Anda di halaman 1dari 53

`

KASUS SEMINAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA By.E DENGAN


DIAGNOSA ASIFIKSIA DI RUANG GINCU 2 (PERINATOLOGI) RSUD
KAB.INDRAMAYU

Disusun Untuk Memenuhi Salah Tugas Praktik Program Profesi Ners


Mata Kuliah Keperawatan Anak
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Indramayu
Program Studi Profesi Ners

Disusun Oleh :
KELOMPOK 5

Ratna Ningsih R210415048


Riki Iwan M R210415050
Satrio Febriyanto R210415054
Siti Khodijah R210415056
Siti Khonisa R210415057
Yayang Fitriyani R210415063
Yopi Rahmat D R210415065

YAYASAN INDRA HUSADA INDRAMAYU


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
INDRAMAYU
2021
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
segala rahmat dan hidayahnya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah dengan
judul “Asuhan Keperawatan pada By.E dengan Diagnosa Medis Asfiksia di
Ruang Gincu 2 RSUD Kab.Indramayu” guna memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Keperawatan Anak.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir semoga Allah
SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.

Indramayu, Desember 2021

Penyusun

i
ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................i


Daftar Isi ...............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang ..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................1
C. Tujuan .......................................................................................................3
D. Manfaat......................................................................................................3

BAB II TINJAUAN TEORI ..............................................................................5


A. Pengertian .................................................................................................5
B. Etiologi .....................................................................................................5
C. Patofisiologi ..............................................................................................6
D. Pathway ....................................................................................................8
E. Manifestasi Klinis......................................................................................8
F. Komplikasi ...............................................................................................9
G. Penatalaksanaan ........................................................................................9
H. Pengkajian ................................................................................................10
I. Pemeriksaan Penunjang.............................................................................11
J. Informasi Tambahan..................................................................................11
K. Analisa Data .............................................................................................12
L. Diagnose Keperawatan Menurut Prioritas.................................................13
M. Intervensi Keperawatan ............................................................................14

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN .............................................................17


A. Pengkajian..................................................................................................17
B. Analisa Data...............................................................................................27
C. Diagnosa Keperawatan Menurut Priotitas.................................................28
D. Intervensi Keperawatan.............................................................................29
E. Implementasi Keperawatan dan Evaluasi..................................................31

ii
iii

F. Catatan Perkembangan..............................................................................34
BAB IV PEMBAHASAN ...................................................................................44
A. Analisis Penyakit (Disease Analyse).........................................................44
B. Analisis Diagnosa Keperawatan(Nursing Diagnose Analyse)..................45
C. Analisis Intervensi Keperawatan (Nursing Intervention Analyse)............47
D. Analisis Implementasi Keperawatan (Nursing Implementation Analyse).
...................................................................................................................49

BAB V PENUTUP ..............................................................................................51


A. Simpulan ...................................................................................................51
B. Saran .........................................................................................................51

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Masa neonatus merupakan awal pertumbuhan serta perkembangan
setelah bayi tersebut lahir. Dimana masa ini adalah masa terjadinya kehidupan
yang baru dalam ekstrauteri, dengan terjadinya proses adaptasi semua system
organ tubuh. Proses adaptasi ini dimulai dari aktivitas pernapasan yang disertai
pertukaran gas dengan frekuensi pernapasan antara 35-50 kali/menit. (Fida dan
Maya, 2012).
Asfiksia neonatorum merupakan suatu keadaan pada bayi baru lahir yang
mengalami gagal bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir,
sehingga bayi tidak dapat memasukkan oksigen dan tidak dapat mengeluarkan
zat asam arang dari tubuhnya (Dewi, 2014). Asfiksia ini dapat terjadi karena
adanya gangguan pertukaran gas serta transport O2 dari ibu ke janin sehingga
terdapat gangguan dalam persediaan O2 dan dalam menghilangkan CO2.
Gangguan ini dapat berlangsung secara menahun akibat kondisi atau kelainan
pada ibu selama kehamilan, atau secara mendadak karena hal-hal yang diderita
ibu dalam persalinan (Marwiyah, 2016).

Asfiksia menurut penelitian World Health Organization (WHO), khususnya di


dunia terdapat kematian bayi yang baru lahir khususnya neonatus sebesar
10.000.000 per tahun (WHO, 2012). Di seluruh dunia, sekitar 25% dari semua
kematian neonatal disebabkan oleh asfiksia, di Ethiopia pada tahun 2015
penyebab pertama kematian neonatal adalah asfiksia (31,6%), Lebih khususnya,
wilayah Amhara di Ethiopia berkontribusi pada neonatal tertinggi tingkat
kematian bayi (47/1000 kelahiran hidup) dibandingkan dengan sembilan
daerah lain yang ditemukan di Ethiopia.

Dalam laporan UNICEF angka kematian bayi secara global berada di


kawasan Afrika, menyumbang kematian bayi yang meninggal sebelum berusia
satu bulan dalam jumlah tertinggi yaitu 29 kematian per 1.000 kelahiran.

1
STIKes Indramayu
2

UNICEF menempatkan Nigeria menduduki urutan ke-11 sebagai negara dengan


angka kematian bayi tertinggi yaitu 80% kematian bayi disebabkan oleh asfiksia
(UNICEF, 2018).
Asfiksia khususnya di Indonesia menurut hasil Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 menunjukkan bahwa angka kematian
neonatal sebesar 15 per 1.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2019).

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah
dalam kasus ini adalah sebagai berikut: “Bagaimana Asuhan Keperawatan Anak
Pada By.E dengan Diagnosa Asfiksia diruang Gincu 2 RSUD Kabupaten
Indramayu?”

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan Asfiksia.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada pasien dengan
Asfiksia.
b. Mampu merumuskan diagnose keperawatan sesuai dengan prioritas
masalah pada pasien Asfiksia.
c. Mampu merumuskan perencanaan secara tepat pada pasien dengan
Asfiksia.
d. Mampu merumuskan Implementasi secara tepat pada pasien dengan
Asfiksia.
e. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien dengan
Asfiksia.

2
3

D. MANFAAT PENULISAN
1. Manfaat Bagi Penulis
Diharapkan mampu menerapkan asuhan keperawatan pada pasien dengan
Asfiksia agar dapat dilakukan intervensi yang tepat sesuai dengan keadaan/kondisi
pasien.
2. Manfaat Bagi Ilmu Keperawatan
Diharapkan dengan adanya asuhan keperawatan pada pasien dengan
Asfiksia dapat menjadi referensi tambahan dalam mengembangkan keilmuan,
serta sebagai acuan untuk melakukan penelitian dalam penegakkan diagnosa dan
intervensi yang tepat.
3. Manfaat Bagi Institusi
Diharapkan dengan adanyaasuhan keperawatan pada pasien dengan
Asfiksia dapat menjadi informasi tambahan dalam ilmu keperawatan bagi
akademisi dalam mengembangkan keilmuan.

3
4

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN
Suatu keadaan bayi baru lahir yang mengalami gangguan tidak segera
bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Asfiksia dapat terjadi selama
kehamilan atau persalinan.
Asfiksia dalam Kehamilan dapat disebabkan oleh: Penyakit infeksi akut atau
kronis, keracunan obat bius, uremia, toksemia gravidarum, anemia berat, cacat
bawaan atau trauma.
Asfiksia dalam Persalinan dapat disebabkan oleh : Partus lama, Ruptura uteri
yang membakat, tekanan terlalu kuat kepala anak pada plasenta, prolapsus,
pemberian obat bius terlalu banyak dan tidak tepat pada waktunya, plasenta,
solusia plasenta, placenta (serotinus) (NANDA Nic Noc, 2015)

B. ETIOLOGI
Menurut NANDA Nic Noc (2015), asfiksia dapat terjadi karena beberapa
faktor, yaitu :
1) Faktor Ibu
a. Hipoksia Ibu
Dapat terjadi karena hipoventilasi akibat pemberian obat analgetik atau
anestesi dalam, dan kondisi ini akan menimbulkan hipoksia janin dengan segala
akibatnya.
b. Gangguan aliran darah fetus
Berkurangnya aliran darah pada uterus akan menyebabkan berkurangnya
aliran oksigen ke plasenta dan juga ke janin, kondisi ini sering ditemukan pada :
Gangguan kontraksi uterus pada hipertoni, hipotoni, tetani uteri, Hipotensi
mendadak pada ibu karena perdarahan, Hipertensi pada penyakit toksemia,
eklamsia, dll.Primi tua, DM, anemia, riwayat lahir mati,ketuban pecah dini,
infeksi.

