ii
HALAMAN ORISINALITAS
Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber
baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
NIM : 10120046
Tanda Tangan :
Tanggal :
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini Telah Diperiksa dan Disetujui untuk
Dipresentasikan dalam Seminar Proposal KTI
Menyetujui,
Hj. Enok Nurliawati S. Kp., M.Kep Ns. Soni Hersoni S.Sos., M.Kep
NIDN. 0427077101 NIDN. 0409107201
Mengetahui,
Ketua Prodi D III Keperawatan
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai syarat menyelesaikan
pendidikan gelar Ahli Madya Keperawatan Program Studi Diploma III
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Bakti Tunas Husada.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapatkan
bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dra. Hj. Yayah Syafariah, S.Kep., Ns., M.M., selaku Ketua Yayasan Bakti Tunas
Husada.
2. Dr. Ruswanto, M.Si., selaku Rektor Universitas Bakti Tunas Husada.
3. Dr. Rudy Hidana, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Bakti
Tunas Husada.
4. Ns. Asep Robby, M.Kep, selaku Ketua Prodi D III Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Bakti Tunas Husada.
5. Anih Kurnia, S.Kep, Ners, M.Kep., selaku Dosen Wali yang telah membimbing dan
selalu memberikan motivasi kepada penulis selama pembelajaran di Universitas
Bakti Tunas Husada.
6. Hj. Enok Nurliawati S. Kp., M.Kep, selaku Pembimbing Utama yang telah
menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Ns. Soni Hersoni S.Sos., M.Kep, selaku Pembimbing Pendamping dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah.
8. Seluruh staf dosen dan laboran Prodi D III Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Bakti Tunas Husada yang telah membimbing terhadap kelancaran
selama mengikuti perkuliahan.
9. Seluruh staf perpustakaan Universitas Bakti Tunas Husada yang telah membantu
penyediaan buku sumber.
10. Pihak lahan penelitian yang telah mengizinkan dan memfasilitasi dalam proses
pengambilan data.
11. Orang tua tercinta yang senantiasa memberikan doa, bimbingan, dukungan
material maupun moral selama penulis mengikuti pendidikan di Universitas Bakti
Tunas Husada.
12. Rekan-rekan seperjuangan Angkatan ke 28 Program Studi Diploma III Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Bakti Tunas Husada yang telah bersama-sama
menempuh pembelajaran di kampus tercinta.
13. Diri sendiri yang telah kuat berjuang dan pantang menyerah bahkan bisa bertahan
sejauh ini.
iv
14. Semua pihak terutama teman dan sahabat yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan
penelitian ini.
Akhir kata penulis berharap Allah SWT membalas segala kebaikan semua
pihak yang telah membantu. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini membawa manfaat
bagi pengembangan ilmu khususnya ilmu keperawatan.
Tasikmalaya, …………..
Penulis
v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Sebagai sivitas akademik Universias BTH, saya yang bertanda tangan di bawah
ini:
Nama : Sri Yayu Lestari
NIM : 10120046
Program Studi : D III Keperawatan
Fakultas : Fakultas Ilmu Kesehatan
Jenis Karya : Karya Tulis Ilmiah
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini
Universitas BTH berhak menyimpan, mengalihkan media/format-kan, mengelola
dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas
akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan
sebagai pemilik Hak Cipta.
Pada tanggal:
Yang menyatakan
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN ORISINALITAS..............................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH......................vi
DAFTAR ISI........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL.................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................3
C. Tujuan Studi Kasus.................................................................................3
D. Manfaat Studi Kasus...............................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................5
A. Konsep Nifas.............................................................................................5
B. Konsep Involusi Uterus.........................................................................10
C. Konsep Asuhan Keperawatan Nifas....................................................12
D. Konsep Senam Nifas..............................................................................28
BAB III METODOLOGI STUDI KASUS........................................................36
A. Desain KTI..............................................................................................36
B. Subjek Studi Kasus................................................................................36
C. Fokus Studi.............................................................................................37
D. Definisi Operasional..............................................................................37
E. Lokasi & waktu Studi Kasus................................................................37
F. Prosedur Penulisan KTI........................................................................37
G. Teknik Pengumpulan Data...................................................................38
H. Instrument Studi Kasus.........................................................................38
I. Analisis Data dan Penyajian Data........................................................38
J. Etika Studi Kasus...................................................................................39
vii
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................40
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
A. Konsep Nifas
1. Pengertian Nifas
Masa nifas (puerpurium) merupakan masa pulihnya kembali yang
dimulai dari persalinan selesai sampai organ-organ dalam kandungan
kembali seperti sebelum hamil. Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu (42
hari) (Pusparina, 2021).
