Anda di halaman 1dari 12

ETIKA MENYAMBUT KELAHIRAN BAYI

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Islam dan Pengetahuan
Kesehatan

Dosen pengampu : Dra. Sri Susanti, MA.

Disusun oleh :

1. Melinia Anggita
2. Kinasih

KELAS 2C PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Etika Menyambut
Kelahiran Bayi” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen
Islam dan Pengetahuan Kesehatan pada mata kuliah Islam dan Pengetahuan Kesehatan
program studi D3 Keperawatan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang konsep infeksi luka operasi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Sri Susanti, MA. selaku dosen
Islam dan Pengetahuan Kesehatan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat

BAB II ISI

A. Pengertian Etika
B. Etika Menyambut Kelahiran Bayi
C. Langkah Langkah Menyambut Kelahiran Bayi

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran.

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Bayi adalah sebuah anugrah terindah yang di berikan Allah kepada sepasang suami
istri, dengan kehadiran bayi di sekeliling mereka menghadirkan kebahagiaan
keluarga, selain itu bayi merupakan amanah dari Allah yang harus dijaga dan dibina
agar kelak menjadi anak yang sholeh dan solehah , pejuang umat, dan meneruskan
perjuangan Rasulullah SAW. Oleh karna itu kehadiran bayi harus di sambut oleh
pihak keluarga, diantaranya dengan adzan, iqomah, mentahnik dengan kurma, potong
rambut, aqiqah dan pemberian nama, sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullah
SAW.
Rasulullah SAW selalu mengajarkan kepada umatnya akhlak yang baik dan bijaksana,
semua yang di ajarkan oeh beliau pasti ada dasarnya dan memiliki atsar (pengaruh)
yang sangat besar, baik itu berupa perintah ataupun larangan.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian etika ?
2. Apa itu etika menyambut kelahiran bayi?
3. Apa langkah langkah menyambut kelahiran bayi?
C. Tujuan
1. Untuk dapat mengetahui tentang etika dan langkah langkah menyambut
kelahiran bayi.
D. Manfaat
1. Agar kita dapat memahami etika dan langkah langkah menyambut kelahiran
bayi dalam Islam
BAB II

ISI

A. Pengertian etika
Etika Islam adalah tingkah laku manusia yang diwujudkan dalam bentuk perbuatan,
ucapan dan pikiran yang sifatnya membangun, tidak merusak lingkungan dan tidak
pula merusak tatanan sosial serta tidak bertentangan dengan ajaran Islam, namun
berlandaskan Al- Quran dan hadis.
B. Etika menyambut kelahiran bayi
Islam adalah agama yang sempurna dan segala hal yang berkaitan dengan kehidupan
dunia dan juga akhirat akan bisa dijumpai dalam agama Islam baik yang tercantum
dalam kitab suci Al-Qur'an maupun tersurat dalam hadis-hadis Rasulullah Shallallahu
a'alaihi wa sallam termasuk dalam hal adab tuntunan Islam dalam menyambut
kelahiran anak buah hati ini, dan juga merupakan bagian dari persiapan melahirkan
pula.
Seorang ibu setelah mengalami masa yang sulit dalam proses kehamilan selama 9
bulan akan berakhir dengan adanya proses kelahiran seorang anak. Dan kelahiran
seorang anak adalah kebahagiaan yang luar biasa bagi ayah dan juga ibunya yang
harus disyukuri.
Persiapan menyambut kehadiran dan juga persiapan kelahiran bayi bisa dilakukan
dalam hal untuk kepentingan duniawi dan juga kepentingan akhiratnya. Dalam
hal persiapan menjelang persalinan dan persiapan kelahiran bayi untuk keperluan
dunia kita bisa melakukan dengan berbagai cara diantaranya yaitu membeli
perlengkapan bayi. Dan untuk kepentingan agamanya kita lakukan beberapa cara
persiapan kelahiran anak dengan langkah-langkah yang akan dijelaskan dibawah ini.
Anak dalam pandangan Islam adalah tanggung jawab kedua orang tuanya, baik bapak
atau ibu, terutama lagi bagi seorang ayah, sebab ia kepala rumah tangga yang
tanggung jawab dunia akhiratnya lebih besar. Untuk itulah adab menyambut kelahiran
anak juga perlu untuk diketahui bersama.
Hal ini sesuai dengan hadits yang artinya :"Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap
pemimpin akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya". Maka wajar
bila seorang ahli hikmah berkata, "Perhatikanlah anakmu, sebab surga atau neraka
bagimu, tergantung sikapmu terhadap anak". Sebuah perkataan yang sarat akan
makna tanggung jawab orang tua terhadap anaknya.
C. Langkah langkah menyambut kelahiran bayi
1. Adzan dan Iqomah
Salah satu bentuk pendidikan yang dilakukan orang tua terhadap anak mulai
dari lahir berdasarkan tuntunan dalam agama kita adalah membacakan adzan
dan iqamah ketika anak tersebut baru saja dilahirkan. Berdasarkan
kesepakatan para ulama, bahwa mengumandangkan adzan dan iqamah pada
saat bayi terlahir ke dunia hukumnya adalah sunnah. Tata cara
mengumandangkan adzan dan iqamah saat bayi lahir adalah dengan
mengumandangkan adzan di telinga kanan dan iqamah di telinga kiri bayi
tersebut. Sayyid Alawi al-Maliki menyatakan, perbuatan itu ada relevansinya
untuk mengusir syaitan dari anak yang baru lahir tersebut. Karena syaitan akan
lari terbirit-birit ketika mereka mendengar adzan sebagai mana yang
keterangan yang ada dalam hadits.
Dari ‘Ubaidillah bin Abi Rofi’, dari ayahnya (Abu Rofi’), beliau berkata:

