DI SUSUN OLEH :
AMBON
2020
PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN
NIM : 1240212017017
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini
pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini
hasil ciplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Pembuat Pernyataan,
Aprilia sahertian
Mengetahui
Pembimbing 1 Pembimbing 2
T. Pangandaheng.,S.kep.,Ns.,MSN B. Latumenase.,S.kep.,Ns.,M.kep
i
SURAT PERNYATAAN MENYETUJUI UJIAN PROPOSAL
NAMA : T.Pangandaheng,S.Kep,Ns,MSN
NIDN/NIP : 1229099101
Nim : 1240212017017
Dengan ini, bahwa mahasiswa tersebut diatas telah layak dan disetujui oleh
pembimbing 1 dan 2 untuk melakukan ujian proposal.
Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Yang Menyatakan
Dosen Pembimbing
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Latumeten Ambon.
Ambon, ..............................................2020
Pembimbing 1 Pembimbing 2
(T. Pangandaheng, S.Kep, Ns, MSN) (B. Latumenase, S.Kep, Ns, M.Kep)
iii
HALAMAN PENGESAHAN
KOTA AMBON ini telah disetuji oleh Tim Penguji Sidang Akademi
Penguji I (satu)
Penguji II (dua)
Mengetahui
Wadir I
iv
INTISARI
Latar Belakang Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak
jarang juga pada persalinan berikutnya. robekan perineum umumnya terjadi digaris tengah dan
biasa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arkus pubis lebih kecil dari pada
biasa, kepala janin melewati pintu panggul bawah dengan ukuran yng lebih besar dari pada sirkum
ferensia suboksipito brekmatika. Vulva hygiene adalah membersihkan alat kelamin wanita bagian
luar, manfaat vulva hygiene untuk menjaga vagina dan daerah sekitarnya tetap bersih dan nyaman,
mencegah munculnya keputihan, bau tak sedap dan gatal-gatal serta menjaga pH vagina tetap
normal. Munculnya infeksi perineum dapat merambat pada saluran kandung kemih ataupun pada
jalan lahir, infeksi tidak hanya menghambat proses penyembuhan luka tetapi juga dapat
menyebabkan kerusakan sel penunjang, sehingga akan menambah ukuran dari luka itu sendiri baik
panjang maupun kedalaman dari luka. Tujuan Mampu melakukan Asuhan Keperawatan Pada
Ny.S Dengan Post Partum Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Luka Perenium Dengan Tindakan
Vulva Hygienes Di Wilayah Bentas yang dilakukan secara komprehensif. Metode Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan adalah stdi deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 07
Juli 2020. Hasil Penelitian terapi Vulva hygiene untuk pencegahan infeksi luka perenium.
Kesimpulan terapi vulva hygiene yang diterapkan kepada klien dengan post partum dapat
membantu dan memiliki manfaat yang sangat besar untuk mengontrol infeksi luka perenium.
Saran keluarga Ny.S bisa melakukan tindakan terapi vulva hygiene untuk untuk mengontrol
infeksi luka perenium.
Kata Kunci : Asuhan Keperawatan Keluarga, Post Partum, Infeksi Luka Perineum, Vulva Hygiene
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa Karena Berkat,dan
Keperawatan Rumkit TK III dr J.A Latumeten Ambon sebagai salah satuh syarat
dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan penghargaan
1. Deden Muhamad Hidayat., S.Si., Apt selaku Direktur Akper Rumkit TK.
3. H. Tuasikal, S.Kep. Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi Akper Rumkit
vi
4. T. Pangdaheng, S.Kep.,Ns.,MSN selaku Pembimbing I dalam penyusunan
Tulis Ilmiah.
Tulis Ilmiah.
8. Seluruh dosen dan staf Akper Rumkit TK. III Dr. J. A. Latumeten Ambon.
9. Ke-2 Orang Tua, Adik-adik, keluarga dan Teman-teman (Ode ana puspita,
dalam menjalani Studi D III Keperawatan Akper Rumkit TK. III Dr. J. A.
Latumeten Ambon.
Penyusun
APRILIA SAHERTIAN
vii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul......................................................................................... i
Halaman Keaslian Penulisan................................................................... ii
Halaman Persetujuan .............................................................................. iii
Halaman Pengesahan............................................................................... iv
Kata Pengantar........................................................................................ v
Daftar Isi.................................................................................................. vii
Daftar Tabel............................................................................................. viii
Daftar Diagram........................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian....................................................................... 5
E. Keaslian Penelitian...................................................................... 5
F. Sistematika Penelitian................................................................. 6
BAB V PENUTUP.................................................................................. 74
A. Kesimpulan.................................................................................. 74
B. Saran............................................................................................ 75
Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR DIAGRAM
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terjadi digaris tengah dan biasa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu
cepat, sudut arkus pubis lebih kecil dari pada biasa, kepala janin melewati pintu
panggul bawah dengan ukuran yng lebih besar dari pada sirkum ferensia
partum. Dengn kata lain 1.400 perempuan meninggal setiap hari atau lebih dari
nifas. Kemudian angka kematian ibu (AKI) di Negara ASEAN lainnya, seperti
(Herawati, 2010).
1
2
infeksi pada masa nifas adalah infeksi yang terjadi karena perlukaan jalan lahir.
Perlukaan jalan lahir dapat terjadi karena kesalahan sewaktu memimpin suatu
persalinan tetapi dapat juga terjadi karena laserasi atau tindakan efisiotomi.
kandung kemih atau sektum yang terlalu kuat dan berkepanjangan mengurangi
dilakukan perawatan vulva yang disebut vulva hygiene. Vulva hygiene adalah
2001, bahwa manfaat vulva hygiene untuk menjaga vagina dan daerah
sekitarnya tetap bersih dan nyaman, mencegah munculnya keputihan, bau tak
infeksi perineum dapat merambat pada saluran kandung kemih ataupun pada
jalan lahir, infeksi tidak hanya menghambat proses penyembuhan luka tetapi
ukuran dari luka itu sendiri baik panjang maupun kedalaman dari luka
(Suwiyoga, 2004).
3
kasih GMIM manado di mana jumlah ibu post partum normal selama 4 bulan
terakhir dari September - desember 2014 berjumblah 168 klien atau rata- rata
dari 11 orang ibu post partum normal yang ada pada saat mengambilan data
dengan air tanpa sabun, 2 oraang ibu jarang ganti pembalut sehingga mereka
merasab kurang nyaman serta bau vagina yang tidak enak, sedangkan 2 ibu
mereka mengatakan bahwa masih ada sisah-sisah cairan yang keluar dari alat
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
a. Bagi Penulis
E. Keaslian Penelitian
Usulan penelitian ini disusun oleh penulis sendiri dan bukan merupakan
duplikasi atau penjiplakan dari penulisan karya tulis ilmiah yang lainnya. Dan
F. Sistematika penulisan
bagian awal, bagian utama dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari halaman
judul, halaman persetujuan, kata pengantar, daftar isi, dan daftar lampiran.
Bagian utama dibagi dalam tiga Bab yang terdiri dari : Bab I, yang berisi latar
teoritis dan berbagai konsep yang relevansi dengan penelitian ini dan kerangka
konsep penelitian. Bab III yang merupakan metode penelitian ini berisi : jenis
dan waktu penelitian, teknik pengumpulan data dan sumber data, instrumen
penelitian dan sistematika penelitian serta bagian akhir yang berisi Daftar
BAB II
TINJAU PUSTAKA
1. Definisi Persalinan
selaput ketuban) dari uterus ke dunia luar melalui jalan lahir atau melalui
jalan lain, dengan bantuan atau dengan kekuatan sendiri (Sumarah, 2009).
normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37
turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan
normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin
(Saifudin, 2010).
7
8
a. Lightening
b. Pollakisuria
Kepala janin sudah mulai masuk pintu atas panggul. Keadaan ini
c. False labor
kontraksi braxtonhicks.
d. Perubahan serviks
bahwa serviks yang tadinya tertutup, panjang dan kurang lunak namun
dan penipisan.
e. Energysport
8
9
kelelahan fisik karena tuanya kehamilan maka ibu akan mendapati satu
f. Gastrointestinalupsests
a. Faktor power
kontraksi otot - otot perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari ligament,
lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil mendorong janin dan
9
10
(2010), dalam melakukan observasi pada ibu bersalin, hal - hal yang
2) Tenaga mengejan.
waktu kita buang air besar tapi jauh lebi kuat lagi.
Saat kepala sampai pada dasar panggul timbul suatu reflek yang
10
11
hanya akan dapat berhasil, bila pembukaan sudah lengkap dan paling
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang padat,
dirinya terhadap jalan lahir yang relative kaku. Oleh karena itu
janin, presentasi, letak, sikap dan posisi janin. Karena plasenta juga
11
12
c) Psikis
12
13
sebuah proses persalinan. Ibu yang dalam kondisi stress, otot - otot
d) Penolong
13
14
disini ibu yang akan bersalin merasa nyaman dan tenang dalam
beberapa kali, dimana persalinan tersebut tidak lebih dari lima kali.
c. Grande multipara Adalah wanita yang telah melahirkan janin aterm lebih
viable.
5. Tahap Persalinan
a. Kala I
14
15
-kira 7 jam. Gejala pada kala I ini dimulai bila timbulnya his dan
cm.
15
16
terjadi demikian, akan tetapi fase laten, fase aktif, dan fase
hingga serviks membuka lengkap (10 cm). Kala I persalinan terdiri dari dua
b. Kala II
16
17
lengkap dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II juga disebut sebagai
kala pengeluaran bayi. Gejala dan tanda kala II persalinan adalah : Ibu
introitus vagina.
c. Kala III
dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Manajemen aktif kala III
terdiri dari tiga langkah yaitu pemberian oksitosin dalam menit pertama
fundus uteri.
d. Kala IV
dua jam setelah itu dilakukan dengan melakukan pemantauan pada kala
17
18
melakukan cebok dari arah vagina kearah anus menggunakan air bersih,
(Darma, 2017).
organ intim yang sehat dapat pula memicu kepercayaan diri seseorang.
manfaat diantaranya :
18
19
b. Dapat mencegah munculnya keputihan, gatal - gatal, dan bau tak sedap.
seorang remaja tahu bagaimana cara cebok yang benar yaitu membasuh
19
20
menjadi kebiasaan.
bersih. Tetapi jika tidak tersedia air bersih maka dengan terpaksa
contoh, seorang remaja tahu jika sering menggunakan sabun anti septic
20
21
pathogen.
21
22
air bersih dari arah depan (vagina) ke arah belakang (anus). Apabila
22
23
sekali, atau setiap saat jika sudah merasa tidak nyaman. Sebelum
gunakan pantyliner saat perlu saja dan jangan terlalu lama, paling
23
24
10) Memakai celana dalam yang tidak ketat. Celana dalam yang terlalu
24
25
bertahan hidup dengan cara berkembangbiak pada suatu reservoir yang cocok
dan mampu mencari reservoir baru dengan cara berpindah atau menyebar.
orang yang dalam kondisi sehat, dan lebih - lebih bagi orang - orang yang
sedang dalam keadaan sakit (penderita). Orang yang sehat akan menjadi sakit
dan orang yang sedang sakit serta sedang dalam proses asuhan keperawatan
dari penjamu. Sebagai contoh adalah adanya sentuhan, gigitan, ciuman, atau
adanya dropletnuclei saat bersin, batuk, berbicara, atau saat transfuse darah
25
26
a. Vehicle-borne
b. Vector-borne
1) Cara mekanis
2) Cara biologis
c. Food-borne
26
27
d. Water-borne
terutama untuk kebutuhan rumah sakit adalah mutlak. Kualitas air yang
e. Air-borne
(reservoir) saat batuk atau bersin, bicara atau bernapas melalui mulut
27
28
1) Tahap Rentan
2) Tahap Inkunbasi
3) Tahap Klinis
28
29
Pada tahap awal, tanda dan gejala penyakit masih ringan. Penderita
diatasi dengan berobat jalan. Pada tahap lanjut, penyakit tidak dapat
secara objektif maupun subjektif. Pada tahap ini penderita sudah tidak
a) Sembuh sempurna
cacat sosial.
c) Pembawa (carrier)
29
30
penularan.
d) Kronis
e) Meninggal dunia
fungsi organ.
biak.