Masa nifas adalah masa sesudah kelahiran bayi, disusul dengan
keluarnya plasenta dan selaput dari tubuh ibu yang diperlukan untuk
memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan
waktu kurang lebih 6 minggu (Rahayu & Solekah, 2020).
2. Pembagian Masa Nifas
Menurut Pusparina (2021) masa nifas dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
a. Puerperium Dini
Puerperium dini adalah kepulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri
dan berjalan. Dalam agama islam bisa dikatakan waktu yang telah bersih
dan boleh bekerja setelah 40 hari.
b. Puerperium Intermedial
Puerperium intermedial merupakan kepulihan menyeluruh organ
genitalia yang lamanya 6-8 minggu.
c. Remote Puerperium
Remote puerperium merupakan waktu yang diperlukan untuk
pemulihan dan sehat sempurna terutama selama hamil atau saat
persalinan memiliki komplikasi. Pada masa ini diperlukan waktu hingga
berminggu-minggu, bulan atau bahkan tahunan untuk mencapai sehat
sempurna.
4
5
d) Payudara
Tingkat konsentrasi hormon yang merangsang
perkembangan payudara selama kehamilan (estrogen,
progesteron, human chorionic gonadotropin, prolaktin, kortisol,
dan insulin) menurun dengan cepat setelah bayi lahir. Waktu
yang dibutuhkan hormon-hormon ini untuk kembali ke tingkat
sebelum hamil sebagian bergantung pada apakah ibu menyusui
atau tidak (Pusparina, 2021).
2) Sistem Perkemihan
Diuresis dapat terjadi setelah 2-3 hari setelah lahir. Diuresis
terjadi karena pelebaran saluran kemih. Kondisi ini akan kembali
normal setelah 4 minggu setelah melahirkan. Pada masa nifas,
kandung kemih mengalami bengkak, sesak dan hipotonik. Obstruksi
uretra disebabkan oleh adanya trauma saat persalinan, dan trauma
tersebut dapat berkurang setelah 24 jam setelah persalinan
(Lowdermilk & Perry, 2013).
3) Sistem Musculoskeletal
Setelah melahirkan, dinding perut akan mengendur, dan
melebar selama beberapa minggu atau beberapa bulan. Hal ini
disebabkan oleh pecahnya serat elastis kulit dan peregangan yang
berlangsung lama akibat pembesaran rahim selama kehamilan. Pada
wanita yang kurus tinggi memiliki diastatis recti, sehingga bagian
garis tengah dinding perut tampak hanya selaput yang menutupi
perut bagian dalam (peritoneum) dengan lapisan otot tipis dan kulit.
Kerentanan ini menonjol saat berdiri atau saat mengejan (Maritalia,
2017).
4) Sistem Endokrin
Selama periode post partum pelepasan plasenta menyebabkan
penurunan hormon yang diproduksi oleh organ ini secara signifikan.
Penurunan hormon HCG, estrogen dan kortisol serta enzim insulin
plasenta membalikkan efek diabetogenik kehamilan, sehingga
menyebabkan kadar gula darah menurun (Lowdermilk & Perry,
2013).
5) Sistem Kardiovaskuler
Selama persalinan pervaginam kehilangan darah sekitar 300-400
cc. Perubahan tersebut terdiri dari volume darah dan
hemokonsentrasi. Hemokosentrasi pada persalinan pervagina akan
meningkat, pada hemokosentrasi setelah operasi caesar biasanya
stabil dan kembali normal setelah 2-6 minggu (Lowdermilk, Perry,
2013).
Pada Tekanan darah biasanya stabil dan normal, suhu biasanya
kembali normal dari kenaikannya yang sedikit selama periode
melahirkan dan menjadi stabil dalam 24 jam pertama setelah
melahirkan. Nadi biasanya normal kecuali ada keluhan persalinan
lama dan sulit atau kehilangan banyak darah (Pusparina, 2021).
