Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH DAN SOP TENTANG PEMERIKSAAN

FISIK PADA BAYI DAN BALITA

NAMA : ALMISLIDA

NIM : 221014201167

DOSEN :
Ns. RAHMI RAMADHAN, M. Kep

UNIVERSITAS SUMATERA BARAT (UNISBAR)


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai.Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca.Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................

A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Tujuan......................................................................................................................4
C. Rumusan Masalah....................................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORITIS..........................................................................................

A. Defenisi....................................................................................................................
B. Tujuan pemeriksaan fisik.........................................................................................

BAB III PEMBAHASAN...................................................................................................

A. Teknik pemeriksaan fisik pada bayi........................................................................


B. Teknik pemeriksaan fisik pada balita......................................................................
C. Persiapan / alat yang di butuhkan............................................................................
D. Penilaian hasil pemeriksaan fisik pada balita..........................................................
E. Dokumentasi pemeriksaan.......................................................................................

BAB IV PENUTUP.............................................................................................................

A. Kesimpulan..............................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

3
Pemeriksaan fisik lebih dari satu rangkaian latihan tekhnikal. Hal itu
merupakan tuntutan yang sama sensitifnya dengan kebutuhan fisik dan
psikologis anak yang sulit di kenal dan tidak sama dengan yang lainnya.
Pendekatan dalam pemeriksaan fisik bergantung pada umur dan perbedaan anak.
Pada bayi dan anak kecil akan merasa lebih aman dan berkurang rasa takutnya
dengan kehadiran orang tua, misalnya ibu. Cara pemeriksaan pada bayi dan anak
pada umumnya sama dengan pemeriksaan pada orang dewasa yaitu, inspeksi,
palpasi, perkusi, auskultasi, obervasi.

Pemeriksaan dilakukan pada seluruh tubuh, dari ujung rambut sampai


ujung kaki,namun tidak harus dengan urutan tertentu. Pemeriksaan yang
menggunakan alat seperti pemeriksaan tengkorak, mulut, telinga, suhu tubuh,
tekanan darah, dan lain-lainnya sebaiknya dilakukan paling akhir,karena dengan
melihat atau memakai alat-alat, umumnya anak menjaadi takut atau merasa tidak
nyaman,sehingga menolak dipetiksa lebih lanjut.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum
Mengenal atau menemukan kelainan yang perlu mendapat tindakan segera.
2. Tujuan Khusus
Memastikan apakah bayi dan anak dalam keadaan sehat atau memiliki
kelainan tubuh maupun gangguan kesehatan.

C. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu pemeriksaan fisik?


2. Apa tujuan pemeriksaan fisik?
3. Bagaimana teknik pemeriksaan fisik pada bayi?
4. Bagaimana teknik pemeriksaan fisik pada balita?

4
5. Apa saja persiapan / alat yang dibutuhkan?
6. Bagaiman penilaian hasil pemeriksaan fisik pada balita?

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. DEFENISI

B. Pemeriksaan fisik adalah proses berkelanjutan yang dimulai secara


wawancara, terutama dengan menggunakan inspeksi atau observasi. Selama
pemeriksaan yang lebih formal,alat-alat untuk perkusi,palpasi dan auskultasi
ditambahkan untuk memantapkan dan menyaring pengkajian sistem tubuh seperti
pada riwayat kesehatan. Objektif dari pengkajian fisik adalah untuk merumuskan
diagnosa keperawatan dan mengevaluasi keefektifan intervensiterapeutik (Wong,
2003).

Pengkajian merupakan tahap pertama dalam proses keperawatan,dimana


tiap tahap perawatan melakukan pengkajian data yang diperoleh dari hasil

5
wawancara, laporan teman sejawat, catatan keperawatan, atau catatan kesehatan
lain dan pengkajian fisik ( Robert Priharjo, 1993 )

Pemeriksaan fisik lebih dari suatu rangkaian latihan tekhnikal. Hal itu
merupakan tuntutan yang sama sensitivitasnya dengan kebutuhan fisik dan
psikologis anak yang sulit di kenal dan tidak sama dengan yang lainnya.( Wong,
1993 ).

B. TUJUAN PEMERIKSAAN FISIK

Tujuan pemeriksaan fisik adalah memperoleh informasi yang akurat


tentang keadaan fisik pasien.Karena sifat alamiah bayi dan anak, urutan
pemeriksaan tidak harus menuruti sistematika yang lazim pada orang
dewasa.Dalam pemeriksan anak harus memperhatikan kebutuhan perkembangan
mental anak. Penggunaan perkembanagn mental dan kronologi umur sebagai
kriteria utama dalam pengkajian tiap sistem tubuh menyelesaikan dari beberapa
tujuan,diantaranya:

1. Meminimalkan stress dan ansietas yang berhubungan dengan pengkajian


pada bagian-bagian tubuh yang berbeda.
2. Memelihara dan membina hubungan saling percaya antara perawat, anak dan
orang tua.
3. Memberikan persiapan yang maksimum pada anak.
4. Memberikan perlindungan yang esensial pada hubungan antara orang tua,
anak terutama anak kecil.
5. Memaksimalkan keakuratan dan rehabilitas hasil pengkajian.

6
BAB III

PEMBAHASAN

A. TEKNIK PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI

1. Hitung frekuensi napas

Pemeriksaan frekuensi napas di lakukan dengan menghitung rata-rata


pernapasan dalam satu menit, pemeriksaan ini di katakana normal pada bayi
baru lahir apabila frekuensinya antara 30-60 x/menit.

2. Lakukan inspeksi pada warna bayi

Pemeriksaan ini berfungsi untuk mengetahui apakah ada warna pucat ikterus,
sianosis sentral, atau tanda lannya.

3. Hitung denyut jantung bayi menggunakan stetoskop

Pemeriksaan denyut jantung apakah bayi mengalami gangguan yang


menyebabkan jantung dalam keadaan tidak normal, seperti suhu tubuh yang
tidak normal, perdarahan atau gangguan napas.

4. Ukur suhu aksila

Lakukan pengukuran suhu melalui aksila untuk menentukan apakah bayi


dalam keadaan hipotermi atau hipertermi.

5. Kaji postur dada dan gerakan

Pemeriksaan ini untuk menilai ada atau tidaknya epistotonus/hiperekstensi


tubuh yang berlebihan dengan kepala dan tumit ke belakang, tubuh
melengkung ke depan, adanya kejang/spassme, serta tremor.

6. Periksa tonus atau kesadaran bayi

7
Pemeriksaan ini berfungsi untuk melihat adanya latergi, yaitu penurunan
kesadaran di mana bayi dapat bangun lagi dengan sedikit kesulitan ada atau
tidaknya tonus otot yang lemah, mudah terangsang, aktivitas kurang dan
sadar.

7. Pemeriksaan ekstermitas

Pemeriksaan ini berfungsi untuk menilai ada tidaknya gerakan ekstermitas


abnormal, asimetris, posisi dan gerakan yang abnormal, serta menilai kondisi
jari kaki yaitu jumlahnya berlebih atau saling melekat.

8. Pemeriksaan kulit

Pemeriksaan ini berfungsi untuk melihat ada atau tidaknya kemerahan pada
kulit atau pembengkakan, postula, luka atau trauma, bercak atau tanda
abnormal pada kulit, elastisitas kulit.

9. Pemeriksaan tali pusat

Pemeriksaan ini berfungsi untuk melihat apakah ada kemerahan, bengkak,


bernanah, berbau atau lainnya pada tali pusat.

10. Pemeriksaan kepala dan leher

a. Pemeriksaan rambut dengan menilai jumlah dan warna, ada lanugo


terutama pada daerah bahu dan punggung.
b. Pemeriksaan wajah dan tengkorak, dapat di lihat adanya maulage yaitu
tulang tengkorak yang saling menumpuk, ada tidaknya edema pada kulit
kepala, menilai fontasnella dengan cara melakukan palpasi menggunakan
jari tangan.
c. Pemeriksaan mata untuk menilai adanya strabismus atau tidak, yaitu
koordinasi gerakan mata yang belum sempurna.
d. Pemeriksaan telinga dapat di lakukan untuk menilai ada tidaknya
gangguan pendengaran.
e. Pemeriksaan hidung dapat di lakukan dengan cara melihat pola
pernapasan.

8
f. Pemeriksaan mulut dapat di lakukan dengan melihat ada tidaknya kista
yang ada pada mukosa mulut.
g. Pemeriksaan leher dapat di lakukan dengan melihat pergerakan, apabila
terjadi keterbatasan dalam pergerakannya maka kemungkinan terjadi
kelainan pada tulang leher.

