DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
i
DAFTAR ISI
ii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 70
A. Kesimpulan ................................................................................................ 70
B. Saran........................................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 72
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sel-sel darah yang ditandai oleh tidak aktifnya sumsum tulang dan jaringannya
digantikan oleh jaringan lemak, menyebabkan penurunan atau tidak adanya faktor
disebut pansitopenia.
Berdasarkan data Kemenkes RI, angka kejadian anemia aplastik di Indonesia pada
Meskipun prevalensi penyakit ini jarang terjadi, tetapi anemia aplastik berpotensi
menyebabkan kematian.
Frekuensi tertinggi penyakit ini muncul pada usia 15 sampai 25 tahun dan
muncul kembali setelah usia 65 sampai 69 tahun. Wanita lebih jarang terkena
anemia aplastik dibandingkan dengan pria. Perjalanan penyakit pada pria juga lebih
obatobatan, dan kemoterapi. Faktor risiko lainnya yaitu infeksi virus, kehamilan,
1
2
manusia yang bisa didapat melalui paparan inhalasi, digunakan sebagai pelarut
dan digunakan dalam pembuatan bahan kimia, obat-obatan, pewarna, dan bahan
peledak. Risiko paparan tertinggi diduga terjadi pada pekerja karet dan kulit
dalam industri sepatu yang terpapar benzena dengan konsentrasi tinggi dan durasi
yang lama. Pada industri petroleum, konsentrasi benzena relatif rendah. Senyawa
anemia aplastik dan leukemia di antara para pekerja. Banyak obat kemoterapi
yang memiliki penekanan sumsum tulang sebagai efek toksisitas yang utama,
Efeknya tergantung pada dosis dan biasanya terjadi pada semua penerima obat ini.
insektisidayang juga dikaitkan dengan kasus anemia aplastik. Kasus terjadi setelah
hipoplasia sumsum tulang. Pada beberapa kasus kehamilan dapat terjadi anemia
aplastik tetapi mekanisme dan penyebab pastinya masih belum jelas, diduga bahwa
kehamilan dapat memicu hipoplasia eritiroid. Hal ini mungkin disebabkan oleh
esterogen yang meningkatkan volume plasma lebih dari produksi sel darah
3
merah. Saat anemia aplastik terjadi sebelum konsepsi, biasanya memburuk selama
dengan anemia fanconi memiliki risiko tinggi untuk terjadi aplasia, leukemia
mieloid akut dan sindrom mielodisplasia. Jika pada pasien tidak diketahui
Penegakkan diagnosa secara dini sangatlah penting sebab semakin cepat penyakit
ini terdiagnosis kemungkinan sembuh secara spontan atau parsial semakin besar.
25% dari pasien meninggal dalam waktu 4 bulan dan 50% meninggal dalam waktu
1 tahun. Pada 168 pasien yang mendapatkan transplantasi sumsum tulang, hanya
sekitar 69% yang bertahan selama 15 tahun dan pada 227 pasien yang
Angka kematian setelah dua tahun dengan perawatan suportif saja untuk pasien
anemia aplastik berat atau sangat berat dapat mencapai 80% dengan infeksi jamur
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
AnemiaAplastik
5
D. Manfaat Penulisan
diagnosa medis Anemia Aplastik di Ruang Golek RSUD Indramayu agar dapat
diagnosa medis Anemia Aplastik di ruang Golek RSUD Indramayu dapat menjadi
diagnosa medis Anemia Aplastik di ruang Golek RSUD Indramayu dapat menjadi
mengembangkan keilmuan
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
sampai dibawah rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat. Anemia adalah istilah
yang menunjukkan hitungan sel darah merah dan kadar hematokrit dibawah normal.
suatu penyakit (gangguan) fungsi tubuh. Secara fisiologis anemia terjadi apabila
tidak merupakan suatu kesatuan tetapi merupakan akibat dari berbagai proses
bisitopenia pada darah tepi yang disebabkan oleh kelainan primer pada sumsum
tulang dalam bentuk aplasia atau hypoplasia tanpa adanya infiltrasi, supresi atau
disebabkan oleh keadaan sitopenia dengan akibat anemia dan gejala yang
6
7
sel darah tepi sebagai akibat berhentinya pembentukkan sel homopoetik dalam
menghasilkan sel darah. Sumsum tulang tidak dapat memproduksi salah satu atau
seluruh sel darah, seperti sel darah merah, sel darah putih, dan platelet, hal itu
disebut pansitopenia.
