T DENGAN POST
PARTUM SECTIO CAESAREA HARI KE 1 ATAS INDIKASI CPD
DI RUANG GINCU 4 RSUD KAB.INDRAMAYU
Disusun Oleh :
KELOMPOK 5
Maya Mei Sinta R210415039
Rindi Yani R210415051
Safitri R210415053
Siti Julaikha R210415055
Tantowi R210415060
Yoga Agung Perdana R210415064
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
segala rahmat dan hidayahnya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah dengan
judul “Asuhan Keperawatan pada Ny.T dengan Diagnosa Medis Post Partum Sectio
Caesarea hari ke 1 di Ruang Gincu 4 RSUD Kab.Indramayu” guna memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir semoga Allah SWT
senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
A. Pengertian ................................................................................................. 3
B. Etiologi ..................................................................................................... 3
C. Klasifikasi ................................................................................................. 4
D. Patofisiologi ............................................................................................. 5
E. Pathway .................................................................................................... 5
F. Manifestasi Klinis .................................................................................... 7
G. Komplikasi ............................................................................................... 7
H. Penatalaksanaan ....................................................................................... 8
I. Pengkajian ................................................................................................ 9
J. Pemeriksaan Penunjang ............................................................................ 11
K. Informasi Tambahan ................................................................................. 11
L. Analisa Data ............................................................................................. 12
M. Diagnose Keperawatan Menurut Prioritas ................................................ 15
N. Intervensi Keperawatan ............................................................................ 16
ii
I. Biodata ............................................................................................... 19
II. Pengkajian ........................................................................................... 20
III. Data Biologis ....................................................................................... 22
IV. Pengetahuan Ibu Tentang .................................................................... 25
V. Pemeriksaan Fisik ............................................................................... 25
VI. Data Penunjang ................................................................................... 27
VII. Pengobatan .......................................................................................... 28
VIII. Analisa Data ........................................................................................ 28
IX. Diagnosa Keperawatan Menurut Prioritas .......................................... 31
X. Intervensi Keperawatan ....................................................................... 33
XI. Implementasi Keperawatan dan Evaluasi Keperawatan ..................... 36
XII. Catatan Perkembangan ........................................................................ 40
A. Simpulan .................................................................................................. 64
B. Saran ......................................................................................................... 65
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
turun kedalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu),
lahir spontan dengan presentasi kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun
janin (Sukarni & wahyu, 2013). Post Partum merupakan periode waktu atau
persalinan dapat juga disebut masa nifas (puerperium) yaitu masa sesudah
lamanya 6 minggu.
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas
kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6
World Health Organization (WHO) mencapai 10% sampai 15% per 1.000
1
STIKes Indramayu
2
seperti Kanada angka sectio caesarea mencapai 21% dari seluruh persalinan
(Husna, 2012). Di Indonesia angka kejadian sectio caesarea dalam kurun waktu
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
STIKes Indramayu
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
pada dinding uterus melalui dinding depan perut (Amru sofian, 2012). Sectio
caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada
dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina (Siti, 2013).
melalui insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam
keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram (Wiknjosastro, 2010).
B. ETIOLOGI
Yaitu pada primigravida dengan kelainan letak, primi para tua disertai
kelainan letak ada, disproporsi sefalo pelvik (disproporsi janin / panggul ), ada
3
STIKes Indramayu
4
Fetal distress / gawat janin, mal presentasi dan mal posisi kedudukan
C. KLASIFIKASI
Klasifikasi Sectio Caesarea menurut (Hary Oxorn dan Wiilliam R. Forte, 2010).
kemudian pada saat persalinan dan sekalipun rongga Rahim terinfeksi, maka
pelaksanaan obstetric.
dinding anterior uterus dan dilebarkan keatas serta kebawah dengan gunting
yang berujung tumpul. Diperlukan luka insisi yang lebar karena bayi sering
STIKes Indramayu
5
dilahirkan dengan bokong dahulu. Janin serta plasenta dikeluarkan dan uterus
ditutup dengan jahitan tiga lapis. Pada masa modern ini hamper sudah tidak
D. PATHOFISIOLOGI
tindakan sectio caesarea, bahkan sekarang sectio caesarea menjadi salah satu
partus tidak maju (partus lama), pre-eklamsi, distokksia service dan mall
pasien tidak mampu melakukan aktifitas perawatan diri pasien secara mandiri
STIKes Indramayu
6
pembedahan berakhir, daerah insisi akan ditutup dan menimbulkan luka post
operasii, yang bila tidak dirawat dengan baik akan menimbulkan masalah
resiko infeksi.
