Anda di halaman 1dari 18

PENANGANAN NYERI SECARA

NONFARMAKOLOGIS PADA PASIEN FRAKTUR

Kelompok 5 :
Resti wahyuni wulandari
Rika ayu astika
Siti khodijah
Siti khonisa
Suci taptiah
Syarief hidayah tullah
Syarif ibrahim
Latar belakang
• Fraktur merupakan ancaman potensial maupun aktual
terhadap integritas seseorang, sehingga akan
mengalami gangguan fisiologis salah satunya respon
berupa nyeri. Badan Kesehatan Dunia (WHO)
mencatat pada tahun 2011-2012 terdapat 5,6 juta
orang meninggal dunia dan 1,3 juta orang menderita
fraktur akibat kecelakaan lalu lintas. Tingkat
kecelakaan transportasi jalan di kawasan Asia Pasifik
memberikan kontribusi sebesar 44% dari total
kecelakaan di dunia, yang didalamnya termasuk
Indonesia.
• Fraktur dapat menimbulkan nyeri, nyeri disebabkan
karena rusaknya kontuinitas jaringan tulang dan dapat
juga disebabkan karena tindakan pembedahan.
Tatalaksana nyeri dapat dilakukan baik farmakologi
maupun nonfarmakologi, tatalaksana farmakologi
dilakukan dengan pemberian analgetik, sedangkan
tatalaksana nyeri secara nonfarmakologi dapat
dilakukan dengan relaksasi, distraksi, kompres
dingin/hangat, massase, guided imagery.
A. Tujuan umum :
• Untuk mengetahui penanganan nyeri secara
nonfarmakologi pada pasien fraktur dengan cara
teknik kompres dingin, relaksasi nafas dalam, dan
teknik distraksi pendengaran.
B. Tujuan khusus :
• Untuk mengetahui pengaruh terapi kompres dingin
terhadap nyeri pada pasien fraktur ekstremitas tertutup.
• Untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi terhadap
intensitas nyeri pada pasien post operasi fraktur.
• Untuk mengetahui pengaruh distraksi pendengaran
terhadap intensitas nyeri pada klien fraktur.
A. fraktur

1. Pengertian fraktur
• Fraktur adalah setiap retak atau patah tulang yang
disebabkan oleh trauma, tenaga fisik, kekuatan,
sudut, keadaan tulang dan jaringan lunak disekitar
tulang yang akan menentukan apakah fraktur
yang terjadi disebut lengkap atau tidak lengkap.
Gangguan kesehatan yang banyak dijumpai dan
menjadi salah satu masalah dipusat- pusat
pelayanan kesehatan di seluruh dunia salah
satunya adalah fraktur (Budhiartha, 2013).
2. PENYEBAB FRAKTUR
• Fraktur dapat terjadi akibat adanya trauma
tekanan yang berlebih dibandingkan kemampuan
tulang dalam menahan tekanan, tekanan yang
terjadi pada tulang dapat berupa tekanan berputar
yang menyebabkan fraktur bersifat spiral atau
oblik, tekanan membengkok yang menyebabkan
fraktur transversal, tekanan sepanjang aksis tulang
yang dapat menyebabkan fraktur impaksi, dislokasi
atau fraktur dislokasi (Helmi, 2012).
B. Konsep Nyeri

• Pengertian nyeri
• Nyeri adalah merupakan perasaan yang tidak
menyenangkan yang terkadang dirasakan oleh
individu. kebutuhan terbebas dari nyeri itu
merupakan salah satu kebutuhan dasar yang
merupakan tujuan diberikannya asuhan
keperawatan pada seseorang dirumah sakit
(Perry and Potter, 2009).
FISIOLOGI NYERI

• Munculnya nyeri berkaitan dengan reseptor dan adanya


rangsangan. Reseptor nyeri yang dimaksud adalah nociceptor,
merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit
atau bahkan tidak memiliki myelin yang tersebar pada kulit dan
mukosa, khususnya pada visera, persendian dinding arteri, hati
dan kandung empedu. Reseptor nyeri dapat memberikan respons
akibat adanya stimulasi atau rangsangan. Stimulasi tersebut
dapat berupa zat kimiawi seperti histamine, bradikinin,
prostaglandin, dan macam asam yang dilepas apabila terdapat
kerusakan pada jaringan akibat kekurangan oksigenasi. Stimulasi
yang lain dapat berupa termal, listrik atau mekanis.
3. Penyebab nyeri
• Fraktur, Trauma/cidera pada jaringan tubuh,
Tumor, iskemia pada jaringan, spasme otot dan
gangguan jaringan tubuh.
4. Penanganan nyeri
• Dalam penanganan nyeri dibagi menjadi 2 yaitu:
Teknik farmakologi dan Non farmakologi.
• 1. Pendekatan farmakologi Teknik farmakologi adalah cara
yang paling efektif untuk menghilangkan nyeri dengan
pemberian obat-obatan pereda nyeri terutama untuk nyeri
yang sangat hebat yang berlangsung selama berjam-jam
atau bahkan berhari-hari paling umum digunakan untuk
mengatasi nyeri adalah analgesic (Strong, Unruh, Wright &
Baxter, 2002).
• 2. Pendekatan teknik non farmakologi
• A. Masase dan Stimulasi Kutaneus
• Sering dipusatkan pada punggung dan bahu. Masase dapat
membuat pasien lebih nyaman. Sedangkan stimulasi
kutaneus adalah stimulasi kulit yang dilakukan selama 3-10
menit untuk menghilangkan nyeri.
• B. Distraksi
• satu teknik distraksi adalah dengan bercerita dimana teknik
distraksi bercerita merupakan salah satu strategi non
farmakologi yang dapat menurunkan nyeri.
Beberapa contoh teknik distraksi:
• 1. Visual distraction: Memfokuskan pada satu subjek atau titik
dan menjelaskan secara detail, menghitung objek, membaca
atau menonton televisi
• 2. Auditory distraction: Mendengarkan musik, mendengarkan
cerita
• 3. Tactil kinesthetic distraction: Memeluk orang yang dicintai,
boneka, nafas lambat dan ritmik
• 4. Project distraction: Memainkan permainan yang menantang
misalnya puzzle, computer game,dll
• 5. Guided Imagery (Imajinasi terbimbing) : Lebih efektif untuk
klien yang mengeluh nyeri kronik daripada akut. Contoh:
perawat duduk dekat pasien tetapi tidak menyentuhnya, dengan
suara lembut, tenang dan halus membawa klien ke suasana
yang disenangi oleh klien.
C. Terapi Musik
• Musik menghasilkan perubahan status kesadaran melalui bunyi,
kesunyian, ruang dan waktu. Musik harus didengarkan minimal 15
menit supaya dapat memberikan efek terapeutik. Dalam keadaan
perawatan akut, mendengarkan musik dapat memberikan hasil
yang sangat efektif dalam upaya mengurangi nyeri.
D. Teknik Relaksasi Nafas Dalam
• Teknik relaksasi nafas dalam Merupakan teknik untuk mengurangi
ketegangan otot skeletal dan menurunkan kecemasan. Teknik
relaksasi diajarkan beberapa kali agar mencapai hasil yang
optimal, tujuannya agar dapat merubah perepsi pasien terhadap
nyeri ini.
Efek positif relaksasi pada klien yang
menderita nyeri adalah:
• 1. Memperbaiki kualitas tidur
• 2. Memperbaiki kemampuan pemecahan masalah
• 3. Menurunkan fatigue
• 4. Meningkatkan kepercayaan diri dan self control
dalam koping terhadap nyeri
• 5. Distraksi nyeri
• 6. Meningkatkan efektifitas terhadap tindakan
lain untuk mengurangi nyeri
• 7. Memperbaiki kemampuan dalam toleransi
Teknik relaksasi terutama efektif untuk nyeri kronik
dan memberikan beberapa keuntungan, antara lain :

• 1. Relaksasi akan menurunkan ansietas yang


berhubungan dengan nyeri atau stres
• 2. Menurunkan nyeri otot
• 3. Menolong individu untuk melupakan nyeri
• 4. Meningkatkan periode istirahat dan tidur
• 5. Meningkatkan keefektifan terapi nyeri lain
• 6. Menurunkan perasaan tak berdaya dan
depresi yang timbul akibat nyeri
E. Imajinasi Terbimbing (Guided Imagery)
• Imajinasi terbimbing adalah menggunakan
imajinasi seseorang dalam suatu cara yang
dirancang secara khusus untuk mencapai efek
positif tertentu.
F. Kompres Dingin
• Metode sederhana yang dapat di gunakan untuk
mengurangi nyeri yang secara alamiah yaitu
dengan memberikan kompres dingin pada area
nyeri, ini merupakan alternatif pilihan yang
alamiah dan sederhana yang dengan cepat
mengurangi rasa nyeri selain dengan memakai
obat-obatan
G. Kompres Hangat
• Kompres hangat adalah suatu metode dalam penggunaan
suhu hangat yang dapat menimbulkan efek fisiologis
(Anugraheni, 2013). Kompres hangat dapat digunakan pada
pengobatan nyeri dan merelaksasikan otot-otot yang tegang.
Kompres hangat dilakukan dengan mempergunakan buli-buli
panas atau kantong air panas secara konduksi dimana terjadi
pemindahan panas dari buli-buli ke dalam tubuh sehingga
akan menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan akan
terjadi penurunan ketegangan otot sehingga nyeri yang
dirasakan akan berkurang atau hilang.
H. Terapi Al-Qur’an
• Salah satu terapi spiritual yang biasa dilakukan adalah
dengan mendengarkan lantunan ayat-ayat suci Al Quran atau
disebut dengan istilah murrotal. Lantunan ayat suci Al Quran
mampu memberikan efek relaksasi.
ANALISIS JURNAL

• C:\Users\Personal\Documents\BAB 4.docx
• KESIMPULAN
• Dari pembahasan jurnal yang telah kelompok
kami ambil dapat diambil kesimpulan, yaitu
terdapat hubungan penanganan nyeri pada
pasien fraktur dengan tindakan nonfarmakologis.
Dari ketiga jurnal tersebut tindakan Nafas dalam
yang berpengaruh dalam menurunkan nyeri
pada pasien fraktu dan dapat dilihat dari skor
nyeri.
• SARAN
• Saran bagi perawat dapat mengimplementasikan
tindakan nonfarmakologis ini pada pasien fraktur
seperti yang ada ditiga jurnal

Anda mungkin juga menyukai