B. Etiologi
Berikut ini adalah berbagai faktor yang menjadi etiologi anemia aplastik :
a. Faktor genetik
Anemia aplastik dapat terjadi atas dasar hipersensitivitas atau dosis obat
Sedangkan bahan kimia yang terkenal dapat menyebabkan anemia apalastik adalah
senyawa benzen.
c. Infeksi
1) Sementara
8
1) Mononucleosis infeksiosa
2) Tuberculosis
3) Influenza
4) Bruselosis
5) Dengue
2) Permanen
Penyebab yang terkenal ialah virus hepatitis tipe non – A dan non – B.
virus ini dapat menyebabkan anemia. Umumnya anemia aplastik pasca – hepatitis
d. Radiasi
e. Kelainan imunologi
menyebabkan aplastik.
f. Idopatik
bersifat idiopatik.
g. Penyakit lain
C. Patofisiologi
bahan kimia, obat, radiasi, faktor individu, infeksi, idiopatik. Apabila pajanan
dilanjutkan setelah tanda hypoplasia muncul, maka depresi sum- sum tulang akan
Disinilah pentingnya pemeriksaan angka darah sesering mungkin pada klien yang
mendapat pengobatan atau terpajan secara teratur pada bahan kimia yang dapat
Karena terjadi penurunan jumlah sel dalam sum-sum tulang, aspirasi sum-
sum tulang sering hanya menghasilkan bebereapa tetes darah.Maka perlu dilakukan
pergantian oleh lemak. Abnormalitas mungkin terjadi pada sel stem, prekusor
Suddarth, 2010).
Pansitopenia adalah menurunnya sel darah merah, sel darah putih, dan
sel darah putih (leukosit) kurang dari 4.500-10.000/mm3 penurunan sel darah
penurunan sistem imunitas fisik mekanik dimana dapat menyerang pada selaput
lendir, kulit, silia, saluran nafas sehingga bila selaput lendirnya yang terkena
makan akan mengakibatkan ulserasi dan nyeri pada mulut serta faring, sehingga
saluran kemih, perdarahan susunan saraf dan perdarahan saluran cerna. Gejala
dari perdarhan saluran cerna adalah anoreksia, nausea, konstipasi, atau diare dan
stomatitis (sariawan pada lidah dan mulut) perdarahan saluran cerna dapat
D. Manifestasi klinis
dispnoe d’effort, palpitasi cordis, takikardi, pucat dan lain – lain. Pengurangan
gejala infeksi baik bersifat local sehingga mengakibatkan keluhan dan gejala infeksi
lain.
1. Sindrom anemia
e. Epitel dan kulit : kelihatan pucat, kulit tidak elastis atau kurang
wanita. Perdarahan organ dalam lebih jarang dijumpai, namun jika terjadi
E. Komplikasi
a. Infeksi parah
b. Perdarahan
penyakit ketika kadar zat besi di dalam tubuh terlalu berlebihan. Apabila
tidak ditangani, zat besi akan menumpuk di dalam organ tubuh dan memicu
d. Kanker darah
Kanker darah atau blood cancer adalah kondisi ketika sel darah berubah
menjadi abnormal atau ganas. Sebagian besar kanker ini bermula di sumsum tulang
tempat seldarah diproduksi. Kanker darah terbagi menjadi tiga, yaitu leukemia,
14
oleh sel darah putih yang berubah menjadi ganas. Sel darah putih tersebut
memperbanyak diri dengan tidak terkendali pada kelenjar getah bening atau di
F. Penatalaksanaan medis
Secara garis besar terapi untuk anemia aplastik menurut (Rukman Kiswari,
1. Terapi kausal
sering hal ini sulit dilakukan karena etiologinya yang tidak jelas atau penyebabnya
2. Terapi supportif
- Hygiene mulut
adekuat. Sebelum ada hasil tes sensitivitas, antibiotik yang biasa diberikan adalah
gram negative, dengan neutropenia berat yang tidak memberikan respon pada
antibiotik adekuat
Transfusi PRC (packed red cell) jika Hb < 7 gdL atau ada tanda payah
100 mg/hari, jika dalam 4 minggu tidak ada perbaikan maka pemakaian barus
netrofil.
4. Terapi definitive
a. Terapi imunosupresif
peralatan yang sangat canggih, serta adanya kesulitan tersendir i dalam mencari
G. Pengkajian
1. Identitas klien
Identitas penangguang jawab baik ayah, ibu, suami, istri, ataupun anak yang
3. Riwayat kesehatan
Keluhan yang biasanya dikeluhkan oleh klien anemia aplastik adalah cepat
lelah, penurunan kadar hemoglobin dalam darah, kepala terasa pusing, lesu, susah
menurun.
yang sama dengan klien atau apakah ada penyakit yang sifatnya keturunan
a. Pola nutrisi
frekuensi jumlah makan dan minum dalam sehari. Pada klien anemia aplastik sering
b. Pola eliminasi
warna feses dan urine. Apakah ada masalah yang berhubungan dengan pola
eliminasi atau tidak. Pola eliminasi pada klien dengan anemia aplastik biasanya
tidak terganggu.
Kaji kebiasaan tidur, berapa lama tidur siang dan malam, apakah ada
18
masalah yang berhubungan dengan pola istirahat tidur. Pola istirahat tidur pada
klien anemia aplastik biasanya suah tidur dan sering terjaga dimalam hari
(insomnia).
d. Personal hygiene
Kaji kebersihan diri klien seperti mandi, gosok gigi, cuci rambut, dan
memotong kuku. Pada klien dengan anemia aplastik akan terjadi penurunan
e. Aktivitas
Apakah klien mandiri atau masih bergantung dengan orang lain. Pada klien anemia
5. Pemeriksaan fisik
Pada klien dengan anemia aplastik akan didapatkan gejala pucat, kepala
kondisifluktuatif.
1) Sistem Pernafasan
Pada klien anemia aplastik akan ditemukan pernafasan nafas pendek pada
diastolik stabil.
3) Sistem Pencernaan
4) Sistem Perkemihan
aplastik.
(keunguan), ekimosis (luka memar) pada kulit, turgor kulit kurang, kulit kering.
Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan tanda-tanda lain yang
menunjukkan keletihan.
keseimbangan buruk.
H. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
dijumpai sel muda dalam darah tepi. Trombositopenia, yang bervariasi dari ringan
b. MRI
gambaran yang khas yaitu ketidakhadiran elemen seluler dan digantikan oleh
jaringan lemak
21
I. Analisa Data
DO :
Penurunan kadar O2
-pengisian k
apiler >3 detik kejaringan
-nadi perifer
Perifer
menurun atau tidak
teraba
-akral teraba dingin Perubahan fungsi tubuh
-warna kulit pucat
akibat mekanisme
-turgor kulit
kompensasi terhadap
menurun
anemia
efektif
pansintopenia
Do :
-porsi makan tidak trombositopenia
habis (platelet<100.000/mm3)
-berat badan
menurun Gangguan dalam
-diare pembekuan darah
-membran mukosa
pucat Perdarahan : -
-membran mukosa ekinosis,epistaksis
pucat perdarahan
-sariawan ssp,perdarahan seluruh
kemih,
Nusea,anoreksia,stomatis
Defisit nutrisi
Ds : Faktor konginital dll
Resiko infeksi
Pajanan dilanjutkan
Do :
-leukoponia
23
pansitopenia
leukopenia
(leukosit<4500-
10.000/mm3)
Resiko infeksi
K. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
NO Tujuan dan kriteria hasil Rencana tindakan
Keperawatan
Diagnosa
NO Tujuan dan kriteria hasil Rencana tindakan
Keperawatan
Edukasi
-anjurkan posisi duduk
jika mampu
-anjurkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
-kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori
26
Diagnosa
NO Tujuan dan kriteria hasil Rencana tindakan
Keperawatan
Edukasi
-jelaskan tanda dan gejala
infeksi
-anjurkan meningkatkan
asupan cairan
Kolaborasi
-kolaborasi pemberian
imunisasi jika perlu
27
Diagnosa
NO Tujuan dan kriteria hasil Rencana tindakan
Keperawatan
Kolaborasi
-kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
BAB III
LAPORAN KASUS
Ibu pasien mengatakan sekitar pukul 09:00 WIB, datang ke IGD dengan
keluhan lemas, mual muntah serta kulit tampak kuning. Ibu pasien juga
mengatakan anaknya sesak napas dan sebelum dibawa ke RSUD juga anaknya
pingsan dirumah. Ibu pasien mengatakan anaknya tidak bisa terlalu capek, setiap
pulang sekolah ataupun main anak selalu kelehan serta anak tampak lemas dan
Pada saat di lakukan pengkajian pada tanggal 17 Januari 2023 jam 13:00
WIB ibu pasien mengatakan anaknya sulit untuk duduk hanya bisa berbaring
karena lemas. Lemas disebabkan karena HB rendah yaitu 1,8 mg/dl, yang
dilakukan pasien saat lemas hanya berbaring, Lemas bertambah ketika pasien
Lemas dirasakan keseluruh badanya dan lemas dirasakan terus menerus. Ibu
anemia aplastik, 2 bulan yang lalu waktu dirawat di RSUD pasien hanya
menjalani 1x transfusi darah sebanyak ±13 labu. Namun setelah transfusi 2 bulan
yang lalu itu, bapak pasien mengatakan pasien tidak dibawa untuk transfusi lagi
yang harusnya dilakukan transfusi rutin setengah bulan sekali. Ibu dan bapak
pasien juga mengatakan selama 2 bulan tidak membawa anaknya untuk menjalani
28
29
ada perubahan namun kondisinya makin memburuk sampai dengan muntah darah.
