D DENGAN
RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME DI RUANG NICU RSUD
INDRAMAYU
Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
Enes Astriani R210415023
Evi Sugiarti R210415024
Fahrul Rozi R210415025
Iin Dahniati Sa’ah R210415030
Imam Maulana Yusuf R210415032
Kiki Mulyanengsih R210415036
Leni Rahayu R210415037
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala
rahmat dan hidayahnya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah dengan judul
“Asuhan Keperawatan pada By. Ny. D dengan Diagnosa Medis Respiratory Distress
Syndrome di Ruang NICU RSUD Indramayu” guna memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Keperawatan Anak.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir semoga Allah SWT
senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................6
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN....................................................................14
BAB IV PEMBAHASAN..........................................................................................39
BAB V PENUTUP.....................................................................................................43
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
3
menghambat fungsi surfaktan. Surfaktan merupakan suatu zat yang dapat
menurunkan tegangan dinding alveoli paru. Pertumbuhan surfaktan paru mencapai
maksimum pada usia kehamilan ke 35 minggu (fida & maya, 2012).
Kekurangan surfaktan menyebabkan gangguan kemampuan paru untuk
mempertahankan stabilitasnya. Hal ini menyebabkan alveolus kembali kolaps setiap
akhir ekspirasi yang berikutnya membutuhkan tekanan negative intoraks yang lebih
besar yang disertai usaha inspirasi yang kuat. Tanda dan gejala dari sindrom gawat
nafas atau RDS adalah pernafasan cepat, sianosis perioral, merintih waktu ekspirasi,
retraksi substernal dan interkostal. Masalah pernafasan pada bayi sering
dihubungkan dengan kondisi Respiratory Distresss Syndrome (RDS) merupakan
penyebab terbanyak dari angka kesakitan dan kematian pada bayi (pantiawati,
2010).
Bayi dengan RDS terjadi sebanyak 60-80% pada umur kehamilannya kurang
dari 28 minggu, 15-30% pada umur kehamilannya sekitar 32-36 minggu, dan sekitar
3% pada umur kehamilan lebih dari 37 minggu. Kematian bayi dengan RDS sangat
berkaitan erat dengan usia kehamilan. Risiko bayi mengalami RDS tertinggi terjadi
pada usia bayi yang masih muda. Keadaan bayi yang mengalami RDS menjadi salah
satu factor yang menyebabkan sistem pernapasan immature dan tidak adekuatnya
jumlah surfaktan pada paru paru bayi (fida & maya,2012)
B. Rumusan Masalah
Bagaimana konsep Asuhan Keperawatan pada bayi dengan RDS di ruang NICU
RSUD Indramayu?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui konsep Asuhan Keperawatan pada bayi dengan RDS di ruang
NICU RSUD Indramayu?
4
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian RDS
b. Mengetahui etiologi RDS
c. Mengetahui patofisiologi RDS
d. Mengetahui tanda dan gejala RDS
e. Mengetahui komplikasi RDS
f. Mengetahui pemeriksaan penunjang pada pasien RDS
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Sindroma gagal nafas (respiratory distress sindrom, RDS) adalah istilah yang
digunakan untuk disfungsi pernafasan pada neonatus. Gangguan ini merupakan
penyakit yang berhubungan dengan keterlambatan perkembangan maturitas paru atau
tidak adekuatnya jumlah surfaktan dalam paru. (Marmi & Rahardjo,2012).
Sindrom gawat napas atau RDS adalah istilah yang digunakan untuk disfungsi
pernapasan pada neonatus. Sindrom ini merupakan penyakit yang berhubungan
dengan keterlambatan perkembangan maturitas paru (Asrining Surasmi, Siti
Handayani, 2003).
Sindrom gawat napas RDS (Respiratory Distress Syndrom) adalah istilah yang
digunakan untuk disfungsi pernapasan pada neonatus. Gangguan ini merupakan
penyakit yang berhubungan dengan keterlambatan perkembangan maturitas paru.
Gangguan ini biasanya juga dikenal dengan nama hyaline membran desease (HMD)
atau penyakitmembran hialin, karena pada penyakit ini selalu ditemukan membran
hialin yang melapisi alveoli (Surasmi, dkk, 2003).
B. Etiologi
Penyebab kegagalan pernafasan pada neonatus yang terdiri dari faktor ibu,
faktor plasenta, faktor janin dan faktor persalinan :
a. Fakor Ibu
Meliputi hipoksia pada ibu, usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35
tahun, gravida empat atau lebih, sosial ekonomi rendah, maupun penyakit pembuluh
darah ibu yang mengganggu pertukaran gas janin seperti hipertensi, penyakit jantung,
diabetes melitus, dan lain-lain.
b. Faktor Plasenta
Meliputi solusio plasenta, perdarahan plasenta, plasenta kecil,plasenta tipis,
plasenta tidak menempel pada tempatnya.
6
c. Faktor Janin
Meliputi tali pusat menumbung, talipusat melilit leher, kompresi tali pusat
antara janin dan jalan lahir,gemeli, prematur, kelainan kongenital pada neonatus
dan lain-lain.