4
5

2) Faktor Plasenta
Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan kondisi plasenta,
asfiksis janin dapat terjadi bila terdapat gangguan mendadak pada plasenta,
misalnya abruption plasenta, solusio plasenta.
3) Faktor Fetus
Kompresi umbilikus akan mengakibatkan terganggunya aliran darah dalam
pembuluh darah umbilikus dan menghambat pertukaran gas antara ibu dan janin.
Gangguan aliran darah ini dapat ditemukan pada keadaan tali pusat menumbung,
melilit leher, kompresi tali pusat antara jalan lahir dan janin. Selain itu factor
asfiksia dapat dipengaruhi meconium kental, prematuritas, dan persalinan ganda.
4) Faktor Lama Persalinan
Persalinan yang lama,VE, kelainan letak, serta operasi Caesar
5) Faktor Neonatus
Depresi pernapasan pada bayi baru lahir dapat terjadi karena beberapa hal
yaitu pemakaian obat anestesi/analgetik yang berlebihan pada ibu secara
langsung, trauma pada saat persalinan sehingga dapat mengakibatkan perdarahan
intra kranial, kelainan kongenital pada bayi misalnya hernia diafragmatika, atresia
atau stenosis saluran pernapasan, hipoplasia paru.

C. KLASIFIKASI
Klasifikasi menurut Rustam (2011) dibagi menjadi 3 yaitu :
a) Asfiksia ringan
Skor APGAR 7-10. Bayi dianggap sehat, dan tidak memerlukan tindakan
istimewa.
b) Asfiksia sedang
Skor APGAR 4-6. Pada pemeriksaan fisik akan terlihat jika frekuensi
detak jantung lebih dari 100/menit, tonus otot kurang baik atau baik, sianosis,
reflek iritabilitas tidak ada.
c) Asfiksia Berat
Skor APGAR 0-3. Pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi
jantung kurang dari 100/menit, tonus otot buruk, sianosis berat, dan

5
6

kadang-kadang pucat, reflek iritabilitas tidak ada, pada asfiksia dengan


henti jantung yaitu bunyi jantung fetus menghilang tidak lebih dari 10
menit sebelum lahir lengkap atau bunyi jantung menghilang post partum
pemeriksaan fisik sama asfiksia berat.
Cara menilai tingkatan APGAR score dengan :
1) Menghitung frekuensi jantung.
2) Melihat usaha bernafas.
3) Menilai tonus otot.
4) Menilai reflek rangsangan.
5) Memperlihatkan warna kulit

D. PATOFISIOLOGI
Penyebab asfiksia dapat berasal dari faktor ibu, janin dan plasenta. Adanya
hipoksia dan iskemia jaringan menyebabkan perubahan fungsional dan biokimia
pada janin. Faktor ini yang berperan pada kejadian asfiksia.
Bila janin kekurangan O2 dan kadar CO2 bertambah, timbulah rangsangan
terhadap nervus vagus sehingga DJJ (Denyut Jantung Janin) menjadi lambat. Jika
kekurangan O2 terus berlangsung maka nervus vagus tidak dapat dipengaruhi
lagi. Timbulah kini rangsangan dari nervus simpatikus sehingga DJJ menjadi
lebih cepat akhirnya ireguler dan menghilang.
Janin akan mengadakan pernafasan intrauterin dan bila kita periksa kemudian
terdapat banyak air ketuban dan mekonium dalam paru, bronkus tersumbat dan
terjadi atelektasis. Bila janin lahir, alveoli tidak berkembang. Apabila asfiksia
berlanjut, gerakan pernafasan akan ganti, denyut jantung mulai menurun
sedangkan tonus neuromuskuler berkurang secara berangsur-angsur dan bayi
memasuki periode apneu primer. Jika berlanjut, bayi akan menunjukkan
pernafasan yang dalam, denyut jantung terus menurun , tekanan darah bayi juga
mulai menurun dan bayi akan terluhat lemas (flascid). Pernafasan makin lama
makin lemah sampai bayi memasuki periode apneu sekunder. Selama apneu
sekunder, denyut jantung, tekanan darah dan kadar O2 dalam darah (PaO2) terus
menurun. Bayi sekarang tidak bereaksi terhadap rangsangan dan tidak akan

6
7

menunjukkan upaya pernafasan secara spontan. Kematian akan terjadi jika


resusitasi dengan pernafasan buatan dan pemberian tidak dimulai segera. (Aziz,
2009)..

E. MANIFESTASI KLINIS

7
8

Tanda dan gejala asfiksia menurut Yuliyanah (2012) yaitu :


a) Asfiksia ringan : Takipnea dengan napas >60x/menit, bayi tampak
sianosis, Adanya retraksi sela iga, Bayi merintih dan bayi kurang
aktif, Adanya pernapasan cuping hidung, Dari pemeriksaan
auskultasi deperoleh hasil ronchi, rales, dan wheezing positif
b) Asfiksia sedang : Frekuensi jantung menurun menjadi 60-80 kali
permenit, Usaha napas lambat, Adanya pernapasan cuping hidung,
Adanya retraksi sela iga, Tonus otot dalam keadaan baik/lemah,
Bayi masih bisa bereaksi terhadap rangsangan yang diberikan namun
tampak lemah, Bayi tampak sianosis, dan Tidak terjadi kekurangn
oksigen yang bermakna selama proses persalinan
c) Asfiksia berat : Frekuensi jantung kecil, yaitu <40x/menit, Adanya
retraksi sela iga, Tonus otot lemah bahkan hamper tidak ada, Bayi
tidak dapit memberikan reaksi jika diberi rangsangan, Bayi tampak
pucat bahkan sampai berwarna kelab, Terjadi kekurangan oksigen
yang berlanjut sebelum atau sesudah persalinan.

F. PENATALAKSAAN MEDIS
Menurut Aziz Hidayat (2009), Cara pelaksanaan resusitasi sesuai
tingkatan asfiksia, antara lain :
1. Asfiksia Ringan (Apgar score 7-10)
Bayi dibungkus dengan kain hangat, Bersihkan jalan napas dengan
menghisap lendir pada hidung kemudian mulut, Bersihkan badan dan tali
pusat, Lakukan observasi tanda vital dan apgar score dan masukan ke
dalam inkubator.
2. Asfiksia sedang (Apgar score 4-6)
Bersihkan jalan napas, Berikan oksigen 2 liter per menit, Rangsang
pernapasan dengan menepuk telapak kaki apabila belum ada reaksi bantu
pernapasan dengan melalui masker (ambubag), Bila bayi sudah mulai
bernapas tetapi masih sianosis berikan natrium bikarbonat 7,5%sebanyak
6cc. Dextrosa 40% sebanyak 4cc disuntikan melalui vena umbilikus secara

8
9

perlahan-lahan, untuk mencegah tekanan intra kranial meningkat.


3. Asfiksia berat (Apgar skor 0-3)
Bersihkan jalan napas sambil pompa melalui lambubag, Berikan
oksigen 4-5 liter per menit, Bila tidak berhasil lakukan ETT (Endotracheal
Tube), Bersihkan jalan napas melalui ETT (Endotracheal Tube), Apabila
bayi sudah mulai benapas tetapi masih sianosis berikan natrium,
Bikarbonat 7,5% sebanyak 6cc. Dextrosa 40% sebanyak 4cc.

G. PENGKAJIAN
Asuhan Keperawatan asfiksia pada bayi baru lahir yaitu meliputi
pengkajian keperawatan, diagnos keperawatan, perencanaan keperawatan,
pelaksanaan keperawatan, evaluasi keperawatan, serta discharge planning.
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : tingkat keparahan penyakit, kesadaran, status nutrisi,
postur/aktivitas anak, dan temuan fisis sekilas yang prominen dari organ/sistem,
seperti ikterus, sianosis, anemi, dispneu, dehidrasi, dan lain-lain.
b. Tanda vital : suhu tubuh, laju nadi, tekanan darah, dan laju nafas.
c. Data antropometri : berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, tebal lapisan
lemak bawah kulit, serta lingkar lengan atas.
2. Pemeriksaan Organ
a. Kulit : warna, ruam kulit, lesi, petekie, pigmentasi, hiper/hipohidrolisis,
dan angiektasis.
b. Kepala : bentuk, ubun-ubun besar, sutura, keadaan rambut, dan bentuk
wajah apakah simestris kanan atau kiri.
c. Mata : ketajaman dan lapangan penglihatan, hipertelorisme, supersilia,
silia, esksoptalmus, strabismus, nitagmus, miosis, midriasis, konjungtiva palpebra,
sclera kuning, reflek cahaya direk/indirek, dan pemeriksaan retina dngan
funduskopi.
d. Hidung : bentuk, nafas cuping hidung, sianosis, dan sekresi.