11. Pemeriksaan abdomen dan punggung

Pemeriksaan pada abdomen ini meliputi pemeriksaan secara inspeksi untuk


melihat dari bentuk abdomen.

12. Pengukuran antropometri

Pada bayi baru lahir perlu dilakukan pemeriksaan antropometri seperti berat
badan, panjang badan, lingkar kepala, dan lingkar dada.

13. Pemeriksaan genetalia

Pemeriksaan genetalia pada bayi perempuan untuk mengetahui keadaan


labium minor yang tertutup oleh labia mayor, lubang utera dan lubang
vagina.Pada bayi laki-laki untuk mengetahui adanya hipospadia dan
epispadia.

14. Pemeriksaan urine dan tinja

Pemeriksaan urine dan tinja bermanfaat untuk menilai ada atau tidaknya
diare serta kelainan pada daerah anus.

B. TEKNIK PEMERIKSAAN FISIK PADA BALITA

Pemeriksaan umum meliputi status kesadaran, status gizi, tanda vital dll

9
1. Pemeriksaan kesadaran

Tujuan : menilai status kesadaran anak

Status kesadaran ada 2 :

a. Kualitatif : komposmentis, apatis, somnolen, sopor, koma, delirium

b. Kuantitatif : penilaian di ukur melalui penilaian skala koma (glasgow)


yang di nyatakan denagn GCS ( Glasgow coma scale)

2. Pemeriksaan status gizi

Di lakukan dengan cara seperti memeriksa atropometik, meliputi

a. Berat badan

b. Tinggi badan

c. Lingkar lengan atas

3. Pemeriksaan nadi

Di lakukan pada saat keadaan tidur / istirahat

Alat dan bahan : Arloji / stop watch, buku catatan

4. Pemeriksaan tekanan darah

Tujuan : menilai adanya kelainan pada gangguan system kardiovaskuler

Prosedur kerja : palpasi dan auskultasi

Alat dan bahan : Sphygmomanometer, stetoskop, buku catatan

5. Pemeriksaan pernapasan

10
Tujuan : untuk menilai frekuensi pernafasan, irama kedalaman dan pola
pernafasan

Alat dan bahan : Arloji dan buku catatan

6. Pemeriksaan suhu

Pemeriksaan dapat dilakukan dengan cara : Oral, rektal, aksila

Alat dan bahan : thermometer, buku catatan

7. Pemeriksaan kulit, kuku, rambut, kelenjar getah bening

a. Pemeriksaan kulit di lakukan untuk menilai warna adanya sianosis,


icterus, eczema, pucat, purpura, macula, papula, vesikula, pustule, ulkus,
turgor kulit.

b. Pemeriksaan kuku di lakukakn dengan mengadakan inspeksi terhadap


warna, bentuk, dan keadaan kuku.

c. Pemeriksaan rambut di lakukan untuk menilai adanya warna, kelebatan,


distribusi dan karakteristik dari rambut.

d. Pemeriksaan kelenjar getah bening di lakukan dengan cara palpasi pada


daerah leher / inguinal yang lain.

8. Pemeriksaan kepala dan leher

Meliputi pemeriksaan kepala secara umum yaitu : wajah, mata, telinga,


hidung, mulut, leher

9. Pemeriksaan dada

Meliputi pemeriksaan : payudara, paru, jantung

10. Pemeriksaan abdomen

11
Pemeriksaan ini di lakukan dengan cara : inspeksi, auskultasi, perkusi,
palpasi

11. Pemeriksaan genetalia

a. Pemeriksaan pada laki-laki dengan cara memperhatikan ukuran, bentuk


penis, testis serta kelainan yang ada

b. Pemeriksaan pada perempuan dengan cara memperhatikan adanya


epispadia, tanda-tanda sex sekunder, payudara, dll.

12. Pemeriksaan tulang belakang dan ekstermitas

Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara inspeksi terhadap adanya kelainan


tulang belakang seperti lordosis, kifosis, sklorosis, kelemahan serta perasaan
nyeri tulang belakang meliputi inspeksi, pemeriksaan reflek, pemeriksaan
tanda meningeal, pemeriksaan kekuatan dan tonus otot.

