Oleh :
SABILLA PUTRI
NIM : 1915471048
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan saat ini menjadi suatu hal yang ditakutkan dikalangan ibu,
khususnya ibu hamil. Asuhan persalinan kala I, II, III, dan IV memegang kendali
penting pada ibu selama persalinan karena dapat membantu ibu dalam
mempermudah proses persalinan, membuat ibu lebih yakin untuk menjalani
proses persalinan serta untuk mendeteksi komplikasi yang mungkin terjadi
selama persalinan dan ketidaknormalan dalam persalinan.
Persalinan yang aman yaitu memastikan bahwa semua penolong mempunyai
pengetahuan, keterampilan dan alat untuk memberikan pertolongan yang aman
dan bersih, serta memberikan pelayanan nifas kepada ibu dan bayi.
Lima benang merah dalam asuhan persalinan dasar adalah :
1. Aspek pemecahan yang diperlukan untuk menentukan pengambilan
keputusan klinik
2. Aspek sayang ibu yang berarti sayang anak
3. Aspek pencegahan infeksi,
4. Aspek pencatatan
5. Aspek rujukan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan “Asuhan Kebidanan Pada Persalinan Normal di PMB
Emilda Aktrian Damayanti,S.ST Tahun 2021 dengan pendekatan manajemen
varney dan dokumentasi secara SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data subjektif Asuhan Kebidanan Pada
Persalinan Normal
b. Mampu melakukan pengkajian data objektif Asuhan Kebidanan Pada
Persalinan Normal
i
c. Mampu menegakkan Analisa data Asuhan Kebidanan Pada Persalinan
Normal
d. Mampu melakukan perencanaan Asuhan Kebidanan Pada Persalinan
Normal
e. Mampu melakukan penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Pada Persalinan
Normal
D. Manfaat
1. Bagi Lahan Praktik
Sebagai landasan dan masukan agar dapat meningkatkan mutu pelayanan
dalam melakukan asuhan kebidanan.
i
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Persalinan
Persalinan normal merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik ibu maupun janin
(Prawirohardjo,2015). Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi
yang dapat hidup di dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Wiknjosastro,
2012).
Persaalinan normal menurut IBI adalah persalinan dengan presentasi janin
belakang kepala yang berlangsung secara spontan dengan lama persalinan dalam
batas normal, tanpa intervensi (penggunaan narkotik, epidural, oksitosin,
percepatan persalinan, memecahkan ketuban dan episiotomi), beresiko rendah
sejak awal persalinan hingga partus dengan masa gestasi 37-42 minggu.
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran
bayi yang cukup bulan atau hidup cukup bulan, disusul dengan pengeluaran
plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (UNPAD,2019).
i
obyektif adalah informasi yang dikumpulkan berdasarkan pemeriksa-
an/pengamatan terhadap ibu atau bayi baru lahir.
b. Diagnosis
Setelah data terkumpul, penolong persalinan dapat melakukan analisis
data dan segera membuat diagnosis secara tepat. Pencarian data dan
pengumpulan diagnosis, bukanlah proses linier (berada pada satu garis
lurus), melainkan proses sirkuler (melingkar) yang berlangsung secara
terus menerus.
c. Penatalaksanaan asuhan
Berdasarkan data yang terkumpul dan diagnosis yang pasti (berdasarkan
bukti nyata) susun rencana penatalaksanaan sebagai elemen asuhan atau
perawatan yang memadai bagi ibu dan bayi baru lahir. Jika terdapat
beberapa pilihan intervensi efektif, diskusikan dengan ibu dan keluarga
untuk memilih cara pengobatan yang paling sesuai dan efektif.
d. Evaluasi
Penatalaksanaan yang telah dilakukan harus dievaluasi untuk menilai
tingkat efektifitas asuhan.
3. Pencegahan Infeksi
Tindakan pencegahan infeksi (PI) merupakan komponen yang tidak
terpisahkan dengan tindakan-tindakan alam asuhan persalinan dan kelahiran
bayi.Pencegahan infeksi harus diterapakan dalam setiap aspek asuhan untuk
i
melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong persalinan dan tenaga
kesehatan lainnya dengan jalan transmisi penyakit yang disebabkan oleh
bakteri, virus dan jamur. Prinsip-prinsip pencegahan infeksi, yaitu :
a. Semua individu (ibu, bayi baru lahir, penolong persalinan), harus
dianggap dapat menularkan penyakit karena infeksi yang terjadi bersifat
asimptomatik.
b. Setiap individu harus dianggap beresiko terkena infeksi.
c. Permukaan tempat pemeriksaaan, peralatan dan benda-benda lain yang
akan dan telah bersentukan dengan kulit tidak utuh/selaput mukosa atau
darah harus doanggap terkontaminasi sehingga setelah selesai digunakan
harus dilakukan proses pencegahan infeksi secara benar.
d. Apabila tidak diketahui apakah permukaan, peralatan atau benda lainnya
telah diproses dengan benar, harus dianggap telah terkontaminasi.
e. Resiko infeksi tidak bisa dihilangkan secara total, namun dapat dikurangi
seminimal mungkin dengan menerangkan tindakan pencegahan infeksi
yang benar dan konsisten.
i
3) Telapak tangan saling bersentuhan dengan jari yang disilangkan
pada sela-sela jari.
4) Letakkan punggung jari pada telapak satunya dengan jari saling
mengunci.
5) Menggosok ibu jari dengan menggenggam ibu jari kiri dengan
tangan kanan lalu diputar begitu pula sebaliknya.
6) Menggosok jari-jari tangan kanan pada telapak tangan kiri untuk
membersihkan kotoran kuku tangan kanan, begitupun sebaliknya.
7) Bilas tangan hingga siku dengan air mengalir.
5. Rujukan
Tindakan rujuakan dalam kondisi optimal dan tepat waktu ke fasilitas
kesehatan rujukan atau yang memiliki sarana yang lebih lengkap diharapkan
mampu menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi baru lahir. Hal-hal yang harus
dipersiapkan dalam melakukan rujukan seringkali disingkat dengan
BAKSOKU, yaitu:
B: Bidan. Pastikan ibu dan /atau bayi baru lahir didampingi oleh penolong
persalinan yang kompeten dan memiliki kemampuan untuk
menatalaksanakan kegawatdaruratan obsterti dan bayi baru lahir untuk
dibawa kefasilitas rujukan.
A: Alat. Bawa perlengkapan dan bahan-bahan untuk asuhan persalinan, masa
nifas dan bayi baru lahir (tabung suntik, selang IV, alat resusitasi dan lain-
lain) bersama ibu ke tempat rujukan.
K: Keluarga. Beritahu ibu dan keluarga mengenai kondisi terakhir ibu
dan/atau bayi dan mengapa ibu dan/atau bayi perlu dirujuk. Jelaskan pada
i
mereka dan tujuan merujuk ibu ke fasilitas rujukan tersebut. Suami atau
anggota keluarga yang lain harus menemani ibu dan bayi baru lahir hingga ke
fasilitas rujukan.
S: Surat. Berikan surat ketempat rujukan. Cantumkan alasan rujukan dan
uraikan hasil pemeriksaan, asuhan atau obat-obatan yang sudah diterima ibu
dan/atau bayi baru lahir. Sertakan juga partograf yang dipakai untuk
membuat keputusan klinik.
O: Obat. Bawa obat-obatan esensial pada saat mengantar ibu ke fasilitas
rujukan. Obat-obatan tersebut mungkin diperlukan selama di perjalanan.
K: Kendaraan. Siapakan kendaraan yang paling memungkinkan untuk
merujuk ibu dalam kondisi kendaraan cukup baik untuk mencapai tujuan
pada waktu yang tepat.
U: Uang. Ingatkan uang kepada keluarga agar membawa uang dalam jumlah
yang cukup untuk membeli obat-obatan yang diperlukan dan bahan-bahan
kesehatan lain yang diperlukan selama ibu dan/atau bayi baru lahir tinggal di
fasilitas pelayanan.
DO: Donor darah. Pastikan ibu mendapatkan calon pendonor sebagai
persiapan apabila terjadi kegawatdaruratan.
C. Tahapan Persalinan
1. Kala 1 : Kala pembukaan
Waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap (10
cm). Dalam kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase :
a. Fase laten
1) Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks secara bertahap
2) Pembukaan kurang dari 4 cm
3) Biasanya berlangsung kurang dari 8 jam
b. Fase aktif
i
1) Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat
(kontraksi adekuat / 3 kali atau lebih dalam 10 menit dan
berlangsung selama 40 detik atau lebih)
2) Serviks membuka dari 4 ke 10, biasanya dengan kecepatan
1cm/lebih perjam hingga pembukaan lengkap (10)
3) Terjadi penurunan bagian terbawah janin
4) Berlangsung selama 6 jam dan di bagi atas 3 fase, yaitu :
a) Fase akselerasi yaitu terjadi dalam waktu 2 jam pembukaan dari
3-4 cm
b) Fase dilatasi maksimal yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan
berlangsung sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm.
c) Fase deselerasi yaitu pembukaan menjadi lambat sekali dalam
waktu 2 jam, pembukaan dari 9 cm menjadi 10 cm (lengkap).
