Anda di halaman 1dari 41

ANALISIS JABATAN FUNGSIONAL DI KABUPATEN

KEBUMEN

Disusun untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah MSDM

Dosen Pengampu: Dra. Ambar Teguh Sulistiani, M.Si.

Oleh:

Satria Adi Gunawan 09/282690/SP/23547

Rifqi Adlian 09/285491/SP/23697

Mahujali Arnesto Tuasikal 09/280357/SP/23185

JURUSAN MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2010
PENDAHULUAN

Di dalam pelaksanaan kewajiban sebagai aparatur negara serta pelayan


publik (public servant), ternyata PNS bisa digolongkan kedalam dua jenis jabatan:
jabatan fungsional dan jabatan struktural. Apa yang dimaksud dengan dua
golongan jabatan itu? Jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan
tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam
suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada
keahlian/dan atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri.Jabatan fungsional
pada hakekatnya adalah jabatan teknis yang tidak tercantum dalam struktur
organisasi, namun sangat diperlukan dalam tugas-tugas pokok dalam organisasi
Pemerintah. Jabatan fungsional Pegawai Negeri Sipil terdiri atas jabatan
fungsional keahlian dan jabatan fungsional keterampilan1.

Kami mengambil lokus di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kebumen,


Jawa Tengah. Dibuatnya analisis jabatan sendiri juga ada manfaatnya, Ambar
Teguh (2009:149) memandang bahwa analisis pegawai digunakan sebagai dasar
pengembangan sistem sumber daya manusia di dalam organisasi. Informasi
analisis pegawai sangat dibutuhkan baik untuk kepentingan restrukturisasi,
program perbaikan kualitas, perencanaan human resources, analisa tugas,
penarikan pegawai, program training, pengembangan karir, pengukuran
performance, maupun kompensasi.

Paper ini sudah pastinya tidak luput dari kesalahan baik format maupun isinya,
Penulis mengikuti pepatah lama “tiada gading yang tidak retak” maka kritik dan
saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan
datang.

1
http://www.bkn.go.id/in/peraturan/pedoman/pedoman-angkat-
fungsional.html diakses tanggal 21 Oktober 2010 pukul 20.06

2
3
4
5
PEMBAHASAN

Pada bab berikut, kami akan memberi penjelasan mengenai jabatan fungsional
yang terdapat di kabupaten Kebumen pada tahun 2010. Di bawah akan
dilampirkan mengenai SK MENPAN tentang jabatan fungsional yang telah
penulis jabarkan.

Uraian Jabatan Widyaswara berpedoman SK Menpan:

1. Identitas Jabatan: WIDYASWARA

• Nama Jabatan: Widyaiswara Pertama

• Kode: -

• Ringkasan Tugas:

Tugas pokok Widyaiswara sesuai SK Menpan adalah mendidik, mengajar,


dan/atau melatih PNS pada Lembaga Diklat Pemerintah masing-masing.

Tugas Widyaswara pertama adalah:

1. Menyusun kurikulum Diklat Prajabatan Golongan I dan II;


2. Menyusun kurikulum Diklat Prajabatan Golongan III;
3. Menyusun kurikulum Diklatpim Tingkat IV
4. Menyusun kurikulum Diklatpim Tingkat III
5. Menyusun kurikulum Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional
6. Menyusun kurikulum Diklat Fungsional Penjenjangan Tingkat Dasar
7. Menyusun kurikulum Diklat Fungsional PenjenjanganTingkat Lanjutan
8. Menyusun kurikulum Diklat Fungsional Penjenjangan Tingkat Menengah
9. Menyusun kurikulum Diklat Teknis
10. Menyusun bahan ajar sesuai spesialisasinya pada Diklat Prajabatan golongan I
dan II

6
11. Menyusun bahan ajar sesuai spesialisasinya pada Diklat Prajabatan golongan
III
12. Menyusun bahan ajar sesuai spesialisasinya pada Diklat Fungsional
Penjenjangan Tingkat Dasar
13. Menyusun bahan ajar sesuai spesialisasinya pada Diklat Teknis;
14. Menyusun Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP)/ Rancang
Bangun Pembelajaran Mata Diklat (RBPMD) dan Satuan Acara Pembelajaran
(SAP)/Rencana Pembelajaran (RP) sesuai spesialisasinya pada Diklat Prajabatan
Golongan I dan II;

2. Hasil Kerja:

• Keluaran kerja: Laporan tentang apa yang di tetapkan di dalam


penugasan Widyaswara, Inventarisasi hasil kegiatan, Laporan kegiatan
yang telah dilaksanakan sesuai jadwal

• Pemegang jabatan: bertanggung jawab kepada Lembaga Diklat


Pemerintah

3. Bahan Kerja: Kertas laporan hasil kerja, seperangkat komputer, layar


proyektor, papan tulis, dan perlengkapan pembinaan

4. Perangkat Kerja:

Widyaswara mendapatkan perangkat kerja kendaraan dinas, beberapa unit


computer, software pengolahan data, dan semua yang telah ditetapkan melalui
peraturan perundang-undangan.

5. Pelaksanaan Kerja: Unsur dan sub unsur kegiatan Widyaiswara yang


dinilai angka kreditnya, terdiri atas:

a. Pendidikan, terdiri dari:


1. Pendidikan sekolah yang terakreditasi dan memperoleh ijazah/gelar
kesarjanaan;

7
2. Diklat dan memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan
(STTPP)/sertifikat; dan
3. Diklat Prajabatan dan memperoleh STTPP/sertifikat.
b. Pengembangan dan Pelaksanaan Diklat, terdiri dari:
1. penganalisisan kebutuhan Diklat;
2. penyusunan kurikulum Diklat;
3. penyusunan bahan Diklat sesuai spesialisasinya;
4. pelaksanaan tatap muka di depan kelas Diklat sesuai spesialisasinya;
5. pemeriksaan ujian Diklat sesuai spesialisasinya;
6. pembimbingan peserta Diklat pada Diklat Struktural sesuai spesialisasinya;
7. pengelolaan program Diklat di instansinya; dan
8. pengevaluasian program Diklat.

6. Hubungan Jabatan:

(1) Widyaiswara berkedudukan sebagai pejabat fungsional di bidang kediklatan


pada Lembaga Diklat Pemerintah.
(2) Widyaiswara merupakan jabatan karier yang hanya dapat diduduki oleh PNS.
(3) Widyaiswara dalam melaksanakan tugasnya, bertanggung jawab kepada
Pimpinan Lembaga Diklat Pemerintah yang bersangkutan.

7. Kondisi Pelaksanaan: Sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh Pembina


Widyaswara pada masa pembinaan.

Jam kerja selama 8 jam, terhitung mulai pukul 8.00 s/d pukul 16.00

Penilaian kinerja dilakukan oleh inspektorat diwakili oleh pembina Widyaswara


di setiap daerah

8. Syarat Jabatan: Pegawai Negeri Sipil yang diangkat untuk pertama kali
dalam jabatan Widyaiswara harus memenuhi syarat:

a. berijazah paling rendah sarjana (S-1)/Diploma IV sesuai kualifikasi yang


ditentukan;
b. pangkat paling rendah Penata Muda golongan ruang IIIA

8
c. setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) rata-rata harus bernilai baik dalam 1
(satu) tahun terakhir

berikut beberapa bab tentang SK MENPAN yang ada mengenai jabatan


Widyaswara
LAMPIRAN SK MENPAN

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR


NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN
FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN
RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR


NEGARA TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN
ANGKA KREDITNYA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Jabatan Fungsional Widyaiswara adalah jabatan fungsional yang mempunyai
ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang mendidik, mengajar
dan/atau melatih Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Lembaga Diklat Pemerintah,
yang diduduki oleh PNS dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh
oleh pejabat yang berwenang;
2. Widyaiswara adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup, tugas,
tanggung jawab, dan wewenang untuk mendidik, mengajar dan/atau melatih PNS
pada Lembaga Diklat Pemerintah;

9
3. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang
selanjutnya disebut Diklat PNS adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar
dalam rangka meningkatkan kemampuan PNS;
4. Lembaga Diklat Pemerintah adalah satuan unit organisasi pada Kementerian,
Non Kementerian, Kesekretariatan Lembaga Negara, dan Perangkat Daerah yang
bertugas melakukan pengelolaan Diklat dan pengembangan SDM;
5. Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan adalah Diklat yang dilaksanakan
untuk mencapai persyaratan kompetensi kepemimpinan aparatur pemerintah yang
sesuai dengan jenjang jabatan struktural;

6. Pendidikan dan Pelatihan Fungsional adalah Diklat yang dilaksanakan untuk


mencapai persyaratan kompetensi jabatan fungsional yang sesuai dengan jenis dan
jenjang jabatan masing-masing;
7. Pendidikan dan Pelatihan Teknis adalah Diklat yang dilaksanakan untuk
mencapai persyaratan kompetensi teknis yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas
PNS;
8. Spesialisasi Widyaiswara adalah keahlian yang dimiliki oleh Widyaiswara yang
didasarkan pada rumpun keilmuan tertentu sesuai latar belakang pendidikan
dan/atau pengalaman kerjanya;
9. Standar kompetensi Widyaiswara adalah kemampuan minimal yang secara
umum dimiliki oleh Widyaiswara dalam melaksanakan tugas, tanggung jawab dan
wewenangnya untuk mendidik, mengajar, dan/atau melatih PNS, yang terdiri atas
kompetensi pengelolaan pembelajaran, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, dan kompetensi substantif;
10. Pendidikan dan Pelatihan tingkat tinggi adalah Diklat bagi PNS untuk
mencapai persyaratan kompetensi jabatan struktural Eselon I, Eselon II, dan
kompetensi jabatan fungsional jenjang utama, yang terdiri dari Diklat
Kepemimpinan Tingkat I dan Tingkat II, Diklat Fungsional jenjang Tingkat
Utama, dan Diklat Teknis lainnya yang setara;
11. Pendidikan dan Pelatihan tingkat menengah adalah Diklat bagi PNS untuk
mencapai persyaratan kompetensi jabatan struktural Eselon III, dan kompetensi

10
jabatan fungsional jenjang madya, yang terdiri dari Diklat Kepemimpinan Tingkat
III, Diklat Fungsional jenjang Tingkat Madya, dan Diklat Teknis lainnya yang
setara;
12. Pendidikan dan Pelatihan tingkat lanjutan adalah Diklat bagi PNS untuk
mencapai persyaratan kompetensi jabatan struktural Eselon IV, dan kompetensi
jabatan fungsional jenjang muda atau yang setara, yang terdiri dari Diklat
Kepemimpinan Tingkat IV, Diklat Fungsional jenjang Tingkat Muda, dan Diklat
Teknis lainnya yang setara;

13. Pendidikan dan Pelatihan tingkat dasar adalah Diklat bagi Calon Pegawai
Negeri Sipil (CPNS) untuk mencapai persyaratan kompetensi PNS yaitu Diklat
Prajabatan, dan Diklat bagi PNS untuk mencapai persyaratan kompetensi jabatan
fungsional yang terdiri dari Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional dan Diklat
Teknis lainnya yang setara;
14. Angka kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau akumulasi
nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh Widyaiswara dalam rangka
pembinaan karier jabatan dan kepangkatannya;
15. Tim penilai angka kredit adalah tim penilai yang dibentuk dan ditetapkan oleh
pejabat yang berwenang, dan bertugas menilai prestasi kerja Widyaiswara.
BAB II
RUMPUN JABATAN, KEDUDUKAN, DAN
TUGAS POKOK
Pasal 2
Jabatan Fungsional Widyaiswara termasuk dalam rumpun pendidikan lainnya.
Pasal 3
(1) Widyaiswara berkedudukan sebagai pejabat fungsional di bidang kediklatan
pada Lembaga Diklat Pemerintah.
(2) Widyaiswara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan jabatan karier
yang hanya dapat diduduki oleh PNS.
(3) Widyaiswara dalam melaksanakan tugasnya, bertanggung jawab kepada
Pimpinan Lembaga Diklat Pemerintah yang bersangkutan.

11
Pasal 4
(1) Tugas pokok Widyaiswara adalah mendidik, mengajar, dan/atau melatih PNS
pada Lembaga Diklat Pemerintah masing-masing.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Widyaiswara harus mendapatkan penugasan secara tertulis dari Pimpinan
Lembaga Diklat Pemerintah yang bersangkutan.

(3) Widyaiswara yang melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) pada Lembaga Diklat Pemerintah di luar instansinya, harus mendapat
surat penugasan dari Pimpinan Lembaga Diklat Pemerintah masing-masing.
BAB III
INSTANSI PEMBINA DAN TUGAS INSTANSI PEMBINA
Pasal 5
(1) Instansi Pembina Jabatan Fungsional Widyaiswara adalah Lembaga
Administrasi Negara (LAN).
(2) Lembaga Administrasi Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
melakukan tugas pembinaan antara lain meliputi:
a. menetapkan pedoman formasi Jabatan Fungsional Widyaiswara;
b. menetapkan standar kompetensi Jabatan Fungsional Widyaiswara;
c. menyelenggarakan dan memfasilitasi seleksi dan pengembangan Jabatan
Fungsional Widyaiswara;
d. menyusun kurikulum Diklat Jabatan Fungsional Widyaiswara;
e. menyelenggarakan dan memfasilitasi Diklat Fungsional Widyaiswara dan
Diklat Teknis bagi Widyaiswara;
f. melakukan evaluasi dan penempatan Jabatan Fungsional Widyaiswara;
g. melakukan monitoring dan evaluasi Jabatan Fungsional Widyaiswara;
h. menetapkan pedoman sertifikasi Jabatan Fungsional Widyaiswara;
i. menyelenggarakan dan memfasilitasi proses sertifikasi Jabatan Fungsional
Widyaiswara;
j. mensosialisasikan Jabatan Fungsional Widyaiswara serta petunjuk
pelaksanaannya;

12
k. mengembangkan sistem informasi Jabatan Fungsional Widyaiswara; dan
l. memfasilitasi penyusunan dan penetapan etika profesi dan kode etik
Widyaiswara.
BAB IV
UNSUR DAN SUB UNSUR KEGIATAN
Pasal 6
(1) Unsur dan sub unsur kegiatan Widyaiswara yang dinilai angka kreditnya,
terdiri atas:
a. Pendidikan, terdiri dari:
1. Pendidikan sekolah yang terakreditasi dan memperoleh ijazah/gelar
kesarjanaan;
2. Diklat dan memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan
(STTPP)/sertifikat; dan
3. Diklat Prajabatan dan memperoleh STTPP/sertifikat.
b. Pengembangan dan Pelaksanaan Diklat, terdiri dari:
1. penganalisisan kebutuhan Diklat;
2. penyusunan kurikulum Diklat;
3. penyusunan bahan Diklat sesuai spesialisasinya;
4. pelaksanaan tatap muka di depan kelas Diklat sesuai spesialisasinya;
5. pemeriksaan ujian Diklat sesuai spesialisasinya;
6. pembimbingan peserta Diklat pada Diklat Struktural sesuai spesialisasinya;
7. pengelolaan program Diklat di instansinya; dan
8. pengevaluasian program Diklat.
9
c. Pengembangan Profesi, terdiri dari:
1. pembuatan Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang terkait lingkup kediklatan dan/atau
pengembangan spesialisasinya;
2. penerjemahan/penyaduran buku dan bahan ilmiah lainnya selain buku yang
terkait lingkup kediklatan dan/atau pengembangan spesialisasinya;
3. pembuatan peraturan/panduan dalam lingkup kediklatan; dan
4. pelaksanaan orasi ilmiah sesuai spesialisasinya.

13
d. Penunjang, meliputi:
1. peran serta dalam seminar/lokakarya dalam rangka pengembangan
wawasan/kompetensi Widyaiswara;
2. keanggotaan dalam organisasi profesi;
3. keanggotaan dalam Tim Penilai Jabatan Fungsional Widyaiswara;
4. pembimbingan kepada Widyaiswara jenjang di bawahnya;
5. perolehan gelar kesarjanaan yang tidak sesuai spesialisasinya;
6. perolehan piagam kehormatan/tanda jasa;
(2) Unsur dan sub unsur kegiatan Widyaiswara sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan rincian angka kreditnya adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran I.

14
Uraian Jabatan Paramedis

1. Identitas Jabatan:

• Nama Jabatan : Paramedis

• Kode : -

• Ringkasan Tugas : Tugas pokok dari paramedis adalah sebagai


berikut:

-Melaksanakan pemeriksaan kotoran, feses dsb

-Melakukan rontgent

- Melakukan rehabilitasi pasien

Selain itu tugasnya adalah

a. Mengkoordinasikan semua kebutuhan Pelayanan Medis;


b. Melakukan pemantauan dan pengawasan, penggunaan fasilitas dan
kegiatan pelayanan medik;
c. Melakukan pengawasan dan pengendalian, penerimaan, pemulangan
pasien;
d. Mengkoordinir semua kebutuhan Pelayanan Medis yang meliputi
instalasi rawat jalan, perawatan intensif, rawat inap bedah dan rawat
darurat;
e. Mengkoordinasikan semua kebutuhan pelayanan penunjang medis
pada instalasi radiologi, farmasi, gizi, rehabilitasi medis, patologi
klinik, patologi anatomi, pemulasaran jenazah, pemeliharaan sarana
Rumah Sakit, pemeliharaan sanitasi Rumah Sakit;

2. Hasil Kerja : Paramedis fungsional adalah paramedis perawatan dan


non
perawatan yang bertugas pada instalasi dalam jabatan fungsional yang
mempunyai hasil kerja sebagai berikut:

15
• Keluaran Kerja :

a. Rekap data jumlah pasien yang datang di RS

b. Laporan data penyakit yang diderita pasien seminggu


sekali
c. Laporan jumlah peralatan yang digunakan selama
seminggu sekali
d. Rekap data pemeriksaan pasien

3. Pemegang jabatan : Dalam melaksanakan fungsinya paramedis


fungsional berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala instalasi
rumah sakit daerah
4. Bahan Kerja : daftar kerja, daftar laporan, daftar rekam medis pasien

5. Perangkat Kerja: Alat-alat laboratorium, alat rontgent, alat pacu jantung,


alat tensi, ambulance

6. Pelaksanaan Kerja: selama 24 jam bergantian setiap tim sesuai dengan


jadwal yang telah ditentukan oleh manajer yang bersangkutan . Jadwal
pokok PNS pukul 08.00 s/d pukul 16.00

Idealnya pembagiannya untuk pegawai adalah 47% untuk shift pagi, 35%
untuk shift sore, dan 18% untuk shift malam.

7. Hubungan Jabatan:

(1) Paramedis terdiri dari:


a. Sub Bidang Pelayanan Medis dan Rujukan;
b. Sub Bidang Logistik
(2) Masing-masing Sub Bidang sebagaimana dimaksud dipimpin oleh seorang
Kepala Sub Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Bidang Pelayanan Medis sesuai dengan bidang tugasnya.

16
8. Kondisi Pelaksanaan:

Jam kerja selama 8 jam, terhitung mulai pukul 8.00 s/d pukul 16.00

Penilaian kinerja dilakukan oleh inspektorat diwakili oleh kepala bidang medis di
setiap rumah sakit daerah.

9. Syarat Jabatan: Pegawai Negeri Sipil yang diangkat untuk pertama kali
dalam jabatan Paramedis harus memenuhi syarat:

a. berijazah paling rendah sarjana (S-1)/Diploma IV Ilmu Kedokteran sesuai


kualifikasi yang ditentukan;
b. pangkat paling rendah Penata Muda golongan ruang IIIA
c. setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) rata-rata harus bernilai baik dalam 1
(satu) tahun terakhir.

SK MENPAN TENTANG JABATAN PARAMEDIS

(Keputusan MENPAN No. 93/1986 mengenai jabatan tenaga dokter)

NB:Belum penulis temukan …..

17
Uraian Jabatan Auditor berpedoman SK Menpan

1. Identitas Jabatan:

• Nama Jabatan : Auditor Muda

• Kode : -

• Ringkasan Tugas : Auditor muda merupakan jabatan fungsional


yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang
PNS dalam suatu satuan organisasi pengawasan instansi pemerintah/aparat
pengawasan instansi pemerintah (APIP) yang dalam pelaksanaan tugasnya
didasarkan pada keahlian dan/atau keterampilan tertentu serta bersifat
mandiri. 2 Sesuai SK MENPAN, tugas auditor adalah:

1) Menyiapkan perumusan kebijakan pengawasan dan kebijakan lainnya.


2) Menyiapkan Rencana Induk Pengawasan (RIP).
3) Menyiapkan kebijakan pengawasan tahunan.
4) Menyiapkan Rencana Kerja Pengawasan Tahunan (RKPT).
5) Menyiapkan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT).
6) Menyusun pedoman dan atau sistem pengawasan.
7) Memutakhirkan pedoman dan atau sistem pengawasan.
8) Menyusun petunjuk pelaksanaan (Juklak) dan atau petunjuk teknis (Juknis)
pengawasan.
9) Memutakhirkan juklak dan atau juknis pengawasan
10) Menyusun ukuran kinerja di bidang pengawasan.
11) Membina dan menggerakan Aparat Pengawasan Fungsional (APF).
12) Menelaah peraturan perundang-undangan.
13) Melaksanakan penyuluhan di bidang pengawasan.
14) Melaksanakan asistensi dan konsultasi di bidang pengawasan

15) Melakukan audit pemerintahan secara berkala

2
http://www.deptan.go.id/itjen/index.php/jabatan-fungsional-auditor diakses tanggal 26
Oktober 2010, pukul 23.06

18
2. Hasil Kerja :

• Keluaran Kerja :
a. Laporan akuntabilitas.
b. Laporan hasil audit akuntabilitas.
c. Laporan hasil pengawasan.
d. Laporan hasil pengawasan.
Laporan kebijakan keuangan dan pembangunan

• Pemegang jabatan :
Di bawah naungan Inspektorat jedral pengawasan dengan jenjang jabatan
sebagai berikut:
A. Auditor Terampil:

• Auditor Pelaksana
• Auditor Pelaksana Lanjutan
• Auditor Penyelia

B. Auditor Ahli:

• Auditor Ahli Pertama


• Auditor Ahli Muda
• Auditor Ahli Madya
• Auditor Ahli Utama
3. Bahan Kerja : Kertas Kerja, data kepegawaian, dan keseluruhan data
tentang daerah yang diawasi dan diaudit

4. Perangkat Kerja: Komputer, software pengolahan data, kendaraan dinas,


satuan tim auditor

19
5. Pelaksanaan Kerja: di Lembaga BPKP, Inspektorat Jenderal
Departemen/Kementerian, Inspektorat Utama/Inspektorat LPND, Badan
Pengawasan Daerah Provinsi/Kabupaten/ Kota

(1) Tanggung jawab Auditor adalah menyelesaikan tugas sesuai dengan norma
atau standar Audit
Pemerintahan yang berlaku.
(2) Wewenang Auditor adalah meminta keterangan yang wajib diberikan oleh
setiap orang ,
Instansi Pemerintah, badan usaha negara atau badan swasta sepanjang tidak
bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

6. Hubungan Jabatan: Merupakan salah satu jabatan fungsional di


lingkungan aparat pengawasan internal pemerintah. Sudah lolos uji kredit
dan pangkat derendah-rendahnya Pengatur Muda tingkat I

7. Kondisi Pelaksanaan: Sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh Kepala


bagian auditor pada masa pembinaan. Jam kerja selama 8 jam, terhitung
mulai pukul 8.00 s/d pukul 16.00

8. Syarat Jabatan:

a. Berijazah pendidikan formal minimal SLTA, D II, atau D III


dengan kualifikasi yang ditentukan oleh instansi pembina.
b. Pangkat serendah-rendahnya Pengatur Muda Tingkat I (golongan
ruang II/b).
c. Bekerja di lingkungan Aparat Pengawasan Internal Pemerintah
(APIP), meliputi:
 BPKP
 Inspektorat Jenderal Departemen/ Kementerian
 Unit Pengawasan LPND
 Badan Pengawasan Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota

20
d. Memiliki kompetensi di bidang pengawasan dan lulus diklat
sertifikasi JFA sesuai dengan pangkat dan jabatan yang akan
didudukinya.
e. Memiliki Angka kredit minimal yang ditentukan.

SK MENPAN TENTANG JABATAN AUDITOR

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR


NEGARA TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DAN ANGKA
KREDITNYA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
PASAL1
Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :
1. Auditor adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggungjawab,
wewenang, dan hak
secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pengawasan pada
instansi
pemerintah.
2. Auditor terdiri dari Auditor Trampil dan Auditor Ahli.
3. Angka Kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan atau akumulasi
nilai butir-butir
kegiatan yang harus dicapai oleh pejabat fungsional Auditor yang digunakan
sebagai salah satu
syarat untuk pengangkatan dan kenaikan pangkat dalam jabatan Auditor.
4. Instansi Pembina Jabatan Fungsional Auditor di lingkungan Badan Pemeriksa
Keuangan
(BEPEKA) adalah Sekretaris Jenderal BEPEKA.
5. Instansi Pembina Jabatan Fungsional Auditor di lingkungan Badan Pengawasan
Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) dan instansi pemerintah lainnya kecuali di lingkungan
BEPEKA, adalah

21
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.
6. Audit (pemeriksaan) adalah pengujian atas kegiatan obyek pemeriksaan dengan
cara
membandingkan keadaan yang terjadi dengan keadaan yang seharusnya.
7. Melakukan tugas secara mandiri adalah melakukan tugas dalam suatu tim
pengawas mandiri
yang merupakan kerja bersama, tetapi tanggung jawab hasil pelaksanaan tugas
dan kewenangan
pelaksanaan tugas tetap melekat pada masing-masing pejabat fungsional auditor
tersebut.
8. Peran Auditor Trampil dan Auditor Ahli dalam tim adalah peran dalam tim
mandiri sebagai
Anggota Tim, Ketua Tim, Pengendali Teknis dan Pengendali Mutu.

9. Pengawasan adalah seluruh proses kegiatan penilaian terhadap obyek


pengawasan dan atau
kegiatan tertentu dengan tujuan untuk memastikan apakah pelaksanaan tugas dan
fungsi obyek
pengawasan dan atau kegiatan tersebut telah sesuai dengan yang telah ditetapkan.
10. Mempersiapkan perumusan kebijakan pengawasan dan kebijakan lainnya
adalah kegiatan
membantu menyiapkan dan atau memberikan masukan-masukan terutama berasal
dari aparat
pengawas yang mengetahui permasalahan dan kebutuhan pengawasan dalam
rangka
menetapkan kebijakan pengawasan dan kebijakan lainnya.
11. Menyiapkan Rencana Induk Pengawasan (RIP) adalah kegiatan membantu
menyiapkan dan
atau memberi masukan untuk penyusunan RIP guna menjamin tercapainya
pengawasan yang
optimal, menyeluruh, dan terpadu.

22
12. Menyiapkan kebijakan pengawasan tahunan adalah kegiatan membantu
penyusunan dan
perumusan kebijakan pengawasan tahunan dalam rangka penyusunan Rencana
Kerja
Pengawasan Tahunan (RKPT).
13. Menyiapkan RKPT adalah kegiatan membantu menyiapkan/memberikan
masukan dalam
rangka penyusunan RKPT.
14. Menyiapkan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) adalah kegiatan
membantu
menyiapkan dan atau memberi masukan antara lain dalam bentuk rincian kegiatan
dan anggaran
pengawasan dalam rangka penyusunan PKPT.
15. Menyusun pedoman dan atau sistem pengawasan adalah kegiatan membantu
mengumpulkan,
mengolah data serta menyusun pedoman dan atau sistem dibidang pengawasan.
16. Memutakhirkan pedoman dan atau sistem pengawasan adalah kegiatan
membantu meneliti,
mengevaluasi, dan merumuskan kembali pedoman dan atau sistem pengawasan
dengan maksud
agar tetap sesuai dengan kebutuhan.
17. Menyusun petunjuk pelaksanaan (juklak) dan atau petunjuk teknis (juknis)
adalah kegiatan
membantu menjabarkan peraturan perundang-undangan, pedoman, dan atau
sistem untuk
memudahkan pelaksanaan pengawasan.
18. Memutakhirkan petunjuk pelaksanaan (juklak) dan atau petunjuk teknis
(juknis) adalah
kegiatan membantu meneliti, mengevaluasi, dan merumuskan kembali juklak dan
juknis dengan
maksud agar tetap sesuai dengan kebutuhan.

23
19. Menyusun ukuran kinerja di bidang pengawasan adalah kegiatan membantu
mengumpulkanJ
mengolah data, serta merumuskan ukuran kinerja pengawasan yang dapat
dipergunakan sebagai
tolok ukur dalam melakukan pengujian dan penilaian terhadap obyek pengawasan
dan atau
kegiatan tertentu.
20. Membina dan menggerakan Aparat Pengawasan Fungsional (APF) adalah
peran aktif untuk
membantu mengarahkan, membimbing, dan mengkoordinasikan APF dengan
tujuan uiituk
meningkatkan kualitas pelaksanaan dan hasil pengawasan.
21. Menelaah peraturan perundang-undangan adalah kegiatan membantu
mempelajari, meneliti,
memeriksa, menyelidikiJ dan menilik peraturan perundang-undangan.
22. Melaksanakan penyuluhan di bidang pengawasan adalah kegiatan membantu
penyebarluasan
aspek dan arti penting pengawasan agar setiap pelaku dalam sistem
penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan dapat memahami pengawasan secara benar.
23. Melaksanakan asistensi dan konsultasi di bidang pengawasan adalah kegiatan
perbantuan atau
kerjasama antara sesama aparat fungsional atau dengan instansi lain dibidang
pengawasan, dan
di bidang lainnya untuk menunjang kelancaran dan ketepatan pelaksanaan tugas
umum
pemerintahan dan pembangunan.

24
BAB II
KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK
PASAL 2
(1) Auditor adalah jabatan fungsional yang berkedudukan sebagai pelaksana
teknis fungsional
pengawasan pada instansi Pemerintah dan Sekretariat Jenderal BEPEKA baik di
tingkat pusat
maupun daerah.
(2) Jabatan fungsional Auditor hanya dapat diduduki oleh seorang yang telah
berstatus sebagai
Pegawai Negeri Sipil.
PASAL 3
Tugas pokok Auditor adalah:
a. Menggerakkan dan atau membina pengawasan.
b. Melaksanakan pengawasan.

BAB III
TANGGUNG JAWAB, WEWENANG
PASAL 4
(1) Tanggung jawab Auditor adalah menyelesaikan tugas sesuai dengan norma
atau standar Audit
Pemerintahan yang berlaku.
(2) Wewenang Auditor adalah meminta keterangan yang wajib diberikan oleh
setiap orang ,
Instansi Pemerintah, badan usaha negara atau badan swasta sepanjang tidak
bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

25
Uraian Jabatan Penyuluh Pertanian Berpedoman SK Menpan

1. Identitas Jabatan:

• Nama Jabatan : Penyuluh Pertanian Pelaksana

• Kode : -

• Ringkasan Tugas: Tugas pokok dari penyuluh pertanian


dalam SK adalah sebagai berikut:

a. Memandu penyusunan Rencana Definitif Kelompok (RDK), dan


Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK);
b. Menyusun programa penyuluhan pertanian sebagai anggota;
c. Menyusun rencana kerja tahunan penyuluh pertanian;
d. Menyusun materi penyuluhan pertanian dalam bentuk kartu kilat
e. Menyusun materi penyuluhan pertanian dalam bentuk
transparansi/bahan tayangan;
f. Menyusun materi penyuluhan pertanian dalam bentuk
flipchart/peta singkap;
g. Melakukan kunjungan tatapmuka/anjangsana pada petani
perorangan;
h. Melakukan kunjungan tatapmuka/anjangsana padakelompok tani;
i. Melakukan kunjungan tatapmuka/anjangsana pada petani
secara massal;
j. Memandu pelaksanaan demonstrasi usaha tani dengan
cara demonstrasi plot;

2. Hasil Kerja :

• Keluaran Kerja : a. Rencana tahunan materi penyuluhan


pertanian

b. Laporan hasil kerja kunjungan ke petani

26
c.Laporan hasil pelaksanaan kegiatan administrati petani

• Pemegang jabatan : Kepala Dinas Pertanian

3. Bahan Kerja : Kertas laporan hasil kerja, seperangkat komputer,


layar proyektor, papan tulis, dan perlengkapan pembinaan

4. Perangkat Kerja: Alat-alat pertanian untuk penyuluhan,


kendaraan dinas, satuan tim penyuluh

5. Pelaksanaan Kerja:

Untuk penyuluh pertanian pelaksana sesuai SK tugasnya sebagai berikut:

1. Memandu penyusunan Rencana Definitif Kelompok (RDK), dan Rencana


Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK);
2. Menyusun programa penyuluhan pertanian sebagai anggota;
3. Menyusun rencana kerja tahunan penyuluh pertanian;
4. Menyusun materi penyuluhan pertanian dalam bentuk
kartu kilat;
5. Menyusun materi penyuluhan pertanian dalam bentuk transparansi/bahan
tayangan;
6. Hubungan Jabatan: Berada di lingkungan dinas Pertanian dan
memiliki jenjang jabatan: a. Penyuluh Pertanian Pelaksana Pemula

b. Penyuluh Pertanian Pelaksana

c. Penyuluh Pertanian Pelaksana Lanjutan

7. Kondisi Pelaksanaan: Sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh


Kepala bagian penyuluh pada masa pembinaan. Jam kerja selama 8
jam, terhitung mulai pukul 8.00 s/d pukul 16.00

8. Syarat Jabatan:

Pegawai Negeri Sipil yang diangkat untuk pertama kali dalam jabatan Penyuluh
pertanian harus memenuhi syarat:

27
a. berijazah paling rendah sarjana (S-1)/Diploma IV Ilmu Pertanian sesuai
kualifikasi yang ditentukan;
b. pangkat paling rendah Penata Muda golongan ruang IIIA
c. setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) rata-rata harus bernilai baik dalam 1
(satu) tahun terakhir.

SK MENPAN TENTANG JABATAN PENYULUH PERTANIAN

PERATURAN
MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
NOMOR: PER/02/MENPAN/2/2008
TENTANG
JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN DAN ANGKA BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara ini yang
dimaksud dengan:
1. Penyuluh Pertanian adalah Jabatan Fungsional yang memiliki ruang lingkup
tugas, tanggung jawab, dan wewenang penyuluhan pertanian yang diduduki oleh
Pegawai Negeri Sipil yang diberi hak serta kewajiban secara penuh oleh pejabat
yang berwenang.
2. Penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta
pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan
dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan
sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi
usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam
pelestarian fungsi lingkungan hidup.
3. Penyuluh Pertanian Terampil adalah pejabat fungsional yang dalam
pelaksanaan pekerjaannya mempergunakan prosedur dan teknik kerja tertentu.
4. Penyuluh Pertanian Ahli adalah pejabat fungsional yang dalam pelaksanaan
pekerjaannya didasarkan atas disiplin ilmu pengetahuan, metodologi dan teknik
analisis tertentu.

28
5. Kegiatan Penyuluh Pertanian meliputi pendidikan, persiapan penyuluhan
pertanian, pelaksanaan penyuluhan pertanian, evaluasi dan pelaporan,
pengembangan penyuluhan pertanian, pengembangan profesi, dan penunjang
kegiatan penyuluhan pertanian
6. Programa penyuluhan pertanian adalah rencana tertulis yang disusun secara
sistematis untuk memberikan arah dan pedoman pelaksanaan penyuluhan serta
sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan.
7. Rencana kerja Penyuluh Pertanian adalah jadwal kegiatan yang disusun oleh
para Penyuluh Pertanian Terampil dan Penyuluh Pertanian Ahli berdasarkan
programa penyuluhan pertanian setempat, yang mencantumkan hal-hal yang perlu
disiapkan dalam berinteraksi dengan pelaku utama dan pelaku usaha pertanian.
8. Pelaku utama adalah petani, pekebun, dan peternak, beserta keluarga intinya.
9. Pelaku usaha adalah perorangan warga negara Indonesia atau korporasi yang
dibentuk menurut hukum Indonesia yang mengelola usaha pertanian.
10. Tim Penilai Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian adalah tim penilai yang
dibentuk dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang dan bertugas menilai
prestasi kerja Penyuluh Pertanian.
11. Angka kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan atau akumulasi
nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh pejabat fungsional Penyuluh
Pertanian dalam rangka pembinaan karier yang bersangkutan.
12. Karya tulis ilmiah adalah tulisan hasil pokok pikiran, pengembangan dan hasil
kajian atau penelitian yang disusun oleh perorangan atau kelompok, yang
membahas suatu pokok bahasan ilmiah dengan menuangkan gagasan tertentu
melalui identifikasi, tinjauan pustaka, deskripsi, analisis permasalahan,
kesimpulan dan saran-saran pemecahannya.
13. Tanda jasa/penghargaan adalah tanda kehormatan yang diberikan oleh
Pemerintah dan Pemerintah Daerah, Negara Asing, atau organisasi ilmiah
nasional/regional/internasional yang diakui oleh masyarakat ilmiah.
14. Organisasi profesi adalah organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya
didasarkan pada disipilin ilmu pengetahuan di bidang pertanian dan etika profesi
di bidang penyuluhan pertanian

29
BAB II
RUMPUN JABATAN, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK,
DAN INSTANSI PEMBINA
Pasal 2
Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian termasuk dalam rumpun Ilmu Hayat.
Pasal 3
(1) Penyuluh Pertanian berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional pada
unit organisasi lingkup penyuluhan pertanian pada instansi pemerintah.
(2) Penyuluh Pertanian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan jabatan
karier.
Pasal 4
Tugas pokok Penyuluh Pertanian adalah melakukan kegiatan persiapan
penyuluhan pertanian, pelaksanaan penyuluhan pertanian evaluasi dan pelaporan,
serta pengembangan penyuluhan pertanian.
Pasal 5
(1) Instansi Pembina jabatan fungsional Penyuluh Pertanian adalah Departemen
Pertanian.
(2) Instansi Pembina sebagaimana dimaksud pada ayat (1), antara lain mempunyai
kewajiban:
a. menetapkan standar kompetensi jabatan fungsional Penyuluh Pertanian;
b. menetapkan pedoman formasi jabatan fungsional Penyuluh Pertanian;
c. menyusun kurikulum pendidikan dan pelatihan jabatan fungsional Penyuluh
Pertanian;
d. melakukan pengkajian dan pengusulan tunjangan jabatan fungsional Penyuluh
Pertanian;
e. mensosialisasikan jabatan fungsional Penyuluh Pertanian serta petunjuk
pelaksanaannya;
f. menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan fungsional/teknis
fungsional Penyuluh Pertanian;

30
g. mengembangkan sistem informasi jabatan fungsional Penyuluh
Pertanian;
h. memfasilitasi pelaksanaan jabatan fungsional Penyulu Pertanian;
i. memfasilitasi pembentukan organisasi profesi Penyuluh Pertanian;
j. memfasilitasi penyusunan dan penetapan etika profesi dan kode etik Penyuluh
Pertanian; dan
k. melakukan monitoring dan evaluasi jabatan fungsional Penyuluh Pertanian.

31
Uraian Jabatan Penyuluh Kehutanan Berpedoman SK Menpan

1. Identitas Jabatan:

• Nama Jabatan : Penyuluh Kehutanan Pelaksana

• Kode : -

• Ringkasan Tugas : Tugas pokok dari Penyuluh Kehutanan


Pelaksana sebagai berikut:

a. Mengumpulkan data sekunder dan informasi wilayah kerja;

b. Mengolah data potensi wilayah dan agroekosistem serta kebutuhan


teknologi kehutanan tingkat desa dan kecamatan;

c. Memandu penyusunan rencana tahunan usaha wanatani kelompok sasaran;

d. Melaksanakan kajian identifikasi kebutuhan penyuluhan kehutanan;

e. Menyusun rencana kerja tahunan Penyuluh Kehutanan tingkat pelaksana;

f. Memandu penyusunan Rencana Definitif Kelompok (RDK) dan Rencana


Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) kelompok wanatani;

g Mengumpulkan data dalam rangka persiapan penyusunan materi


penyuluhan kehutanan;

h. Menyusun/membuat materi penyuluhan kehutanan dalam bentuk foto;

i. Menyusun/membuat materi penyuluhan kehutanan dalam bentuk flip


chart (minimal 5 lembar);

j. Menyusun/membuat materi penyuluhan kehutanan dalam bentuk


chart/gambar;

2. Hasil Kerja : - Menyusun laporan bulanan tentang hasil kegiatan;

- Menyusun laporan triwulan tentang hasil kegiatan

- Menyusun laporan tahunan tentang hasil kegiatan

32
• Keluaran Kerja :

a. data sekunder dan informasi wilayah kerja

b. data potensi wilayah dan agroekosistem serta kebutuhan teknologi


kehutanan tingkat desa dan kecamatan

c. rencana kerja tahunan Penyuluh Kehutanan tingkat pelaksana

d. materi penyuluhan kehutanan dalam bentuk foto

• Pemegang jabatan : Di bawah naungan kepala Dinas Kehutanan

3. Bahan Kerja : Kertas laporan hasil kerja, seperangkat komputer, layar


proyektor, papan tulis, dan perlengkapan pembinaan

4. Perangkat Kerja: Kendaraan dinas, satuan pengamanan, satuan tim


untuk terjun ke dalam lapangan

5. Pelaksanaan Kerja: Penyuluh Kehutanan Pelaksana memiliki tanggung


jawab sebagai berikut:

a. Melakukan kunjungan tatap muka atau anjangsana kepada anggota


kelompok sasaran;

b. Melakukan kunjungan tatap muka atau anjangsana kepada


kelompok sasaran;

c. Memberikan konsultasi/pemecahan masalah kepada perorangan;

Hubungan Jabatan: - Penyuluh Kehutanan Pertama.


-Penyuluh Kehutanan Muda.
-Penyuluh Kehutanan Madya
Jenjang pangkat Penyuluh Kehutanan(SK MENPAN)sebagaimana dimaksud
sesuai jenjang jabatan, adalah :
a. Penyuluh Kehutanan Pertama, terdiri dari :

33
1. Penata Muda, golongan ruang III/a.
2. Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b.
b. Penyuluh Kehutanan Muda, terdiri dari :
1. Penata, golongan ruang III/c.
2. Penata Tingkat I, golongan ruang III/d.
c. Penyuluh Kehutanan Madya, terdiri dari :
1. Pembina, golongan ruang IV/a.
2. Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b.
3. Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c.

• Kondisi Pelaksanaan: Sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh Pembina


pada masa pembinaan.

Jam kerja selama 8 jam, terhitung mulai pukul 8.00 s/d pukul 16.00

Penilaian kinerja dilakukan oleh inspektorat diwakili oleh pembina di setiap


daerah yaitu Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten/Kota atau pejabat eselon II yang
membidangi kehutanan di Kabupaten/Kota bagi Penyuluh Kehutanan Pelaksana
sampai dengan Penyuluh Kehutanan Penyelia dan Penyuluh Kehutanan Pertama
sampai dengan Penyuluh Kehutanan Madya di lingkungan masing-masing

• Syarat Jabatan:

Persyaratan untuk dapat diangkat dalam jabatan Penyuluh Kehutanan tingkat


terampil atau pelaksana, adalah :

a. Berijazah Diploma II atau Diploma III sesuai dengan kualifikasi yang


ditentukan;

b. Serendah-rendahnya menduduki pangkat Pengatur Muda Tingkat I,


golongan ruang II/b;

c. Lulus pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang penyuluhan


kehutanan; dan

d. Setiap unsur dalam daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP3),


sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir

34
SK MENPAN TENTANG JABATAN PENYULUH KEHUTANAN

KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA


NOMOR 130/KEP/M.PAN/12/2002
TENTANG
JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KEHUTANAN DAN ANGKA
KREDITNYA
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan :
1. Penyuluh Kehutanan, adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas,
tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang
berwenang untuk melakukan penyuluhan kehutanan.
2. Penyuluh Kehutanan tingkat terampil, adalah jabatan fungsional Penyuluh
Kehutanan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya mempergunakan
prosedur dan teknik kerja tertentu.
3. Penyuluh Kehutanan tingkat ahli, adalah jabatan fungsional Penyuluh
Kehutanan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya didasarkan atas disiplin
ilmu pengetahuan, metodologi dan teknik analisis tertentu.
4. Kehutanan, adalah sistem pengurusan yang bersangkut paut dengan hutan,
kawasan hutan, dan hasil hutan yang diselenggarakan secara terpadu.
5. Penyuluhan Kehutanan, adalah proses pengembangan pengetahuan, sikap
dan perilaku kelompok masyarakat sasaran agar mereka tahu, mau dan
mampu memahami, melaksanakan dan mengelola usaha-usaha kehutanan
untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan sekaligus mempunyai
kepedulian dan berpartisipasi aktif dalam pelestarian hutan dan
lingkungannya.
6. Tim Penilai Angka Kredit, adalah Tim Penilai yang dibentuk dan
ditetapkan oleh pejabat vang berwenang dan bertugas menilai prestasi
kerja Penyuluh Kehutanan.
7. Angka Kredit, adalah suatu angka yang diberikan berdasarkan penilaian
atas prestasi kerja yang telah dicapai oleh seorang Penyuluh Kehutanan
dalam mengerjakan butir kegiatan yang digunakan sebagai salah satu
syarat untuk pengangkatan dan kenaikan pangkat dalam jabatan Penyuluh
Kehutanan.
BAB II
RUMPUN JABATAN, KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK
Pasal 2

35
Penyuluh Kehutanan termasuk dalam rumpun ilmu hayat.
Pasal 3
(1) Penyuluh Kehutanan berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional
penyuluhan kehutanan pada instansi pemerintah baik pusat maupun daerah.
(2) Penyuluh Kehutanan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), adalah jabatan
karier yang hanya dapat diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil.
Pasal 4
Tugas pokok Penyuluh Kehutanan, adalah menyiapkan, melaksanakan,
mengembangkan, memantau dan mengevaluasi serta melaporkan kegiatan
penyuluhan kehutanan.
BAB III
UNSUR DAN SUB UNSUR KEGIATAN
Pasal 5
Unsur dan sub unsur kegiatan Penyuluh Kehutanan, terdiri dari :
a. Pendidikan, meliputi :
1. Pendidikan sekolah dan memperoleh ijazah/gelar.
2. Pendidikan dan pelatihan fungsional bidang penyuluhan kehutanan
dan memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan
(STTPL) atau sertifikat.
b. Persiapan penyuluhan kehutanan, meliputi :
1. Identifikasi potensi wilayah dan agroekosistem serta kebutuhan
teknologi kehutanan.
2. Penyusunan program penyuluhan kehutanan.
3. Penyusunan rencana kerja penyuluhan kehutanan.
4. Penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan penyuluhan kehutanan.
c. Pelaksanaan penyuluhan kehutanan, meliputi :
1. Penyusunan materi penyuluhan kehutanan.
2. Penerapan metode penyuluhan kehutanan.
3. Pengembangan swadaya dan swakarya kelompok sasaran.
d. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penyuluhan kehutanan:
1. Memantau pelaksanaan penyuluhan kehutanan.
2. Mengevaluasi pelaksanaan penyuluhan kehutanan.
3. Membuat laporan pelaksanaan penyuluhan kehutanan.
e. Pengembangan penyuluhan kehutanan :
1. Pengembangan aspek kelembagaan/manajemen penyuluhan
kehutanan.

36
2. Pengembangan aspek tehnik, metodologi, materi, sarana dan alat
bantu penyuluhan kehutanan.
f. Pengembangan profesi :
1. Membuat karya tulis/karya ilmiah di bidang penyuluhan
kehutanan.
2. Mengembangkan teknologi tepat guna di bidang penyuluhan
kehutanan.
3. Merumuskan sistem penyuluhan kehutanan.
4. Membuat buku pedoman/petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis di
bidang penyuluhan kehutanan.
g. Penunjang penyuluhan kehutanan :
1. Mengajar dan melatih di bidang penyuluhan kehutanan.
2. Menterjemahkan/menyadur buku dan bahan-bahan lain dibidang
penyuluhan kehutanan.
3. Mengikuti seminar/lokakarya di bidang penyuluhan kehutanan.
4. Menjadi anggota Tim Penilai Jabatan Penyuluh kehutanan.
5. Memperoleh gelar kesarjanaan lainnya.
6. Menjadi anggota organisasi profesi di bidang penyuluhan
kehutanan.
7. Memperoleh piagam kehormatan.
BAB IV
JENJANG JABATAN DAN PANGKAT
Pasal 6
(1) Jabatan Penyuluh Kehutanan terdiri dari Penyuluh Kehutanan tingkat
terampil dan Penyuluh Kehutanan tingkat ahli.
(2) Jenjang jabatan Penyuluh Kehutanan tingkat terampil dari yang terendah
sampai dengan yang tertinggi, adalah
a. Penyuluh Kehutanan Pelaksana.
b. Penyuluh Kehutanan Pelaksana Lanjutan.
c. Penyuluh Kehutanan Penyelia.
(3) Jenjang pangkat Penyuluh Kehutanan sebagaimana dimaksud ayat (2) sesuai
dengan jenjang jabatan, adalah :
a. Penyuluh Kehutanan Pelaksana, terdiri dari :
1. Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang II/b.
2. Pengatur, golongan ruang II/c.
3. Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d.
b. Penyuluh Kehutanan Pelaksana Lanjutan, terdiri dari :

37
1. Penata Muda, golongan ruang III/a
2. Penata Tingkat I, golongan ruang III/b
c. Penyuluh Kehutanan Penyelia, terdiri dari:
1. Penata, golongan ruang III/c
2. Penata Tingkat I, golongan ruang III/d

38
PENUTUP

Demikian analisis jabatan fungsional di kabupaten Kebumen untuk tahun


2010. Kami menyimpulkan bahwa analisis jabatan sangat penting agar
manajer publik bisa memetakan dimana seorang pegawai harus berada.
Dengan analisis jabatan, kinerja pegawai sangat terpantau dengan adanya
sistem kredit. Tentunya diharapkan analisis jabatan ini tidak hanya menjadi
referensi bagi pegawai negeri sipil untuk melakukan tugasnya namun juga bisa
menjadi tolok ukur bagi pegawai untuk melaksanakan penugasannya.

39
DAFTAR PUSTAKA

Teguh, Ambar S & Rosidah, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia,


Yogyakarta: Graha Ilmu

http://www.bkn.go.id/in/peraturan/pedoman/pedoman-angkat-
fungsional.html

http://www.deptan.go.id/itjen/index.php/jabatan-fungsional-auditor.html

Keputusan MENPAN: 14 Tahun 2009

Keputusan MENPAN No. 93/1986

Keputusan MENPAN No: PER/02/MENPAN/2/2008

40
41

Anda mungkin juga menyukai