6) Sistem Pencernaan
7
Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kesbiasaan buang air kecil dan
kebiasaan buang air besar meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi, warna
dan bau, apakah terjadi diuresis setelah mehairkan, retensi urine karena
takut luka episiotomy, apakah perlu bantuan, dan kebiasaan
penggunaan toilet.
(3) Istirahat tidur
Menggambarkan pola istirahat dan tidur ibu, berapa jam klien tidur,
kebiasaan tidur misalnya membaca, kebiasaan tidur siang, penggunaan
waktu luang.
(4) Personal hygiene
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga kebersihan tubuh
terutama pada daerah genitalia, karena pada masa nifas masih
mengelurakan Lochea.
(5) Aktivitas
Pada pola aktivitas dikai pengaruh aktivitas terhadap kesehatannya.
apakah ibu melakukan ambualsi, seberapa sering, apakah mengalami
kesulitan, ibu melakukan aktivitasnya dengan bantuan atau mandiri
(Fitriani, 2020).
c. Pemeriksaan Fisik
Menurut Griffin (2019) pemeriksaan fisik pada ibu post partum antara
lain sebagai berikut:
1) Pemeriksaan Antropometri
Berat badan merupakan hal yang penting untuk menggambarkan
jumlah protein, lemak, air dan mineral pada tulang. Hal ini karena tubuh
sanhgat sensitif terhadap perubahan keadaan misalnya terkena infeksi,
penurunan nafsu makan.
Tinggi badan dapat menentukan ukuran panggul seseorang, semakin
pendek maka semakin kecil ukuran panggulnya. Hal ini penting diketahui
karena ukuran panggul merupakan faktor penting yang mempengaruhi
keberhasilan melahirkan normal.
Selain mengukur Tinggi badan dan berat badan, diperlukan juga
pengukuran LILA (Lingkar Lengan Atas) untuk mengukur resiko KEK pada
wanita usia subur, dan untuk mengetahui status gizi pasien (Griffin,
2019).
2) Pemeriksaan Sistem Pernafasan
a) Hidung
(1) Inspeksi: mengamati keberadaan septum apakah tepat di
tengah, kaji adanya masa abnormal dalam hidung dan adanya
secret
(2) Palpasi: mengkaji adanya nyeri tekan pada hidung
b) Leher
(1) Inspeksi: Mengamati adanya luka, massa abnormal,
kesimetrisan, hiperpigmentasi
(2) Palpasi: Mengkaji adanya distensi vena jugularis,
pembesaran kelenjar tiroid
13
c) Dada
(1) Inspeksi: kesimetrisan dada, bentuk dari rongga dada,
pergerakan nafas (frekuensi nafas, irama, kedalaman
pernafasan, dan upaya pernafasan/ penggunaan otot-otot
bantu pernafasan), warna kulit, lesi, edema, maupun
penonjolan
(2) Palpasi: simetris, pergerakan dada, masa dan lesi, nyeri,
tractile fremitus apakah normal kanan dan kiri
(3) Perkusi: normalnya berbunyi sonor
(4) Auskultasi: normalnya terdengar vasikuler pada kedua paru.
d) Respirasi
Untuk mengetahui frekuensi pernapasan pasien yang dihitung
dalam 1 menit. Batas normalnya 12 – 20x/menit.
3) Sistem Kardiovaskuler
a) Jantung dan pembuluh darah
(1) Inspeksi: mengamati denyut jantung yang ada di ictus
cordis, periksa tanda homan pada kedua kaki, amati ada
tidaknya varises.
(2) Palpasi: teraba atau tidaknya denyutan
(3) Perkusi: normalnya terdengar pekak
(4) Auskultasi: normalnya terdengan suara tunggal jantung
pertama dan kedua (lub-dub)
b) Tekanan Darah
Untuk mengetahui tekanan darah ibu. Pada beberapa kasus
ditemukan keadaan dimana jika ibu post partum merasakan nyeri
maka tekanan darah akan meningkat, tetapi keadaan ini akan
menghilang dengan sendirinya apabila tidak ada penyakit lain yang
menyertainya dalam 2 bulan pengobatan. Batas normal tekanan
darah 110/60– 140/90 mmHg (Fitriani, 2020).
c) Nadi
Untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung dalam menit.
