Rizwandi (2211201005)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ABDURRAB
2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
bersyukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang “Terapi Tahnik Thibbun
Nabawi Dalam Perspektif Ilmu Kedokteran”.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
Menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya, oleh karena itu kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat membantu para pembaca agar lebih
mudah memahami materi tentang terapi tahnik thibbun nabawi dalam perspektif ilmu
kedokteran.
BAB I
PENDAHULUAN
Pada awal tahun 2017,pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan RI telah mencanangkan
program tambahan imunisasi dasar bagi anak-anak Indonesia. Salah satu jenis vaksin yang menjadi
program pemerintah adalah vaksin MR (Measles Rubella). Campak dan Rubella adalah penyakit infeksi
menular melaui saluran nafas yang disebabkan oleh virus. Campak dapat menyebabkan komplikasi yang
serius seperti diare, radang paru peunomia, radang otak (ensefalitis), kebutaan, gizi buruk dan bahkan
kematian. Rubella biasanya berupa penyakit ringan pada anak, akan tetapi bila menulari ibu hamil pada
trimester pertama atau awal kehamilan, dapat menyebabkan keguguran atau kecacatan pada bayi yang
dilahirkan (http://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/daftarpertanyaan-seputar-imunisasi-
campak/measles-dan-rubella-mr, di akses tanggal 30 Agustus 2017). Vaksin MR hanya salah satu contoh
dari beberapa vaksin yang telah diprogramkan pemerintah. Harapan pemerintah dengan adanya
program imunisasi anak – anak Indonesia terbebas dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
(PD3I).
Dengan adanya program imunisasi pemerintah ini tidak lepas adanya pro dan kontra di masyarakat.
Sehingga muncul kelompok anti vaksin dengan beberapa alasan tertentu yang beberapa di antara
kelompok tersebut menggunakan argumen teologis untuk menolak vaksinasi. Salah satu dasar teologis
yang digunakan adalah hadis tahnik yang secara jelas telah mengajarkan umat islam metode imunisasi
yang paling baik karena berdasarkan petujuk nabi yang berasal dari wahyu Tuhan, sehingga program
imunisasi yang dilakukan pemerintah di anggap sudah tidak diperlukan lagi. Dasar lain yang digunakan
adalah kehalalan produk vaksin yang diberikan masih diragukan sumber bahannya, prosedur
pembuatannya dan sebagainya. Dari pemaparan di atas penulis ingin melakukan kajian pemahaman
terhadap hadis tahnik ini dari sisi ilmu hadis, otentisitasnya, ilmu biologi dan relevansinya dalam polemik
anti vaksin di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
1.Apa definisi terapi tahnik ?
2.Apa saja dalil qur’an atau hadist tentang terapi tahnik ?
3.Apa syarat-syarat medis dilakukan terapi tahnik ?
4.Apa saja kondisi-kondisi medis yang dilarang untuk dilakukannya terapi tahnik ?
5.Bagaimana proses mekanisme imunologi yang terjadi pada terapi tahnik ?
6.Apa saja kelebihan dan kekurangan (efek samping) terapi tahnik menurut ilmu medis
kedokteran ?
7.Bagaimana prosedur pelaksanaan tera[pi tahnik ?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah,maka diperoleh tujuan mahasiswa mampu mengalami:
1.
2.
BAB II
PEMBAHASAN
والتحنيك مضغ الشيء ووضعو في فم الصبي ودلك حنكو بو يصنع ذلك بالصبي ليتمرن على األكل ويقوى عليو وينبغي عند التحنيك أن
يفتح فاه حتى ينزل جوفو وأواله التمر فإن لم يتيسر تمر فرطب وإال فشيء حلو وعسل النحل أولى من غيره
“Tahnik ialah mengunyah sesuatu kemudian memasukkannya ke mulut bayi lalu menggosok-
gosokkan ke langit-langit mulut. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar bayi terlatih dengan makanan,
juga untuk menguatkannya. Seyogyanya dalam mentahnik hendaklah mulut (bayi) dibuka sehingga
(sesuatu yang dikunyah) masuk ke dalam perutnya. Tahnik lebih utama dilakukan dengan kurma
kering (tamr). Jika tidak ada tamr, maka dengan kurma basah (ruthab). Kalau tidak ada kurma, bisa
diganti dengan sesuatu yang manis. Tentunya madu lebih utama dari yang lainnya” (al-Asqalani,
1993).