‫ص لَّى اللَّ ُه‬ ِ َّ‫ول الل‬


‫ه‬ َ ‫س‬ ‫ر‬ ‫ت‬ ‫َي‬
‫أ‬ ‫ر‬ ‫ال‬
َ ‫ق‬
َ ِ ِ‫عن عبي ِد اللَّ ِه ب ِن أَيِب رافِ ٍع عن أَب‬
‫يه‬
َ َُ َُْ َْ َ ْ ْ َُ ْ َ
‫اط َمةُ بِالصَّاَل ِة‬ِ َ‫علَي ِه وسلَّم أَذَّ َن يِف أُذُ ِن احْل س ِن ب ِن علِي ِحني ولَ َدتْه ف‬
ُ َ َ ٍّ َ ْ َ َ َ َ َ َْ

Dari Ubaidillah bin Abi Rofi’ dari ayahnya beliau berkata: “Saya melihat
Rasulullah shollallahu alaihi wasallam adzan di telinga al-Hasan bin ‘Ali
ketika dilahirkan Fathimah, dengan (adzan) sholat”. (HR. Ahmad, Abu Daud
dan Tirmidzi)
2. Tahnik
Pengertian tahnik secara bahasa dan syar’i adalah mengunyah sesuatu dan
meletakkanya di mulut bayi. Dianjurkan agar yang melakukan tahnik adalah
orang yang memiliki keutamaan, dikenal sebagai orang yang baik dan berilmu.
Dan hendaklah ia mendo’akan kebaikan (barakah) bagi bayi tersebut. Tahnik
adalah mengunyah kurma dan meletakkanya di mulut bayi, mengoleskannya
pada langit-langit mulutnya. Maka dikatakan “Engkau mentahnik bayi, jika
engkau mengunyah kurma kemudian menggosokkannya di langit-langit mulut
bayi”. Tahnik inilah yang utama, yakni dengan kurma yang dikunyah dulu
oleh pentahnik, bukan kurma yang diblender atau dihaluskan dengan alat lain.
Bahkan ada yang sampai mengatakan bahwa tujuan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam atau hikmah dari tahnik adalah sebagai imunisasi alami di
mana bakteri dari mulut yang mengunyah kurma akan masuk ke perut bayi
sehingga mencetus imunitas alamiah. Ada juga yang mengklaim, tahnik
sebagai imunisasi yang islami. Pendapat ini umumnya diusung oleh kelompok
anti-vaksin untuk menolak vaksinasi. Dan ini merupakan salah satu bentuk
introduksi atau vaksinasi yang telah kita kenal sekarang, yaitu memberikan
sistem kekebalan yang bersifat aktif dalam tubuh anak. Vaksinasi zaman
sekarang tentu dibolehkan selama cara dan tujuannya benar, serta tidak
mengandung zat-zat yang diharamkan.
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Abu Burdah dari Abu
Musa, dia berkata:

ُ‫ فَ َس َّماه‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ى‬ ُ ‫ُولِ َد لِى ُغالَ ٌم فَأَتَي‬