Batas normal nadi berkisar antara 60– 80 x/menit. Denyut nadi di
atas 100 x/menit pada masa nifas adalah mengindikasikan adanya
suatu infeksi, hal ini salah satunya bisa diakibatkan oleh proses
persalinan sulit atau karena kehilangan darah yang berlebihan
(Maritalia, 2017).
4) Sistem Pencernaan
a) Mulut
14
8) Sistem Integumen
a) Kepala/rambut
16
d) Kulit
Pada pemeriksaan kulit kaji fungsi perabaan baik atau tidak,
bisa dilakukan dengan cara uji sensasi nyeri atau sentuhan, kaji
apakah bisa membedakan hangat dan dingin atau tidak.
e) Lidah
Pada pemeriksaan lidah dilakukan pemeriksaan untuk
mengetahui fungsi pengecapan baik atau tidak. Kaji apakah klien
bisa membedakan antara rasa manis, asam, pahit, atau asin.
d. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah proses keperawatan yang merupakan
bagian dari penilaian klinis tentang pengalaman atau tanggapan individu,
keluarga atau masyararkat terhadap masalah kesehatan actual, potensial dan
proses kehidupan. Menurut Martuti (2017) dalam (Pusparina, 2021) diagnosa
keperawatan pada ibu post partum antara lain:
1) Ketidaknyamanan pasca partum berhubungan dengan involusi uterus,
proses pengembalian ukuran rahim ke ukuran semula.
2) Nyeri melahirkan berhubungan dengan pengeluaran janin
3) Resiko hypovolemia berhubungan dengan kekurangan intake caiaran
4) Defisit pengetahuan berhungan dengan kurang terpapar informasi
17
g. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan
cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan
tercapai atau tidak (Pusparina, 2021).
D. Konsep Senam Nifas
1. Pengertian Senam Nifas
Senam nifas adalah latihan gerakan yang dilakukan ibu setelah
melahirkan agar otot-otot yang tegang selama hamil dan melahirkan
kembali seperti keadaan semula (Pusparina, 2021).
Menurut Widianti dan Proverawati (2010) senam nifas adalah
latihan fisik yang dilakukan oleh ibu setelah melahirkan, dimana
fungsinya untuk memulihkan kesehatan, mempercepat pemulihan,
mencegah komplikasi, memulihkan dan memperbaiki regangan pada
otot setelah kehamilan, terutama pada otot punggung, dasar panggul
dan perut (Pusparina, 2021).
2. Tujuan Senam Nifas
21
senam nifas membuat ibu tidak nyaman setelah makan karena perut
masih kenyang (Pusparina, 2021).
6. Pengaruh Senam Nifas Terhadap Penurunan Tinggi Fundus Uteri
Selama kehamilan, beberapa otot menegang, terutama otot rahim
dan perut. Setelah melahirkan, rahim tidak cepat kembali ke keadaan
normal, tetapi melalui proses untuk mengembalikannya ke keadaan
semula, yang membutuhkan senam nifas. Senam nifas merupakan
gerakan tubuh yang bertujuan untuk memulihkan dan mempertahankan
kekuatan otot yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan
(Pusparina, 2021).
Latihan otot dasar panggul akan merangsang serabut saraf pada
otot rahim yaitu serat saraf simpatis dan parasimpatis yang mengarah ke
ganglion cerviks dari frankenhauser, yang terletak di dasar ligamentum
sacro uterinum. Rangsangan yang terjadi pada ganglion ini
meningkatkan kekuatan kontraksi uterus. Kontraksi rahim yang kuat
dan terus menerus serta penarikan otot-otot tersebut meningkatkan
kekuatan rahim dalam proses involusi, sehingga penurunan tinggi
fundus uteri terjadi lebih cepat dibandingkan pada mereka yang tidak
melakukan senam (Pusparina, 2021).