C. Patofisiologi
Dengan memburukya keadaan asidosis dan penurunan aliran darah keotak maka
akan terjadi kerusakan otak dan organ lain karena hipoksia dan iskemia. Pada
stadium awal terjadi hiperventilasi diikuti stadium apneu primer. Pada keadaan ini
bayi tampak sianosis,tetapi sirkulasi darah relative masih baik. Curah jantung yang
meningkat dan adanya vasokontriksi perifer ringan menimbulkan peninggkatan
tekanan darah dan reflek bradikardi ringan.
Depresi pernafasan pada saat ini dapat diatasi dengaan meningkatkan implus
aferen seperti perangsangan pada kulit.Apneu normal berlangsung sekitar 1-2
menit.Apnea primer dapat memanjang dan diikuti dengan memburuknya sistem
sirkulasi. Hipoksia miokardium dan asidosis akan memperberat
bradikardi,vasokontraksi dan hipotensi. Keadaan ini dapat terjadi sampai 5menit dan
kemudian terjadi apneu sekunder. Selama apneu sekunder denyut jantung,tekanan
darah dankadar oksigen dalam darah terus menurun. Bayi tidakbereaksi terhadap
rangsangan dan tidak menunjukkan upaya pernafasan secara spontan. Kematian akan
terjadikecuali pernafasan buatan dan pemberian oksigen segera dimulai (Marmi &
Rahardjo, 2012).
7
Breathing Bleedi Brain Bladder Bowel Bone
ng
Pathway
8
D. Manifestasi Klinis
Berat atau ringannya gejala klinis pada penyakit RDS (Respiratory Distress Syndrom) ini
sangat dipengaruhi oleh tingkat maturitas paru. Semakin rendah berat badan dan usia kehamilan,
semakin berat gejala klinis yang ditunjukan.
c. Perdarahan pulmonal
e. Apneu
f. Hipotensi sistemik
g. Anemia
9
F. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Cecily & Sowden (2009) pemeriksaan penunjang pada bayi dengan
RDS yaitu:
a) Kajian Foto Thorak
1) Tanda paru sentral dan batas jantung sukar dilihat, hipoinflasi paru
b) Pemeriksaan lab
1) Darah lengkap
G. Penatalaksanaan Medis
1. Penatalaksanaan Medis
10
c) Berikan asupan nutrisi, elektrolit yang tepat
2. Penatalaksanaan Keperawatan
H. Pengkajian
d. Kaji nilai apgar rendah (bila rendah di lakukkan tindakan resustasi pada bayi).
e. Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan tanda dan gejala RDS seperti :
takipneu (>60x/mnt), pernapasan mendengkur, retraksi dinding dada,
pernapasan cuping hidung, sianosis, dan apneu.
11
I. Analisa Data
Data Senjang Etiologi/Penyebab Masalah Keperawatan
(DS & DO)
Ds : Dispnea RDS Pola Nafas Tidak
Do : Efektif
Surfaktan ↓
(D.0005)
- RR meningkat
(>60x/menit), Janin tidak dapat
menjaga rongga paru
- adanya retraksi tetap mengembang
dinding dada,
Tekanan negative intra
- sianosis, thorak yang besar
- pernafasan cuping
Usaha inspirasi yang
hidung. lebih kuat
- Penggunaan otot
Apneu
bantu pernapasan
Pola Nafas Tidak Efektif
- Fase ekspirasi
memanjang
Ds : Dispnea RDS Gangguan Pertukaran
Do : Gas
Kolaps Paru
n(D.0003)
- PCO2
Gangguan Ventilasi
meningkat/ Pulmonal
menurun
Peningkatan Pulmonary
- PO2 Vaskular
menurun
- Takikardia Menurunkan
aliran darah
- pH arteri
12
meningkat/ pulmonal
menurun
- bunyi
napas
tambahan
13
Nilai AGD abnormal
Gangguan Pertukaran
Gas
Ds : RDS Resiko Defisit Nutrisi
Do : Reflek menghisap (D.0032)
Surfaktan↓
kurang baik
Janin tidak dapat
menjaga rongga paru
tetap mengembang
14
K. Intervensi Keperawatan
D.0005 Setelah dilakukan tindakan O :- Monitor Frekuensi nafas, O : Untuk mengetahui kelompok
keperawatan selama 2x24 irama nafas, kedalaman nafas pola nafas, auskultasi
jam diharapkan pola nafas
- Monitor pola nafa (Takipnea, dan SPO2
membaik
bradipnea)
Dengan KH : N : Untuk mengetahui
- Auskultasi bunyi nafas
Indikator Ir Er hasil pemantauan
- Monitor Spo2
Dispnea 3 5 N : - Atur interval pemantauan E : Agar keluarga
15
sebelum makan
Indikator Ir Er N : Agar bayi merasa
- Hentikan pemberian makan nyaman dan bersih
Reflek 3 5 melalui selang Ogt jika
menghisap tidak asupan oral dapan ditoleransi
baik
13
BAB III
TINJAUAN KASUS
Pada bab ini penulis akan menjelaskan dan membahas asuhan keperawatan
pada By. D dengan respiratory distress syndrom di ruang nicu, selama tiga hari.