C. PERSIAPAN / ALAT YANG DI BUTUHKAN

1. Timbangan
2. Meteran
3. Arloji
4. Stetoskop
5. Sphygmomanometer
6. Thermometer
7. Buku catatan

12
D. PENILAIAN HASIL PEMERIKSAAN FISIK PADA BALITA

1. Kesadaran : komposmentis

2. Berat badan : 15,5 kg , Tinggi badan : 94 cm , LLA : 16 CM

3. Nadi : 100 x/ menit

4. Tekanan darah : 100/60 mmhg

5. Pernapasan : 28 x/ menit

6. Suhu : 36,5 ℃

7. Kulit : teraba hangat, tidak ada sianosis dan tidak ada pengelupasan
Kuku : terlihat bersih, warna merah muda
Rambut : lebat, warna hitam dan lurus
Kelenjar getah bening : tidak ada pembengkakan

8. Kepala dan leher

a. Wajah : mata segaris dengan telinga, hidung di garis tengah, mulut garis
tengah wajah dan simetris.

b. Mata : kelopak mata tanpa tidak udem, konjungtiva merah muda, pupil
bereaksi bila ada cahaya, reflek mengedip ada.

c. Telinga : posisi telinga berada garis lurus dengan mata, kulit tidak
kendur.

d. Hidung : posisi di garis tengah, bernafas melalui hidung.

e. Mulut : bentuk dan ukuran mulut proporsional dengan wajah, bibir


berbentuk penuh berwarna merah muda dan lembab, membrane mukosa
lembab dan berwarna merah muda.

f. Leher : bentuk simetris dan tidak ada pembengkakan.

13
9. Dada

a. Dada tong (barrel chest) gerakan dinding dada simetris, pola nafas
normal.

b. Payudara : jarak antar puting pada garis sejajar.

c. Paru :pernapasan : 28 x/ menit, tidak ada bunyi nafas tambahan.

d. Jantung : frekuensi jantung 100 x / menit

10. Abdomen : abdomen bundar dan simetris, palpasi abdomen lunak dan tidak
ada nyeri tekan.

11. Genetalia : penis lurus, testis dan skrotum penuh.

12. Tulang belakang dan ekstermitas

a. Tulang belakang : tanpa ada pembesaran dan nyeri.

b. Ekstermitas : tidak ada kelemahan

14
E. DOKUMENTASI PEMERIKSAAN

15
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

16
Dari uraian di atas maka dapat di simpulkan antara lain :

1. Pengkajian fisik pada anak memerlukan teknik-teknik dan pengalaman


khusus untuk dapat melakukannya, karena masing-masing anak memiliki
respon yang berbeda pada setiap tindakan.
2. Tujuan dari pemeriksaan fisik sesuai usia adalah untuk memperoleh informasi
yang akurat tentang keadaan pasien.
3. Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam pemeriksaan fisik antara lain :
a. Posisi pada saat melakukan pemeriksaan fisik.
b. Umur pasien atau anak.
c. Persiapan anak.
d. Tingkat kesadaran anak.
e. Bagaimana keadaan normal dan abnormalitas baik potensial maupun
aktual sistim yang di kaji.
f. Sebelum melakukan pemeriksaan fisik perawat diharapkan mengerti dan
memahami sifat dan karakter anak pada tiap-tiap tumbuh kembang anak.
g. Menjaga dan mempertahankan anak supaya kooperatif dalam pemeriksaan
maka sangat perlu di lakukan kerja sama orang tua karena orang tua
pemegang keputusan utama dan orang tua yang paling dekat dengan anak.

B. SARAN

Sebaiknya pada saat melakukan pemeriksaan fisik pada anak harus


dilakukan dengan cermat dan teliti, supaya dapat  terdeteksi jika ada kelainan-
kelainan pada anak. Selanjutnya, jika ada kelainan-kelainan yang tidak bisa
diatasi, sebaiknya kolaborasi dengan tenaga medis lain, atau di rujuk ke rumah
sakit.

17
DAFTAR PUSTAKA

Academia.edu/31081006/Pemeriksaan_Fisik_Bayi_Dan_Balita

Rosyidahida.blogspot.com/p/pemeriksaan-fisik-pada-bayi-dan-balita.html

Seputar kuliah kesehatan.blogspot.com/2018/03/makalah-pemeriksaan-fisik-


bayi.html

18

Anda mungkin juga menyukai