicukur rambutnya. (HR : semua para penyusun kitab sunan dan menurut Imam at-Tirmizi, hadits hasan-sahih)

Beliau juga bersabda, untuk bayi lelaki dua ekor kambing yang sama besar dan untuk bayi perempuan satu ekor. (HR : Ahmad)

Adapun waktu penyembelihan hewan Aqiqah, yakni pada hari ketujuh, jika tidak bisa pada hari keempat belas, jika tidak bisa maka
dihari kedua puluh satu, dan jika belum tersedia bagi mereka tidak apa-apa dilakukan sesudah itu.

Tujuan Aqiqah adalah menghidupkan salah satu sunnah Rosulullah Saw dan mengikuti ajaran yan g beliau bawa.

Adapun faedah Aqiqah antara lain,

1.

Aqiqah itu melepas ikatan anak itu dari tergadaikan dan baru ditebus dengan Aqiqah-nya. Maksud dari tergadai adalah
bahwa anak itu tergadaikan (tertahan) dari memberi syafaat kedua orangtuanya (menurut Imam Ahmad, Imam Ath bin Abu
Rabah)

2.

Aqiqah merupakan tebusan untuk menebus bayi yang baru dilahirkan seperti Allah SWT menebus Ismail as. Dengan
qibas. Binatang yang disembelih hendaklah dipersembahkan kepada Allah SWT sebagai suatu ibadah seperti halnya Qurban

Dalam Aqiqah, disunnahkan pula hal-hal seperti dalam Qurban. Umpamanya,menyedekahkan dan membagi-bagikan dagingnya. Dengan
demikian sembelihan untuk anak itu memuat arti pendekatan diri kepada Allah taala, kesyukuran, tebusan, sedekah, memberi makan di
saat menerima kegembiraan besar sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah taala dan menampakkan nikmatnya (anak) yang
merupakan tujuan utama pernikahan.

1.

A.

BIMBINGAN MENGHADAPI SAKARATUL MAUT

1.

Persiapan Menuju Kematian

Hendaknya setiap saat, setiap hamba harus berusaha untuk mempersiapkan diri dalam menhadapi kematian. Karena kematian akan
datang tiba-tiba tanpa mengira waktu dan sebab penyakit tertentu, kita tidak akan mengetahui kapan akan dipanggil untuk menghadap
Allah, maka setiap manusia yang masih hidup seharusnya mempersiapkan diri dengan berbagai bekal untuk melakukan perjalanan
panjang ini; dengan menabung amal shalih, tetap berjalan dijalan Allah dan menjauhkan diri dari berbagai hal yang akan membawa diri
pada kemurkaan-Nya. Allah berfirman yang artinya :

barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal shalih. Dan janganlah ia
mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya (QS. Al-Qahfi : 110)

1.

Memperbanyak mengingat kematian

Dari Abu Hurairah ra., ia menuturkan bahwa Rasulullah saw. Bersabda :

Perbanyaklah mengingat penghancur kenikmatan, yakni kematian

(HR : ahmad, Tirmizi, NasaI, Ibnu Majah dan Hakim)

Yang dimaksud dengan penghancur disini adalah pemutus.

Ibnu Jauzi berkata,Wahai saudara-saudaraku! Ingatlah pemutus kenikmatan. Dan renungkanlah seandainya kenikmatan itu hilang.
Bayangkanlah ketika gambar kehidupan mulai berjatuhan. Oleh karena itu siapkannlah diri kalian untuk menjalani kehidupan dialam
kubur nanti. Dan ketahuilah, setan tidak akan menguasai orang yang selalu mengingat kematian. Akan tetapi, ketika hati mulai lupa
untuk mengingat kematian, maka musuh ini akan masuk melalui pintu kelalaian

(seperti dikutip dari : Mawaadah Ibnu Jauzi: Al Yaqutah, hlm:63, cet. Daar Al-Fadhilah)

1.

Salah satu perbuatan yang mengingatkan manusia pada kematian, adalah dengan berziarah kubur.,

Dari Abu Hurairah ra., ia mengatakan bahwa: Rasulullah saw. Berziarah ke kubur ibunya. Maka beliaupun menangis, hal itu membuat
orang-orang yang berada disekelilingnya juga menangis. Pada saat itu, nabi berkata :

Aku minta idzin kepada Allah untuk memintakan ampunan baginya. Akan tetapi, Allah tidak mengidzinkanku. Kemudian, aku meminta
idzin kepada Allah untuk menziarahi kuburnya. Maka, Allah pun mengidzinkanku. Oleh karena itu ziarahilah kuburan. Karena, ziarah
kubur akan mengingatkan kita pada kematian (HR. Muslim).

