Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Risiko Valuta Asing


Ada banyak definisi tentang risiko. Salahsatunya ialah risiko dapat ditafsirkan sebagai
bentuk keadaan ketidakpastiaan tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya1[1].
Sedangkan pengertian valuta asing ialah mata uang yang diakui, digunakan, dipakai, dan
diterima sebagai alat pembayaran oleh banyak negara dalam perdagangan internasional.2[2]
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian Risiko valuta asing adalah
ketidakpastian nilai mata uang suatu negara yang digunakan sebagai alat pembayaran dalam
perdagangan internasional. Hal ini, disebabkan oleh perubahan kurs valuta asing di pasaran yang
tidak sesuai lagi dengan yang diharapkan,terutama pada saat dikonversikan dengan mata uang
domestik.

B. Menghindari Risiko Valuta Asing


Dalam era globalisasi sekarang ini aktivitas keuangan tidak lagi mengenal batas sehingga
memungkinkan berbagai pihak bisa terlibat.
Untuk menghindari risiko valuta asing biasanya digunakan tiga cara yang ditempuh oleh
perbankan yaitu :
 Accounting/translation exposure
Penerapan Accounting/translation exposure, yaitu melakukan kebijakan untuk
mengkonversi aktiva dan pasiva perusahaan dalam bentuk valas yang jangka panjang ke
dalam bentuk mata uang domestik negara yang bersangkutan.
 Transaction exposure
Penerapan Transaction exposure, yaitu melakukan kebijakan berupa perlakuan
pendapatan dan biaya (cost) valas dalam buku.
 Economic exposure (operating/competitive exposure)
Penerapan Economic exposure (operating/competitive exposure), yaitu melakukan
research dan analisis secara mendalam terhadap trend kurs valas yang terjadi pada masa
yang akan datang.

C. Antisipasi Perusahaan dalam Menghadapi Fluktuatif Valuta Asing


Suatu perusahaan mengambil beberapa keputusan guna melindungi aktivitas bisnisnya dari
kondisi fluktuatif yang mampu memberi dampak pada kerugian perushaan yaitu :
 Menghindari pembelian barang dalam bentuk mata uang asing jika itu tidak diperlukan
 Menghindari pembelian barang baru walaupun harganya rendah, karena dalam kondisi mata
uang asing yang bersifat fluktuatif memungkinkan barang tersebut kembali mengalami
penurunan yang jauh lebih murah seiring dengan penurunan nilai mata uang asing.
 Jika ada barang digudang yang memiliki nilai jual tinggi dipasaran dan jumlah barang
tersebut dianggap tidak efektif. Dalam artian daripada tersimpan dalam jumlah yang banyak
di gudang sementara perusahaan membutuhkan dana, maka ada baiknya barang tersebut
dijual dan digantikan dengan yang lain namun memiliki nilai jual tinggi.3[4]