Selain itu, melatih otot perut meregangkan ligamen dan fasia yang
menopang rahim. Ligamen rotundum yang longgar akan kembali
sehingga letak uterus yang sebelumnya retrofleksi akan kembali pada
posisi normal yaitu menjadi anefleksi. Dengan adanya kontraksi uterus
yang kuat dan terus menerus maka akan lebih membantu kerja uterus
dalam mengompresi pembuluh darah akan proses hemostatis. Proses ini
membantu mengurangi ketinggian fundus uteri. Hal ini karena senam
nifas memiliki salah satu keunggulan yaitu mempercepat involusi
uterus yang dapat diukur dengan penurunan tinggi fundus uteri
(Pusparina, 2021).
7. Pelaksanaan dan Standar Prosedur Operasional Senam Nifas
Pelaksanaan durasi setiap melakukan senam nifas antara 5-10
menit. Terdapat 3 langkah utama dalam melakukan senam nifas yaitu
23
langkah relaksasi awal, inti dan relaksasi akhir. Sedangkan pada setiap
langkah terdiri dari beberapa gerakan senam. Senam dilakukan setiap
hari mulai dari hari pertama postpartum sampai hari ke-7 (Pusparina,
2021).
Menurut Rahayu (2020) dan Tim Pokja Pedoman SPO DPP PPNI
(2021) Standar Prosedur Operasional dan gerakan senam nifas antara
lain:
a. Prosedur Tindakan
1) Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama
lengkap, tanggal lahir, dan/atau nomor rekam medis)
2) Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan:
a) Ruangan yang representatif
b) Matras
c) Pengeras suara, jika perlu
d) Musik, jika perlu
4) Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5) Identifikasi pengetahuan dan kemampuan ibu melakukan senam
nifas
6) Anjurkan menggunakan pakaian yang nyaman
7) Lakukan relaksasi awal
a) Berbaring terlentang dalam posisi nyaman
b) Tutup mata, ciptakan rileks pada semua otot-otot
c) Bayangkan hal-hal yang menyenangkan atau tenangkan pikiran
sesuai dengan keyakinan. Kemudian tarik nafas melalui hidung,
tahan lama selama 5-10 detik, lalu keluarkan melalui mulut,
rasakan perubahan pada dada dan seluruh anggota tubuh.
Ulangi gerakan dan lakukan selama 3-5 menit.
8) Ajarkan gerakan senam nifas secara bertahap mulai dari hari
pertama sampai hari ke-7 setelah melahirkan. Langkah-langkah
gerakan senam nifas yaitu:
a) Hari pertama
Berbaring dengan lutut ditekuk. Tempatkan tangan diatas
perut di bawah iga-iga. Napas dalam dan lambat melalui
hidung tahan hingga hitungan ke-5 atau ke-8 kemudian
keluarkan melalui mulut, kencangkan dinding abdomen untuk
membantu mengosongkan paru-paru. Lakukan dalam waktu 5-
10 kali hitungan pada pagi/sore. Gerakan ini berfungsi untuk
mengencangkan otot perut dan melancarkan peredaran darah.
24
Gambar 2.1
Gerakan senam nifas hari ke-1
b) Hari kedua
Berbaring terlentang, lengan ke atas di bawah kepala, telapak
terbuka keatas. Kendurkan lengan kiri sedikit dan regangkan
lengan kanan. Pada waktu yang bersamaan rilekskan kaki kiri
dan regangkan kaki kanan, sehingga ada regangan penuh pada
seluruh bagian kanan tubuh. Lakukan 15 kali gerakan pada
pagi/sore. Gerakan ini berfungsi untuk memperlancar
peredaran darah pada sendi tulang ekor.
Gambar 2.2
Gerakan senam nifas hari ke-2
c) Hari ketiga
Kontraksi vagina dengan berbaring terlentang, kedua kaki
diregangkan, Tarik dasar panggul, tahan selama 3 detik
kemudian rileks. Lakukan 8 kali hitungan dalam latihan
pagi/sore. Gerakan ini berfungsi untuk memperbaiki,
memperkuat dan mengencangkan otot panggul. Kontraksi
vagina untuk merapatkan vagina.
Gambar 2.3
Gerakan senam nifas hari ke-3
d) Hari keempat
Memiringkan panggul, berbaring dengan lutut ditekuk.
Kontraksikan kencangkan otot-otot perut sampai tulang
punggung mendatar dan kencangkan otot-otot bokong tahan 3
detik kemudian rileks. Lakukan dalam 10-15 kali gerakan pada
25
Gambar 2.4
Gerakan senam nifas hari ke-4
e) Hari kelima
Berbaring terlentang, lutut ditekuk, lengan dijalurkan ke lutut.
Angkat kepala dan bahu kira-kira 45°, tahan 3 detik kemudian
rileks dengan perlahan. Lakukan dalam 10-15 kali gerakan pada
pagi/sore. Gerakan ini berfungsi untuk mengencangkan otot
perut.
Gambar 2.5
Gerakan senam nifas hari ke-5
f) Hari keenam
Posisi tidur terlentang, kaki lurus dan kedua tangan di samping
badan. Kemudian lutut ditekuk ke arah perut 90° secara
bergantian antara kaki kiri dan kanan. Jangan menghentakkan
kaki ketika menurunkan kaki, lakukan perlahan namun
bertenaga. Ulangi gerakan sebanyak 8 kali pada pagi/sore.
Gerakan ini berfungsi untuk mengurangi nyeri pada tulang
panggul dan mengurangi nyeri pada sendi tulang ekor.
Gambar 2.6
Gerakan senam nifas hari ke-6
g) Hari ketujuh
Tidur terlentang dengan kaki terangkat keatas, badan agak
melengkung dengan letak pada kaki bawah lebih atas. Lakukan
gerakan pada jari-jari kaki seperti mencakar dan meregangkan,
26
Gambar 2.7
Gerakan senam nifas hari ke-7
A. Desain KTI
Desain KTI merupakan semua proses yang diperlukan dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelitian, mulai dari tahap persiapan sampai
tahap penyusunan masalah dalam penelitian (Saryono, 2013). Desain Karya
Tulis Ilmiah pada studi kasus ini peneliti menggunakan penelitian deskriptif
dengan pendekatan studi kasus (Masriadi, Alfina, Baharudin, 2021).
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk
melihat gambaran fenomena yang terjadi di dalam suatu populasi tertentu.
Penelitian deskriptif ini dengan pendekatan studi kasus dilakukan dengan
cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit
tunggal. Unit yang menjadi kasus tersebut secara mendalam dianalisis baik
dari segi yang berhubungan dengan kasus itu sendiri, faktor yang
mempengaruhi, maupun tindakan dan reaksi kasus terhadap suatu perlakuan
ataupun perlakuan tertentu (Masriadi, Alfina, Baharudin, 2021).
Dalam penelitian studi kasus ini peneliti akan melakukan penelitian
pada ibu post partum untuk mengeksplorasi masalah keperawatan pada
pasien dengan fokus tindakan/intervensi senam nifas pada pasien ibu post
partum untuk mempercepat proses involusi uterus.
B. Subjek Studi Kasus
Subjek studi kasus yang digunakan adalah individu dengan kasus yang
akan diteliti secara rinci dan mendalam. Adapun subjek studi kasus yang
akan diteliti adalah satu kasus tentang involusi uterus dengan dua pasien
yang berbeda. Subjek studi kasus ini dirumuskan dalam kriteria inklusi dan
eksklusi, yaitu:
1. Kriteria Inklusi
a. Ibu post partum setelah 24 jam melahirkan
b. Sehat jasmani dan rohani
c. Tidak mempunyai komplikasi pasca persalinan seperti pendarahan, kaki
bengkak, demam, sakit kepala.
d. Bersedia untuk menjadi responden selama 7 hari
2. Kriteria Eksklusi
27
28
Admasar, Y., Usman, H., Taqwin, & Kartika, P. (2022). Senam nifas sebagai
alternatif dalam mempercepat penurunan tinggi fundus uterus ibu pasca salin.
Jurnal Kesehatan Tambusai, Vol 3, Nomor (1), 199–204.
Fitriani, N. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Ibu Post Partum. tersedia dalam
http://repository.bku.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/652/NIA
FITRIANI-1-83.pdf?sequence=1&isAllowed=y
Maritalia, D. (2017). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas (1st ed). Yogyakarta:
Goysen Publishing.
Maryunani, Nanik., Sukaryati, Yetty. (2012). Senam Hamil, Senam Nifas, Dan
Terapi Musik (1st ed.). Jakarta: CV. Trans Info Media.