1.

Penulisan Wasiat

Hendaklah setiap hambal Allah mempercepat penulisan wasiatnya. Hal tsb sesuai dengan sabda Rasulullah saw. :

tidak selyaknya bagi seorang muslim yang menginap sebanyak dua malam. Kemudian ia memiliki sesuatu yang untk diwasiatkan,
kecuali telah mencatat wasiatnya tersebut di dekat bagian kepalanya (bantal) (Muttafaq Alaihi).

Dan disunatkan pula orang yang memberikan warisan untuk memberikan wasiat kepada kerabatnya yang tidak mendapatkan hak waris,
sesuai denga firman Allah SWT :

Diwajibkan atas kamu, apabila seseorang diantara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak,
berwasiat untuk ibu-bapak dan kerabatnya secara makruf. (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertaqwa (QS. Al-Baqarah:
180).

Tetapi hendaklah wasiat ini tidak lebih dari sepertiga harta yang hendak diwariskan.

1.

Sabar dalam menjalani sakit

Orang yang sakit hendaknya menerima sakit yang diberikan oleh Allah dengan lapang dada. Disamping itu, ia juga harus berusaha
bersabar dalam menerima segala ketentuannya. Sabda Rasulullah yang artinya :

sungguh menakjubkan perkara orang-orang beriman yang tidak dimiliki oleh siapapu. Jika mereka mendapat kebaikan, maka mereka
bersyukur. Dan itu baik baginya. Seandainya mereka ditimpa keburukan (musibah), mereka akan bersabar. Dan itu baik baginya

(HR. Muslim).

1.

Jangan mengharapkan kematian

Apabila sakit dirasakan oleh seorang hamba semakin parah, maka ia tidak diperbolehkan untuk mengharapkan datangnya kematian.
Dari Anas ra. Dari Rasulullah saw., beliau bersabda :

janganlah salah seorang diantara kalian mengharapkan kematian, hanya karena mendapatkan bahaya yang diturunkan Allah padanya.
Seandainya ingin tetap memilih kematian, hendaknya ia berkata,Ya Allah berikannlah kehidupan padaku, seandainya kehidupan tersebut
memang terbaik untukku. Dan cabutlah nyawaku. Seandainya kematian memang jalan yang terbaik untukku, (HR. Bukhari dan Muslim).

Adapun hikmah dibalik larangan mengharapkan kematian adalah: bahaya yang akan diterima oleh seorang hamba akan berimbas pada
bahaya yang bersifat duniawi. Adapun mengharapkan kematian karena takut timbulnya finah dalam agama, atau dengan harapan dirinya
terlepas dari dosa terhadap Allah, maka hukumnnya boleh-boleh saja.

1.

Sakaratul Maut

Apabila seseorang telah merasakan akan datangnya maut, maka sebaiknya ia melafalkan kalimat,La ilaaha illallah,, sedangkan orang
yang berada disekelilingnya membantunya dengan menuntunnya (mentalqin), apabila yang sakit lupa. Sabda rasulullah saw. :

Talqinlah orang yang akan mati diantara kalian, dengan mengucapkan La Ilaaha Illallah,

(HR. Muslim).

Dan dari Abu Muadz bin Jabal ra., bahwasanya Rasulullah saw. Bersabda :

barang siapa yang akhir kehidupannya ditutup dengan membaca La Ilaha Illahllah, maka ia akan masuk surga, (HR. Ahmad dan Abu
Dawud).

Para ulama berpendapat, Apabila telah membimbing orang yang akan meninggal dengan satu bacaan talqin, maka jangan diulangi lagi.
Kecuali apabila ia berbicara dengan bacaan-bacaan atau materi pembicaraan lain. Setelah itu barulah diulang kembali, agar bacaan La
Ilaha Illallha menjadi ucapan terakhir ketika menghadapi kematian. Para ulama mengarahkan pada pentingnya menjenguk orang sakarat
maut, untuk mengingatkan, mengasihi, menutup kedua matanya dan memberikan hak-haknya.(Syarhu An-nawawi Ala Shahih Muslim :
6/458)

Disunnahkan bagi orang-orang yang hadir untuk membasahi kerongkongan orang yang sedang sakaratul maut tsb dengan air atau
minuman. Kemudian disunnahkan juga untuk membasahi bibirnya dengan kapas yg telah diberi air. Karena bisa saja kerongkongannya
kering karena rasa sakit yang menderanya, sehingga sulit untuk berbicara dan berkata-kata. Dengan air dan kapas tsb setidaknya dapat
meredam rasa sakit yang dialami orang yang mengalami sakaratul maut, sehingga hal tsb dapat mempermudah dirinya dalam
mengucapkan dua kalimat syahadat. (Al-Mughni : 2/450 milik Ibnu Qudamah)