9
10

e. Mulut dan tenggorokan : warna mukosa pipi/lidah, ulkus, lidah kotor


berpeta, tonsil membesar dan hyperemia, pembengkakan dan perdarahan pada
gingival, trismus, pertumbuhan/ jumlah/ morfologi/ kerapatan gigi.
f. Telinga : posisi telinga, sekresi, tanda otitis media, dan nyeri tekan.
g. Leher : tiroid, kelenjar getah bening, skrofuloderma, retraksi,
murmur,bendungan vena, refluks hepatojugular, dan kaku kuduk.
h. Thorax : bentuk, simetrisisitas, pembengkakan, dan nyeri tekan.
i. Jantung : tonjolan prekordial, pulsasi, iktus kordis, batas jantung atau
kardiomegali. Getaran, bunyi jantung, murmur, irama gallop, bising gesek
perikard (pericard friction rub).
j. Paru-paru : Simetrsitas static dan dinamik, pekak, hipersonor, fremitus,
batas paru-hati, suara nafas, dan bising gesek pleura (pleural friction rub)
k. Abdomen : bentuk, kolteral, dan arah alirannya, smiling umbilicus,
distensi, caput medusa, gerakan peristaltic, rigiditas, nyeri tekan, masa abdomen,
pembesaran hati dan limpa, bising/suara peristaltik usus, dan tanda-tanda asites.
l. Anogenetalia : atresia anus, vesikel, eritema, ulkus, papula, edema
skrotum.
m. Ekstremitas : tonus/trofi otot, jari tabuh, sianosis, bengkak dan nyeri
otot/tulang/sendi, edema pretibial, akral dingin, capillary revill time, cacat
bawaan.

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan
diagnosisa asfiksia pada bayi baru lahir menurut Prawirohardjo (2010),
yaitu:
a) Denyut Jantung Bayi

Frekuensi denyut jantung normal pada bayi yaitu sekitar 120 dan
160 kali selama satu menit. Apabila frekuensi denyut jantung turun sampai
dibawah 100 semenit di luar his, dan lebih-lebih jika tidak teratur, hal ini
merupakan tanda bahaya bagi bayi.

10
11

b) Analisa Gas Darah


c) Laboratorium
Pemeriksaan darah rutin meliputi hemoglobin/hematokrit (HB/ Ht):
kadar Hb 15-20 gr dan Ht 43%-61%), analisa gas darah dan serum
elektrolit.
d) Baby gram (RO dada)
e) USG (kepala)
f) Lab

I. ANALISA DATA
Data Senjang Etiologi / Masalah
No.
DS dan DO Penyebab Keperawatan
1. DS : dipsnea, ortopnea Asfiksia Bersihan jalan
DO : ↓ nafas tidak efektif
- Batuk tidak efektif Paru paru terisi (D0001)
- Tidak mampu batuk cairan
- Sputum berlebih ↓
- Mengi, whezing, Bersihan jalan
dan ronchi nafas tidak efektif

2. DS : dipsnea, pusing, Paru terisi cairan Gangguan


penglihatan kabur ↓ Pertukaran Gas
DO : Ggn metabolisme (D0003)
- POC2 dan perubahan
meningkat/menurun asam basa
- PO2 menurun ↓
- Takikardi Asidosis
- Ph arteri naik/turun respiratorik
- Sianosis ↓
- Kesadaran menurun Ggn Perfusi
- Pola nafas abnormal Ventilasi

Gangguan
Pertukaran Gas

4. DS : - Suplai O2 dalam Risiko termogulasi


darah menurun tidak efektif
DO : - ↓
Risiko (D.0148)
Faktor risiko : ketidakseimbangan

11
12

suhu tubuh
- Cedera otak akut
- Dehidrasi
- Pakaian yang tidak
sesuai suhu
lingkungan
- Proses penyakit
- Perubahan laju
metabolisme

J. DIAGNOSA KEPERAWATAN MENURUT PRIORITAS

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d Hipersekresi jalan nafas d.d Dipsnea,

sputum berlebih, mengi/whezing/ronchi, mekonium jalan nafas.

2. Gangguan pertukaran gas b.d tidak seimbangan ventilasi d.d kerusakan

dipsnea, pusing, PCO 2 meningkat, PO2 menurun, takikardi, Ph arteri naik/turun,

dan sianosis

3. Resiko termogulasi tidak efektif d.d kebutuhan O2 meningkat

12
13

K. PERENCANAAN KEPERAWATAN / INTERVENSI KEPERAWATAN

No Perencanaan Keperawatan
Dx Tujuan Intervensi Rasional
1 Setelah di lakukan tindakan ...x24 jam 1. Monitor pola nafas (frekuensi, 1. Untuk mengetahui pola nafas pasien
diharapkan masalah bersihan jalan nafas kedalaman, dan usaha nafas) 2. Untuk mengetahui bunyi nafas
dapat teratasi dengan kriteria hasil: 2. Monitor bunyi nafas 3. Untuk mengeluarkan sputum
3. Monitor sputum 4. Untuk mengurangi sesak nafas
Indikator IR ER 4. Lakukan suction 5. Untuk memenuhi kebutuhan cairan
Mengi 3 5 5. Berikan oksigen bayi
whezing 3 5 6. Anjurkan asupan 200 ml/hari 6. Untuk mengencerkan sputum, dan
mekonium 3 5 7. Kolaborasi pemberian meredakan sesak nafas
bronkodilator, mukolitik, jika
perlu.
8. Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit, jika perlu
2 Setelah di lakukan tindakan ...x24 jam 1. Monitor efektifitas terapi oksigen 1. Untuk mengetahui efektifitas terapi
diharapkan masalah gangguan 2. Bersihkan sekret pada mulut dan oksigen
pertukaran gas dapat teratasi dengan hidung 2. Untuk membersihkan secret
kriteria hasil: 3. Pertahankan kepatenan jalan nafas 3. Untuk mempertahankan kepatenan
4. Ajarkan pasien dan keluarga jalan nafs
Indikator IR ER menggunakan oksegien 4. Agar keluarga dan pasien dapat
dipsnea 3 5 5. Kolaborasi penentuan obrit o2 melakukan terapi oksigen

13
14

Pusing 3 5 5. Menentukan dosis oksigen


PCO2 3 5
sianosis 3 5
PO2 3 5
PH arteri 3 5
3 Setelah di lakukan tindakan 1. Identifikasi kesiapan dan 1. Untuk mengetahui beberapa informasi
keperawatan selama ...x24 jam kemampuan menerima informasi 2. Memberikan penkes
diharapkan masalah resiko termogulasi 2. Sediakan materi dan media penkes 3. Untuk menurunkan suhu tubuh
tidak efektif dapat teratasi dengan 3. Ajarkan kompres hangat 4. Untuk memberikan pemahaman.
kriteria hasil: 4. Ajarkan cara menggunakan suhu
Indikator IR ER
Menggigil 3 5
Suhu tubuh 3 5
Suhu Kulit 3 5

14
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
FORMAT PENGKAJIAN NEONATUS

IDENTITAS PASIEN
IDENTITAS ORANG TUA

Ayah Ibu
Nomor RM : 154367
Nama : By. E
Tempat, Tanggal Lahir : Indramayu, 16-12-2021
Jenis Kelamin :L
Alamat : Losarang
Tanggal Masuk RS : 16-12-2021
Tanggal Pengkajian : 23-12-2021 Jam : 10.00

Diagnosis Medis : Asfiksia

Nama : Tn. S Ny. E


Usia : 45 tahun 40 tahun
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMP SMP
Pekerjaan : Petani IRT
Kewarganegaraan : Indonesia Indonesia
Suku : Jawa Jawa
Alamat : Losarang Losarang
No Telp :
Keluhan Utama
Sesak napas

Riwayat Penyakit Sekarang

Bayi lahir pada tanggal 16 desember 2021 pada pukul 14.30 dengan riwayat kelahiran KPD + IVH dengan
berat badan 3050 gram, usia kehamilan 39 minggu, nilai apgar skore 1/3, reflek menelan dan menghisap
lemah, hasil pengkajian didapatkan bayi mengalami sesak nafas dengan frekuensi RR 70x/menit, terpasang
alat bantu pernafasan oksigen nasal kanul 2 liter, nafas cepat, adanya retraksi dinding dada, terpasang
umbilical infus D10%, bayi dibedong dan diselimuti, bibir tampak kering, terpasang OGT, turgor kulit kurang
elastis dengan nilai > 3 detik, S = 35,8 c, akral teraba dingin, SPO 96%, dan Nadi 130x/menit, terdapat
pernafasan cuping hidung

KEADAAN BAYI SAAT LAHIR


Lahir tanggal : 16-12-2021 Jam : 14.30
Jenis Kelamin : √Laki-laki
Perempuan
√Kelahiran tunggal
Kelahiran kembar atau multipel
16

Kondisi saat lahir √Hidup


Mati Sebelum persalinan
Dalam persalinan
Sebab kematian .......................................................

