Disusun Oleh ;
NPM : 211560511026
Pada hari Senin, tanggal 24 Januari 2022 merupakan hari pertama saya
menempuh praktik Pendidikan Profesi Bidan di Stase BBL yang bertempat di PMB
Bidan Sri Nurhidayati bertempat di Kosambi-Karawang . Pada suatu hari tepatnya hari
Kamis tanggal 27 Januari 2022 datang ibu bersalin anak ke 1 usia ibu 19 tahun
pendidikan terakhir SMP. Telah lahir By. Ny. D secara spontan di PMB Bidan Sri
Nurhidayati pada pukul 13.10 WIB. Dengan keadaan umum bayi baik BB 3.000 gram PB
bayi normal tidak ada kelainan. Lalu diberikan suntik vit. K 0,5 ml di paha bagian kiri
secara IM dan telah diberikan salep mata, kemudian melakukan perawatan tali pusat
menggunakan kassa steril lalu mengajarkan kepada keluarga untuk perawatan tali pusat
hanya menggunakan kassa steril dan kering, Pada tanggal 30 februari 2022 ibu membawa
bayi nya ke bpm untuk melakukan pemeriksaan ibu mengatakan talipusat berair dan
berbau kemudian bidan melakukan pemeriksaan pada talipusat bayi terdapat bubuk
dengan cara menambahkan kunyit yang ditumbuk dan dilumuri di sekitar tali pusat
selama seharian. Bidan membersihkan talipusat dan memakai kasa steril saja.
Alasan kenapa saya tertarik untuk mengambil kasus perawatan tali pusat
penyebab tali pusat berbau dan berair saat diberikan perawatan menggunakan kunyit
tali pusat bersih meliputi mencuci tangan dengan air bersih dan sabun baik sebelum dan
sesudah perawatan dilakukan, serta menjaga tali pusat agar tetap kering dengan paparan
udara. Praktik lain yang juga dapat mengurangi risiko infeksi tali pusat adalah
penerapan rooming-in selama 24 jam untuk ibu dan bayi. Peningkatan frekuensi kontak
skin-to-skin akan meningkatkan kolonisasi bakteri non patogen dari flora kulit ibu ke bayi
yang dipercaya dapat mengurangi risiko bayi terkena infeksi tali pusat (WHO, 2017).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rani Kawari Perawatan tali pusat adalah
tindakan perawatan yang bertujuan merawat tali pusat pada bayi baru lahir agar tetap
kering dan mencegah terjadinya infeksi. Perawatan tali pusat yang tidak benar pada bayi
akan mengalami penyakit infeksi yang akan mengakibatkan kematian. Penyakit ini
disebabkan karena masuknya spora kuman tetanus ke dalam tubuh melalui tali pusat, baik
dari alat yang tidak steril, pemakaian obat-obatan, bubuk atau daun-daunan yang
ditaburkan ke tali pusat sehingga dapat mengakibatkan infeksi, Tanda infeksi pada tali
pusat bayi baru lahir ditandai dengan tali pusat bayi bernanah, berbau, berwarna
merah, panas, bengkak dan terdapat area lembut di sekitar dasar tali pusat seukuran
Perawatan tali pusat yang baik dan benar akan menimbulkan dampak positif yaitu
tali pusat akan puput pada hari ke-5 dan hari ke7 tanpa ada komplikasi, sedangkan
dampak negatif dari perawatan tali pusat yang tidak benar adalah bayi akan mengalami
Bayi baru lahir mempunyai resiko terpapar infeksi yang tinggi terutama pada tali
pusat yang merupakan luka basah dan dapat menjadi pintu masuknya kuman tetanus
yang sangat sering menjadi penyebab sepsis dan kematian bayi baru lahir (Ellen, 2014).
Salah satu indikator derajat kesehatan di Indonesia adalah angka kematian bayi.
Asiyah (2017), menyatakan angka kejadian infeksi bayi baru lahir di Indonesia
berkisar antara 24% hingga 34%, dan hal ini merupakan penyebab kematian yang kedua
setelah asfiksia neonatorum yang berkisar antara 49% hingga 60%. Sebagian besar
infeksi bayi baru lahir adalah tetanus neonatorum, karena pemotongan dengan alat tidak
steril, dan dikarenakan perawatan tali pusat yang tidak benar contohnya dengan
banyak ibu yang mengikuti tradisi budaya yang ada di masyarakat. Misalnya meletakkan
atau membalutkan ramuan tradisonal ke tali pusat supaya tali pusat cepat lepas (puput)
minyak atsiri, saponin, tanin dan terpenoid. Kurkumin dan minyak atsiri telah terbukti memiliki
kandungan yang berkhasiat sebagai antibakteri, antikejang, analgetik, antidiare, antipiretik dan
antitumor. Senyawa kurkumin sama seperti dengan senyawa kimia lain seperti antibiotik,
alkaloid, steroid, minyak atsiri, resin, dan fenol yang termasuk ke dalam hasil metabolit sekunder
D. Diagnosis
Ibu mengatakan saat melakukan perawatan tali pusat ibu menggunakan kunyit
yang mendapatkan perawatan tali pusat menggunakan metode topikal kunyit dengan
waktu pelepasan tali pusat kategori cepat ( 3-4 hari) sebanyak 2 (29%) bayi dan kategori
Hal ini disebabkan kandungan utama kunyit adalah kurkumoid dan minyak atsiri.