Masriadi, Alfina., Baharudin, S. (2021). Metode Penelitian (1st ed.). Jakarta: CV.
Trans Info Media.
Rahayu, S., & Solekah, U. (2020). Pengaruh Senam Nifas Terhadap Involusi
Uterus Pada Ibu Post Partum Di Puskesmas Mariana Kabupaten Banyuasin
Tahun 2020. Jurnal Kebidanan, Vol 12 (02), 157.
Rosdiana, R., Anggraeni, S., & Jamila, J. (2022). Pengaruh Senam Nifas Dan
Mobilisasi Dini Terhadap Involusi Uterus Pada Ibu Post Partum. Jurnal
Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan, 13(1), 98.
Sari, R. P., Triyunita, R., & Keraman, B. (2020). Manfaat Senam Nifas Ditinjau
dari Involusi Uteri Ibu Postpartum. Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist,
Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist), 15(2), 308–
312.
No Kegiatan Januari Februari 2023 Maret 2023 April 2023 Mei 2023 Juni 2023
2023
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penentuan Tema / topic
KTI
2. Penyusunan BAB I
3. Penyusunan BAB II
4. Penyusunan BAB III
5. Pendaftaran seminar
proposal
6. Seminar proposal
7. Revisi proposal
8. Pengajuan KEPK
9. Pengumpulan data
10. Pengolahan data
11. Penyusunan BAB IV
12. Penyusunan BAB V
13. Pendaftaran sidang KTI
14. Sidang KTI
Lampiran 2
LEMBAR BIMBINGAN KTI
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR SENAM NIFAS
Pengertian Senam nifas adalah latihan gerakan yang dilakukan ibu setelah
melahirkan agar otot-otot yang tegang selama hamil dan
melahirkan kembali seperti keadaan semula
Tujuan 1. Membantu mempercepat pemulihan setelah
melahirkan
2. Mempercepat proses involusi uterus
3. Membantu memulihkan kekuatan otot dan
kekencangan otot
4. Merelaksasikan otot-otot yang mendukung proses
kehamilan dan persalinan
5. Meminimalisir terjadinya kelainan dan komplikasi,
seperti emboli, thrombosis.
Alat dan Bahan 1. Ruangan yang kondusif / representative
2. Matras
3. Pengeras suara (jika perlu)
4. Musik (Jika perlu)
Prosedur Pelaksanaan 1. Identifikasi pasien
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan
4. Cuci tangan 6 langkah
5. Identifikasi pengetahuan dan kemampuan ibu
tentang tindakan senam nifas
6. Anjurkan memakai pakaian yang nyaman
7. Lakukan Relaksasi awal
a. Berbaring terlentang dalam posisi nyaman
b. Tutup mata, anjurkan merileksasikan otot
c. Bayangkan hal-hal yang membuat pasien
tenang, senang, ajarkan sambil Tarik nafas
melalui hidung, tahan selama 5 detik,
kemudian keluarkan secara perlahan. Ulangi
selama 3-5 menit.
8. Ajarkan gerakan senam nifas
a. Hari Pertama
Lakukan dengan cara berbaring dengan lutut
ditekuk, tangan diatas perut, kencangkan
dinding abdomen untuk mengosongkan paru-
paru. Lakukan sambil nafas dalam melalui
hidung tahan selama 3 detik keluarkan
melewati mulut. Lakukan dalam waktu 5-10
kali hitungan.
b. Hari kedua
Berbaring terlentang, lengan ke atas di bawah
kepala, telapak terbuka keatas. Kendurkan
lengan kiri sedikit dan regangkan lengan
kanan. Pada waktu yang bersamaan rilekskan
kaki kiri dan regangkan kaki kanan, sehingga
ada regangan penuh pada seluruh bagian kanan
tubuh. Lakukan 15 kali gerakan pada
pagi/sore.
c. Hari ketiga
Kontraksi vagina dengan berbaring terlentang,
kedua kaki diregangkan, Tarik dasar panggul,
tahan selama 3 detik kemudian rileks. Lakukan
8 kali hitungan.
d. Hari keempat
Memiringkan panggul, berbaring dengan lutut
ditekuk. Kontraksikan kencangkan otot-otot perut
sampai tulang punggung mendatar dan kencangkan
otot-otot bokong tahan 3 detik kemudian rileks.
Lakukan dalam 10-15 kali gerakan.
e. Hari kelima
Berbaring terlentang, lutut ditekuk, lengan
dijalurkan ke lutut. Angkat kepala dan bahu kira-
kira 45°, tahan 3 detik kemudian rileks dengan
perlahan. Lakukan dalam 10-15 kali gerakan.
f. Hari keenam
Posisi tidur terlentang, kaki lurus dan kedua
tangan di samping badan. Kemudian lutut
ditekuk ke arah perut 90° secara bergantian
antara kaki kiri dan kanan. Jangan
menghentakkan kaki ketika menurunkan kaki,
lakukan perlahan namun bertenaga. Ulangi
gerakan sebanyak 8 kali.
g. Hari Ketujuh
Tidur terlentang dengan kaki terangkat keatas,
badan agak melengkung dengan letak pada
kaki bawah lebih atas. Lakukan gerakan pada
jari-jari kaki seperti mencakar dan
meregangkan, selanjutnya diikuti dengan
gerakan ujung kaki secara teratur seperti
lingkaran dari luar ke dalam, kemudian
gerakan telapak kaki kiri dan kanan ke atas
dank e bawah seperti menggergaji. Lakukan
gerakan selama setengah menit dengan 10-15
kali gerakan.
7. Riwayat Menstruasi
a. Pertama kali menstruasi
b. Siklus mestruasi
c. Lamanya menstruasi
d. Berapa kali ganti pembalut saat menstruasi
e. Masalah saat menstruasi
8. Riwayat Keluarga Berencana
a. Jenis kontrasepsi yang pernah atau sedang digunakan
b. Lamanya pemakaian kontrasepsi
c. Masalah semasa pemakaian kontrasepsi
d. Rencana Pemakaian KB setelah melahirkan akan beralih ke
kontrasepsi jenis apa
9. Riwayat Sosial Budaya
…………………………………………………………………………
10. Riwayat Penggunaan obat-obatan/rokok
11. Pola Aktivitas Sehari-hari
N Kondisi Sebelum Selama
o Sakit Sakit
1. Nutrisi :
- Selera makan
- Frekuensi makan
- Makanan yang di sukai
- Makanan pantangan
- Kebiasaan makan
Cairan :
- Jenis minuman yang
dikonsumsi
- Frekuensi minum
- Kebutuhan cairan
dalam 24 jam
2. Eliminasi BAB :
- Frekuensi BAB
- Konsistensi
- Kesulitan BAB
Eliminasi BAK :
- Frekuensi BAK
- Konsistensi
- Kesulitan BAK
3. Istirahat Tidur :
- Frekuensi tidur
- Berapa jam tidur siang
- Berapa jam tidur
malam
- Gangguan tidur
4. Personal Hygiene :
- Mandi (Frekuensi, cara,
alat mandi, Kesulitan /
dibantu )
- Cuci rambut
- Gunting Kuku
- Gosok Gigi
5. Aktivitas dan
mobilitas fisik :
- Kegiatan sehari hari
- Menggunakan alat
bantu untuk aktivitas
- Kesulitan pergerakan
h. Sistem Integumen
1) Kepala / rambut
Inspeksi :
Palpasi :
2) Suhu : ….. ℃
i. Sistem Sensori
1) Mata : ………………………………………………..
2) Telinga : ………………………………………………..
3) Hidung : ………………………………………………..
4) Kulit : ………………………………………………..
5) Lidah : ………………………………………………..
B. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas
C. Perencanaan
N T Diagn Tujuan dan Interven Rasional
o gl osa Kriteria Hasil si
/jam
D. Implementasi
N T Diagnos Implementasi Respon para
o gl a f
/jam
E. Evaluasi
N T Diagnose Evaluasi Paraf
o gl/jam
Lampiran 4
LEMBAR HASIL PENGUKURAN TFU
PASIEN 1 PASIEN 2
1. 24 Jam pertama
2. Hari ke-2
3. Hari ke-3
4. Hari ke-4
5. Hari ke-5
6. Hari ke-6
7. Hari ke-7