Penulisan karya ilmiah merupakan salah satu ciri pokok kegiatan perguruan
tinggi. Karya ilmiah adalah karya tulis atau bentuk lainnya yang telah diakui
dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi atau seni yang ditulis atau dikerjakan
sesuai dengan tata cara ilmiah, dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang
telah disepakati atau ditetapkan. Melalui pembuatan karya ilmiah, anggota
masyarakat akademik pada suatu perguruan tinggi dapat mengomunikasikan
informasi baru, gagasan, kajian, dan/atau hasil penelitian. Untuk pelaporan karya
ilmiah diperlukan suatu pedoman tentang pembuatan karya ilmiah, khususnya
karya ilmiah tertulis. Pedoman penulisan karya ilmiah ini memberikan petunjuk
tentang cara menulis karya ilmiah yang berupa skripsi, tesis, artikel, makalah, dan
laporan penelitian.
A. Skripsi Dan Tesis
Skripsi dan tesis merupakan karya ilmiah dalam suatu bidang studi yang
ditulis oleh mahasiswa program Sarjana (Sl) dan program Magister (S2) pada
akhir studinya. Karya ilmiah ini merupakan salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan program studi mereka, yang dapat ditulis berdasarkah hasil
penelitian lapangan, hasil kajian pustaka, atau hasil penelitian & pengembangan
(projek). Berikut penjelasan lebih lanjutnya.
Skripsi dan tesis hasil penelitian lapangan adalah jenis penelitian yang
berorientasi pada pengumpulan data empiris di lapangan. Ditinjau dari
pendekatan yang digunakan, penelitian lapangan dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Penelitian
kuantitatif adalah suatu penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan
deduktif-induktif. Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan
para ahli, ataupun pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya, kemudian
dikembangkan menjadi pemasalahan-pemasalahan beserta pemecahan-
pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh pembenaran (verifikasi) dalam
bentuk dukungan data empiris di lapangan. Penelitian kualitatif adalah penelitian
yang dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala secara holistik-kontekstual
1
melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti
sebagai instrumen kunci. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan cenderung
menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna
(perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Ciri-ciri
penelitian kualitatif mewarnai sifat dan bentuk laporannya. Oleh karena itu,
laporan penelitian kualitatif disusun dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif
dan mendalam serta menunjukkan ciri-ciri naturalistik yang penuh keotentikan.
Kajian pustaka adalah telaah yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu
masalah yang pada dasarnya bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam
terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan. Telaah pustaka semacam ini
biasanya dilakukan dengan cara mengumpulkan data atau informasi dari
berbagai sumber pustaka yang kemudian disajikan dengan cara baru dan atau
untuk keperluan baru. Dalam hal ini bahan-bahan pustaka itu diperlakukan
sebagai sumber ide untuk menggali pemikiran atau gagasan baru, sebagai bahan
dasar untuk melakukan deduksi dari pengetahuan yang telah ada, sehingga
kerangka teori baru dapat dikembangkan, atau sebagai dasar pemecahan
masalah.
Penelitian & pengembangan adalah kegiatan penelitian yang menghasilkan
rancangan atau produk yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah-
masalah aktual. Dalam hal ini, kegiatan pengembangan ditekankan pada
pemanfaatan teori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip, atau temuan-temuan
penelitian untuk memecahkan masalah. Skripsi dan tesis yang ditulis
berdasarkan penelitian & pengembangan menuntut format dan sistematika yang
berbeda dengan skripsi dan tesis yang ditulis berdasarkan hasil penelitian, karena
karakteristik kegiatan pengembangan dan kegiatan penelitian tersebut berbeda.
Kegiatan penelitian pada dasarnya berupaya mencari jawaban terhadap suatu
permasalahan, sedangkan kegiatan pengembangan berupaya menerapkan temuan
atau teori untuk memecahkan suatu permasalahan.
1. Perbedaan Skripsi dan Tesis
Secara umum, perbedaan antara skripsi dan tesis dapat dilihat dari dua
aspek, yaitu aspek kuantitatif dan aspek kualitatif. Dari aspek kuantitatif, secara
literal dapat dikatakan bahwa tesis lebih berat bobot akademiknya dari pada
2
skripsi. Ketentuan ini hanya dapat diberlakukan untuk jenis karya ilmiah yang
sama (sama-sama hasil penelitian kuantitatif atau sama-sama hasil penelitian
kualitatif dan dalam bidang studi yang sama pula, misalnya sama-sama tentang
bahasa atau sama-sama tentang ekonomi). Artinya, tesis mencakup bahasan yang
lebih luas atau lebih dalam dari pada skripsi. Namun, ukuran kuantitas ini tidak
dapat diberlakukan jika skripsi dan tesis dibanding-bandingkan antar bidang
studi atau antar jenis penelitian. Oleh karena itu, perbedaan skripsi dan tesis
biasanya tidak hanya dilihat dari aspek kuantitatif, tetapi lebih banyak dilihat
dari aspek kualitatif.
Pada dasarnya, aspek-aspek kualitatif yang membedakan skripsi dan tesis
dapat dikemukakan secara konseptual, namun sulit untuk dikemukakan secara
operasional. Berikut dikemukakan aspek-aspek yang dapat membedakan skripsi
dan tesis terutama yang merupakan hasil penelitian kuantitatif.
a) Aspek Permasalahan
Penulis tesis diharapkan dapat menghasilkan sesuatu yang memberikan
sumbangan bagi ilmu pengetahuan. Sumbangan yang demikian itu tidak dituntut
dari penulis skripsi. Identifikasi masalah untuk skripsi dapat didasarkan atas
informasi dari koran, majalah, buku, jurnal, laporan penelitian, seminar, atau
keadaan lapangan, akan tetapi identifikasi masalah untuk tesis perlu didasarkan
atas teori-teori yang berasal dari sejumlah hipotesis yang telah teruji. Masalah
yang dikaji dalam skripsi cenderung yang bersifat penerapan ilmu, sedangkan
dalam tesis harus cenderung ke arah pengembangan ilmu.
b) Aspek Kajian Pustaka
Dalam mengemukakan hasil kajian pustaka, penulis skripsi hanya
diharapkan untuk menjelaskan keterkaitan antara penelitian yang dilakukan
dengan penelitian-penelitian lain dengan topik yang sama. Penulis tesis tidak
hanya diharapkan mengemukakan keterkaitannya saja, tetapi juga harus
menyebutkan secara jelas persamaan dan perbedaan antara penelitiannya dengan
penelitian lain yang sejenis.
Pustaka yang dijadikan sumber acuan dalam kajian pustaka pada skripsi
yang merupakan sumber primer dan dapat juga merupakan sumber sekunder,
namun pustaka yang menjadi bahan acuan dalam tesis diharapkan berasal dari
3
sumber-sumber primer (hasil-hasil penelitian dalam laporan penelitian, seminar
hasil penelitian, dan jurnal-jurnal penelitian).
c) Aspek Metodologi Penelitian
Penulis skripsi dituntut untuk menyebutkan apakah sudah ada upaya untuk
memperoleh data penelitian secara akurat dengan menggunakan instrumen
pengumpul data yang valid. Bagi penulis tesis, penyebutan adanya upaya saja
tidak cukup tetapi harus/menyertakan bukti-bukti yang dapat dijadikan pegangan
untuk menyatakan bahwa instrumen pengumpulan data yang digunakan cukup
valid.
Dalam skripsi, penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi dalam
pengumpulan data tidak harus dikemukakan, sedangkan dalam tesis
penyimpangan yang mungkin terjadi dalam pengumpulan data harus
dikemukakan, beserta alasan-alasannya, sejauh mana penyimpangan tersebut,
dan sejauh mana penyimpangan tersebut masih dapat ditoleransi.
Dalam penelitian kuantitatif, skripsi dapat mencakup satu variabel saja,
tesis dua variabel lebih. Namun kriteria ini harus disesuaikan dengan
permasalahan yang dikaji. Dalam penelitian kualitatif, skripsi dapat berdasarkan
studi kasus tunggal dan dalam satu lokasi saja, sedangkan tesis berdasarkan pada
studi multikasus dan multisitus.
d) Aspek Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang dipaparkan dalam kesimpulan skripsi harus didukung
oleh data yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan. Dalam tesis hasil
penelitian yang dikemukakan, selain didukung oleh data yang diperoleh dari
penelitian yang dilakukan, juga dibandingkan dengan hasil penelitian lain yang
sejenis. Oleh karena itu, dalam tesis perlu ada bab tersendiri yang menyajikan
pembahasan hasil penelitian. Bab yang berisi pembahasan hasil penelitian
diletakkan sesudah bab yang berisi sajian hasil analisis data, sebelum bab yang
berisi kesimpulan dan saran.
Pengajuan saran pada bagian akhir skripsi tidak harus dilengkapi dengan
argumentasi yang didukung oleh hasil penelitian, sedangkan saran-saran yang
dikemukakan dalam tesis harus dilengkapi dengan argumentasi yang didukung
oleh hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan. Hasil penelitian skripsi yang
4
ditulis dalam bentuk artikel hendaknya diarahkan untuk dapat diterbitkan dalam
jurnal ilmiah yang bermutu, sedangkan hasil penelitian tesis harus memenuhi
kualifikasi layak terbit dalam jurnal ilmiah yang bermutu.
e) Aspek Kemandirian
Selain didasarkan pada keempat aspek tersebut, skripsi dan tesis juga dapat
dibedakan berdasarkan tingkat kemandirian mahasiswa dalam proses
pelaksanaan penelitian dan penulisan naskah karya ilmiah. Secara umum dapat
dinyatakan bahwa proses penelitian dan penulisan tesis lebih mandiri dari pada
skripsi.
5
BAB 2
KODE ETIK PENULISAN KARYA ILMIAH
6
Plagiat di Perguruan Tinggi dan cara menghindari penjiplakan (periksa Lampiran
4).
Nama sumber data atau informan, terutama dalam penelitian kualitatif,
tidak boleh di lakukan apabila mencantumkan nama tersebut dapat merugikan
sumber data atau informan. Sebagai gantinya, nama sumber data atau informan
dinyatakan dalam bentuk kode atau nama Setelah bagian Pendahuluan ini akan
diuraikan secara berturut-turut isi dan sistematika skripsi dan tesis hasil penelitian
küantitatif, penelitian kualitatif, kajian pustaka, hasil penelitian & pengembangan
(projek), dan penelitian tindäkan kelas (PTK). Pada bagian ketiga akan dibahas
secara rinci mengenai artikel, makalah, dan laporan penelitian. Selanjutnya, pada
bagian-bagian lain dari pedoman ini akan.dipaparkan secara berturut-turut:
sistematika penulisan, cara merujuk dan menulis daftar rujukan, tabel dan gambar,
bahasa dan tanda baca, serta pengetikan dan penjilidan.
7
BAB 3
HASIL PENELITIAN KUANTITATIF
8
pertama berbeda dengan isi Bagian Inti untuk alternatif kedua. Masing-masing
bagian dapat dirinci sebagai berikut.
1. Bagian Awal
Hal-hal yang termasuk dalam bagian awal adalah:
Halaman Sampul
Lembar Logo
Halaman Judul
Lembar Persetujuan
a) Lembar persetujuan pembimbing
b) Lembar persetujuan dan pengesahan
Pernyataan Keaslian Tulisan
Abstrak (untuk tesis dalam bahasa Indonesia perlu ditambahkan
abstrak dalam bahasa Inggris)
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
Daftar Lainnya
2. Bagian Inti
Bagian inti isi skripsi dan tesis meliputi:
Afternatif Pertama
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah atau Tujuan Penelitian (pilih salah satu saja)
C. Hipotesis Penelitian (jika ada)
D. Kegunaan Penelitian
E. Asumsi Penelitian (jika diperlukan)
F. Definisi Istilah atau Definisi Operasional
BAB II METODE PENELITIAN
9
A. Rancangan Penelitian
B. Populasi dan Sampel
C. Instrumen Penelitian
D. Pengumpulan Data
E. Analisis Data
BAB IIIHASIL ANALISIS
A. .........................
B. .........................
C. .........................
BAB IV PEMBAHASAN
A. .........................
B. .........................
C. .........................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Alternatif Kedua
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masaiah atau Tujuan Penelitian (pilih salah satu saja)
C. Hipotesis Penelitian (jika ada)
D. Kegunaan Penelitian
E. Asumsi Penelitian (jika diperiukan)
F. Definisi Istilah atau Definisi Operasional
BAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
B. Populasi dan Sampel
C. instrumen Penelitian
D. Pengumpulan Data
E. Analisis Data
10
BAB IV HASIL ANALISIS
BABV PEMBAHASAN
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
3. Bagian Akhir
Pada bagian akhir ini termuat:
Daftar Rujukan
Lampiran-lampiran
Riwayat Hidup
11
kapital, (2) teks Skripsi diajukan kepada IKIP PGRI Jember untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana, Tesis diajukan
kepada IKIP PGRI Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan program Magister, (3) nama dan nomor induk mahasiswa,
diketik dengan huruf kecil kecuali huruf-huruf pertama dari nama dan NIM, (4)
nama lengkap Institut, fakultas, dan Prodi diketik dengan huruf kapital, (5)
bulan (diketik dengan huruf kecil kecuali huruf pertama) dan tahun lulus ujian.
Contoh halaman judul dapat dilihat pada Lampiran 3.
d. Lembar Persetujuan
Ada dua macam lembar persetujuan. Lembar persetujuan yang pertama
memuat persetujuan dari para pembimbing. Hal-hal yang dicantumkan dalam
lembar persetujuan pembimbing adalah: (1 ) teks Skripsi oleh ... ini telah
disetujui untuk diuji, Tesis oleh ... ini telah disetujui untuk diuji, (2) nama
lengkap dan nomor induk pegawai (NIP) atau Nomor Induk Dosen (NIDN)
Pembimbing I dan Pembimbing II (serta Pembimbing III untuk dsertasi).
Contoh isi dan format lembar persetujuan pembimbing yang dimaksud dapat
dilihat Lampiran 2.
Lembar persetujuan yang kedua berisi pengesahan skripsi oleh para
penguji, ketua Prodi, dan dekan. Pengesahan. tesis oleh para penguji dan
direktur PPS. Pengesahan ini baru diberikan setelah diadakan penyempurnaan
oleh mahasiswa yang bersangkutan sesuai dengan saran-saran yang diberikan
oleh para penguji pada saat berlangsungnya ujian. Dalam lembar petsetujuan
dosen penguji dicantumkan tanggal-bulan-tahun dilaksanakannya ujian, tanda
tangan, nama lengkap dan NIP atau NIDN dari masing-masing dewan penguji
dan dekan/ketua Prodi/program studi (untuk skripsi) atau direktur PPS (untuk
tesis).Contoh lembar persetujuan dosen penguji ini dapat dilihat dalam
Lampiran 3.
e. Pernyataan Keaslian Tulisan
Pernyataan keaslian tulisan berisi ungkapan penulis bahwa isi skripsi dan
tesis yang ditulisnya bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran
12
orang lain yang diakui sebagai hasil tulisan atau pemikirannya sendiri.
Pengambilalihan karya orang lain untuk diakui sebagai karya sendiri
merupakan tindak kecurangan yang lazim disebut plagiasi. Penulis karya
ilmiah harus menghindarkan diri dari tindak kecurangan ini. Contoh pemyataan
keaslian tulisan dapat dilihat pada Lampiran 4.
f. Abstrak
Kata ABSTRAK ditulis di tengah halaman dengan huruf kapital, simetris
di batas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Nama penulis diketik
dengan jarak dua spasi dari kata ABSTRAK, di tepi kiri dengan urutan: nama
akhir diikuti koma, nama awal, nama tengah (jika ada) diakhiri titik. Tahun
lulus ditulis setelah nama, diakhiri dengan titik. Judul dicetak miring dan
diketik dengan huruf kecil (kecuali huruf-huruf pertama dari setiap kata) dan
diakhiri dengan titik. Kata skripsi atau tesis ditulis setelah judul dan diakhiri
dengan koma, diikuti dengan nama Prodi (tidak boleh disingkat), nama
fakultas, nama institut, dan akhiri dengan titik.
Dalam abstrak dicantumkan kata kunci yang ditempatkan di bawah nama
dosen pembimbing. Jumlah kata kunci berkisar antara tiga sampai lima kata
atau gabungan kata.Kata kunci diperlukan untuk komputerisasi sistem
informasi ilmiah. Dengan kata kami dapat ditemukan judul-judul skripsi dan
tesis beserta abstraknya dengan mudah.
Dalam teks abstrak disajikan secara padat inti sari skripsi atau tesis yang
mencakup latar belakang, masalah yang diteliti, metode yang digunakan, hasil-
hasil yang peroleh, kesimpulan yang dapat ditarik, dan (kalau ada) anggaran
yang diajukan. Teks di dalam abstrak diketik dengan spasi tunggal (satu spasi)
dan panjangnya tidak Jebih dari dua halaman kertas ukuran kuarto, Contoh
format abstrak dapat dilihat pada Lampiran 12.
g. Kata Pengantar
Dalam kata pengantar dicantumkan ucapan terima kasjh penulis yang
ditujukan kepada orang-orang, lembaga, organisasi, dan atau pihak-pjhak lain
yang telah membantu dalam mempersiapkan, melaksanakan dan
menyelesaikan penulisan skripsi atau tesis.
13
Tulisan KATA PENGANTAR diketik dengan huruf kapjtal,simetris di
batas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Teks kata pengantar diketik
dengan spasi ganda (dua spasi). Panjang teks tidak lebih dari dua halaman
kertas ukuran kuarto. Pada bagian akhir teks (di pojok kanan-bawah)
dicantumkan kata Penulis tanpa menyebutnama terang.
h. Daftar Isi
Di dalam halaman daftar isi dimuat judul bab, judul sub bab, dan judul
anak sub bab yang disertai dengan nomor halaman terffpat pemuatannya di
datam teks. Semua judul bab diketik dengan huruf kapital, sedangkan judul
subbab dan anak subbab hanya huruf awalnya saja yang diketik dengan huruf
kapital. Daftar isi hendaknya menggambarkan garis besar organisasi
keseluruhan isi. Contoh format hafaman daftar isi dapat dilihat pada Lampiran
8.
i. Daftar Tabel
Halaman daftar tabel memuat nomor tabel, judul tabel, serta nomor
halaman tempat pemuatan setiap tabel. Judul tabel dalam daftar tabel harus
sama dengan judut tabel yang terdapat di dalam teks:Judul tabel yang
memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal. Antara judul
tabel yang satu dengan yang lainnya diberi jarak dua spasi. Contoh daftar tabel
dapat dilihat pada Lampiran 10.
j. Daftar Gambar
Pada halaman daftar gambar dicantumkan nomor gambar, judul gambar,
dan nomor halaman tempat pemuatannya dalåm teks. Judul gambar yang
memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal. Antara judul
gambar yang satu dengan yang lainnya diberi jarak dua spasi. Contoh format
daftar gambar dapat dilihat pada tampiran 9.
k. Daftar Lampiran
Daftar lampiran memuat nomor lampiran, judul lampiran, serta halaman
tempat lampiran itu berada. Judul lampiran yang memerlukan lebih dari satu
baris diketik dengan spasi tunggal. Antara judul lampiran yang satu dengan
yang lainnya diberi jarak dua spasi. Contoh format daftar lampiran dapat dilihat
pada Lampiran 9.
14
l. Daftar Lainnya
Jika dalam suatu skripsi atau tesis banyak digunakan tanda-tanda lain
yang mempunyai makna esensial (misalnya: singkatan atau lambang-lambang
yang digunakan dalam matematika, ilmu eksakta, teknik, dan bahasa), maka
perlu ada daftar khusus mengenai lambang-lambang atau tanda-tanda tersebut.
2. Isi Bagian Inti (Alternatif Pertama)
Skripsi dan tesis dibatasi jumlah halamannya. Bagian inti skripsi tidak boleh
lebih dari 75 halaman dan bagian inti tesis tidak boleh lebih dari 100 halaman.
Bagian-bagian yang diperlukan sebagai bukti pendukung kinerja pehulisan skripsi
dan tesis tidak perlodisertakan sebagai bagian dari skripsi dan tesis akan tetapi
cukup dibawa ke forum ujian skripsi dan tesis.
Bagian inti dari Skripsi dan tesis Alternatif Pertama terdiri dari lima bab,
yaitu Pendahuluan, Metode Penelitiän, Hasil Analisis, Pembahasan, dan Penutup.
Rincian isi dari masing-masing bab diuraikan pada bahasan berikut.
a. Bab I Pendahuluan
Pendahuluan adalah bab pertama dari skripsi, tesis yang mengantarkan
pembaca untuk dapat menjawab pertanyaan apa yang diteliti, untuk apa dan
mengapa penelitian itu dilakukan. Oleh karena itu, bab pendahuluan ini pada
dasarnya memuat (1 ) Latar belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3)
tujuan penelitian, (4) hipotesis penelitian, (5) kegunaan penelitian (6) asumsi
penelitian, (6) ruang lingkup dan keterbatasan penelitian, dan (7) definisi
istilah/ operasional.
Latar Belakang Masalah
Di dalam bagian ini dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan
dan kenyataan, baik kesenjangan teoretis ataupun kesenjangan praktis yang
melatarbelakangi masalah yang diteliti. Di dalam latar belakang masalah ini
dipaparkan secara ringkas teori, hasil-hasil penelitian, kesimpulan seminar
dan diskusi ilmiah ataupun pengalaman/pengamatän pribadi yang terkait erat
dengan pokok masalah yang ditelitil Dengan demikian, masalah yang
dipilihuntuk diteliti mendapat landasan berpijak yang lebih kokoh.
Hasil kajian pustaka dan/atau kerangka teori yang biasanya
dipaparkan pada bab tersendiri ditulis secara terpadu dalam bagian Latar
15
belakang masalah untuk mendukung argumentasi penulis sesuai dengan
relevartsinya. Rumusan Masalah atau Tujuan Penelitian (pilih salah satu saja).
Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat
pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya. Perumusan
masalah merupakan pemyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang
lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan idehtifikasi dan pembatasan
masalah.
Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas, dan
dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan
menampakkan variabel-variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara
variabel-variabel tersebut, dan subjek penelitian. Selain itu, rumusan masalah
hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti memungkinkan
dikumpulkan-nya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Contoh:
Apakah terdapat hubungan antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan
prestasi belajar mereka dalam matape/ajaran Matematika?
Tujuan penelitian mengungkapkan sasäran yang hendak dicaöai dalam
penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu kepada isi dan
rumusan masalah penelitian. Perbedaannya terletak pada cara
merumuskannya. Masalah penelitian dirumuskan dengan menggunakan
kalimat tanya, sedangkan rumusan tujuan penetitian dituangkan dalam bentuk
kalimat pernyataan. Contoh: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
besarnya hubungan antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi
belajar mereka dalam matapelajaran Matematika.
Hipotesis Penelitian
Tidak semua penelitian kuantitatif memerlukan hipotesis penelitian.
Penelitian kuantitatif yang bersifat eksploratoris dan deskriptif tidak
membutuh-kan hipotesis. Oleh karena itu, subbab hipotesis penelitian tidak
harus ada dalam skripsi atau tesis hasil penelitian kuantitatif.
Hipotesis diturunkan atau bersumber dari teori atau tinjauan pustaka
yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Dengan demikian,
untuk skripsi dan tesis hasil penelitian kuantitatif, hipotesis dapat ditempatkan
setelah rumusan masalah atau setelah paparan hasil kajian pustaka.
16
Secara prosedural, hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti
melaku-kan kajian pustaka, karena hipotesis penelitian adalah rangkuman dari
kesimpulan-kesimpulan teoretis yang diperoleh dari kajian pustaka. Hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara
teoretis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya.
Namun, secara teknis, hipotesis penelitian dicantumkan dalam Bab I (Bab
Pendahuluan) agar hubungan antara masalah yang diteliti dan kemungkinan
jawabannya menjadi lebih jelas. Atas dasar inilah, di dalam latar belakang
masalah sudah harus ada paparan tentang kajian pustaka yang relevan dalam
bentuknya yang ringkas.
17
Asumsi penelitian tidak harus ada. Asumsi dapat ditulis jika memang
benar-benar diperlukan. Asumsi penelitian adulati anggapan-anggapan dasar
tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berpikir dan bertindak dalam
melaksanakan penelltian. Misalnya, peneliti mengajukan Asumsi bahwa sikap
seseorang dapat diukur dengan menggunakan skala sikap. Dalam hal ini dia
tidak perlu membuktikah kebeharan hal yang diasumsikannya itu, tetapi dapat
langsung memanfaatkan hasil pengukuran sikap yang diperolehnya. Asumsi
dapat bersifat substantif atau metodologis. Asumsi substantif berhubungan
dengan permasalahan penelitian, sedangkan Asumsi metodologis berkenaan
dengan metodologi penelitian.
18
samping itu, penyusunan definisi operasional memungkinkan orang lain
melaku-kan hal yang serupa sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti
terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain.
b. Bab II Metode Penelitian
Pokok-pokok bahasan yang terdapat dalam bab Metode Penelitian
paling tidak mencakup (1) rancangan penelitian, (2) populasi dan sampel, (3)
instrumen penelitian, (4) pengumpulan data, dan (5) analisis data.
Penelitian
Penjelasan mengenai rancangan atau desain penelitian yang digunakan
perlu diberikan untuk setiap jenis penelitian, terutama penelitian
eksperimental. Rancangan penelitian diartikan sebagai strategi mengaturlatar
penelitian agar peneliti memperoleh datayang valid sesuai dengan
karakteristik Variabel dan tujuan penelitian. Dalam penelitian eksperimental,
rancangan penelitian yang dipilih adalah yang paling memungkinkan peneliti
untuk mengendalikan variabel-variabel lain yang diduga ikut berpengaruh
terhadap variabel-variabel terikat. Pemilihan rancangan penelitian dalam
penelitian eksperimental selalu mengacu képada hipotesis yang akan diuji.
Pada noneksperimental, bahasan dalam subbab Rancangan Penelitian
berisi penjelasan tentang jenis penelitian yang dilakukan ditinJau dari tujuao
dan sifatnya; apakah penelitian eksploratoris, deskriptif, eksplanatoris, survai,
atau penelitian historis,korelasional,dan komparasi kausal. Di samping itu,
dalam bagian ini dijelaskan) pula variabel-variabel yang dilibatkan dalam
penelitian serta sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut.
Populasi dan Sampel
Istilah populasi dan sampel tepat digunakan jika penelitian yang
dilakukan mengambil sampel sebagai subjek penelitian. Akan tetapi, jika
sasaran penelitiannya adalah seluruh anggota populasi, akan lebih cocok
digunakan istilah subjek penelitian, terutama dalam penelitian ekperihental.
Dalam survai, sumber data lazim disebut responden dan dalam Pedoman
Penulisan Karya llmiah.
Pengumpulan Data
19
Bagian ini menguraikan (a) langkah-langkah yang ditempuh dan
teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data, (b) kualifikasi dan jumah
petugas yang terlibat dalam proses pengumpulan data, serta (c) jadwal waktu
pelaksanaan pengumpulan data.
Jika peneliti menggunakan orang lain sebagai pelaksana pengumpulan
data, perlu dijelaskan cara pemilihan serta upaya mempersiapkan mereka
untuk menjalankan tugas. Proses mendapatkan ijin penelitian, menemui
pejabat yang berwenang, dan hal lain yang sejenis tidak perlu dilaporkan,
walaupun tidak dapat dilewatkan dalam proses pelaksanaan penelitian.
Analisis Data
Pada bagian ini diuraikan jenis analisis statistik yang digunakan.
Dilihat dari metodenya, ada dua jenis statistik yang dapat dipilih, yaitu
statistik deskriptif dan statistik inferensial.Dalam statistik inferensial
terdapatestatistik parametrik dan statistik nonparametrik. Pemilihan jenis
analisis data sangat ditentukan oleh jenis data yang dikumpulkan dengan tetap
berorientasi kepada tujuan yang hendak dicapai atau hipotesis yang hendak
diuji. Oleh karena itu, yang. pokok untuk diperhatikan dalam analisis data
adalah ketepatan teknik analisisnya, bukan kecanggihannya.
Beberapa teknik analisis statistik parametrik memang lebih canggih,
dan karenanya mampu memberikan informasi yang lébih akurat, jika
dibandingkan dengan teknik analisis sejenis dalam statistik nonparametrik.
Penerapan statistik parametrik secara tepat harus memenuhi beberapa
persyaratan (asumsi), sedangkan penerapan statistik nonparametrik tidak
menuntut persyaratan tertentu.
Di samping penjelasan tentang jenis atau teknik analisis data yang
digunakan, perlu juga dijelaskan alasan pemilihannya. Apabila teknik analisis
data yang dipilih sudah cukup dikenal, pembahasannya tidak perlu dilakukan
secara panjang lebar, Sebaliknya, jika teknik analisis data yang digunakan
idak sering digunakan (kurang populer), uraian tentang analisis ini perlu
20
diberikan secara lebih rinci. Apabila dalam analisis ini digunakan komputer
perlu disebutkan programnya, misalnya SPSS for Windows.
c. Bab III Hasil Analisis
Dalam penelitian yang menguji hipotesis, laporap mengenai hasil-
hasil yang diperoleh sebaiknya dibagi menjadi dua bagian besar. Bagian
pertama berisi uraian tentangkarakteristik masing-masing variabel. Bagian
kedua memuat uraian tentang hasil pengujian hipotesis.
Deskripsi Data
Kata "deskripsi data" bukan merupakan judul subbab karena pada
bagian ini diuraikan masing-masing variabel yang telah diteliti. Dalam
deskripsi data untuk masing-masing variabel dilaporkan hasil penelitian yang
telah diolah dengan teknik statistik deskriptif, seperti distribusi frekuensi
yang disertai dengan grafik yang berupa histogram, nilai rerata, simpangan
baku, penelitian kualitatif disebut informan atau subjek, tergantung pada cara
pengambilan datanya.
Penjelasan yang akurat tentang karakteristik populasi penelitian perlu
diberikan agar besarnya sampel dan cara pengambilannya dapat ditentukan
secara tepat. Tujuannya adalah agar sampel yang dipilih benar-benar
representatif, dalam arti dapat mencerminkan keadaan populasinya secara
cermat. Kerepresentatifan sampel merupakan kriteria terpenting dalam
pemilihan sampel dalam kaitannya dengan maksud menggeneralisasikan
hasil-hasil penelitian sampel terhadap populasinya. Jika keadaan sampel
semakin berbeda dengan karakteristik populasinya, maka semakin besarlah
kemungkinan kekeliruan dalam generalisasinya. Jadi, hal-hal yang dibahas
dalam bagian Populas; dan Sampel adalah: (a) identifikasi dan batasan-
batasan tentang populasi atau subjek penelitian, (b) prosedur dan teknik
pengambilan sampel, serta (c) besarnya sampel.
Instrumen Penelitian
Pada bagian ini dikemukakan instrumen yang digunakan untuk
mengukur variabel yang diteliti; Sesudah itu barulah dipaparkan prosedur
pengembangan instrumen pengumpulan data atau pemilihan alat dan bahan
yang digunakan dalam penelitian. Dengan cara ini akan terlihat apakah
21
instrumen yang digunakan sesuai dengan variabel yang diukur, paling tidak
ditinjau dari segi isinya. Suatu instrumen yang baik juga harus memenuhi
persyaratan reliabilitas.
Dalam tesis harus ada bagian yang menjelaskan proses validasi
instrumen. Instrumen penelitian dapat diambil dari instrumen yang sudah
baku, atau instrumen yang sudah baku tetapi diadaptasi, atau instrumen yang
dikembangkan sendiri oleh peneliti. Jika instrumen penelitian diambil dari
instrumen yang sudah baku, maka jabaran variabelnya tidak perlu dipaparkan
lagi. Namun, apabila peneliti mengadaptasi instrumen baku atau
mengembang-kan instrumen sendiri, peneliti perlu memaparkan proses dan
hasil validasi instrumen. Hal lain yang perlu diungkapkan dalam instrumen
penelitian adalah cara pemberian skor atau kode terhadap masing-masing
butir pertanyaan/ pernyataan. Untuk alat dan bahan, harus disebutkan secera
cermat spesifikasi teknis dari alat yang digunakan dan karakteristik bahan
yang dipakai.
Dalam ilmu etsakta, istilah instrumen penelitian kadangkala
dipandang kurang tepat karena belum mencakup keseluruhan hal yang
digunakan dalam penelitian. Oleh karena itu, subbab Instrumen Penelitian
dapat diganti dengan Alat dan Bahan. Setiap variabel dilaporkan dalam
subbab tersendiri dengan merujuk kepada runusan masalah atau tujuan
penelitian. Materi yang disajikan dalam Bab III dari skripsi atau tesis adalah
temuan-temuan yang penting dari variabel yang diteliti dan hendaknya
dituangkan secara singkat tetapi bermakna. Rumus-rumus dan perhitungan
yang digunakan untuk menghasilkan temuan-temuan tersebut diletakkan
dalamlampiran (apabila diperlukan). Temuan penelitian yang telah disajikan
dalam bentuk angka-angka statistik, tabel, ataupun grafik tidak dengan
sendirinya bersifat komunikatif.
Pengujian Hipotesis
Pemaparan tentang hasil pengujian hipotesis pada dasarnya tidak
berbeda dengan penyajian temuan penelitian untuk masing-masing variabel.
Hipotesis penelitian dapat dikemukakan sekali lagi dalam bab ini, termasuk
hipotesis nolnya, dan masing-masing diikuti dengan hasil pengujiannya serta
22
penjetasan atas hasil pengujian itu secara ringkas dan padat. Penjelasan
tentang hasil pengujian hipotesis ini terbatas pada interpretasi atas angka
statistik diperoleh deri perhitungan statistik.
d. Bab IV Pembahasan
Pembahasan atas temuan-temuan penelitian yang telah dikemukakan
di dalam Bab III memiliki arti penting bagi keseluruhan kegiatan penelitian.
Tujuan pembahasan adalah (1) menjawab masalah penelitian, atau
menunjuk-kan bagaimana tujuan penelitian dicapai, (2) menafsirkan
temuan-temuan penelitian, (3). mengintegrasikan temuan penelitian ke
dalam menyimpulkan pengetahuan yang telah mapan,(4) memodifikast teori
yang ada atau menyusun teori baru, dan (5) menjelaskan implikasi-implikasi
lain dari hasil penelitian, termasuk keterbatasan temuan-temuan penelitian.
Dalam upaya menjawab masalah penelitian atau tujuan penelitian,
harus disimpulkan secara eksplisit hasil-hasil yang diperoleh. Sementara itu,
penafsiran terhadap temuan peneliti dilakukan dengan menggunakan logika
dan teori-teori yang ada. Pengintegrasian temuan penelitian ke dalam
kumpulan pengetahuan yang sudah ada dilakukan dengan jalan menjelaskan
temuan-temuan penelitian dalam konteks khasanah ilmu lebih luas. Hal ini
dilakukan dengan membandingkan temuan-temuan penelitian yang
diperoleh dengan teori dan tennuan empiris lain yang relevan. Oleh karena
itu, hasil kajian pustaka, khususnya berasal hasil-hasil penelitian
sebelumnya, yang biasanya disajikan dalam bab tersendiri juga ditulis
secara terpadu dalam Bab IV dan digunakan untuk membandingkannya
dengan hasil analisis penetiti. Membandingkan hasil penelitian yang
diperoleh dengan temuan penelitian lain yang relevan akan mampu
memberikan taraf kreabilitas yang lebih tinggi terhadap hasil penelitian.
Tentu saja suatu temuan akan menjadi lebih dipercaya apabila didukung
oleh hasil penelitian orang lain. Namun sebaiknya tidak hanya hasil
penelitian yang mendukung penelitian saja yang dibahas dalam bagian ini.
Pembahasan justru akan menjadi lebih menarik jika di dicantumkan juga
temuan orang lain yang berbeda, dan pada saat yang sama peneliti mampu
23
memberikan penjelasan teoretis ataupun metodologis bahwa temuannya
memang lebih akurat.
Pembahasan hasil penelitian menjadi lebih penting manakala
hipotesis penelitian yang diajukan ditolak. Banyak faktor yang
menyebabkan suatu hipotesis ditolak. Pertama, faktor non-metodologis,
seperti adanya intervensi variabel lain sehingga menghasilkan kesimpulan
yang berbeda dengan hipotesis yang diajukan. Kedua, karena kesalahan
metodologis, misal instrumen yang digunakan tidak sahih atau kurang
reliabel. Jika demikian, dalam pembahasan, perlu diuraikan lebih lanjut
letak ketidaksempurnaan instrumen yang digunakan.
Penjelasan tentang kekurangan atau kesalahan-kesalahan yang ada
akan menjadi salah Satuuntuk menyarankan perbaikan bagi penelitian
sejenis di masa yang akan datang. Pembahasan hasil penelitian juga
bertujuan untuk menjelaskan perihal modifikasi teori atau menyusun teori
baru. Hal ini penting jika penelitian yang dilakukan bermaksud menelaah
teori. Jika teori yang dikaji ditolak sebagian, hendaknya dijelaskan
bagaimana modifikasinya, penolakan terhadap seluruh teori haruslah
disertai dengan rumusan teori baru. Apabila uraian tentang hasil analisis
(Bab III) dan pembahasan (Bab IV) terlalu pendek, maka Bab IV dapat
digabungkan ke dalam Bab III sehingga "Pembahasan" hanya menjadi
subbab. Kemudian, secara otomatis Bab yang berisi Penutup akan menjadi
bab IV.
e. Bab V Penutup
Pada Bab V atau bab terakhir dari skripsi dan tesis dimuat dua hal
pokok,kesimpulan dan saran.
Kesimpulan
Isi kesimpulan penelitian lebih bersifat konseptual dan harus terkait
langsung dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Dengan kata lain,
kesimpulan penelitian terikat secara substantif dengan temuan-temuan
penelitian yang mengacu kepada tujuan yang telah menetapkan sebelumnya.
Kesimpulan juga dapat ditarik dari hasil pembahasan, namun yang
Sebenarnya relevan dan mampu memperkaya temuan penelitian yang
24
diperoleh. Kesimpulan penelitian merangkum semua hasil analisis yang
telah diuraikan secara lengkap dalam Bab III. Tata urutannya pun hendaknya
sama dengan yang ada di datam Bab. Dengan demikian, konsistensi isi dan
tata urutan rumusan masalah, tujuan penelitian, hasil diperoleh, dan
kesimpulan penelitian tetap terpelihara.
Saran
Saran yang diajukan hendaknya selalu bersumber pada temuan
penelitian, pembahasan, dan kesimpulan hasil penelitian. Saran hendaknya
tidak keluar dari batas-batas lingkup implikasi peneilitian. Saran yang baik
dapat dilihat dari rumusannya yang bersifat rinci dan operasional. Artinya,
jika orang lain hendak melaksanakan saran itu, dia tidak mengalami
kesulitan dalam menafsirkan atau melaksanakannya. Di samping itu, saran
yang diajukan hendaknya telah spesifik. Saran dapat ditujukan kepada
perguruan tinggi, lembaga pemerintah ataupun swasta, atau pihak lain yang
dianggap layak.
3. Bagian Inti (Alternatif Kedua)
Bagian inti skripsi tidak boleh lebih dari 75 halaman dan bagian inti tesis
tidak boleh lebih 100 halaman. Bagiah-bagian yang diperlukan sebagai bukti
pendukung kinerja penulisan skripsi dan tesis tidak perlu disertakan sebagai
bagian dari skripsi dan tesis akan tetapi cukup dibawa ke forum ujian skripsi
dan tesis.
Bagian inti dari skripsi dan tesis Alternatif Kedua terdiri atas enam bab,
yaitu Pendahuluan, Kajian Pustaka, Metode Penelitian, Hasil Analisis,
Pembahasan, dan Penutup. Rincian isi dari masing-masing bab diuraikan pada
bahasan berikut.
a. Bab I Pendahuluan
Pendahuluan adalah bab pertama dari skripsi dan tesis yang
mengantarkan pembaca untuk dapat menjawab pertanyaan apa yang diteliti,
untuk apa dan mengapapenelitian itu dilakukan. Oleh karena itu, bab
pendahuluan ini pada dasamya memuat (1) latarmasalah, (2) rumusan masalah
atau tujuan pene!itian, (4) hipotesis penelitian (jika ada), (5) kegunaan penetitian
(6) asumsi penelitian (jika diperlukan),. dan (6) definisi istqah/operasional.
25
Latar Belakang Masalah
Di dalam bagian ini dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan
dan kenyataan, baik kesenjangan teoretik ataupun keéenjangan praktis yang
melatarbelakangi masalah yang diteliti. Di dalam latar belakang masalah ini
dipaparkan secara ringkas teori, hasil-hasil penelitian, kesimpulan seminar dan
diskusi ilmiah ataupun pengalaman/pengamatan pribadi yang terkait erat dengan
pokok masalah yang diteliti. Dengan demikian, masalah yang dipilih untuk
diteliti mendapat landasan berpijak yang lobih kokoh.
Rumusan Masalah atau Tujuan Penelitian (pilih salah satu saja)
Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara terserat
pertanyaan-pertanyaan yang hendak diartikan jawabannya. Perumusan masalah
merupakan pemyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah
yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pemhatasan masalah. Rumusan
hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk
katimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel-
variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut,
dan subjek penelitian. Selain itu, rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara
empiris, dalam arti memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan. Contoh: Apakah terdapat hubungan antara tingkat
kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajarmereka dalam matapelajaran
Matematika?
Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam
penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitjan mengacu pada isi dan rumusan
masalah penelitian. Perbedaannya terletak pada cara merumuskannya. Masalah
penelitian dirumuskan dengan menggunakan kalimat tanya, sedangkan rumusan
tujuan pene:itian dituangkan dalam bentuk kalimat prnyataan, Contoh: Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya hubungan antara tingkat
kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam matapelajaran
Matematika.
Hipotesis Penelitian
Ketentuan mengenai perumusan Hipotesis Penelitian yang berlaku pada
alternatif pertama juga berlaku pada alternatif kedua.
26
Kegunaan Penelitian
Ketentuan mengenai Kegunaan Penelitian yang berlaku pada alternatif
pertama juga berlaku pada alternatif kedua.
Asumsi Penelitian
Ketentuan mengenai Asumsi Penelitian yang bérlaku pada alternatif
pertama juga seriaku pada alternatif kedua.
Definisi IstiIah/Definisi Operasional
Ketentuan mengenai Definisi Istilah atau Definisi Operasional yang
berlaku pada alternatif pertama juga berlaku pada alternatif kedua.
b. Bab II Kajian Pustaka
Dalam kegiatan ilmiah, dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu
masalah haruslah menggunakan pengetahuan ilmjah (ilmu) sebagaidasar
argumentasi dalam mengkaji persoalan, Hal ini dimaksudkan agar diperoleh
jawaban yang dapat diandalkan. Sebelum mengajukan hipotesis, peneliti wajib
rnengkaji teori-teori dan hasil-hasil penelitian yang relevandengan masalah
yang'diteliti yang dipaparkan dalam Bab II (Kajian Pustaka). Dalam tesis teori
yang dikaji tidak hanya teori yang mendukung, tetapi juga teori yang
bertentangan dengan kerangka berpikir peneliti.
Kajian pustaka memuat dua hal pokok, yaitu deskripsi teoretis tentang
objek (variabel) yang diteliti dan kesimpulan tentahg kajian yang antara lain
berupa argumentasi atas hipotesis telah diajukan dalam Bab l. Untuk dapat
memberikan deskripsi teoretis terhadap variabel yang diteliti, diperlukan adanya
kajian teori yang memadai. Selanjutnya, argumentasi atas hipotesis yang
diajukan menuntut peneliti untuk mengintegrasikan teori yang dipilih sebagai
landasan penelitian dengan hasil kajian mengenai temuan penelitian yang
relevan. Pembuatan Skripsi dan Tesis Kuantitatif. Batasan terhadap hasil
penelitian tidak dilakukan secara terpisah dalam satu subbab dalam tesis,
berdasarkan kajian pustaka dapatlah diidentifikasi posisi dan peranan penelitian
yang sedang dilakukan dafam konteks permasalahan yang lebih luas serta
sumbangan yang mungkin dapat diberikan kepada perkembangan ilmu
pengetahuan terkait. Pada akhir kajian pustaka dalam tesis perlu ada bagian
27
tersendiri yang berisi tentang pandangan atau kerangka berpikir yang digunakan
peneliti berdasarkan teri-teori yang dikaji.
Bahan pustaka yang dikaji dan dipaparkan hasilnya dalam Bab ini
didasarkan pada tiga kriteria, yaitu (1) prinsip kemutakhiran (minimal 80%
pustaka yang dirujuk terbit sepuluh tahun terakhir), (2) prinsip keprimeran
(minimal 80% pustaka yang dirujuk berasal dari hasil penelitian yang dimuat
dalanf jurnal, skripsi, tesis, dan laporan penelitian), dan (3) prinsip relevansi
(hanya pustaka yang relevan dengan masalah yang diteliti saja yang dirujuk).
Bagian halaman Bab II yang berisi hasil kajian pustaka ini maksimal 10% dari
seluruh isi Bagian Inti skripsi dan tesis.
c. Bab III Metode Penelitian
Ketentuan mengenai uraian Metode Penelitian yang berlaku pada
alternatif pertama juga berlaku pada alternatif kedua.
28
Isi Bagian akhir dalam skripsi dan tesis kuantitatif yang menggunakan
alternatif kedua sama dengan yang menggunakan alternatif pertama, yaitu daftar
rujukan, lampiran-lampiran, dan riwayat hidup.
a. Daftar Rujukan
Bahan pustaka yang dimasukkan dalam rujukan pustaka harus sudah
disebutkan dalam teks. Artinya, bahan pustaka yang hanya digunakan sebagai
bahan bacaan tetapi tidak dirujuk dalam teks tidak dimasukkan dalam daftar
rujukan. Sebaliknya, semua bahan pustaka yang disebutkan dalam skripsi dan
tesis harus dicantumkan dalam daftar rujukan.Tata cara penulisan daftar
rujukan dibahas pada Bagian IV, Teknik Penulisan, dalam pedoman ini.
Istilah daftar pustaka digunakan untuk menyebut daftar yang berisi
bahan-bahan pustaka yang digunakan oleh penulis, baik yang dirujuk ataupun
yang tidak dirujuk dalam teks. Dalam skripsi, tesis dan artikel, daftar bahan
pustaka yang ditulis hanya yang dirujuk dalam teks sehingga istilah yang tepat
adalah daftar rujukan, bukan daftar pustaka.Contoh format daftar rujukan dapat
dilihat pada Lampiran 13.
b. Lampiran-Lampiran
Lampiran hendaknya hanya berisi dokumentasi penting yang secara
langsung perludisertakan dalam suatu skripsi dan tesis, misalnya ringkasan
analisis data penelitian dan salinan (fotokopi) surat ijin penelitian.
Dokumentasi lain yang berupa data mentah, misalnya, tidak perlu disertakan
dalam lampiran skripsi dan tesis. Suatu nomor lampiranmerupakan kelanjutän
dari nomor urut lampiran dalam tubuh tulisan sebelumnya.
c. Riwayat Hidup
Riwayat hidup pepulis skripsi atau tesis hendaknya disajikan secara
naratif. Hal-hal yang perlu dimuat dalam riwayat hidup adalah nama lengkap
penulis, tempat dan tanggal lahir, riwayat pendidikan, pengalaman
berorganisasif dan informasi tentang prestasi yang pernah diraih selama belajar
di perguruan tinggi ataupun pada waktu duduk di bangku sekolah dasar dan
sekolah menengah. Yang sudah berkeluarga dapat mencantumkan nama
29
suami/istri dan putra-putrinya. Riwayat hidup diketik dengan spasi tunggal
(satu spasi). Contoh isi dan format riwayat hidup dapat dilihat di Lampiran 14.
BAB 4
HASIL PENELITIAN KUALITATIF
Penelitian kualitatif berusaha mengungkapkan gejala secara menyeluruh
dan sesuai dengan konteks (holistik-kontekstual) melalui pengumpulan data dari
latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci. Penelitian
semacam ini bersifat deskriptif dan cenderung mengguriakan analisis dengan
pendekatan induktif. Proses dan makna dari sudut pandang subjek lebih
ditonjolkan dalam penelitian ini. Ciri-ciri penelitian kualitatif tersebut mewamai
sifat dan bentuk laporannya. Oleh karena itu, laporan penelitian kualitatif
tersusun dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif dan mendalam serta
menunjukkan ciri-ciri ilmiahnya.
Laporan penelitian kualitatif harus memiliki fokus yang jelas. Fokus dapat
berupa masalah, objek evaluasi, atau pilihan kebijakan. Laporan penelitiap
kualitatif harus memiliki struktur dan bentuk yang koheren yang dapat
memenuhimaksud yang tercermin dalam fokus penelitian. Gaya penulisan laporan
30
penelitian kualitatif tidak menggunakan model tunggal. Gaya penulisan dapat
bersifat formal, informal, alat gabungan keduanya. Laporan yang ditulis dengan
gaya formal memuat hat-hal pokok pada bagian awal, kemudian menunjukkan
aspek-espek yang dianggap penting yang dipaparkan besena contoh-contoh dari
data. Laporan bergaya informal, misalnya berisi paparan suatu cerita yang diakhiri
dengan kesimpulan.
A. Sistematlka
Sistematika skripsi dan tesis hasil penelitian kualitatif pada dasamya terdiri
terdiri tiga bagian utama: bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir.
1. Bagian Awal
Hal-hal yang termasuk dalam bagian awal adalah:
Halaman Sampul
Lembar Logo
Halaman Judul
Lembar Persetujuan:
a) Lembar persetujuan pembimbing
b) Lembar persetujuan dan pengesahan
Pernyataan Keaslian Tulisan
Abstrak (untuk tesis dalam bahasa Indonesia pedu ditambahkan abstrak
dalam bahasa Inggris)
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
Daftar kainnya
2. Bagian Inti
Penulisan bagian ini dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu
dari dua alternatif pertama atau alternatif kedua.
Alternatif Pertama
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian atau Latar Belakang (pilih salah satu saja)
31
B. Fokus Penelitian atau Rumusan Masalah (pilih salah satu saja)
C. Landasan Teori
D. Kegunaan Penelitian
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
B. Kehadiran Peneliti
C. Lokasi Penelitian
D. Sumber Data
E. Prosedur Pengumpulan Data
F. Analisis Data
G. Pengecekan Keabsahan temuan
H. Tahap-tahap Penelitian
I. Paparan Data Dan Temuan Penelitian
J. Pembahasan
PENUTUP
alternatif Kedua
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitiän atau Latar Belakang (pilih salah satu saja)
B. Fokus Penelitian ätau Rumusan Masalah(pilih salah satu saja)
C. Kegunaan Penelitian
D. Metode Penelitian
E. Landasan Teori
(Bab ini dan seterusnya memuat hasil-hasil penelitian yang diperoleh. Judul
dan isi masing-masing bab disesuaikan dengan topik dan hasil penelitian,
termasuk pembahasannya)Bagian inti dari skripsi atau tesis hasil penelitian
kualitatif diakhiri dengan bab Penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
3. Bagian Akhir
Pada bagian akhir ini termuat:
Daftar Rujukan
Lampiran-lampiran
Riwayat Hidup
32
B. Bagian Awal, Bagian Inti, Dan Bagian Akhir
1. Isi Bagian Awal
Unsur-unsur yang harus ada pada bagian awal.skripsi dan tesis hasil
penelitian kualitatif sama dengan isi bagian awal skripsi atau tesis hasil
penelitian kuantitatif. Susunan unsur-unsur tersebut dan isi uraiannya juga
sama.
2. Isi Bagian Inti (Alternatif Pertama)
Bagian inti skripsi tidak boleh lebih dari 75 halaman dan bagian inti
tesis tidak boleh lebih dari 100 halaman. Bagian-bagianyang diperlukan
sebagai bukti pendukung kinerja penulisan skripsi dan tesis tidak pertu
disertakan sebagai bagian dari skripsi dan tesis, akan tetapi cukup dibawa ke
forum ujian skripsi dan tesis. Untuk alternatif pertama, isi bagian inti adalah
sebagai berikut.
a. Bab I Pendahuluan
Bab pendahuluan memberikan wawasan secara umum tentang arah
penelitian yang dilakukan. Dengan pendahuluan ini pembaca dapat
mengetahui konteks atau 1atarbelakang penelitian, fokus penelitian, landasan
teori yang digunakan, dan manfaat penelitian.