30
31
sisa makanan, dan lain - lain. Apabila perilaku hidup sehat sudah
31
32
Ruptup perineum adalah robekan perineum ynag terjadi pada saat bayi
lahir baik secara spontas maupun dengan alat atau tindakan. Robekan
perineum umumnya terjadi pada garis tengah dan bisa menjadi luas apabila
kepala janin terlalu cepat. Robekan perineum terjadi pada hampir semua
a. Tingkat I : ruptur hanya pada selaput lendur vagina dengan atau tanpa
c. Tingkat III : Ruptur mengenai seluruh perineum dan otot springter ani.
dengan perdarahan yang hebat ibu akan mengalami kondisi tidak berdaya,
32
33
dengan baik lapis demi lapis, dengan menghindari robekan terbuka ke arah
vagina karena dapat tersumbat oleh bekuan darah yang akan menyebabkan
jaringan tubuh dan mencegah kehilangan darah yang tidak perlu. Penjahitan
memberikan anastesi lokal pada ibu saat penjahitan laserasi, dan mengulangi
pemberian anastesi jika jika masih terasa sakit. Penjahitan dimulai 1 cm dari
puncak luka. Jahit sebelah dalam ke arah luar, dari atas hingga mencapai
bawah laserasi. pastikan jarak setiap jahitan. Ikat benag dengan membuat
simpul dalam vagina. potong ujung benang dan sisakan 1,5 cm kemudian
terabanya jahitan pada rektum kerena bisa menyebabkan vistula dan bahkan
infeksi.
dengan memberikan anti biotik yang cukup. Perawatan luka perineum pada
33
34
a. Mencegah kontaminasi
6. Komplikasi
a. Perdarahan
b. Fistula
kandung kencing luka maka air kencing segera keluar melalui vagina.
34
35
Fistula dapat menekan kandung kencing atau rectum yang lama antara
c. Hematoma
tidandai dengan rasa nyeri pada perineum dan vulva berwarna biru dan
d. Infeksi
1. Pengertian keperawatan
35
36
36
37
kemampuan keluarga.
(Suprajitno, 2004).
a. Pengertian Keluarga
(Suprajitno, 2004).
b. Tipe Keluarga
37
38
c. Struktur Keluarga
38
39
yang dibagi dalam dua katagori peran formal atau peran yang nampak
jelas dalam keluarga peran sebagai ayah, ibu dan peran informal atau
dibidang kesehatan.
d. Fungsi Keluarga
39
40
keluarga.
pernikahan).
40
41
3) Tahap III adalah keluarga dengan anak usia prasekolah (anak tertua,
rumah).
7) Tahap VII adalah orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan, pensiun).
8) Tahap VIII adalah keluarga dalam masa pensiun dan lansia (juga
pensiun hingga pasangan yang sudah meninggal dunia). pada tahap ini
41
42
tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak
atau di rumah.
keluarga.
42
43
43
44
a. Tahap Pengkajian
keluarga
44
45
b. Diagnosa Keperawatan
atau potensial.
lain : masalah (problem, P), penyebab (etiologi, E), dan tanda (sign, S).
luka perinium.
c. Prioritas masalah
cara :
45
46
dengan bobot.
Tabel I
Skoring Diagnosa Keperawatan
46
47
keluarga adalah:
1) Menentukan tujuan
dilakukan pada keluarga Ny.S dengan post partum baik dalam bentuk
2) Menentukan sasaran
keperawatan.
bertujuan untuk:
dengan cara :
kesehatan.
47
48
vulva hygienes.
f. Evaluasi
tindakan yang telah diberikan. Bila hasil evaluasi tidak atau berhasil
48
49
yang dipakai, macam dan banyaknya peralatan yang dipakai dan dana
yang tersedia.
2) Evaluasi proses
3) Evaluasi hasil.