َّ ِ‫ْت بِ ِه النَّب‬
‫إِب َْرا ِهي َم َو َحنَّ َكهُ بِتَ ْم َر ٍة‬
“Aku pernah dikaruniai anak laki-laki, lalu aku membawanya ke hadapan
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka beliau memberinya nama Ibrahim
dan mentahniknya dengan sebuah kurma (tamr).”
Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid hafizhohullah menjelaskan “Adapun
hikmah dari tahnik menggunakan kurma maka para ulama terdahulu
berpendapat bahwa ini adalah sunnah yang dilakukan oleh Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam agar yang paling pertama masuk ke perut bayi adalah sesuatu
yang manis. Oleh karena itu, dianjurkan mentahnik dengan sesuatu yang
manis jika tidak mendapatkan kurma.”
Sebenarnya hikmah tahnik adalah untuk pengharapan kebaikan bagi si anak
dengan keimanan. Dalam Ilmu kedokteran telah menetapkan faedah yang
besar dari tahnik ini, yaitu memindahkan sebagian mikroba (bakteri) dalam
usus untuk membantu pencernaan makanan. Namun sama saja, apakah yang
disebutkan oleh ilmu kedokteran ini benar atau tidak benar, yang jelas tahnik
adalah sunnah yang pasti dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, inilah
pegangan kita bukan yang lainnya, dan tidak ada nash yang menerangkan
hikmahnya. Perbedaan pendapat mengenai hikmahnya dikalangan ulama,
sebagian mereka mengakui tidak ada satu pun dari mereka yang memiliki
sandaran dalil syar’i. Dan Allah lah yang lebih tahu hikmahnya.
3. Mencukur Rambut
Di dalam Islam, hukum mencukur rambut bayi adalah sunnah muakkad,
sedangkan dari sisi medis, mencukur rambut bayi baru lahir bisa membuat
kepala si bayi bersih dan bebas penyakit. Baik untuk bayi laki-laki maupun
bayi perempuan yang pelaksanaannya dilakukan pada hari ketujuh dari
kelahiran dan alangkah lebih baik jika dilaksanakan berbarengan dengan
aqiqah. Hal tersebut, sebagaimana sabda Rasulullah SAW.Dari Samurah bin
Jundub bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:

ُ َ‫ُكلُّ ُغالَ ٍم َر ِهينَةٌ بِ َعقِيقَتِ ِه تُ ْذبَ ُح َع ْنهُ يَ ْو َم َسابِ ِع ِه َويُحْ ل‬


‫ق َويُ َس َّمى‬
”Setiap yang dilahirkan tergadai dengan aqiqahnya yang disembelih pada hari
ketujuh dari kelahirannya dan dicukur rambutnya serta diberi nama” (HR. Abu
Daud no. 2838, An Nasai no. 4220, Ibnu Majah nol. 3165, Ahmad 5/12.
Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
4. Aqiqah
Kata aqiqah berasal dari bahasa arab  ‫ عقيقة‬artinya penyembelihan binatang
dari kelahiran seorang anak pada hari yang ketujuh. Aqiqah juga berarti
rambut yang tumbuh dikepala anak yang baru lahir.
Menurut istilah Islam Aqiqah adalah menyembelih binatang ternak berkenaan
dengan kelahiran anak, sebagai bukti rasa syukur kepada Allah swt., dengan
syarat-syarat tertentu menurut syariat. Menurut sunnah Rasulullah saw., anak
laki-laki dua ekor kambing sedangkan bayi perempuan disembelikan satu ekor
kambing.
Dari Ummul Mukminin, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata

‫ أَ َم َرهُ ْم َع ِن ْال ُغالَ ِم َشاتَا ِن ُم َكافِئَتَا ِن‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫ُول هَّللا‬
َ ‫أَ َّن َرس‬
ٌ‫اريَ ِة َشاة‬ِ ‫َو َع ِن ْال َج‬
“Rasululllah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan mereka, untuk anak
laki-laki akikah dengan dua ekor kambing dan anak perempuan dengan satu
ekor kambing.” (HR. Tirmidzi no. 1513. At Tirmidzi mengatakan bahwa
hadits ini hasan shahih. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini
shahih)
Aqiqah adalah sembelihan yang dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur atas
kelahiran seorang bayi. Jumhur ulama menyatakan bahwa hukum aqiqah
adalah sunnah muakkad baik bagi bayi laki-laki maupun bayi perempuan.
Pelaksanaannya dapat dilakukan pada hari ke tujuh (ini yang lebih utama
menurut para ulama), keempat belas, dua puluh satu atau pada hari-hari yang
lainnya yang memungkinkan.
Ketentuan syarat binatang aqiqah sama dengan ketentuan syarat-syarat
binatang qurban yakni cukup umur dan terhindar dari cacat fisik.
Menurut Syaikh Jibrin, beliau berkata “Sunnahnya dia memakan sepertiganya,
menghadiahkan sepertiganya kepada sahabat-sahabatnya, dan mensedekahkan
sepertiga lagi kepada kaum muslimin, dan boleh mengundang teman-teman
dan kerabat untuk menyantapnya, atau boleh juga dia mensedekahkan
semuanya”.
Pendapat lain menurut Syaikh Ibnu Bazz, beliau berkata, “Dan engkau bebas
memilih antara mensedekahkan seluruhnya atau sebagiannya dan memasaknya
kemudian mengundang orang yang engkau lihat pantas diundang dari
kalangan kerabat, tetangga, teman-teman seiman dan sebagian orang faqir
untuk menyantapnya, dan hal serupa dikatakan oleh Ulama-ulama yang
terhimpun di dalam Al lajnah Ad Daimah”.
5. Pemberian Nama
Nama adalah ciri atau tanda, maksudnya adalah orang yang diberi nama dapat
mengenal dirinya atau dikenal oleh orang lain. Dalam Al-Qur’anul Kariim
disebutkan