kerja kurkumin sebagai antibakteri mirip persenyawaan fenol lainnya yaitu menghambat
protein sel yang menyebabkan kebocoran nutrien dari sel sehingga sel bakteri mati atau
terhmbat pertumbuhannya.
Pada penelitian ini peneliti berasumsi bahwa salep ekstrak rimpang kunyit dapat
mempercepat proses pelepasan tali pusat bayi baru lahir karena kadungan dari kunyit
sebagai antibakteri dapat menghalau bakteri masuk pada tali pusat bayi baru lahir
sehingga tali pusat bayi dapat mengering dan lepas lebih cepat. Dari hasil penelitian yang
telah dilaksanakan diketahui bahwa perawatan tali pusat bayi baru lahir menggunakan
salep ekstrak rimpang kunyit menunjukkan proses pelepasan tali pusat lebih cepat
membersihkan tali pusat adalah memastikan tali pusat dan area disekelilingnya selalu
bersih dan kering, selalu mencuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun
Akibatnya terjadi infeksi atau tetanus yang sangat membahayakan karena tingkat
mortalitasnya tinggi Kejadian infeksi tali pusat pada dasarnya dapat dicegah dengan
melakukan perawatan tali pusat yang baik dan benar, yaitu dengan prinsip perawatan
kering dan bersih. Banyak pendapat tentang cara terbaik untuk merawat tali pusat. Upaya
untuk mencegah infeksi tali pusat sesungguhnya merupakan tindakan sederhana yang
penting adalah tali pusat dan daerah sekitarnya selalu bersih dan kering (Depkes 2016).
sebanyak 40 gram yang selanjutnya dilakukan proses ekstraksi sokhlet dengan pelarut
etanol 96% sebanyak 400 mL. Hasil proses ekstraksi mendapatkan ekstrak cair sebanyak
ekstrak kering .
Sehingga dapat saya simpulkan bahwa pengaruh dari by Ny. D mengalami bau
dan berair pada luka tali pusatnya yaitu cara dalam mengolah kunyit nya yang kurang
tepat sehingga terdapat kelembapan seharian pada area luka yang disebabkan oleh kunyit
tersebut. Sedangkan yang didapatkan dalam teori yaitu saat melakukan perawatan tali
pusat harus kering dan bersih. Namun sebaiknya untuk melakukan perawatan tali pusat
agar lebih aman dengan cara hanya dipakaikan kassa steril saja.
dan Edukasi (KIE) yang efektif melalui penyuluhan mengenai pengertian, tandatanda
infeksi dan cara perawatan tali pusat pada bayi baru lahir sesaat sebelum pemulangan ibu,
dalam hal ini pada saat pemberian pendidikan kesehatan pihak klinik juga dapat
menerapkan untuk pemberikan buku panduan misalnya leaflet, brosur ataupun modul
yang salah satu metode untuk dapat mempermudah dan memperdalam pengetahuan ibu
Ekaputra E. Manejemen Luka. 1st Ed. Ismail T, Editor. Jakarta: Buku Kesehatan; 2013.
Asiyah,Nor. 2017. Perawatan Tali Pusat Terbuka Sebagai Upaya Mempercepat Pelepasan
Astutik, Puji. 2016. Perawatan tali pusat dengan teknik Kasa Kering Steril dan Kasa
Alkohol 70% terhadap pelepasan Tali pusat pada Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja
Depkes Sumut. (2016). Data infeksi tali pusat pada bayi. Medan : Depkes Sumut.
Yuspita (2017). Sepsis pada neonatus (sepsis neonatal). Sari Pediatri, Vol. 2,
Zacharia. (2016). Tata cara pemotongan tali pusat. Yogyakarta: Nuha Medika.
ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. Ny. D USIA 3 HARI NEONATUS CUKUP BULAN
SESUAI MASA KEHAMILAN DENGAN PERAWATAN TALI PUSAT
DI PMB SRI N KARAWANG
TAHUN 2021
Setelah saya mendapat penjelasan tentang tujuan laporan kasus, saya bersedia menjadi
responden tanpa ada unsur paksaan, sebagai bukti saya akan menandatangani surat
persetujuan laporan kasus dengan perawatan tali pusat.
Responden
(Ny. D)