Hadis-hadis tahnik
Diriwayatkan oleh al-Bukhari dari hadis Abu Burdah dari Abu Musa,dia berkata,
.- صلى هللا عليه وسلم-ولدلىغالم فأتيت به النبى
فسماه إبراهيم وحنكه بتمرة
"Aku dikaruniai anak laki-laki, lalu aku membawanya ke hadapan Nabi, maka beliau memberinya
nama ibrahim dan mentahniknya dengan sebuah kurma (tamr)". (HR al-Bukhari,1992:104).
Berdasarkan hadis-hadis tahnik di atas muncul pemahaman bahwa metode tahnik yang diajarkan oleh
Rasulullah SAW adalah sebagai metode vaksinasi secara Islam. Hal ini masih belum dapat dipastikan
kebenarannya, karena belum adanya bukti ilmiah yang menjelaskan bahwa dalam metode tahnik
terdapat berbagai macam jenis mikroorganisme sebagai sumber vaksin yang bisa memberikan respon
imun pada tubuh manusia. Selain itu tahnik juga hanya dilakukan satu kali ketika bayi baru
lahir. Hal ini juga masih belum diketahui apakah dalam satu kali pemberian dapat memberikan
respon imun tubuh terhadap berbagai macam jenis bakteri dan virus dalam jangka waktu yang
panjang. Masih perlu kajian dan penelitian lebih lanjut dan mendalam tentang hal itu.
Mualifah (2017:256)
Kebersihan mulut pentahnik : Dunia medis menyatakan bahwa di dalam dasar air liur dan mulut
menyimpan berbagai jenis bakteri. Di dalam rongga mulut dapat ditemukan berbagai jenis bakteri,
antara lain Streptococcus, Lactobacillus, Staphylococcus, dan Corynobacteria, serta jenis bakteri
anaerob lainnya seperti Bacteroides. Bakteri tersebut dapat bersifat komensal, namun apabila
kondisi rongga mulut menguntungkan bagi perkembangan bakteri maka jumlah bakteri akan
semakin banyak sehingga memicu terjadinya penyakit pada rongga mulut (Karim, 2015).
Mentahnik yang benar : Pemberian Kurma yang sudah di mamah pada bayi hanya rasa manisnya
saja dan dalam jumlah yang sedikit..Bukan berarti sisa kurma diletakkan di dalam mulut bayi.Karena
bila itu terjadi akan terjadi aspirasi dan masuk ke paru paru paru bayi yang menyebabkan bayi
asfiksia atau kekurangan oksigen.
Elfridan,e.a. (2019)
Imonodefisiensi Primer
Keadaan dimana bayi mengalami gangguan pada sistem kekebalan tubuh mereka, yang dimana
sistem kekebalan tubuh tidak berfungsi dengan baik atau bahkan mungkin tidak ada sama sekali. Hal
ini dikarenakan bayi dengan gangguan imunodefisiensi primer mungkin tidak dapat menghasilkan
respons imunologis yang memadai terhadap vaksin. Vaksin bekerja dengan merangsang sistem
kekebalan tubuh untuk mengenali dan melawan patogen (misalnya, bakteri atau virus) yang ada
dalam vaksin. Jika sistem kekebalan tubuh bayi tidak berfungsi dengan baik, maka kerja dari vaksin
tidak akan efektif.
Selain itu, memberikan vaksin kepada bayi dengan gangguan imunodefisiensi primer dapat
meningkatkan risiko infeksi yang serius. Vaksin biasanya mengandung patogen yang dilemahkan
atau tidak aktif, tetapi bahkan jenis patogen yang dilemahkan ini mungkin dapat menyebabkan
masalah bagi bayi dengan sistem kekebalan yang rentan. Sehingga bayi dengan gangguan
imunodefisiensi primer seringkali tidak diberikan vaksin rutin atau imunisasi (tahnik) seperti bayi
lainnya.
Ozdemir oner (2021)
Bab III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA