NIM/Absen : P4202010132/16
Kelas : D4 Alih Jenjang Kebidanan Kelas C
Mata Kuliah : Biostatistika
Dosen Pengampu : Dr. Heru S W N, S.Kp., M.Kes.
TUGAS INDIVIDU 1
CONTOH-CONTOH DALAM PENGUMPULAN DATA
A. WAWANCARA
1. Apa saja yang ibu lakukan dalam memotivasi ibu untuk mau
menerapkan proses inisiasi menyusu dini segera setelah bayi
dilahirkan?
2. Bagaimana dukungan suami, maupun keluarga ibu terhadap persiapan
diri ibu untuk melakukan proses inisiasi menyusu dini?
3. Bagaimana perasaan ibu mendapat dukungan dari suami dan keluarga?
Sumber : Yulianti. 2008. “Pedoman Wawancara Untuk Ibu Hamil”.
Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia: Depok.
B. KUESIONER
KUESIONER SIKAP TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI
Berilah tanda ceklis (√) pada masing-masing pernyataan sesuai dengan
sikap anda
SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju
S = Setuju STS = Sangat Tidak
Setuju
No Pernyataan SS S TS STS
1 Mengetahui letak dan fungsi organ reproduksi
sangat bermanfaat untuk saya
2 Berciuman di pipi dengan pacar adalah hal
yang
tidak wajar bagi saya
3 Menurut saya remaja tidak harus menghindari
perilaku seks bebas
4 Saya tidak perlu mengetahui tentang penyakit
menular seksual
5 Menurut saya kondom hanya boleh digunakan
oleh pasangan yang sudah menikah
6 Menurut saya tindakan pengguguran
kandungan merupakan tindakan yang
bertentangan dengan
hukum dan agama
7 Mempelajari alat/organ reproduksi bukan hal
yang penting bagi saya
8 Pengetahuan kesehatan reproduksi remaja
merupakan suatu kebutuhan saya sebagai
remaja
9 Saya perlu bersikap terbuka dan bercerita
tentang kesehatan reproduksi kepada orang
tua
10 Bila ada yang melakukan pelecehan seksual
terhadap saya, maka saya harus
melaporkan pada orang tua atau guru
11 Bila saya mengetahui seseorang melakukan
pelecehan terhadap teman saya, maka saya
harus melaporkannya kepada guru/orang tua
12 Menurut saya remaja perempuan tidak akan
hamil jika melakukan hubungan seksual
pra nikah hanya sekali saja
13 Menurut saya tindakan masturbasi/onani bisa
menimbulkan kehamilan
14 Menurut saya berhubungan seksual pra nikah
dengan pacar merupakan bukti cinta
kasih terhadap pasangan
15 Menurut saya tidak bakalan hamil, bila
berhubungan seksual saat menstruasi
16 Menurut saya aborsi merupakan jalan
keluar terbaik dari kehamilan remaja
diluar nikah
Sumber : Rizqiyah, Imroatur. 2017. “Efektifitas Pendidikan Kesehatan
Reproduksi Dan Seksual dengan Metode Ceramah dan Small Group
Discussion Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja Usia 16-17
Tahun”. Fakultas Keperawatan. Universitas Airlangga: Surabaya.
Instrumen Kuesioner Masalah Perilaku da Emosional (KMPE)
No PERTANYAAN Ya Tidak
1 Apakah anak anda sering bereaksi negatif, marah atau tegang
tanpa sebab yang jelas? (bereaksi negatif contohnya rewel,
tidak sabaran, banyak menangis, mudah tersinggung atau
bereaksi berlebihan bila merasa situasi tidak seperti yang
diharapkannya atau kemauannya
tidak terpenuhi)
2 Apakah anak anda tampak lebih memilih untuk menyendiri
atau bermain sendiri, atau
menghindar dari anak seumurnya atau orang dewasa?
(ingin sendirian, menyendiri dengan ekspresi murung, tidak
bersemangat, sedih, atau kehilangan minat terhadap hal-hal
yang biasa sangat dinikmati)
3 Apakah anak anda cenderung bersikap menentang?
(membantah, melawan, tidak mau menurut atau melakukan hal
yang sebaliknya dari apa yang
diminta, serta tampak tidak perduli ketika diberitahu atau
ditegur)
4 Apakah anak anda mudah takut atau cemas berlebihan tanpa
sebab yang jelas ?
(misalnya takut pada binatang atau benda yang tidak
berbahaya, terlihat cemas ketika tidak melihat
ibu/pengasuhnya
5 Apakah anak anda sering sulit konsentrasi, perhatiannya
mudah teralihkan atau banyak
bergerak / tidak bisa diam?
(misalnya anak tidak bisa bertahan lama untuk bermain
dengan satu permainan, mudah mengalihkan perhatian bila
ada hal lain yang lebih menarik perhatian seperti bunyi atau
gerakan, tidak bisa duduk dengan tenang, banyak bergerak
atau cenderung berjalan / berlari mondar-mandir)
6 Apakah anak anda lebih banyak menempel / selalu minta
ditemani, mudah cemas dan tidak
percaya diri ?
(seakan minta perlindungan atau minta ditemani pada berbagai
situasi, terutama ketika berada dalam situasi baru atau ada
orang yang baru dikenalnya; mengekpresikan kecemasan serta
terlihat tidak percaya diri)
7 Apakah anak anda menunjukkan adanya perubahan pola tidur?
(Seperti sulit tidur, terjaga sepanjang hari, sering terbangun di
waktu tidur malam oleh karena mimpi buruk, mengigau,
menangis didalam tidurnya)
8 Apakah anak anda mengalami perubahan pola makan dari
yang biasanya?
(kehilangan nafsu makan, tidak mau makan sama sekali, atau
sebaliknya makan berlebihan, sangat memilih jenis makanan
atau membiarkan makanan lama dimulut tanpa dikunyah/
diemut)
9 Apakah anak anda seringkali mengeluh sakit kepala, sakit
perut atau keluhan fisik lainnya dalam
waktu-waktu tertentu?
10 Apakah anak anda mudah putus asa atau frustrasi dan sering
menunjukkan emosi yang negatif ?
(Seperti sedih atau kecewa yang berkepanjangan, mudah
mengeluh, marah atau protes. Misal ketika anak merasa
kesulitan dalam menggambar, lalu berteriak minta tolong,
marah, atau kertasnya disobek)
11 Apakah anak anda menunjukkan kemunduran pola perilaku
dari kemampuan yang sudah dimilikinya ?
(seperti mengompol kembali, menghisap jempol, atau tidak
mau berpisah dengan
orangtua/pengasuhnya)
12 Apakah anak anda sering berkelahi, bertengkar, atau
menyerang anak lain baik secara verbal
maupun non-verbal ?
(seperti misalnya mengejek, meneriaki, merebut permainan,
atau memukul temannya)
13 Apakah anak anda sering diperlakukan tidak menyenangkan
oleh anak lain atau orang dewasa?
(seperti misalnya ditinggal bermain, dihindari, diejek, dikata-
katai, direbut mainannya atau
disakiti secara fisik)
14 Apakah anak anda cenderung berperilaku merusak atau
cenderung selalu ingin menang atau
menguasai.
(Misalnya merusak benda, menyakiti dirinya atau binatang)
TOTAL
Sumber : Kemenkes RI. 2016. Pedoman Pelaksanaan: Stimulasi, Deteksi
dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Direktorat
Kesehatan Keluarga.
C. OBSERVASI
Observasi kesadaran pasien meliputi :
Composmentis (pasien mengalami kesadaran penuh dengan memberikan
respons yang cukup terhadap stimulus yang diberikan), apatis (pasien
mengalami acuh tak acuh terhadap keadaan sekitarnya), somnolen (pasien
memiliki kesadaraan yang lebih rendah, ditandai dengan pasien tampak
mengantuk, selalu ingin tidur dan responsive terhadap rangsangan ringan,
tetapi masih memberikan respons terhadap rangsangan yang kuat), sopor
(pasien tidak memberikan respons ringan atau sedang, tetapi masih
memberikan respons sedikit terhadap rangsangan yang kuat dengan
adanya refleks pupil terhadap cahaya yang masih positif), koma (pasien
tidak dapat bereaksi terhadap stimulus atau rangsangan apapun sehingga
refleks pupil terhadap cahaya tidak ada) dan disorientasi (tingkat
kesadaran yang paling bawah, ditandai dengan disorientasi yang sangat
iritatif, kacau dan salah terhadap persepsi terhadap rangsangan sensorik).
Sumber : Uliyah, Musrifatul. 2008. Aplikasi Dasar-dasar Praktik
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
D. PEMERIKSAAN
Tes Daya Lihat
a. Tujuan tes daya lihat adalah mendeteksi secara dini kelainan daya lihat
agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan
untuk memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih besar
b. Jadwal tes daya lihat dilakukan setiap 6 bulan pada anak usia
prasekolah umur 36 sampai 72 bulan.
c. Tes ini dilaksanakan oleh tenaga kesehatan.
d. Alat/sarana yang diperlukan adalah:
Ruangan yang bersih, tenang dengan penyinaran yang baik
Dua buah kursi, 1 untuk anak dan 1 untuk pemeriksa
Poster “E” untuk digantung dan kartu “E” untuk dipegang anak
Alat Penunjuk
Sumber : Kemenkes RI. 2016. Pedoman Pelaksanaan: Stimulasi, Deteksi
dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak. Direktorat Kesehatan
Keluarga: Jakarta
E. STUDI DOKUMENTASI
Status Imunisasi TT pada Wanita Usia Subur (WUS)
Alat : dari buku KIA ibu
Sumber : Syaida, Rosyida. 2017. “Hubungan Peran Petugas Kesehatan
dengan Status Imunisasi TT pada Wanita Usia Subur di Puskesmas
Danurejan I Yogyakarta”. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas ‘Aisyiah:
Yogyakarta.
1. Skala Nominal
Status Perkawinan Menikah/Belum menikah
2. Skala Ordinal
Tingkatan kadar glukosa Hipoglikemi/normal/hiperglikemi
Hipoglikemi : < 100 mg/ dl (rentangnya 100)
Normal : 100-200 mg/dl (rentangnya 100)
Hiperglikemi : >200 mg/dl (rentangnya tidak terbatas)
Ada kategori dan tingkatan namun tidak memiliki tingkatan yang sama
3. Skala Interval
Skala pH (0,1,2,3,4……..15…….dst)
Tidak memiliki nol mutlak karena nilai nol sebagai simbol, pH 0 artinya
masi memiliki pH)
4. Skala Rasional
Lingkar Kepala Bayi (0,1,2,3,……..25……..35……..40 cm)
Memiliki nilai mutlak karena bila LK nya 0 maka tidak ada
TUGAS INDIVIDU 3
7. Kurva hasil
Normal karena Skenew = 0 / modus = mean = median
TUGAS INDIVIDU 4
CONTOH PROSES UJI DATA
1. Hipotesis Komparasi
Perbedaan Pengetahuan Ibu Nifas dengan Penyembuhan Luka Perineum
2. Tentukan 2 Variabel
Variabel bebas : Pengetahuan ibu nifas
Variabel terikat : Penyembuhan luka perineum
3. Teknik pengumpulan data
Pengetahuan ibu nifas dengan pemberian kuesioner
Penyembuhan luka perineum dengan pemeriksaan
4. Tentukan kategori dan kode
Pengetahuan ibu nifas :
Pengetahuan ibu nifas Kode
Kurang baik 1
Cukup baik 2
Baik 3
1. Contoh Uji T
a. Judul
Hubungan antara gizi rendah ibu hamil dengan BB bayi yang dilahirkan
b. Variabel
Variabel bebas : Status gizi ibu hamil
Variabel terikat : BB bayi
c. Kategori dan Kode
Status gizi ibu hamil : rendah 1 normal 2
BB bayi : angka BB (gram)
d. Tabel
No Tingkat Konsumsi
Kadar Hb
. Tablet Fe
1 1 12.5
2 1 13.0 Mean : 12.7
3 1 12.0 Standar Deviation : 0.7
4 1 11.8
5 1 12.8
6 1 13.1
7 1 13.9
8 1 12.5
9 1 11.5
10 1 13.5
11 1 13.0
12 1 12.45
13 1 12.6
14 2 12.4
15 2 12.0
16 2 11.4
17 2 11.9
18 2 11.0
19 2 10.0
20 2 11.1
21 2 12.0 Mean : 11.5
22 2 12.3
23 2 10.5 Standar Deviation : 0.8
24 3 10.1
25 3 9.1
26 3 9.8
Mean : 9.9
Standar Deviation : 0.5
27 3 10.0
28 3 11.0
29 3 9.6
30 3 10.4
31 3 9.5
32 3 10.0