Sebaiknya orang-orang orang-orang yang berada disekelilingnyahanya berbicara tentang yang baik-baik saja, karna pada saat itu
malaikat mengamini apa yang mereka katakan. Sabda Nabi Saw. :

apabila kalian hadir untuk menjenguk orang yang sedang sakit atau hendak meninggal, maka katakanlah yang baik-baik. Karena, para
malaikat akan mengamini apa yang kalian katakan,

(HR. Muslim)

Kemudian disunnahkan untuk menghadapkan orang yang tengah sakaratul maut kearah kiblat. Sebenarnya ketentuan ini tidak
mendapatkan penegasan dari hadits Rasulullah Saw., hanya saja dalam beberapa atsar yang shahih disebutkan bahwa para salafus
shalih melakukan hal tersebut. Para Ulama sendiri telahmenyebutkan dua cara bagaimana menghadap kiblat :

1.

Berbaring terlengtang diatas punggungnya, sedangkan kedua telapak kakinya dihadapkan kearah kiblat. Setelah itu,
kepala orang tersebut diangkat sedikit agar ia menghadap kearah kiblat.

2.

Mengarahkan bagian kanan tubuh orang yang tengah sakaratul maut menghadap ke kiblat. Dan imam Syaukai
menganggap bentuk seperti ini sebagai tata cara yang paling benar. Seandainya posisi ini menimbulkan sakit atau sesak,
maka biarkanlah orang tersebut berbaring kearah manapun yang membuatnya selesa.

Peringatan :
Sebagian orang terbiasa membaca Al-Quran didekat orang yang sedang menghadapi sakaratul dengan berdasarkan pada hadits :

bacalah surat Yaasiin untuk orang-orang yang meninggal dunia

Dan hadits :

tidak ada seorang manusia yang mati, kemudian dibacakan surat yaasiin untuknya, kecuali Allah mempermudah segala urusannya

Padahal kedua hadits tersebut dianggap sebagai hadits dhaif, tidak boleh memasukkannya kedalam kitab Hadits.

Bahkan, Imam Malik telah mengatakan bahwa hokum membaca Al-Quran disisi mayat adalah makruh. Dalam Kitabnya Syarhu AsSyaghiir(1/220):,Dimakruhkan membaca salah satu ayat dalam al-quran ketika datang kematian. Karena, tindakan tersebut tidak
pernah dilakukan oleh para salafus shalih. Sekalipun, semua itu diniatkan sebagai doa, memohon ampun, kasih saying dan mengambil
pelajaran,.

DZIKIR-DZIKIR YANG DIANJURKAN BAGI WANITA HAMIL DAN


MELAHIRKAN
Salah satu energi terbesar bagi ibu hamil dalam menghadapi berbagai kesulitan adalah banyak berdzikir dan
berdoa kepada Allah. Terutama bagi wanita yang baru pertama kali hamil, ia sering dihinggapi berbagai
perasaan yang bercampur aduk antara gembira, takut, khawatir dan perasaan lainnya. Maka perbanyaklah
mengingat Allah agar hati menjadi tenang. Allah berfirman: Orang-orang yang beriman, dan hati mereka
tenang dengan mengingat Allah. Ingatlah, dengan memngingat Allah maka hati menjadi tenang (Q.S. ArRad:28)
Maka perbanyaklah berdzikir kepada Allah. Dzikir terbaik dan sangat dianjurkan adalah memperbanyak
membaca Al-Quran. Satu huruf saja mengandung sepuluh kebaikan.Didalamnya terdapat obat bagi penyakit
lahir maupun batin. Bacalah tanpa menentukan surat-surat tertentu, kecuali di saat-saat tertentu yang
terdapat dalil bagi keutamaannya.Dzikir berikutnya yang sangat dianjurkan adalah dzikir pagi-petang. Berikut
ini sebagian dzikir dan doa yang dianjurkan untuk dibaca oleh wanita yang sedang hamil agar mendapat
ketenangan hati dan dijaga dari berbagai kejahatan:

