Anda di halaman 1dari 31

Konsep, Landasan Hukum

Dan Organisasi Profesi


Widyaiswara

Kelompok :
1. Dimas Reza P (4915153108)
2. Lyana Ferusnanda P (4915151021)
3. Rizka Maulidya (4915151077)
4. Niken Kartika S (4915150037)
Materi :

A. Pengertian Widyaiswara dan Landasan Hukum


B. Kedudukan Widyaiswara serta landasan hukumnya
C. Pengertian Kualifikasi Secara Umum
D. Penugasan dan kompetensi widyaiswara
E. Kompetensi Widyaiswara Abad ke-21
F. Tugas Pokok dan Fungsi Widyaiswara
G. Organisasi Profesi Widyaiswara
H. Kode Etik dan Landasan Hukum
A. Pengertian Widyaiswara

Definisi Lembaga Administrasi Negara (LAN) tentang Widyaiswara


adalah Pegawai Negeri Sipil yang diangkat sebagai pejabat
fungsional oleh pejabat yang berwenang dengan tugas, tanggung
jawab, wewenang untuk mendidik, mengajar dan/atau melatih
Pegawai Negeri Sipil dan non PNS pada Lembaga Pendidikan dan
Pelatihan (Diklat) Pemerintah.
Landasan Hukum

 Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan


Fungsional PNS

 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002 tentang Perubahan atas


Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan pangkat
PNS

 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Kewenangan


Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian PNS
Jabatan Fungsional

Adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung


jawab, wewenang, dan hak seorang PNS dalam suatu
satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya
didasarkan pada keahlian dan/atau keterampilan
tertentu serta bersifat mandiri
(PP Nomor : 16 Tahun 1994 – Keppres Nomor : 87
Tahun 1999)
B. Kedudukan widyaiswara serta
landasan hukumnya

Jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas,


tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil
dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya
didasarkan pada keahlian/dan atau keterampilan tertentu serta bersifat
mandiri. Jabatan fungsional pada hakekatnya adalah jabatan teknis yang
tidak tercantum dalam struktur organisasi, namun sangat diperlukan
dalam tugas-tugas pokok dalam organisasi Pemerintah. Jabatan
fungsional Pegawai Negeri Sipil terdiri atas jabatan fungsional keahlian
dan jabatan fungsional keterampilan. Produk hukum yang mengatur
pengangkatan dalam Jabatan Fungsional adalah PP No. 16 tahun 1994
dan Keppres No. 87 tahun 1999.
JENJANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DARI YANG
TERENDAH SAMPAI YANG TERTINGGI

a) Widyaiswara Pertama terdiri dari:


Penata Muda, Golongan ruang III/a
Penata Muda Tingkat I, Golongan ruang III/b

b) Widyaiswara Muda terdiri dari:


Penata, Golongan ruang III/c
Penata Tingkat I, Golongan ruang III/d

c) Widyaiswara Madya terdiri dari:


Pembina, Golongan ruang IV/a
Pembina Tingkat I, Golongan ruang IV/b
Pembina Utama Muda, Golongan ruang IV/c

d) Widyaiswara Utama, terdiri dari:


Pembina Utama Madya, Golongan ruang IV/d
Pembina Utama, Golongan ruang IV/e
Landasan Hukum

1. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Diklat PNS.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2006 tentang Tunjangan Jabatan


Fungsional Widyaiswara.

3. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (PERMENPAN)


Nomor 14 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka
Kreditnya.

4. Peraturan Bersama Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) dan Kepala


Badan Kepegawaian Negara (BKN) Nomor 1 Tahun 2010 dan Nomor 2 Tahun
2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Widyaiswara dan
Angka Kreditnya.