i
Pada keadaan ini, ketika ada his kuat, pimpin ibu untuk meneran hingga
lahir seluruh badan bayi. Masalah atau komplikasi yang dapat muncul pada
kala dua adalah pre-eklamsia/eklamsia, gawat janin, kala dua memanjang,
tali pusat menumbung, partus macet, kelelahan ibu, distosia bahu, inersia
uteri, lilitan tali pusat.
i
dapat muncul pada kala empat adalah perdarahan yang mungkin disebabkan
oleh atonia uteri, laserasi jalan lahir, dan sisa plasenta. (Indrayani, 2016:47)
Oleh karena itu harus dilakukan pemantauan, yaitu pemantauan
kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam. Pemantauan kala IV
dilakukan:
a. Setiap 15 menit pada satu jam pertama pascapersalinan
b. Setiap 20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan
c. Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, lakukan penatalaksanaan
atonia uteri yang sesuai.
D. TujuanAsuhan Persalinan
Tujuan asuhan persalinan normal adalah untuk menjaga kelangsungan hidup
dan meningkatkan derajat kesehatan ibu dan bayi.Walaupun dengan intervensi
yang minimal, namun upaya yang fisiologis dan lengkap tetap harus dijaga agar
prinsip keamanan dan kualitas pelayanan optimal.Dengan pendekatan seperti ini,
maka hal-hal yang harus dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Secara konsisten dan sistematis menggunakan praktik pencegahan infeksi
seperti cuci tangan, penggunaan sarung tangan, sanitasi lingkungan dan
proses ulang (sterilisasi) peralatan bekass pakai.
2. Memberikan asuhan yang diperlukan, memantau kemajuan, dan menolong
proses persalinan serta kelahiran bayi. Menggunakan pratograf untuk
membuat keputusan klinik sebagai upaya pengenalan adanya gangguan
proses persalinan untuk komplikasi dini agar dapat memberikan tindakan
yang paling tepat dan memadai.
3. Memberikan asuhan sayang ibu di setiap tahapan persalinan, kelahiran bayi
dan masa nifas, termasuk memberikan penjelasan bagi pasien dan
keluarganya tentang proses persalinan dan kelahiran bayi serta menganjurkan
suami atau anggota keluarga untuk berpartisipasi dalam proses persalinan dan
kelahiran bayi.
4. Merencanakan persiapan dan melakukan rujukan tepat waktu dan optimal
bagi pasien di setiap tahapan persalinan dan tahapan bayi baru lahir.
i
5. Mengindari berbagai tindakan yang tidak perlu dan/atau berbahaya seperti
pemasangan kateter urin, tindakan episiotomi, amniotomi sebelum terjadi
pembukaan lengkap, meminta pasien meneran secara terus-menurs, dan
penghisapan lendir secara rutin pada bayi baru lahir.
i
16. Membantu memulai pemberian ASI dalam satu jam pertama setelah kelahiran
bayinya
17. Menganjurkan ibu melakukan mobilisasi miring kanan dan kiri setelah 2 jam
postpartum
18. Siapkan rencana rujukan.
i
Wanita harus dianjurkan untuk mengadopsi posisi tegak dalam
persalinan. Ini sesuai dengan hukum gravitasi untuk membantu
persalinan dan memfasilitasi kelahiran.
4) Nutrisi dalam Persalinan
Anjurkan ibu untuk mendapat asupan (makanan ringan dan minum
air) selama persalinan dan proses kelaahiran bayi. Sebagian ibu
masih ingin makan selama fase laten persalinan tetapi setelah
memasuki fase aktif, mereka hanya ingin mengkonsumsi cairan saja.
Keluarga harus sesering mungkin menawarkan minum dan makanan
ringan karena akan membantu ibu memperoleh energi dan mencegah
dehidrasi. (JNPK-KR, 2012:50)
5) Periksa Dalam (VT)
Periksa dalam dilakukan atas pertimbangan bidan, bergantung pada
kebutuhan individual wanita, persetujuan dan kemajuan persalinan.
Sensitivitas harus diterapkan setiap waktu karena banyak wanita
merasa periksa dalam tidak nyaman dan menyebabkan trauma. Jika
memungkinkan, pemeriksaan harus diminimalkan (hanya jika
diindikasikan secara klinis) dan idealnya harus dilakukan oleh orang
yang sama. Periksa dalam dilakukan untuk:
a) Menginformasi masuknya persalinan
b) Memberikan data dasar untuk perkembangan selanjutnya
c) Mengkaji kemajuan persalinan dan mendeteksi indikasi yang
abnormal
d) Mengkaji bagian presentasi/posisi jika merasa ragu
e) Menginformasi kemajuan ke kala II persalinan
f) Menentukan posisi dan station bagian presentasi
g) Menentukan penyebab ketiadaan kemajuan di kala II
h) Memecahkan ketuban jika diindikasikan
i) Menyingkirkan prolaps tali pusat setelah ketuban pecah jika
ditemui bagian presentasi janin yang tidak masuk secara pas
atau yang belum mencakap atau terdapat polihidramnion.
(JNPK-KR, 2012:43)
i
b. Janin
Pengkajian semua informasi kesejahteraan janin dilakukan setiap kali
wanita dievaluasi untuk diagnosis persalinan, selama dan kapanpun
pemeriksaan dalam dilakukan selama persalinan baik untuk tujuan
memperbaharui informasi atau mengevaluasi kemajuan persalinan
berdasarkan perubahan serviks dan penurunan janin, kondisi janin yang
dipantau meliputi: DJJ bayi, warna dan adanya air ketuban, penyusupan
(molase) tulang kranium janin. (JNPK-KR, 2012:53)
3. Memberikan asuhan sayang ibu selama persalinan yang meliputi:
a. Membantu pengaturan posisi ibu
b. Memberikan dukungan emosional
c. Melakukan tindakan pencegahan infeksi
d. Meminta keluarga untuk mendampingi ibu selama persalinan
4. Dukungan dan Upaya Menyamankan pada Proses Persalinan
Dukungan dan upaya menyamankan dalam proses persalinan adalah
dengan menghadirkan keluarga atau suami karena dukungan sangatlah
membantu agar ibu merasa nyaman dan siap menghadapi proses persalinan
yang sebentar lagi akan dihadapinya, adapun beberapa upaya yang dilakukan
yaitu :
a. Mengambil dan Mengeluarkan Napas
Relaksasi ini dapat diajarkan ketika seorang wanita berada pada
persalinan aktif jika ia belum mengetahuinya. Teknik ini terdiri dari
wanita mengambil napas dalam dan kemudian mengeluarkan semuanya
dengan “suatu hembusan kuat” setelah kontraksi selesai. Teknik ini
berfungsi ganda, tidak hanya meningkatkan relaksasi, tetapi juga
membersihkan napas dengan menghilangkan kemungkinan hiperventilasi
selama kontraksi atau untuk memutus pola napas cepat, serta dapat
membantu meningkatkan tekanan pada perut dengan demikian akan
membantu pengeluaran janin. (Indrayani dkk, 2016:129)
b. Mencegah Keletihan dengan Mengupayakan Istirahat
Keletihan dapat dicegah dengan empat cara yaitu meminta ibu bernapas
pada saat yang tepat, mengatur prosedur yang diperlukan,
i
mengendalikan lingkungan, menghadirkan siapa yang boleh berada
diruangan sebagai pendamping, serta mencegah keletihan dengan
mengupayakan istirahat diantara kontraksi merupakan upaya mendukung
dan meningkatkan kenyamanan yang lain. (Indrayani, 2016:245).
c. Menjaga Kebersihan dan Kondisi Kering
Kebersihan dan kondisi kering meningkatkan kenyamanan dan relaksasi
serta menurunkan resiko infeksi. Perawatan perineum dan
mempertahankanya tetap kering, akan menambah perasaan sejahtera
pada ibu, hal ini dilakukan dengan mengganti pakaian yang dipakai ibu
jika sudah basah, mengganti perlak dan melakukan perawatan perineum
untuk menghilangkan larutan atau rabas, menggunakan teknik
membersihkan cermat dari depan ke belakang (Indrayani, 2016:236-
237).
d. Usapan pada Punggung
Ada dua usapan punggung yang dapat meningkatkan dukungan dan
kenyamanan bagi ibu, salah satunya adalah usapan menyeluruh pada
punggung, yang digunakan untuk meningkatkan relaksasi. Usapan kedua
disebut usapan punggung OB, keduanya menunjukkan perhatian
terhadap ibu sekaligus menjamin kehadiran orang lain selama usapan
pada punggung diberikan. Dengan dilakukannya usapan punggung dapat
mengangkat oksiput mejauh dari saraf tulang belakang sehingga
membantu mengurangi nyeri. (Indrayani, 2016:139).
e. Melakukan persiapan pertolongan persalinan meliputi persiapan
perlengkapan pelindung diri, persiapan tempat persalinan, peralatan dan
bahan.
f. Persiapan tempat dan lingkungan untuk kelahiran bayi
Persiapan untuk pencegahan kehilangan panas tubuh yang berlebihan pada
bayi baru lahir dengan memastikan bahwa ruangan dengan suhu minimal
250C, mematikan AC dan kipas angin, sedia lampu penghangat 60 watt
dengan jarak 60 cm.
g. Membersihkan perineum ibu
i
Gunakan gulungan kapas atau kasa bersih yang dibasahi dengan air DTT,
bersihkan dari bagian atas ke bawah (dari bagian anterior vulva kearah anus),
cegah terjadinya kontaminasi tinja.
h. Melakukan amniotomi
Lakukan amniotomi jika selaput ketuban belum pecah, telah terjadi
pembukaan lengkap, dan ibu meneran spontan.
i. Membimbing ibu meneran saat ada kontraksi
j. Melakukan proses pertolongan persalinan sesuai prosedur
k. Melakukan manajemen aktif kala III
Tujuan MAK III adalah membuat uterus berkontraksi lebih efektif sehingga
dapat mempersingkat waktu, mencegah perdarahan, dan mengurangi jumlah
perdarahan selama kala III persalinan.
l. Memeriksa kondisi perineum
Perhatikan dan temukan penyebab perdarahan dari laserasi/robekan perineum
atau vagina. Nilai perluasan laserasi perineum.
m. Melakukan pemantauan keadaan umum ibu selama 2 jam postpartum
Sebagian besar kesakitan dan kematian ibu akibat perdarahan pasca
persalinan terjadi dalam 4 jam pertama setelah kelahiran bayi. Karena ini
sangat penting untuk memantau ibu secara ketat segera setelah persalinan.
i
2. Passanger
Passanger meliputi janin, plasenta dan air ketuban
a. Janin
Janin bergerak sepanjang jalan lahir akibat interaksi beberapa faktor,
diantaranya: ukuran kepala janin, presentasi letak, sikap dan posisi janin
karena plasenta dan air ketuban juga harus melewati jalan lahir, maka
dianggap sebagai bagian dari passanger yang menyertai janin. Namun
plasenta dan air ketuban jarang menghambat proses persalinan pada
kehamilan normal. Bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah
kepala janin. Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan
b. Tali Pusat
Umumnya plasenta akan terbentuk lengkap pada kehamilan kira-kira
16 minggu, dimana ruang amnion telah mengisi seluruh rongga rahim.
Tali pusat/cord umbilicalis disebut juga feoniculus. Pada minggu ke-5
tali pusat terbentuk. Tali pusat terdapat antara pusat janin dan permukaan
fetal plasenta.
c. Plasenta
Selama minggu ke-3 setelah konsepsi, sel tropoblast dari villi
chorionic berlanjut untuk meng-invasi desidua basalis. Saat kapiler uteri
terbentuk, keadaan ini berlanjut dengan arteri endometrial yang
membentuk posisi seperti spiral, ruang yang terbentuk diisi dengan darah
maternal. Villi chorionic tumbuh di dalam rongga dengan dua lapisan sel,
yang terluar namanya syncitium dan yang bagian dalam adalah
cytotropoblast. Lapisan yang ketiga berkembang didalam septa yang
membagi desidua ke dalam area yang terpisah yang disebut cotyledons.
Pada setiap 15-20 kotiledon, villi chorionic bercabang keluar dengan
sistem pembuluh darah fetal yang begitu kompleks. Setiap cotyledon
merupakan satu unit fungsional. Struktur secara keseluruhan disebut
dengan plasenta. Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi janin
karena merupakan alat pertukaran zat anatara ibu dan anak dan
sebaliknya.
i
d. Air ketuban
Volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan kira-kira 1000-1500
cc. Air ketuban berwarna putih keruh, berbau amis, dan berasa manis.
Reaksinya agak alkalis atau netral. Komposisinya terdiri atas 90% air,
sisanya albumin, urea, asam urik, kreatinin, sel-sel epitel, rambut lanugo,
verniks caseosa dan garam an-organik. Kadar protein kira-kira 2,6%g/l
terutama albumin. Cavum amnion menerima cairan dengan difusi dari
darah maternal. Fetus menelan cairan tersebut dan mengalirkannya ke
dalam dan keluar paru fetal. Urine fetus juga mengalir masuk ke dalam
cairan ini yang akan mempertinggi volume cairan amnion. Sedikitnya
kurang dari 300 ml cairan amnion dihubungkan dengan abnormalitas
pada renal fetal. Cairan yang lebih tinggi dari 2 liter cairan amnion
(hydramnion) dihubungkan dengan malformasi gestrointestinal dan
malformasi lainnya.
3. Power
Power adalah kekuatan yang mendorong janin keluar (power) terdiri dari:
a. His (kontraksi otot uterus)
His merupakan kontraksi otot rahim pada persalinan yang terdiri dari
kontraksi otot dinding perut, kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan
mengejan dan kontraksi ligamentum rotundum.
n. Tenaga mengejan
Power atau tenaga yang mendorong anak keluar
BAB III
TINJAUAN KASUS
i
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas / Biodata
Nama : Ny. A Nama Suami : Tn. K
Umur : 29 tahun Umur : 35 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani
Alamat : Sriminosari Alamat : Sriminosari
2. Alasan kunjungan
Ibu mengatakan mulas-mulas dan nyeri pada bagian perut yang menjalar
kepunggung, sudah keluar lender
3. Riwayat menstruasi
HPHT : 22-10-2020
TP : 26-07-2021
Siklus : 28 hari, teratur
Masalah yang pernah dialami : Tidak ada
4. Riwayat perkawinan
Perkawinan ke-1
Usia saat kawin : 21 tahun
Lama perkawinan : 9 tahun
Berat badan
kehamilan
persalinan
Penolong
Keadaan
Penyulit
Jumlah
Tanggal/ Panjang
Usia
No anak
tahun lahir badan
sekarang
6. Riwayat Imunisasi
Ibu telah menerima imunisasi sampai TT5
i
7. Riwayat penyakit/operasi yang lalu
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit menular, menahun dan
menurun serta tidak memiliki riwayat operasi
8. Riwayat yang beruhubungan dengan masalah kespro
Ibu mengatakan tidak pernah ada masalah
9. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan
10. Riwayat KB
Ibu mengatakan sebelumnya menggunakan KB suntik 3 bulan
11. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Umum :makan2 sehari 3x, nafsu makan bertambah, eliminasi
tidak ada masalah, tidur nyenyak, dan aktivitas sudah
dikurangi.
Data psikososial :menantikan kelahiran bayinya, sudah mempersiapkan
biaya untuk persalinan.
B. DATA OBJEKTIF
i
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik BB sebelum hamil : 46 kg
TD : 120/70mmHg BB sekarang : 59 kg
N : 82 x/menit TB : 150cm
P : 21 x/menit IMT : 24 kg/m2
S : 36oC LILA : 24 cm
i
3. PemeriksaanPenunjang
a. Hemoglibin : 12.6 gr/dl e. Glukosa Urine : ( - )
b. HbsAg :(-) f. Protein Urine : ( - )
c. HIV :(-)
d. Sifilis :(-)
C. ASSESMENT
G2 P1 A0, Usia kehamilan 39 minggu inpartu kala I fase aktif, janin tunggal, hidup,
intra uterin, presentasi kepala, keadaan ibu dan janin sehat
DS : ibu mengatakan perutnya mulas dan kencang semakin sering dan lama
DO : Pembukaan : 7 cm
Ketuban :+
Presentasi : kepala
Portio : lunak, tipis
Penurunan : H-III
TTV : TD : 120/80 mmHg
N : 82x/menit
RR : 21x/menit
S : 36 oC
Masalah Potensial :-
D. PLANNING
i
Pelaksanaan Evaluasi
i
lakukan
vt ulang
5.Atur posisi 10.30 1.Atur 10.30 Sudah
WIB posisi WIB diatur posisi
nyaman persalina pasien
n yang
menurut
pasien
nyaman
6.Anjurkan 10.50 1.Beritah 10.50 Sudah
WIB u suami WIB dilakukan
makan dan untuk
minum memberi
kan ibu
makan
dan
minum
selagi ibu
mau
untuk
menamba
h tenaga
saat
mengeda
n.
7.Lakukan 11.00 1.Lakuka 11.00 Sedag
WIB n WIB dilakukan
pertolongan tindakan pertolongan
persalinan saat ibu
sudah
siap
untuk
bersalin
dan
mengeda
n.
i
IMPLEMENTASI
i
minum. makan dan
minum
6. Atur posisi nyaman ibu biarkan 6. Ibu miring kiri
ibu memilih posisi yang sesekali ke
menurutnya nyaman. kanan
Observasi:
DJJ : 138 x/menit
His : 5 x 10’, >40”
Nadi : 90 x/menit
Observasi:
DJJ : 135 x/menit
His : 5 x 10’, >40”
Nadi : 86 x/menit
Observasi:
DJJ : 140 x/menit
His : 5 x 10’, >40”
Nadi : 88 x/menit
Observasi:
i
DJJ : 140 x/menit
His : 5 x 10’, >40”
Nadi : 88 x/menit
dilakukan VT dengan hasil
pembukaan 9 cm, portio lunak
tipis
i
Ibu mengatakan seperti ingin BAB dan keinginan untuk meneran
2. Data Obyektif
a. TTV
b. TD :120/70 mmHg
c. N : 84 x/m
d. P : 22 x/m
e. S : 36 ºC
f. DJJ : 140 x/m
g. Pemeriksaan dalam
Pembukaan : 10 cm Portio : lunak, tipis
Ketuban :- Penurunan : H-IV
Presentasi : kepala
h. Kontraksi 5x dalam 10 menit lamanya 45 detik, teratur
i. Terlihat ada tanda gejala Kala II, dorongan meneran, tekanan pada anus,
perineum menonjol, vulva membuka, tampak didepan vulva
3. Assesment
a. Diagnosa
G1P0A0, Usia kehamilan 39 minggu, janin tunggal hidup intra uteri, inpartu
kala II.