D. Alasan Mempergunakan Mata Uang Dollar Amerika bebagai Kesepakatan dalam


Transaksi Bisnis
Ada beberapa alasan yang menyebabkan dollar Amerika dipergunakan sebagai alat ukur
dalam pembayaran yaitu:
 Faktor kestabilan dolar dibandingkan mata uang lainnya di seluruh dunia.
 Faktor telah seringnya dolar dipakai selama ini sebagai alat pembayaran setiap transaksi
perdagangan internasional
 Faktor stabilitas ekonomi Amerika yang dianggap banyak pengamat memiliki tingkat
kestabilan yang lebih kuat dibanding banyak negara lain.
E. Akibat dan Risiko yang Timbul pada Saat Dollar Amerika Dipakai sebagai Media
Transaksi Bisnis
Transaksi perdagangan internasional dan kesepakatan pembayaran yang diterapkan dalam
bentuk dollar Amerika Serikat maka secara otomatis ini akan menimbulkan beberapa ekses
sebagai berikut :
1. Terjadinya peningkatan lalu lintas mata uang dollar Amerika Serikat yang lebih tinggi dari
biasanya karena pemakaian yang tinggi.
2. Kebutuhan dollar Amerika Serikat menjadi sesuatu yang dominan. Karena dipakainya mata
uang dolla sebagai salah satu mata uang acuan sebagai melihat nilai kurs. Maka kondisi ini
menyebabkan banyak pihak membutuhkan mata uang dollar Amerika Serikat.
3. Terjadinya fluktuasi dollar Amerika Serikat di pasaran. Pada saat terjadinya kegoncangan
ekonomi di Amerika Serikat maka berbagai negara yang selama ini memakai mata uang
dollar Amerika Serikat sebagai salah satu alat ukur mata uang domestik dan asing juga akan
turut mengalami goncangan kuat.
4. Perbankan harus memiliki cadangan dollar Amerika Serikat yang cukup di pasaran. Jika
tidak memiliki cadangan dollar Amerika Serikat yang mencukupi pada saat dollar dipasaran
tinggi perusahaan tidak harus membeli dollar karena kebutuhan itu sudah tersedia di kas.
5. Kebijakan federal reserve atau bank sentral Amerika Serikat menjadi sangat penting untuk
diamati. Dimana berbagai pihak baik para pebisnis ataupun pedagang lainnya harus selalu
memperhatikan dengan cermat berbagai kebijakan bank sentral Amerika tersebut, dan jika
analisa dari berbagai kebijakan federal reserve tersebut tidak diperhatikan dengan teliti dan
mendalam maka artinya perusahan bisa saja salah memutuskan suatu keputusan.
6. Mata uang dollar Amerika Serikat tidak lagi dianggap sebagai alat transaksi namun lebih
jauh dari itu, yaitu sebagai komoditi untuk diambilkeuntungan yaitu dengan membeli dollar
pada harga rendah dan menjualnya pada harga tinggi.
F. Cara Mengantisipasi Risiko Valuta Asing
Salah satu cara juga sering dipakai dalam mengantisipasi risiko yaitu dengan menerapkan
future dan option, atau yang biasa disebut dengan foreign currency future dan foreign currency
option . Dimana keempatnya termasuk dalam kategori surat berharga derivative atau sekuritas
derivative.
sekuritas derivative adalah sebuah sekuritas yang nilainya tergantung pada aset lain yang
lebih elementer atau aset yang mendasarinya (underlying asset). Adapun pengertian dari
sekuritas itu sendiri adalah surat berharga, yaitu surat yang memiliki nilai nominal, nama
penerbit, tanggal penerbit dan lain-lain sesuai aturan mekanisme yang berlaku dimana terjelaskan
bahwa pemiliknya adalah pemegang yang sah terhadap aset tersebut.
1. Future Contract
Future Contract adalah kontrak standar antara dua pihak untuk membeli atau menjual suatu
aset dengan harga tertentu, untuk penyerahan dimasa depan melalui mekanisme bursa yang
terorganisasi. Artinya untuk bermain dan mengambil keuntungan di Future kontrak harus
terdaftar dan menjadi salah satu menjadi anggota bursa, atau cara lain yang dapat dilakukan
melalui broker, atau pialang dimana organisasi mereka telah terdaftar resmi sebagai anggota
bursa.
2. Forward Contract
Forward serupa dengan future. Dalam hal konsep tidak ada perbedaan yang signifikan antara
futures dan forward. Yang membedakan adalah future mempunyai kekuatan hukum yang
lebih kuat dibandingkan forward, karena diperdagangkan secara resmi di bursa efek dan
kontrak yang telah terstandardisasi. Sementara forward diperdagangkan melalui over the
counter market sehingga kontrak dapat diformulasikan sesuai kebutuhan kedua belah pihak.
Perbedaan lainnya terletak pada delivery date. Dalam future terdapat beberapa delivery date
dalam satu rentang waktu, namun dalam forward hanya terdapat satu delivery date.
3. Swaps Contract
Swaps adalah kontrak antara dua pihak (perusahaan) untuk saling mempertukarkan arus kas
di masa tertentu (selama kurun waktu tertentu) yang akan datang. Dalam kesepakatan di
tentukan secara spesifik tanggal pembayaran tunai dan cara menghitung jumlah tunai yang
akan saling di pertukarkan (dibayarkan masing-masing pihak). Biasanya di dalam
perhitungan telah di pertimbangkan nilai yang akan datang, tingkat bunga, kurs mata uang,
dan variabel lainya yang relevan.
4. Option Contract
Opsi adalah kontrak yang memberikan hak (bukan kewajiban) kepada pemegang kontrak itu
untuk membeli (call options) atau menjual (put options) suatu aset tertentu (strike
price/exercise price atau harga patokan) dalam jangka waktu tertentu

G. Fungsi Valuta Asing atau ValaS

Dibawah ini kami jelaskan mengenai funsi dari valuta asing (valas) terkhusus dalam
hubungan dagang yakni sebagai berikut:

 Alat pembayaran internasional


Valuta asing atau valas ini dapat digunakan sebagai alat pembayaran di negara lain.
Contohnya apabila pemerintah Indonesia memiliki hutang dengan negara lain, maka
untuk membayar cicilan hutang serta bunganya tersebut harus menggunakan valuta asing
(valas).
 Alat tukar internasional
Valuta asing atau valas ini juga dapat digunakan untuk melakukan tukar menukar barang
maupun jasa dengan negara lainnya. Sebagai contoh Indonesia mengimpor beras dari
Amerika Serikat maka pembayaran transaksi beras impor tersebut tidak menggunakan
uang rupiah, melainkan menggunakan valuta asing yakni Valas Dolar Amerika Serikat.
 Alat pengendali kurS
Valas atau valuta asing berfungsi juga sebagai perbandingan nilai mata uang suatu negara
dengan negara lain, yang biasa kita kenal dengan istilah kurs, dimana kurs mata uang
suatu negara dapat menguat ataupun melemah. Valuta asing (valas) dapat digunakan
untuk mengendalikan kurs rupiah terhadap mata uang negara-negara lain/asing.
 Alat memperlancar perdagangan internasional
Valuta asing atau valas dapat digunakan untuk mempermudah serta memperlancar dalam
melakukan perdagangan dengan negara lain. Oleh sebab itu, salah satu fungsi valuta
asing (valas) ialah sebagai alat untuk mempermudah dalam perdagangan internasional.

H. Jenis Valuta Asing Berdasarkan Bentuknya

Menurtu bentuknya valas atau valuta asing dibedakan menjadi empat jenis, dan berikut ini adalah
ke 4 jenis valas beserta penjelasanya.

a) Mata uang asing


Mata uang negara lain atau asing seperti Yen Jepang, Dollar USA, Euro Dollar dan lain
sebagainya.
b) Saldo kredit
Saldo kredit ini yang biasanya berada dalam bank-bank devisa pada suatu negara.
c) Surat-surat wesel luar negeri
Untuk mengetahui adanya surat-surat wesel luar negeri ini dapat dilakukan dengan cara
adakah seorang eksportir dari Indonesia yang menarik wesel atau bisa juga dari importir
dari negara lain.
d) Hak-hak penerimaan pembayaran
Hak-hak penerimaan pembayaran ini berasal dari penduduk suatu negara dengan tingkat
likuiditas yang bisa terbilang tinggi dan berbeda-beda.

Pelaku Valuta Asing atau Valas

Dalam praktenya terdapat 6 kriteria dari pelaku valuta asing. Berikut ini adalah keenam pelaku
valas dan penjelasanya:

1. Perorangan atau perusahaan


Sebuha perusahan atau seseorang dapat menggunakan valuta asing (valas) dalam
melaksanakan perdagangan dalam pasar valuta asing (valas). Contohnya : seperti eksportir
maupun importir, investor internasional, dan lain sebagainya.
2. Bank sentral
Dalam hal ini bank sentral memiliki peran untuk menstabilkan kurs mata uang dari negara
yang dikenal atau bersangkutan, dan bank sentral memiliki fungsi serta peran sebagai
pengawas dan pengendalian dalam melakukan transaksi jual beli valuta asing (valas).
3. Pemerintah
Pemerintah memiliki tujuan untuk membayar hutang luar negeri dalam valuta asing (valas)
tersebut.
4. Arbitrator dan spekulen
Dalam aerbitrator dan spekulen ini umunya ialah orang-orang yang mengeksploitasi
perbedaan pada kurs mata uang asing.
5. Dealer (Market Maker)
Dealer memiliki fungsi sebagai pihak yang dapat membuat pasar menjadi bergairah dalam
pasar uang.
6. Pialang
Pialang merupakan orang yang memiliki fungsi sebagai perantara untuk mempertemukan
antara permintaan dan penawaran terhadap mata uang tertentu.

I. Faktor yang mempengaruhi perubahan kurs


Disamping tingkat inflasi dan suku bunga, nilai tukar mata uang sering digunakan untuk
mengukur level perekonomian suatu negara. Nilai tukar mata uang memegang peranan
penting dalam perdagangan antar negara, dimana hampir sebagian besar negara-negara di
dunia saat ini terlibat dalam aktivitas ekonomi pasar bebas. Bagi perusahaan investasi dan
investor mancanegara, nilai tukar mata uang akan berdampak pada return dan portofolio
investasinya.
Nilai tukar mata uang suatu negara adalah relatif, dan dinyatakan dalam perbandingan
dengan mata uang negara lain. Tentu saja perubahan nilai tukar mata uang akan
mempengaruhi aktivitas perdagangan kedua negara tersebut. Nilai tukar yang menguat akan
menyebabkan nilai ekspor negara tersebut lebih mahal, dan impor dari negara lain lebih
murah, dan sebaliknya.
Berikut adalah faktor yang bisa mempengaruhi pergerakan nilai tukar mata uang antara 2
negara:
1. Perbedaan tingkat inflasi antara 2 negara
Suatu negara yang tingkat inflasinya konsisten rendah akan lebih kuat nilai tukar mata
uangnya dibandingkan negara yang inflasinya lebih tinggi. Daya beli (purchasing power)
mata uang tersebut relatif lebih besar dari negara lain. Pada akhir abad 20 lalu, negara-negara
dengan tingkat inflasi rendah adalah Jepang, Jerman dan Swiss, sementara Amerika Serikat
dan Canada menyusul kemudian. Nilai tukar mata uang negara-negara yang inflasinya lebih
tinggi akan mengalami depresiasi dibandingkan negara partner dagangnya.
2. Perbedaan tingkat suku bunga antara 2 negara
Suku bunga, inflasi dan nilai tukar sangat berhubungan erat. Dengan merubah tingkat suku
bunga, bank sentral suatu negara bisa mempengaruhi inflasi dan nilai tukar mata uang. Suku
bunga yang lebih tinggi akan menyebabkan permintaan mata uang negara tersebut
meningkat. Investor domestik dan luar negeri akan tertarik dengan return yang lebih besar.
Namun jika inflasi kembali tinggi, investor akan keluar hingga bank sentral menaikkan suku
bunganya lagi. Sebaliknya, jika bank sentral menurunkan suku bunga maka akan cenderung
memperlemah nilai tukar mata uang negara tersebut.
3. Neraca perdagangan
Neraca perdagangan antara 2 negara berisi semua pembayaran dari hasil jual beli barang dan
jasa. Neraca perdagangan suatu negara disebut defisit bila negara tersebut membayar lebih
banyak ke negara partner dagangnya dibandingkan dengan pembayaran yang diperoleh dari
negara partner dagang. Dalam hal ini negara tersebut membutuhkan lebih banyak mata uang
negara partner dagang, yang menyebabkan nilai tukar mata uang negara tersebut terhadap
negara partnernya melemah. Keadaan sebaliknya disebut surplus, dimana nilai tukar mata
uang negara tersebut menguat terhadap negara partner dagang.
4. Hutang publik (Public debt)
Neraca anggaran domestik suatu negara digunakan juga untuk membiayai proyek-proyek
untuk kepentingan publik dan pemerintahan. Jika anggaran defisit maka public debt
membengkak. Public debt yang tinggi akan menyebabkan naiknya inflasi. Defisit anggaran
bisa ditutup dengan menjual bond pemerintah atau mencetak uang. Keadaan bisa memburuk
bila hutang yang besar menyebabkan negara tersebut default (gagal bayar) sehingga
peringkat hutangnya turun. Public debt yang tinggi jelas akan cenderung memperlemah nilai
tukar mata uang negara tersebut.
5. Ratio harga ekspor dan harga impor
Jika harga ekspor meningkat lebih cepat dari harga impor maka nilai tukar mata uang negara
tersebut cenderung menguat. Permintaan akan barang dan jasa dari negara tersebut naik yang
berarti permintaan mata uangnya juga meningkat. Keadaan sebaliknya untuk harga impor
yang naik lebih cepat dari harga ekspor.
6. Kestabilan politik dan ekonomi
Para investor tentu akan mencari negara dengan kinerja ekonomi yang bagus dan kondisi
politik yang stabil. Negara yang kondisi politiknya tidak stabil akan cenderung beresiko
tinggi sebagai tempat berinvestasi. Keadaan politik akan berdampak pada kinerja ekonomi
dan kepercayaan investor, yang pada akhirnya akan mempengaruhi nilai tukar mata uang
negara tersebut.
7. pertumbuhan ekonomi
Efek yang akan diakibatkan oleh kemajuan ekonomi kepada nilai mata uangnya tergantung
kepada corak pertumbuhan eknoomi yang berlaku . apabila kemajuan itu terutama
diakibatkan oleh perkembangan ekspor, maka permintaan keatas mata uang negar itu akan
bertambah lebih cepat dari penawarannya dan oleh karena itu mata uang negara tersebut naik.
akan tetapi apabila kemajuan tersebut meyebabkan impor berkembang lebih cepat dari
ekspor , penawaran mata uang itu akan lebih cepat bertambah permintaanya dan oleh
karenanya nilai mata uang negara tersebut akan merosot.
8. Ekspektasi
Faktor terakhir yang mempengaruhi nilai tukar valuta asing adalah ekspektasi nilai tukar di
masa depan. Sama seperti pasar keuangan yang lain, pasar valas bereaksi cepat terhadap
setiap berita yang memiliki dampak ke depan. Dan sebagai contoh, berita mengenai bakal
melonjaknya inflasi di AS mungkin bisa menyebabkan pedagang valas menjual Dollar,
karena memperkirakan nilai Dollar akan menurun di masa depan. Reaksi langsung akan
menekan nilai tukar Dollar dalam pasar.
Tujuan transaksi valas
Beberapa tujuan transaksivalas yaitu sebagai berikut:
 untuk transaksi pembayaran
 mempertahankan daya beli
 pengiriman uang ke luar negeri
 mencari keuntungan
 pemagaran resiko
 kemudahan berbelanja