Pathway
STIKes Indramayu
7
E. MANIFESTASI KLINIS
komprehensif yaitu perawatan post operatif dan post partum, manifestasi klinis
F. KOMPLIKASI
abdomen seperti usus, ureter, kandung kemih, pembuluh darah. Pada sectio
saesarea juga bisa terjadi infeksi sampai sepsis apalagi pada kasus dengan
STIKes Indramayu
8
ketuban pecah dini. Dapat juga terjadi komplikasi pada bekas luka operasii
(Anggi, 2011).
infeksi jahitan pasca sectio saesarea, infeksi ini terjadi karena banyak faktor,
panjang, gisi buruk, termasuk anemia berat, sterilitas kamar operasi dan atau
alat tidak terjaga, alergi pada materi benang yang digunakan daan kuman
resisten terhadap antibiotic. Akibat infeksi ini luka bekas sectio caesarea akan
terbuka dalam minggu pertama pasca operasi. Terbukanya luka bisa hanya kulit
dan subkulit saja, bisa juga sampai fascia yang disebut dengan bust abdomen.
Umumnya, luka akan bernanah atau ada eksudat dan berbahaya jika dibiarkan
karena kuman tersebut dapat menyebar melalui aliran darah. Luka yang terbuka
akibat infeksi itu harus dirawat, dibersihkan dan dilakukan kultur dari caiiran
G. PENATALAKSAAN MEDIS
STIKes Indramayu
9
a. Periksa dan catat tanda – tanda vital setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan
c. Mobilisasi
Pada hari pertama setelah operasi penderita harus turun dari tempat tidur
dengan dibantu paling sedikit 2 kali. Pada hari kedua penderita sudah dapat
d. Pemulangan
H. PENGKAJIAN
Tinjauan ulang catatan pre natal dan intra operatif dan adanya indikasi
2. Sirkulasi
STIKes Indramayu
10
3. Integritas ego
ketakutan, marah atau menarik diri klien / pasangan dapat memiliki pertanyaan
4. Eliminasi
5. Makanan / Cairan
6. Nyeri / Ketidaknyamanan
7. Pernafasan
8. Keamanan
parenteral bila digunakan, paten dan insisi bebas eritema, bengkak dan nyeri
tekan
STIKes Indramayu
11
9. Seksualitas
Jumlah darah lengkap Hb/Ht, mengkaji perubahan dan pra operasi dan
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. Pemantauan EKG
4. Elektrolit
5. Hemoglobin/Hematokrit
6. Golongan Darah
7. Urinalis
J. INFORMASI TAMBAHAN
STIKes Indramayu
12
K. ANALISA DATA
DO : Gangguan
mobilitas fisik
- Kekuatan otot
menurun
- Rentang gerak
(ROM) menurun
- Sendi kaku
- Gerakan tidak
terkoordinasi
- Gerakan terbatas
- Fisik lemah
Jaringan terbuka
Proteksi kurang
Invasi bakteri
Resiko infeksi
STIKes Indramayu
13
DO : Jaringan terputus
DO : Penurunan
peristaltik usus
- Feses keras
- Peristaltik usus Konstipasi
menurun
- Distensi abdomen
- Kelemahan umum
- Teraba masa pada
rektal
STIKes Indramayu
14
- Enuresis
Retensi urine
DO :
Distensi kandung
- Distensi kandung kemih
kemih
- Berkemih tidak Gangguan
tuntas (hetistency) eliminasi urin
- Volume residu urin
meningkat
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik d.d tampak meringis, bersikap protektif
3. Gangguan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot d.d nyeri saat
bergerak
4. Gangguan eliminasi urin b.d efek tindakan medis dan diagnostik d.d distensi
kandung kemih
STIKes Indramayu
15
No
Perencanaan Keperawatan Paraf
Dx
Tujuan Intervensi Rasional
1 Setelah di lakukan tindakan ...x24 jam 1. Identifikasi lokasi, 1. Untuk mengetahui Kelompok 5
diharapkan nyeri akut dapat teratasi karakteristik, durasi, lokasi, karakteristik,
dengan kriteria hasil: frekuensi, kualitas, durasi, frekuensi, kualitas
Indikator IR ER intensitas nyeri dan intensitas nyeri
Penyatuan 3 5 2. Berikan teknik 2. Agar rasa nyeri
kulit nonfarmakologis berkurang
Penyatuan 3 5 untuk mengurangi 3. Agar mengetahui
tepi luka rasa nyeri penyebab dan pemicu
Edema pada 3 5 3. Jelaskan penyebab, nyeri
sisi luka periode dan pemicu 4. Untuk mengurangi rasa
Peradangan 3 5 nyeri nyeri
luka 4. Kolaborasi pemberian
Nyeri 3 5 analgetik, jika perlu
STIKes Indramayu
16