b. Dasar :
1) His kuat dengan frekuensi 5 x/10 detik lamanya 45 detik
2) DJJ 140x/ menit
3) Pemeriksaan dalam vulva tidak ada varises, dinding vagina tidak terdapat
benjolan, portio tidak teraba, pembukaan 10 cm, selaput ketuban (-)
SRM pukul 09.30 WIB berwarna jernih, presentasi belakang kepala,
UUK kanan depan, penurunan hodge -IV
4) Terdapat tanda gejala kala II
c. Masalah potensial : partus macet, laserasi jalan lahir
i
4. Penatalaksanaan (P)
a. Anjurkan ibu untuk selalu didampingi oleh keluarganya
Menganjurkan ibu untuk selalu didampingi oleh keluarganya selama proses
persalinan dan kelahiran bayinya
Suami dan keluarga telah mendampingi ibu
b. Anjurkan keluarga untuk ikut terlibat dalam asuhan
Menganjurkan keluarga untuk ikut terlibat dalam asuhan diantaranya
membantu ibu mengganti posisi, melakukan rangsangan taktil, memberikan
makanan dan minuman, dan memberi dukungan kepada ibu
Suami telah membantu ibu untuk mengganti posisi, memberikan minum,
mengusap punggung dan perut, serta memberi dukungan kepada ibu
c. Berikan dukungan dan semangat kepada ibu dan anggota keluarganya
Memberi dukungan dan semangat kepada ibu dan anggota keluarganya
dengan menjelaskan kemajuan proses persalinan, ibu akan segera melahirkan
bayinya, pembukaan sudah lengkap
Ibu dan keluarga mengerti tentang kemajuan proses persalinan ibu
d. Tentramkan hati ibu
Tentramkan hati ibu dalam menjalani dan menghadapi persalinan dengan
memberitahu ibu bahwa proses persalinan yang dialami ibu akan segera
berakhir dan ibu harus kuat menjalaninya
Ibu mengerti dan ibu merasa lebih tenang
e. Bantu ibu memilih posisi
Membantu ibu untuk memilih posisi yang nyaman saat meneran seperti
setengah duduk, jongkok, berdiri
Ibu memilih posisi meneran setengah duduk
f. Anjurkan ibu minum
Menganjurkan ibu untuk minum disela-sela kontraksi dengan bantuan
keluarga
Ibu minum saat tidak ada kontraksi
g. Anjurkan ibu meneran
i
Menganjurkan ibu meneran saat ada kontraksi dan istirahat saat tidak ada
kontraksi, tidak menahan nafas saat meneran dan tidak mengangkat bokong
saat meneran, dengan lutut ditarik ke arah dada dan dagu ditempelkan ke
dada serta mengangkat kepala melihat kearah perut ibu
Ibu meneran dengan benar
h. Lakukan pertolongan kelahiran bayi
Melakukan pertolongan kelahiran bayi dengan teknik sanggah susur,
melakukan penilaian sepintas, dan mengeringkan tubuh bayi
Bayi lahir spontan pervaginam pada tanggal 13 Oktober 2030 pukul 13.00
WIB, jenis kelamin laki-laki, bernafas dan menangis spontan, warna kulit
kemerahan, tonus otot baik, tidak ada kelainan bawaan, janin tunggal,
kontraksi baik, perdarahan 100 cc.
i
2. Data Obyektif (O)
a. Kesadaran : Composmentis
b. Keadaan Umum : Baik
c. Tanda Vital
1) Tekanan Darah : 110/70 mmHg
2) Pernafasan : 20 x/menit
3) Nadi : 80 x/menit
4) Suhu : 36,50C
d. TFU : sepusat
e. Kontraksi : baik
f. Plasenta belum lahir, tampak tali pusat di vulva, kandung kemih kosong
g. Bayi lahir jam 13.00 WIB bayi lahir spontan, jenis kelamin laki-laki,
menangis dan bernafas spontan, warna kulit kemerahan, tonus otot baik,
pergerakan aktif.
i
c. Lakukan penjepitan dan pemotongan tali pusat
Melakukan penjepitan dan pemotongan tali pusat menggunakan klem
Telah dilakukan penjepitan dan pemotongan tali pusat, klem tali pusat
dengan klem umbilikus
d. Lakukan IMD
Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu dengan metode kulit bayi menempel
pada kulit ibu untuk IMD, letakkan kepala bayi di antara payudara ibu
dengan posisi lebih rendah dari putting payudara ibu agar bayi dapat
menemukan puting susu
Telah dilakukan IMD, bayi belum menemukan putting
e. Lakukan penegangan tali pusat terkendali
Melakukan PTT dengan satu tangan melakukan dorso kranial dan tangan lain
menegangkan tali pusat untuk melihat pelepasan plasenta, setelah terdapat
tanda-tanda pelepasan plasenta, lakukan PTT kembali untuk melahirkan
plasenta, setelah tampak di introitus vagina, putar plasenta searah jarum jam
hinga selaput ketuban terpilin sampai plasenta keluar seluruhnya bersama
selapunya.
Telah dilakukan penegangan tali pusat terkendali, plasenta lahir jam 13.15
WIB
i
b. Ibu merasa senang atas kelahiran bayinya
2. Data Obyektif (O)
a. Kesadaran : Composmentis
b. Keadaan Umum : Baik
c. Tanda Vital
1) Tekanan Darah : 120/80 mmHg
2) Pernafasan : 20 x/menit
3) Nadi : 80 x/menit
4) Suhu : 36,50C
d. Kontraksi uterus baik, TFU 2 jari dibawah pusat, kandung kemih kosong
e. Pengeluaran pervaginam lokhea rubra, berbau khas, banyaknya ±100 cc,
plasenta telah lahir lengkap jam 13.15 WIB.
i
2) Melakukan massase uterus
3) Mengajarkan ibu dan keluarga cara massase uterus dengan gerakan
memutar searah jarum jam hingga uterus teraba keras
4) Observasi kontraksi uterus
Ibu dan keluarga mengerti pentingnya massase ueterus, mengerti cara
massase uterus dan uterus teraba keras
d. Memperkirakan jumlah kehilangan darah selama kala IV
Jumlah kehilangan darah selama kala IV terlampir dalam partograf
e. Memeriksa perineum untuk melihat ada tidaknya laserasi jalan lahir dan
perdarahan aktif
Tidak terdapat laserasi jalan lahir dan tidak ada perdarahan aktif
f. Memeriksa kelengkapan plasenta, kotiledon dan selaput plasenta untuk
memastikan tidak ada bagian yang tertinggal
Plasenta lahir lengkap, kotiledon dan selaput plasenta, tidak ada bagian
yang tertinggal
g. Mengevaluasi keadaan umum ibu dan vital sign
Keadaan ibu baik, kesadaran composmentis, TD 120/80 mmHg, pols
80x/menit, RR 20 x/menit, temp 36,50C
h. Mendekontaminasi tampat dan alat persalinan dengan air klorin
Alat dan tempat persalinan telah didekontaminasi dengan air klorin, sampah
telah dipisahkan dan dibuang
i. Membersihkan ibu dengan air DTT, dan mengganti baju ibu
Badan ibu telah dibersihkan dengan air DTT, dan pakaian ibu telah diganti
j. Menganjurkan keluarga untuk memberikan minum dan makan pada ibu
untuk membantu memulihkan tenaga ibu
Ibu minum dan makan roti setelah proses persalinan
k. Memberitahu ibu dan keluarga tanda bahaya kala IV seperti keluar darah
terlalu banyak, mata berkunang-kunang, pusing yang berlebihan
Ibu dan keluarga mengerti tanda bahaya kala IV
l. Mendokumentasikan seluruh asuhan yang telah diberikan terhadap ibu
selama proses persalinan dalam partograf
Asuhan kebidanan telah didokumentasikan dalam partograf
i
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Persalinan adalah serangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil
konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang
i
ditandai oleh perubahan progresif pada serviks, dan dikhiri dengan pelahiran
plasenta. Jadi persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin
dan plasenta) yang cukup bulan (37-42 minggu), spontan, presentasi belakang
kepala, dengan dorongan dari kekuatan ibu sendiri.
Ny. A usia 29 tahun P1A0 inpartu kala IV, Ibu partus pukul 13.00 WIB. Jenis
kelamin laki-laki, BB 2800 gr, PB 49 cm, LK: 33 cm, LD: 32 cm plasenta lahir
legkap pukul 13.15 WIB, TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik,
kandung kemih kosong dan tidak ada laserasi jalan lahir.
B. Saran
Diharapkan mahasiswa dapat mengaplikasikan teori dengan sungguh-sungguh
dalam memberikan asuhan di lahan praktik sesuai dengan standard pelayanan
kebidanan sehingga dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
i
Prawiharjo,sarwono.2009. Buku Acuan nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo
Manuaba, Prof.dr. Ida bagus Gde. 2010. Ilmu Penyakit Kandungan dan KB untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC