Anda di halaman 1dari 8

MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN

Manajemen Nyeri

Disusun oleh :
ELLY FUAIDAH
72.20.001.D.15.054
Tingkat : 3B

AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
SAMARINDA

1
MATERI PENKES

A. Pengertian Nyeri
Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal dan bersifat
individual. Walaupun demikian nyeri dapat pula diartikan sebagai suatu sensasi
yang tidak menyenangkan baik secara sensori maupun emosional yang
berhubungan dengan adanya suatu kerusakan jaringan atau factor lain, sehingga
individu merasa tersiksa, menderita yang akhirnya akan mengganggu aktivitas
sehari-hari, psikis dan lain-lain
a. Pengertian Managemen Nyeri (Pain Management)
Managemen nyeri atau Pain management adalah salah satu bagian dari
displin ilmu medis yang berkaitan dengan upaya-upaya menghilangkan nyeri
atau pain relief. Management nyeri ini menggunakan pendekatan multidisiplin
yang didalamnya termasuk pendekatan farmakologikal (termasuk pain
modifiers), non farmakologikal dan psikologikal.

b. Managemen Nyeri Non Farmakologikal


Merupakan upaya-upaya mengatasi atau menghilangkan nyeri dengan
menggunakan pendekatan non farmakologi. Upaya-upaya tersebut antara lain
distraksi, relaksasi, massage dan lain sebagainya.

B. Penyebab nyeri
Penyebab nyeri dapat diklasifikasi kedalam dua golongan yaitu penyebab
yang berhubungan dengan fisik dan berhubungan dengan psikis. Secara fisik
misalnya, penyebab adalah trauma (mekanik, thermal, kimiawi maupun
elektrik), neoplasma, peradangan, gangguan sirkulasi darah dan lain-lain.
a. Trauma mekanik
Menimbulkan nyeri karena ujung-ujung saraf bebas mengalami
kerusakan akibat benturan, gesekan ataupun luka.
b. Trauma thermal

2
Menimbulkan nyeri karena ujung saraf reseptor mendapat rangsangan
akibat panas atau dingin.

c. Trauma kimiawi
Terjadi karena tersentuh zat asam atau basa yang kuat.
d. Trauma elektrik
Dapat menimbulkan nyeri karena pengaruh aliran listrik yang kuat
mengenai reseptor rasa nyeri.
e. Neoplasma
Menyebabkan nyeri karena terjadinya tekanan atau kerusakan jaringan
yang mengandung reseptor nyeri dan juga karena tarikan, jepitan atau
metastase.
f. Nyeri pada peradangan
Terjadi karena kerusakan ujung-ujung saraf reseptor akibat adanya
peradangan atau terjepit oleh pembengkakan. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa nyeri yang disebabkan oleh faktor fisik berkaitan dengan terganggunya
serabut saraf reseptor nyeri.
g. Nyeri yang disebabkan oleh factor psikologis
Merupakan nyeri yang dirasakan bukan karena penyebab organic,
melainkan akibat trauma psikologis dan pengaruhnya terhadap fisik. Nyeri
karena factor ini disebut pula psychogenic pain.

C. Klasifikasi nyeri
Nyeri dapat diklasifikasikan kedalam beberapa golongan berdasarkan pada
tempat, sifat, berat ringannya nyeri dan waktu lamanya serangan.

a. Nyeri berdasarkan tempatnya;

1) Pheriperal pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh


misalnya pada mukosa, kulit.
2) Deep pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh yang lebih
dalam atau pada organ-organ tubuh visceral.
3) Refered pain, yaitu nyeri dalam yang disebabkan karena penyakit
organ/struktur dalam tubuh yang ditransmisikan kebagian tubuh didaerah

3
yang berbeda, bukan daerah asal nyeri.
4) Central pain, yaitu nyeri yang terjadi karena perangsangan pada system
saraf pusat, spinal cord, batang otak, thalamus dan lain-lain.
b. Nyeri berdasarkan sifatnya;
1) Incidental pain, yaitu nyeri yang timbul sewaktu-waktu lalu
menghilang.
2) Steady pain, yaitu nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan dalam
waktu yang lama.
3) Paroxysmal pain, yaitu nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi dan
kuat sekali. Nyeri tersebut biasanya menetap sekitar 10-15 menit, lalu
menghilang, kemudian timbul lagi.
c. Nyeri berdasarkan berat-ringannya;

1) Nyeri rendah , yaitu nyeri dengan intensitas rendah

2) Nyeri sedang, yaitu nyeri yang menimbulkan reaksi.

3) Nyeri berat, yaitu nyeri dengan intensitas yang tinggi.

d. Nyeri berdasarkan waktu lamanya serangan;

1) Nyeri akut, yaitu nyeri yang dirasakan dalam waktu yang singkat dan
berakhir kurang dari enam bulan, sumber dan daerah nyeri diketahui
dengan jelas. Rasa nyeri mungkin sebagai akibat dari luka, seperti luka
operasi, ataupun pada suatu penyakit arteriosclerosis pada arteri koroner.

2) Nyeri kronis, yaitu nyeri yang dirasakan lebih dari enam bulan. Nyeri
kronis ini polanya beragam dan berlangsung berbulan-bulan bahkan
bertahun-tahun.

4
D. NON PHARMACOLOGICAL PAIN MANAGEMENT
a. Distraksi
Teknik distraksi adalah teknik yang dilakukan untuk mengalihkan perhatian
klien dari nyeri. Teknik distraksi yang dapat dilakukan adalah:

1) Melakukan hal yang sangat disukai, seperti membaca buku, melukis,


menggambar dan sebagainya, dengan tidak meningkatkan stimuli pada
bagian tubuh yang dirasa nyeri.

2) Melakukan kompres hangat pada bagian tubuh yang dirasakan nyeri.

3) Bernapas lembut dan berirama secara teratur.

4) Menyanyi berirama dan menghitung ketukannya.

b. Therapy musik.

Therapy musik adalah proses interpersonal yang digunakan untuk


mempengaruhi keadaan fisik, emosional, mental, estetik dan spiritual, untuk
membantu klien meningkatkan atau mempertahankan kesehatannya.

c. Massage atau pijatan

Merupakan manipulasi yang dilakukan pada jaringan lunak yang bertujuan


untuk mengatasi masalah fisik, fungsional atau terkadang psikologi.

Pijatan dilakukan dengan penekanan terhadap jaringan lunak baik secara


terstruktur ataupun tidak, gerakan-gerakan atau getaran, dilakukan
menggunakan bantuan media ataupun tidak.

Beberapa teknik massage yang dapat dilakukan untuk distraksi adalah sebagai
berikut;

5
1) Remasan. Usap otot bahu dan remas secara bersamaan.

2) Selang-seling tangan. Memijat punggung dengan tekanan pendek, cepat


dan bergantian tangan.

3) Gesekan. Memijat punggung dengan ibu jari, gerakannya memutar


sepanjang tulang punggung dari sacrum ke bahu.

4) Eflurasi. Memijat punggung dengan kedua tangan, tekanan lebih halus


dengan gerakan ke atas untuk membantu aliran balik vena.

5) Petriasi. Menekan punggung secara horizontal. Pindah tangan anda


dengan arah yang berlawanan, menggunakan gerakan meremas.

6) Tekanan menyikat. Secara halus, tekan punggung dengan ujung-ujung


jari untuk mengakhiri pijatan.

d. Guided Imaginary

Yaitu upaya yang dilakukan untuk mengalihkan persepsi rasa nyeri dengan
mendorong pasien untuk mengkhayal dengan bimbingan. Tekniknya sebagai
berikut:

1) Atur posisi yang nyaman pada klien.

2) Dengan suara yang lembut, mintakan klien untuk memikirkan hal-hal


yang menyenangkan atau pengalaman yang membantu penggunaan semua
indra.

3) Mintakan klien untuk tetap berfokus pada bayangan yang


menyenangkan sambil merelaksasikan tubuhnya.

4) Bila klien tampak relaks, perawat tidak perlu bicara lagi.

6
5) Jika klien menunjukkan tanda-tanda agitasi, gelisah, atau tidak nyaman,
perawat harus menghentikan latihan dan memulainya lagi ketika klien siap.

e. Relaksasi

Teknik relaksasi didasarkan kepada keyakinan bahwa tubuh berespon pada


ansietas yang merangsang pikiran karena nyeri atau kondisi penyakitnya.
Teknik relaksasi dapat menurunkan ketegangan fisiologis. Teknik ini dapat
dilakukan dengan kepala ditopang dalam posisi berbaring atau duduk dikursi.
Hal utama yang dibutuhkan dalam pelaksanaan teknik relaksasi adalah klien
dengan posisi yang nyaman, klien dengan pikiran yang beristirahat, dan
lingkungan yang tenang. Teknik relaksasi banyak jenisnya, salah satunya
adalah relaksasi napas dalam.

DAFTAR PUSTAKA

7
Depkes.(2005).Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes Mellitus. Diambil
tanggal 29 September 2012
Jackson, Marilynn.(2011).Seri Panduan Praktis Edukasi
Pasien.Jakarta:Erlangga
Mansjoer, Arif,dkk.(2007).Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta:FK UI
Suddarth,Brunner.(2004).Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume
2.Jakarta:EGC
Brunner & Suddarth (2001) Keperawatan Medika Bedah. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai