Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN REFLEKSI KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA By. Ny. D USIA 3 Hari


Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan DENGAN PERAWATAN
TALI PUSAT
DI PMB SRI N KARAWANG

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Kelulusan Pada Stase BBL


Program Studi Pendidikan Profesi Bidan STIKes Medistra Indonesia

Disusun Oleh ;

NAMA : SHIFA RAHMANIA


NPM : 211560511026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES MEDISTRA INDONESIA
TA. 2021/2022
YAYASAN MEDISTRA INDONESIA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MEDISTRA INDONESIA
PROGRAM STUDI PROFES NERS-PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S1)
PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN – PROGRAM STUDI KEBIDANAN (S1)
PROGRAM STUDI FARMASI (S1)-PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D3)
Jl.Cut Mutia Raya No. 88A-Kel.Sepanjang Jaya – Bekasi Telp.(021) 82431375-77 Fax (021)
82431374
Web. http://stikesmedistra-indonesia.ac.id Email: stikesmedistraindonesia1@gmail.com

LAPORAN REFLEKSI KASUS KEBIDANAN

Nama : SHIFA RAHMANIA

NPM : 211560511026

Stase : BAYI BARU LAHIR

Pembimbing : Dr. Lenny Irmawaty Sirait, S.ST., M.Kes

A. Kronologi Penemuan Kasus

Pada hari Senin, tanggal 24 Januari 2022 merupakan hari pertama saya

menempuh praktik Pendidikan Profesi Bidan di Stase BBL yang bertempat di PMB

Bidan Sri Nurhidayati bertempat di Kosambi-Karawang . Pada suatu hari tepatnya hari

Kamis tanggal 27 Januari 2022 datang ibu bersalin anak ke 1 usia ibu 19 tahun

pendidikan terakhir SMP. Telah lahir By. Ny. D secara spontan di PMB Bidan Sri

Nurhidayati pada pukul 13.10 WIB. Dengan keadaan umum bayi baik BB 3.000 gram PB

49 cm Lingkar Kepala 33 Cm RR 41x/m DJB 141x/m Suhu 36,5 oC pemeriksaan fisik

bayi normal tidak ada kelainan. Lalu diberikan suntik vit. K 0,5 ml di paha bagian kiri

secara IM dan telah diberikan salep mata, kemudian melakukan perawatan tali pusat

menggunakan kassa steril lalu mengajarkan kepada keluarga untuk perawatan tali pusat

hanya menggunakan kassa steril dan kering, Pada tanggal 30 februari 2022 ibu membawa

bayi nya ke bpm untuk melakukan pemeriksaan ibu mengatakan talipusat berair dan
berbau kemudian bidan melakukan pemeriksaan pada talipusat bayi terdapat bubuk

berwarna kuning ibu mengatakan keluarganya menyarankan untuk di tambah kunyit

dengan cara menambahkan kunyit yang ditumbuk dan dilumuri di sekitar tali pusat

selama seharian. Bidan membersihkan talipusat dan memakai kasa steril saja.

B. Alasan Pemilihan Kasus

Alasan kenapa saya tertarik untuk mengambil kasus perawatan tali pusat

penyebab tali pusat berbau dan berair saat diberikan perawatan menggunakan kunyit

C. Evaluasi dari Kasus yang Diangkat

World Health Organization (WHO) telah merekomendasikan praktik perawatan

tali pusat bersih meliputi mencuci tangan dengan air bersih dan sabun baik sebelum dan

sesudah perawatan dilakukan, serta menjaga tali pusat agar tetap kering dengan paparan

udara. Praktik lain yang juga dapat mengurangi risiko infeksi tali pusat adalah

penerapan rooming-in selama 24 jam untuk ibu dan bayi. Peningkatan frekuensi kontak

skin-to-skin akan meningkatkan kolonisasi bakteri non patogen dari flora kulit ibu ke bayi

yang dipercaya dapat mengurangi risiko bayi terkena infeksi tali pusat (WHO, 2017).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rani Kawari Perawatan tali pusat adalah

tindakan perawatan yang bertujuan merawat tali pusat pada bayi baru lahir agar tetap

kering dan mencegah terjadinya infeksi. Perawatan tali pusat yang tidak benar pada bayi

akan mengalami penyakit infeksi yang akan mengakibatkan kematian. Penyakit ini

disebabkan karena masuknya spora kuman tetanus ke dalam tubuh melalui tali pusat, baik

dari alat yang tidak steril, pemakaian obat-obatan, bubuk atau daun-daunan yang
ditaburkan ke tali pusat sehingga dapat mengakibatkan infeksi, Tanda infeksi pada tali

pusat bayi baru lahir ditandai dengan tali pusat bayi bernanah, berbau, berwarna

merah, panas, bengkak dan terdapat area lembut di sekitar dasar tali pusat seukuran

uang logam seratus rupiah. (Rani Kawati, 2019)