Kelompok : 4 (Empat)
I. BIOBATA
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : An. H
Umur : 7 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Karangampel
b. Identitas Penanggungjawab
Nama : Tn. N
Umur : 38 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Karangampel
1. Keluhan Utama
Lemas
Ibu pasien mengatakan sekitar pukul 09:00 WIB, datang ke IGD dengan
keluhan lemas, mual muntah serta kulit tampak kuning. Ibu pasien juga
mengatakan anaknya sesak napas dan sebelum dibawa ke RSUD juga anaknya
pingsan dirumah. Ibu pasien mengatakan anaknya tidak bisa terlalu capek, setiap
pulang sekolah ataupun main anak selalu kelehan serta anak tampak lemas dan
Pada saat di lakukan pengkajian pada tanggal 17 Januari 2023 jam 13:00
WIB ibu pasien mengatakan anaknya sulit untuk duduk hanya bisa berbaring
karena lemas. Lemas disebabkan karena HB rendah yaitu 1,8 mg/dl, yang
31
dilakukan pasien saat lemas hanya berbaring, Lemas bertambah ketika pasien
Lemas dirasakan keseluruh badanya dan lemas dirasakan terus menerus. Ibu
anemia aplastik, 2 bulan yang lalu waktu dirawat di RSUD pasien hanya
menjalani 1x transfusi darah sebanyak ±13 labu. Namun setelah transfusi 2 bulan
yang lalu itu, bapak pasien mengatakan pasien tidak dibawa untuk transfusi lagi
yang harusnya dilakukan transfusi rutin setengah bulan sekali. Ibu dan bapak
pasien juga mengatakan selama 2 bulan tidak membawa anaknya untuk menjalani
ada perubahan namun kondisinya makin memburuk sampai dengan muntah darah.
Ibu pasien mengatakan satu tahun yang lalu pada saat anaknya umur 6
tahun pasien pasien di diagnosa penyakit liver dan DBD. Tetapi 3 bulan yang lalu
yang mengalami penyakit yang sama dengan pasien maupun penyakit menular
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Tinggal Serumah
: Pasien
Ibu pasien mengatakan pasien anak kedua dari dua bersaudara, anak
pertamanya laki-laki umur 13 tahun, pasien tinggal bersama kedua orang tuanya
V. RIWAYAT IMUNISASI
lengkap.
33
gang, untuk ventilasi udara mencukupi, tidak ada pencemaran lingkungan seperti
VIII. KELUARGA
b. Minum
1) Jenis Air putih, susu Air putih, susu
2) Frekuensi ± 3-7x /hari ± 3-7x /hari
3) Porsi ± 1 gelas kecil ± 1 gelas kecil
4) Cara minum Oral Oral
5) Pantangan Tidak ada Tidak ada
6) Keluhan Tidak ada Tidak ada
2. Pola Eliminasi
a. Urin (BAK)
1) Frekuensi ± 3-4x / hari ± 3-4x / hari
2) Produksi Urin Keluarga pasien
mengatakan tidak
tahu
3) Jumlah ± 3-4x / hari ± 3-4x / hari
4) Warna Jernih Jernih
5) Bau Amoniak Amoniak
6) Total produksi urin Keluarga pasien
mengatakan tidak
tahu
7) Keluhan Tidak ada Selama sakit
aktivitas anaknya
dibantu orang
tuanya
b. Alvi (BAB)
1) Frekuensi 1x /hari 1x /hari
2) Warna Kuning Kuning
3) Konsistensi Lembek kadang Lembek kadang
padat padat
35
2) Gosok gigi
a) Frekuensi 2x/ hari Belum gosok gigi
b) Sarana Gosok gigi Sikat gigi, pasta Belum gosok gigi
gigi
3) Keramas
a) Frekuensi 2x seminggu Belum keramas
selama di rs
b) Sarana Keramas Shampo, air bersih Belum keramas
selama di rs
4) Kuku
a) Keadaan Kuku Bersih Bersih
b) Frekuensi Potong 1x seminggu 1x seminggu
Kuku
X. DATA PSIKOLOGIS
a. Gambaran Diri
anaknya sulit untuk duduk hanya bisa berbaring karena lemas, aktivitasnya
b. Ideal Diri
Ibu pasien mengatakan pasien kadang murung, dan terlihat sedih, pasien
kadang suka mengeluh ingin aktivitasnya seperti anak-anak pada umumnya yang
bisa sekolah setiap hari. Ibu pasien juga mengatakan anaknya sudah hampir 2
c. Harga Diri
pasien sedikit membatasi aktivitas pasien yang terlalu berat dan sering bermain
karna kondisinya yang cukup kurang memungkinkan, karna setiap pulang sekolah
d. Peran Diri
Ibu pasien berharap anaknya segera sembuh dan membaik agar anaknya
e. Identitas Diri
Ibu pasien mengatakan pasien anak laki- laki berusia 7 tahun, anak kedua
Ibu pasien mengatakan anaknya paling dekat dengan kedua orang tuanya
umumnya tetapi setelah selesai aktivitas yg berlebih pasien mengeluh lemas dan
orang tuanya
Ibu pasien mengatakan anaknya rajin solat dan ngaji, ibu pasien
1. Keadaan Umum
b. Kesadaran : Composmentis
c. Penampilan : Bersih
d. Orientasi : Baik
e. Berat badan :
- Sebelum sakit : 21 kg
- Saat sakit : 20 kg
j. Tanda-tanda vital :
a) Fontanel anterior : -
b) Sutura Sagitalis : -
3. Sistem Pernapasan
RR: 35 x/menit, irama napas reguler, kedalaman napas dalam, tidak terdapat nyeri
4. Sistem Kardiovaskuler
sianosis, irama jantung reguler, bunyi jantung normal, tidak terdapat bunyi
jantung tambahan, crt >5 detik, kekuatan nadi lemah, akral teraba dingin dingin.
5. Sistem Persyarafan
penglihatan baik tetapi kadang penglihatannya kabur, reflek pupil cepat, pupil
isokor, gerakan bola mata atas bawah baik, reflek mengunyah baik, wajah klien
simetris, fungsi pendengaran baik, fungsi menelan baik, lidah simetris, fungsi
6. Sistem Penglihatan
Bola mata simetris, sclera mata ikterik, reflek cahaya pada pupil baik,
reflek lapang pandang baik, tidak ada pembengkakan mata, tidak ada edema
7. Sistem Pendengaran
Bentuk telinga kanan dan kiri simetris, fungsi pendengaran baik, tidak ada
pembengkakan pada telinga, telinga bersih, tidak ada nyeri tekan tulang mastoid,
ada distensi kandung kemih, tidak terpasang kateter urine, tidak ada keluhan
BAK.
9. Sistem Pencernaan
Mulut bersih, bentuk bibir simetris, mukosa bibir kering, lidah bersih,
terdapat caries gigi, tidak ada tonsilitis, reflek mengunyah baik, reflek menelan
baik, tidak ada nyeri menelan, bentuk abdomen simetris, tidak ada lesi, tidak ada
jaringan parut, terdapat bising usus, bising usus 12x/menit, pasien tampak pucat,
tidak ada nyeri tekan, tidak ada nyeri lepas, turgor kulit kurang baik, tidak
Ekstremitas atas: warna kulit sawo matang ikterius, terpasang infus Nacl
sebelah tangan kanan dengan tetes 16 tpm, bentuk kedua tangan simetris,tidak
terdapat pitting bedema, kekuatan otot kanan dan kiri 5│5, jari-jari utuh, tidak
Ekstremitas baawah: Bentuk kaki kanan dan kiri simetris, turgor kulit
kurang elastis, kekuatan otot kanan dan kiri 5│5, tidak terdapat piting edema pada
kaki, tidak terdapat jari- jari fraktur, jari-jari utuh, tonus otot baik.
42
kelenjar getah bening, tidak ada tremor ekstremitas, tidak ada keringat telapak
Warna kulit sawo matang ikterius, turgor kulit kurang baik, kelembaban
kulit kering dingin, tidak ada kelainan kulit, keadaan kulit bersih, tidak ada
Laboratorium
JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN KET
HEMATOLOGI
Darah Rutin
Leukosit 2,730* 5,000 -14,500 /uL ↓
Eritrosit 3,5* 3.8 - 5.8 10^6µL ↓
Hemoglobin 10,3* 10.8 -15.6 g/dL ↓
HematoKrit 29,1* 33 - 45 % ↓
Trombosit 37,000* 181,000 -521,000 µL ↓
MCV 81 69-93 fL
MCH 28,7 22-34 pg
MCHC 35,3 32-36 g/dL
RDW-CV 13,3 13.0 – 14.2 %
Jam Pengambilan : 21/01/2023 11:55:27
Jam cetak hasil : 22/01/2023 12:51:09
XIII. PENGOBATAN
Nama
No Dosis Waktu Cara Keterangan
Obat
Untuk mengembalikan
1. Inf Nacl 16 tpm IV keseimbangan elektrolit pada
dehidrasi.
Omeprazole adalah obat
untuk mengatasi asam lambung
berlebih dan keluhan yang
mengikutinya. Obat ini umumnya
2. Omeprazole 1x20 mg 12 IV
digunakan untuk
mengatasi gastroesophageal reflux
disease (GERD), sakit maag
(gastritis), atau tukak lambung.
PRC 1: 100
Transfusi
3 PRC 2: 250 IV
darah
PRC 3: 250
44
Tanggal Data Senjang (DS dan DO) Penyebab/ Masalah Kep TTD
Etiologi
Jum’at Ds : Berkurangnya Perfusi Perifer Kel 4
19-01- - Ibu pasien mengatakan volume darah, Tidak Efektif
23 lemas, mual, muntah Hb/ eritrosit (D.0009)
13.00 serta kulit tampak
WIB kuning. Kadar Hb Turun
Do :
- Akral teraba dingin Penurunan kadar
- Pasien tampak pucat O2 kejaringan
- Konjuntiva anemis perifer
- HB didapatkan hasil :
1.8 → nilai rujukan HB Perubahan fungsi
: 10.8 -15.6 tubuh akibat
- Trombosit didapatkan mekanisme
5.000 → nilai rujukan kompensasi
trombosit 181.000 - terhadap anemia
521.000
- Crt >5 detik Perfusi Perifer
- Pada saat dipalapasi Tidak Efektif
nadi teraba lemah
Tanggal Data Senjang (DS dan DO) Penyebab/ Masalah Kep TTD
Etiologi
- SPO2 : 95 % perut
- Terpasang nasal kanul 3
liter Respirasi
meningkat
Napas pendek
Tanggal Data Senjang (DS dan DO) Penyebab/ Masalah Kep TTD
Etiologi
- Aktivitasnya dibantu
orang tua (seperti ke
kamar mandi)
Jum’at Ds : Orang tua pasien Defisit Kel 4
19-01- - Ibu pasien mengatakan merasa Pengetahuan
23 satu tahun yang lalu pengobatan di Rs
13.00 pada saat anaknya umur lama sembuh
WIB 6 tahun pasien pasien di
diagnosa penyakit liver Kurang sumber
dan DBD. Tetapi 3 informasi tentang
bulan yang lalu pasien proses penyakit
di diagnosa anemia
aplastik. Kurang sumber
- Ibu dan bapak pasien informasi tentang
juga mengatakan selama pengobatan
2 bulan tidak membawa
anaknya untuk Defisit
menjalani transfusi, Pengetahuan
anaknya dibawa ke
pengobatan tradisional
yaitu dengan
mengkonsumsi jamu-
jamu tradisional, karena
orang tua pasien merasa
pengobatan di Rs lama
sembuh.
- Ibu pasien mengatakan
tidak tahu penyebab
penyakit anaknya apa
47
Tanggal Data Senjang (DS dan DO) Penyebab/ Masalah Kep TTD
Etiologi
- Ibu pasien juga
mengatakan sudah lama
anaknya tidak dibawa
kontrol ± 2 bulan
Do :
- Ibu pasien tampak
bingung dan banyak
bertanya sampai kapan
anaknya akan seperti ini
Perencanaan Keperawatan
Tanggal Dx TTD
Tujuan Rencana Tindakan Rasional
Jum’at Perfusi Setelah 1. Monitor nadi 1. Untuk Kel
4
19-01 perifer tidak dilakukan (frekuensi, mengetahui
2023 efektif tindakan kekuatan, irama) ritme dan
14.00 keperawatan kekuatan detak
WIB selama 2x24 jantung
jam diharapkan permenit
perfusi perifer 2. Monitor tekanan 2. Untuk
membaik darah mendeteksi
dengan kriteria perubahan
hasil : Tekanan darah
(L.02011) 3. Monitor suhu 3. Untuk
- Warna kulit tubuh mengetahui
pucat peningkatan
berkurang atau penurunan
- Akral cukup suhu tubuh
membaik pasien
- Turgor kulit 4. Identifikasi 4. Untuk
membaik penyebab mengetahui
perubahan tanda perubahan
vital tanda vital
pasien
5. Atur interval 5. Untuk
pemantauan mengetahui
sesuai kondisi perubahan
pasien kondisi pasien
secara
perwaktu
6. Dokumentasi 6. Untuk
49
Perencanaan Keperawatan
Tanggal Dx TTD
Tujuan Rencana Tindakan Rasional
hasil pemantauan mengidentifika
si status
kesehatan
pasien lebih
lanjut
7. Jelaskan tujuan 7. Agar orang tua
dan prosedur pasien
pemantauan mengetahui
tujuan dan
prosedur
pemantauan
8. Pemberian 8. Untuk
trasfusi darah meningkatkan
total 600cc hasil dari darah
diberikan 3x: rutin
PRC 1: 100
PRC 2: 250
PRC 3: 250
(Jarak antar PRC
12 jam, tidak
boleh masuk jam
22:00-04:00)
Jum’at Pola Napas Setelah 1. Monitor pola 1. Untuk Kel
4
19-01 Tidak dilakukan napas (frekuensi, mengetahui
2023 Efektif tindakan kedalaman, usaha frekuensi,
14.00 keperawatan napas) kedalaman dan
WIB selama 2x24 usaha napas
jam diharapkan 2. Monitor bunyi 2. Untuk
pola napas napas tambahan mengetahui
50
Perencanaan Keperawatan
Tanggal Dx TTD
Tujuan Rencana Tindakan Rasional
membaik (mis gurgling, sumbatan jalan
dengan kriteria mengi, wheezing, napas
hasil : ronkhi kering)
(L.01004) 3. Posisikan semi 3. Untuk
1. Dipsnea fowler atau mengurangi
berkurang fowler sesak napas
2. Frekuensi 4. Berikan oksigen 4. Untuk
napas
jika perlu membantu
membaik
mencukupi
3. Pernapasan
kebutuhan O2
cuping hidung
dalam tubuh
berkurang
4. Kedalaman
napas
membaik
Perencanaan Keperawatan
Tanggal Dx TTD
Tujuan Rencana Tindakan Rasional
2. Perasaan 4. Sediakan 4. Untuk
lemah lingkungan meningkatkan
berkurang nyaman dan rasa nyaman
rendah stimulus
(mis. Cahaya,
suara,
kunjungan)
5. Fasilitasi duduk 5. Untuk
disisi tempat perlahan
tidur, jika tidak meingkatkan
dapat berpindah aktivitas fisik
atau berjalan
Perencanaan Keperawatan
Tanggal Dx TTD
Tujuan Rencana Tindakan Rasional
