BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BEKAKANG Pengoptimalan peran,fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri merupakan salah satu upaya meningkatkan profesionalisme pelayanan keperawatan. Hal ini berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerluhkan pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi. Tuntuan masyarakat terhadap kualitas pelayaan dirasakan sebagai sebagai suatu fenomena yang harus direpon oleh perawat. Respon yang ada harus bersifat kondusif dengan belajar konsep pelayanan keprawatan dan langkah-langkah konkret dalam pelaksanaannya. Langkah- langkah tersebut dapat berupa penataketegaan dan pasien,penerapan MAKP dan perbaikan dokumentasi keperawatan. Profesioalisme dalam pelayanan keprawatan dapat dicapai dengan mengoptilkan peran dan fungsi perawat. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan komuniasi efektif anyar perawat dan tenaga medis lain. Salah satu bentuk komunikasi efektif yang harus ditingkatkan efektifitasnya adalah saat pergantian shift yaitu saat timbang terima klien. Timbang terima memiliki beberapa istilah handover,handoffs,shift report,sign over dan cross coverage. Handover adalah komunikasi verbal dari informasi tentang pasien yang dilakukan oleh perawat pada pergantian shift jaga. Nursalam (2008), menyatakan timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan sesuatu ( laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Handover adalah waktu diamana terjadi perpindahan atau transfer tanggungjawab tentang pasien dari perawat yang satu ke perawat yang lain. Tujuan dari handover adalah menyediakan waktu,informasi yang akurat tentang rencana perawatan pasien,terapi,kondisi terbaru dan perubahan yang akan terjadi dari antisipasinya. Timbang terima merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan mnerima informasi berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima adalah tanggung jawab dari seorang perawat. Bila timbang terima tidak dilakukan dengan baik,maka akan muncul kerancuan dari tindakan keperawatan ang diberikan karena tidak adanya informasi yang bisa digunakan sebagai dasar pemeberian tindakan keperawatan. Hal tersebut akan menurunkan kualitas pelayanan keperawatan dan menurunkan tingkat kepuasaan pasien. Kegiatan timbang terima yang telah dilakukan perlu dipertahankan dan ditingkatkan kualitasnya. Berdasarkan kondisi tersebut, maka kelompok akan melaksanakan timbang terima pasien berdasarkan konsep Model Asuhan Kepetawatan Profesional Primary Nursing. BAB II KONSEP TEORI PENGERTIAN Timbang terima memiliki beberapa istilah lain seperti handover,handofits, shift report,signout,signover dan cross coverage. Handover adalah komunikasi oral dari komunikasi pasien yang dilakukan oleh perawat pada saat pergantian shift jaga. Frisen (2008) menyebutkan definisi tentang definisi dari handover adalah transfer tentang informasi ( termasuk tanggungjawab dan tanggunggugat) selama perpindahan perawatan yang berkelanjutan yang mencangkup peluang pertanyaan klarifikasi dan konfirmasi pasien. Handofits juga mencangkup peluang tentang pertanyaan ,klarifikasi dan konfirmasi tentang pasien. Handofits juga meliputi mekanisme transfer informasi yang dilakukan,tanggungjawab utama dan kewenangan perawat dari perawat sebelumnya ke perawat yang akan melanjutkan perawatan. Timbang terima keperawatan adalah salah satu bentuk komunikasi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Timbang terima dilakukan oleh perawat primer ( penanggung jawab) dinas sore atau dinas malam ataupun dinas pagi secara tertulis dan jelas. Pelaksanaan timbang terima keperawatan yang tidak sesuai akan menuntukan kualitas kerja dan keselamatan pasien dan prioritas pelayanan kesehatan. (Kasim dkk,2003). Salah satu faktor yang mempengaruhi timbang terima yaitu motivasi,seperti penelitian Kristianto tahun 2013,juga mengatakan perawat yang mendaptkan ucapan terimakasih sebagai penghargaan yang dapat meningkatkan kedisiplinan perwat dalam mengikuti timbang terima .
Tujuan Timbang Terima
a. Menyampaikan masalah,kondisi dan keadaan klien b. Menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan dalam asuhan keperawatan kepada klien. c. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu segera ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya. d. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya. Timbang terima ( handover) memiliki tujuan untuk mengakurasi,mereabilisasi komunikasi tentang tugas perpindahan informasi yang relevan yang dapat digunakan untuk kesinambungan dalam keselamatan dan keefektifan dalam bekerja. Timbang terima memiliki 2 tujuan utama yaitu : a. Sebagai forum diskusi untuk bertukar pendapat dan mengekspresikan perasaan perawat b. Sebagai sumber informasi yang akan menjadi dasar dalam penetapan kepetusan dan tindakan keperawatan. Langkah-Langkah Dalam Timbang Terima a. kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap b. shift yang akan menyerahkan perlu mempersiapkan hal-hal yang akan disampaikan c. perawat primer menyampaikan kepada penanggungjawab shift selanjutnya meliputi : 1. kondisi atau keadaan pasein secara umum 2. Tindak lnjut atau dinas yang menerima operan 3. Rencana kerja untuk dinas yang menerima operan d. Penyampaian operan diatas harus dilakukan secara jelas dan tidak terburu-buru e. Perawat primer dan anggota kedua shift dinas bersama-sama secara langsung melihat keadaan klien
Prosedur Timbang Terima
Hal-hal yang perluhkan dalam prosedur ini meliputi a) Persiapan 1) Kedua kelompok sudah dalam keadaan siap 2) Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buka catatan b) Pelaksanakan Timbang terima dilaksanakan oleh perawat primer kepada perawat primer yang mengganti jaga shift berikutnya : 1) Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift 2) Di nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang masalah keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah dan belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainya yang perlu dilimpahkan. 3) Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerluhkan perincingan yang lengkap sebaiknya dicatat untuk kemudian diserah terimakan pada perawat jaga berikutnya. 4) Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah : a) Identitas klien dan diagnosa medis b) Masalah keperawatan yang masih ada c) Data fokus ( keluahan subyektif dan obyektif) d) Tindakan keperawatan yang sudah ada dan belum dilaksanakan e) Intervensi kolaboratif dan dependenisasi f) Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatann selanjutnya 5) Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi, tanya jawab terhadap hal-hal yang ditimbang terimakan dan berhak menanyakan mengenai hal-hal yang yang kurang jelas. 6) Penyampaian saat timbang terima secara jelas dan singkat 7) Lama timbang terima untuk setiap pasien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada kondisi khusus dan memerluhkan penjelasan yang lengkap dan rinci 8) Kepala ruangan dan semua perawat keliling ke tiap klien dan melakukan validasi data. 9) Pelaporan untuk timbang terima ditulis secara langsung pada bukti laporan ruangan oleh perawat primer. ( Nursalam,2002) Timbang terima memiliki 3 tahapan : a. Persiapan yang dilakukan oleh perawat yang akan dilimpahkan tanggungjawab. Meliputi : faktor informasi yang akan disampaikan oleh perawat jaga sebelumnya. b. Pertukaran shift jaga,dimana antara petrawat yang akan pulang dan datang melakukan pertukaran informasi. Waktu terjadinya operan itu sendiri yang berupa pertukaran informasi yang memungkinkan adanya konikasi dua arah antara perawat yang shift jaga kepada perawat shift yang akan berjaga. c. Pengecekan ulang informasi oleh perawat yang datang tentang tanggung jawab dan tugas yang diinginkan. Merupakan aktivitas dari perawat yang menerima operan untuk melakukan pengecekan dan informasi pada medical record atau pasien langsung. METODE dalam TIMBANG TERIMA