Perawatan tali pusat yang baik dan benar akan menimbulkan dampak positif yaitu

tali pusat akan puput pada hari ke-5 dan hari ke7 tanpa ada komplikasi, sedangkan

dampak negatif dari perawatan tali pusat yang tidak benar adalah bayi akan mengalami

penyakit tetanus neonatorum.

Bayi baru lahir mempunyai resiko terpapar infeksi yang tinggi terutama pada tali

pusat yang merupakan luka basah dan dapat menjadi pintu masuknya kuman tetanus

yang sangat sering menjadi penyebab sepsis dan kematian bayi baru lahir (Ellen, 2014).

Salah satu indikator derajat kesehatan di Indonesia adalah angka kematian bayi.

Asiyah (2017), menyatakan angka kejadian infeksi bayi baru lahir di Indonesia

berkisar antara 24% hingga 34%, dan hal ini merupakan penyebab kematian yang kedua

setelah asfiksia neonatorum yang berkisar antara 49% hingga 60%. Sebagian besar

infeksi bayi baru lahir adalah tetanus neonatorum, karena pemotongan dengan alat tidak

steril, dan dikarenakan perawatan tali pusat yang tidak benar contohnya dengan

pemakaian daundaunan yang digunakan masyarakat dalam merawat tali pusat.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Zacharia kenyataan di masyarakat masih

banyak ibu yang mengikuti tradisi budaya yang ada di masyarakat. Misalnya meletakkan

atau membalutkan ramuan tradisonal ke tali pusat supaya tali pusat cepat lepas (puput)

atau ditutupi dengan koin agar pusat tidak bodong.


Kunyit memiliki berbagai kandungan senyawa seperti alkaloid, flavonoid, kurkumin,

minyak atsiri, saponin, tanin dan terpenoid. Kurkumin dan minyak atsiri telah terbukti memiliki

kemampuan sebagai antiinflamasi. Selain itu, golongan senyawa kurkuminoid memiliki

kandungan yang berkhasiat sebagai antibakteri, antikejang, analgetik, antidiare, antipiretik dan

antitumor. Senyawa kurkumin sama seperti dengan senyawa kimia lain seperti antibiotik,

alkaloid, steroid, minyak atsiri, resin, dan fenol yang termasuk ke dalam hasil metabolit sekunder

dari suatu tanaman (Kristina, dkk)

D. Diagnosis

Neonatus usia 3 hari dengan perawatan tali pusat

E. Analisis Mahasiswa Terhadap Kasus

Ibu mengatakan saat melakukan perawatan tali pusat ibu menggunakan kunyit

yang dipercaya dapat mempercepat penyembuhan Diketahui terdapat 7 (100%) bayi

yang mendapatkan perawatan tali pusat menggunakan metode topikal kunyit dengan

waktu pelepasan tali pusat kategori cepat ( 3-4 hari) sebanyak 2 (29%) bayi dan kategori

normal (5-7 hari) sebanyak 5.

Hal ini disebabkan kandungan utama kunyit adalah kurkumoid dan minyak atsiri.

Kurkuminoid dalam rimpang kunyit merupakan kelompok senyawa fenolik. Mekanisme

kerja kurkumin sebagai antibakteri mirip persenyawaan fenol lainnya yaitu menghambat

metabolisme bakteri dengan cara merusak membran sitoplasma dan mendenaturasi

protein sel yang menyebabkan kebocoran nutrien dari sel sehingga sel bakteri mati atau

terhmbat pertumbuhannya.
Pada penelitian ini peneliti berasumsi bahwa salep ekstrak rimpang kunyit dapat

mempercepat proses pelepasan tali pusat bayi baru lahir karena kadungan dari kunyit

sebagai antibakteri dapat menghalau bakteri masuk pada tali pusat bayi baru lahir

sehingga tali pusat bayi dapat mengering dan lepas lebih cepat. Dari hasil penelitian yang

telah dilaksanakan diketahui bahwa perawatan tali pusat bayi baru lahir menggunakan

salep ekstrak rimpang kunyit menunjukkan proses pelepasan tali pusat lebih cepat

dibandingkan dengan perawatan menggunakan kassa steril.