pengetahuan 2. Identifikasi 2. Untuk
orang tua penggunaaan mengetahui
meningkat pengobatan apakah
dengan kriteria tradisional dan menggunakan
hasil : kemungkinan pengobatan
(L.12111) efek terhadap tradisional
1. Perilaku pengobatan
sesuai anjuran 3. Berikan 3. Untuk
meningkat dukungan untuk meingkatkan
2. Perilaku
menjalani rasa percaya
sesuai dengan
program melakukan rutin
pengetahuan
pengobatan pengobatan ke
meningkat
dengan baik dan Rs
3. Kemampuan
benar
menjelaskan
pengetahuan 4. Jelaskan manfaat 4. Agar orang tua
tentang dan efek mengetahui
pengobatan samping manfaat dan
meningkat pengobatan efek samping
dari pengobatan
yang dilakukan
5. Anjurkan
5. Agar keluarga
memonitor
pasien dapat
perkembangan
mengetahui
keefektifan
perkembangan
pengobatan
dan keefektifan
pasien setelah
pengobatan
53
P: Lanjutkan Intervensi
I:
- Memberikan transfuse darah
Respon : Pasien tampak lemas dan berbaring.
P: Lanjutkan Intervensi
I:
- Memonitor pola napas
Respon: Sesak tampak berkurang
- Pemberian Oksigen
Respon: -
3. Sabtu S: Ibu pasien mengtakan anaknya perlahan sudah dapat duduk Kel
21/01/2023 diatas tempat tidur 4
08.00 WIB
O: Lemas tampak berkurang
I:
- Fasilitasi duduk disisi tempatat tidur, jika tidak dapat
berpindah atau berjalan
Respon: sudah bisa duduk di sisi tempat tidur
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara peningkatan
asupan makan
Respon: Makah 1 porsi dari Rs dihabiskan
4. Sabtu S: Ibu pasien mengatakan tidak tidak akan membawa anaknya Kel
21/01/2023 untuk melakukan pengobatan tradisional. 4
08.00 WIB
O: Ibu pasien tampak lebih mengerti tentang penyakit
anaknya dari pada sebelumnya
P: Lanjutkan Intervensi
I:
- Berikan dukungan untuk menjalani program pengobatan
59
P: Lanjutkan Intervensi
I:
- Dokumentasi hasil pemantaun
Respon: Kondisi pasien sudah membaik
60
I: -
I:-
PEMBAHASAN
Maka dalam bab ini penulis akan membahas kesenjangan teori dan juga akan
sebagai berikut:
bisitopenia pada darah tepi yang disebabkan oleh kelainan primer pada sumsum
tulang dalam bentuk aplasia atau hypoplasia tanpa adanya infiltrasi, supresi atau
disebabkan oleh keadaan sitopenia dengan akibat anemia dan gejala yang
kimia, infeksi, radiasi, kelainan imunologi, idiopatik dan penyakit lain. Tanda dan
gejala pada pasien yang terdiagnosa anemia aplastik adalah: rasa lesu, cepat lelah,
62
63
palpitasi, sesak napas intolransi terhadap aktivitas fisik, angina pectoris hingga
gejala payah jantung, sakit kepala, pusing, telinga mendenging, mata berkunang –
akan menimbulkan anemia dimana timbul gejala – gejala anemia antara lain
lemah, dispnoe d’effort, palpitasi cordis, takikardi, pucat dan lain – lain.
keluhan dan gejala infeksi baik bersifat local sehingga mengakibatkan keluhan dan
gejala infeksi baik bersifat local maupun bersifat sistemik. Trombositopenia tentu
organ lain.
atau respon individu, keluarga, atau komunitas pada masalah kesehatan, pada
merupakan bagian vital dalam menentukan asuhan keperawatan yang sesuai untuk
membantu klien mencapai kesehatan yang optimal (SDKI, 2016). Dalam kasus ini
64
Perfusi perifer tidak efektif adalah penurunan sirkulasi darah pada level
batasan karakteristik dari diagnosis perfusi perifer tidak efektif adalah nadi perifer
menurun atau tidak teraba, akral teraba dingin, warna kulit pucat, turgor kulit
mengatakan pusing dan lemas seluruh badan. Data objektif: Akral teraba dingin,
Pola napas tidak efektif adalah inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak
diagnosis pola napas tidak efektif adalah sesak napas atau dyspnea, penggunaan
otot bantu napas, fase ekspirasi memanjang, pola napas abnormal, pernapasan
3. Intoleransi aktivitas
intoleransi aktivitas adalah: mengeluh lelah, merasa lemah, merasa tidak nyaman
mengatakan anaknya tidak bisa terlalu capek setiap pulang sekolah ataupun main
anaknya selalu kelelahan, mengeluh lemas dan lelah. Ibu pasien mengatakan
anaknya sering pngsan. Data objektif: pasien tampah lemas, pasien tampak pucat
4. Defisit pengetahuan
yang berkaitan dengan topik (SDKI, 2017). Adapun batasan karakteristik dari
prilaku tidak sesuai anjuran, menunjukan persepsi yang keliru terhadap masalah,
mengatakan tidak tahu penyebab penyakit anaknya, ibu pasien juga mengatakan
tidak membawa anaknya kontrol kurang lebih 2 bulan, ibu pasien mengatakan
66
anaknya diberi obat-obatan herbal saja. Data objektif: ibu pasien tampak bingung
diharapkan dari pasien dan atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat.
keperawatan dapat di bagi menjadi dua yaitu mandiri atau dilakukan oleh perawat
dan kolaboratif atau yang dilakukan bersama dengan pemberi perawatan lainnya.
dapat digunakan untuk evaluasi penelitian dan aspek legal serta sebagai
diagnosa yang penulis tegakan. Diagnosa pertama yaitu perfusi perifer tidak
tersebut dengan indikator warna kulit pucat, turgor kulit, dan akral dapat membaik
67
atau berkurang. Diagnose kedua yaitu pola napas tidak efektif dengan tujuan
dyspnea, frekuensi napas, dan ortopnea dapat membaik atau berkurang. Diagnosa
yang ketiga yaitu intoleransi aktivitas dengan tujuan dilakukan intervensi dapat
perasaan lemah dapat membaik atau berkurang. Dan diagnosa yang keempat yaitu
keperawatan tersebut dengan indikator perilaku sesuai anjuran dan perilaku sesuai
Analyze)
oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah status kesehatannya yang lebih
baik dengan menggambarkan kriteria hasil sesuai yang diharapkan (Potter &
perifer tidak efektif yaitu identifikasi penyebab perubahan tanda vital, mengatur
menlaskan tujuan dan prosedur pemantauan serta pemberian trasfusi darah total
600cc diberikan 3 kali selama masa perawatan dirumah sakit di ruang Golek
memonitor bunyi napas tambahan (mis gurgling, mengi, wheezing, ronkhi kering)
dan memposisikan semi fowler atau fowler serta pemberian oksigen jika perlu.
3. Intoleransi aktivitas
kelelahan pada pasien, memonitor kelelahan fisik, memonitor pola dan jam tidur,
kunjungan), memfasilitasi duduk disisi tempatat tidur, jika tidak dapat berpindah
4. Defisit pengetahuan
pengobatan dengan baik dan benar serta melaskan manfaat dan efek samping
pengobatan.
tidak efektif , pasien menerima tindakan pemberian trasfusi darah yang sudah
memonitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas), pasien masih merasa
sesak dan pasien diberikan oksigen 3 liter didapati pernafasan cuping hidung.
pasien, kadar HB: 10,3 g/dl yang mengakibatkan pasien sulit untuk aktivitas
menerima informasi yang diberikan oleh perawat dan keluarga lebih rutin untuk
A. Kesimpulan
kesimpulan yang dapat di ambil dari kasus mengenai Asuhan keperawatan yang di
lakukan pada An.H dengan diagnose Anemia Aplastik di Ruang Golek RSUD
bisitopenia, Penyebab anemia aplastic adalah faktor genetik, obat obatan bahan
kimia, infeksi, radiasi, kelainan imunologi, idiopatik dan penyakit lain, Anemia
tulang belakang, Tanda dan Gejala pada pasien anemia plastik adalah rasa lesu,
cepat lelah, palpitasi, sesak napas intolransi terhadap aktivitas fisik, angina
pectoris hingga gejala payah jantung, sakit kepala, pusing, telinga mendenging,
jongkok ke posisi berdiri, iritabel, lesu dan perasaan dingin pada ekstremitas.,
yang mencapai 1,8 g/dl, dalam kasus ini diagnosa yang muncul menegakan 4
diagnosa keperawatan yaitu Perfusi perifer tidak efektif, Pola napas tidak efektif,
70
71
B. Saran
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil kasus ini diantaranya adalah :
1. Bagi pasien
agar proses penyembuhan dapat terlaksana dengan baik dan tidak timbul keluhan
lagi.
2. Institusi Pendidikan
buku keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner. & Suddarth. (2010). Buku Ajar Medikal Bedah. Edisi kedelapan :
Jakarta: Binapura Akasara
Handayani, W dan Haribowo, A.S 2014. “Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada
Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi”. Salemba medika: Jakarta.
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Rohmah Nikmatur & Saiful. (2010). Proses Keperawatan Teori & Aplikasi.
Jogjakarta : Media.
Wijaya, A.S dan Putri, Y.M. 2013. Keperawatan Medikal Bedah 2, Keperawatan
Dewasa Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta : Nuha Medika