)7( ‫ُك بِ ُغاَل ٍم ا ْس ُمهُ يَحْ يَى لَ ْم نَجْ َعل لَّهُ ِمن قَ ْب ُل َس ِميًّا‬
َ ‫يَا َز َك ِريَّا إِنَّا نُبَ ِّشر‬
‫سورة مريم‬
“Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu dengan
seorang anak laki-laki namanya Yahya, yang Kami belum pernah
memberikan nama seperti itu sebelumnya” (QS. Maryam: 7).
Dan hakikat pemberian nama kepada anak adalah agar ia dikenal serta
memuliakannya. Oleh sebab itu para ulama bersepakat akan wajibnya
memberi nama kapada anak laki-laki dan perempuan . Oleh sebab itu apabila
seseorang tidak diberi nama, maka ia akan menjadi seorang yang majhul
(=tidak dikenal) oleh masyarakat.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Islam sebagai agama yang menggariskan panduan hidup yang sempurna patut
dijadikan pedoman kepada semua penganutnya. Adab-adab menyambut kelahiran
bayi seharusnya menjadi amalan kepada semua ibu dan bapak. Terdapat beberapa
panduan yang patut dilakukan oleh ibu dan bapak dalam menyambut buah hati yang
dikandung oleh Ibu hingga selamat lahir ke dunia.
Dengan kita mengenal beberapa panduan menyambut kelahiran anak, maka
diharapkan bisa memberikan kita manfaat serta kita juga bisa mengamalkan sunnah
Rasululullah SAW dalam kelahiran bayi ini.
B. Saran
Sebagai umat Islam sebaiknya kita meyakini sekaligus mengamalkan ajaran yang
terdapat dalam kitab suci Al-Qur`an. Kita yang berpegang teguh pada Aqidah
sebaiknya tidak ikut melakukan ajaran dalam menyambut bayi yang biasa dilakukan
oleh masyarakat pada umumnya dimana ajaran tersebut tidak sesuai dengan ajaran
Agama Islam.

DAFTAR PUSTAKA

Empon, Rodiah. 2016. Makalah Hal-hal yang dilakukan untuk bayi baru lahir
menurut pandangan islam.
https://www.academia.edu/30588675/Makalah_Hal_hal_yang_dilakukan_untuk_bayi
_baru_lahir_menurut_pandangan_islam_docx. Diakses tanggal 29 Oktober 2020
pukul 05.35 WIB.
Hartanti, Anis. 2019. Aliran Etika Islam. https://www-kompasiana-
com.cdn.ampproject.org/v/s/www.kompasiana.com/amp/anis79389/5ccce8297d1b905
d4d2bb414/aliran-etika-islam?
amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQFKAGwASA
%3D#aoh=16039247552477&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F
%2Fwww.kompasiana.com
%2Fanis79389%2F5ccce8297d1b905d4d2bb414%2Faliran-etika-islam. Diakses
tanggal 29 Oktober 2020 pukul 05.41 WIB.

Unknown. 2013. Kumpulan Makalah Ilmiah.


http://kumpulanmakalahilmiah.blogspot.com/2013/02/adab-menyambut-kelahiran-
anak.html?m=1. Diakses tanggal 29 Oktober 2020 pukul 05.38 WIB.

Unknown. 2015. Kumpulan Tugas dan Makalah.


http://lilianazza.blogspot.com/2015/02/makalah-menyambut-kelahiran-bayi.html?
m=1. Diakses tanggal 29 Oktober 2020 pukul 05.10 WIB

Anda mungkin juga menyukai