Penilaian bayi dengan APGAR SCORE

Tanda 0 1 2 Jumlah Nilai

Frekuensi Jantung Tidak ada √kurang dari 100 lebih dari 100 1 menit pertama : 2
Usaha napas Tidak ada √Lambat Menangis kuat
Tonus otot 5 menit pertama : 3
√Lemah Ekstremitas fleksi sedikit Gerakan aktif
Refleks 10 menit pertama :…...
Warna Tidak bereaksi Gerakan sedikit √Reaksi melawan
√Biru atau pucat √Tubuh kemerahan, tangan Kemerahan 15 menit pertama :…...
dan kaki biru

IMD (Inisiasi Menyusu Dini )


Ya √Tidak

1. Status Nutrisi dan Cairan


Status Nutrisi
BB: 3050 gr , PB: 45 cm , LK: 31 cm , LLA: 9 cm , LP: cm , LD: 28 cm
Jumlah kebutuhan nutrisi
105 kkal

Jenis diet:

Kebutuhan kalori sesuai BB sekarang = 50-60 Kkal/KgBB/hari x 3,1 Kg = 155/24kkal/hari = 6,4 kkal/jam

Total ml susu ( ml ) x kkal/ml 5 x 50


Kalori enteral = =
BB ( kg ) 3,1
36 ml x 0,67 kkal/ml
= 80,1 kkal/KgBB/hari
1,2 kg

Usia Gestasi = 39 minggu


Usia Kronologis = 6 hari

Jenis nutrisi

16
17

√ASI  Susu formula  Kombinasi ASI dan susu formula HMF Nasi
 TIM  Bubur Di puasakan
Cara pemberian nutrisi
Menyusui langsung √OGT/NGT Gelas/cup feeder √Botol
Di puasakan
Masalah pemberian makan

Status Cairan

Kebutuhan cairan harian


Jumlah: 80 cc/kgBB/hari x 3,1 Kg = 248 ml/hari= 10,3 ml/jam
Minum:
Jumlah:

IVFD: Dextrose 10% mikro


Jenis
2. Status Eliminasi
Buang Air Besar
√ melalui anus  melalui stoma; Frekuensi 2 kali
Karakteristik feses
Warna : Hijau Konsistensi : √Lembek Darah Lendir Dempul Lain-Lain
Buang Air Kecil
√ Spontan Kateter  Cytostomi ; Warna urine: kuning jernih
IWL
ml/kgBB/hari
Diuresis

Total Output

Balance cairan

Keluhan BAK

3. Aktivitas dan Istirahat


1. Istirahat dan Tidur
Tidur siang : 9 jam/hari Pertanyaan kebiasaan tidur anak Ya Tidak
Tidur malam : 14 jam/hari, Setiap hari anak mulai tidur pada waktu yang sama √
1. Pergerakan: pergerakan aktif Anak dapat tertidur dalam waktu 20 menit √
Anak akan terbangun bila ditinggalkan orangtua √
Anak mengigau saat tidur √
Berhenti nafas saat tidur √
Anak merasa segar saat bangun tidur √

1. Kepala Bentuk kepala : √Normocephali  Mikrocephali  Makrocephali


Keadaan rambut: bersih
Bentuk wajah : simetris
Lainnya : tidak terdapat kelainan
Mata Bentuk : √ Simetris  Asimetris Sklera ikterik: √ Tidak
Ya
Konjungtiva: Anemis √Merah muda
Kelopak mata Cekung √Normal edema

17
18

Refleks cahaya: Tidak √ Ada


Lainnya:………………………………………………………………………………
Telinga √ Simetris  Asimetris Sekret
Lainnya:………………………………………………………………………………
Hidung Bentuk: √ Simetris  Asimetris Kelainan lain:
…………………………….….
Mukus:  Ya √ Tidak
Pernafasan cuping hidung: √Ya Tidak
Lainnya:……………………………………………………………………………….
Mulut √ Tidak ada kelainan  Bibir Sumbing  Stomatitis
Mukosa Bibir: √ Kering  Lembab
Lainnya:………………………………………………………………………………
Leher Pembesaran Kelenjar Tiroid:  Ya √ Tidak
Pembesaran Jugularis Vena Pressure:  Ya √ Tidak
Tonsil: √ Normal  Kemerahan  Pembesaran
Lainnya: …………………………………………………………………………….
2. Dada dan Paru-paru 1. Inspeksi
Bentuk : √ Normal Pigeon Chest Barel Chest Turner Chest
Pergerakan dinding dada: √ Simetris  Asimetris
Retraksi: √ Ya  Tidak
Respirasi: Spontan tanpa alat bantu √ Dengan alat bantu nasal kanul
2. Palpasi: Focal Fremitus: √ Simetris  Asimetris
3. Perkusi : √ Sonor  Hipersonor  Dullness
4. Auskultasi: √ Vesikuler  Ronkhi  Wheezing
3. Jantung 1. Inspeksi: Iktus cordis : terlihat
2. Palpasi: Thrill: .............................................................
3. Auskultasi: √ BJ 1 & BJ 2 Normal Murmur  Gallop
4. Perkusi:

4. Abdomen 1. Inspeksi
Tali Pusat : Basah √ Kering Berbau Warna Keluaran Cairan
Distensi Abdomen : Ya √ Tidak
Bentuk: Simetris
Hepatomegali  Ya √ Tidak Spelenomegali  Ya √Tidak,  Lainnya
2. Auskultasi: Bising usus = 10x/menit
3. Palpasi
Supel Ya √ Tidak
Hepatomegali : Ya √ Tidak; Spleenomegali : Ya √ Tidak
Teraba Masa : Ya √ Tidak Turgor Kulit : Lambat √ Cepat
4. Perkusi:√ Tympani  Hypertimpani
5. Ekstremitas dan Pergerakan: √ Bebas  Terbatas ;
Muskuloskeletal Kelainan tulang  Ya √ Tidak, Jika kelainan, sebutkan.......
Spina bifida √ Normal Abnormal, sebutkan
Tonus otot…………………………………
Kekuatan otot: 5 5
5 5
Kelainan lainnya:  Ya √ Tidak, Sebutkan:................
6. Kulit dan kuku
Warna Kulit √Pink  Pucat  Kuning  Mottled  kulit tipis nampak pembuluh darah
Sianosis √ Tidak Ya, Lokasi………………………
Ptekie √ Tidak Ya, Lokasi………………………
Kemerahan √ Tidak Ya, Lokasi………………………
Tanda lahir √ Tidak Ya, Lokasi………………………
Turgor kulit Elastis √Tidak elastis

18
19

Edema √ Tidak Ada, Lokasi………………………


CRT >3 detik
Skor risiko trauma kulit -
Luka Beri tanda (arsir) pada lokasi luka
Karakteristik luka: tidak ada luka

Penilaian Ikterus
Neonatorum dengan Kramer

Derajat Ikterik:
7. Anus dan Genitalia Anomalirectal: Ya, √Tidak
Kebersihan:√ Bersih  Kurang Bersih
Laki-Laki / Perempuan (coret yang bukan pilihan)
√ Normal  Abnormalitas lain, Sebutkan..................................
Anus :
Defekasi
√Melalui anus
Frekuensi 1x
Konsistensi Lembek
Stoma …………………..............

Karakteristik Feses √Hijau


Terdapat darah
Cair
Dempul
Lain-lain ..................
Urin √Spontan
Kateter urin
Cystostomy
Kelainan √Tidak ada
Ada,sebutkan ………………….
Diuresis ………………….ml/jam
Kebersihan Diri
Mandi Frekuensi : 1x/hari, Mandiri : _____ Dibantu : √ dibantu perawat
Sikat Gigi Frekuensi : ..........x/hari, Mandiri : _____ Dibantu : _____
Keramas Frekuensi : 1x/hari, Mandiri : _____ Dibantu : √

1. Konsep diri :

2. Dampak Hospitalisasi

19
20

Anak:  Cemas  Takut  Sedih


Orangtua: : √ Cemas  Takut  Sedih  Merasa bersalah
3. Perkembangan Personal: Bayi mampu menggenggam tangan perawat, bayi mampu menggerakan kaki,
bayi terdapat respon untuk meringis saat menangis

1. Pengasuh
√Ayah √Ibu Nenek Orang Lain  Pengasuh lain
2. Hubungan dengan pengasuh
Dukungan
 Harmonis  Tidak harmonis
 Sibling  Keluarga Lain  Teman sebaya
3. Keterlibatan Orangtua Saat Anak Dirawat
Merawat  Menggendong Berkunjung
BerbicaraMendongeng/bercerita
4. Perkembangan sosial:
Peran dalam keluarga:
Keterlibatan anak dalam kegiatan masyarakat
………………………………………………………………………….
..................................................................................................................
..................................................................................................................

Lingkungan Internal
RIWAYAT KELAHIRAN YANG LALU
Tanggal/
Jenis Komplikasi Lain
N Tahun Penyakit Jenis
Kelam BBL Keadaan Bayi Kehamilan/ –
o. Kelahira Waktu Hamil Persalinan
in Persalinan Lain
n

Ekst Forceps

Ekst Vacum
Anak Hidup

Perdarahan
Lahir mati

Hipertensi

Sungsang
Eklampsi

Lain-lain
Lain-lain

Lain-lain
Diabetes

Spontan
Abortus

Jantung
28 Hari

Infeksi
1 Hari

Sifilis
KPD

CPD

SC

1 23 tahun ♀ √ √
16-12- 3050  
2 lk √
2021 gr √

Riwayat Kehamilan Ibu


1. Prenatal
Usia Ibu saaat hamil : < 20 tahun √20-35 tahun >35 tahun
Persepsi kehamilan : √ Kehamilan direncanakan  Kehamilan tidak direncanakan
Antenatal Care :  Tidak  Ya, apabila Ya, jumlah kunjungan.........................
Kenaikan BB selama Kehamilan: .....................................Kg

20
21

Konsumsi obat selama kehamilan:......................................