J. Jenis-jenis Transaksi Valas


Ada tiga jenis transaksi yang dapat dilakukan yaitu :
1. transaksi tunai (spot transaction)
Biasanya penyerahan valas ditetapkan 2 hari kerja berikutnya, ada 3 cara penyerahan dalam
transaksi spot sebagai berikut :
 Value Today
Dimana penyerahan dilakukan pada tanggal (hari) yagn sama dengan tanggal (hari)
dilakukannya transaksi.
 Value Tomorrow
Penyerahan dilakukan pada hari kerja berikutnya atau disebut one day settlement
 Value Spot
penyerahan dilakukan 2 hari kerja setelah transaksi

2. Transasksi Tunggak (forward transaction)


Berbeda penyerahab antara transaksi spot dengan transaksi forward. Dalam transaksi
forward atu disebut juga forward contrack penyerahan dilakukan beberapa hari
mendatang, biak secara mingguan atau bulanan. Transaksi forward sering juga disebut
transaksi berjangka, karena memang memiliki jangka waktu tertentu.
Transaksi forward sering dilakukan untuk pemagaran resiko atau (bedging) tehadap
fluktuasi tingkat pertukaran (exchange rates)

3. Transaksi Barter (Swap Transaction)


Adalah kombinasi antara pembeli dan penjual untuk dua mata uang secara tunai yang
diikuti membeli dan menjual kembali mata uang yang sama secara tunai dan tunggak
secarasimultan dengan batas waktu yang berbeda.
Tujuan dari transaksi barter untuk menjaga kemungkinan dari kerugian yang disebabkan
perubahan kurs.

https://akuntanonline.com/lengkap-pengertian-valuta-asing-fungsi-dan-jenis-valuta-asing/
http://fake89.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai