Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH MANAJEMEN NYERI, PEMANTAUAN HIS/KONTRAKSI,

DAN PEMANTAUAN PARTOGRAPH

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah

“Keperawatan Maternitas”

Dosen Pengampu :

Ns. Eli Rusmita, M.Kep

Disusun oleh :

Ammrullah abiazza (10522052)


Noerzaquila moreno putri (10522058)
Ira septia wulandari. (10522067)
Azka ula syifa (10522068)
Wulandari nursetiadi (10522079)

POLITEKNIK KESEHATAN TNI AU CIUMBULEUIT

Jl.Ciumbuleuit No.203, Ciumbuleuit Kec Cidadap, Kota Bandung, Jawa Barat,


40142

TAHUN AJARAN 2023 – 2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang sudah melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayahnya sehingga kami bisa menyusun tugas Makalah
Maternitas ini dengan baik serta tepat waktu.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan Makalah Manajemen Nyeri,
Pemantauan His/Kontraksi, dan Pemantauan Partograph ini. Tentunya, tidak akan
bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik


dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam Makalah Manajemen
Nyeri, Pemantauan His/Kontraksi, dan Pemantauan Partograph ini.

Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki Makalah Manajemen Nyeri, Pemantauan
His/Kontraksi, dan Pemantauan Partograph ini. Kami berharap semoga karya
ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

Penyusun,

PAGE \* MERGEFORMAT 2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................i


Daftar Isi ..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...............................................................................1
1.2 Tujuan penulisan ............................................................................2
1.3 Manfaat ..........................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Manajemen Nyeri ..........................................................................5
2.2 Pemantauan His/Kontraksi.............................................................9
2.3 Pemantauan Partograph ................................................................13
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan ..........................................................................................16
2. Saran ....................................................................................................16
Daftar Pustaka ..................................................................................................17

PAGE \* MERGEFORMAT 2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nyeri persalinan merupakan suatu kondisi yang fisiologis. Keadaan


tersebut merupakan perasaan yang tidak menyenangkan yang terjadi
selama proses persalinan. Nyeri persalinan mulai timbul pada persalinan
kala I fase laten dan fase aktif. Makin lama nyeri yang dirasakan akan
bertambah kuat, puncak nyeri terjadi pada fase aktif, dimana pembukaan
lengkap sampai 10 cm. Intensitas nyeri selama persalinan akan
mempengaruhi kondisi psikologis ibu, proses persalinan dan kesejahteraan
janin (Perry dan potter dalam Yana, et al, 2015:1).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pada masyarakat primitif,


persalinannya lebih lama dan nyeri, sedangkan masyarakat yang telah
maju 7- 14% bersalin tanpa rasa nyeri dan sebagian besar (90%)
persalinan disertai rasa nyeri. Tingginya persepsi nyeri yang dirasakan
oleh ibu bersalin sehingga kebanyakan dari mereka tidak memfokuskan ke
kelahiran bayinya, justru mereka lebih memfokuskan pada nyeri
persalinan yang dirasakannya (Handayani et al, 2016: 120).

Nyeri persalinan dapat menimbulkan stress yang menyebabkan


pelepasan hormon yang berlebihan seperti hormon steroid dan
katekolamin. Hormon ini dapat menyebabkan terjadinya ketegangan otot
polos dan vasokonstriksi pembuluh darah, sehingga dapat mengakibatkan
penurunan kontraksi uterus, pengurangan aliran darah dan oksigen ke
uterus, serta timbulnya iskemia uterus yang membuat impuls nyeri
bertambah banyak. Pada tahap awal persalinan dapat menjadi waktu yang
sulit bagi sebagian besar ibu, khususnya ibu yang melahirkan anak
pertamanya. Rasa khawatir, takut dan cemas akan memainkan perasaan

PAGE \* MERGEFORMAT 2
ibu dalam kemampuan dan keyakinan ibu untuk menghadapi persalinan
(Judha et al, 2012: 77).

Salah satu faktor yang sering menyebabkan mortalitas dan


morbiditas pada ibu bersalin adalah partus lama. Partus lama terjadi
apabila persalinan berlangsung lebih dari 24 jam pada primigravida dan
lebih dari 18 jam pada multigravida. Partus lama akan menyebabkan
infeksi, kehabisan tenaga, dehidrasi pada ibu, kadang dapat terjadi
perdarahan post partum yang dapat menyebabkan kematian ibu. Bidan
diharapkan mampu mengidentifikasi secara dini penyulit persalinan dan
mampu merujuk ibu hamil tersebut secara tepat waktu dengan keputusan
klinik yang benar.Untuk dapat mencapai semua kompetensi dan tujuan itu,
diperlukan pengetahuan yang cukup tentang partograf.

Persalinan atau melahirkan bayi adalah suatu proses normal pada


wanita usia subur. Persalinan merupakan peristiwa penting yang sangat
ditunggu oleh setiap pasangan suami-istri. Menyambut kelahiran sang
buah hati merupakan saat yang membahagiakan setiap keluarga. Maka
segala dukungan moral dan material dicurahkan oleh suami, keluarga,
bahkan seluruh anggota masyarakat demi kesejahteraan ibu dan janinnya
(Maryunani 2016). Menurut World Health Organization (WHO), setiap
hari sekitar 830 wanita usia subur meninggal disebabkan oleh masalah
yang berkaitan dengan kehamilanan persalinan. Pada tahun 2015,
sebanyak 303.000 wanita meninggal selama kehamilan dan persalinan.
Sebanyak 99% dari seluruh kematian ibu tersebut terjadi di negara
berkembang, Angka Kematian Ibu (AKI) di negara berkembang pada
tahun 2015 adalah 239/100.000 Kelahiran Hidup (KH) dibanding
12/100.000 KH di negara maju dan angka kematian anak dibawah umur 5
tahun 43/1.000 KH (WHO 2016).

PAGE \* MERGEFORMAT 2
B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang manajemen nyeri,
pemantauan his/kontraksi, dan pemantauan partograf dalam upaya
meningkatkan kualitas dan keselamatan persalinan.

2. Tujuan Khusus:
1. Manajemen Nyeri:
a. Mendeskripsikan berbagai metode manajemen nyeri selama
persalinan.
b. Membandingkan efektivitas dan keamanan metode manajemen nyeri
yang berbeda.
c. Memberikan panduan bagi bidan dan ibu hamil dalam memilih
metode manajemen nyeri yang tepat.

2. Pemantauan His/Kontraksi:
a. Menjelaskan cara kerja dan manfaat pemantauan his/kontraksi.
b. Mendeskripsikan berbagai metode pemantauan his/kontraksi.
c. Memberikan panduan bagi bidan dalam menginterpretasi hasil
pemantauan his/kontraksi.

3. Pemantauan Partograf:
a. Menjelaskan tujuan dan manfaat penggunaan partograf.
b. Mendeskripsikan cara mengisi dan menginterpretasi partograf.
c. Memberikan panduan bagi perawat dalam menggunakan partograf
untuk mendeteksi dini komplikasi persalinan.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
C. Manfaat Penulisan
a. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman bidan tentang
manajemen nyeri, pemantauan his/kontraksi, dan pemantauan
partograf.
b. Meningkatkan kualitas dan keselamatan persalinan.
c. Memberikan panduan bagi bidan dalam memberikan pelayanan
persalinan yang optimal.
d. Meningkatkan kepuasan ibu hamil terhadap pelayanan persalinan.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
BAB II
KONSEP DASAR

2.1 MANAJEMEN NYERI


1. PENGERTIAN
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual maupun
potensial. Sedangkan nyeri persalinan merupakan pengalaman subyektif
tentang sensasi isik yang terkait dengan kontraksi uterus, dilatasi dan
penipisan serviks, serta penurunan janin selama persalinan. Respon
fisiologis terhadap nyeri meliputi peningkatan tekanan darah, denyut nadi,
pernapasan, keringat, diameter pupil, dan ketegangan otot.
Nyeri persalinan merupakan pengalaman subjektif tentang sensasi
fisik yang terkait dengan kontraksi uterus, dilatasi dan penipisan serviks,
serta penurunan janin selama persalinan. Respon fisiologis terhadap nyeri
meliputi peningkatan tekanan darah, denyut nadi pernapasan, keringat,
diameter pupil, dan ketegangan otot.

2. TANDA DAN GEJALA


Nyeri persalinan ditandai dengan adanya kontraksi rahim,
kontraksi sebenarnya telah terjadi pada minggu ke-30 kehamilan yang
disebut kontraksi braxton hicks akibat perubahan-perubahan dari hormon
estrogen dan progesteron tetapi sifatnya idak teratur, tidak nyeri dan
kekuatan kontraksinya sebesar 5 mmHg, dan kekuatan kontraksi Braxton
hicks ini akan menjadi kekuatan his dalam persalinan dan sifatnya teratur.
Kadang kala tampak keluarnya cairan ketuban yang biasanya pecat
menjelang pembukaan lengkap, tetapi dapat juga keluar sebelum proses
persalinan. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan dapat
berlangsung dalam waktu 24 jam.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
3. PENYEBAB
a. Kontraksi uterus yang kuat dan progresif selama persalinan adalah
penyebab utama nyeri persalinan. Kontraksi ini menyebabkan tekanan
pada serviks dan jaringan sekitarnya, yang memicu rasa sakit.
Nyeri akibat kontraksi uterus biasanya terasa di perut dan punggung,
dan dapat menjalar ke paha dan bokong.
b. Iskemia uterus, Kontraksi uterus yang kuat dapat mengurangi aliran
darah ke uterus, yang menyebabkan iskemia uterus. Iskemia uterus ini
dapat menyebabkan rasa sakit dan kram di perut.
c. Peregangan jaringan, Persalinan menyebabkan peregangan jaringan
vagina, perineum, dan serviks. Peregangan jaringan ini dapat
menyebabkan rasa sakit dan tegang.
d. Faktor psikologis, Ketakutan, kecemasan, dan stres dapat
memperburuk rasa sakit persalinan. Faktor psikologis ini dapat
menyebabkan tubuh melepaskan hormon stres yang meningkatkan rasa
sakit.
e. Faktor lain: Posisi janin yang tidak normal, Ukuran janin yang besar.
Kelainan persalinan, seperti persalinan lama atau persalinan macet.

4. TUJUAN MANAJEMEN NYERI


a. Mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan ibu.
b. Meningkatkan pengalaman persalinan yang positif.
c. Memperlancar proses persalinan.
d. Mencegah komplikasi persalinan.

Beberapa metode manajemen nyeri persalinan :

a. Teknik relaksasi, seperti pernapasan dalam dan meditasi.


b. Pijat.
c. Akupunktur.
d. Aromaterapi.
e. Mandi air hangat.
f. Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS).

PAGE \* MERGEFORMAT 2
g. Obat pereda nyeri, seperti ibuprofen, paracetamol, dan opioid.
5. MANAJEMEN NYERI PERSALINAN
Menurut Buku Ajar Asuhan Persalinan dan Manajemen Nyeri Persalinan,
(2019) :
a. Massage
Massage adalah tindakan penekanan oleh tangan pada jaringan lunak,
biasanya otot tendon atau ligamen, tanpa menyebabkan pergeseran atau
perubahan posisi sendi guna menurunkan nyeri, menghasilkan relaksasi,
dan atau meningkatkan sirkulasi. Gerakan- gerakan dasar meliputi:
gerakan memutar yang dilakukan oleh telapak tangan, gerakan menekan
dan mendorong kedepan dan kebelakang menggunakan tenaga, menepuk-
nepuk, meremas-remas, dan Gerakan meliuk-liuk. Beberapa metode
message antara lain:
1) Metode Effluerage
Memperlakukan pasien dalam posisi setengah duduk, lalu letakkan kedua
tangan pada perut dan secara bersamaan digerakkan melingkar ke arah
pusat simpisis atau dapat kjuga menggunakan satu telapak tangan
menggunakan gerakan melingkat atau satu
gerakan.
2) Metode deep back massage
Memperlakukan pasien berbaring miring, kemudian bidan atau keluarga
pasien menekan daerah sacrum secara mantap dengan telapak tangan,
lepaskan dan tekan lagi, begitu seterusnya. Deep back massage adalah
penekanan pada sakrum yang dapat mengurangi ketegangan pada sendi
sakroiliakus dari posisi oksiput posterior janin. Selama kontraksi dapat
dilakukan penekanan pada sakrum yang dimulai saat awal kontraksi dan
diakhiri setelah kontraksi berhenti. Jika klien menggunakan fetal monitor,
dapat mnelihat garis kontraksi antuk memulai dan mengakhiri penekanan.
Penekanan dapat dilakukan dengan tangan yang dikepalkan seperti bola
tenis pada sakrum 2,3,4. Metode deep back massage memperlakukan
pasien berbaring miring, kemudian bidan atau keluarga pasien menekan

PAGE \* MERGEFORMAT 2
daerah sacrum secara mantap dengan telapak tangan, lepaskan dan tekan
lagi begitu seterusnya. Selain itu dapat dilakukan dengan menggunakan
metode rubbing massage yaitu teknik pijatan yang dilakukan pada
punggung diantara kontraksi. Persalinan disertai rasa nyeri dan 7-14%
tidak disertai nyeri. Pada kala I terjadi kontraksi yang dapat menekan
ujung syaraf sehingga menimbulkan rangsangan nyeri dan berdampak
timbulnya ketakutan dan rasa takut. Ada rasa takut sehingga dapat
berdampak pada kecepatan pembukaan serviks sehingga dibutuhkan
intervensi untuk mengurangi rasa takut tersebut salah satunya dengan
memberikan pijatan pada ibu bersalin.
3) Gerakan pemijatan pada daerah pnggung bagian belakang lembut yang
dilakukan dari atas sampai ke bawah menggunakan telapak tangan atau
jari tangan.
4) Metode firm counter pressure
Memperlakukan pasien dalam kondisi duduk kemudian dan atau keluarga
pasien menekan sacrum secara bergantian dengan tangan yang dikepalkan
secara mantap dan beraturan.
5) Abdominal lifting
Memperlakukan pasien dengan cara membaringkan pasien pada posisi
kepala agak tinggi. Letakkan kedua telapak tangan pada pinggang pasien,
Kkemudian secara bersamaan lakukan usapan yang berlawanan ke arah
puncak perut tanpa menekan ke arah dalam, kemudian ulangi lagi.

b. Relaksasi
Ada beberapa posisi relaksasi yang dapat dilakukan selama
dalam keadaan istirahat atau selama proses persalinan
1) Berbaring terlentang, kedua tungkai kaki lurus dan terbuka sedikit,
kedua tangan rileks di samping di bawah lutut dan kepala diberi
bantal
2) Berbaring miring, kedua lutut dan kedua lengan ditekuk, di bawah
kepala diberi bantal dan di bawah perut sebaiknya diberi bantal

PAGE \* MERGEFORMAT 2
juga, agar perut tidak menggantung
3) Kedua lutut ditekuk, berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk.
kedua lengan di samping telinga
4) Duduk membungkuk, kedua lengan diatas sandaran kursi atau
diatas tempat tidur. Kedua kaki tidak boleh menggantung
Keempat posisi tersebut dapat dipergunakan selama ada his.

2.2 PEMANTAUAN HIS/KONTRAKSI

1. PENGERTIAN
His adalah kontraksi rahim yang dapat diraba menimbulkan rasa
nyeri diperut serta dapat menimbulkan pembukaan serviks kontraksi rahim
dimulai pada 2 face maker yang letaknya didekat cornu uteri. His yang
menimbulkan pembukaan serviks dengan kecepatan tertentu disebut his
efektif. His efektif mempunyai sifat adanya dominan kontraksi uterus pada
fundus uteri (fundal dominance), kondisi berlangsung secara syncron dan
harmonis, adanya intensitas kontraksi yang maksimal diantara dua
kontraksi, irama teratur dan frekuensi yang maksimal
diantara dua kontraksi.
Menurut Manuaba (2009) His adalah kontraksi uterus yang
involuntair dan intermiten, yang makin lama makin sering, makin kuat,
dan makin lama.
His adalah kekuatan kontraksi pada uterus karena otot-otot polos
rahim bekerja dengan baik dan sempurna. Sifat his yang baik adalah
bersifat simctris, dominan pada fundus, terkoordinasi, dan terjadi relaksasi.
His bersifat involunter karena perada di bawah pengaruh saraf intrinsik,
artinya ibu tidak memiliki kendali fisiologis terhadap frekuensi dan durasi
his. Kontraksi uterus juga bersifat intermiten sehingga ada periode
relaksasi uterus di antara kontraksi. Fungsi terjadinya relaksasi, adalah
mengistirahatkan otot uterus, memberi kesempatan istirahat bagi ibu, dan
mempertahankan kesejahteraan janin karena kontraksi uterus

PAGE \* MERGEFORMAT 2
menyebabkan kontriksi pembuluh darah plasenta.
2. PEMBAGIAN HIS DAN SIFATNYA
a. His pendahuluan atau his palsu (false labor pain)
His ini bersifat tidak teratur dan menyebabkan nyeri diperut bagian
bawah dan pada lipatan paha. Lama kontraksi masih pendek dan tidak
bertambah kuat bila ibu berjalan, bahkan sering berkurang. His ini
juga tidak mempengaruhi perubahan pada serviks
b. His pembukaan
His ini dapat menyebabkan terjadinya pembukaan dan penipisan
serviks, semakin lama semakin kuat, teratur dan sakit
c. His pengeluaran
His ini sangat kuat, teratur, simetris, terkoordinasi yang berfungsi
untuk mengeluarkan janin
d. His pelepasan plasenta
Kontraksinya scdang, berfungsi untuk melepaskan dan mengeluarkar
plasenta
e. His pengiring
His ini terjadi pada persalinan kala IV, kontraksi lemah masih sedikit
nyeri dan membantu terjadinya involusi uterus.

3. TAHAPAN PEMANTAUAN HIS/KONTRAKSI


Pemantauan his/kontraksi merupakan salah satu bagian penting dalam
manajemen persalinan. Pemantauan ini dilakukan untuk:
1. Memantau kemajuan persalinan.
2. Mendeteksi kelainan kontraksi.
3. Mencegah komplikasi persalinan.
Berikut adalah tahapan pemantauan his/kontraksi:
1. Palpasi Abdomen
Dilakukan dengan meraba perut ibu untuk merasakan kekuatan, durasi,
dan frekuensi kontraksi. Dilakukan setiap 30 menit pada fase laten dan
setiap 15 menit pada fase aktif.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
2. Partograf
Merupakan alat yang digunakan untuk mencatat hasil pemantauan
his/kontraksi. Partograf mencatat frekuensi, intensitas, dan durasi
kontraksi, serta kemajuan persalinan.
3. Internal Uterine Pressure Catheter (IUPC)
Alat yang dimasukkan ke dalam rahim untuk mengukur tekanan
intrauterin. Digunakan untuk memantau his/kontraksi pada persalinan
berisiko tinggi.
Berikut adalah beberapa parameter yang dipantau selama pemantauan
his/kontraksi:
1. Frekuensi: Seberapa sering kontraksi terjadi.
2. Intensitas: Seberapa kuat kontraksi terasa.
3. Durasi: Berapa lama kontraksi berlangsung.
4. Pola kontraksi: Apakah kontraksi teratur atau tidak teratur.
5. Hasil pemantauan his/kontraksi akan dicatat pada partograf.

4. CIRI KONTRAKSI PERSALINAN YANG ADEKUAT


Ciri-ciri his yang adekuat menurut Sulfianti dkk (2020), antara lain:
1. Kontraksi teratur, makin lama makin sering, menyebabkan nyeri
pada perut bagian bawah
2. Minimal 3 kali dalam 10 menit, lama lebih dari 20 detik
3. Kontraksi menyebabkan dilatasi serviks

5. CIRI KEMAJUAN PERSALINAN


Dimulai pada saat persalinan sampai pembukaan lengkap (10 cm).
Proses ini berlangsung antara 18-24 jam terbagi dalam 2 fase.
1. Fase laten: berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat
lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.
2. Fase aktif, dibagi dalam 3 fase yaitu: fase akselerasi, dalam waktu 3
jam pembukaan 3 cm tersebut menjadi 4 cm; fase dilatasi maksimal,
dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4 cm

PAGE \* MERGEFORMAT 2
menjadi 9 cm; fase deselerasi, pembukaan menjadi lambat kembali
dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.

Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multigravida


pun terjadidemikian, akan tetapi fase laten, fase aktif, dan fase
deselerasi terjadi lebih pendek.Mekanisme membukanya serviks
berbeda antara pada primigravida dan multigravida,pada yang pertama
ostium uteri internum akan membuka terlebih dahulu, sehinggaserviks
akan mendatar dan menipis, baru kemudian osteum uteri internum
sudahsedikit terbuka. Osteum uteri internum dan ekstemum serta
penipisan dan pendatranserviks terjadi dalam saat yang sama.
Ketuban akan pecah dengan sendiri ketika pembukaan hampir atau
sudahlengkap. Kala I selesai apabila pembukaan serviks uteri telah
lengkap. Padaprimigravida kala I berlangsung kira-kira 13 jam,
sedangkan pada multigravida kirakira 7 jam.
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2
sampai 3 menitsekali. Karena biasanya dalam hal ini janin sudah
masuk ruang panggul, maka padahis dirasakan tekanan pada otot-otot
dasar panggul yang secara reflektorismenimbukan rasa mengedan.
Wanita merasa pula tekanan pada rectum dan hendakbuang air besar.
Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan
anusmembuka, labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kapala
janin tampak dalamvulva pada waktu his.
Bila dasar panggul sudah lebih berelaksasi kepala tidak masuk lagi
di luar his,dengan his dan kekuatan mengedan maksimal kepala janin
dilahirkan dengansuboksiput di bawah simfisis dan dahi, muka, dan
dagu melewati perineum. Setelahistirahat sebentar, his mulai lagi
untuk mengeluarkan badan dan anggota bayi. Padaprimi gravida kala
II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multipara rata-rata 0,5jam.
Persalinan dipengaruhi oleh empat unsur utama yaitu power,
passageway, passanger.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
1. Power
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang
terdiri dari his atau kontraksiuterus dan tenaga meneran dari
ibu. Power merupakan tenaga primer ataukekuatan utama yang
dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-ototrahim.

2. Passegeway
Passegeway adalah jalan lahir yang harus dilewati oleh
janin terdiri dari rongga panggul, dasarpanggul, serviks dan
vagina. Agar janin dan plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa
ada rintangan, maka jalan lahir tersebut harus normal.

3. Passanger
Passenger terdiri dari janin dan plasenta. Janin merupakan
passanger utama, dan bagian janin yang paling penting adalah
kepala, karena kepala janin mempunyaiukuran yang paling
besar, 90% bayi dilahirkan dengan letak kepala (Rahayu.2016).

2.3 PEMANTAUAN PARTOGRAPH

1. PENGERTIAN
Partograf adalah catatan grafis kemajuan persalinan yang relevan
tentang kesejahteraan ibu dan janin. Yang Memiliki garis tindakan dan
garis peringatan untuk dimulainya intervensi tambahan oleh Bidan ataupun
Dokter SPOG untuk kemajuan persalinan dalam mencegah gangguan
persalinan, yang merupakan penyebab utama ibu dan bayi kematian,
terutama di negara berkembang(Ayenew & Zewdu, 2020). World Health
Organization (WHO, 2000) telah memodifikasi partograf agar lebih
sederhana dan lebih mudah digunakan. Fase laten telah dihilangkan dan
pencatatan pada partograf dimulai dari fase aktif ketika

PAGE \* MERGEFORMAT 2
pembukaan serviks 4 cm.

2. PENGGUNAAN PARTOGRAPH
1. Untuk semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan sebagai elemen
penting asuhan persalinan. Partograf harus digunakan untuk semua
persalinan, baik normal ataupun patologis. Partografakan sangat
membantu penolong persalinan dalam memantau, mengevaluasi dan
membuat keputusan klinik baik persalinan normal maupun yang
disertai dengan penyulit.
2. Selama persalinan dan kelahiran di semua tempat (rumah, puskesmas,
klinik bidan swasta, rumah sakit,dll).Secara rutin oleh semua penolong
persalinan yang memberikan asuhan kepada ibu selama persalinan dan
kelahiran (Spesialis Obgin, bidan, dokter umum, residen dan
mahasiswakedokteran).Penggunaan partograf secara rutin akan
memastikan bahwa ibu dan bayinya mendapatkan asuhan yang aman,
adekuat dan tepat waktu. Selain itu, juga mencegah terjadinya penyulit
yang dapat mengancam keselamatan jiwa mereka

3. FUNGSI PARTOGRAPH
1. Memantau kemajuan persalinan: Partograf membantu bidan untuk
memantau apakah persalinan berjalan normal atau tidak.
2. Mendeteksi adanya komplikasi: Partograf dapat membantu bidan untuk
mendeteksi adanya komplikasi persalinan, seperti persalinan lama, fetal
distress, dan ruptura uteri.
3. Membuat keputusan: Partograf dapat membantu bidan untuk membuat
keputusan tentang tindakan yang tepat selama persalinan.

4. PENGGUNAAN PARTOGRAPH

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Partograf mulai digunakan pada saat ibu memasuki kala I
persalinan aktif, yaitu pada saat pembukaan serviks mencapai 4 cm.
Partograf diisi setiap 30 menit untuk kala I dan setiap 15 menit untuk kala
II.
Interpretasi Partograf:
1. Garis waspada: Garis ini menunjukkan batas atas dan bawah dari
persalinan normal. Jika partograf ibu berada di atas garis waspada, maka
kemungkinan ibu mengalami persalinan lama.
2. Garis aksi: Garis ini menunjukkan batas waktu maksimal untuk
tindakan tertentu. Jika partograf ibu melewati garis aksi, maka bidan harus
segera mengambil tindakan.

5. KEUNTUNGAN PENGGUNAAN PARTOGRAPH


1. Meningkatkan keselamatan ibu dan janin.
2. Memperlancar proses persalinan.
3. Meningkatkan komunikasi antara bidan dan ibu.
4. Membantu bidan dalam membuat keputusan yang tepat.

6. KEKURANGAN PENGGUNAAN PARTOGRAPH


1. Membutuhkan waktu dan tenaga untuk mengisi.
2. Tidak selalu akurat.
3. Membutuhkan pelatihan khusus untuk menggunakannya.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
Manajemen nyeri persalinan yang tepat dapat membantu
mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan ibu, dan meningkatkan
pengalaman persalinan yang positif.
His/kontraksi adalah bagian penting dari proses persalinan.
Kontraksi ini membantu mendorong bayi keluar dari rahim melalui
vagina. Pemantauan his penting untuk memastikan persalinan yang
aman dan lancar.
Partograf adalah alat bantu yang penting untuk memantau
kemajuan persalinan, mendeteksi adanya komplikasi, dan membuat
keputusan tentang tindakan yang tepat selama persalinan.

2. Saran
1. Institusi Pendidikan
Bagi departemen keperawatan maternitas agar bisa menambah
referensi untuk lebih memperdalam lagi ilmu tentang manajemen
nyeri, pemantauan his/kontraksi, dan pemantauan partograph
2. Instansi Kesehatan
Bagi instansi kesehatan perlu meningkatkan mutu keterampilan
dan diharapkan bisa digunakan untuk menambah pengetahuan
mutu pelayanan optimal tentang manajemen nyeri, pemantauan
his/kontraksi, dan pemantauan partograph
3. Masyarakat
Masyarakat perlu menambah pengetahuan tentang manajemen
nyeri, pemantauan his/kontraksi, dan pemantauan partograph
sehingga masyarakat dapat melakukan pencegahan komplikasi
yang ditimbulkan baik keluarga maupun diri sendiri.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, I. B. G. (2009). Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC.
Prawirohardjo, S. (2005). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG). (2020). Labor
and Delivery.
[World Health Organization. (2015). partograph: WHO, 2015.
Kurniawati, A.. Dasuki. D.. & Kartini, F. (2017). Efektivitas Latihan Birth Ball
Terhadap Penurunan Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif pada Primigravida. Jurnal
Ners Dan Kebidanan Indonesia, 5(1).
Muthoharoh, S., Kusumastuti, & Indrayani, E. (2019). Efektivitas Birth Ball
Selama Kehamilan hingga lamanya persalinan. Prio Kecil.
Mutoharoh, dkk (2020). Pengaruh Latihan Birthball terhadap Proses Persalinan.
Jurnal Ilmiah Kesehatan.
Niluh Nita. Silfia, Anna Veronica Pont. S. (2020). Pengaruh Pelaksanaan Pelvic
Rocking Dengan Birthing Ball Terhadap Pengurangan Nyeri Pinggang Persalinan
Kala 1 Diwilayah Puskesmas Mamboro Kota Palu. Jurnal Kesehatan Kebidnanan
Keperawatan, 13.
Nursiah, Ai, Dkk. (2014). Asuhan Persalinan Normal bagi Bidan. Bandung: PT.
Refika Aditama.
Widyaswara P. (2012). Pengaruh Terapi Birth Ball Terhadap Nyeri Persalinan
Kala 1.
Rahayu, A. P. (2016). Panduan Praktikum Keperawatan Maternitas. Yogyakarta:
Deepublish.
Rosleana, dkk. (2019). Pengaruh Birthing Ball tethadap Lama KalaFase Aktif
pada Primigravida di PMB Yulis Indriana, Malang. Jurnal Pendidikan
Kesehatan.164-175.8(2)
Sulfianti, dkk. (2020). Asuhan Kebidanan pada Persalinan. Medan:
Yayasan Kita Menulis.

PAGE \* MERGEFORMAT 2

Anda mungkin juga menyukai