1. Membaca Surat Al-Faatihah


Keterangan:
Surat ini dapat dibaca satu kali, tiga kali, tujuh kali atau lebih dari itu untuk meruqyah segala penyakit. Terapi
dengan surat ini hanya akan berpengaruh dan bermanfaat bila disertai dengan keyakinann bulat bahwa Allahlah yang menyembuhkan segala penyakit. Firman-Nya yang dijadikan-Nya sebagai penyembuh ini hanyalah
wasilah (perantara atau cara) yang diizinkan-Nya.
2. Membaca Ayat Kursiy
Keterangan:
a. Dibaca satu kali di pag hari dan satu kali di sore hari. Juga ketika akan tidur dan setiap selesai shalat
fardhu.
b. Dzikir ini berguna agar mendapat penjagaan malaikat di malam hari.
3. Membaca Dua Ayat Terakhir Dari Surat Al-Baqarah (Yakni Ayat 285 dan 286)
Keterangan:
a. Dibaca satu kali di sore hari atau sebelum tidur atau dibacakan di rumah
b. Dzikir ini berguna agar dicukupi dan dijaga (dilindungi) dari segala sesuatu
Diriwayatkan dari Abu Masud al-Anshari radhiallahuanhu dari Nabi Shalallahualaihi wa sallam, beliau
bersabda: Barangsiapa yang membaca dua ayat dari akhir surat al-Baqarah pada malam hari, maka kedua

ayat ini akan mencukupinya (dari segala keburukan, godaan syaithan, gangguan jin dan manusia) HR.Bukhari
dan Muslim.
4. Membaca Surat Al-Ikhlas dan Al-Muawwidzatain (Surat Al-Falaq dan An-Naas)
Keterangan:
a. Dibaca masing-masing tiga kali di pagi hari dan sore hari. Juga sebelum tidur (HR.Bukhari, Abu Dawud dan
at-Tirmidzi), dibaca juga setiap selesai shalat fardhu masing-masing satu kali (HR.Abu Dawud, At-Tirmidzi).
b. Khasiatnya diantaranya menjadi pencukup dan penjaga dari segala sesuatu.
c. Al-Falaq dan An-Naas adalah dua surat terbaik untuk memohon atau berdoa dengan keduanya dan minta
perlindungan dengan keduanya
d. Dua surat ini menjadi pelindung dari jin dan penyakit ain (pandangan yang jahat dari manusia yang dengki
sehingga menimbulkan penyakit teretentu)
Diriwayatkan dari Abu Said al-Khudri radhiallahuanhu, ia berkata:
Sesungguhnya Nabi biasa memohon perlindungan dari jin dan ain (pandangan yang membahayakan) dari
manusia yang hasud. Hinggga turunlah al-muawwidzatain (dua surat untuk mohon perlindungan yakni surat
al-Falaq dan an-Naas). Tatkala kedua surat itu tuurun, maka Nabi memegang teguh kedua surat tersebut serta
meninggalkan selain keduanya HR.at-Tirmidzi
5. Memperbanyak Ucapan Laa Haula Walaa Quwwata Illaa Billaah (Tidak ada daya untuk
melakukan ketaatan, dan tidak ada kekuatan untuk menjauhi kemaksiatan kecuali dengan
pertolongan Allah)
Keterangan:
a. Dibaca sebanyak-banyaknya tanpa ada batasan jumlah tertentu.
b. Bacaan ini merupakan suatu perbendaharaan dari perbendaharaan-perbendaharaan surga dan khasiatnya
sangat menakjubkan
c. Kalimat ini adalah penyembuh dari banyak jenis penyait.Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahuanhu,
dari Rasulullah Shalallahualaihi wasallam, beliau bersabda: Barangsiapa mengucapkan laa haulaa walaa
quwwata illaa billaah, maka bacaan itu menjadi obat bagi 99 macam penyakit, yang paling ringan darinya
adalah kedukacitaan (dikeluarkan oleh al-Hakim dalam kitabnya almustadrak,ia berkata Sanadnya Shahih)
6. Ucapan Bismillah (Dengan Menyebut Nama Allah).
Keterangan:
a. Bacalah ketika memulai segala perkara yang penting dan bermanfaat
b. Diantara faedahnya adalah agar dijaga dari syaithan sehingga ia tidak ikut makan dan menginap bersama
orang yang membacanya
c. Dengan basmallah anda dijaga dari syaithan dan basmallah itu menjadi tutupan dari pandangan syaithan
sehingga ia tidak akan bisa membahayakan orang yang membacanya.
(Sumber: Tuntunan Praktis dan Padat Bagi Ibu Hamil dari A sampai Z Menurut Alquran dan as-Sunnah Yang
Shahih karya Abu Muhammad Ibnu Shalih bin Hasbullah)

Anda mungkin juga menyukai