Konteks Penelitian (Latar Belakang)
Bagian ini. memuat uraian tentang latar belakang penelitian, untuk
maksud apa penelitian ini dilakukan, dan apa/siapa yang mempengaruhi arah
penelitian.
Fokus Penelitian Rumusan Masalah (pilih salah satu saja)
Fokus penelitian memuat rincian perhyataan tentang cakupan atau
topik-topik pokok yang hendak diungkap/digali dalam penelitian ini. Apabila
digunakan istilah rumusan masalah, fokus penelitian berisi pertanyaan-
pertanyaan yang hendak dijawab datam penelitian dan atasan diajukannyu
pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan Ini diajukan untuk mengetahui gambaran
apa yang akan diungkapkan di lapangan. Pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan harus didukung ofeh alasan-alasan mengapa hal tersebut
ditampilkan. Alasan-alasan ini harus dikehukakan secara jelas, sesuai dengan
33
sifat penelitian kualitatif yang holistik, induktif, dan naturalistik yang berarti
dekat sekali dengan gejala yang diteliti.
Landasan Teori
Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian
sesuai dengan hasil di lapangan. Selain itu, landasan teori juga bermanfaat
untuk memberikan sacara umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan
pembahasan hasil penelitian. Dapat perbedaan mendasar antara peran
landasan teori dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif.
Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju dan
berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan;
sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data,
memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan betakhirdengan
suatu "teori".
Kegunaan Penelitian
Pada bagian ini ditunjukkan kegunaan atau pentingnya penelitian
terutama bagipengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti
luas. Dengan kata lain, uraian pada subbab Kegunaan Penelitian berisi alasan
kelayakan.atas masalah yang diteliti. Dari uraian dalam bagian ini
diharapkarp dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah yang
dipilih memang layak untuk dilakukan.
b. Bab II Metode Penelitian
Bab ini memuat uraian tentang metode dan langkah-langkah penelitian
secara operasional yang menyangkut pendekatan penelitian, kehadiran
peneliti, lokasi penelitian, sumberdata, prosedur pengumpulan data, analisis
data, pengecekan keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian.
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pada bagian ini peneliti perlu menjelaskan bahwa pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan kualitatif, dan menyertakan alasan-alasan
singkat mengapa pendekatan ini digunakan. Selain itu juga dikemukakan
orientasi teoretis, yaitu landasan berpikir untuk memahami makna suatu
gejala, misalnya fenomenologis, interaksi simbois, kebudayaan,
etnometodologis, atau kritik seni (henneneutika). Peneliti juga perlu
34
mengemukakan jenis penelitian yang digunakan, apakah etnografis, studi
kasus, grounded theory, interaktif, ekologis, partisipatoris, penelilian
tindakan, etau penelitian kelas.
Kehadiran Peneliti
Dalam bagian ini perlu disebutkan bahwa peneliti bertindak sebagai
instrumen sekaligus pengumpulan data. Instrumen selain manusia dapat pula
digunakan, tetapi fungsinya terbatas sebagai pendukung tugas peneliti sebagai
instrumen. Oleh karena itu, kehadiran peneliti di lapangan untuk penelitian
kualitatif mutlak diperlukan. Pertu dijelaskan apakah peran peneliti sebagai
partisipan penuh, pengamat partisipan, atau pengamat penuh. Di samping itu,
perlu disebutkan apakah kehadiran peneliti diketahui statusnya sebagai
peneliti oleh subjek.
Lokasi Penelitian
Uraian lokasi penelitian diisi dengan identifikasi karakteristik lokasi
dan alasan memilih lokasi serta bagaimana peneliti memasuki lokasi tetsebut.
Lokasi hendaknya diuraikan secara logis, misalnya letak geografis, bangunan
fisik Oika perlu disertakan peta lokasi), struktur,program, dan suasana sehari-
hari. Pemilihan lokasi harus didasarkan pada kemenarikan, keunikan, dan
kesesuaian dengan topik yang ditentukan. Dengan pernilihan lokasi ini,
peneliti diharapkan menemukan hal-hal yang bermakna, sertapeneliti kurang
tepat jika mengutarakan alasan-alasan seperti dekat dengan rumah, penetiti
pernah bekerja di situ, atau peneliti telah mengenal orang-orang kunci.
Sumber Data
Bagian ini dilaporkan.jenis data, sumber data, dap teknik penjaringan
data keterangan yang memadai. Uraian tersebut melipoti data apa saja yang
dikumpulkan, karena karakteristiknya, siapa yang dijadikan subjek dan
informan penelitian, bagaimana subjek dan informan itu, dan dengan cara
bagaimana data dijaring, sehingga dapat dijamin. Misalnya, data dijaring dari
informan yang dipilih dengan teknik saw (snowball sampling).
Istilah pengambilan sampel dalam penelitian kualitatif harus
digunakan dengan penuh perhatian. Dalam penelitian kualjtatif, tujuan
pengambilan sampel adalah untuk mendapatsebanyak mungkin, bukan untuk
35
melakukan rampatan (generalisasi). Pengambilan sampel dikenakan pada
situasi, subjek, informan, dan waktu.
Prosedur Pengumpulan Data
Dalam bagian ini diuraikan teknik pengumpulan data yang digunakan,
misalnya observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi.
Analisis Data
Pada bagian analisis data diuraikan proses pelacakan dan pengaturan
secara sistem transkrip wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain
agar peneliti menyajikan temuannya. Analisis ini melibatkan pengerjaan,
pengorganisasian, pemegang sintesis data serta pencarian pola, pengungkapan
hal yang penting, dan penentuan dilaporkan. Dalam penelitian kualitatif,
analisis data dilakukan selama dan setelah kesimpulan data, dengan teknik-
teknik misalnya analisis domain, analisis taksonomis, komponensial, dan
analisis tema. Dalam hal ini; peneliti dapat menggunakan statistik, logika,
etika, atau estetika. Contoh yang operasional, misalnya matriks dan logika.
Pengecekan Keabsahan Temuan
Bagian ini memuat uraian tentang usaha-usaha peneliti untuk
memperoleh keabsahan data agar dipefoleh temuan dan interpretasi yang
absah, perlu diteliti kredibilitasnya menggunakan teknik-teknik perpanjangan
kehadiran peneliti di lapangan, observasi, triangulasi (menggunakan beberapa
sumber, metode, peneliti, teori), teman sejawat, analisis kasus negatif,
pelacakan kesesuaian hasil, dan pengecekan data. Selanjutnya perlu dilakukan
pengecekan dapat-tidaknya temuan ditransfer ke latar (Yansferability),
ketergantungan pada konteksnya (dependability), dan dapat-tidaknya
menginformasikan kepada sumbernya (confirmability).
Tahap-tahap Penelitian
Bagian ini menguraikan proses pelaksanaan penelitian, mulai dari
penelitian pendahulu, pengembangan desain, penelitian sebenarnya, sampai
pada penulisan laporan.
Paparan Data dan Temuan Penelitian
Bab III memuat uraian tentang data dan temuan yang diperoleh
dengan menggunakan sesuai prosedur yang diuraikan dalam Bab II. Uraian
36
ini terdiri atas paparan data yang dengan topik sesuai dengan pertanyaan-
pertanyaan penelitian dan hasil analisis. Paparan data tersebut diperoleh dari
pengamatan (apa yang terjadi) dan/atau hasil wawancara (apa yang dikatakan)
serta deskripsi informasi lainnya (misalnya yang berasal dari instrument, foto,
rekaman video, dan hasil pengukuran). Hasil analisis data yang merupakan
penemuan penelitian disajikan dalam bentuk pola, tema, kecenderungan, dan
motifyang muncul dalam data. Di samping itu, temuan dapat berupa
penyajian kategori, sistem klasifikasi, dan Paparan data yang memuat
informasi yang berasal dari pengamatan dan wawancara dianggap menonjol
dapat dilihat pada Contoh 1 dan Contoh 2.
Contoh 1
Paparan Informasi dari Wawancara
Masyarakat di desa Pandansari Lor memiliki tradisi gotong-royong
yang kuat, antara lain dilaksanakannya "mingguan" dan "gugur gunung" yang
dipimpin oleh pamong desa. Pedoman Penulisan Karya ilmiah ini diceritakan
oleh Pak Marso, seorang tokoh masyarakat setempat yang juga salah satu
keturunan ketujuh daai "Bedah Krawang" di desa ini, sebagai berikut.
"Mingguan" yang diiaksanakan tanpa upah untuk kepentingan desa
diwajibkan bagi pemilik tanah gogol tiap minggu untuk memperbaiki tempat-
tempat seperti jalan, sungai, atau kuburan. Sedangkan "gugur gunung"
berlaku untuk semua penduduk di desa ini. "Mingguan" dan "gugur gunung"
telah dilaksanakan secara turun-temurun sejak merdeka. keterangan Pak
Marso ini dapat disimpulkan bahwa ikatan sosial warga desa Pandansari taat
sekali dan sudah mengakar cukup lama.
Saran Informasi dari Pengamatan
Pengaturan tempat duduk yang tetpisahjuga terjadi ketika
dilaksanakan pengajian di rumah Pak Ikhsan. Berikut ini petikan catatan
lapangan yang menggambarkan suasana. Semua jamaah sedang duduk di
ruang tamu dan ruang keluarga, di atas permadani. Ibu-ibu yang sebagian
adalah istri-istri dosen menempati ruang tengah, dekat kamar tidur. Ada
sembilan orang ibu yang duduk di tempat itu. Dengan demikian, terdapat
37
norma yang ketat di daerah ini, khususnya yang menyangkut pergaulan antara
pria dan wanita.
c. Bab II Pembahasan
Bab ini memuat gagasan peneliti, keterkaitan antara pola-pola,
kategori-kategori dan posisi temuan/teori terhadap teori-teori dan temuan-
temuan sebelumnya, penafsiran dan penjelasan dari temuan/teori yang
diungkap dari lapangan. Tesis perlu dilengkapi dengan implikasi dari temuan
penelitian.
Penutup
Penutup memuat temuan pokok atau kesimpulan, implikasi dan tindak lanjut
penelitian, saran-saran atau rekomendasi yang diajukan. Dalam penelitian
kualitatif, temuan pokok kesimpulan harus menunjukkan "makna" temuan-
temuan tersebut.
38
artiket, daftar bahan pustaka yang ditulis hanya yang dirujuk teks, sehingga
istilah yang tepat adalah daftar rujukan, bukan daftar pustaka. Contoh daftar
rujukan dapat dilihat pada Lampiran 13.
Lampiran sebaiknya hanya berisi dokumentasi penting yang secara
langsung perlu digunakan dalam sebuah skripsi dan tesis misalnya ringkasan
analisis data penelitian dan salinan (fotokopi) surat ijin penelitian.
Dokumentasi lain yang berupa data mentah, tidak perlu disertakan dalam
lampiran skripsi dan tesis.
b. Riwayat Hidup
Riwayat hidup penulis skripsi atau tesis hendaknya disajikan secara
naratif. Hal-hal yang perlu dimuat dalam riwayat hidup adalah nama lengkap
penulis, tempat dan tanggal lahir, riwayat pendidikan, pengalaman
berorganisasi, dan informåsi tentang prestasi yang pernah diraih selama
belajardi perguruan tinggi ataupun pada waktu duduk di bangku sekolah dasar
dan sekolah menengah. Yang sudah berkeluarga dapat mencantumkan nama
suami-istri dan putra-putrinya. Riwayat hidup diketik dengan spasi tunggal
(satu spasi). Contoh format riwayat hidup dapat dilihat di Lampiran 14.
Jika skripsi dan tesis ditulis kembali dalam bentuk artikel untuk dimuat
di web, pembimbing dapat dicantumkan namanya sebagai penulis, dengan
tetap mencantumkan nama mahasiswa peneliti sebagai penulis utama/pertama.
Oleh karena itu, para pembimbing sebaiknya memberikan dorongan dan
bimbingan kepada mahasiswa bimbingannya dalam menulis artikel hasil
penulisan skripsi dan tesis mereka untuk kemudian dikirimkan ke jurnal yang
relevan.
39
BAB 5
HASIL KAJIAN PUSTAKA
40
Sumber pustaka untuk bahan kajian dapat berupa jurnal penelitian, Skripsi,
tesis, Laporan penelitian, buku teks, makalah, laporan seminar, diskusi ilmiah,
atau terbitanresmi pemerintah dan lémbaga-lembaga lain. Bahan-bahan pustaka
harus dibahas kritis dan mendalam dalam rangka mendukung gagasan dan/atau
proposisi untuk menghasilkan kesimpulan dan saran.
A. Sistematika
Sistematika skripsi dan tesis hasil kajian pustaka terbagi atas tiga bagian, yaitu
bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Masing-masing bagian dapat dirinci
sebagai berikut.
Bagaian Awal
Hal-hal yang termasuk dalam bagian awal adalah:
Halaman Sampul
Lembar Logo
Halaman Judul
Lembar Persetujuan
a) Lembar persetujuan pembimbing
b) Lembar persetujuan dan pengesanan
Pernyataan Keaslian Tulisan
Abstrak (untuk tesis dalam bahasa Indonesia perlu ditambahkan abstrak dalam
bahasa Inggris)
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
Daftar Lainnya
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Kajian
D. Kegunaan Kajian
41
E. Metode Kajian
F. Definisi Istilah.
Dalam bab-bab selanjutnya masing-masing berisi gagasan pokok diteruskan
dengan mendalam dan diakhiri dengan rangkuman pembahasan dan
implikasi. Judul bab disesuaikan dengan materi yang dibahas. Bab inti deri
skripsi dan tesis diakhiri dengan Bab Penutup yang berisi kesimpulan dan
saran.
Bagian Akhir
Pada bagian akhir ini termuat:
Daftar Rujukan
Lampiran-tampiran
Riwayat Hidup
42
permasalahan, (3) tujuan kajian, (4) kegunaan kajian, (5) metode kajian, dan
(6) definisi istilah.
Latar Belakang Masalah
Bagian ini berisi uraian atau gambaran umum yang dapat diperoleh dari
koran, majalah, jurnal, laporan penelitian, seminar, atau keadaan lapangan
mengenai hal-hal yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti.
Gambaran umum ini dapat bersifat mendukung atau menunjang
pendapat peneliti ataupun bersifat tidak mendukung atau menolak harapan
peneliti. Selain itu, juga dipaparkan uraian pemantapan terhadap pemahaman
masalah, misalnya mengapa masalah yang dikemukakan dipandang menarik,
penting, dan perlu ditelaah.
Rumusan Masalah
Bagian ini merupakan pengembangan dari uraian latar belakang
masalah yang menunjukkan bahwa masalah yang akan diteliti/ditelaah memang
belum terjawab atau belum dipecahkan secara memuaskan. Uraian tersebut
didukung berbagai publikasi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti,
yang mencakup aspek yang diteliti, konsep-konsep yang berkaitan dengan hal
yang akan ditulis, dan teoii yang melandasi kajian. Pembahasan ini hanya
berisi uraian yang memang relevan dengan masalah yang akan dikaji serta
disajikan secara sistematis dan terpadu.
Selanjutnya dituliskan pertanyaan-pertanyaan yang hendak dijawab
melalui telaah pustaka (dalam bentuk kalimat tanya), yang memuat
variabel/hubungan antar variabel yang diteliti. Kata tanya yang digunakan
berupa apa, mengapa, bagaimana, sejauhmana, kapan, siapa, dan sebagainyå,
bergantung pada ruang lingkup masalah yang akan dibahas.
Tujuan Kajian
Bagian ini memberikan gambaran yang khusus atau spesifik mengenai
arah dari kegiatan kepustakaan yang dilakukan, berupä keinginan realistis
peneliti tentang hasil yang akan diperoleh. Tujuan kajian harus memiliki kaitan
atau hubungan yang relevan dengan masalah yang diteliti. Sebagai contoh
adalah mengkaji kehidupan orang-orang yang terkenal dalam suatu bidang
studi untuk mengetahui pengalaman-pengatamanmereka, bagaimana usaha
43
mereka untuk meneliti dan menemukan apa yang sekarang dianggap sebagai
hal yang biasa saja.
Kegunaan Kajian
Pada bagian ini penulis memberikan gambaran yang jeras dan realistis
mengenai manfaat hasil pemecahan magalah. Manfaat yang diuraikan dapat
dikaitkan dengan peneliti, lembaga tempat kajian dilakukan, organisasi profesi,
pengembangan ilmu, pendidikan, pemecahan masalah yang mendesak,
pengambilan keputusan atau kebijakan, dan sebagainya.
Metode Kajian
Metodekajian menjelaskan semua langkah yang dikerjakan peneliti
sejak awal hingga akhir. Pada bagian ini dapat dimuat hat-hal yang berkaitan
dengan anggapan-anggapan dasar atau fakta-fakta yang dipandang benar tanpa
adanya verifikasi dan keterbatasan, yaitu aspek-aspek tertentu yang dijadikan
kerangka berpikir. Selanjutnya dilakukan analisis masalah dan yang terdapat
dalam judul penelitian. Analisis masalah menghasilkan variabel dan hubungan
antarvariabel. Kemudian dilakukan analisis variabel dengan mengajukan
pertanyaan mengenai masing-masing variabel dan pertanyaan yang berkaitan
dengan hubungan antar variabel. Analisis ini diperlukan untuk menyusun alur
berpikir dalam memecahkan masalah.
Perlu ditekankan bahwa tulisan tentang metode kajian hendaknya
didasarkan atas kajian teori dan khasanah ilmu, yaitu paradigma, teori, konsep,
prinsip, hukum, postulat, dan keilmuan yang relevan dengan masalah yang
dibahas.
Definisi Istilah
Bagian ini memberikan penjelasan mengenai istilah-istilah yang
digunakan agar terdapat kesamaan penafsiran dan terhindar dari kekaburan.
Bagian ini juga memberikan keterangan rinci pada bagian-bagian yang
memerlukan uraian, misalnya alat peraga, sekolah, alat ukur, lokasi atau
tempat, nilai, sikap, penghasilan, keadaan atau kondisi, keadaan sosial,
ekomoni, status, dan sebagainya.
b. Bab II dan Bab-bab Selanjutnya
44
Dari masing-masing pertanyaan diidentifikasi alternatif model-model
pemecahan masalah atau jawabannya. Dari setiap alternatif pemecahan
masalah atau jawaban pertanyaan, diindentifikasi konsep-konsep yang relevan
yang diperlukan sebagai bahan pertimbanganuntuk memilih alternatif
pemecahan masalah atau jawaban yang tepat. Lebih lanjut, masing-masing
konsep dijabarkan lagi menjadi subkonsep berdasarkan keperluan, misalnya
berdasarkan makna atau segi lainnya.
Pada hakikatnya, peninjauan konsep menjadi subkonsep-subkonsep
dilakukan untuk penyusun alur berpikir dalam pengkajian masalah. Hal ini
dilakukan terhadap semua konsep yang ada. Berdasarkan uraian ini, disusun
bab-bab yang diperlukan. Masing-masing bab diberi judul yang sesuai.
Bahan-bahan untuk pembahasan konsep dan subkonsep dicari dan
dikumpulkan dari berbagai sumber, yaitu dari buku tulisan dalam jurnal,
majalah ilmiah, makalah, atau sumber-sumber yang lain.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa Bab II dan bab-bab selanjutnya
berisi uraian masalah secara rinci, alternatif model pemecahan masalah, dan
pemecahan masalahnya. Bagian ini merupakan hasil pemikiran atau ide yahg
baru dari peneliti mengenai masalah yang bahas. Analisis dan pemecahan
masalah yang dilatarbelakangi penguasaan meteri keilmuan akan tajam dan
komprehensif. Juga perlu tercermin di sini gagasan dan wawasan peneliti yang
tajam dalam mengkaji masalah.
Perlu dipertahankan konsistensi cara berpikir sejak awal pembahasan.
Gagasan dan buah pikiran peneliti harus disajikan dalam bentuk alur-alur pikir
yang logis sehingga mudah ditangkap maknanya.
c. Bab V Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang harus taat-asas dengan uraian
kerangka pemikiran terdahulu dan tidak bertentangan. Kesimpulan dan saran
dinyatakan secara terpisah. Kesimpulan merupakan pernyataan singkat dan
tepat yang dirangkum dari hasil kajian dan pembahasan. Saran dibuat berkaitan
dengan hasil kajian/pembahasan yang telah dilakukan.
Saran ditujukan baik kepada para peneliti dalam bidang yang sejenis,
yang ingin melanjutkan atau mengembangkan kajian yang sudah diselesaikan,
45
ataupun kepada pihak lain yang memanfaatkan hasil kajian ini. Saran dapat
mengenai aspek yang mungkin diteliti lebih lanjut atau hal-hal yang perlu
diperbaiki atau ditingkatkan. Saran bukan merupakan suatu keharusan.
3. Isi Bagian Akhir
Hal-hal yang perlu dimasukkan dalam bagian ini adalah yang
mendukung atau terkait erat dengan uraian yang terdapat pada bagian inti. Isi
yang perlu ada pada bagian akhir adalah (a) daftar rujukan, (b) lampiran-
lampiran, dan (d) riwayat hidup.
a. Daftar Rujukan
Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah
disebutkan dalam teks. Artinya, bahan pustaka yang hanya digunakan sebagai
bahan bacaan tetapi tidak dirujuk dalam teks tidak dimasukkan dalam daftar
rujukan. Sebaliknya, semua bahan pustaka yang disebutkan dalam skripsi dan
tesis harus dicantumkan dalam daftar rujukan. Tata cara penulisan daftar
rujukan dibahas pada Bagian IV, Teknik Penulisan, dalam pedoman ini.
Istilah daftar pustaka digunakan untuk menyebut daftar yang berisi
bahan-bahan pustaka yang digunakan oleh penulis, baik yang dirujuk ataupun
yang tidak dirujuk dalam teks. Untuk skripsi, tesis, dan artikel, daftar bahan
pustaka yang ditulis hanya yang dirujuk dalam teks, sehingga istilah yang
dipakai adalah daftarrujukan, bukan daftar pustaka. Contoh format daftar
rujukan dapat dilihat pada Lampiran 13.
b. Lampiran-Lampiran
Lampiran sebaiknya hanya berisi dokumen penting yang secara
langsung perlu disertakan dalam sebuah skripsi dan tesis, misalnya ringkasan
analisis data penelitian dan salinan (fotokopi) surat ijin penelitian. Dokumen
lain yang berupa data mentah, misalnya, tidak perlu disertakan dalam lampiran
skripsi dan tesis.
Untuk mempermudah pemanfaatannya, setiap lampiran harus diberi
nomor urut lampiran dengan menggunakan angka. Pencantuman nomor
lampiran dalam tubuh tulisan skripsi dan tesis harus sesuai dengan urutan
penyajian dalam teks. Suatu nomor lampiran merupakan kelanjutan dari nomor
urut dalam tubuh tulisan sebelumnya.
46
c. Riwayat Hidup
Riwayat hidup penulis skripsi dan tesis hendaknya disajikan secara
naratif dan menggunakan sudut pandang orang ketiga (bukan menggunakan
kata saya atau kami). Hal-hal yang perlu dimuat dalam riwayat hidup adalah
nama lengkap penulis, tempat dan lahir, riwayat pendidikan, pengalaman
berorganisasi, dan informasi tentang prestasi yang pernah diraih selama belajar
di perguruan tinggi ataupun pada waktu duduk di bangku sekolah dasar dan
sekolah menengah. Yang sudah berkeluarga dapat mencantumkan nama
suami/istri dan putra-putrinya. Riwayat hidup diketik dengan spasi tunggal
(satu spasi). Contoh isi dan format riwayat hidup dapat dilihat pada Lampiran
14.
A. Catatan
Jika skripsi dan tesis ditulis kembali dalam béntuk artikel untuk dimuat
dijurnal, pembimbing dapat dicantumkan namanya sebagai penulis, dengan
tetap mencantumkan nama mahasiswa peneliti sebagai penulis utama/pertama.
Oleh karena itu, para pembimbing sebaiknya memberikan dorongan dan
bimbingan kepada mahasiswa bimbingannya untuk menulis artikel hasil
penulisan skripsi dan tesis mereka untuk kemudian dikirimkan ke jurnal yang
relevan.
BAB 6
ISI SKRIPSI DAN TESIS
HASIL PENELITIAN & PENGEMBANGAN
47
Skripsi dan tesis yang ditulis berdasarkan hasil penelitian & pengembangan
menuntut format dan sistematika yang berbeda dengan skripsi dan tesis yang
ditulis berdasarkan hasil penelitian lainnya. Kegiatan penelitian lainnya pada
dasarnya berupaya mencari jawaban terhadap suatu permasalahan, sedangkan
kegiatan penelitian &pengembangan berupaya menetapkan temuan atau teori
untuk memecahkan suatu permasalahan.
A. Sistematika
Skripsi dan tesis yang disusun berdasarkan hasil penelitian &
pengembangan terdiri atas dua bagian. Bagian pertama memuat kajian analitis
tentang hasil penelitian &pengembangan. Kajian analitis ini dituangkan dalam
lima (5) Bab sebagaimana disajikan pada format Bagian I. Bagian kedua memuat
produk yang dihasilkan dari kegiatan penelitian & pengembangan sebagaimana
telah dispesifikasi dalam Bagian I. Bagian I dan Bagian II disusun dalam naskah
terpisah, sedangkan penjilidannya dapat disatukan.
1. Sistematika Bagian I
a. Bagian Awal
Hal-hal yang termasuk dalam bagian awal adalah:
Halaman Sampul
Lembar Logo
Halaman Judul
Lembar Persetujuan
a) Lembar persetujuan pembimbing
b) Lembar persetujuan dan pengesahan
Pernyataan.Keaslian Tulisan
Abstrak (untuk skripsi, skripsi dan tesis perlu ditambahkan abstrak
dalam bahasa Inggris)
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
Daftar Lainnya
48
b. Bagian Inti
Alternatif Pertama
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B Tujuan Penelitian & Pengembangan
C. Spesifikasi Produk yang Diharapkan
D. Pentingnya Penelitian & Pengembangan
E. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian & Pengembangan
F. Definisi Istilah atau Definisi Operasional
BAB II METODE PENELITIAN & PENGEMBANGAN
A. Model penelitian & Pengembangan
B. Prosedur penelitian & Pengembangan
C. Uji coba produk
1. Desain Uji coba
2. Subjek Coba
3. Jenis Data
4. Instrumen Pengumpulan Data
5. Teknik Analisis Data
BAB III HASIL
A. Penyajian Data Uji Coba
B. Analisis Data
C. Revisi Produk
BAB IV KAJIAN DAN SARAN
A. Kajian Produk yang Telah Direvisi
B. Saran Pemanfaatan, Diseminasi, dan Pengembangan Produk
Lebih Lanjut
Alternatif Kedua
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Tujuan Penelitian & Péngembangan
49
C. Spesifikasi Produk yang Diharapkan
D. Pentingnya Penelitian & Pengembangan
E. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian & Pengembangan
F. Definisi Istilah atau Definisi Operasional
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. ...............................................
B. ...............................................
C. ...............................................
BAB III METODE PENELITIAN & PENGEMBANGAN
A. Metode Penelitian & Pengembangan
B. Prosedur Penelitian & Pengembangan
C. Uji coba produk
1. Desain Uji coba
2. Subjek Coba
3. Jenis Data
4. Instrumen Pengumpulan Data
5. Teknik Anälisis Data
BAB IV HASIL
A. Penyajian Data Uji Coba
B. Analisis Data
C. Revisi Produk
BAB V KAJIAN DAN SARAN
A. Kajian Produk yang Telah Direvisi
B. Saran Pemanfaatan, Diseminasi, dan Pengembangan Produk
Lebih Lanjut
c. BagianAkhir
Daftar Rujukan
Lampiran-Lampiran
Riwayat Hidup
2. Sistematika Bagian II
50
Format Bagian II tidak dapat disajikan secara seragam, tergantung pada
produk apa yang dikembangkan, bagaimana spesifikasinya, dan bagaimana model
serta prosedur pengembangannya. Butir-butir inilah yang secara langsung
menentukan format, Bagian II dari skripsi dan tesis hasil penelitian &
pengembangan. Atas dasar itu, dalam buku pedoman ini tidak ada ketentuan
khusus mengenai Bagian II. Mahasiswa dipersilakan mengembangkannya sendiri
sesuai dengan spesifikasi produk yang ingin digarap.
Alternatif Pertama
Bab I Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
51
Latar belakang masalah mengungkapkan konteks penelitian &
pengembangan projek dalam masalah yang hendak dipecahkan. Oleh karena itu,
uraian perlu diawali dengan identifikasi kesenjangan-kesenjangan yang ada
antara kondisi nyata dengan kondisi idea serta dampak yang ditimbulkan oleh
kesenjangan-kesenjangan itu. Berbagai alternatif untuk mengatasi kesenjangan
itu perlu dipaparkan secara singkat disertai dengan identifikasi faktor
penghambat dan pendukungnya. Alternatif yang ditawarkan sebagai pemecah
masalah beserta rasionalnya dikemukakan pada bagian akhir dari paparan latar
belakang masalah Hasil kajian pustaka yang berupa teori-teori dan temuan-
temuan empiris yang relevan dengan produk yang dikembangkan perlu
dipaparkan secara terpadu dalam latar belakang masalah
Tujuan Penelitian & Pengembangan
Tujuan penelitian & pengembangan dirumuskan bertolak dari masalah
yang pecahkan dengan menggunakan alternatif yang telah dipilih. Arahkan
rumusan tujuan penelitian & pengembangan ke pencapaian kondisi ideal seperti
yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah.
Spesifikasi Produk yang Diharapkan
Bagian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran lengkap tentang
karakteristik produk yang diharapkan dari penelitian & pengembangan.
Karakteristik produk mencari semua identitas penting yang dapat digunakan
untuk membedakan satu produk dengan produk lainnya.
Produk yang dimaksud dapat berupa kurikulum, modul, paket
pembelajaran, alat evaluasi, model, atau produk lain yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah-masalah pelatihan, pembelajaran, atau pendidikan. Setiap
produk memiliki spesifikasi berbeda dengan produk lainnya, misalnya
kurikulum bahasa Inggris memiliki spesifikasi berbeda jika dibandingkan
dengan kurikulum bidang studi lainnya, meskipun di dalam dapat ditemukan
komponen yang sama.
52
Bagian ini sering dikacaukan dengan tujuan penelitian & pengembangan.
Tujuan penelitian & pengembangan mengungkapkan upaya pencapaian kondisi
yang ideal, sedangkan penelitian & pengembangan mengungkapkan argumentasi
mengapa perlu ada perubahan kondisi nyata ke kondisi ideal. Dengan kata lain,
pentingnya penelitian & pengembangan mengungkapkan mengapa masalah yang
ada perlu dan mendesak untuk dipecahkan.
Dalam bagian ini diharapkan juga terungkap kaitan antara urgensi
pemecahan masalah konteks permasalahan yang lebih luas. Pengaitan ini
dimaksud-kan untuk menjelaskan pemecahan suatu masalah yang konteksnya
mikro benar-benar dapat memberi sumbangan bagi pemecahan masalah lain
yang konteksnya lebih luas.
Asumsi dan Keterbatasan Penelitian & Pengembangan
Asumsi dalam penelitian & pengembangan merupakan landasan pijak
untukmenentukankarakteristik produk yang dihasilkan dan pembenaran
pemilihan model serta prosedur perkembangannya. Asumsi hendaknya diangkat
dari teori-teori yang teruji sahih, pandangan atau data empiris yang relevan
dengan masalah yang hendak dipecahkan dengan produk yang akan
dikembangkan.
Keterbatasan penelitian & pengembangan mengungkapkan keterbatasan
dari produk dihasilkan untuk memecahkan masalah yang dihadapi, khususnya
untuk konteks masalah lebih luas. Paparan ini dimaksudkan agar produk yang
dihasilkan dari kegiatan penelitian & pengembangan ini disikapi hati-hati oleh
pengguna sesuai dengan asumsi yang menjadi dan kondisi pendukung yang
perlu tersedia dalam memanfaatkannya.
Definisi Istilah atau Definisi Operasional
Pada bagian ini dikemukakan definisi istilah-istilah yang khas digunakan
dalam penelitian & pengembangan produk yang diinginkan, baik dari sisi model
dan prosedur yang digunakan dalam penelitian & pengembangan ataupun dari
sisi produk yang dihasilkan. Isilah-istilah yang perlu diberi batasan hanyalah
yang memiliki peluang ditafsirkan berbeda oleh pembaca atau pengguna produk.
Batasan istilah-istilah tersebut harus dirumuskan seoperasional mungkin. Makin
53
operasional rumusan batasan istilah, makin kecil peluang istilah itu ditafsirkan
berbeda pembaca atau pengguna.
Bab II Metode Penelitian & Pengembangan
Metode Penelitian & Pengembangan hendaknya memuat butir-butir:
model penelitian & pengembangan, prosedur pengembangan, dan uji coba
produk. Dalam butir uji coba produk yang diungkapkan desain uji coba, subjek
coba, jenis data, instrumen pengumpulan data, dan analisis data.
Model Penelitian & Pengembangan
Model penelitian & pengembangan dapat berupa model prosedural,
model konseptual, model teoretis. Model prosedural adalah model yang bersifat
deskriptif, yaitu menggariskan langkah-langkah yang harus diikuti untuk
menghasilkan produk. Model konseptual adalah model yang bersifat analitis
yang memerikan komponen-komponen produk yang akan dikembangkan serta
keterkaitan antarkomponen (misalnya model pengembangan rancangan
pengajaran Dick dan Carey, 1985). Model teoritis adalah model yang
menunjukkan hubungan perubahan antarperistiwa.
Dalam bagian ini perlu dikemukakan secara singkat struktur model yang
digunakan sebagai dasar pengembangan produk. Apabila model yang digunakan
merupakan adaptasi dari model yang sudah ada, maka pemilihannya perlu
disertai dengan alasan, komponen-komponen yang disesuaikan, serta kekuatan
dan kelemahan model itu. Apabila model yang digunakan dikembangkan sendiri,
maka informasi yang lengkap mengenai setiap komponen dan kaitan
antarkomponen dari model itu perlu dipaparkan. Perlu diperhatikan bahwa
uraian model diupayakan seoperasional mungkin sebagai acuan dalam
pengembangan produk.
Prosedur Penelitian & Pengembangan
Bagian ini memaparkan langkah-langkah prosedural yang ditempuh oleh
pengembangan dalam membuat produk. Prosedur pengembangan berbeda
dengan model pengembangan. Apabila model pengembangannya adalah
prosedural, maka prosedur pengembangannya tinggal mengikuti langkah-
langkah seperti yang terlihat dalam modelnya. Model penelitian &
pengembangan juga bisa berupa konseptual atau teoretis. Kedua model ini tidak
54
secara langsung memberi petunjuk tentang bagaimana langkah prosedural yang
dilalui sampai ke produk yang dispesifikasi, Oleh karena itu, perlu dikemukakan
lagi langkah proseduralnya.
55
Jenis Data. Ujii coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data
yang dapat diberikan sebagai dasar untuk menetapkan tingkat keefektifan,
efisiensi, dan atau daya tarik dari produk yang dihasilkan. Dalam konteks ini,
sering pengembang tidak bermaksud mengumpulkkan data secara lengkap
yang mencakup ketiganya. Bisa saja, sesuai dengan kebutuhan pengembangan,
pengembang hanya melakukan uji coba untuk melihat daya tarik dari suatu
produk, yang hanya untuk melihat tingkat efisiensinya, atau keduanya.
Keputusan ini tergantung pada pemecahan masalah yang telah ditetapkan di
Bab I: apakah pada keefektifan, efisiensi, daya tarik, atau ketiganya.
Penekanan pada efisiensi suatu pemecahan masalah akan membutuhkan
data tentang efisiensi produk yang dikembangkan. Begitu pula halnya dengan
penekanan pada keefektifan atau daya tarik. Atas dasar ini, jenis data yang
perlu dikumpulkan harus disesuaikan dengan informasi yang dibutuhkan
tentang produk yang dikembangkan itu.
Paparan mengenai jenis data yang dikumpulkan hendaknya dikaitkan
dengan desain dan pemilihan subjek coba. Jenis data tertentu, bagaimanapun
juga, akan menuntut desain tertentu dan subjek coba tertentu. Misalnya,
pengumpulan data mengenai kecermatan isi dapat dilakukan secara
perseorangan dari ahli isi, atau secara kelompok dalam bentuk seminar kecil,
atau seminar yang lebih luas yang melibatkan ahli isi, ahli desain, dan sasaran
pengguna produk.
Instrumen Pengumpulan Data. Bagian ini mengemukakan instrumen
yang digunakan untuk mengumpulkan data seperti yang sudah dikemukakan
dalam butir sebelumnya. Jika menggunakan instrumen yang sudah ada, maka
perlu ada uraian mengenai karakteristik instrumen itu, terutama mengenai
kesahihan dan keterandalannya. Apabila instrumen yang digunakan
dikembangkan sendiri, maka prosedur pengembangannya juga perlu dijelaskan.
Teknik Analisis Data. Teknik dan prosedur analisis yang digunakan
untuk menganalisis data uji coba dikemukakan dalam bagian ini dan disertai
alasannya. Apabila teknik analisis yang digunakan sudah cukup dikenal, maka
56
uraian tidak perlu rinci sekali. Akan tetapi, apabila teknik tersebut belum
banyak dikenal, maka uraian perlu lebih rinci.
Bab III Hasil
Bab ini paling tidak mengungkapkan tiga butir penting, yaitu penyajian
data uji coba, analisis data, dan revisi produk berdasarkan hasil analisis data.
Penyajian Data Uji Coba
Semua data yang dikumpulkan dari kegiatan uji coba produk disajikan
dalam bagian ini. Penyajian data sebaiknya dituangkan dalam bentuk tabel, bagan,
atau gambar yang dapat komunikasikan dengan jelas. Sebelum dianalisis, data ini
perlu diklasifikasikan berdasarkan jenisnya dan komponen produk yang
dikembangkan. Klasifikasi ini akan sangat berguna untuk keperluan revisi produk
itu.
Analisis Data
Bagian ini mengungkapkan secara rinci hasil analisis data uji coba.
Penyajian hasil analisis data perlu dibatasi pada hal-hal yang bersifat faktual,
tanpa interpretasi pengembang. Kesimpulan hasil analisis perlu dikemukakan
dalam bagian akhir dari butir ini. Kesimpulan inilah yang digunakan sebagai dasar
dalam melakukan revisi produk.
Revisi Produk
Kesimpulan yang ditarik dari hasil analisis data tentang produk yang
diujicobakan &gunakan sebagai dasar dalam menetapkan apakah produk itu perlu
direvisi atau tidak. Keputusan merevisi produk hendaknya disertai dengan
pembenaran bahwa setelah direvisi produk itu akan menjadi lebih efektif, efisien,
dan atau menarik. Komponen-komponen yang direvisi dan hasil revisinya harus
secara jelas dikemukakan dalam bagian ini.
Bab IV Penutup
Ada dua butir penting yang perlu dikemukakan dalam bab ini, yaitu kajian
terhadap produk yang telah direvisi dan saran pemanfaatan, diseminasi, serta
pengembangan produk lebih lanjut.
Kajian Produk yang Telah Direvisi
Wujud akhir dari produk yang dikembangkan setelah direvisi perlu dikaji
secara objektif dan tuntas, kajian harus didasarkan pada landasan teoretis yang
57
telah dibahas dalam Bab II, dan hasil kajiannya mengarah kepada peluang
dimanfaatkannya produk untuk pemecahan masalah yang ada.
Kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan produk hendaknya
dideskripsikan secara lengkap dengan tinjauan yang komprehensif terhadap kaitan
antara produk dengan masalah yang ingin dipecahkannya. Peluang munculnya
masalah lain dari pemanfaatan produk juga perlu diidentifikasi, dan sekaligus
disertai preskripsi bagaimana mengantisipasi permasalahan baruitu.
Saran Pemanfaatan, Diseminasi, dan Pengembangan Produk Lebih Lanjut
Pengajuan saran dalam bagian ini diarahkan ke tiga sisi, yaitu saran untuk
keperluan pemanfaatan produk, saran ur;tuk diseminasi produk ke sasaran yang
lebih luas, dan saran untuk keperluan pengembangan lebih lanjut. Setiap saran
hendaknya didasarkan pada hasil kajian terhadap produk seperti yang telah
dibahas dalam butir sebelumnya. Pengungkapannya hendaknya menggunakan
pernyataan-pernyataan yang jelas dan diusahakan agar saran yang satu secara
eksplisit bérbeda dari saran lainnya. Argumentasi juga pertu disertakan dalam
setiap saran yang diajukan.
Alternatif Kedua
Perbedaan antara alternatif pertama dan alternatifkedua terletak pada
adanya bab tersendiri yang berisi hasil kajian pustaka. Pada alternatif kedua, Bab
II berisi hasil kajian pustaka yang mengungkapkan kerangka acuan komprehensif
mengenai konsep, prinsip, atau teori yang digunakan sebagai landasan dalam
memecahkan masalah yang dihadapi atau dalam mengembangkan produk yang
diharapkan. Kerangka acuan disusun berdasarkan kajian berbagai aspek teoretis
dan empiris yang terkait dengan permasalahan dan upaya yang akan ditempuh
untuk memecahkannya. Uraian-uraian dalam bab ini diharapkan menjadi landasan
teoritis mengapa masalah itu perlu dipecahkan dan mengapa cara pengembangan
produk tersebut dipilih.
Kajian teoretis mengenai model dan prosedur yang akan digunakan dalam
pengembangan juga perlu dikemukakan dalam bagian ini, terutama dalam rangka
memberikan pembenaran terhadap produk yang akan dikembangkan. Di samping
itu, bagian ini juga dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang kaitan
upaya pengembangan dengan upaya-upaya lain yang mungkin sudah pernah
58
ditempuh oleh ahli lain untuk mendekati permasalahan yang sama atau relatif
sama. Dengan demikian, upaya penelitian & pengembangan yang akan dilakukan
memiliki landasan empiris yang mantap. Ketentuan mengenai kemutakhiran,
keprimeran, dan relevansi pustaka yang diacu juga berlaku untuk penulisannya
(lihat bagian skripsi dan tesishasil penelitian kuantitatif).
3. Isi Bagian Akhir
Isi Bagian Akhir skripsi dan tesis hasil penelitian & pengembangan sama dengan
isi. Bagian Akhir skripsi dan tesis hasil penelitian lainnya.
a. Lampilran-Lampiran
Lampiran sebaiknya hanya berisi dokumen penting yang secara
langsung perlu di sertakan dalam sebuah skripsi dan tesis, misalnya ringkasan
analisis data penelitian dan salinan (fotokopi) surat ijin penelitian. Dokumen
lain yang berupa data mentah, misalnya, tidak perlu disertakan dalam lampiran
skripsi dan tesis.
Untuk mempermudah pemanfaatannya, setiap lampiran harus diberi
nomor urut lampiran dengan menggunakan angka. Pencantuman nomor
lampiran dalam tubuh tulisan skripsi dan tesis harus sesuai dengan urutan
penyajian dalam teks. Suatu nomor lampiran merupakan kelanjutan dari nomor
urut dalam tubuh tulisan sebelumnya.
b. Riwayat Hidup
Riwayat hidup penulis skripsi dan tesis hendaknya disajikan secara
naratif. Hal-hal yang perlu dimuat dalam riwayat hidup adalah nama lengkap
penulis, tempat dan tanggal lahir, riwayat pendidikan, pengalaman
berorganisasi, dan informasi tentang prestasi yang pernah diraih selama belajar
di perguruan tinggi ataupun pada waktu duduk di bangku sekolah dasar dan
sekolah menengah. Yang sudah berkeluarga dapat mencantumkan
namabsuami/istri dan putra-putrinya. Riwayat hidup diketik dengan spasi
tunggal (satu spasi). Contoh isi dan format riwayat hidup dapat dilihat pada
Lampiran 14.
A. Catatan
59
Jika skripsi dan tesis ditulis kembali dalam bentuk artikel untuk dimuat di
jurnal, pembimbing dapat dicantumkan namanya sebagai penulis, dengan tetap
mencantumkan nama mahasiswa peneliti sebagai penulis utama/pertama. Oleh
karena itu, para pembimbing sebaiknya memberikan dorongan dan bimbingan
kepada mahasiswa bimbingannya untuk menulis artikel hasil penulisan skripsi dan
tesis mereka untuk kemudian dikirimkan ke jurnal yang relevan.
60
BAB 7
ISI SKRIPSI DAN TESIS
HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
Skripsi dan tesis berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) berisi
upaya peneliti dalam mengatasi permasalahan pembelajaran. Penelitian diawali
dengan upaya mengungkapkan penyebab dari permasalahan pembelajaran yang
dihadapi, seperti kekurang aktifan siswa dalam kegiatan belajar, kesulitan siswa
dalam mempelajari pokok-pokok bahasan tertentu, dan kesalahan-kesalahan
konsep yang dialami oleh siswa dalam pembelajaran yang telah lalu.
Pengungkapan masalah ini kemudian dilanjutkan dengan upaya pemecahan
masalah berupa tindakan untuk mengatasi permasalahan, meningkatkan kinerja
guru serta kualitas proses dan hasil belajar siswa. Skripsi dan tesis berdasarkan
PTK harus dilakukan secara kolaboratif. Kualitas kolaborator sebagai pengamat
untuk skripsi, tesis, dan disenasi menentukan tingkat kecermatan pengamatan
proses yang terjadi dalam kelas.
Skripsi yang ditulis berdasarkan PTK menjelaskan bagaimana upaya
mengatasi permasalahan yang terjadi di suatu kelas. Demikian juga tesis yang
ditulis berdasarkan PTK, tetapi dalam tesis harus juga diuraikan lebih rinci
bagaimana ketércapaian keberhasilan tindakannya. Dalam disenasi yang ditulis
berdasarkan PTK kesimpulannya harus keluar dari ruang lingkup kelasnya.
Pemaparan hasil harus diperkuat dengan pembahasan yang berupa perbandingan
dengan temuan-temuan PTK lainnya ataupun penelitian jenis lainnya sehingga
kesimpulannya sudah merupakan generalisasi dari PTKnya sendiri yang
dibandingkan dengan dan didukung oleh penelitian-penelitian lainnya.
Beda antara skripsi dan tesis yang ditulis berdasarkan PTK dapat
diupayakan salah satunya dalam bentuk jumlah tindakan yang diberikan sebagai
upaya mengatasi masalah. Sebagai contoh, untuk skripsi cukup satu tindakan,
61
misalnya penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share; sementara
untuk tesis dapat digabungkan dua strategi pembelajaran untuk mengatasi
masalah, misalnya melalui penerapan pembeiajaran kooperatif tipe Numbered
Head Together dengan penugasan menulis jurnal belajar.
Beda antara skripsi dan tesis yang ditulis berdasarkan PTK juga dapat
diupayakan dalam hal lamanya melaksanakan PTK. Misalnya, untuk skripsi
masing-masing siklus PTKminimal dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan.
A. Sistematika
Sistematika skripsi dan tesis hasilpenelitian tindakan kelas dapat dibagi
menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir.
Masing-masing bagian dapat dirinci sebagai berikut.
Bagian Awal
Hal-hal yang termasuk bagian awal adalah:
Halaman Sampul
Lembar Logo
Halaman Judul
Lembar Persetujuan
a) Lembar persetujuan pembimbing
b) Lembar persetujuan dan öengesahan
Pernyataan Keaslian Tulisan
Abstrak (untuk skripsi dan tesis dalam bahasa Indonesia perlu
ditambahkan abstrak dalam bahasa Inggris)
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
Daftar Lainnya
Bagian Inti
Alternatif Pertama
Bagian Inti meliputi bab-bab berikut:
BAB I PENDAHULUAN
62
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah atau Tujuan Penelitian (pilih salah satu saja)
C. Hipotesis Tindakan Oika dianggap perlu)
D. Manfaat Penelitian
E. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
F. Definisi istilah atau Definisi Operasional
BAB II METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
B. Kehadiran dan peran Peneliti di Lapangan
C. Kancah Penelitian
D. Subjek Penelitian
E. Data dan Sumber Data
F. Pengumpulan Data
G. Analisis Data, Evaluasi dan Refleksi
H. Prosedur Penelitian
BAB PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Paparan Data
B. Temuan Penelitian
a. Temuan Tiap Siklus
b. Temuan Lengkap
BAB IV PEMBAHASAN
A. ..............................................
B. ..............................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Alternatif Kedua
Bagian Inti meliputi bab-bab berikut:
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah atau Tujuan Penelitian (pilih salah satu saja)
C. Hipotesis Tindakan (jika dianggap perlu)
63
D. Manfaat Penelitian
E. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
F. Definisi Istilah atau Definisi Operasional
BAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
B. Kehadiran dan Peran Peneliti di Lapangan
C. Kancah Penelitian
D. Subjek Penelitian
E. Data dan Sumber Data
F. Pengumpulan Data
G. Analisis Data, Evaluasi dan Refleksi
H. Prosedur Penelitian
BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Paparan Data
B. Temuan Pcnelitian
a. Temuan Tiap Siklus
b. Temuan Lengkap
BAB V PEMBAHASAN
A. ......................................
B. ......................................
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Bagian Akhir
Bagian akhir memuat:
Daftar Rujukan
Lampiran-Lampiran
Riwayat Hidup
64
B. Bagian Awal, Bagian Inti, Dan Bagian Akhir
1. Isi Bagian Awal
Unsur-unsur yang harus ada pada bagian awal skripsi dan tesis hasil PTK
sama dengan isi bagian awal Skripsi dan tesis hasil penelitian yang lain. Susunan
unsur-unsur tersebut dan isi uraiannya juga sama.
2. Isi Bagian Inti
Bagian inti skripsi tidak boleh lebih dari 75 halaman, bagian inti tesis tidak
boleh lebih dari 100 halaman. Bagian-bagian yang diperlukan sebågai bukti
pendukung kinerja penulisan skripsi dan tesis tidak perlu disertakan sebagai
bagian dari skripsi dan tesis, akan tetapi cukup dibawa ke forum ujian skripsi dan
tesis.
Isi bagian inti; adalah sebagai berikut.
Alternatif Pertama
Bab I Pendahuluan
Pendahuluan memberikan wawasan umum tentang penelitian yang
dilakukan. Di bagian pendahuluan ini peneliti mengemukakan latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan peneiitian, pemecahan masalah dan hipotesis
tindakan, manfaat penelitian, ruang lingkup dan keterbatasan penelitian, setta
definisi operasional.
Latar Belakang Masalah
Bagian ini memuat uraian tentang permasalahan, misalnya tentang kualitas
pembelajaran yang selama ini ditampilkan dan perlunya dilakukan perbatkan
kualitas pembelajaran di sekolah atau kelas yang akan dijadikan kancah
penelitian. Permasalahan penelitian tindakan kelas biasanya berkembang dari
kepedulian pendidik dan/atau peneliti berdasarkan pengamatan dan refleksi
terhadap kuantitas pembelajaran. Tahapan ini disebut juga dengan tahapan refleksi
awal. Dalam refleksi awal, peneliti, yang bermitra dengan guru, merasakan
adanya masalah dalam pembelajaran yang perlu segera dicarikan solusinya.
Uraian mengenai masatah rnenunjukkan kesenjangan antara idealisme
teori dan fakta empiris yang dirasakan dalam proses pembelajaran. Pendidik
65
dan/atau peneliti merasa prihatin atas terjadinya kesenjangan, lalu timbul rasa
peduli dan kehendak untuk mengurangiatau menghilangkan kesenjangan tersebut.
Terhadap masalah itu kemudian dicari dan diidentifikasi hal-hal atau faktor yang
menimbulkannya. Faktor-faktor penentu tersebut menjadi dasar untuk
menentukan alternatif solusi. Pilihan solusi bagi masalah tersebut berupa tindakan
konkret yang dapat dilakukan oleh pendidik dan peneliti secara kolaboratif.
Uraian mengenai kesenjangan hendaknya didasarkan pada observasi yang
disebutkan dengan jelas waktu dan tempatnya. Sedapat mungkin diuraikan juga
data pendukung yang makin memperjelas adanya kesenjangan tersebut. Data
pendukung dapat berupa nilai rerata kelas pada pembelajaran materi pokok
sebeiumnya atau data rerata kelas materi pokok yang dianggap sulit dibelajarkan
pada beberapa kelas selama beberapa tahun sebelumnya.
Pilihan cara pemecahan masalah pertu dideskripsikan dengan jelas dengan
disertai argumentasi mengapa cara pemecahan tersebut dipilih. Hasil kajian
teoritis dan empiris dikemukakan sebagai landasan pemilihan tindakan.
Argumentasi untuk mendukung pilihan tindakan disampaikan secara kritis, logis
dan analitis, sejalan dengan teori-teori yang relevan, dan sebaiknya juga didukung
bukti-bukti empiris (hasil penelitian terdahulu yang relevan) atas keefektifan
tindakan yang dipilih dalam upaya penyelesaian masalah-masalah yang sama atau
sejenis yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Hasil kajian pustaka
digunakan sebagai dasar penyusunan kerangka berpikir yang menunjukkan
keterkaitan antara masalah, teori, hasil penelitian terdahulu yang relevan,
danpilihan tindakan.
Rumusan Masalah atau Tujuan Penelitian (pilih salah satu saja)
Masalah-masalah yang dapat diidentifikasi dan ditetapkan dirumuskan
secara jelas, spesifik dan operasional, dikaitkan dengan pemilihan tindakan yang
tepat dan hasil yang ingin dicapai. Dalam merumuskan masalah, peneliti perlu
memperhatjkan beberapa ketentuan yang biasanya berlaku dari aspek substansi,
aspek orisinalitas (tindakan), aspék formulasi, dan aspek teknis. Dari Sisi aspek
substansi atau isi, perlu diperhatikan bobot dan nilai permasalahan serta kegunaan
atau manfaat pemecahan masalah melalui tindakan yang dipilih: Perlu juga
dipertimbangkan nilai aplikatifnya untuk memecahkan masalah serupa yang
66
dihadapi oleh guru, kegunaan metodoiogi dan kegunaan teori dalam memperkaya
atau mengoreksi teori pembelajaran yang selama ini dianut.
67
Hipotesis tindakan umumnya dirumuskan dalam bentuk keyakinan tindakan yang
diambil akan dapat memperbaiki sistem, proses, atau hasil.
Manfaat Penelitian
Bagian ini menguraikan manfaat atau pentingnya penelitian terutama bagi
siswa, guru, dan sekolah. Uraian manfaat ini berisi kelayakan masalah yang
diteliti, terutama terkait dengan manfaatnya dalam meningkatkan kualitas proses
dan hasil pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan tindakan yang dipilih.
Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Ruang lingkup penelitian memaparkan keluasan cakupan penefitian.
Keluasan cakupan penelitian dapat dibatasi dengan pembatasan kancah penelitian.
Misalnya terbatas dalam satu kelas atau beberapa kelas di sekolah tertentu atau di
beberapa sekolah secara independen (untuk kemudian dilakukan metaanalisis
hasil penelitiannya oleh peneliti utama) atau dengan membatasi banyaknya
variabel yang akan dikaji.
Keterbatasan penelitian memaparkan hal-hal atau variabel yang
sebenamya dapat dicakup di datam keluasan lingkup penelitian, tetapi karena
kesulitan-kesulitan metodologis atau prosedural tertentu bukan karena
keterbatasan waktu dan logistik yang dimiliki peneliti tidak dapat dicakup di
dalam penelitian. Dalam konteks PTK, misalnya, dampak variabilitas waktu
tindakan dan kesungguhan belajar siswa saat penelitian dilakukan adalah hal-hal
yang berada di luar jangkauan peneliti untuk mengontrolnya.
Definisi Istilah atau Definisi Operasional
Definisi operasional mendeskripsikan makna variabel-variabel utama yang
dicakup didalam penelitian. Makna yang diberikan seharusnya tidak menyimpang
dari makna umum atau makna yang dikenal luas secara akademis. Meskipun
demikian, di dalam konteks tertentu, peneliti dapat melakukan modifikasi
seperlunya terhadap variabel-variabel tertentu untuk disesuaikan dengan konteks
penelitian yang dilakukan.
68
Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal
yang didefinisi kan yang dapat diamati. Secara tidak langsung definisi operasional
itu akan menunjuk alat pengambil data yang cocok digunakan atau mengacu
kepada bagaimana mengukur suatu variabel. Definisi operasiönal dari variabel
bebas memuat uraian mengenai ciri pokok tindakan yang diberikan disertai
penjelasan bagaimana mengukur keterlaksanaan tindakannya. Definisi operasional
variabel terikat memuat uraian mengenai masing-masing hal yanghendak
ditingkatkan dan cara mengukur-nya.
Bab II Metode Penelitian
Bagian ini hemuat uraian tentang metode dan langkah-langkah penelitian secara
operasional yang menyangkut pendekatan penelitian, kehadiran dan peran
dilapangan, kancah penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis
data evaluasi dan refleksi, dan tahap-tahap penelitian.
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Di bagian ini dikemukakan bahwa pendekatan penelitian yang digunakan
di PTK cenderung mengarah kepada penelitian kualitatif. Hal ini pedu
dikemukakan PTK memang menunjukkan karakteristik penelitian kualitatif yang
cukup kuat, terutama pada pemaknaan apa yang terjadi di dalam proses
pembelajaran, baik yang terkait dengan kondisi awal pembelajaran maupun yang
terjadi setelah diterapkannya tindakan.
Kehadiran dan Peran Penellti di Lapangan
Sesuai dengan karakteristik dan tujuan PTK, peneliti adalah pihak yang
Menekan adanya masalah yang perlu diselesaikan. Jika peneliti adalah pengampu
kelas yang menjadi kancah penelitian, maka dialah orang pertama yeng dapat
masalah dan paling berkepentingan dengan pemecahan atau diperolehnya jawaban
atas masalah tersebut. Peneliti yang datang dari kuar kancah penelitian harus
mengakrabkan, bahkan menyatukan dirinya dengan kancah penelitian tersebut.
Diperlukan waktu yang cukup panjang untuk hal ini. Lagi pula, peneliti dari luar
kancah penelitiän hanya dapat melakukan penelitian dengan berkclaborasi dengan
guru atau "pemilik" kancah penelitian yang sebenamya. Oleh karena itu,
kehadiran peneliti di dalam kancah penelitian secara (hampir) terus-menerus
69
dalain waktu yang cukup panjang sangatlah panjang artinya agar dapat
menghayati apa yang sebenarnya terjadi di lapangan.
Kancah Penelitian
Uraian mengenai kancah penelitian hendaknya lengkap dan jelas. Jika
dilaksanakan di suatu kelas disekolah tertentu, inforrnasi tentang kancah
penelitian hendaknya mencakup kelas, nama dan alamat sekolah tempat
peneiitian, serta karakteristiknya.
Subjek Penelitian
Di bagian ini diuraikan secara lengkap identitas dan karakteristik subjek
penelitian. Subjek penelitian mewak.ili ke!ompok individu siswa, yang hendak
dikenai tindakan dalam konteks PTK yang akan diterapkan. Jumlah, komposisi,
dan ciri-ciri lain yang relevan dari subjek penelitian perlu diuraikan dengan jelas
di dalam bagian ini. Hal ini penting dilakukan karena dampak atau keefektifan
tindakan hanya bermakna apabila dipaparkan dalam konteks yang ada, termasuk
yang terkait dengan karakteristik subjek penelitian.
Data dan Sumber Data
Pada bagian ini diuraikan dengan jelas jenis data yang hendak
dikumpulkan, sumber datanya dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan
data tersebut. Data yang lazimnya dikumpulkan dalam PTK adalah data tentang
proses pembelajaran, termasuk interaksi guru siswa dan siswa-siswa jika relevan
diperlukan sebelum dan sesudah dilakukan tindakan dan data mengenai hasil
belajar siswa.
Sumber data juga perlu diidentifikasi dengan jelas. Sumber data utama
biasanya adalah siswa sebagai kumpulan individu atau kelompok, karena
merekalah yang secara logis dan tradisional akan menampilkan perubahan yang
terjadi akibat penerapan tindakan.
Sumber data yang lain adalah guru dan dalam hal tertentu juga kepala
sekolah dan staf sekolah yang lain. Perlu düngat dan diperhatikan bahwa pendidik
bukanlah objek penelitian. Sebagai sumber data, informasi dari pendidik yang
paling diperlukan adalah persepsinya terhadap dampak tindakan yang dirasakan di
datam konteks pelaksanaan tugasnya sebagai pendidik. Di Sisi lain, harus tetap
70
diingat bahwa pendidik juga bisa berfungsi sebagai peneliti: peneliti utama atau
peneliti mitra.
Selain sumber data aktif yang terdiri dari pendidik, siswa dan personel
lain, konteks dan situasi lingkungan perlu dilukiskan dengan cukup jelas agar dari
data yang diperoleh dapat dikembangkan simpulan-simpulan yang bermakna.
Pengumpulan Data
Di bagian ini diuraikan langkah-langkah yang ditempuh untuk
mengumpulkan data. Informasi yang diperlukan mencakup bagaimana data
dikumpulkan, siapa yang melakukan, instrumen yang digunakan, dan urutan
pengumpulan data.
Untuk mengumpulkan data tentang proses dan interaksi pembelajaran
biasanya dilakukan observasi, untuk data pandangan dan sikap siswa terhadap
tindakan yang dilakukan digunakan kuesioner, dan untuk data hasil belajar
digunakan tes dan cara-cara asesmen yang lain. Jika tindakan dilakukan untuk
jangka waktu yang panjang, dapat digunakan portofolio sebagai cara asesmen
proses dan hasil belajar.
Analisis Data, Evaluasi dan Refleksi
Pada bagian ini diuraikan bagaimana analisis data, evaluasi dan refleksi
dilakukan. Informasi yang biasa dipaparkan adalah waktu analisis data, siapa yang
melakukan analisis, langkah-langkah atau prosedur analisis data, dan teknik yang
digunakan untuk melakukan analisis tersebut. Perlu diingat bahwa analisis data
PTK cenderung mengikuti cara analisis data kualitatif: sangat mementingkan
makna yang dapat dikembangkan dari data yang ada, yang terkait erat dengan
konteks dan dinamika pembelajaran yang terjadi saat data dikumpulkan. Prosedur
statistik tertentu dapat digunakan apabila memang benar-benar diperlukan.
Evaluasi terutama mengacu kepada keefektifan tindakan dan kesesuaian
dampak tindakan dengan apa yang diharapkan peneliti. Jika tindakan yang
dilaksanakan dinilai belum seefektif yang diharapkan dan dampak yang
ditimbulkan belum memenuhi harapan, peneliti mencoba mencari jawaban
71
mengapa hal tersebut terjadi. Selanjutnya, peneliti merenungkan tindakan-
tindakan perbaikan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keefektifan
tindakan, dengan harapan dampaknya akan lebih baik dari dampak tindakan
sebelumnya.
Prosedur Penelitian
Bagian ini menguraikan bagaimana semua langkah penelitian dirangkai
menjadi suatu prosedur penelitian yang utuh, dimulai dari perencanaan atau
persiapan tindakan yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan penelitian.
Beberapa hal perlu direncanakan secara baik, antara lain: (a) membuat skenario
pembelajaran yang berisikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran di samping
bentuk-bentuk kegiatan yang akan dilakukan, (b) mempersiapkan sarana
pembelajaran yang mendukung terlaksananya tindakan. Sarana pembelajaran ini
dapat berupa, misalnya, perangkat Lembar Kerja Siswa (LKS), (c)
mempersiapkan instrumen penelitian, misalnya untuk pengumpulan data tentang
proses, kegiatan, dan hasil pembelajaran, dan (d) melakukan simulasi pelaksanaan
tindakan dan menguji keterlaksanaannya di lapangan.
Selanjutnya diuraikan pula bagaimana rencana pelaksanaan tindakan,
rencana observasi, dan analisis data, evaluasi dan refleksi.
72
Di sini diuraikan keempat tahap PTK untuk setiap siklus. Uraian diawali
dengan apa yang dilaksanakan pada tahap perencanaan. Berikutnya diuraikan
bagaimana pelaksanaan tindakan dilakukan dalam situasi pembelajaran yang
aktual dari pertemuan pertama hingga pertemuan terakhir.yang berupa pengukuran
hasil belajar siklus pertama. Juga diuraikan bagaimana pelaksanaan observasi
yang dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
Di dalam paparan kegiatan observasi dan interpretasi diceritakan
bagaimana pelaksanaan observasi yang rnerupakan upaya untuk merekam proses
yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Di sini diuraikan hasil rekaman
secara menyeluruh dan akurat, terutama tentang perilaku guru dan siswa dalam
proses pembelajaran. Jenis data dan/atau informasi yang direkam selama
observasi dapat berupa data kuantitatif dan data kualitatif, tergantung dari dampak
tindakan atau hasil perlakuan yang diharapkan.
Analisis data kualitatif dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: reduksi data,
paparan data, dan penyimpulan hasil analisis data. Untuk menganalisis data
kuantitatif dapat dimanfaatkan teknik-teknik pengolahan data kuantitatif yang
lazim digunakan seperti tabulasi, penggunaan grafik atau diagram dan prosedur
statistik sederhana misalnya rerata dan simpangan baku.
Reduksi data adalah proses penyederhanaan data yang dilakukan melalui
seleksi, pengelompokan, dan pengorganisasian mentah menjadi suatu informasi
bermakna. Data dan/atau informasi yang relevan dan terkait langsung dengan
pelaksanaan PTK diolah untuk bahan evaluasi. Pemaparan data merupakan suatu
upaya menampilkan data yang telah direduksi secara jelas dan mudah dipahami
dalam hentuk paparan naratif tabel, grafik, atau perwujudan lainnya yang dapat
memberikan gambaran jelas tentang proses dan hasil tindakan yang dilakukan.
Temuan Penelitian
Berdasarkan data yang dipaparkan, dilakukan penyimpulan yang
merupakan pengambilan intisari dari sajian data yang telah terorganisasikan dalam
bentuk pernyataan atau kalimat singkat, padat dan bermakna, yang merupakan
temuan penelitian.
Evaluasi
73
Temuan penelitian digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap proses
dan hasil tindakan yang dicapai. Tim peneliti dapat menggunakan kriteria
keefektifan atau keberhasilanpencapaian pada setiap siklus. Indikator
keterlaksanaan tindakan (proses) dapat disajikan dalam bentuk kriteria yang
menunjukkan telah atau belum terlaksanakannya aspek-aspek tindakan yang harus
dilakukan guru ataupun siswa. Kriteria ini dapat berwujud batasan kuantitatif
dan/atau kualitatif; secara kuantitatif, misalnya, dapat dipaparkan frekuensi
pelaksanaan tindakan, dan secara kualitatif dapat dinyatakan dalam pernyataan
sudah atau belum dilaksanakannya tindakan, atau pernyataan lain yang
menunjukkan kualitas tindakan. Indikator keberhasilan tindakan dapat disajikan
dalam bentuk kriteria kuantitatif dan/atau kualitatif.
Indikator keberhasilan tindakan untuk siklus pertama pada umumnya
kriterianya ditetapkan berdasarkan hasil refleksi dan perkiraan kemungkinan
peningkatan yang dapat dilakukan setelah dilakukan tertentu. Indikator
keberhasilan tindakan untuk siklus berikutnya kriterianya ditetapkan berdasarkan
hasil refleksi siklus sebelumnya. Dengan melihat proses dan hasil analisis tersebut
dan kemudian dicocokkan dengan kriteria yang ditetapkan, akan diperoleh hasil
evaluasi: apakah pelaksanaan PTK pada suatu siklus tertentu sudah sesuai dengan
harapan atau belum. Hasil evaluasi ini akan menjadi bahan untuk melakukan
refleksi.
Refleksi
Refleksi dimaksudkan sebagai upaya untuk mengkaji proses, yaitu apa
yang telah dan belum terjadi, apa yang dihasilkan, mengapa suatu hal terjadi
demikian, dan tindak lanjut apa yang pertu dilakukan. Hasil refleksi digunakan
untuk menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya untuk menghasilkan
perbaikan situasi yang dari sejak awal memicu keinginan peneliti untuk
melakukan PTK. Komponen-komponen refleksi dapat digambarkan sebagai
berikut.
Analisis → Penjelasan → Penyimpulan → Tindak Lanjut
Tindak Lanjut
Apabila hasil perbaikan yang diharapkan belum tercapai pada siklus I,
maka diuraikan langkah lanjutan pada siklus II. Satu siklus kegiatan merupakan
74
kesatuan dari kegiatan perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan
interpretasi, serta analisis dan refleksi. Semua langkah untuk siklus II ini (juga
untuk siklus ke tiga dan selanjutnya, jika ada) diuraikan lengkap seperti pada
siklus pertama.
Tidak perlu dilakukan siklus lanjutan apabila kriteria keberhasilan sudah
dicapai. Kriteria keberhasilan dapat ditetapkan, misalnya, dengan menggunakan
prinsip belajar tuntas. Apabila tingkat perbaikan yang diharapkan tercapai
minimal 75%, maka pencapaian itu dapatdikatakan sudah memenuhi kriteria.
75
mengikuti pedoman yang sudah diuraikan pada bagian Skripsi dan tesis hasil
penelitian kuantitatif.
A. Catatan
Jika skripsi dan tesis ditulis kembali dalam bentuk artikel untuk dimuat di
jurnal, pembimbing dapat dicantumkan namanya sebagai penulis, dengan tetap
mencantumkan nama mahasiswa peneliti sebagai penulis utama/pertama. Oleh
karena itu, para pembimbing sebaiknya memberikan dorongan dan bimbingan
kepada mahasiswa bimbingannya untuk menulis artikel hasil penulisan skripsi dan
tesis mereka untuk kemudian dikirimkan ke jurnal yang relevan.
76
BAB 8
FORMAT PROPOSAL SKRIPSI, DAN TESIS
77
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah atau Tujuan Penelitian
C. Hipotesis Penelitian (jika ada)
D. Kegunaan Penelitian
E. Asumsi Penelitian (jika diperiukan)
F. Definisi Istilah atau Definisi Operasional
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
B. Populasi dan Sampel
C. Instrumen Penelitian
D. Pengumpulan Data
E. Analisis Data
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Alternatif Kedua
JUDUL
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah atau Tujuan Penelitian
C. Hipotesis Penelitian (jika ada)
D. Kegunaan Penelitian
E. Asumsi Penelitian (jika diperlukan)
F. Definisi Istilah atau Definisi Operasional
BAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancanagan Penelitian
B. Populasi dan Sampel
C. Instrumen Penelitian
D. Pengumpulan Data
E. Analisis Data
DAFTAR RUJUKAN
78
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Butir-butir isi yang terdapat dalam suatu proposal skripsi dan tesis dasarnya
sama dengan yang terdapat dalam taporan skripsi dan tesis yang menggunakan
pendekatan kuantitatif. Dengan kata lain, dapat dinyatakan bahwa proposal skripsi
dan tesis adalah laporan skripsi dan tesis minus bab mengenai hal Penelitian,
Pembahasan, dan Penutup. Oleh karena itu, penjelasan tentang butir-butir isi
proposal dapat diperiksa pada Bab 3 tentang skripsi dan tesis hasil penelitian
kuantitatif. Bedanya adalah dalam proposal kegiatan, dituliskan apa yang akan
dilaksanakan sedangkan pada skripsi dan tesis, dituliskan apa yang sudah
dilaksanakan.
79
D. Kegunaan Penelitian
BAB II METODE PENEITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
B. Kehadiran Peneliti
C. Lokasi Penelitian
D. Sumber Data
E. Prosedur Pengumpulan Data
F. Analisis Data
G. Pengecekan Keabsahan Temuan
H. Tahap-tahap Penelitian
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Alternatif Kedua
JUDUL
BABI PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian atau Latar Belakang
B. Fokus Penelitian atau Rumusan Masalah
C. Kegunaan Penelitian
D. Metode Penelitian
E. Landasan Teori
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Butir-butir isi yang terdapat dalam proposal skripsi dan tesis penelitian
kuantitatif alternatif pertama pada dasarnya sama dengan yang terdapat dalam
skripsi dan tesis yang menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan kata lain, dapat
dinyatakan bahwa proposal skripsi dan tesis adalah laporan skripsi dan tesis minus
bab paparan Data dan Temuan Penelitian, Pembahasan, dan Penutup. Oleh karena
itu, penulisan tentang butir-butir isi proposal dapat diperiksa pada Bab 4 tentang
skripsi dan tesis hasil penelitian kualitatif.
Pada proposal alternatif kedua hanya terdapat satu bab, sementara bab kedua
dan seterusnya baru dimunculkan setelah diperoleh hasil-hasil penelitian. Judul
80
dan isi masing-masing bab disesuaikan dengan topik dan hasil penelitian,
termasukpembahasannya.
Alternatif Ketiga
81
JUDUL
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Tujuan Penelitian & Pengembangan
C. Spesifikasi Produk yang Diharapkan
D. Pentingnya Penelitian & Pengembangan
E. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian & Pengembangan
F. Definisi Istiiah atau Definisi Operasional
BAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB III METODE PENELITIAN & PENGEMBANGAN
A. Model Penelitian & Pengembangan
B. Prosedur Penelitian & Pengembangan
C. Uji Coba Produk
1. Desain Uji coba
2. Subjek Coba
3. Jenis Data
4. Instrumen Pengumpulan Data
5. Teknik Analisis Data
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Butir-butir isi dari bagian-bagian proposal skripsi dan tesis yang berupa
penelitian & pengembangan pada pokoknya adalah sama dengan yang ada dalam
skripsi dan tesis itu tetapi tanpa Bab IV (Hasil Penelitian & Pengembangan) dan
Bab V (Penyajian dan Saran).
82
B. Rumusan Masalah atau Tujuan Penelitian (salah satu saja)
C. Hipotesis Tindakun (jika dianggap perlu)
D. Manfaat Penelitian
E. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
F. Definisi Istilah atau Definisi Operasional
BAB II METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
B. Kehadiran dan Peran Peneliti di Lapangan
C. Kancah Penelitian
D. Subjek Penelitian
E. Data dan Sumber Data
F. Pengumpulan Data
G. Analisis Data, Evaluasi, dan Refleksi
H. Prosedur Penelitian
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Butir-butir isi yang terdapat dalam suatu proposal skripsi dan tesis pada
dasamya sama dengan yang terdapat datam laporan skripsi dan tesis hasil
penelitian tindakan ketas. Dengan kata lain, dapat dinyatakan bahwa proposal
skripsi dan tesis adalah laporan skripsi dan tesis minus bab Paparan Data dan
Temuan Penelitian, Pembahasan, dan Penutup. Oleh karena itu, penjelasan tentang
butlr-butir isi proposal dapat diperiksa pada Bagian II tentang skripsi dan tesis
hasil penelitian tindakan kelas.
83
BAB 9
ISI DAN FORMAT ARTIKEL
84
Laporan dalam bentuk artikel ilmiah dibedakan dengan laporan teknis
dalam tiga segi, yaitu bahan, sistematika, dan prosedur penulisan. Ciri pokok
pertama yang membedakan artikel hasil penelitian dengan laporan penelitian
teknis resmi adalah bahan yang ditulis. Artikel hasil penelitian untuk jurnal hanya
berisi hal-hal yang sangat penting saja. Bagian yang dianggap paling penting
untuk disajikan dalam artikel hasil penelitian adalah temuan penelitian,
pembahasan hasil/temuan, dan kesimpulannya. Hal-hal selain ketiga hal tersebut
cukup disajikan dalam bentuknya yang serba singkat dan seperlunya. Kajian
pustaka lazim disajikan untuk mengawali artikel dan sekaligus merupakan suatu
pembahasan tentang rasional pentingnya masalah yang diteliti. Bagian awai ini
berfungsi sebagai latar belakang penelitian.
Ciri pokok kedua yang membedakan artikel hasil penelitian dengan
laporan penelitian teknis resmi adatah sistematika penulisan yang digunakan.
Laporan penelitian terdiri atas bab dan subbab, sedangkan artikel dan makalah
terdiri atas bagian dan subbagian. Bagian dan subbagian tersebut dapat diberi
judul atau tanpa judul. Dalam laporan penelitian teknis resmi, kajian pustaka
lazimnya disajikan di bagian kedua (Bab II), yakni setelah bagian yang membahas
masalah, pentingnya penelitian, hipolesis (jika ada), dan tujuan penelitian. Dalam
bagian artikel hasil penelitian, kajian pustaka merupakan bagian awal dari artikel
(tanpa judul subbagian kajian pustaka yang. sekaligus berfungsi sebagai
pembahasan tatar belakang masalah penelitian dituntut dengan rumasan tujuan
setelah itu berturut-turut disajikan hal-hal kesimpulan dan saran.
Abstrak berisi pernyataan, ringkas dan tentang ide-ide yang paling penting.
Abstrak memuat masalah dan tujuan penelitian, penelitian (untuk penelitian
kualitatif masuk tentang subjek yang dan ringkasan hasil penelitian. Abstrak
hendaknya ditulis dalam bahasa inggris yangbaik susunannya. Terjemahan judul
artikel berbahasa Indonesia dimuat dalam baris pertama abstrak berbahasa Inggris.
Panjang abstrak 50-75 kata dan ditulis dalam paragraf. Abstrak diketik dengan
spasi tunggal dengan menggunakan format yang lebih sempit dari teks utama
(margin kanan dan kiri menjorok masuk 1,2 cm).
Kata kunci adalah kata pokok yang menggambarkan daerah masalah yang
diteliti atau istilah-istilah yang merupakan dasar pemikiran gagasan dalam
85
karangan asli, berupa kata atau gabungan kata, Jumlah kata kunci sekitar 3-5
buah. Kata kunci diperlukan untuk komputerisasi sistem informasi ilmiah. Dengan
kata kunci dapat ditemukan judul-judul penelitian abstraknya dengan mudah.
2. Pendahuluan
Pendahuluan tidak diberi judul, ditulis langsung setelah abstrak. Bagian ini
menyajikan kajian pustaka yang berisi peling sedikit tiga gagasan: (1) Iatar
belakang atau rasional penelitian, (2) masalah dan wawasan rencana pemecahan
masalah, (3) rumusan tujuan penelitian (dan harapan tentang manfaat hasil
penelitian).
Sebagai kajian pustaka, bagian ini harus disetai rujukan yang dapat
dijamin otoritas penulisnya. Jumlah rujukan horus proporsional (tidak terlalu
sedikit dan tidak terlalu banyak). Pembahasan keoustakaan harus disajikan secara
ringkas, padat, dan langsung mengenaimasalah yang diteiiti. Aspek yang dibahas
boleh landasan teorinya, segi historisnya, ataü segi lainnya. Penyajian latar
belakang atau rasional hendaknya sedemikian rupa sehingga mengarahkan
pembaca ke rumusan masa'ah penelitian yang dilengkapi dengan rencana
pemecahan masalah dan akhirnya ke rumusan tujuan. Untuk penelitian kualitatif,
di bagian ini dijelaskan juga fokus peneiitian dan uratan konsep yang berkaitan
dengan fokus penelitian.
3. Metode
Pada dasarnya bagian ini menyajikan bagaimana penelitian itu dilakukan.
Uraian disajikan dalam beberapa paragraf tanpa subbagian, atau dipilah-pilah
menjadi beberapa subbagian. Hanya hal-hal yang pokok saja yang disajikan.
Uraian rinci tentang rancangan penelitian tidak perlu diberikan.
Materi pokok bagian ini adalah bagaimana data dikumpulkan, siapa
sumber data, dan bagaimana data dianalisis. Apabila uraian ini disajikan dalam
subbagian, maka subbagian itu antara lain berisi keterangan tentang populasi dan
sampel (atau Subjek), instrumen pengumpulan data, rancangan penefitian
(terutama jika digunakan ranpangan yang cukup kompleks seperti rancangan
eksperimental), dan teknik analisis data.
86
Dalam penelitian yang menggunakan alat dan bahan perlu ditulis
spesifikasi alat dan bahannya. Spesifikasi alat menggambarkan tingkat
kecanggihan alat yang digunakan, sedangkan spesifikasi bahan juga pertu
diberikan karena pehelitian ulang dapat berbeda dari penelitian perdana apabila
spesifikasi bahan yang digunakan berbeda.
Untuk penelitian kualitatif perlu ditambahkan perian (deskripsi) mengenai
kehadiran peneliti, subjek penelitian dan informan beserta cara-cara meriggali
data penelitian, lokasi penelitian, dan lama penelitian. Selain itu juga diberikan
uraian mengenai pengecekan keabsahan hasil penelitian.
4. Hasil
Hasil adalah bagian utama artikel ilmiah, dan oleh karena itu biasanya
merupakan bagian terpanjang. Bagian ini menyajikan hasil-hasil analisis data;
yang dilaporkan adalah hasil bersih. Proses analisis data (separti perhitungan
statistik) tidak perlu disajikan. Proses pengujian hipotesis pun tidak perlu
disajikan, termasuk pembandingan antara koefisien yang ditemukan dalam
analisis dengan koefisien dalam tabel statistik. Yang dilaporkan adalah hasil
anaiisi dan hasil pengujian hipotesis. Analisis boleh disajikan dengan tabel atau
grafik. Tabel ataupun grafik harus diberi komentar atau dibahas. Pembahasan
tidak harus dilakukan pertabel atau grafik. Tabel atau grafik digunakan untuk
memperjelas nasil secara verbal. Apabila hasil yang disajikan cukup paluang,
penyajian dapat dilakukan dengan memilah-milah menjadi subbagian-subbagian
sesuai dengan penjabaran masalah penelitian. Apabila bagian ini pendek, atau
apabila kedua bagian itu tidak mungkin dipisah, bagianhasil dapat digabung
dengan bagian pembahasan. Untuk penelitian kualitatif, bagian hasil memuat
bagian-bagian rinci dalam bentuk subtopik-subtopik yang berkaitan langsung
dengan fokus penelitian.
5. Pembahasan
Bagian ini adalah bagian terpenting dari keseluruhan isi artikel ilmiah.
Tujuan pembahasan adalah (a) menjawab masalah penelitian atau menunjukkan
bagaimana tujuan penelitian itu dicapai, (b) menafsirkan temuan-temuan, (c)
mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah
mapan, dan (d) menyusun teori baru atau memodifikasi teori yang ada.
87
Dalam menjawab masalah penelitian atau tujuan penelitian, harus
disimpulkan hasil-hasil penelitian secara eksplisit. Misalnya, dinyatakan bahwa
penelitian bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan kognitif anak sampai umur
lima tahun, maka dalam bagian pembahasan haruslah diuraikan pertumbuhan
kognitif anak itu sesuai dengan hasil penelitian. Penafsiran terhadap temuan
dilakukan dengan menggunakan logika dan teori-teori yang ada. Misalnya,
ditemukan bahwa terdapat koreiasi antara kematangan berpikir dengan lingkungan
anak. Hal ini dapat ditafsirkan bahwa lingkungan dapat memberikan masukan
untuk mematangkan proses kognitif anak. Lingkungan adalah segala sesuatu yang
terdapat di sekitar anak, termasuk sekolah sebagai tempat belajar.
Temuan diintegrasikan ke dalam kumpulan pengetahuan yang sudah ada
dengan jangan membandingkan temuan itu dengan temuan penelitian sebelumnya,
atau dengan teori yang ada, atau dengan kenyataan di lapangan. Perbandingan
harus disertai rujukan. Jika penelitian ini menelaah teori (penelitian dasar), teori
yang lama dapat dikonfirmasi atau ditolak, sebagian atau seturuhnya. Penolakan
sebagian dari teori haruslah disertai dengan modifikasi teori, dan penolakan
terhadap seluruh teori haruslah disertai dengan rumusan teori baru. Untuk
penelitian kualitatif, bagian ini dapat pula memuat ide-ide peneliti, keterkaitan
antara kategori-kategori dan dimensi-dimensi serta posisi temuan atau penelitian
terhadap temuan dan teori sebelumnya.
6. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan menyajikan ringkasan dari uraian yang disajikan pada bagian
hasil dan pembahasan. Berdasarkan uraian pada kedua bagian itu, dikembangkan
pokok-pokok pikiran yang merupakan esensi dari uraian tersebut. Kesimpulan
disajikan dalam bentuk essei, bukan dalam bentuk numerikal.
Saran disusun berdasarkan kesimpuian yang telah ditarik. Saran-saran bisa
mengacu kepada tindakan praktis, atau pengembangan teoretis, dan penelitian
lanjutan. Bagian saran dapat berdiri sendiri. bagian kesimpulan dan saran dapat
pula disebut bagian penutup.
7. Daftar Rujukan
Daftar rujukan harus lengkap dan sesuai dengan rujukan yang disajikan
dalam batang tubuh artikel ilmiah. Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar
88
rujukan harus sudah disebutkan dalam batang tubuh artikel. Demikian pula, semua
rujukan yang disebutkan datam batang tubuh harus disajikan dalam daftar
rujukan. Tata cara penulisan daftar rujukan dapat dilihat pada Bagian IV, Teknik
Penulisan.
89
Dalam artikel nonpenelitian, abstrak berisi ringkasan dari isi artikel yang
dituangkan secara padat, bukan komentar atau pengantar dari penyunting atau
redaksi. Abstrak hendaknya ditulis delam bahasa inggris yang baik susunannya.
Terjemahan judul artikel berbahasa Indonesia dirnuat pada baris pertama abstrak
berbahasa Inggris. Panjang abstrak 50-75 kata dan ditulis dalam satu paragraf.
Abstrak diketik dengan spasi tunggal dengan menggunakan format yang lebih
sempit dari teks utama (margin kanan dan kiri menjorok masuk 1,2 cm), Kata
kunci adalah kata pokok yang menggambarkan daerah masalah yang dibahas
dalam artikel atau istilah-istilah yang merupakan dasar pemikiran gagasan dälam
karangan asli, berupa kata tunggal atau gabungan kata. Jumlah kata kunci sekitar
3-5 buah. Kata kunci diperlukan untuk komputerisasi sistem informasi ilmiah.
Dengan kata kunci dapat ditemukan judul-judul tulisan besetta abstraknya dengan
mudah.
f. Pendahuluan
Berbeda dengan isi pendahuluan di dalam artikel laporan hasil penelitian,
bagian pendahuluan datåm artikel nonpenelitian berisi uraian yang mengantarkan
pembaca kepada topikutama yang akan dibahas. Oleh karena itu, isi bagian
pendahuluan menguraikan hal-hal yang mampu menarik pembaca sehingga
mereka mampu untuk mendalami bagian selanjutnya. Selain itu, bagian
pendahuluan hendaknya diakhiri dengan rumusan singkat (1-2 kalimat) tentang
hal-hal pokok yang akan dibahas. Bagian pendahuluan tidak diberi judul.
2. Bagian Inti
Judul, judul bagian, dan isi bagian inti suatu artikel nonpenelitian sangat
bervariasi, tergantung pada topik yang dibahas. Hal yang perlu mendapat
perhatian pada bagian inti adalah pengorganisasian isinya. Uraian yang lebih rinci
mengenai cara pengorganisasian isi dibahas pada paparan berikutnya.
3. Penutup
Istilah penutup digunakan sebagai judul bagian akhir dari suatu artikel
nonpenelitian, jika isinya hanya berupa catatan akhir atau yang sejenisnya. Jika
uraian pada bagian akhir berisi kesimpulan hasil pembahasan pada bagian
sebelumnya, perlu dimasukkan judul bagian kesimpulan. Kebanyakan artikel
nonpenelitian membutuhkan kesimpulan.
90
4. Isi Jurnal
Ada beberapa artikel nonpenelitian yang dilengkapi dengan saran.
Sebaiknya saran ditempatkan dalam judul bagian tersendiri.
5. Daftar Rujukan
Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah
disebutkan dalam batang tubuh artikel. Daftar rujukan harus lengkap, mencakup
semua bahan pustaka yang telah disebutkan dalam batang tubuh artikel. Tatacara
penulisan daftar rujukan dibahas pada Bagian IV, Teknik Penulisan.
Pengorganisasian isi
Pengorganisasian isi mengacu kepada cara penataan urutan isi yang akan
dipaparkan dalam art:ket. Isi yang dimaksud dapat berupa fakta konsep, prosedur,
atau prinsip. Tipe isi yang berbeda memerlukan penataan urutan yang berbeda,
tergantung pada struktur isinya. Berikut ini adatah langkah yang pedu dilewati
untuk menghasilkan pengorganisasian isi artikel yang baik: (1) mengidentiflkasi
tipe isi yang akan dideskripsikan dalam artikel, (2) menetapkan struktur isi, (3)
Menata isi ke dalam strukturnya, (4) menata urutan isi, dan (5) mendeskripsikan
isi mengikuti urutan yang telah ditetapkan.
Mengidentifikasi tipe isi yang akan dideskripsikan dalam artikel
merupakan langkah paling awal yang perlu dilewati. Isi yang dimaksud perlu
dikaji secara cermat apakah berupa konsep, prosedur, atau prinsip. Tipe isi
dikatakan konsep apabila menekankan uraian tentang "apanya", tipe isi prosedur
menekankan "bagaimana', dan tipe isi dikatakan prinsip apabila menekankan
"mengapa". Menetapkan struktur isi merupakan langkah tanjutan setelah
penetapan tipe isi. Struktur isi mengacu kepada kaitan antarisi. Penataan isi artikel
perlu memperhatikan struktur isinya. Dari struktur isi akan dapat diketahui isi
mana yang selayaknya diuraikan lebih dulu dan isi mana yang diuraikan
kemudian, serta seberapa datam setiap isi perlu diuraikan. Tipe isi yang berbeda
rnenuntut struktur isi yang berbeda. Apabila isi yang akan diuraikan dalam artikel
berupa konsep-konsep, maka isi ini sebaiknya ditata ke dalam struktur konseptual.
Apabila isi yang akan diuraikan berupa prosedur, maka penataannya menuntut
penggunaan struktur prosedural. Apabila isi yang yang akan diuraikan berupa
prinsip, tatalah prinsip-prinsip ini ke dalam struktur teoretis.
91
Langkah ketiga adalah menata isi ke dalam strukturnya. Apabila hasil
langkah kedua di atas ternyata mengarah ke pembuatan struktur konseptual, maka
langkah berikutnya adalah memilih semua konsep penting yang akan diuraikan
dan menatänya menjadi suatu struktur yang bermakna, yang secara jelas
menunjukkan keterkaitan antarkonsep itu.
Langkah keempat adalah menata urutan isi. Penataan ini dilakukan
berpijak pada struktur yang teiah dibuat pada langkah ketiga. Pada langkah ini,
semua konsep, atau prosedur, atau prinsip yang telah dimasukkan dalarn
struktumya ditate urutan pemaparannya. Beberapa ketentuan penataan urutan yang
perju diperhatikan adalah sebagai berikut.
Pertama, paparkan struktur isi, sedapat mungkin, pada bagian paling awal
dari artikel. Struktur isi yang memuat bagian-bagian penting artikel dan kaitan-
kaitan antar bagian itu perlu dipaparkan pada bagian awal untuk dijadikan
kerangka acuan paparan isi yang lebih rinci.
Kedua, paparkan bagian isi terpenting di bagian pertama. Pada tahap
pemaparan isi yang diambil dari suatu struktur, upayakan memaparkan isi yang
paling penting pertama kali. Penting tidaknya bagian isi ditentukan oleh
sumbernya untuk memahami keseluruhan isi artikel. Misalnya, jika konsep-
konsep yang akan dipaparkan memiliki hubungan prasyarat belajar, maka konsep-
konsep yang mempersyarati sebaiknya dipaparkan terlebih dutu.
Ketiga, sajikan isi secarä bertahap dari umum ke rinci. Isi yang lebih
umum sebaiknya disajikan mendahului isi yang lebih rinci. Selain itu, setiap
paparan suatu bagian isi sebaiknya selalu ditunjukkan kaitannya dengan bagian isi
yang lain.
Setelah langkah pertama sampai keempat dilewati, penulis artikel tinggal
membuat paparan isi sesuai dengan urutan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam memaparkan isi upayakan menggunakan tahapan tingkat umum ke rinci
secara bertahap. Dengan cara ini, tingkat sajian yang lebih umum akan menjadi
pijakan bagian sajian isi yang lebih rinci.
92
BAB 10
FORMAT MAKALAH
A. Ciri Pokok
Salah satu tujuan pokok penulisan makalah adalah untuk meyakinkan
pembaca bahwa topik yang ditulis dengan dilengkapi penalaran logis dan
pengorganisasian yang sistematismemang perlu diketahui dan diperhatikan.
Makalah yang merupakan salah satu jenis karangan ilmiah memiliki ciri atau
karakter seperti berikut. Secara umum, ciri-ciri makalah terletak pada sifat
keilmiahannya. Artinya, sebagai karangan ilmiah, makalah memiliki sifat objektif,
tidak memihak, berdasarkan fakta, sistematis, dan logis. Berdasarkan kriteria ini,
baik tidaknya suatu makalah dapat diamati dari signifikansi masalah atau topik
yang dibahas, kejelasan tujuan pembahasan, kelogisan pembahasen, dan kejelasan
pengorganisasian pembahasannya.
Berdasarkan sifat dan jenis penalaran yang digunakan, makalah dapat
dibedakan menjadi tiga macam: makalah deduktif, makalah induktif, dan makalah
carapuran. Makalah deduktif merupakan makalah yang penulisannya didasarkan
93
pada kajian teoretis (pustaka)yang relevan dengan masälah yang dibahas. Makalah
induktif merupakan makalah yang disusun berdasarkan data empiris yang
diperoleh dari lapahgan yang relevan dengan masalah yang dibahas. Makalah
campuran merupakan makalah yang penulisannya didasarkan pada kajian teoretis
yang digabungkan dengan data empiris yang relevan dengan masalah yang
dibahas. Dalam pelaksanaannya, jenis makalah pertama (makalah deduktif)
merupakan jenis makalah yang paling banyak digunakan.
94
b. Daftar Isi
Daftar isi berfungsi memberikan panduan dalam gambaran tentang garis
besar isi makalah. Melalui daftar isi pembaca akan dapat dengan mudah
menemukan bagian-bagian yang membangun makalah. Seiain itu, melalui daftar
isi akan dapat diketahui sistematika penulisan makalah yang digunakan. Daitar isi
dipandahg perlu jika panjang makalah lebih dari 15 halaman. Penulisan daftar isi
dilakukan dengan ketentuan: bagian makalah yang diberi judul ditulis dengan
menggunakan huruf kecil (kecuali awal kata selain kata tugas ditulis dengan huruf
besar), penulisan judul bagian dan judul subbagian yang dilengkapi dengan nomor
halaman tempat pemuatannya dalam makalah. Penulisan daftar isi dilakukan
dengan menggunakan spasi tunggal dengan jarak antar bab 2 spasi. Contoh daftar
isi dapat diperiksa pada Lampiran 8.
c. Daftar Tabel dan Gambar
Penulisan daftar tabel dan gambar juga dimaksudkan untuk memudahkan
pembaca menemukan tabel atau gambar yang terdapat dalam makalah. Penulisan
daftar tabel dan gambar dilakukan cara seperti berikut. Identitas tabel dan gambar
(yang berupa nomor dan nama) dituliskan secara lengkap. Jika jumlah tabel dan
gambar lebih dari satu, sebaiknya penulisan; dengan secara terpisah; tetapi jika
dalam makalah terdapat daftar tabel atau gambar disatukan daftar gambar.
95
Bagian pendahuluan berisi penjelasan tentang latar belakang penulisan
makalah, masalah atau topik bahasan beserta batasannya, dan tujuan penulisan
makalah. Penulisan bagian pendahuluan dapat dilakukan dengan dua cara berikut.
(1) Setiap unsur dari bagian pendahuluan ditonjolkan dan disajikan sebagai
subbagian. Jika penulisan makalah dilakukan dengan menggunakan angka,
maka dapat dijumpai judul subbagian seperti berikut.
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Masalah atau Topik Bahasan
1.3 Tujuan
(2) Semua unsur yang terdapat dalam bagian pendahuluan tidak dituliskan sebagai
subbagian, sehingga tidak dijumpai adanya sub-subbagian dalam bagian
pendahuluan. Untuk menandai pergantian unsur (misalnya, untuk membedakan
antara paparan yang berisi latar belakang dengan masalah) cukup dilakukan
dengan pergantian paragraf.
Latar Belakang
Butir-butir yang seharusnya ada dalam latar belakang penulisan makalah
adalah hal-hal yang melandasi perlunya ditulis makalah. Hal-hal yang dimaksud
dapat berupa paparan teoretis ataupun paparan yang bersifat praktis, tetapi bukan
alasan yang bersifat pribadi. Yang pokok, bagian ini harus dapat mengantarkan
pembaca pada masalah atau topik yang dibahas dalam makalah dan menunjukkan
bahwa masalah atau topik tersebut memang perlu dibahas.
Penulisan bagian latar belakang dapat dilakukan dengan berbagai cara, di
antaranya:
(1) dimulai dengan sesuatu yang diketahui bersama (pengetahuan umum) atau
teori yang relevan dengan masalah atau topik yang akan ditulis, selanjutnya
diikuti dengan paparan yang menunjukkan bahwa tidak selamanya hal
tersebut dapat terjadi;
96
(2) dimulai dengan suatu pertanyaan retoris yang diperkirakan dapat
mengantarkan pembaca pada masalah atau topik yang akan dibahas dalam
makalah;
(3) dimulai dengan suatu kutipan dari orang terkenal, ungkapan atau slogan,
selanjutnya dihubungkan atau ditunjukkan relevansinya dengan masalah atau
topik yang akan dibahas dalam makalah.
Masalah atau Topik Pembahasan
Setelah bagian latar belakang dipaparkan, selanjutnya diutarakan masalah
atau topik bahasan beserta batasannya. Masalah atau topik bahasan yang
dimaksud adalah apa yang akan dibahas dalam makalah. Masalah atau topik
bahasan tidak terbatas pada persoalan yang memerlukan pemecahan, tetapi juga
mencakup persoalan yang memerlukan penjelasan lebih lanjut, persoalan yang
memerlukan, pendeskripsian lebih Ianjut, dan persoalan yang memerlukan
penegasan lebih lanjut. Masalah dalem penulisan makalah seringkali
disinonimkan dengan topik (meskipun kedua istilah ini tidak selalu memiliki
pengertian yang sama).
Masalah atau topik bahasan sebenarnya merupakan hal yang pertama kali
harus ditetapkan dalam penulisan makalah. Artinya, kegiatan penulisan makalah
diawali dengan penentuan masalah atau topik makalah, yang selanjutnya diikuti
dengan penyusunan garis besar isi makalah (kerangka makalah), pengumpulan
bahan penulisan makalah, dan penulisan draft makalah serta revisi draft makalah.
Topik dapat ditentukan oleh orang lain atau ditentukan sendiri. Lazimnya,
topik makalah yang telah ditentukan bersifat sangat umum, sehingga perlu
dilakukan spesifikasi atau pembatasan topik. Pembatasan topik makalah seringkali
didasarkan pada pertimbangan kemenarikan dan signifikansinya, serta
pertimbangan kemarnpuan dan kesempatan. Jika topik makalah ditentukan sendiri
oleh penulis makalah, terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan.
(1) Topik yang dipilih haruslah ada manfaatnya, baik dari segi praktis ataupun dari
segi teoritis, dan layak untuk dibahas.
(2) Topik yang dipilih hendaknya menarik dan sesuai dengan minat penulis.
Dipilihnya topik yang menarik akan sangat membantu dalam proses penulisan
97
makalah. Jika seseorang menulis makalah dengan topik yang tidak menarik,
maka usaha yang dilakukan biasanya ala kadarnya dan kurang serius.
(3) Topik yang dipilih haruslah dikuasai, dalam arti tidak terlalu asing atau terlalu
baru bagi penulis.
4) Bahan yang diperlukan sehubungan dengan topik tersebut memungkinkan
untuk diperoleh.
Setelah topik dipilih, selanjutnya perlu dilakukan spesifikasi topik
(pembatasan topik) agar tidak terlalu luas. Jika topik yang diangkat terlalu luas,
maka pembahasan topik tidak dapat dilakukan secara mendalam dan tuntas.
Pembatasan topik makalah dapat dilakukan dengan cara seperti berikut.
1) Letakkan topik pada posisi sentral dan ajukan pertanyaan apakah topik
masih dapat dirinci.
2) Daftarlah rincian-rincian topik itu dan pilihlah salah satu rincian topik
tersebut untuk diangkat ke dalam makalah.
3) Ajukan pertanyaan apakah topik yang dipilih itu dapat dirinci lagi.
Topik sering disamakan dengan judul. Pada dasarnya, topik tidak sama
dengan judul. Topikmerupakan masalah pokok yang dibicarakan itu dibahas
dalam makalah; sedangkan judul merupakan label atau nama dari makalah yang
ditulis.
Dalam membuat judul makalah, beberapa hal berikut perlu
dipertimbangkan.
1) Judul harus mencerminkan isi makalah atau mencerminkan topik yang diangkat
dalam makalah.
2) Judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frasa atau klausa, bukan dalam
bentuk kalimat. Itulah sebabnya judul makalah tidak diakhiri dengan tanda
titik.
(3) Judul makalah hendaknya singkat dan jelas. Sebaiknya, judul makalah berkisar
antara 5 sampai 15 kata.
(4) Judul hendaknya menarik perhatian pembaca untuk mengetahui isinya. Namun
judul makalah harus tetap mencerminkan isi makalah.
Tujuan Penulisan Makalah
98
Perumusan tujuan penulisan makalah dimaksudkan bukan untuk
memenuhi tugas yang diberikan oleh seseorang dan yang sejenis dengan itu, tetapi
lebih mengarah pada apa yang ingin dicapai dengan penulisan makalah tersebut.
Perumusan tujuan penulisan makalah memiliki fungsi ganda: bagi penulis
makalah dan bagi pembaca makalah. Bagi penulis makalah, rumusan tujuan
penulisan makalah dapat mengarahkan kegiatan yang harus dilakukan selanjutnya
dalam menulis makalah, khususnya dalam pengumpulan bahan penulisan. Bagi
pembaca makalah, perumusan tujuan penulisan makalah memberikan informasi
tentang apa yang disampaikan dalam makalah tersebut. Oleh karena itu, rumusan
tujuan yang disusun haruslah dapat memberikan gambaran tentang cara
menguraikan atau membahas topik yang telah ditentukan. Dengan demikian
rumusan tujuan dapat berfungsi sebagai pembatasan ruang lingkup makalah
tersebut. Rumusan tujuan ini dapat berupa kalimat kompleks atau dijabarkan
dalam bentuk rinci. Contoh: Makalah ini dimaksudkan untuk membahas sejumlah
kekeliruan yang seringkali dibuat oleh mahasiswa dalam melakukan observasi
pada kegiatan PPL.
Teks Utama
Bagian teks utama makalah berisi pembahasan topik-topik makalah. Isi
bagian teks utama sangat bervariasi, tergantung topik yang dibahas dalam
makalah. Jika dalam makalah dibahas tiga topik, misalnya, maka ada tiga
pembahasan dalam bagian teks utama.
Penulisan bagian teks utama dapat dikatakan sebagai inti kegiatan
penulisan makalah. Kemampuan seseorang dalam menulis bagian teks utama
makalah merupakan cerminan tinggi-rendahnya kualitas makalah yang disusun.
Penulisan bagian teks utama yang baik adalah yang dapat membahas topik secara
mendalam dan tuntas, dengan menggunakan gaya penulisan ringkas, lancar, dan
langsung pada persoalan,serta menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Pengertian mendalam dan tuntas ini tidak selalu berarti panjang dan bertele-tele.
Dalam penulisan teks utama, hindarilah penggunaan kata-kata tanpa makna
dengan cara penyampaian yang melingkar-lingkar. Hindarilah penggunaan kata-
kata seperti: dan sebagainya, dan lain-lain (yang lain itu apa), yang sebesar-
besarnya (seberapa besarnya).
99
Penulisan bagian teks utama makalah sangat bervariasi, tergantung pada
jenis topik yang dibahas. Kegiatan pokok penulisan bagian teks utama adalah
membahas topik beserta subtopiknya sesuai dengan tujuan penulisan makalah.
Pembahasan topik beserta subtopiknya dapat dilakukan dengan menata dan
merangkai bahan yang telah dikumpulkan. Beberapa teknik perangkaian bahan
untuk membahas topik beserta subtopiknya dapat dikemukakan seperti berikut.
(1 ) Mulailah dari ide/hal yang bersifat sederhana/khusus menuju hal yang bersifat
kompleks/ umum, atau sebaliknya.
(2) Gunakan teknik metafor, kiasan, perumpamaan, penganalogian, dan
perbandingan.
(3) Gunakan teknik diagram dan klasifikasi.
(4) Gunakan teknik pemberian contoh.
Penulisan bagian teks utama makalah dapat dilakukan setelah bahan
penulisan makalah berhasil dikumpulkan. Bahan penulisan dapat berupa bahan
yang bersifat teoritis (yang diperoleh dari buku teks, laporan penelitian, jurnal,
majalah, dan barang cetak lainnya) atau dapat juga dipadukan dengan bahan yang
bersifat,faktual-empiris (yang terdapat dalam kehidupan nyata).
Penutup
Bagian penutup berisi kesimpulan atau rangkuman pembahasan dan saran-
saran (jika memang dipandang perlu). Bagian penutup menandakan berakhirnya
penulisan makalah. Penulisan bagian penutup makalah dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik berikut.
(1 ) Penegasan kembali atau ringkasan dari pembahasan yang telah dilakukan,
tanpa diikuti dengan kesimpulan. Hal ini dilakukan karena masih belum cukup
bahan untuk memberikan kesimpulan terhadap masalah yang dibahas, atau
dimaksudkan agar pembaca menarik kesimpulan sendiri.
(2) Menarik kesimpulan dari apa yang telah dibahas pada teks utama makalah.
Selain itu, pada bagian penutup juga dapat disertakan saran atau
rekomendasi sehubungan dengan masalah yang telah dibahas, Saran harus relevan
dengan apa yang telah dibahas. Selain itu, saran yang dibuat harus eksplisit,
kepada siapa saran ditujukan, dan tindakan atau hal apa yang disarankan.
Isi Bagian Akhir
100
Bagian akhir makalah berisi daftar rujukan dan lampiran-lampiran (jika
ada).
Daftar Rujukan
Penjelasan tentang penulisan daftar rujukan dapat diperiksa pada Bagian
IV (Teknik Penulisan) dalam pedoman ini.
Lampiran
Bagian lampiran, berisi hal-halyang bersifat pelengkap yang dimanfaatkan
dalam proses penulisan makalah. Hal-hal yang dimaksud dapat berupa data (baik
yang berupa angka-angka ataupun yang berupa deskripsi verbal) dan yang
dipandang sangat penting tetapi tidak dimasukkan dalam batang tubuh makalah.
Bagian lampiran hendaknya juga diberi nomor halaman.
BAB 11
ISI DAN FORMAT LAPORAN PENELITIAN
101
bagian laporan itu diurutkan dan disusun. Biasanya format laporan penelitian
ditentukan oleh lembaga pemberi dana. Peneliti harus menggunakan format
penulisan laporan sesuai dengan permintaan lembaga pemberidana atau sesuai
dengan jenis penelitian yang disetujui untuk didanai. Pedoman penulisan laporap
ini berlaku untuk penyusunan laporan penelitian yang dananya dikelola langsung
oleh IKIP PGRI Jember.
Laporan penetitian dapat disajikan dengan format bebas atau format tetap.
Laporan yang ditulis dengan format bebas tidak dibatasi jumlah babnya serta isi
masing-masing babnya. Laporan penelitian dengan format tetap harus mengikuti
aturan tertentu mengenai jumlah bab dan isi tiap-tiap bab. Dalam pedoman ini
dikemukakan dua cara penulisan laporan, yaitu berdasarkan hasil penelitian
kuantitatif dan hasil penelitian kualitatif.
102
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah (hasil kajian pustaka dipadukan dalam bagjan ini,
tidak dicantumkan secara terpisah dalam bab tersendiri)
B. Rumusan Masatah
C. Tujuan Penelitian
D. Hipotesis penelitian (jika ada)
E. Kegunaan Penelitian
F. Asumsi
G. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
H. Definisi Istilah atau Definisi Operasional
BAB II METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
B. Populasi dan Sampel
C. Instrumen Penelitian
D. Pengumpulan Data
E. Analisis Data
BAB III HASIL PENELITIAN
A. …………………..
B. …………………..
C. …………………..
BAB IV PEMBAHASAN (hasil kajian pustaka, berupa temuan-temuan
penelitian sebelumnya yang dibandingkan dengan temuan peneliti, dipadukan
dalam bagian ini, tidak dicantumkan secara terpisah dalam bab tersendiri)
A. …………………..
B. …………………..
C. …………………..
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Bagian Akhir
103
Pada bagian akhir ini termuat:
Daftar Rujukan
Lampiran-larnpiran
104
Pada dasarnya unsur-unsur bagian inti laporan, penelitian juga sama
dengan isi bagian inti skripsi dan tesis.
3. Isi Bagian Akhir
Bagian akhir laporan penelitian borisi daftar rujukan dan lampiran-
lampiran.
105
F. Analisis Data
G. Pengecekan Keabsahan Temuan
H. Tahap-tahap Penelitian
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
BAB IV PEMBAHASAN
BABV PENUTUP
Alternatif 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian atau Later Belakang
B. Fokus Penelitian atau Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Metode Penelitian
E. Landasan Teori
BAB II (Bab ini dan bab-bab selanjutnya memuat hasil-hasil penetitian yang
diperolehnya. Juduldan isi masing-masing hab disesuaikan dengan topik dan
hasil penelitiannya, termasuk pembahasannya).
Bagian inti laporan penelitian kualitatif diakhiri dengan bab penutup yang berisi
kesimpulan dan saran.
Secara garis besar, penulisan laporan penelitian kualitatif dilakukan
melalui dua tahap yaitu tahap perencanaan (prapenulisan) dan tahap penulisan.
Ada tiga hal pokok yang diperhatikan dalam tahap penulisan
1) Menyusun atau menata data ke dalam susunan 'baik" yang dapat memudahkan
penyusun laporan sewaktu memerlukannya. Penataan data dapat dilakukan
sewaktu pemrosesan data berlangsung. Penataan dapat dilakukan dengan model
klasifikasi atau dalam bentuk indeks.
2) Membuat kerangka laporan. Pernbuatan kerangka laporan perlu dilakukan
sedini mungkin. Laporan yang dirancang dengan menggunakaan format tetap
memerlukan penataan data yang tidak sama dengan laporan yang disusun
dengan menggunakan format bebas.
3) Melakukan uji silang (chek) antara indek data dengan kerangka laporan yang
disusun. Dalam uji slang ini ada kemungkin;an kerangka laporan yang telah
disusun akan mengalami perubahan-perubahan. Kegiatan uji silang akan sangat
membantu kelancaran penulisan laporan penelitian.
106
Untuk dapat menghasilkan laporan penelitian yang baik, perlu
diperhatikan hal-hal berikut.
1) Penulis laporan penolitian kualitatif hendaknya berpegang pada prinsip emik,
yakni lebih mengutamakan sudut pandang subjek dalam memahami realita.
2) Penulisan hendaknya tidak bersifat penafsiran atau evaluatif, kecuali pada
bagian yangmempersoalkan hal tersebut. Penulis laporan harus dapat secara
tepat membedakan bagian mana yang merupakan penyajian data bagianmana
yang merupakan penafsiran peneliti terhadap data.
3) Jangan terlalu banyak menyajikan data. Pada tahap awai penulisan biasanya
data penelitian yang dimasukkan sangat banyak, sehingga laporan penelitian
menjadi sangat tebal. Pada tahap-tahap selanjutnya, penults laporan akan
mengeluarkan data yang tidak penting,sehingga akhiinya hanya data yang
diperlukan saja yang dimasukkan dalam laporan penelitian.
4) Penulis laporan hendaknya menyusun jadwal penyusunan laporan penelitian
secara rinci dan melaksanakan jadwal yang telah disusun secara ketat.
BAB 12
SISTEMATIKA PENULISAN
107
Sistematika penulisan yang dibahas dalam bagian ini khusus untuk
penulisan skripsi, tesis, dan laporan penelitian; sedangkan sistematika penulisan
artikel dan makalah mengikuti pedoman yang berbeda. Makalah panjang yang
panjangnya lebih dari 20 halaman dapat mengikuti sistematika laporan penelitian.
Perbedaan pokok antara kedua jenis karya ilmiah ini terletak pada susunan bagian-
bagiannya. Teks skripsi, tesis dan laporan penelitian terdiri atas bab dan sub bab.
Bab dan sub bab tersebut diberi judul dengan format, sesuai dengan peringkatnya.
Teks artikel dan makalah pendek terdiri atas bagian dan sub bagian (tidak ada
babnya), dan masing-masing bagian dah subbagian diberi judul denganformat
sesuai dengan peringkatnya. Bagian pendahuluan dari artikel atau makalah boleh
diberi atau tidak diberi judul.
Alternatif Pertama
Peringkat judul bab dan subbab dinyatakan dengan jenis huruf yang
berbeda, cetakmiring, dan letaknya pada halaman, dan bukan dengan angka,
sebagai berikut.
(1) Peringkat 1 ditulis dengan huruf besar semua, bold, dan diletakkan di tengah,
(judul bab).
(2) Peringkat 2 ditulis dengan huruf besar semuaj bold, dan diletakkan di tapi kiri.
(3) Peringkat 3 ditulis dengan huruf besar kecil, bold, dan diletakkan di tepi kiri.
(4) Peringkat 4 ditulis dengan huruf besar kecil dengan cetak miring, bold, dan
diletakkan di tepi kiri.
(5) Peringkat 5 ditulis dengan huruf kecil (kecuali huruf awal kata pertama), 1,2
cm dari tepikiri, bold, dan diakhiri dengan titik.
(6) Butir uraian atau contoh dibedakan atas butir hierarkis (seperti urutän kegiatan
dan jadwal) dan butir nonhierarkis (seperti contoh-coÅtoh yang memiliki
kedudukan setara). Butir hierarkis dinyatakan dengan angka dan huruf dalam
kurung sepetti (1) dan (a).
108
Contoh:
BAB III
METODE PENELITIAN
Yang tennasuk peringkat 1 adalah tulisan bab besertajudul babnya, ditulis dengan
hurufbesar semua, bold, dan ditempatkan di tengah. Paragrafnya dimulai 1,2 cm
dari tepi kiri dankemudian baris selanjutnya dicetak mulai dari garis tepi
INSTRUMEN PENELITIAN
Yang termasuk peringkat 2 adalah judul subbab yang peringkatnya berada
satu tingkat dibawah bab, ditulis dengan hurufbesar semua, bold, dan ditempatkan
di tepi kiri. Paragrafnya dimulai 1,2 cm dari tepi kiri dan kemudian baris
selanjutnya dicetak mulai dari garis tepi.
Alasan Pemilihan Tes
Judul subbab ini berperingkat 3, ditulis dengan huruf besar dan kecil, bold,
dan ditempatkan di tepi kiri. Paragrafnya dimulai 1,2 cm dari tepi kiri dan
kemudian baris selanjutnya dicetak mulai dari garis tepi.
Isi Tes
Judul sub bab ini berperingkat 4, ditulis dengan huruf besar dan kecil,
bold, rata dengan garis tepi, dan dicetak miring. Paragrafnya dimulai I ,2 cm dari
tepi kiri dan kemudian baris selanjutnya dicetak mulai dari garis tepi.
Tingkat kesulitas butir tes.
Judul sub bab ini berperingkat 5, ditulis dengan huruf kecil (kecuali thuruf
awal pada katapertama), 1,2 cm dari tepi kiri, bold, dan diakhiri dengan titik.
Paragrafnya dimulai 1,2 cm dari tepi kiri dan kemudian bazis selanjutnya dicetak
mulai dari garis tepi.
Berikut ini adalah contoh butir hierarkis. Langkah penyusunan, butir tes:
(1) menyusun kisi-kisi tes
(a) menyusun butir-butir soal sesuai dengan kisi-kisi
(b) menyusun korisep Futir soal
109
(2) menyempurnakannya konsep butir soal
(3) melakukan uji-coba test
(4) dst.
Berikut ini contoh butir nonhierarkis.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan butir tes.
kesesuaian isi dengan kisi-kisi tes
cakupan isi
sebaran isi
dsb.
tingkat kesulitan
bahasa yang dipakai
dsb.
Ringkasan penulisan judul bab dan sub bab altematif pertama:
BAB III
METODE PENELITIAN
……………………………………………………………………………
……
INSTRUMEN PENELITIAN
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
…………
Alasan Pemilihan Tes
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
…………
Isi Tes
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
…………
Tingkat kesulitan butir tes.
……………………………………………………………………………
110
……
Alternatif Kedua
Penulisan judul bab yang berperingkat 1 dilakukan dengan cara yang sama
dengan Altematif Pertama, yaitu ditulis dengan huruf besar semua, bold, dan
ditempatkan di tengah. Peringkat-peringkat selanjutnya dlnyatakan dengan
angka-angka sebagai berikut.
(1 ) Peringkat 2 ditandai dengan angka dua digit yang dipisahkan oleh titik, tetapi
tidak diakhiri dengan titik, dan dimulai dari tepi kiri. Judul sub bab ditulis
dengan huruf betar kecil dan bold.
(2) Peringkat 3 ditandai dengan angka 3 digit yang dipisahkan dengan titik, tetapi
tidak diakhiri dengan titik, dan dimulai dari tepi kiri. Judul sub bab ini ditulis
dengan huruf besar kecil dan bold.
(3) Peringkat 4 ditandai dengan angka 4 digit yang dipisahkan dengan titik, tetapi
tidak diakhiri dengan titik, dan dimulai dari tepi kiri. Judul sub bab ini ditulis
dengan huruf besar kecil dan bold.
(4) Peringkat 5 ditandai dengan angka 5 digit yang dipisahkan dengan titik, tetapi
tidak diakhiri dengan titik, dan dirnulai dari tepi kiri Judul sub bab ini ditulis
dengan huruf besar kecil dan bold.
(5) Butir uraian atau contoh dibedakan atas butir hierarkis (seperti urutan kegiatan
dan jadwal) dan butir nonhierarkis (seperti. contoh-contoh yang memiliki
kedudukan setara). Butir hierarkis dinyatakan dengan angka dan huruf dalam
kurung seperti (1) dan (a); sedangkan butir nonhierarkis dinyatakan dengan
bulit seperti dan E. Contoh penggunaannya lihat penjelasan pada Alternatif
Pertama.
Baris pertama pada setiap paragraf baru dimuiai 1 ,2 cm dari tepi kiri.
Baris selanjutnya dimulai dari tepi kiri (lurus dengan digit pertama).
Contoh:
BAB III
METODE PENELITIAN
111
Judul bab ini berperingkat I dan ditulis sama dengan yang berlaku pada
AltematifPertama.
3.3 Instrumen Penelitian
Judul sub bab ini berperingkat 2 yang urutan danditandai dengan angka dua digit
yang dipisahkan oleh tanda titik tetapi tanpa diakhiri degan titik, dicetak mulai
dari garis tepi, dilulis dengan huntfbesar kecil, dan dicetak bold. Paragrafnya
dimulai cm dari tepi kiri dan
kemudian baris selanjutnya dicetak mulai dari garis tepi.
3.3.1 Alasan Pemilihan Tes
Judul sub bab ini berperingkat 3 yang urutannya ditandai dengan .angka
tiga digit yangdipisahkan oleh tanda titik ietapi tanpt, diakhiri dengan titik,
dicetak mulai dari garis tepi,ditulis dengan hurafbesar kecil, dan dicetak bold.
Paragrafnya dimulai 1,2 cm dari tepi kiri dan kemudian baris selanjntnya dicetak
mulai dari galis ini.
3.3.1.1 Isi Tes
Judul sub bab ini berperingkat 4 yang urutannya ditandai dengan angka
empat digit yangdipisahkan oleh tanda titik tetapi tanpa diakhiri dengan titik,
dicetak mulai dari garis tepi,ditulis dengan huruf besar kecil, dan dicetak bold.
Paragrafnya 1,2 cm dari tepi kiri dan kemudian baris selanjutnya dicetak mulai
dari garis tepi.
3.3.1.1.1 Tingkat Kesulitan Butir Tes
Judul sub bab ini berperingkat.5 yang urutannya ditandai dengan angka
lima digit yang dipisahkan oleh tanda titik tetapi tanpa diakhiri dengan titik,
dicetak muiai dari garis tepi,ditulis dengan hurufbesar kecil, dan dicetak bold.
Paragrafnya dimulai 1,2 cm dari tepi kiri dan kemudian baris selanjutnya dicetak
mulai dari garis tcpi. Contoh penyajian butir hierarkis dan nonhierarkis dapat
dilihat pada Alternatif Pertama.
Ringkasan penulisan judul sub bab attematif kedua:
BAB III
METODE PENELITIAN
112
3.3 Instrumen Penelitian
33.1 Alasan Pemili.hao Tes
331.1 Isi Tes
33.1.1.1 Tingkat Kesulitan Butir Tes
Alternatif Ketiga
Penulisan judulbab yang berperingkat 1 sama dengan yang berlaku untuk
AlternatifPertama, Yaitu dengan menempatkan di tengah memakai huruf besar
semua dan bold. Peringkat- peringkat selanjutnya dinyatakandengan huruf dan
angka sebagai berikut.
(1 ) Peringkat 2 ditunjukkan dengan urutan huruf besar (A, B, C, dst.) memakai
titik dan ditulis dengan huruf besar kecil dan bold.
(2) Peringkat 3 ditunjukkan dengan urutan angka (1, 2, 3, dst.) mqmakai titik aan
ditulis dengan huruf besar kecil dan bold.
(3) Perinckat 4 ditunjukkan dengan urutan huruf kecil (a, b, 3, dst.) memåkai titik
dan ditulisdengan huruf besar kecil dan bold.
(4) Peringkat 5 ditunjukkan dengan urutan angka (1 , 2, 3, dst.) memakai kurung
tutup tanpa titik, ditulis dengan huruf besar kecil• dan bold.
(5) Butir uraian atau contoh dibedakan atas butir hierarkis (seperti urutan kegiatan
dan jadwal) dan butir nonhierarkis (seperti contoh-contoh yang memiliki
kedudukan setara).
Butir hierarkis dinyatakan dengan angka dan huruf dalam kurung seperti (1) dan
(a); sedangkan butir nonhierarkis dinyatakan dengan bulit seperti 0 dan n. Contoh
penggunaannya lihat penjelasan pada Alternatif Pertama. Baris pertama pada
setiap paragraf baru dimulai 1 cm dari tepi kiri. Baris selanjutnyadimulai dari tepi
Kiri.
Contoh:
BAB III
METODE PENELITIAN
113
Judul bab ini berperingkat 1 dan ditulis sama dengan yang berlaku pada
Altematif Pertama. Paraggafnya dimulai cm dari tepi kiri dan kemudian baris
selanjutnya dicetak mulai dari garis tepi.
A. Instrumen Penelitian
Judul sub bab ini berperingkat 2 yang ditandai dengan urutan huruf besar
memakai titik.Judul sub bab ini ditulis dengan huruf besaf kecil, bold, dan ditulis
dari garis tepi. Paragrafnya dimulai 1,2 cm dari tepi kiri dan kemudian baris
berikutnya dicetak mulai garis tepi.
l. Alasan Pemilihan Tes
Judul sub bab ini bcrperingkat 3 yangditandai dcngan urutan angka memakai
titik. Judul subbab ini ditulis dengan hurufbesar kecil, bold, dan ditulis dari
garis kiri. Paragrahya dimulai 2 cm dari tepi kiri dan kemudian baris
selanjutnya dicetak mulai dari garis tepi;
a. Isi Tes
Judul sub bab ini berperingkat 4 yang ditandai dengan urutan hurufkecil
memakai titik.Judul sub bab ini ditulis dengan hurufbesar kecil, bold, dan
ditulis dari garis tepi. Paragrafnya dimulai 1,2 cm dari tepi kiri dan kemudian
baris selanjutnya dicetak mulai dari garis tepi. Contoh penyajian butir
hierarkis dan nonhierarkis dapat dilihat pada Alternatif Pertama.
1) Tingkat Kesulitan Butir Tes
Judul sub bab ini berperingkat 5 yang ditandai dengan urutan angka memakai
kurung tutup tanpa titik. Judul sub bab ini ditulis dengan hurufbesar kecil,
bold, dan ditulis dari garistepi. Paragrafnya dimulai 1,2 cm dari tepi kiri dan
kemudian baris selanjutnya dicetak mulai dari garis tepi.
Metode Pengajaran
115
Judul bagian ini termasuk peringkat 2, ditulis dengan hurufbesar semua,
bold, dan ditempatkan rata tepi kiri. Paragrafnya dimulai 1,2 cm dari tepi kiri' dan
kemudian barisselanjutnya dicetak mulai dari garis tepi.
Strategi Penyampaian Pengajaran
Judul subbagian ini termasuk peringkat 3 ditulis dengan huruf besar kecil,
bold, dan ditempatkan rah tepi kiri. Paragrafnya dimulai 1,2, cm dari tepi kiri dan
kemudian baris selanjutnya dicetak mulai dari garis tepi.
Media Pengajaran
Judul subbagian Ini berperingkat 4, ditulis dengan hurafbesar kecil, bold, rata tepi
kiri,dan dicetak miring. Paragrafnya dimulai 1,2 cm deri tepi kiri dan kemudian
baris selanjutnya dicetak mulai dari garis tepi.
Ringkasan penulisan judul dan bagian-bagian artikel:
TAKSONOMI PENGAJARAN
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
…………
METODE PENGAJARAN
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
…………
Strategi Penyampaian Pengajaran
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
…………
Media Pengajaran
………………………………………………………………………
……
BAB 13
PERUJUKAN DAN PENGUTIPAN
Bagian ini berisi petunjuk yang berkaitan dengan cara merujuk, mengutip
secara langsung atau tidak langsung, dan cara menulis daftar rujukan dari berbagai
sumber.
A. Cara Merujuk
116
Perujukan dilakukan dengan menggunakan nama akhir dan tahun di antara
tanda kurung. Jika ada dua penulis, perujukan dilakukan dengan cara menyebut
nama akhir kedua penulis tersebut. Jika penulisnya lebih dari dua orang, penulisan
rujukan dilakukan dengan cara menulis nama pertama dari penulis tersebut diikuti
dengan dkk. Jika,nama penulis tidakdisebutkan, yang dicantumkan dalam rujukan
adalah nama lembaga yang menerbitkan, namadokumen yang diterbitkan, atau
nama koran. Untuk kärya terjemahan, perujukan dilakukan dengan cara
menyebutkan nama penulis aslinya. Rujukan dari dua sumber atau lebih
yangditulis oleh penulis yang berbeda dicantumkan dalarn satu tanda kurung
dengan titik koma sebagai tanda pemisahnya.
Dalam merujuk, hindari penggunaan catatan kaki untuk mencantumkan
sumber rujukan. Catatan kaki hanya digunakan untuk memberi keterangan yang
sangat diperlukan,misalnya untuk memberi keterangan tentang isi teks atau
tentang makalah yang disajikandalam suatu kegiatan, tempat, dan waktu kegiatan
ilmiah (seminar, pelatihan, atau lokakarya). Sumber rujukan anonim tidak
dikehendaki. Mengutip kutipan juga tidak diperkenankan.
Pengutipan dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Namun
pengutipan sebaiknya dilakukan secara tidak langsung untuk menghindari parade
pengutipan. Pengutipan secara langsung hendaknya dilakukan hanya atas
peryataan-pernyataan yang "fenomenal" atau "monumental" dari tokoh atau karya
legendaris.
117
Nama penulis disebut dalam teks secara terpadu. Contoh: Soebronto
(1990:123) menyimpulkan “ada hubungan yang erat antara faktor sosial ekonomi
dengan kemajuan belajar”.
Nama penulis disebut bersama dengan tahun penerbitan dan nomor
halaman. Contoh: Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah "ada hubungan yang
erat antara faktor sosialekonomi dengan kemajuan belajar" (Soebronto, 1990:123).
Jika ada tanda kutip dalam kutipan, digunakah tanda kutip tunggal ( .. )
Contoh:Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah "terdapat kecenderungan
semakin banyak 'campurtangan' pimpinan perusahaan semakin rend.ah tingkat
partisipasi karyawan di daerahperkotaan" (Soewignyo, 1991:101).
2. Kutipan 40 Kata atau Lebih
Kutipan yang berisi 40 kata atau lebih ditulis tanpa tanda kutip secara
terpisah dari teks yang mendahului, tulis 1,2 cm dari garis tepi sebelah kiri dan
kanan, dan aiketik dengan spasi tunggal. Nomor halaman juga harus ditulis.
Contoh:
Smith (1990:276) menarik kesimpulan sebagai berikut.
The 'placebo effect', which had been verified in previous
studies,.disappearedwhen behaviors were studied in this manner.
Furthermore, the behaviors were never exhibited again, even when real
drugs were administered. Earlier studies were clearly premature in
attributing the results to a placebo effect.
Jika dalam kutipan terdapat paragraf baru lagi, garis barunya dimulai 1,2 cm dari
tepi kiri garis teks kutipan.
3. Kutipan yang Sebagian Dihilangkan
Apabila dalam mengutip langsung ada kata-kata dalam kalimat yang
dibuang, makakata-kata yang dibuang diganti dengan titik. Contoh: "Semua pihak
yang terkait dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah diharapkan sudah
melaksanakan. kurikulum baru” (Manan, 1995: 27/3).
Apabila ada kalimat yang dibuang, maka kalimat yang dibuang diganti
dengan empat titik.
Contoh: “Gerak manipulative adalah keterampilan yang koordinasi antara mata,
tangan, atau bagian tubuh lain……yang termasuk manipulatif antara lain adalah
menangkap bola, menendang bola dan menggambar (Asim, 1995: 315).
118
Kutipan yang disebut secara tak langsung atau dikemukakan dengan
bahasa penulis sendiri ditulis tanpa tanda kutip dan terpadu dalam teks. Nama
penulis bahan kutipan dapat disebut terpadu dalam teks, atau disebut dalam
kurung bersama tahun penerbitannya. Jikamemungkinkan nomor halaman
disebutkan. Perhatikan contoh berikut.
Nama penulis disebut terpadu dalam teks.
Contoh: Salimin (1990: 13) tidak menduga bahwa mahasiswa tahun ketiga lebih
baik daripada mahasiswa tahun keempat.
Nama penulis disebut dalam kurung bersama tahun penerbitannya.
Contoh:Mahasiswa tahun ketiga ternyata lebih baik daripada mahasiswa tahun
keempat (Salimin,1990: 13).
119
kecuali kata hubung. Kota empat penerbit dan nama penerbit dipisahkan dengan
titik dua.
contoh:
Livesson, M. & Skoldberg, K. 2000. Reflexive Methodolou: B'ew Vistas for
QualitativeRpæarch. London: Sage Publications.
Amin, H.M. 2007. Profesionalisasi Guru & Implementßi KTSP. Ja karta: Gaung
Persada Press.
Jika ada beberapa buku yang dijadikan sumber ditulis oleh orang yang
sama dan diterbitkan dalam tahun yang sama pula, data tahun penerbitan diikuti
oleh lambang a, b,c, dan seterusnya yang urutannya ditentukan secara kronologis
atau berdasarkan abjad judul buku-bukunya.
Contoh:
Marzuki, M.S. 2009. Pendidikan Nonfomal Bukan Residu. Malang: Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Malang.
Marzuki, MS, 2009b. Permainan Simulasi di Indonesia. Malang: Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Malang.
2. Rujukan dari Buku yang Berisi Kumpulan Artikel yang Ada Editornya
Cara penulisannya seperti menulis rujukan dari buku, ditambah dengan
tulisan (Ed.) jika ada satu editor dan (Eds.) jika editornya lebih dari satu, di antara
nama penulis dan tahun penerbitan.
Contoh:
Soelaiman, D.A. (Ed.). 2003. Warisan Budaya Melayu Aceh. Banda Aceh: Pusat
Studi Melayu-Aceh (PUSMA).
Darling-Hammond, L., Bransford, J., Le Page, P., Hammerness, k. & Duffy, H.
(Eds.). 2005.Preparing Teachers for a Changing World. San Francisco,
CA: Jossey-Bass.
120
Contoh:
Stemberg, R.J. & Lubatt, T.L. 2002. The Concept of Creativity: Prospects and
Paradigms. dalam R.J. Stemberg (Ed.), Handbook of Creativity (hhn.27-
39). Nei York: Cambridge University Press.
Margono. 2007. Jumal Ilmiah. Dalam M,C;. Waseso & A. Saukah (Eds.),
Menerbitkan Jurnal ilmiah 41-59). Malang Penerbit Universitas Negeri
Malang.
121
8. Rujukan dariArtikel dalam Jurnal Tercetak
Nama penulis ditulis paling depan, diikuti dengan tahun dan judul artikel
yang ditulisdengan cetak biasa, dan huruf besar. pada setiap awal kata. Nama
jurnal ditulis dengan cetak miring, dan huruf awal dari setiap katanya ditulis
dengan huruf besar kecuali kata hubung. Di bagian akhir berturut-turut
dicantumkan tahun/jilid/volume, nomor terbitan (dalam kurung), dan nomor
halaman dari artikel tersebut.
Contoh:
Wiyono, M. 2009. Profesionalisme Dosen dalam Program Penjaminan Mutu.
Jurnal Ilmu Pendidikan, 16 (l): 51-58.
10. Rujukan dari Artikel dalam Jurnal Elektronik Saja (Tidak Berbasis
Cetak)
Volume dan nomor jurnal ditulis setelah nama jumal. Nomor halaman
tidak dicantumkan. Alamat situs jurnal ditulis dengan tanda kurung dan disertai
tanggal akses.
Contoh:
De Marie, D. 2001. A Trip tp the Zoo: Children's Words and Photographs. Early
Childhood Research and Practice, 3 (l). (Online),
(http://ec1p.uiuc.edWv3n l/demarie.html), diakses 30 Agustus 2001.
122
Krashen, S., Long, M. & Scarcella, R. 1979. Age, Rate and Eventual Attainment
in SecondLanguage Acquisition. TESOL Quarterly, 13: 573-582 (CD-
ROM: TESOL Quarterly-Digital, 1997).
15. Rujukan dari Dokumen Resmi Pemerintah yang Diterbitkan oleh Suatu
Penerbit (Tanpa Penulis dan Tanpa Lembaga)
Judul atau nama dokumen ditulis di bagian awal dengan cetak miring,
diikuti tahun penerbitan dokumen, kota penerbit dan nama penerbit.
Contoh:
123
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistel
Pendidikan Nasional. 1990. Jakarta: PT Armas Duta Jaya.
16. Rujukan dari Dokumen Resmi Pemerintah yang Diambil dari Internet
Setelah tahun dokumen, situs yang memuat dokumen tersebut
dicantumkan, disertai alamat situs dan tanggal aksesnya. Nama situs dicetak tegak
dengan huruf besar pada huruf awal setiap kata.
Contoh:
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Badan Perneriksa Keuangan
Republik Indonesia.(Online), (http://www.jdih.bpk.go.id), diakses 25
September 2008.
17. Rujukan dari Lembaga yang Ditulis Atas Nama Lembaga Tersebut
Nama lembaga penanggungjawab langsung ditulis paling depan, diikuti
dengan tahun, judul karangan yang dicetak miring, nama tempat penerbitan, dan
nama lembaga yang bertanggungjawab atas penerbitan karangan tersebut.
Contoh:
Dirjen Kelembagaan Agama Islam. 2002. Pedoman Pondok Pesantren. Jakarta:
Departemen Agama RI.
18. Rujukan dari Lembaga yang Ditulis oleh Satu atau Beberapa Orang
Atas Nama lembaga Tersebut
Nama orang yang mengarang ditulis pada bagian awal, disertai tahun.
Lembaga yang menerbitkan buku itu dicantumkan setelah nama kota.
Contoh:
Guwahyono, N., Pumomowati, S. & Ginting, M. 2002. Pedoman Penampilan
Majalah limiah Indonesia. Jakarta: PDII-LIPI.
124
Contoh:
Dochran, W.G. Tanpa Tahun. Tekmik Penarikan Sampel. Terjemahah Rudiansyah.
2005. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
125
Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara
berturut-turut oleh tahun, judul karya tersebut (dicetak miring) dengan diberi
keterangan dalam kurung (Online), dan diakhiri dengan alamat sumber rujukan
tersebut di antara tanda kurung, disertai dengan keteranaan kapan diakses.
Contoh:
Noor, I.H.M. 2006. Model Pelatihan Guru dalam menerapkan Kurikulum Bahasa
Inggris, (Online),
(http://vxw.depdiknas.go.id/jumaL/30/modelpelatihanggrudalam_rnenara.
html), diakses 14 Mei 2006.
126
Contoh:
Brimi, H. 2009. Academic Instructors or Moral Guides? Moral education in
America and the Teacher's Dilemma. The Clearing House, 82(3): hlm. 125,
(Online), dalam ProQuest (http://proquest.umi.com/pqdwb?did=
1611601091), diakses 6 Februari 2010.
BAB 14
TABEL DAN GAMBAR
A. Penulisan Tabel
127
Penggunaan tabel dapat dipandang sebagai salah satu cara yang sistematis
untuk menyajikan data statistik dalam kolom-kolom dan lajur, sesuai dengan
klasifikasi masalah. Dengan menggunakan tabel, pembaca akan dapat memahami
dan menafsirkan data secara cepat, dan mencari hubungan-hubungannya.
Tabel yang baik seharusnya sederhana dan dipusatkan pada beberapa ide.
Memasukkan terlatu banyak data dalam suatu tabel dapat mengurangi nilai
penyajian tabel. Lebih baik menggunakan banyak tabel daripada menggunakan
sedikit tabel yang isinya terlalu padat. Tabel yang baik harus dapat menyampaikan
ide dan hubungan-hubungannya secara efektif.
Jika suatu tabel cukup besar (lebih dari setengah halaman), maka tabel
harus ditempatkan pada halaman tersendiri: dan jika tabel cukup pendek (kurang
dari setengah halaman) sebaiknya diintegrasikan dengan teks. Tabel harus diberi
identitas (berupa nomor dan judul tabel) dan ditempatkan di atas tabel. Hal ini
dimaksudkan untuk memudahkan perujukan. Jika tabel lebih dari satu halaman,
maka bagian kepala tabel (termasuk teksnya) harus diulang pada halaman
selanjutnya. Akhir tabel pada halaman pertama tidak perlu diberi garis hcrisontäl.
Pada halaman berikutnya, tuliskan Lanjutan Tabel... pada stepi kiri, tiga spasi dari
garis horisontal teratas tabel. Hanya huruf pertama kata "Tabel" ditulis dengan
menggunakan huruf besar. Kata "Tabel" ditulis di pinggir, diikuti nomor dan judul
tabel Judul tabel ini ditulis dengan huruf besar pada huruf pertama setiap kata
kecuali kata hubung. Jika judul tabel. lebih dari satu baris, baris kedua dan
seterusnya ditulis sejajar dertgan huruf awal judul dengan jarak satu spasi. Judul
tabel tanpa diakhiri tanda titik. Berilah jarak 3 spasi antara teks sebelum tabel dan
teks sesudah tabel. Nomor tabel ditulis dengan angka sebagai identitas tabel yang
menunjukkan bab tempat tabel itu dimuat dan nomor urutnya dalam bab yang
bersangkutan. Dengan demikian, setiap bab nomor urut tabel dimulai dari nomor
1.
Contoh:
Tabel 4.1 Tingkat Motivasi Berprestasi Mahasiswa IKIP PGRI Jember
Tahun 2016
Nomor tabel ini menunjukkan bahwa tabel yang berjudul: ringkat Motivasi
Berprestasi Mahasiswa IKIP PGRI Jember Tahun 2016 terletak pada bab IV
128
nomor urut yang pertama. Pangacuan tabel menggunakan angka, bukan dengan
menggunakan kata Tabel di atas atau Tabel di bawah.
Garis yang paling atas dari tabel diletakkan 3 spasi di bawah nama tabelu
Kolom pengepalaan (heading) dan deskripsi tentang ukuran ntau unit data harus
dicantumkan. Istilah-istilah seperti nomor, persen, frekuensi, dituliskan dalam
bentuk singkatan/lambang: No., %, dan f. Data yang terdapat dalam tabel ditulis
dengan menggunakan spasi tunggal. Garis (horisontal) digunakan jika dipandang
lebih mempermudah pembacaan tabel, tetapi garis vertikal di bagian kiri. tengah,
dan kanan tabel tidak diperlukan.
Tabel yang dikutip dari sumber lain wajib diberi keterangan mengenäi
nama akhir penulis, tahun publikasi, dan nomor halaman tabel asli di bawah tabel
dengan jarak tiga spasi dari garis horisontal terbawah, mulai dari tepi kiri. Jika
diperlukan catatan untuk menjelaskan butir-butir tertentu yang terdapat dalam
tabel, gunakan simbol-simbol tertentu dan tulis dalam bentuk superskrip. Catatan
kaki untuk tabel ditempatkan di bawah tabel, dua spasi di bawah sumber, bukan
pada bagian bawah halaman.
Contoh:
129
antara lain bahwa kuliah-kuliah yang diberikan kadang-kadang sangat berbcda
dcngan bidang keahlian banl lulusan yang mereka peroleh dalam pendidikan di
luar negeri.
B. Penyajian Gambar
Istilah gambar mengacu kepada foto, grafik, chart, peta, sketsa, diagram,
bagan, dan gambar lainnya. Gambar dapat menyajikan 'data dalam bentuk-bentuk
visual yang dapat dengan mudah dipahami. Gambar tidak harus dimaksudkan
untuk membangun deskripsi, tetapi dimaksudkan untuk menekankan hubungan
tertentu yang signifikan. Gambar juga dapat digunakan untuk menyajikan data
statistik berbentuk grafik.
Beberapa pedoman penggunaan gambar dapat dikemukakan seperti
berikut.
(1) Judul gambar ditempatkan di bawah gambar, bukan di atasnya. Cara penulisan
judul gambar sama dengan penulisan judul tabel.
(2) Gambar harus sederhana untuk dapat menyampaikan ide dengan jelas dan
dapat dipahami tanpa harus disertai penjelasan tekstual.
(3) Gambar harus digunakan dengan hemat. Terlalu banyak gambar dapat
mengurangi nilai penyajian data.
(4) Gambar yang memakan tempat lebih dari setengah halaman harus
ditempatkan pada halaman tersendiri.
(5) Penyebutan adanya gambar seharusnya mendahului gambar.
(6) Gambar diacu dengan menggunakan angka, bukan dengan menggunakan kata
gambar di atas atau gambar di bawah.
(7) Gambar dinomori dengan angka seperti pada penomoran tabel.
Contoh:
130
BAB 15
BAHASA DAN TANDA BACA
A. Penggunaan Bahasa
131
Penulisan karya ilmiah hendaknya menggunakan bahasa yang jelas, tepat,
formal, dan tugas. Kejelasan dan ketepatan isi dapat diwujudkan dengan
menggunakan kata dan istilah yang jelas dan tepat, kalimat yang tidak berbelit-
belit, dan struktur paragraf yang runtut.
Setiap paragraf berisi satu ide pokok penulis yang biasanya dikemukakan
pada kalimat pertama. Oleh karena itu, sebaiknya kalimat pertama setiap paragraf
tidak dimulai dengan kutipan (langsung atau tidak langsung) untuk menghindari
kesan bahwa ide pokok dalam paragraf tersebut bukanlah ide pokok penulis tetapi
ide pokok orang lain.
Kelugasan dan keformalan gaya bahasa diwujudkan dengan menggunakan
kalimat pasif, kata-kata yang tidak emotif, dan tidak berbunga-bunga. Hindarilah
penggunaan kata-kata seperti saya atau kami atau kita. Jika terpaksa menyebutkan
kegiatan yang dilakukan oleh penulis sendiri, istilah yang dipakai bukan kami atau
gaya, melainkan penulis atau peneliti. Namun, istilah penulis atau peneliti
seyogyanya digunakan sesedikit mungkin.
132
BAB 16
PENCETAKAN DAN PENJILIDAN
Cara pencetakan berikut ini berlaku untuk penulisan skripsi, tesis, laporan
penelitian, makalah, tugas akhir, dan artikel ilmiah. Sedangkan cara penjilidan
hanya berlaku untuk skripsi dan tesis.
133
A. Pencetakan
Kertas, Bidang Pengetikan, dan Naskah Akhir Kertas yang digunakan
adalah jenis HVS putih, ukuran A4 (21 cm x 29,7 cm) atau kuarto (21 cm x 28
cm), minimal 70 gram untuk skripsi, tesis, dan 60 gram untuk makalah, tugas
akhir, artikel, dan laporan penelitian. Bidang pengetikan berjarak 4 cm dari tepi
kiri kertas, dan 3 cm dari tepi atas, tepi kanan, dan tepi bawah kertas (lihat
Lampiran 18). Tiap halaman hendaknya tidak berisi lebih dari 26 baris (untuk
teks dengan spasi ganda). Suatu tidak dimulai pada bagian halaman yang hanya
memuat kurang dari dua baris.
Naskah akhir skripsi, tesis, tugas akhir, dan laporan penelitian hendaknya
dicetak (di-print) dengan printer deskjet, inkjet atau laser.
1. Jenis Huruf
Karya ilmiah hendaknya diketik dengan komputer, menggunakan program
Windows, huruf (font) Times New Roman atau sejenisnya, antara lain Times, CG
Times, dan Dutch. Jenis huruf ini disebut huruf proporsional, karena jarak
antarhuruftergantung pada besar-kecilnya huruf tersebut. Misalnya huruf m
berukuran lebih besar dari pada huruf i,sehingga jarak antara dua huruf selalu
rapat. Jenis huruf ini sangat lazim digunakan pada pencetakan buku, jurnal,
majalah, dan surat kabar. Contoh huruf Times New Roman:
Teks ini diketik dengan huruf Times New Roman. Bentak huruf ini mirip
dengan huruf CG Times, Times, dan Dutch (tergantung pada program Windows
yang digunakan).
2. Ukuran Huruf
Bagian-bagian suatu bab untuk skripsi, tesis, makalah, dan laporan penelitian
menggunakan ukuran huruf yang berbeda seperti berikut.
12 point judul bab, judul subbab, teks induk, abstrak (skripsi,
134
Dan tesis, lampiran, daftar rujukan.
10 point kutipan balok, abstrak makalah dan artikel, judul
table,
judul
bagan/gambar, teks table, teks bagan/gambar,
catatan akhir, catatan
kaki, indeks, header, footerUkuran huruf untuk
huruf
Traditional Arabic:
26 point judul bab
18 point judul subbab, judul abstrak, judul daftar rujukan,
judul
table, judul gambar, dan judul indeks
16 point teks induk, indeks, dan yang lain
3. Modus Huruf
Penggunaan huruf normal, miring (italic), tebal (bold), dan garis bawah
(underline) diatur sebagai berikut.
Normal
teks induk, abstrak, kata-kata kunci, tabel, gambar, bagan, catatan,
lampiran.
Miring (italic)
kata nonlndonesia (bahasa asing dan bahasa daerah)
istilah yang belum lazim
bagian penting (uhtuk bagian penting tidak boleh digunakan bold-normal,
tetapi boleh italic-bold)
contoh yang disajikan pada teks utama
judul sub bab peringkat 4 pada Alternatif 1
judul.buku, jurnal, majalah, dan surat kabar dalam teks utama dan daftar
rujukan.
Tebal (bold)
judul bab
135
judul sub bab (heading)
bagian penting dari suatu contoh dicetak bold-italic; perhatikan contoh
berikut,
Amir anak Amatsedang belajar di Akademi Militer.
tidak boleh dipergunakan, kecuali dalam hal-hal yang Taks yang dicetak
dengan huruf dan diketik (Counter dan Prestige ). Pada yang dicetak
dengan huruf Times garis bawah dengan miring (italic).
4. Spasi
Antar baris Artilel llmiah dicetak, dengan spasi 1,5 sedangkan skripsi dan
tesis,laporan penelitian dengen spasi 2 (ganda), kecuali keterangan gambar,
grafik, dan daftar rujukan dicetak dengan spasi tunggal. Judul dicetak turun 4
spasi dari garis tepi atas bidang ketikan. Jarak antara akhir teks dengan subjudul 3
spasi dan jarak antaja subjudul dengan awal teks berikutnya 2 spasi (lihat
Lampiran 18). Jarak antara paragraf sama dengan jarak antarbaris, yaitu 2 spasi
untuk Skripsi dan makalah, dan 1 ,5 spasi untuk artikel. Jarak antara satu macam
bahan pustaka dengan bahan pustaka Iain dalam daftar rujukan menggunakan
spasi ganda (2 spasi). Contoh lihat pada Lampiran .11.
Antarkata Spasi antaca dua kata tidak boleh terlalu renggang. Spasi yang
dibolehkan maksimal sama dengan ukuran satu huruf. Tepi kanan boleh rata
(fulljustification) atau tidak rata. Jika tepi kanan rata (full justification), harap
diupayakan spasi antarkata cukup rapat. Agar spasi ahtarkata cukup rapat, kata
yang terletak di pinggir jika perlu diputus menurut suku katanya (fasilitas
hyphenation diaktifkan: on) mengikuti kaidah bahasa Indonesia yang baku.
Berikut contoh teks dengan spasi antarakata rapat dan kurang rapat.
Salah
Spasi antarkata pada teks ini terlalu lebar sehingga tidak tampak rapi Spasi
-antarkata pada teks ini terlalu dan menyulitkan untuk dibaca.
Benar
136
Spasi antarkata pada teks ini cukup rapat sehingga tampak rapi dan mudah
dibaca. Spasi antarkata pada teks ini cukup rapat sehingga tampak rapi dan
mudah dibaca.
Tanda Pisah dan Bulit
Tanda pisah (dash) dalam huruf proporsional (seperti Times New Roman)
dinyatakan dengan satu garis panjang (—), dan tidak boleh dinyatakan dengan 2
garis pendek (--) sepertipada huruf Courier dan Prestige. Tanda pisah hendaknya
rapat (tidak diberi spasi) dengan kata yang mendahului dan mengikutinya.
Tanda butir nonhierarkis dengan garis pendek (-) tidak boleh digunakan,
dan hendaknya dinyatakan dengan tanda bulit (berbentuk bulat atau persegi dan
E). Perhatikan contoh berikut:
Salah
Semua pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif perlu dikaji
penerapannya. Bagian tersebut tertulis pada halaman 15--20.
Hal-hal berikut perlu diperhatikan dalam memilih kertas untuk skripsi:
- jenis
- ukuran
- bobot
Benar
Semua pendekatan penelitian—kuantitatif dan kualitatif—perlu dikaji
penerapannya. Bagian tersebut tertalis pada halaman 15-20.
Hal-hal berikut perlu diperhatikan dalam memilih kertas untuk skripsi :
Jenis
ukuran
bobot
137
komputer hendaknya ditulis tangan secara rapi dengan tinta hitam. Bilangan
hendaknya ditulis dengan angka, pada permulaan kalimat.
Bagian awal skripsi ,diberi nomor halaman angka Romawi kecil di tengah
bagian hawah sedangkan nomor halaman pada bagian inti dan bagian penutup
skripsi dengan angka di kanan atas, kecuali nomor halaman bab baru yang ditulis
di tengah bagian bawah halaman. Nomor halaman untuk lampiran ditulis dengan
menggunakan angka, di sudut kanan atas, melanjutkan nomor halaman
sebelumnya.
B. Penjilidan
Ketentuan mengenai penjilidan yang dikemukakan di sini hanya berlaku
untuk skripsi, dan tesis, sedangkan penjilidan makaEah dan tugas akhir diatur oleh
dosen yang memberi tugas atau dosen pembimbing.
Skripsi dan tesis harus dijilid dengan menggunakan karton tebal. Pada
punggung skripsi hendaknya dimuat nama penulis dan judul. Contohnya dapat
dilihat pada Lampiran 19. Skripsi dijilid sebanyak 3 eksemplar (1 untuk Prodi, 1
untuk perpustakaan, dan 1 untuk arsip penulis). Tesis dijilid sebanyak 5 eksemplar
(2 untuk pembimbing, 1 untuk perpustakaan, 1 untuk perpustakaan Prodi, dan 1
untuk arsip penulis.
A. Teknik Penulisan
Berikut ini disajikan beberapa petunjuk teknik penulisan secara ringkas.
1. hal-hal yang Pertu Diperhatikan
Berilah jarak 3 spasi antara tabel atau gambar dengan teks sebelum atau
sesudahnya.
Judul tabel atau gambar beserta tabel atau gambar, yang harus ditempatkan
pada halaman yang sama (jika memungkinkan). Penyebutan tabel atau
gambar dalam teks rnenggunakan kata Tabel ... atau Gambar (diberi
nomor sebagai identitas).
Tepi kanan teks tidak harus rata; oleh karena itu kata pada akhir baris tidak
harus dipotong.
138
Jika terpaksa harus dipotong, tanda hubungnya ditulis setelah huruf akhir,
tanpa disisipi spasi, bukan diletakkan di bawahnya.
Tempatkanlah nomor halaman di pojok kanan atas pada setiap halaman,
kecuali halaman pertama setiap bab dan halaman Bagian Awal. Nomor
halaman awal bab dan Bagian Awal ditulis di tengah bagian bawah
halaman.
Semua nama penulis dalam daftar rujukan harus ditulis, walaupun penulis
yang sama memiliki beberapa karya yang dijadikan acuan dalam teks.
Nama awal dan nama tengah dapat ditulis secara lengkap atau disingkat.
Cara penyingkatan nama tersebut harus konsisten dalam satu daftar
rujukan.
Daftar Rujukan hanya berisi sumber yang digunakah sebagai acuan dalam
teks, dan semua sumber yang dikutip (secara langsung ataupun tidak
langsung) harus ditulis dalam Daftar Rujukan.
2. Hal-hal yang Tidak Boleh Dilakukan
Tidak boleh ada bagian yang kosong pada halaman, kecuali jika halaman
tersebut merupakan akhir suatu bab.
Tidak boleh memotong tabel menjadi dua bagian (dalam dua halaman) jika
memang dapat ditempatkan pada halaman yang sama.
Tidak boleh memberi tanda apapun sebagai pertanda berakhirnya suatu
bab.
Tidak boleh menempatkan judul sub bab dan identitas tabel pada akhir
halaman (kata halaman).
Rincian tidak boleh menggunakan tanda hubung (-), tetapi menggunakan
tanda bulit (e atau u). Ukuran besar-kecilnya bulit yang digunakan
disesuaikan dengan ukuran huruf yang digunakan. Bulit diletakkan di tepi
kiri, terpisah satu ketukan dengarp huruf yang mengikutinya. Rincian
dengan menggunakan angka hanya diperbolehkan jika mengandung
pengertian langkah-langkah atau prosedur.
Tidak boleh menambahkan spasi antarkata dalam satu baris yang bertujuan
meratakan tepi kanan
139
Daftar Rujukan tidak boleh ditempatkan di kaki halaman atau akhir setiap
bab. Daftar Rujukan hanya boleh ditempatkan setelah bab terakhir
sebelum lampiran-lampiran (jika ada).
140
DAFTAR ISI
141
B. Isi Dan Sistematika................................................................................................92
BAB 11 ISI DAN FORMAT LAPORAN PENELITIAN............................................................100
A. Laporan Penelitian Kuantitatif............................................................................100
B. Isi Bagian Awal, Bagian Inti, Dan Bagian Akhir....................................................102
C. Laporan Penelitian Kualitatif...............................................................................103
BAB 12............................................................................................................................106
SISTEMATIKA PENULISAN...............................................................................................106
A. Sistematika Penulisan Sub Bagian Skripsi, Tesis, Makalah Panjang Dan Laporan
Penelitian...................................................................................................................106
B. Sistematika Penulisan Bagian-Bagian Artikel Dan Makalah Pendek....................113
BAB 13 PERUJUKAN DAN PENGUTIPAN..........................................................................115
A. Cara Merujuk......................................................................................................115
B. Cara Menulis Langsung.......................................................................................116
BAB 14 TABEL DAN GAMBAR..........................................................................................126
A. Penulisan Tabel...................................................................................................126
B. Penyajian Gambar..............................................................................................128
BAB 15 BAHASA DAN TANDA BACA................................................................................130
A. Penggunaan Bahasa...........................................................................................130
B. Penulisan Tanda Baca.........................................................................................130
BAB 16 PENCETAKAN DAN PENJILIDAN..........................................................................132
A. Pencetakan.........................................................................................................132
B. Penjilidan............................................................................................................136
142