Riwayat injury selama kehamilan:  Tidak Jatuh Kecelakaan Lainnya.........
Komplikasi selama kehamilan:  Tidak  Ya
Riwayat hospitalisasi :  Tidak  Ya
Pemeriksaan penunjang kehamilan: Tidak Ya: ( Rubella Hepatitis CMV GO
Herpes HIV Lainnya)
Hari pertama haid terakhir ........................................... Taksiran Partus ....................................
Penyakit-penyakit selama hamil Anemia Penyakit jantung
Hipertensi Tuberkulosis
 Diabetes Sifilis
Lain-lain .............................
2. Intranatal
Riwayat kehamilan: √ Spontan SC Dengan alat bantu...................................
Usia kelahiran: 39 minggu Penolong Persalinan:.................................
Komplikasi:..............................................
3. Postnatal
Pertumbuhan bayi saat lahir: BBL : 3050 gram, PB: 52 cm, LK: 33 cm, LP:.........cm, LD: 33 cm
APGAR Score : 1 menit pertama 1, 5 menit pertama 3
Balard Score.........................
Kebutuhan alat bantu:  Inkubator √Oksigen Suction Vetilator
LainnyKelainan Kongenital: 

21
22

Mekonium: √Ya Tidak

Riwayat Obsetri sebelumnya


Riwayat Penyakit Terdahulu
1. Penyakit yang pernah dialami √Tidak Ya
2. Riwayat Hospitalisasi √Tidak Ya
3. Riwayat Operasi √Tidak Ya
4. Riwayat Penggunaan obat Tidak Ya, Jika ya:
Jenis obat……………………………………..
Respon terhadap pengobatan…………………
5. Riwayat Injury/kecelakaan Tidak Ya……………………………
6. Riwayat Alergi Tidak Ya, Jika ya:
Makanan Obat Udara Debu Lainnya………………

Down Score:
Nilai 0 1 2 skor
Frekuensi < 60 x/menit √ 60 – 80 x/menit  80 x/menit 1
nafas (70 x/menit)
Retraksi  Tidak ada √ Retraksi ringan -  Retraksi berat 1
Sianosis  Tidak ada √ Hilang dengan O2-  Menetap dengan 1
O2
Air entry Ada - √ Menurun  Tidak terdengar 0
(udara masuk)
Merintih  Tidak ada √ Terdengar dengan  Terdengar tanpa 0
stetoskop- alat bantu
Total skor 5
Skor < 4 : gangguan pernapasan ringan
Skor 4-5 : gangguan pernapasan sedang√
Skor ≥ 6 : gangguan pernapasan berat (pemeriksaan AGD harus dilakukan)
Riwayat Imunisasi
√BCG Lainnya :……………………………….
DPT1  DPT2 DPT3
Hepatitis1  Hep2 Hep3 Hep4
Polio1  Polio2 Polio3 Polio4
Campak

ALERGI DAN REAKSI


Alergi: Ya √ Tidak
Tidak Tahu
Bila Ya:
Alergi Obat, sebutkan…………………………………………….
Reaksi…………………………………….
Alergi makanan, sebutkan………………………………………..
Reaksi…………………………………….
Alergi lainnya,
sebutkan………………………………………….Reaksi………………………………………

22
23

Klip Tanda Alergi dipasang (warna merah)


Diberitahukan ke dokter atau farmasis (apoteker) atau dietisien (coret salah satu): Ya,
pukul……………
Lingkungan Eksternal
Perseptual
Cahaya/penerangan : √ baik  cukup  kurang Suhu Ruangan : 0
C
Kondisi Lingkungan: Bersih
Suhu incubator: 0
C
Resiko Jatuh: √ ya  tidak
Resiko Infeksi tular: √ ya  tidak
Operasional
1. Kebersihan lingkungan
Bersih
2. Jarak antar incubator/ tempat tidur
Tidak memakai inkubator
3. Penggunaan warmer bersama
Bayi tidak menggunakan warmer
Konseptual

1. Riwayat penyakit keluarga


……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
2. Kebiasaan/keyakinan keluarga yang mempengaruhi kesehatan
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
3. Pengetahuan keluarga terhadap penyakit
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
Respon Fight or Flight

1. GCS dan Tanda-tanda vital


GCS E: 3 M:5 V: 4 TD :-mmHg Suhu: 35,8°C
Kesadaran Compos Mentis Somnolen Soporo Koma N : 130x/menit Suhu Inkubator: °C
Sopor Apatis Koma P : 70 x/menit SpO2: 96 %

2. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Laboratorium
Darah rutin
- Leukosit : 24.000/µ (Normal)
- Eritrosit : 5.3 10^6/µ (Normal)
- Haemoglobin : 19.0 g/dl (Normal)
- Hematokrit : 57.8% (Normal)
- Trombosit : 257.000 (Normal)
- MCU : 102 Fl (Normal)
- MCH : 35.6 pg (Normal)
- MCHC : 32.9 g/dl (Normal)
- RDW : 12.2% (Menurun)
3. Pengkajian risiko infeksi
Penggunaan peralatan medis: Tidak √Ya √NGT/OGT, √IVFD, dipasang di umbilikal
Ventilator, Neonatal CPAP, √Oksigen, Jenis: Nasal kanul, jumlah: 1 l/menit
Respon Inflamasi
1. Kemerahan
2. Bengkak
3. Panas

23
24

4. Bau
5. Pengeluaran
6. Penurunan fungsi
√ Tidak, Ada, lokasi ……………………………….
√ Tidak, Ada, lokasi ……………………………….
√ Tidak, Ada, lokasi ……………………………….
√ Tidak, Ada, lokasi ……………………………….
√ Tidak, Ada, lokasi ……………………………….
√ Tidak, Ada, lokasi ……………………………….
Respon Stres

1. Nyeri
Skala nyeri : ……………………
Penilaian nyeri
Instrumen Neonatal Infant Pain Scale (NIPS)
Lokasi : ………………………...
Ekspresi wajah
0 : Otot relaks Wajah tenang, ekspresi netral √
Frekuensi : …………………….
1 : Meringis Otot wajah tegang, alis berkerut (ekspresi wajah negative)
Tangisan Interpretasi skor skala nyeri NIPS
Durasi : ………………………...
0 : Tidak menangis Tenang, tidak menangis :
1 : Merengek Mengerang lemah, intermiten √
2 : Menangis keras Menangis kencang, melengking terus menerus - Skor 0 Tidak perlu intervensi
(catatan : menangis tanpa suara diberi skor bila bayi diintubasi) - Skor 1-3 Intervensi non-
Pola napas farmakologis
0 : Relaks Bernapas biasa - Skor 4-5 Terapi analgetik non-
1 : Perubahan napas Tarikan ireguler, lebih cepat dibanding biasa, menahan napas, opioid
tersedak √ - Skor 6-7 Terapi opioid
Tungkai
0 : Relaks Tidak ada kekuatan otot, gerakan tungkai biasa √
1 :Fleksi/ekstensi Tegang kaku
Lengan V
0 : Relaks Tidak ada kekuatan otot, gerakan tungkai biasa √
1 : Fleksi/ekstensi Tegang kaku
Tingkat kesadaran
0 : Tidur/bangun Tenang tidur lelap atau bangun √
1 : Gelisah Sadarataugelisah

Keterangan:

1-2: Tidak nyeri sampai nyeri ringan

2-3: Nyeri ringan sampai sedang

>4: nyeri berat

Refleks

√ Bisep √ Trisep √Patella  Achilles √Kernig sign √Brudzinki


 Doll’s eyes Gag √Sallowing √Sucking √Rooting √Moro √Palmar  Perez  Galand
√Plantar Walking Tonic neck
Terapi Medikasi
1. Salep mata
2. Vicilin : 2x1 Jam : 06, 18
3. Gentamicin : 12,5/36 mg

24
25

4. Vit K
Diagnosa Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya nafas d.d tampak sesak, RR : 70x/m, SPO 96%, terpasang
nasal kanul 2 l, dan terdapat retraksi dinding dada
2. Termogulasi tidak efektif b.d fluktuasi suhu lingkungan d.d kulit tampak hangat, suhu fluktuatif dengan
S : 35,8°c
3. Risiko defisit nutrisi

Tgl 23 Desember
2021 Pukul 10.00 WIB
Perawat Yang Mengkaji

(Kelompok 5)

B. Analisa Data

Tanggal, Data Senjang Penyebab / Masalah Tanda Tangan


Jam (DS dan DO) Etiologi Keperawatan dan Nama jelas
DS Asfiksia Pola Nafas Kelompok 5
- ↓ Tidak Efektif
DO Ketidakseimban (D.0005)
- RR : gan O2 dan
70x/menit kebutuhan O2
- Terpasang dalam tubuh
oksigen nasal ↓
23-12-2021 kanul 2 liter Peningkatan
10.00 WIB - Tampak kerja nafas
sesak ↓
- Retraksi Pola nafas tidak
dinding dada efektif
- Pernafasan
cuping
hidung
- SPO2 96%
23-12-2021 DS Tidakmampuan Risiko defisit Kelompok 5
10.00 WIB - menelan makan nutrisi
DO ↓
- Bayi Reflek hisap
terpasang berkurang
OGT ↓
- Terpasang Nutrisi tidak
Umbilical

25
26

infus D10% adekuat


(8 tpm) ↓
- Reflek hisap Risiko defisit
dan menelan nutrisi
lemah
- BB 3050
gram
- PB : 45 cm
- LK : 31 cm
- LLA : 39 cm
- LD : 28 cm
23-12-2021 DS Otak Termogulasi Kelompok 5
10.00 WIB - ↓ Tidak Efektif
DO Imaturasi (D.0149)
- Akral teraba sentrum vital
dingin ↓
- Suhu Perubahan suhu
fluktuatif lingkungan
- S : 35,8°c ↓
Penguapan

Termoregulasi
tidak efektif

C. Diagnosa Keperawatan Menurut Prioritas


1. Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya nafas d.d tampak sesak,
RR : 70x/m, terpasang nasal kanul 2 liter, SPO2 96%, dan terdapat retraksi
dinding dada, pernafasan cuping hidung.
2. Termogulasi tidak efektif b.d fluktuasi suhu lingkungan d.d akral
teraba dingin, suhu fluktuatif dengan S : 35,8°c.
3. Risiko defisit nutrisi dd. Reflek hisap dan menelan lemah, terpasang
OGT BB 3050 gram, PB : 45 cm, LK : 31 cm, LLA : 39 cm, LD : 28 cm.

26
D. Intervensi Keperawatan

Perencanaan Keperawatan TTD


No
Tgl, Jam Nama
Dx Tujuan Rencana Tindakan Rasional
Jelas
23-12- 1 Setelah dilakukan tindakan Pemantauan Respirasi 1. Untuk mengetahui Kelomp
2021 keperawatan selama 3x24 jam 1. Monitor frekuensi, irama, frekuensi, irama, kedalaman ok 5
pola nafas tidak efektif dapat kedalaman, dan upaya nafas dan upaya nafas
10.10 teratasi dengan hasil 2. Atur interval pemantauan 2. Untuk mengatur interval
WIB respirasi sesuai kondisi pasien pemantauan respirasi
Indikator IR ER
Dispnea 3 5 3. Jelaskan tujuan dan prosedur 3. Untuk menjelaskan
pemantauan prosedur dan tujuan
Penggunaan 3 5
4. Kolaborasi pemberian O2 pemantauan
otot bantu
4. Memenuhi kebutuhan
nafas
oksigen
Frekuensi nafas 3 5

Kedalaman 3 5
nafas
23-12- 3 Setelah dilakukan tindakan kep Regulasi Temperatur 1. Mengetahui suhu bayi Kelomp
2021 selama 3x24 jam termogulasi 1. Monitor suhu bayi sampai stabil 2. Untuk menyesuaikan ok 5
tidak efektif dapat teratasi 2. Sesuaikan suhu lingkungan sesuai dengan kebutuhan bayi
10.10 dengan hasil kebutuhan 3. Untuk mengetahui
WIB 3. Jelaskan cara pencegahan pencegahan hipotermi
Indikator IR ER
Suhu 3 5 hipotermi karena terpapar udara
tubuh dingin 4. Untuk mengurangi panas
Frekuensi 3 5 4. Kolaborasi pemberian PCT
nadi
28

Menggigil 3 5

Suhu kulit 3 5

Setelah dilakukan tindakan kep Pemberian Makanan Enteral


selama 3x24 jam Risiko defisit 1. Periksa posisi OGT dengan cara Untuk mengecak posisi OGT
nutrisi dapat teratasi dengan mengauskultasi
hasil : 2. Memonitor residu setiap 6 jam Untuk mengetahui residu
Indikator IR ER 3. Tingkatkan teknik bersih dalam Untuk menjaga kebersihan
Sulit hisap 3 5 pemberian nutrisi dalam melakukan tindakan
4. Kolaborasi pemberian susu Untuk memenuhi kebutuhan
Sulit 3 5
nutrisi
menelan
Mukosa 3 5
bibir

E. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

No Tanggal Tanggal
Implementasi keperawatan Paraf Evaluasi Paraf
Dx Jam Jam
1 23-12- 1. Memonitor frekuensi, irama, Kelompok 23-12- S :- Kelompok
2021 kedalaman, dan upaya nafas 2021 O:
5 5
R : - Frekuensi Napas - Bayi tampak sesak
10.15 68x/menit 11.00
- RR 68x/menit
- Irama napas reguler
- napas dangkal cepat - Irama napas reguler

28
29

- - napas dangkal cepat


2. Mengatur interval
pemantauan respirasi sesuai A :Pola napas tidak efektif
10.15 kondisi pasien belum teratasi
R : Pemantauan setiap 3 jam
sekali
3. Kolaborasi memberikan P :Lanjutkan Intervensi
10.15 - Memonitor frekuensi,
terapi O2 dengan nasal kanul
R : bayi tampak sesak irama, kedalaman, dan
upaya
- Mengatur interval
pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
- Kolaborasi pemberian
O2
2 23-12- 1. Memonitor suhu bayi sampai Kelompok 23-12- S :- Kelompok
2021 stabil 2021 O:
5 5
R : - Suhu bayi fluktuatif - Suhu bayi fluktuatif
10.30 dengan 11.00 dengan 36,5°c
S : 36,5°c
2. Menyesuaikan suhu - Akral teraba dingin
10.30 lingkungan sesuai kebutuhan
R : - Akral teraba dingin A : Termoregulasi belum
teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Monitor suhu bayi
sampai stabil
- Menyesuaikan suhu

29
30

lingkungan sesuai
kebutuhan
- Kolaborasi pemberian
Paracetamol jika perlu
1. Memposisikan OGT S:- Kelompok
R : OGT tepat dilambung O : Bayi dipasang OGT
5
2. Mengecek residu setiap 6 A : Masalah belum teratasi
jam P : Lanjutkan intervensi
R: Residu -
3. Menggunakan teknik bersih
dalam pemberian nutrisi
R : menggunakan teknik
bersih
4. Berkolaborasi pemberian
susu
R : bayi diberi susu

F. Catatan Perkembangan

30
31

TTD/ Nama
No. Dx Kep Tgl/ Jam Catatan Perkembangan
Jelas
1 24/12/2021 S : - Kelompok 5
Pola Napas 09.00 WIB O:
- Bayi tampak masih sesak
Tidak Efektif
- RR 65x/menit
(D.0005) - SPO2 97%
- Terdapat retraksi dada
- Nafas cepat
- Pernafasan cuping hidung
- Terpasang oksigen 2 liter

A :Pola napas tidak efektif belum teratasi


P :Lanjutkan Intervensi (1,2,4)
09.15 WIB
09.15 WIB I :
09.15 WIB - Memonitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya
- Mengatur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi
14.00 WIB pasien
- Kolaborasi memberikan terapi O2
E
S:-
O:
- RR 65x/menit
- SPO2 97%

31
32

- Terdapat retraksi dada


- Nafas cepat
- Terpasang oksigen 2 liter
A : Masalah belum teratasi
P : Pertahankan intervensi
R:-

32
33

15.00 WIB S : -
O:
- Bayi tampak masih sesak
- RR 65x/menit
- SPO2 97%
- Terdapat retraksi dada
- Nafas cepat
- Terpasang oksigen 2 liter

A :Pola napas tidak efektif belum teratasi


P :Lanjutkan Intervensi (1,2,4)
I :
15.15 WIB - Memonitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya
15.15 WIB - Mengatur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
15.15 WIB - Kolaborasi memberikan terapi O2
21.00 WIB
E:
S:-
O:
- RR 63x/menit
- SPO2 97%
- Terdapat retraksi dada
- Nafas cepat
- Terpasang oksigen
A : Masalah belum teratasi

33
34

P : Pertahankan intervensi
R:-

34
35

21.00 WIB S : -
O:
- Bayi tampak sesak berkurang
- RR 62x/menit
- SPO2 97%
- Terdapat retraksi dada
- Nafas cepat
- Terpasang oksigen 2 liter

A : Pola napas tidak efektif belum teratasi


P : Lanjutkan Intervensi (1,2,4)
I :
22.15 WIB
22.15 WIB - Memonitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya
22.15 WIB - Mengatur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
25/12/2021 - Kolaborasi memberikan terapi O2
E:
07.00 WIB
S:-
O:
- Bayi tampak sudah tidak sesak
- RR 60x/menit
- Irama napas reguler
- Napas dangkal tidak terlalu cepat
- O2 sudah dilepas
A : Masalah teratasi
P :Hentikan intervensi

35
36

R:-

36
37

2 24/12/2021 S :-
Termoregulasi 09.00 WIB O :
Tidak Efektif - Suhu bayi fluktuatif dengan 36,4°c
(D.0149) - Akral teraba dingin
A : Termoregulasi belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi (1,2,4)
I :
09.15 WIB - Memonitor suhu bayi sampai stabil
09.15 WIB
- Menyesuaikan suhu lingkungan sesuai kebutuhan
09.15 WIB Kelompok 5
- Kolaborasi memberikan Paracetamol jika perlu
14.00 WIB
E:
S :-
O:
- Suhu bayi fluktuatif dengan 36,4°c
- Akral teraba dingin
A :Termoregulasi belum teratasi
P :Lanjutkan Intervensi
R:-
15.00 WIB S :- Kelompok 5

37
38

O:
- Suhu bayi fluktuatif dengan 36,8°c
- Bayi teraba hangat
A :Termoregulasi belum teratasi
P :Lanjutkan Intervensi (1,2,4)
I :
- Memonitor suhu bayi sampai stabil
15.15 WIB
15.15 WIB - Menyesuaikan suhu lingkungan sesuai kebutuhan
15.15 WIB
- Kolaborasi memberikan Paracetamol jika perlu
21.00 WIB E :
S :-
O:
- Suhu bayi fluktuatif dengan 36,6 °c
- Bayi teraba hangat
A :Termoregulasi belum teratasi
P :Lanjutkan Intervensi
R:-

38
39

21.00 WIB S :-
O:
- Suhu bayi fluktuatif dengan 36,8 °c
- Bayi tampak hangat
A :Termoregulasi belum teratasi
P :Lanjutkan Intervensi
I :
22.00 WIB - Memonitor suhu bayi sampai stabil
22.00 WIB
- Menyesuaikan suhu lingkungan sesuai kebutuhan
22.00 WIB Kelompok 5
- Kolaborasi memberikan Paracetamol jika perlu
25/12/2021 E :
07.00 WIB S :-
O:
- Suhu bayi fluktuatif dengan 36,5°c
- Bayi teraba tidak terlalu hangat
A : Termoregulasi teratasi
P : Hentikan Intervensi
R:-
3. S:- Kelompok 5
Risiko Defisit

39
40

Nutrisi O:
- Reflek hisap menelan masi lemah
- Bayi terpasang OGT
- Terpasang infus umbilikal
A : Masalah belum terasi
P : Lanjutkan intervensi
I:
- Memonitor residu setiap 6 jam
- Memeriksa OGT dengan cara menginspeksi atau mengecek
residu
- Kolaborasi pemberian susu
E : S :-
O:
- bayi terpasang OGT
- residu 1 cc warna putih keruh berlendir
- terpasang infus D10%
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
R :-

40
41

S:-
O:
- Reflek hisap menelan sedikit menguat
- Bayi sudah tidak terpasang OGT Kelompok 5
- Terpasang infus umbilikal
A : Masalah terasi
P : Hentikan Intervensi

41
BAB IV
PEMBAHASAN

Penulis akan membahas persamaan dan kesenjangan yang ada “Asuhan


Keperawatan Pada By.E dengan Asfiksia di Ruang Gincu 2 (Perinatologi) Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Indramayu. Berdasarkan pengkajian yang penulis
lakukan pada By.E selama 2 hari dari tanggal 23-24 Desember 2021, penulis
mengangkat 3 diagnosa keperawatan berdasarkan data – data pendukung yang
ditemukan penulis. Dalam pembahasan ini penulis membaginya dalam 5 (lima)
langkah proses keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi
atau perencanaan, implementasi dan evaluasi tindakan keperawatan.
A. Analisis Penyakit (Disease Analyse)
Asfiksia neonatorum adalah kondisi di mana bayi tidak mendapatkan oksigen
yang cukup dalam proses persalinan hingga persalinan selesai. Kondisi ini
tergolong serius karena dapat mengakibatkan. Menurut Nelson (2011) secara garis
besar etiologi Terdapat banyak penyebab asfiksia neonatorum, di antaranya
adalah: Penyakit membran hialin,
Hasil pengkajian pada By. E Diperoleh data pasien Bayi lahir tanggal 07
Desember 2021, bayi lahir di RSUD Kab. Indramayu, Bayi lahir pada tanggal 16
desember 2021 pada pukul 14.30 dengan riwayat kelahiran KPD + IVH dengan
berat badan 3050 gram, usia kehamilan 39 minggu, nilai apgar skore 1/3, reflek
menelan dan menghisap lemah, hasil pengkajian didapatkan bayi mengalami
sesak nafas dengan frekuensi RR 70 x/menit, terpasang alat bantu pernafasan
oksigen nasal kanul 2 liter, nafas cepat, adanya retraksi dinding dada, terpasang
umbilical infus D10%, bayi dibedong dan diselimuti, bibir tampak kering,
terpasang OGT, turgor kulit kurang elastis dengan nilai > 3 detik, S = 35,8 c, akral
teraba dingin, SPO 96%, dan Nadi 130x/menit, terdapat pernafasan cuping
hidung.
Pada pemeriksaan hasil laboratorium tanggal 24 Desember 2021 didapatkan
Darah rutin Leukosit : 24.000/µ (Normal), Eritrosit : 5.3 10^6/µ (Normal),

42
Haemoglobin : 19.0 g/dl (Normal), Hematokrit : 57.8% (Normal), Trombosit
: 257.000 (Normal), MCU : 102 Fl (Normal), MCH : 35.6 pg (Normal), MCHC
: 32.9 g/dl (Normal), RDW: 12.2% (Menurun).
B. Analisis Diagnosa Keperawatan (Nursing Diagnose Analyse)
Diagnosa keperawatan merupakan suatu pernyataan yang menjelaskan
respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau
kelompok. Perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan
intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan, menurunkan, membatasi,
mencegah dan merubah (Carpenito, 2000).
Diagnosa pertama Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya nafas d.d
tampak sesak, RR : 70x/m, terpasang nasal kanul 2 liter, SPO2 96%, dan terdapat
retraksi dinding dada, pernafasan cuping hidung.
Pola napas tidak efektif adalah inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak
memberikan ventilasi adekuat. Adapun batasan karakteristik dari diagnosis pola
napas tidak efektif dengan data mayor adalah dispnea, penggunaan otot bantu
pernapasan, fase ekspirasi memanjang, pola napas abnormal. Sedangkan data
minor adalah ortopnea, pernapasan pursed-lip, pernapasan cuping hidung,
diameter thoraks anterior-posterior meningkat, ventilasi semenit menurun,
kapasitas vital menurun, tekanan ekspirasi menurun, tekanan inspirasi menurun
dan ekskursi dada berubah (SDKI, 2017).
Diagnosa yang pertama yang penulis ambil adalah pola napas tidak efektif,
alasan penulis menegakan diagnose ini adalah karena sangat mendukung. Menurut
SDKI (2017) dalam menegakan diagnose perlu adanya 80% data mayor agar
diagnose dapat ditegakan. Berdasarkan data diatas yang ditemukan pada pasien
data objektif diantaranya tampak sesak, adanya penggunaan otot bantu
pernapasan, terdapat retraksi dinding dada dan terpasang nasal kanul dengan RR
70x/menit sehingga penulis mengangkat diagnosa pola napas tidak efektif sebagai
diagnosa pertama.
Diagnosa kedua Termogulasi tidak efektif b.d fluktuasi suhu lingkungan
d.d akral teraba dingin, suhu fluktuatif dengan S : 35,8°c. Termogulasi tidak
efektif adalah kegagalan mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.

43
Adapun batasan karakteristik dari diagnosis termogulasi tidak efektif dengan data
mayor objektif adalah kulit dingin/hangat, mengigil, suhu tubuh fluktuatif.
Adapun data objektif dengan data minor adalah piloereksi, pengisian kapiler >3
detik, TD meningkat, pucat, Frekuensi nafas meningkat, takikardi, kejang, kulit
kemerahan, dasar kuku sianosis (SDKI, 2017)
Diagnosa yang kedua yang penulis ambil adalah termogulasi tidak efektif,
alasan penulis menegakan diagnose ini adalah karena sangat mendukung. Menurut
SDKI (2017) dalam menegakan diagnose perlu adanya 80% data mayor agar
diagnose dapat ditegakan.
Dan diagnosa ketiga Risiko defisit nutrisi dd. Reflek hisap dan menelan
lemah, terpasang OGT BB 3050 gram, PB : 45 cm, LK : 31 cm, LLA : 39 cm,
LD : 28 cm. Risiko defisit nutrisi adalah beresikon mengalami asupan nutrisi tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme. Adapun faktor risiko adalah
ketidakmampuan menelan makanan, ketidakmampuan mencerna makanan,
ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien, peningkatan kebutuhan metabolisme,
faktor ekonomi (mis, finansial tidak mencukupi), faktor psikologis (mis. Stress,
keengganan untuk makan) (SDKI,2017).
Diagnosa yang ketiga yang penulis ambil adalah Risiko defisit nutrisi,
alasan penulis menegakan diagnose ini adalah karena sangat mendukung. Menurut
SDKI (2017) dalam menegakan diagnose perlu adanya 80% data mayor agar
diagnose dapat ditegakan.

C. Analisis Intervensi Keperawatan (Nursing Intervetion Analyse)


Intervensi keperawatan adalah panduan untuk perilaku spesifik yang
diharapkan dari pasien dan atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat.
Intervensi dilakukan untuk membantu pasien mencapai hasil yang diharapkan.
Intervensi keperawatan harus spesifik dan dinyatakan dengan jelas.
Pengelompokan seperti bagaimana, kapan, dimana, frekuensi, dan
besarnya menunjukkan isi dari aktivitas yang direncanakan. Intervensi
keperawatan dapat di bagi menjadi dua yaitu mandiri atau dilakukan oleh perawat
dan kolaboratif atau yang dilakukan bersama dengan pemberi perawatan lainnya.

44
Tahap perencanaan berfokus pada memprioritaskan masalah, merumuskan tujuan
dan kriteria hasil, membuat instruksi keperawatan, dan mendokumentasikan
rencana asuhan keperawatan. Tujuan dilakukannya perencanaan asuhan
keperawatan adalah meningkatkan komunikasi antara pemberi asuhan
keperawatan, memberikan asuhan secara langsung dan di dokumentasikan, catatan
dapat digunakan untuk evaluasi penelitian dan aspek legal serta sebagai
dokumentasi bukti untuk layanan asuransi (Deswani, 2009).
Dalam penulisan makalah ini penulis membuat 3 intervensi sesuai dengan
diagnosa yang penulis tegakkan yaitu :
Diagnosa pertama yaitu Pola nafas tidsak efektif b.d hambatan upaya nafas
d.d tampak sesak, RR : 70x/m, penggunaan otot bantu pernafasan dan terdapat
retraksi dinding dada. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,
diharapkan pola nafas tidak efektif pasien dapat teratasi dengan kriteria hasil
adalah sesak berkurang, penggunaan otot bantu pernapasan berkurang, frekuensi
nafas membaik kedalaman napas berkurang. Selanjutnya akan diuraikan
intervensi, yaitu Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
rasionalnya untuk mengetahui frekuensi, irama, kedalaman dan upaya nafas; Atur
interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien untuk mengetur interval
pemantauan respirasi; Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan untuk
menjelaskan prosedur dan tujuan pemantauan; Kolaborasi pemberian O2
rasionalnya untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
Diagnosa kedua yaitu Termogulasi tidak efektif b.d fluktuasi suhu
lingkungan d.d kulit tampak hangat, suhu fluktuatif dengan S : 37,2°c. Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan termoregulasi tidak
efektif dengan Kriteri hasil : suhu tubuh membaik, frekuensi nadi membaik, suhu
kulit membaik, memnggil berkurang. Selanjutnya akan diuraikan intervensi, yaitu
Monitor suhu bayi sampai stabil rasionalnya adalah Untuk mengetahui suhu bayi;
Sesuaikan suhu lingkungan sesuai kebutuhan rasionalnya adalah untuk
menyesuaikan menyesuaikan dengan kebutuhan bayi; Jelaskan cara pencegahan
hipotermi karena terpapar udara dingin rasionalnya adalah untuk mengetahui

45
pencegahan hipotermi; Kolaborasi Kolaborasi pemberian PCT rasionalnya adalah
untuk mengurangi panas.
Diagnosa ketiga yaitu risiko defisit nutrisi dd. Reflek hisap dan menelan
lemah, terpasang OGT BB 3050 gram, PB : 45 cm, LK : 31 cm, LLA : 39 cm,
LD : 28 cm. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,
diharapkan risiko defisit nutrisi dengan Kriteri hasil : sulit menghisap, sulit
menelan, mukosa bibir baik, Selanjutnya akan diuraikan intervensi, yaitu :periksa
posisi OGT, dengan cara mengauskultasi, memonitor residu setiap 6 jam,
tingkatkan teknik bersih dalam pemberian nutrisi, kolaborasi pemberian susu.

D. Analisis Implementasi Keperawatan (Nursing Implantation Analyse)


Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah status kesehatannya yang lebih
baik dengan menggambarkan kriteria hasil sesuai yang diharapkan (Potter &
Perry, 2009). Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, penulis berkaloborasi
dengan tim medis lain serta melibatkan keluarga untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Implementasi kasus ini selama 3x24 jam, selama pasien masih
menjalani perawatan di ruang Gincu 2 RSUD Indramayu sesuai dengan diagnosa
keperawatan yang telah ditegakan.
Adapun tindakan keperawatan yang penulis susun berdasarkan diagnosa
yang diangkat adalah sebagai berikut :
1. Pola nafas tidsak efektif b.d hambatan upaya nafas d.d tampak sesak, RR :
70x/m, penggunaan otot bantu pernafasan dan terdapat retraksi dinding dada
Implentasi untuk diagnosa keperawatan yang pertama memonitor
frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya nafas. Rasionalnya Frekuensi Napas
x/menit, Irama napas reguler, napas dangkal cepat, upaya napas menggunakan
otot bantu pernapasan.
Implementasi kedua adalah mengatur interval pemantauan respirasi sesuai
kondisi pasien. Pemantauan ini dilakukan setiap 3 jam sekali.
Implementasi ketiga adalah Kolaborasi memberikan terapi O2 dengan
nasal kanul. tindakan tersebut dilakukan Untuk mengurangi sesak bayi.

46
2. Termogulasi tidak efektif b.d fluktuasi suhu lingkungan d.d kulit tampak
hangat, suhu fluktuatif dengan S : 35,8°c
Implentasi untuk diagnosa keperawatan yang pertama yaitu memonitor suhu
bayi tindakan tersebut dilakukan untuk mengetahui perubahan suhu pada bayi.
Hasil yang didapat suhu bayi fluktuatif dengan S : 35,8 °c
Implementasi yang kedua adalah menyesuaikan suhu lingkungan sesuai
kebutuhan tindakan tersebut dilakukan untuk mencegah perubahan suhu pada
bayi. Hasil yang didapat bayi tampak hangat.
3. Risiko defisit nutrisi dd. Reflek hisap dan menelan lemah, terpasang OGT
BB 3050 gram, PB : 45 cm, LK : 31 cm, LLA : 39 cm, LD : 28 cm
Implentasi untuk diagnosa keperawatan yang pertama yaitu memeriksa posisi
OGT dengan cara mengauskultasi tindakan tersebut dilakukan untuk mengecek
posisi OGT, memonitor residu setiap 6 jam tindakan tersebut dilakukan untuk
mengetahui cairan residu, tingkatkan teknik bersih dalam pemberian nutrisi
tindakan tersebut dilakukan untuk menjaga kebersihan, kolaborasi pemberian susu
tindakan tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.

47
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat bernafas secara
spontan dan teratur setelah lahir. Asfiksia berarti hikposia yang progresif karena
gangguan pertukaran gas serta transport O2 dari ibu ke janin sehingga terdapat
gangguan dalam persediaan O2 dan kesulitan mengeluarkan CO2 saat janin
diuterus hipoksia, bila terdapat gangguan pertukaran gas atau pengangkutan O2
selama kehamilan/persalinan, akan terjadi Asfiksia. Keadaan ini akan
mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan
kematian. Kerusakan dna gangguan ini dapat reversibel atau tidak tergantung dari
BB dan lamanya Asfiksia.

B. Saran
Sebagai perawat sehubungan dengan rumitnya kondisi pasien dengan
Asfiksia maka diharapkan dalam pelaksanaan perawatan dalam hal ini pemberian
asuhan keperawatan memperhatikan beberapa hal berikut:
1. Perubahan dalam pemenuhan kebutuhan manusia sangat dipengaruhi oleh
persepsi individu yang berbeda antara satu dengan yang lain. Hal ini akan
membawa konsekuensi terhadap permasalahan keperawatan yang ditegakan pada
setiap individu.
2. Untuk merencanakan asuhan keperawatan yang tepat untuk seseorang.
Harus mengadakan pendekatan melalui karakteristik individu yang
mempersepsikan dalam situasi yang memunyai makna bagi kita.
DAFTAR PUSTAKA

Nuarif, Amin Huda.2015.  Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis dan Nanda NIC-NOC Edisi Revisi Jilid I
2015.  Yogyakarta:Mediaction

Hidayat, Aziz. 2009. Pengaturan Ilmu Keperawatan Anak.  Jakarta:


Salemba Medika.

Sarwono Prawirohardjo. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: EGC

Setiadi. 2012. Konsep & Penulisan Asuhan Keperawatan. Yogyakarta:


Graha Ilmu.

49

Anda mungkin juga menyukai