2 Setelah di lakukan tindakan ...x24 jam 1. Monitor tanda dan 1. Untuk mengetahui tanda Kelompok 5
diharapkan resiko infeksi dapat gejala infeksi lokal dan gejala infeksi
teratasi dengan kriteria hasil: dan sistemik 2. Agar terhindar dari
Indikator IR ER 2. Pertahankan teknik bakteri dan virus
Kebersihan 2 4 aseptik 3. Untuk mengetahui tanda
badan 3. Jelaskan tanda dan dan gejala infeksi
kemerahan 2 4 gejala infeksi 4. Untuk meningkatkan
Bengkak 2 4 4. Kolaborasi kekebalan tubuh
Kultur area 2 4 pemeberian imunisasi,
luka jika perlu
STIKes Indramayu
17
STIKes Indramayu
18
Berkemih 3 5
tidak tuntas
sNokturia 3 5
Setelah di lakukan tindakan 1. Periksa tanda dan 1. Untuk mengetahui tanda Kelompok 5
keperawatan selama ....x24 jam gejala konstipasi dan gejala konstipasi
diharapkan konstipasi dapat teratasi 2. Anjurkan diet tinggi 2. Untuk mengurangi
dengan kriteria hasil: serat konstipasi
Indikator I ER 3. Anjurkan peningkatan 3. Memperlancar
R asupan cairan pengeluaran feses
Kontrol 3 5 4. Konsultasi dengan tim 4. Untuk mengetahui
pengeluaran medis tentang frekuensi suara usus
feses penurunan/peningkata
Keluhan 3 5 n frekuensi suara usus
defekasi lama
dan sulit
Konsistensi 3 5
feses
Frekuensi BAB 3 5
STIKes Indramayu
19
Peristaltik usus 3 5
STIKes Indramayu
BAB III
Asuhan Keperawatan
Asuhan Keperawatan Maternitas pada Ny.T Dengan Diagnosa Medis Post
Partum Sectio Caesarea Hari Ke-1 Dengan Indikasi CPD Di Ruang Gincu 4
RSUD Kab. Indramayu
I. BIODATA
1. Identitas Diri
a. Identitas Klien
Nama Klien : Ny.T
Umur : 37 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
Status Perkawinan : Menikah
Diagnosa Medis : P2A0 Post Partum Sectio Caesaria (SC)
Alamat : Desa Cantigi Kulon RT/RW 08/04 Indramayu
b. Identitas Penanggungjawab
Nama : Tn.M
Umur : 41 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Desa Cantigi Kulon RT/RW 08/04 Indramayu
20
STIKes Indramayu
21
STIKes Indramayu
22
STIKes Indramayu
23
Keterangan :
: Perempuan
: Laki-laki
: Pasien
: Meninggal
: Garis hubungan
: Tinggal serumah
STIKes Indramayu
24
STIKes Indramayu
25
STIKes Indramayu
26
V. PEMERIKSAAN FISIK
1. Sistem Pernapasan
Inspeksi : tidak ada penggunaan otot pernapasan, bentuk dada normal, bentuk
tulang belakang normal, warna kulit sawo matang, pergerakan dada simetris,
STIKes Indramayu
27
tidak ada pernapasan cuping hidung, frekuensi napas 20x/menit, irama napas
reguler.
Palpasi : tidak ada nyeri dada, tidak ada pembengkakan dada
Perkusi : pada paru kanan dan kiri resonan/sonor, pada jantung
dullnes/pekak.
2. Sistem Kardiovaskuler
Konjungtiva ananemis, sklera anikterik, mukosa bibor lembab, tidak ada
sianosis, irama jantung reguler, tidak ada bunyi jantung tambahan
(murmur/gallop), CRT <3detik, nadi kuat, tidak ada peningkatan JVP dan
akral hangat.
3. Sistem Persyarafan
Fungsi penciuman baik, bentuk normal, fungsi penglihatan baik, reflek pupil
baik, reflek lapang pandang baik, fungsi menelan baik, lidah simetris, fungsi
pengecapan baik, orientasi tempat, waktu, dan orang baik, reflek patella baik.
4. Sistem Penglihatan
Kesimetrisan bola mata simetris, seklera anikterik, refleks pupil baik, refleks
lapang pandang baik, tidak ada pembengkakan mata, tidak ada edema
palpebra, tidak ada sekret pada mata, tidak ada strabismus.
5. Sistem Pendengaran
Bentuk telinga simetris, fungsi pendengaran baik, tidak ada pembengkakan
telinga, tidak ada sekret pada telinga, tidak ada nyeri tekan pada tulang
mastoid.
6. Sistem Perkemihan dan Genitalia
Genitalia normal, kebersihan baik, tidak ada pembengkakan ginjal, tidak ada
distensi kandung kemih, terpasang kateter 500 cc, tidak ada keluhan BAK.
7. Sistem Pencernaan
Inspeksi : mulut bersiih, bentuk bibir simetris, mukosa bibir lembab, lidah
bersih, tidak ada karies gigi, tidak ada tonsilitis, refleks mengunyah dan
menelan baik, dan tidak ada nyeri menelan.
Inspeksi bentuk abdomen : terdapat striae, terdapat luka operasi sekitar 10-
12 cm
STIKes Indramayu
28
STIKes Indramayu
29
VII. PENGOBATAN
No Nama Obat Dosis Waktu Cara Pemberian Keterangan
1. Cefotaxim 2x1 gr 08, 16 IV
2. Keterolac 3x1 gr 08, 16, 24 IV
apabila
bergerak atau
STIKes Indramayu
30
berpindah
Merangsang
posisi. Nyeri
pengeluaran
dirasakan
histamine &
seperti
prostaglandin
disayat-sayat
pada area luka Rangsangan
operasi ujung saraf
dengan skala perifer
nyeri 5 (0-10)
dan dirasakan Korteks
DO : pasien nyeri
tampak
meringis dan Ketidaknyamana
post sc 10-12
cm
STIKes Indramayu
31
disayat-sayat
pada area luka
operasi
dengan skala
nyeri 5 (0-10)
dan dirasakan
hilang timbul
DO : pasien
tampak
meringis dan
terdapat luka
post sc 10-12
cm
19/10/2021 DS : Pasien Gangguan Kelompok
05.00 WIB
Sectio caesarea
mengeluh Mobilitas Fisik 5
tampak otot
meringis
Penurunan kerja
kekuatan otot
otot ekstremitas
4
bawah
Gangguan
mobilitas fisik
19/10/2021 DS : pasien Gangguan Pola Kelompok
05.00 WIB
Sectio caesarea
mengeluh Tidur 5
STIKes Indramayu
32
Rangsangan
ujung saraf
perifer
Korteks
mempersiapkan
nyeri
Gangguan Pola
Tidur
19/10/2021 DS : pasien Menyusui tidak Kelompok
05.00 WIB
Ketidakadekuata
mengatakan efektif 5
n suplai ASI
ASI belum D.0029
keluar Anomali
DO : ASI payudara ibu
tidak menetes/
memancar Ketidakadekuata
n refleks
oksitosin
Menyusui tidak
efektif
STIKes Indramayu
33
dirasakan seperti disayat-sayat pada area luka operasi dengan skala nyeri
5 (0-10) dan dirasakan hilang timbul
2. Gangguan Integritas Kulit b,d faktor mekanis (sectio caesaria) sekitar 10-
12 cm d.d pasien mengeluh nyeri, pasien tampak meringis dan terdapat
luka post sc 10-12 cm
3. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri d.d pasien mengeluh pegerakannya
terbatas dan tonus otot 4
4. Menyusui tidak efektif b.d Ketidakadekuatan suplai ASI d.d ASI tidak
menetes
5. Gangguan pola tidur b.d nyeri d.d mengeluh tidur tidak nyenak dan
frekuensi tidur <5jam.
STIKes Indramayu
34
Catatan perkembangan hari ke 1
X. INTERVENSI KEPERAWATAN
No
Perencanaan Keperawatan Paraf
Dx
Tujuan Intervensi Rasional
1 Setelah di lakukan tindakan O :Identifikasi lokasi, 1. Untuk mengetahui lokasi, Kelompok 5
keperawatan selama 3x24 jam karakteristik, durasi, karakteristik, durasi,
diharapkan ketidaknyamanan pasca frekuensi, kualitas, intensitas frekuensi, kualitas dan
partum (nyeri) pasien dapat teratasi nyeri intensitas nyeri
dengan kriteria hasil: N : Berikan teknik 2. Agar rasa nyeri berkurang
Indikator IR ER nonfarmakologis untuk 3. Agar mengetahui penyebab
Keluhan nyeri 3 5 mengurangi rasa nyeri dan pemicu nyeri
Meringis 3 5 E : Jelaskan penyebab, 4. Untuk mengurangi rasa
Kesulitan 3 5 periode dan pemicu nyeri nyeri
tidur K : Kolaborasi pemberian
analgetik (keterolac)
2. Setelah di lakukan tindakan O : Monitor tanda infeksi 1. Untuk mengetahui terjadi Kelompok 5
keperawatan selama 3x24 jam N : Perawatan Luka infeksi atau tidak
STIKes Indramayu
35
Catatan perkembangan hari ke 1
STIKes Indramayu
36
Catatan perkembangan hari ke 1
Kelemahan 3 5
fisik
4 Setelah di lakukan tindakan O : identifikasi tujuan atau 1. Untuk mengetahui tujuan Kelompok 5
keperawatan selama 3x24 jam keinginan menyusui dari menyusui
diharapkan menyusui tidak efektif N : dukung ibu meningkatkan 2. Untuk memudahkan pasien
dapat teratasi dengan kriteria hasil: kepercayaan diri dalam dalam meningkatkan ASI
Indikator IR ER menyusui 3. Agar ASI bisa keluar
Perlekatan 3 5 E : ajarkan perawatan
bayi pada payudara post partum
payudara ibu
Tetesan/ 3 5
pancaran ASI
Suplai ASI 3 5
adekuat
5 Setelah di lakukan tindakan O : identifikasi pola aktivitas 1. Untuk mengetahui tidur Kelompok 5
keperawatan selama 3x24 jam dan tidur pasien
diharapkan gangguan pola tidur dapat N : fasilitasi menghilangkan 2. Untuk memudahkan pasien
teratasi dengan kriteria hasil: stres sebelum tidur agar bisa tidur
STIKes Indramayu
37
Catatan perkembangan hari ke 1
STIKes Indramayu
38
Catatan perkembangan hari ke 1
STIKes Indramayu
39
Catatan perkembangan hari ke 1
STIKes Indramayu
40
Catatan perkembangan hari ke 1
4 19/10/2021 1. Mengidentifikasi tujuan atau keinginan menyusui S : Pasien mengatakan ASI Kelompok 5
07.00 WIB R: pasien mengatakan ASI belum keluar dan belum keluar
ingin menyusui O : Pasien tampak percaya
2. Mendukung ibu meningkatkan kepercayaan diri diri dan memperhatikan
dalam menyusui A : menyusui tidak efektif
R: pasien tampak percaya diri belum teratasi
3. Mengajarkan perawatan payudara post partum P : Lanjutkan Intervensi
R: pasien tampak memperhatikan - Lakukan perawatan
payudara
5 19/10/2021 1. Mengidentifikasi pola aktivitas dan tidur S : Pasien mengatakan sulit Kelompok 5
07.00 WIB R: mengetahui aktivitas tidur pasien tidur
2. Memfasilitasi menghilangkan stres sebelum tidur O : Pasien tampak meringis,
R: agar pasien tidur lebih nyaman gelisah
3. Menganjurkan menepati kegiasaan waktu tidur A : gangguan pola tidur
R: untuk membiasakan waktu tidur pasien belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Ajarkan pasien
relaksasi
STIKes Indramayu
41
Catatan perkembangan hari ke 1
TTD/ Nama
No. Dx Kep Tgl/ Jam Catatan Perkembangan
Jelas
1 20/10/2021 S: Pasien mengatakan nyeri berkurang dengan skala nyeri 4 (0-10)
09.00 WIB O: Pasein tampak meringis
– 14.00 A: Masalah Belum teratasi
WIB P: Lanjutkan Intervensi
I: - Berikan nonfarmakologis (terapi relaksasi dalam)
- Kolaborasi pemberian analgetik (keterolac) Kelompok 5
E: S: Pasien mengatakan nyeri sedikit berkurang dengan skala 4
O: pasien tidak terlalu meringis
A: Masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
R: -
15.00- S: Pasien mengatakan nyeri berkurang dengan skala nyeri 3 (0-10)
21.00 WIB O: Pasein tampak meringis
Kelompok 5
A: Masalah Belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi
STIKes Indramayu
42
Catatan perkembangan hari ke 1
STIKes Indramayu
43
Catatan perkembangan hari ke 1
STIKes Indramayu
44
Catatan perkembangan hari ke 1
STIKes Indramayu
45
Catatan perkembangan hari ke 1
R: -
3 20/10/2021 S: Pasien mengatakan masih nyeri ketika bergerak atau berpindah posisi
09.00- O: keluarga pasien mengikuti anjuran
14.00 WIB - Pasien mengikuti anjuran
A: Masalah Belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi
I: - melibatkan keluarga dalam meningkatkan pergerakan pasien
- Anjurkan mobilisasi sederhana Kelompok 5
E: S: Pasien mengatakan nyeri sedikit berkurang ketika bergerak dan
berganti posisi
O: keluarga pasien mengikuti anjuran
A: Masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
R: -
14.00- S: Pasien mengatakan masih nyeri ketika bergerak atau berpindah posisi
21.00 WIB O: keluarga pasien mengikuti anjuran
- Pasien mengikuti anjuran Kelompok 5
A: Masalah Belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi
STIKes Indramayu
46
Catatan perkembangan hari ke 1
STIKes Indramayu
47
Catatan perkembangan hari ke 1
STIKes Indramayu
48
Catatan Perkembangan hari ke 2
TTD/ Nama
No. Dx Kep Tgl/ Jam Catatan Perkembangan
Jelas
1 21/10/2021 S: Pasien mengatakan sudah tidak merasakan nyeri seperti kemarin
09.00 WIB O: Pasein sudah tidak meringis
– 14.00 A: Masalah teratasi
WIB P: Hentikan Intervensi Kelompok 5
I: -
E: -
R: -
2 21/10/2021 S: -
09.00- O: Tidak ada gejala infeksi seperti (rubor,dolor,kalor, tumor dan
14.00 WIB penurunan fungsi)
A: Masalah teratasi
Kelompok 5
P: Hentikan Intervensi
I:
E: -
R: -
STIKes Indramayu
49
Catatan Perkembangan hari ke 2
3 21/10/2021 S: pasien mengatakan sudah dapat bergerak dna beraktivitas seperti biasa
09.00- O: pasien tampak berjalan ke kamar mandi dibantu dengan keluarga
14.00 WIB A: Masalah teratasi
P: Hentikan Intervensi Kelompok 5
I: -
E: -
R: -
STIKes Indramayu
BAB IV
PEMBAHASAN
Keperawatan Pada Ny.T dengan Gangguan Sistem Reproduksi Post Partum Sectio
Caesaria (SC) di Ruang Gedong Gincu Rumah Sakit Umum Daerah Indramayu.
Berdasarkan pengkajian yang penulis lakukan pada Ny.T selama 3 hari dari tanggal
data – data pendukung yang ditemukan penulis. Dalam pembahasan ini penulis
tindakan keperawatan.
melalui insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam
keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram (Wiknjosastro, 2010). Operasi sectio
caesarea adalah tindakan untuk melahirkan bayi melalui pembedahan abdomen dan
Ditinjau dari dari jenisnya, maka sectio caesaria dibagi menjadi tiga macam
yaitu Seksio cesarea klasik merupakan pembedahan secara Sanger. Insisi ini
ditempatkan secara vertical di garis tengah uterus. Kemudian yang kedua Seksio
50
STIKes Indramayu
51
yang dilanjutkan dengan pengeluaran uterus. Kemudian yang terakhir yaitu Seksio
menjadi 2 etiologi yang berasal dari ibu diantaranya pada primigravida dengan
kelainan letak, disproporsi sefalo pelvik (disproporsi janin / panggul ), ada sejarah
kehamilan dan persalinan yang buruk, terdapat kesempitan panggul, plasenta previa
terutama pada primigravida, solutsio plasenta tingkat I – II. Kemudian etiologi yang
berasal dari janin seperti fetal distress / gawat janin, mal presentasi dan mal posisi
komprehensif yaitu perawatan post operatif dan post partum, manifestasi klinis
sectio saesarea menurut Dongoes 2010 yaitu nyeri akibat ada luka pembedahan,
adanya luka insisi pada bagian abdomen, fundus uterus terletak di umbilicus, aliran
lockhea sedang bebas membeku yang tidak berlebihan, kehilangan darah selama
Hasil pengkajian pada Ny. T pasien mengeluh nyeri. Rasa nyeri bertambah
apabila pasien bergeser atau berpindah posisi. Nyeri dirasakan seperti disayat-sayat
pada area luka operasi dengan skala nyeri 5 (0-10) dan rasa nyeri hilang timbul.
STIKes Indramayu
52
tidak nyenyak karena nyeri yang dialaminya. Kemudian pasien juga mengeluh ASI
luka operasi sekitar 10-12 cm Auskultasi : bising usus normal 9x/menit. Palpasi
kuadran 1-4 : terdapat ada nyeri tekan dan lepas pada sekiar area luka, turgor kulit
baik, tidak ada asites, dan tidak ada pembesaran hepar. Perkusi kuadran 1-4 :
kebersihan baik, tidak ada pembengkakan ginjal, tidak ada distensi kandung kemih,
peradangan. Berdasarkan data yang ada secara spesifik tidak ada kesenjangan yang
signifikan anatara kasus Ny. T dengan teori yang telah dikemukakan oleh beberapa
ahli.
respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau
STIKes Indramayu
53
Diagnosa keperawatan yang muncul berdasarkan teori adalah Nyeri akut b.d
agen pencedera fisik d.d tampak meringis, bersikap protektif. Resiko infeksi b.d
efek prosedur invasif. Gangguan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot d.d
nyeri saat bergerak. Gangguan eliminasi urin b.d efek tindakan medis dan
gastrointestinal d.d defekasi kurang dari 2 kali dalam seminggu dan peristaltik usus
menurun.
cm selama persalinan dan kelahiran d.d pasien mengeluh nyeri. Nyeri dirasakan
bertambah apabila bergerak atau berpindah posisi. Nyeri dirasakan seperti disayat-
sayat pada area luka operasi dengan skala nyeri 5 (0-10) dan dirasakan hilang timbul
tidak nyaman, tampak meringis, terdapat kontraksi uterus, luka episiotomi, dan
partum, alasan penulis menegakan diagnose ini adalah karena sangat mendukung.
Menurut SDKI (2017) dalam menegakan diagnose perlu adanya 80% data mayor
STIKes Indramayu
54
agar diagnose dapat ditegakan. Berdasarkan data di atas yang ditemukan pada
bertambah apabila bergerak atau berpindah posisi. Nyeri dirasakan seperti disayat-
sayat pada area luka operasi dengan skala nyeri 5 (0-10) dan dirasakan hilang
timbul. Sedangkan data objektif didapatkan pasien tampak meringis dan terdapat
dan gejala seperti nyeri akibat ada luka pembedahan dan adanya luka insisi pada
bagian abdomen. Nyeri dengan adanya luka insisi pada bagian abdomen sendiri
mengeluh nyeri, dan pasien tampak meringis dan terdapat luka post sc 10-12 cm
epidermis) atau jaringan (membran mukosa, kornea, fasia, otot, tendon, tulang,
kerusakan jaringan dan/atau lapisan kulit. Sedangkan data minor adalah nyeri,
Diagnosa yang kedua yang penulis ambil adalah gangguan integritas kulit,
alasan penulis menegakan diagnose ini adalah karena sangat mendukung. Menurut
SDKI (2017) dalam menegakan diagnose perlu adanya 80% data mayor agar
diagnose dapat ditegakan. Diagnosa ini ditegakan karena ditemukan data subjektif
STIKes Indramayu
55
atau berpindah posisi. Nyeri dirasakan seperti disayat-sayat pada area luka operasi
dengan skala nyeri 5 (0-10) dan dirasakan hilang timbul. Sedangkan data objektif
Menurut Dongoes (2010) Pasien dengan sectio caesarea memiliki tanda dan
gejala seperti nyeri akibat ada luka pembedahan dan adanya luka insisi pada bagian
diagnosa kedua.
Gangguan mobilitas fisik adalah keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu
atau lebih ekstrimitas secara mandiri. Adapun batasan karakteristik dari diagnosis
gangguan mobilitas fisik dengan data mayor adalah mengeluh sulit menggerakan
Sedangkan data minor adalah nyeri saat bergerak, enggan melakukan pergerakan,
merasa cemas saat melakukan pergerakan, sendi kaku, gerakan tidak terkoordinasi,
Sedangkan data objektifnya adalah pasien tampak meringis dan kekuatan otot 4.
Menurut Dongoes (2010) Pasien dengan sectio caesarea memiliki tanda dan gejala
seperti nyeri akibat ada luka pembedahan, adanya luka insisi pada bagian abdomen.
Akibat rasa nyeri tersebut pasien menjadi terbatas untuk melakukan pergerakan
STIKes Indramayu
56
keempat.
4. Menyusui tidak efektif b.d Ketidakadekuatan suplai ASI d.d ASI tidak
menetes
Menyusui tidak efektif adalah kondisi dimana ibu dan bayi mengalami
dari diagnosis menyusui tidak efektif dengan data mayor adalah kelelahan maternal,
kecemasan maternal, bayi tidak mampu melekat pada payudara ibu, ASI tidak
menetes/memancar, BAK bayi kurang dari 8 kali dalam 24 jam dan nyeri atau lecet
terus menerus setelah minggu kedua. Sedangkan data minor adalah intake bayi
tidak adekuat, bayi menghisap tidak terus menerus, dan bayi menangis saat disusui
(SDKI, 2017).
mengatakan ASI belum keluar. Sedangkan data objektifnya adalah dan ASI tidak
ASI yang dapat mengakibatkan ASI belum keluar setelah persalinan. sehingga
5. Gangguan pola tidur b.d nyeri d.d mengeluh tidur tidak nyenyak dan
Gangguan pola tidur adalah gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur
akibat faktor eksternal. Adapun batasan karakteristik dari diagnosis gangguan pola
tidur dengan data mayor adalah mengeluh sulit tidur, mengeluh sering terjaga,
mengeluh tidak puas tidur, mengeluh pola tidur berubah, dan mengeluh istirahat
STIKes Indramayu
57
Diagnosa keenam yang penulis ambil adalah gangguan pola tidur, alasan
penulis menegakan diagnose ini adalah karena sangat mendukung. Diagnosa ini
tidak nyenyak dan frekuensi tidur pasien < 5jam/hari. Sedangkan data objektifnya
Menurut Dongoes (2010) Pasien dengan sectio caesarea memiliki tanda dan
gejala seperti nyeri akibat ada luka pembedahan dan adanya luka insisi pada bagian
abdomen. Nyeri dengan adanya luka insisi pada bagian abdomen sendiri dapat
diagnosa keenam.
diharapkan dari pasien dan atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat.
bagi menjadi dua yaitu mandiri atau dilakukan oleh perawat dan kolaboratif atau
STIKes Indramayu
58
evaluasi penelitian dan aspek legal serta sebagai dokumentasi bukti untuk layanan
partum b.d trauma sectio caesaria sekitar 10-12 cm selama persalinan dan kelahiran.
ketidaknyamanan pasca partum (nyeri) pasien dapat teratasi dengan kriteria hasil
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan intensitas nyeri; Berikan teknik
nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri rasionalnya adalah agar rasa nyeri
keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan gangguan integritas kulit pasien dapat
teratasi dengan kriteria hasil : kerusakan jaringn kulit berkurang, kerusakan lapisan
STIKes Indramayu
59
Monitor tanda infeksi rasionalnya adalah untuk mengetahui terjadi infeksi atau
tidak; Lepaskan balutan dan plester secara perlahan rasionalnya adalah Memberi
luka rasionalnya adalah mencegah terjadinya infeksi; Ganti balutan seusai indikasi
Diagnosa ketiga yaitu gangguan mobilitas fisik b.d nyeri d.d pasien
keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan gangguan mobilitas fisik dengan Kriteri
Selanjutnya akan diuraikan intervensi, yaitu identifikasi adanya nyeri atau keluhan
fisik rasionalnya adalah untuk mengetahui ada nyeri atau tidak; libatkan keluarga
ASI d.d ASI tidak menetes. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24
jam, diharapkan menyusui tidak efektif dapat teratasi dengan kriteria hasil:
perlekatan bayi pada payudara ibu meningkat, Tetesan/ pancaran ASI meningkat,
STIKes Indramayu
60
Suplai ASI adekuat . Selanjutnya akan diuraikan intervensi, yaitu identifikasi tujuan
Diagnosa kelima yaitu Gangguan pola tidur b.d nyeri d.d mengeluh tidur
tidak nyenak dan frekuensi tidur <5jam. Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3x24 jam, diharapkan gangguan pola tidur dapat teratasi dengan kriteria
hasil: Keluhan sulit berkurang, keluhan sering terjaga berkurang, keluhan tidak
puas tidur berkurang. Selanjutnya akan diuraikan intervensi, yaitu identifikasi pola
aktivitas dan tidur rasionalnya adalah untuk mengetahui tidur pasien; fasilitasi
agar bisa tidur; anjurkan menepati kegiasaan waktu tidur adalah untuk mengetahui
oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah status kesehatannya yang lebih
baik dengan menggambarkan kriteria hasil sesuai yang diharapkan (Potter & Perry,
medis lain serta melibatkan keluarga untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Implementasi kasus ini selama 3x24 jam, selama pasien masih menjalani perawatan
di ruang Gincu 4 RSUD Indramayu sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah
ditegakan.
STIKes Indramayu
61
cm selama persalinan dan kelahiran d.d pasien mengeluh nyeri. Nyeri dirasakan
bertambah apabila bergerak atau berpindah posisi. Nyeri dirasakan seperti disayat-
sayat pada area luka operasi dengan skala nyeri 5 (0-10) dan dirasakan hilang timbul
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri dan pasien merasa
nyeri, nyeri bertambah apabila bergerak, dan berganti posisi dengan skala nyeri 5.
mengurangi rasa nyeri, dalam hal ini pasien diajarkan teknik tarik napas dalam.
nyeri.
2. Gangguan Integritas Kulit b,d faktor mekanis (sectio caesaria) sekitar 10-
12 cm d.d pasien mengeluh nyeri, pasien tampak meringis dan terdapat luka post sc
10-12 cm
STIKes Indramayu
62
secara perlahan, membersihkan dengan cairan NaCl, memasang balutan sesuai jenis
kalori dan tinggi protein, tindakan tersebut dilakukan untuk dapat membantu
bakteri.
adanya nyeri atau keluhan fisik tindakan tersebut dilakukan untuk mengetahui
keluhan pasien. Pasien mengatakan nyeri, nyeri bertambah apabila bergerak dan
berganti posisi. Nyeri diarea luka SC dengan skala 5 yang dirasakan hilang timbul.
dari keluarga.
tersebut dilakukan agar pasien tidak ada kekakuan saat melakukan pergerakan.
STIKes Indramayu
63
4. Menyusui tidak efektif b.d Ketidakadekuatan suplai ASI d.d ASI tidak
menetes
5. Gangguan pola tidur b.d nyeri d.d mengeluh tidur tidak nyenak dan
pola aktivitas dan tidur tindakan tersebut dilakukan untuk memenuhi mengetahui
sebelum tidur tindakan tersebut dilakukan agar pasien dapat tertidur dengan
nyaman.
STIKes Indramayu
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding
uterus atau vagina atau suatu histerotomi untuk melahirkan janin dari dalam rahim.
Tidak ada indikator mutlak untuk kelahiran sesar, tetapi kebanyakan dilakukan
berdasarkan keuntungan ibu dan janin: Indikasi sectio caesarea bisa dibedakan
menjadi indikasi absolut atau relatif. Setiap keadaan yang membuat kelahiran lewat
jalan lahir tidak mungkin terlaksana merupakan indikasi absolut untuk sectio
neoplasma yang menyumbat jalan lahir. Pada indikasi relatif, kelahiran lewat
vagina bisa terlaksana tetapi keadaan adalah sedemikian rupa sehingga kelahiran
lewat sectio caesarea akan aman bagi ibu, anak, ataupun keduanya (Oxorn, 2010).
64
STIKes Indramayu
65
B. Saran
sesarea maka diharapkan dalam pelaksanaan perawatan dalam hal ini pemberian
oleh persepsi individu yang berbeda antara satu dengan yang lain. Hal ini akan
setiap individu.
STIKes Indramayu
DAFTAR PUSTAKA
Amru & Sofian. (2012). Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri : Obsteri Operatif
Obstetri Social edisi 3 jilid 1&2. EGC : Jakarta.
Buku Bobak. (2010) Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC.
Kirana. (2015). Hubungan Tingkat Kecemasan Post Partum dengan Kejadian Post
Partum Blues Di Rumah Sakit Dustira Cimahi. Jurnal Ilmu Keperawatan.
Resmi & Siti. (2013). Perpajakan: Teori dan Kasus, Edisi 7. Jakarta : Salemba
Empat.
66
STIKes Indramayu