Dimulai dari tanggal pengkajian 20 Desember sampai dengan tanggal 22
Desember 2021. Proses asuhan keperawatan yang dilakukan pada By. D ini
dimulai dari pengkajian, menganalisa data setelah pengkajian, merumuskan
diagnosa keperawatan, melakukan intervensi keperawatan, lalu melaksanakan
implementasi keperawatan serta mengevaluasi hasil tindakan yang sudah
dilakukan selama tiga hari tersebut.
FORMAT PENGKAJIAN
NEONATUS
IDENTITAS PASIEN IDENTITAS ORANG TUA
Ayah Ibu
Nomor RM :157509 Nama :Tn.A Ny.D
Nama :By.D
Usia :31 Th 29 Th
Tempat, Tanggal :12-12-
Lahir 2021 Agama :Islam Islam
Jenis Kelamin :P
Pendidikan : SMP SMP
Alamat :Tukdana
Pekerjaan :Wirasuawasta IRT
Tanggal Masuk RS :12-12-
2021 Kewarganegaraan :indonesia Indonesia
Tanggal Pengkajian :20-12- Jam : 09.00
2021 Suku :jawa Jawa
Alamat : Tukdana Tukdana
Diagnosis Medis : RDS
No Telp :- -
Keluhan Utama
Sesak nafas
14
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengalami sesak nafas, dengan frekuensi nafas 66x/menit, sesak bertambah saat
oksigen terlepas dan berkurang ketika terpasang alat bantu pernafasan CPAP peep 7 fio2
40%,. Bayi sadar, Menangis, tampak sesak nafas, terdapat retraksi dinding dada, SpO2 80
%, Nadi: 80, suhu: 37,6, suhu incubator 31,5, akral hangat, bayi mendapat susu formula 3
cc/6 jam, bayi dalam incubator, terdapat apnea periodik, terdapat mottled, tampak ikterik
pada seluruh tubuh, tidak terdapat kembung, tidak terdapat cyanosis, GDS 88, Suhu naik
turun, reflek menghisap lemah, terpasang OGT, BB 1780, bayi didalam inkubator,
konjungtiva ananemis.
KEADAAN BAYI SAAT LAHIR
Lahir tanggal : 12 Desember 2021 Jam 18.55
Jenis Kelamin : Perempuan
Laki-laki
Kelahiran tunggal
Kelahiran kembar
atau multipel
Kondisi saat lahi
Hidup
Mati Sebelum persalinan
Dalam persalinan
Sebab kematian .......................................................
15
Penilaian bayi dengan APGAR SCORE
Frekuensi Jantung Tidak ada kurang dari 100 █ lebih dari 100 1 menit pertama : 3
Usaha napas Tidak ada Lambat □Menangis kuat
Tonus otot Lumpuh █Ekstremitas fleksi sedikit Gerakan aktif 5 menit pertama : 4
Refleks Tidak bereaksi █Gerakan sedikit Reaksi melawan 10 menit pertama :…...
Warna Biru atau pucat Tubuh kemerahan, tangan kemerahan
dan kaki biru 15 menit pertama :…...
3 x 60
Kalori enteral =
1,8
= 180/1,8=100:24=4,1
Usia Kronologis =
Jenis nutrisi Susu Formula █ASI Kombinasi ASI dan susu formula
HMF Nasi
TIM Bubur
Cara Menyusui langsung █OGT/NGT Gelas/cup feeder Botol
pemberian
nutrisi
Masalah Nutrisi melalui OGT
pemberian
makan
Status Parenteral
Cairan
Kebutuhan Jumlah:160 cc/kgBB/hari x 1,8 Kg = 288 ml/hari=12 ml/ jam
cairan Aminosteril 6% 2cc/ jam=48 cc/hari
harian Dobutamin 1 cc/jam = 24 cc/hari
288 – (48+24)=216 cc/ hari , 9 tpm (N5D10% standar), 1 cc/jam
dobutamin, 2 cc/ jam aminosteril 6%)
Minum: cair
Jenis: ASI, Jumlah: 3cc/6jam
17
IVFD: N5D10 -35 CC + Ca glukonas 25 cc+ KCL 10 cc
Jenis
N5D10% - 35 cc + 25 cc Ca Glukonas + 10 cc KCL 9 tpm total 12 tpm
2. Status Eliminasi
Buang Air █melalui anus melalui stoma; Frekuensi….............................kali
Besar
Karakteristi Warna hitam Konsistensi padat Darah Lendir █Dempul Lain-Lain
k feses
Buang Air █Spontan Kateter Cytostomi ; Warna urine…………………….