Perawatan tali pusat adalah proses perbuatan, bagaimana cara merawat,

pemeliharaan, penyelenggaraan tali pusat. Hal yang paling terpenting dalam

membersihkan tali pusat adalah memastikan tali pusat dan area disekelilingnya selalu

bersih dan kering, selalu mencuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun

sebelum membersihkan tali pusat. (Sodikin, 2013)

Akibatnya terjadi infeksi atau tetanus yang sangat membahayakan karena tingkat

mortalitasnya tinggi Kejadian infeksi tali pusat pada dasarnya dapat dicegah dengan

melakukan perawatan tali pusat yang baik dan benar, yaitu dengan prinsip perawatan

kering dan bersih. Banyak pendapat tentang cara terbaik untuk merawat tali pusat. Upaya

untuk mencegah infeksi tali pusat sesungguhnya merupakan tindakan sederhana yang

penting adalah tali pusat dan daerah sekitarnya selalu bersih dan kering (Depkes 2016).

Ibu mengatakan memberikan kunyit langsung setelah ditumbuk oleh neneknya

dan di biarkan selama seharian sampai keesokan harinya.

Menurut afidatul muadifah proses pembuatan dengan cara perajangan dan

pengeringan. Rimpang kunyit dikeringkan dengan cara dikering-anginkan selama 5 hari


kemudian dihaluskan dan diayak serbuk dengan mesh no. 60. Serbuk ditimbang sebanyak

sebanyak 40 gram yang selanjutnya dilakukan proses ekstraksi sokhlet dengan pelarut

etanol 96% sebanyak 400 mL. Hasil proses ekstraksi mendapatkan ekstrak cair sebanyak

350 mL kemudian dikeringkan menggunakan oven selama 7 hari untuk didapatkan

ekstrak kering .

Sehingga dapat saya simpulkan bahwa pengaruh dari by Ny. D mengalami bau

dan berair pada luka tali pusatnya yaitu cara dalam mengolah kunyit nya yang kurang

tepat sehingga terdapat kelembapan seharian pada area luka yang disebabkan oleh kunyit

tersebut. Sedangkan yang didapatkan dalam teori yaitu saat melakukan perawatan tali

pusat harus kering dan bersih. Namun sebaiknya untuk melakukan perawatan tali pusat

agar lebih aman dengan cara hanya dipakaikan kassa steril saja.

Diharapkan seluruh tenaga kesehatan dapat memberikan Komunikasi, Informasi,

dan Edukasi (KIE) yang efektif melalui penyuluhan mengenai pengertian, tandatanda

infeksi dan cara perawatan tali pusat pada bayi baru lahir sesaat sebelum pemulangan ibu,

dalam hal ini pada saat pemberian pendidikan kesehatan pihak klinik juga dapat

menerapkan untuk pemberikan buku panduan misalnya leaflet, brosur ataupun modul

yang salah satu metode untuk dapat mempermudah dan memperdalam pengetahuan ibu

sehingga tidak muda lupa.


Referensi

Ekaputra E. Manejemen Luka. 1st Ed. Ismail T, Editor. Jakarta: Buku Kesehatan; 2013.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Herbal Indonesia. 2017.

Asiyah,Nor. 2017. Perawatan Tali Pusat Terbuka Sebagai Upaya Mempercepat Pelepasan

Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir

Astutik, Puji. 2016. Perawatan tali pusat dengan teknik Kasa Kering Steril dan Kasa

Alkohol 70% terhadap pelepasan Tali pusat pada Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja

Puskemas Sumber Sari Saradan Kabupaten Madiun

Depkes Sumut. (2016). Data infeksi tali pusat pada bayi. Medan : Depkes Sumut.

Yuspita (2017). Sepsis pada neonatus (sepsis neonatal). Sari Pediatri, Vol. 2,

Zacharia. (2016). Tata cara pemotongan tali pusat. Yogyakarta: Nuha Medika.

Notoatmodjo, S. (2010). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.


LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. Ny. D USIA 3 HARI NEONATUS CUKUP BULAN
SESUAI MASA KEHAMILAN DENGAN PERAWATAN TALI PUSAT
DI PMB SRI N KARAWANG

TAHUN 2021

Setelah saya mendapat penjelasan tentang tujuan laporan kasus, saya bersedia menjadi
responden tanpa ada unsur paksaan, sebagai bukti saya akan menandatangani surat
persetujuan laporan kasus dengan perawatan tali pusat.

Karawang, 30 Desember 2021

Responden

(Ny. D)

Anda mungkin juga menyukai