4. Implementasi
5. Evaluasi
upaya pencegahan 49
infeksi luka
perenium dengan
tindakan vuva
50
NY .X
DENGAN
POST pencegahan infeksi luka perenium
PARTUM
pencegahan
infeksi luka
perenium
Keterangan:
= Variabel Pengaruh/Bebas/Independen
= Variabel Terpengaruh/Terikat/Dependen
= Out Put
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
50
51
adalah cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari
unit tunggal .
B. Subjek Penelitian
C. Variabel Penelitian
1. Variabel Independen
2. Variabel Dependen
D. Defenisi Operasional
51
52
3. Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang disatukan oleh
selaput ketuban) dari uterus ke dunia luar melalui jalan lahir atau melalui
jalan lain, dengan bantuan atau dengan kekuatan sendiri (Sumarah, 2009)
1. Lokasi Penelitian
001 RW 002.
52
53
2. Waktu Penelitian
a. Wawancara/Anamnesa
b. Observasi
c. Pemeriksaan Fisik
2. Sumber Data
53
54
Yang menjadi sumber data dalam penulisan ini adalah pasien, keluarga
pasien, petugas kesehatan dan dokumen serta catatan lain yang dapat di
dan demonstrasi.
BAB IV
A. HASIL PENELITIAN
1. PENGKAJIAN
54
55
2) Umur : 25 Tahun
4) Pekerjaan : Wirasuwasta
5) Pendidikan : SMA
6) Penghasilan : 1.000.000
Tabel 2
Komposisi Keluarga Ny.S
c. Genogram (3 Generasi)
H.S X H.S X
55
56
H.S
Keterangan :
: Laki - laki
: Perempuan
H.S : Hidup Sehat
X : Meninggal
------- : Tinggal Serumah
: Hubungan Saudarah
: Hubungan Perkawinan
: Pasien
23 : Umur
d. Tipe Keluarga
terdiri dari Ayah, Ibu Dan Anak. keluarga “Ny.S” Tidak memiliki
e. Suku / Bangsa
56
57
“Ny.S” Dan “Tn.A” berasal dari jawa barat .tidak memiliki budaya
f. Agama
Agama yang dianut oleh keluarga “Ny.S” ini adalah agama Islam
B. STRUKTUR KELUARGA
komunikasi
57
58
akan mematuhinya.
“Ny.S” merupakan istri dan ibu, beliau merupakan ibu rumah tangga
yang kurang baik dan penyakit dapat disembuhkan asalkan ada keinginan
untuk sembuh.
D. FUNGSI KELUARGA
58
59
1. Fungsi Afektif
sayang baik antara mereka berdua maupun terhadap anaknya. Mereka selalu
menghargai.
2. Fungsi Sosialisasi
keluarga dengan saudara dan lingkungan sekitar berjalan dengan baik atau
tidak.
dan anak-anaknya.
5. Fungsi Ekonomi
1. Stresor
59
60
3. Strategi kopingyangdigunakan
Tabel 3
Pola Aktivitas Sehari-Hari
1. Makanan pokok Nasi, ikan, Nasi, ikan, sayur Nasi, ikan, sayur
Sayur
60
61
G. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Perumahan
g. Pencahayaan : Terang
h. Lantai : Semen
k. Denah rumah
8
K R
a R .
Km .M M
a K Da
mr e ak
M
R pa
aT Kl
. unK.
ri au
2. Sarana sanitasi Tlingkungan
dT ma rMa
a nd
iu ar
m i/
dr rg
u Ta WC
u
r i
d
u
r 61
62
Keluarga mengambil air untuk masak dan minum dari air pam.
tinggal keluarga.
lainnya.
H. PEMERIKSAAN FISIK
Tabel 4
Pemeriksaan Fisik Pada Keluarga Ny.S
62
63
63
64
5 5 5 5 5 5
hari setelah anaknya pulang kuliah dan malam hari, dalam menghadapi
biasanya di ambil oleh Ny.S tidak ada konflik antar anggota keluarga.