Kecil
IWL ml/kgBB/hari
Diuresis 2,5 cc/jam
Total 176 (input 211-output 176= 35)
Output
Balance 35
Cairan
Keluhan Tidak ada
BAK
17
2. Dada dan Paru-paru 1. Inspeksi
Bentuk : █Normal Pigeon Chest Barel Chest Turner Chest
Pergerakan dinding dada: █Simetris Asimetris
Retraksi: █Ya Tidak
Respirasi: Spontan tanpa alat bantu █Dengan alat bantu CPAP peep 7 fio2 40%
2. Palpasi: Focal Fremitus: █Simetris Asimetris
3. Perkusi █Sonor Hipersonor Dullness
4. Auskultasi █Vesikuler Ronkhi Wheezing
3. Jantung 1. Inspeksi: Iktus cordis : .... ..............................................
2. Palpasi: Thrill: .............................................................
3. Auskultasi: █BJ 1 & BJ 2 Normal Murmur Gallop
4. Perkusi:
4. Abdomen 1. Inpeksi
Tali Pusat: Basah █Kering Berbau Warna Keluaran Cairan
Distensi Abdomen : Ya █Tidak
Bentuk: ……………………………………..
Hepatomegali Ya █Tidak Spelenomegali Ya Tidak, Lainnya
2. Auskultasi : Bising usus = 10x/menit
3. Palpasi
Supel Ya █Tidak
Hepatomegali : Ya █Tidak; Spleenomegali : Ya █Tidak
Teraba Masa : Ya █Tidak Turgor Kulit : Lambat █Cepat
4. Perkusi: █Tympani Hypertimpani
5. Ekstremitas dan Pergerakan: █Bebas Terbatas ;
Muskuloskeletal Kelainan tulang Ya █Tidak, Jika kelainan, sebutkan.......
Spina bifida █Normal Abnormal, sebutkan
Tonus otot…………………………………
Kekuatan otot:
5 5
5 5
Penilaian Ikterus
Neonatorum dengan Kramer
Derajat Ikterik:
18
Kebersihan: █Bersih Kurang Bersih
Perempuan (coret yang bukan pilihan)
█Normal Abnormalitas lain, Sebutkan..................................
Anus ……………………………..
Defekasi
█Melalui anus
Frekuensi …………1x sehari………..............
Konsistensi …………lembek...........
Stoma …………………..............
-
1. Konsep diri : tidak tekaji pada bayi
2. Dampak Hospitalisasi
Anak: Cemas █Takut Sedih
Orangtua: : Cemas Takut █Sedih Merasa bersalah
3. Perkembangan Personal:
4. Perkembang ………………………………………………………………………….
an sosial: ..................................................................................................................
Peran dalam ..................................................................................................................
keluarga:
Keterlibatan
anak dalam
kegiatan
masyarakat
Lingkungan Internal
Riwayat Kehamilan Ibu
1. Prenatal
Usia Ibu saaat hamil : < 20 tahun 20-35 tahun >35 tahun
Persepsi kehamilan : █Kehamilan direncanakan Kehamilan tidak direncanakan
19
Antenatal Care : Tidak █Ya, apabila Ya, jumlah kunjungan.........................
Kenaikan BB selama Kehamilan......................................Kg
Konsumsi obat selama kehamilan:......................................
Riwayat injury selama kehamilan: █Tidak Jatuh Kecelakaan Lainnya.........
Komplikasi selama kehamilan: █Tidak Ya
Riwayat hospitalisasi : █Tidak Ya
Pemeriksaan penunjang kehamilan: Tidak Ya: ( Rubella Hepatitis CMV GO Herpes HIV
Lainnya)
Hari pertama haid terakhir ........................................... Taksiran Partus ....................................
Penyakit-penyakit selama hamil Anemia Penyakit jantung
Hipertensi Tuberkulosis
Diabetes Sifilis
Lain-lain .............................
2. Intranatal
Riwayat kehamilan: █Spontan □SC Dengan alat bantu...................................
Usia kelahiran: 33 minggu Penolong Persalinan: Dokter
Komplikasi:..............................................
3. Postnatal
Pertumbuhan bayi saat lahir: BBL 1780 gram, PB: 41.cm, LK 30.cm, LP:.........cm, LD: 28 cm
APGAR Score...........3/4............
Balard Score..........11...............
Kebutuhan alat bantu: █Inkubator Oksigen Suction █Ventilator LainnyKelainan Kongenital:
Ekst Forceps
Ekst Vacum
Lahir mati
Perdarahan
Lain-lain
Hipertensi
Abortus
Sungsang
28 Hari
Eklampsi
Lain-lain
Lain-lain
Diabetes
1 Hari
Spontan
Jantung
Infeksi
Sifilis
KPD
CPD
SC
……
1 Gr █
P 1780 █ █
2
gr
…….
3 .g
…….
4 .gr
…….
5 .g
20
Mekonium: █Tidak Ya
Down Score:
Nilai 0 1 2 Skor
Frekuensi < 60 x/menit █60 – 80 x/menit- 80 x/menit 1
Nafas
Retraksi Tidak ada █Retraksi ringan – Retraksi berat 1
sedang
Sianosis █Tidak ada Hilang dengan O2- Menetap dengan 1
O2
Air entry Ada - █Menurun □Tidak terdengar 1
(udara masuk)
Merintih █Tidak ada Terdengar dengan □Terdengar tanpa 1
stetoskop- alat bantu
Total skor 5
Skor < 4 : gangguan pernapasan
ringan (interpretasi: hasil 3 Gangguan
pernapasan ringan)
Skor 4-5 : gangguan pernapasan sedang
Skor ≥ 6 : gangguan pernapasan berat (peme iksaan AGD harus dilakukan)
Riwayat Imunisasi
BCG Lainnya :……………………………….