64
65
b. Mulut dan gigi : keadaan : bersih; kebiasaan mengosok gigi : 2 kali per
menggosok gigi : sikat gigi dan pasta gigi; odol gigi yang di pakai :
sehabis mandi.
sebelum tidur.
K. FAKTOR PENDUKUNG
65
66
belum tahu tentang cara Pencegahan infeksi luka prenium dengan terapi vulva
hygines
L. HARAPAN KELUARGA
anggota keluarga yang lain kesehatannya tetap dalam keadaan baik sehingga
semua kegiatan keluarga berjalan lancar tanpa ada hambatan. panjang luka 3
cm dan lebar luka 2 cm, tidak ada tanda infeksi (merah, bengkak, panas, nyeri,
fungsional).
2. KLASIFIKASI DATA
a. Data Subjektif
b. Data Objektif
66
67
daerah genetalia.
3. ANALISA DATA
klasifikasi data subjektif dan objektif yang kemudian akan di analisa guna
Tabel 5
Analisa Data
Data Objektif
a. Keluarga Ny.S tampak bingung
Bagaimana cara untuk
Pencegahan infeksi luka
prenium pada Ny.S
b. Panjang luka 3 cm.
c. Lebar luka 2 cm.
d. Ny.S Tampak Bingung untuk
menjelaskan bagaimana cara
perawatan daerah genetalia.
67
68
Tabel 6
NCP (Nursing Care Planning)
68
69
Tabel 7
Implementasi Dan Evaluasi
Lanjutan Tabel 7
69
70
Lanjutan Tabel 7
70
71
71
72
5 Jumat 10 Juli Kurang informasi 10.0 Wit 1. Observasi keluarga pasien dalam Hari/Tgl : Jumat 10 Juli 2020
2020 berhubungan melakukan terapi vulva hygienes Jam : 10.30 wit
dengan secara mandiri.
ketidakmampuan Hasil : keluarga Sudah dapat S :Pasien mengatakan keluarga Pasien sudah
keluarga memilih melakukan terapi vulva hygienes mampu melakukan terapi vulva hygiene
alternative lain pada Ny.S sendiri O : keluarga Pasien sudah mampu melakukan
untuk pencegahan Tindakan terapi vulva hygienes untuk Ny.S
infeksi pada luka A : Masalah teratasi
prenium P : Intervensi di hentikan
72
73
B. PEMBAHASAN
2. Pengkajian
foto rontgen, rekam kesehatan unit pelayanan kesehatan dan catatan lain
pereneum.
73
74
tanda dan gejala yang sama pada pasien yaitu luka pada perenium.
melakukan pengkajian.
3. Diagnosa Keperawatan
4. Intervensi
74
75
5. Implementasi
adanya kesulitan atau kendala. Hal ini dikarenakan adanya respon yang
baik dari klien dan keluarganya terhadap tindakan yang diberikan. klien
bahwa terapi tersebut tidak harus mengeluarkan biaya, tidak perlu harus
75
76
6. Evaluasi
terdapat luka perineum dengan panjang luka 3 cm dan lebar luka 2 cm.
dengan post partum dapat membantu dan memiliki manfaat yang sangat
biaya yang besar. Hal tersebut juga membuktikan bahwa ada hubungan
76
77
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
melakukan pengkajian.
77
78
yang ada.
partum dapat membantu dan memiliki manfaat yang sangat besar untuk
biaya yang besar. Hal tersebut juga membuktikan bahwa ada hubungan yang
B. Saran
1. Bagi peneliti
keluarga
2. Bagi keluarga
78
79
79
DAFTAR PUSTAKA
Saleha. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Setiawan & Suyanto. (2013). Buku Ajar Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Sri Rejeki & Ernawati. (2010). Faktor - Faktor Yang Berpengaruh Pada
Penyembuhan Luka Perinium Ibu Pasca Persalinan Di Puskesmas
Brangsong Dan Kaliwungu Kabupaten Kendal.
81
82
Sub total
Total
Presentase
82
83
83
84
84
85
LEMBAR OBSERVASI
85
86
DOKUMENTASI
2. Melakukan TTV
3. Persiapan Alat
86
87
87