DPT1 DPT2 DPT3
Hepatitis1 Hep2 Hep3 Hep4
Polio1 Polio2 Polio3 Polio4
Campak
21
Operasional
1. Kebersihan Beraih
3. Pengetahuan
keluarga terhadap
penyakit
2. Pemeriksaan Laboratorium
Leukosit: 10,400
Hemoglobin: 14,5
Erotrosit: 4
Bilirubin 11,4 mg/dl
Ekspresi wajah 0 :
Otot relaks 1 :
Meringis Tangisan
0 : Tidak menangis
1 : Merengek
2 : Menangis keras
Pola napas 0 :
Relaks
21
Tingkat kesadaran 0 :
Tidur/bangun Tenang tidur lelap atau bangun Sadarataugelisah
1 : Gelisah
Keterangan:
1-2: Tidak nyeri sampai nyeri ringan
2-3: Nyeri ringan sampai sedang
>4: nyeri berat
(.........Kelompok 3................)
Nama Perawat + Tanda Tangan
23
Ballard Score : .......................
24
PEDIATRIC GLASGOW COMA SCALE (PGCS)
>1 Year <1 Year Score
Spontaneously Spontaneously 4
EYE
OPENING To verbal command To shout 3
To Pain To Pain 2
No Response No Response 1
Obeys Obeys 6
Localizes pain Localizes pain 5
Flexion-withdrawal Flexion-withdrawal 4
MOTOR Flexion-abnormal (decorticate Flexion-abnormal 3
RESPONSE rigidity) (decorticate rigidity)
Extension (decerbrate rigidity) Extension 2
(decerbrate rigidity)
No response No response 1
5 Years 2-5 Years 0-23 month
Oriented Appropriate Smiles/coos 5
words/phases appropriately
25
NYERI
Interpretasi skor skala nyeri NIPS :
- Skor 0 Tidak perlu intervensi
NIPS (Neonatal Infant Pain Scale) - Skor 1-3 Intervensi non-farmakologis
Penilaian nyeri - Skor 4-5 Terapi analgetik non-opioid
26
ANALISA DATA
Ventilasi paru-paru
terganggu
Nafas periodik
27
20-12- Ds:- Kekurangan lemak subkutan Termoregulasi Kelompok
2021 tidak efektif 3
jam (D.0142)
09.00 Lapisan lemak belum
terbentuk
Do:
- suhu 37,6 ,
- suhu inkubator Respon menggil pada bayi
31,
- akral hangat,
- gds 88, Bayi kehilangan panas tubuh/
- nadi 152x/menit, tidak dapat mempertahankan
- RR 66x/menit, panas tubuh
- bayi dalam
inkubator
Resiko termoregulasi tidak
efektif
28
20-12- DS :- Peningkatan produksi beda Ikterik Kelompok
2021 bilirubin neonatus 3
jam
09.00 DO:
- bilirubin 11,4 Pemecahan bilirubin
mg/dl, meningkat
- kulit tampak
menguning,
- konjungtiva Suplai bilirubin melebihi
anemis. kemampuan hepar
Ikterik neonates
29
STIKes Indramayu
INTERVENSI KEPERAWATAN
Perencanaan Keperawatan
TTD
Tanggal No Tujuan Rencana Tindakan Rasional
, Jam dx
30
STIKes Indramayu
20-12- Set
2 Setelahlah dilakukan tindakan 1. Monitor 1. Untuk Kelom
2021 ikterik pada mengecek pok 3
keperawatan selama 3 x 24 jam di
Jam sclera dan ikterik pada
10.20 harapkan ikterik neonatus dapat teratasi kulit bayi. bayi (kulit dan
2. Monitor suhu sclera).
dengan kriteria
dan tanda vital 2. Untuk
Kr Kriteria Ir Er setiap 1 jam. memantau
3. Siapkan lampu TTV.
K Kulit kuning 3 5 fototrapi dan 3. Untuk
M Membran 3 5 incubator. dilakukan
4. Berikan fototrapi.
mukosa kuning penutup mata 4. Untuk
Pr Premature 3 5 pada bayi. mengatur
5. Ukur jarak jarak agar
antara lampu tidak terlalu
dengan dekat.
permukaan 5. Untuk
kulit bayi 30 melindungi
cm. mata terpapar
6. Kolaborasi langsung oleh
pemeriksaan sinar.
darah vena
bilirubin. 6. Untuk
7. Kolaborasi mengetahui
pemberian hasil
fototerapi
8. Kolaborasi
pemberian
terapi
20-12- 3 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Monitor suhu 1. Untuk Kelom
2021 tubuh memantau pok 3
selama 1 x 3 jam di harapkan
Jam 2. Monitor warna suhu tubuh.
10.30 termoregulasi tidak efektif dapat teratasi dan suhu kulit. 2. Untuk
3. Dokumentasi mengecek
dengan kriteria
hasil warna dan
Kr Kriteria Ir Er pengukuran suhu kulit.
suhu 3. Untuk
Su Suhu kuulit 3 5 4. Atur suhu mencatat hasil
Fr Frekuensi nadi 3 5 inkubator pengukuran
sesuai 4. Untuk
K Kadar gula darah 3 5 kebutuhan mengatur
MMenggigil 3 5 5. Gunakan suhu sesuai
matras dan kebutuhan.
selimut hangat 5. Untuk
untuk meningkatkan
menurunkan suhu tubuh.
32
STIKes Indramayu
suhu tubuh
32
STIKes Indramayu
IMLPEMENTASI KEPERAWATAN DAN EVALUASI
KEPERAWATAN
32
STIKes Indramayu
2 20-12-2021 1. Memonitor ikterik Kelompok 3 20-12- S: - Kelompok
Jam 11.10 pada sclera dan 2021 O: tampak 3
kulit bayi. Jam menguning, sclera
Respon : sclera 14.10 anikterik, konjung
anikterik, kulit tiva ananemis, RR :
tampak 64, SPO2 ; 92, N:
menguning. 147, S: 36,4.
2. Momonitor suhu A:masalah belum
dan tanda vital teratasi ( Resiko
setiap 1 jam. Hipotermia)
Respon : RR :64, P:lanjutkan intervensi
SPO2 : 92, S :
36,4, nadi : 147
3. Menyiapkan
lampu fototrapi
dan incubator.
Respon : bayi
dilakukan fototrapi
4. Memberikan
penutup mata pada
bayi.
Respon : mata
bayi di tutup
dengan penutup
mata.
5. Mengukur jarak
antara lampu
dengan permukaan
kulit bayi 30 cm.
Respon : jarak >30
cm.
6. Berkolaborasi
pemeriksaan darah
vena bilirubin.
7. Berkolaborasi
memberikan
fototerapi
8. Berkolaborasi
memberikan terapi
33
STIKes Indramayu
3 20-12-2021 1. Memonitor suhu Kelompok 3 20-12- S:- Kelompok
Jam 11.20 tubuh 2021 O:akral dingin, 3
Respon: S: 36,4 Jam S :36,2, S incubator :
2. Memonitor warna 14.15 31,5, bayi di dalam
dan suhu kulit. incubator, bayi
Respon: kulit dipakaikan selimut
tampak A:masalah belum
menguning teratasi
3. Mendokumentasi P:lanjutkan intervensi
hasil pengukuran
suhu
Respon: S:36,4.
4. Mengatur suhu
inkubator sesuai
kebutuhan
Respon:S : 31,5.
5. Menggunakan
matras dan slimut
hangat untuk
menaikan suhu
tubuh
Respon: bayi di
selimuti.
33
STIKes Indramayu
33
STIKes Indramayu
CATATAN PERKEMBANGAN KE-1
No.
Tanggal Tanda
Diagnosa Catatan Perkembangan
Waktu Tangan dan
Keperawata
Nama Jelas
n
I 21-12- S: sesak napas. Kelompok 3
2021 O: RR: 62x/menit, SPO2: 95%, pola napas apnea
Jam 22.10 periodic (berkurang), retraksi dinding dada
(berkurang), terpasang oksigen nasal kanul 5 liter.
A: masalah belum teratasi.
P: lanjutkan intervensi.
I:
1. Memonitor frekuensi.irama,kedalaman, dan
upaya nafas
Respon : RR:61x/menit, apnea periodic
berkurang.
2. Memonitor saturasi oksigen
Respon :SpO2: 95%
3. Memonitor pola nafas
Respon : apnea periodic berkurang.
4. Mendokumentasi hasil pemantauan
Respon: RR : 61, spo2 : 95%
5. Menginformasikan hasil pemantauan
Respon: RR : 61, spo2 : 95%.
6. Berkolaborasi pemberian aminophilie
Respon:Mendapat aminopilin (3x4 mg).
E: S: sesak napas berkurang
O: RR: 61, spo2: 95%, apnea periodic berkurang,
retraksi dinding dada berkurang, terpasang CPAP
PEEP 7 fiO2 40%
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
R:-
35
STIKes Indramayu
II 21-12- S: - Kelompok 3
2021 O: kulit tampak menguning, sclera anikterik,
Jam 22.15 konjung tiva ananemis, RR : 61, SPO2 ; 95, N: 150,
S: 36.
A:masalah belum teratasi
P:lanjutkan intervensi
I:
1. Memonitor ikterik pada sclera dan kulit bayi.
Reapon : sclera anikterik, kulit tampak
menguning.
2. Momonitor suhu dan tanda vital setiap 1
jam.
Respon : RR :61, SPO2 : 95, S : 36,1 nadi
157
3. Menyiapkan lampu fototrapi dan incubator.
Respon : bayi dilakukan fototrapi.
4. Memberikan penutup mata pada bayi.
Respon : mata bayi di tutup dengan penutup
mata.
5. Mengukur jarak antara lampu dengan
permukaan kulit bayi 30 cm.
Respon : jarak >30 cm.
E: S: -
O: kulit tampak kuning (berkurang), sclera
anikterik, konjungtiva ananemis, bayi dilakukan
fototrapi, N: 150, S: 36,2
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
R:-
36
STIKes Indramayu
III 21-12- S:- Kelompok 3
2021 O:akral dingin, S :36,2 S incubator : 31,5, bayi di
Jam 22.20 dalam incubator, bayi dipakaikan selimut, suhu naik
turun.
A:masalah belum teratasi
P:lanjutkan intervensi
I:
1. Memonitor suhu tubuh
Respon: S: 36,1,
2. Memonitor warna dan suhu kulit.
Respon: kulit tampak menguning
(berkurang), akral dingin.
3. Mendokumentasi hasil pengukuran suhu
Respon: S:36,1.
4. Mengatur suhu inkubator sesuai kebutuhan
Respon:S : 31,5.
5. Menggunakan matras dan slimut hangat
untuk menaikan suhu tubuh
Respon: bayi di pakaikan selimuti.
E: S: -
O: S:36,1, S incubator 31,5, bayi di
dalaminkubator, bayi di pakaikan slimut
A:masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi.
R:-
36
STIKes Indramayu
CATATAN PERKEMBANGAN KE-2
No.
Tanggal Tanda
Diagnosa Catatan Perkembangan
Waktu Tangan dan
Keperawata
Nama Jelas
n
I 22-12- S: sesak napas berkurang Kelompok 3
2021 O: RR: 60, SPO2: 96, pola napas apnea periodic
Jam 10.00 (berkurang), retraksi dinding dada (berkurang).
A: masalah belum teratasi.
P: lanjutkan intervensi.
I:
1. Memonitor frekuensi.irama,kedalaman, dan
upaya nafas
Respon : RR:57x/menit, pola napas apnea
periodic berkurang, retraksi dinding dada
berkurang..
2. Memonitor saturasi oksigen
Respon :SpO2: 98
3. Memonitor pola nafas
Respon : apnea periodic berkurang
4. Mendokumentasi hasil pemmantauan
Respon: RR : 57, spo2 : 98
5. Menginformasikan hasil pemantauan
Respon: RR : 57, spo2 : 98.
6. Berkolaborasi pemberian aminophilie
Respon:Mendapat aminopilin (3x4 mg).
E: S: -
O: RR: 57, SPO2 : 98, apnea periodic (-), retraksi
dinding dada (-), bayi masih terpasang CPAP
A: masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
R:-
36
STIKes Indramayu
II 22-12- S :- Kelompok 3
2021 O: kulit kuning berkurang, sclera anikterik, konjung
Jam 10.15 tiva ananemis , RR : 57, SPO2 ; 98, N: 141, S: 36,5.
A:masalah belum teratasi
P:lanjutkan intervensi
I:
1. Memonitor ikterik pada sclera dan kulit bayi.
Reapon : sclera anikterik, kulit tampak
menguning(-)
2. Momonitor suhu dan tanda vital setiap 1
jam.
Respon : RR :57, SPO2 : 98, S : 36,5, nadi
141
3. Menyiapkan lampu fototrapi dan incubator.
Respon : bayi dilakukan fototrapi
4. Memberikan penutup mata pada bayi.
Respon : mata bayi di tutup dengan penutup
mata.
5. Mengukur jarak antara lampu dengan
permukaan kulit bayi 30 cm.
Respon : jarak >30 cm.
6. Berkolaborasi untuk mengecek ulang kadar
bilirubin
Respon :
E: S: -
O: kulit tampak menguning (-), kulit bayi merah
muda, sclera anikterik, konjungtiva ananemis, S:
36,5 spo2: 98 RR : 57, bayi selesai di lakukan
fototrapi.
A: masalah teratasi
P: hentikan intervensi
R:-
37
STIKes Indramayu
III 22-12- S: - Kelompok 3
2021 O:akral dingin, S :36,5, S incubator : 31,5, bayi di
Jam 10.15 dalam incubator, bayi dipakaikan selimut, suhu naik
turun.
A:masalah belum teratasi
P:lanjutkan intervensi
I:
1. Memonitor suhu tubuh
Respon: S: 36,5 S incubator : 30,5.
2. Memonitor warna dan suhu kulit.
Respon: kulit tampak merah muda, akral
hangat.
3. Mendokumentasi hasil pengukuran suhu
Respon: S:36,5.
4. Mengatur suhu inkubator sesuai kebutuhan
Respon:S : 30,5.
5. Menggunakan matras dan selimut hangat
untuk menaikan suhu tubuh
Respon: bayi di pakaikan selimuti.
E: S:-
O: suhu tubuh 36,8, suhu inkubator 30,5, kondisi
tampak membaik,
A: masalah teratasi
P: hentikan intervensi
R:-
38
STIKes Indramayu
BAB IV
PEMBAHASAN
39
STIKes Indramayu
C. Analisis Diagnosa Keperawatan (Nursing Diagnose Analyse)
Diagnosa Keperawatan merupakan bagian yang mendasar dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai untuk membantu klien mencapai kesehatan yang
maksimal. Mengingat pentingnya diagnose keperawatan sehingga dibutuhkan
standar diagnose keperawatan yang bisa digunakan atau diterapkan secara
nasional dengan mengacu pada standar diagnosa yang telah ditetapkan
sebelumnya dan sudah diakui secara international (PPNI, 2017).
Diagnose keperawatan yang muncul berdasarkan teori adalah Pola napas
tidak efektif, Termoregulasi tidak efektif, resiko defisit nutrisi, dan ikterik
neonatus.
Sementara itu berdasarkan hasil pengkajian yang didapat, penulis menegakan 4
(empat) diagnosa keperawatan sebagai berikut :
1. Pola Nafas Tidak Efektif b.d Imaturnitas Neurologis dd Ds: bayi sesak
nafas dengan frekuensi 66 x/menit, Sesak bertambah saat oksigen yang
terlepas, dan berkurang ketika terangsang alat bantu pernafasan CPAP
peep 7 fio2 40%, sesak dirasakan terus menerus. Do: retraksi dinding
dada, pola nafas Apnea periodik, RR:66x/menit, spo2: 80% , Gds
88mg/dl, penggunaan otot bantu pernafasan
Pola nafas tidak efektif adalah inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak
memberikan ventilasi adekuat (SDKI PPNI, 2016). Adapun batasan karakteristik
diagnosa pola napas tidak efektif tanda mayor objektif adalah penggunaan otot
bantu pernapasan, fase ekspirasi memanjang, pola napas abnormal. Sedangkan
batasan karakteristik diagnose pola napastidak efektif tanda minor objektif
adalah pernapasan pursed-lip, pernapasan cuping hidung, diameter thorax
anterior-posterior meningkat, ventilasi semenit menurun, kapasitas vital
menurun, tekanan ekspirasi menurun, tekanan inspirasi menurun, ekskursi dada
berubah (SDKI PPNI, 2016).
Penulis menegak diagnose pola napas tidak efektif karena pada saat
dilakukan pengkajian didapatkan hasil Penggunaan alat bantu pernapasan bayi
sesak nafas dengan frekuensi 66 x/menit, Sesak bertambah saat oksigen yang
terlepas, dan berkurang ketika terangsang alat bantu pernafasan CPAP peep 7 fio2
40
STIKes Indramayu
40%, sesak dirasakan terus menerus
41
STIKes Indramayu
Tindakan Keperawatan yang direncanakan adalah sebagai berikut,
Observasi : monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas, monitor
saturasi oksigen, dan monitor pola napas. Mandiri : dokumentasikan hasil
pemantauan. Edukasi : informasikan hasil pemantauan. Kolaborasi : kolaborasi
pemberian aminophili.
Kondisi pada diagnosa ikterik neonatus intervensi keperawatan
direncanakan dengan tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x
24 jam di harapkan ikterik neonatus dapat teratasi dengan kriteria hasil yaitu
membrane mukosa kuning, kulit kuning, prematur. Tindakan keperawatan yang
direncanakan adalah sebagai berikut, Obsevasi : Monitor ikterik pada sclera dan
kulit bayi, Monitor suhu dan tanda vital setiap 1 jam. Mandiri : Siapkan lampu
fototrapi dan incubator, Berikan penutup mata pada bayi, Ukur jarak antara lampu
dengan permukaan kulit bayi 30 cm. Kolaborasi: pemeriksaan darah vena
bilirubin.
Kondisi pada diagnosa termoregulasi tidak efektif intervensi keperawatan
direncanakan dengan tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x
24 jam di harapkan resiko termoregulasi tidak efektif dapat teratasi dengan kriteria
hasil yaitu, suhu tubuh, suhu kulit, frekuensi nadi dan menggigil. Tindakan
keperawatan yang direncanakan adalah sebagai berikut, Observasi : Monitor suhu
tubuh, Monitor warna dan suhu kulit. Mandiri : Dokumentasi hasil pengukuran
suhu dan gunakan matras dan slimut hangat untuk menaikan suhu tubuh.
Kolaborasi : Atur suhu inkubator sesuai kebutuhan.
42
STIKes Indramayu
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Respirator distress syndrome (RDS) adalah perkembangan yang imatur
pada sistem pernafasan atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan dalam paru-
paru. RDS dikatakan sebagai Hyaline Membrane Descase (HMD). Produksi
surfactan penting untuk fungsi respirasi normal. Bayi prematur lahir sebelum
produksi surfactan memadai. Pada defisiensi surfactan, tegangan permukaan
meningkat, menyebabkan kolapsnya alveolar dan menurunnya komplians
paru, yang mana akan mempengaruhi ventilasi alveolar sehingga terjadi
hipoksemia dan hiperkapnia dengan acidosisrespiratory. Reduksi pada
ventilasi akan menyebabkan ventilasi dan perfusi sirkulasi paru menjadi
buruk, menyebabkan keadaan hipoksemia. Hipoksia jaringan dan acidosis
metabolik terjadi berhubungan dengan atelektasis dan kegagalan pernafasan
yang progresif (Yuliani, 2001).
RDS merupakan penyebab utama kematian bayi prematur. Sindrom ini
dapat terjadi karena ada kelainan di dalam atau diluar paru, sehingga tindakan
disesuaikan dengan penyebab sindrom ini. Kelainan dalam paru yang
menunjukan sindrom ini adalah preumothoraks / pneumomediastinum,
penyakit membran hialin (PMH).
B. SARAN
43
STIKes Indramayu
DAFTAR PUSTAKA