5. Peraturan Kepala LAN Nomor 9 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan


Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang.
C. Pengertian Kualifikasi Secara
Umum

KUALIFIKASI artinya mendorong seseorang untuk memiliki suatu


“keahlian atau kecakapan khusus”. Dalam dunia pendidikan, kualifikasi
dimengerti sebagain keahlian atau kecakapan khusus dalam bidang
pendidikan, baik sebagai pengajarmatapelajaran, administrasi pendidikan
dan seterusnya. Bahkan, kualifikasi terkadang dapat dilihat dari segi derajat
lulusannya. Seperti dalam UU Sisdiknas 2003 yaitu :

“Ditetapkan bahwa untuk menjadi guru Sekolah Dasar (SD) harus lulusan
Strara S-1, tentu saja jika ingin menjadi guru yang mengajar pada tingkat
lebih tinggi (SMP/MTs, SMU/SMK/MA, PerguruanTingggi).”
Pengertian Kompetensi Secara Umum

KOMPETENSI didefinisikan sebagai dalam Surat Keputusan


Mendiknas nomor 045/U/2002. tentang Kurikulum Inti Perguruan Tinggi
mengemukakan “Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas,
penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk
dianggap mampu oleh masyaraka tdalam melaksanakan tugas-tugas di
bidang pekerjaan tertentu”.

Dari definisi diatas kompetensi dapat digambarkan sebagai


 kemampuan untuk melaksanakan satu tugas
 Kemampuan mengintegrasikan pengetahuan
 ketrampilan-ketrampilan
 sikap-sikap dan nilai-nilai pribadi
D. Penugasan dan kompetensi
widyaiswara

a. Sesuai dengan fungsinya Widyaiswara ditugaskan pada unit kerja yang


melaksanakan fungsi pendidikan dan pelatihan di Badan
Pengembangan SDMKP, baik itu di Pusat Latihan Perikanan dan
Kelautan maupun di Balai pendidikan dan pelatihan.
b. Untuk menjamin integritas dan profesionalisme, Widyaiswara Utama
hanya ada dan ditugaskan pada unit kerja di tingkat pusat.
Pengangkatan dan penugasannya di Pusat Latihan Perikanan dan
Kelautan setelah mempertimbangkan formasi yang ada.
c. Widyaiswara bertanggung jawab kepada kepala unit kerjanya.
d. Kepala unit kerja menunjuk seorang Widyaiswara sebagai Koordinator
Kelompok Widyaiswara, yang ditetapkan dengan Surat Keputusan.
e. Masa kerja koordinator berlaku selama 2 (dua) tahun, dan dapat
ditunjuk kembali paling banyak satu periode.
Aspek-Aspek Kompetensi

Beberapa aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep


kompetensi sebagai berikut:

1. Pengetahuan (knowledge), yaitu kesadaran dalam bidang kognitif.


2. Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman kognitif.
3. Kemampuan (skill), yaitu sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk
melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
4. Nilai (value), yaitu suatu standar perilaku yang diyakini dan secara
psikologis telah menyatu dalam diri seseorang.
5. Sikap (attitude), yaitu perasaan (senang-tidak senang, suka-tidak
suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar.
6. Minat (interest), yaitu kecenderungan seseorang untuk melakukan
sesuatu perbuatan.
Landasan hukum

Perwujudan amanat peraturan MENPAN


NO.PER/66/M.PAN/2005 yang tertuang dalam
pearturan bersam kepala LAN dan kepala BKN No.7
dan 17 Tahun 2005 Pasal 21

“Bahwa untuk meningkatan kemampuan widyaiswara


secara profesional sesui kompetensi jabatan, instansi
Pembina melakukan Penetapan Standar kompentesi.”
TUJUAN

 Dasar untuk menyelenggarakan pembianaan


profesi dan karir widyaiswara
 Pedoman bagi kinerja dalam pelaksanaan tugas
 Acuan Lembaga Diklat Pemerintah Puat dan
Daerah dalam menjamin kualitas
penyelenggaraan Diklat di Lembaga instansinya
masing-masing
SASARAN

o Terselenggaranya pembinaan dam


pengembangan Widyaiswara yang efektif dan
akuntabel
o Tersedia Widyaiswara yang profesional
o Terselenggaranya Diklat yang berkualitas
E.Kompetensi Widyaiswra Abad ke-21

Mengiringi perkembangan zaman dan kemajuan IPTEK, mau


atau tidak mau, suka atau tidak suka Widyaiswara harus
berupaya untuk terus meningkatkan dan mengembangkan
kualitas dan kompetensi profesionalismenya. Sebagai fasilitator
diklat yang notabene pesertanya adalah orang dewasa, maka
widyaiswara perlu membekali diri dengan pengetahuan-
pengetahuan yang up to date. Nomor 5 Tahun 2008 tentang
Standar Kompetensi Widyaiswara . Berdasarkan perkalan
tersebut ada empat kompetensi yang harus dimiliki oleh
widyaiswara, yaitu :
 kompetensi pengelolaan pembelajaran
 kompetensi kepribadian
 kompetensi sosial
 kompetensi substantif.
lanjutan

1.kompetensi pengelolaan pembelajaran, yaitu kemampuan


yang harus dimiliki widyaiswara dalam merencanakan,
menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran,
yang meliputi kemampuan:

• membuat GBPP/Rancang Bangun pembelajaran mata diklat


(RBPMD) dan SAP/Rencana Pembelajaran (RP)
• menyusun bahan ajar
• menerapkan pembelajaran orang dewasa
• melakukan komunikasi yang efektif dengan peserta dan
• mengevaluasi pembelajaran
lanjutan

2. kompetensi kepribadian, yaitu kemampuan yang harus dimiliki


widyaiswara mengenai tingkah laku dalam melaksanakan tugas
jabatannya yang dapat diamati dan dijadikan teladan bagi
peserta diklat, yang meliputi kemampuan:

• menampilkan pribadi yang dapat diteladani; dan


• melaksanakan kode etik dan menunjukkan etos kerja sebagai WI
yang professional
lanjutan

3. Kompetensi sosial , yaitu kemampuan yang harus dimiliki WI


dalam melakukan hubungan dengan lingkungan kerjanya, yang
meliputi kemampuan:

• membina hubungan dan kerjasama dengan sesama WI; dan


• menjalin hubungan dengan penyelenggara/pengelola lembaga
Diklat
lanjutan

4. Kompetensi substantif, yaitu kemampuan yang harus dimiliki


WI di bidang keilmuan dan keterampilan dalam mata diklat yang
diajarkan yang meliputi kemampuan:

• menguasai keilmuan dan keterampilan mempraktekkan sesuai


dengan materi diklat yang diajarkan; dan
• menulis karya tulis ilmiah yang terkait dengan lingkup kediklatan
dan/atau pengembangan spesialisasinya

Dari dua kompetensi tersebut kemudian disusun suatu indikator


kompetensi mengajar Widyaiswara. Ada 4 indikator yang harus
dipenuhi seorang WI yang memiliki kompetensi mengajar
“menguasai metode pengajaran yang efektif”
lanjutan

Pembobotan dan Penilaian kompetensi widyaiswara


adalah sebagai berikut;

a. Kompetensi pengelolaan pembelajaran 40%


b. Kompetensi kepribadiaan 10%
c. Kompetensi social 10%
d. Kompetensi substantif 40%
Landasan Hukum

Pasal 6 ayat (1) “Kompetensi pengelolaan pembelajaran adalah


kemampuan yang harus dimiliki Widyaiswara dalam merencanakan,
menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran”;

Pasal 6 ayat (2) Kompetensi pengelolaan pembelajaran sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) meliputi kemampuan:
a) membuat Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP)/Rancang
Bangun Pembelajaran Mata Diklat (RBPMD) dan Satuan Acara
Pembelajaran (SAP)/Rencana Pembelajaran (RP);
b) menyusun bahan ajar;
c) menerapkan pembelajaran orang dewasa;
d) melakukan komunikasi yang efektif dengan peserta;
e) memotivasi semangat belajar peserta; dan f) mengevaluasi
pembelajaran.
Sertifikasi Widyaiswara

Proses pengakuan atas kelayakan seorang


widyaiswara dalam melaksanakan tugas
tanggung jawab, wewenangnya untuk
mendidik, mengajar atau melatih mata diklat
tertentu melalui uji kompetensi dengan
merujuk pada standar kompentensi
widyaiswara
TUJUAN

Memberikan pengakuan dan jaminan


atas profesionalisme kompetensi yang
dimiliki dalam melaksanakan tugas,
tanggung jawab dan wewenangnya
untuk mendidik, mengajar dan melatih
PNS pada Lembaga Diklat Pemerintah
lanjutan

Sertifikasi Widyaiswara dilaksanakan melalui uji


kompetensi dengan melakukan penilaian terhadap :

1. Portofolio
2. Micro Teaching
F. Tugas Pokok dan Fungsi
Widyaiswara

RB Nomor 22 Tahun 2014 merupakan peraturan terakhir yang


mengatur jabatan fungsional widyaiswara. menyebutkan bahwa:
Jabatan fungsional Widyaiswara adalah jabatan yang mempunai
ruang lingkup tugas, tanggungjawab, wewenang, dan hal untuk
melakukan kegiatan mendidik, mengajar, melatih PNS, evaluasi
dan pengembangan pendidikan dan pelatihan. Salah satu
karakteristik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah
mempunyai tugas dan tanggungjawab dalam melaksanakan
pendidikan.
Dalam melaksanakan peran organisasi profesi, organisasi Ikatan Widyaiswara
Indonesia berfungsi sebagai berikut:

1. Dalam bidang pendidikan:


(a) menetapan standar pendidikan;
(b) mengembangkan pendidikan penjasor berjenjang dan berlanjut.

2. Dalam bidang pelayanan:


(a) Menetapkan standar profesi;
(b) Memberikan registrasi tenaga;
(c) Penyusunan dan pemberlakuan kode etik.

3. Dalam bidang iptek:


(a) Merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi riset;
(b) Merencanakan, melaksanakan dan mengawasi perkembangan.

4. Dalam bidang kehidupan profesi:


(a) Membina, mengawasi organisasi profesi itu sendiri;
(b) Membina kerja sama dengan penerintah, masyarakat, profesi lain antar anggota;
(c) Membina kerja sama dengan organisasi profesi sejenis dengan negara lain;
(d) Membina, mengupayakan, dan mengawasi kesejahteraan anggota.
G.Organisasi Profesi Widyaiswara

Ikatan Widyaiswara Indonesia (IWI) adalah organisasi profesi


yang berperan dalam membangun komitmen terhadap
peningkatan kualitas widyaiswara melalui berbagai program dan
kegiatan yang sejalan dengan tugas pokok dan fungsi
widyaiswara. IWI memiliki visi membentuk profesi widyaiswara
sebagai pemeran utama dalam penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan aparatur pemerintah.IWI merupakaan organisasi
pembelajaraan dan pembelajaran organisasi dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan
metodologi pendidikan dan
H. Kode Etik dan Landasan Hukum

Setiap propesi memiliki kode etik yang harus dipatuhi secara


moral oleh seorang – orang yang tergabung dalam profesi
tersebut. Komitmen terhadap kode etik profesi harus diperhatikan
dalam menjalankan profesinya. Sejalan dengan pernyataan
tersebut Atmodiwiro ( 2000 : 234) menjelaskan bahwa kode etik
tersebut merupakan tata nilai atau aturan main dari suatu profesi
yang berkaitan denganmotivasi dan etos kerja dalam
melaksanakan tugasnya. Kode etik widyaiswara merupakan
pedoman sikap dan tingkah laku dalam melaksanakan tugas
pokok , fungsi dan kegiatan widyaiswa. .
Landasan Hukum

Dalam pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 1980 tentang


Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil, telah ditetapkan kewajiban
PNS, sebagai berikut :
a. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UU Dasar 1945, Negara
dan Pemerintah.
b. Mengutamakan kepentingan Negara di atas kepentingan golongan
atau diri sendiri, serta menghindarkan segala sesuatu yang dapat
mendesak kepentingan Negara oleh kepentingan golongan, diri sendiri,
atau pihak lain.
c. Menjunjung tinggi kehormatan dan martabat Negara, Pemerintah, dan
PNS.
d. Mengangkat dan menaati sumpah/ janji PNS dan sumpah/janji jabatan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
e. Menyimpan rahasia Negara dan atau rahasia jabatan dengan sebaik-
baiknya.
Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ;


1. Peningkatan Kualitas pembelajaran dapat dilakukan melalui

a. Bidang Program dan Penyelenggara Diklat harus mendukung kegiatan


pembelajaran yang dilaksanakan oleh widyaiswara;
b. Tersedianya Disain pembelajaran yang representatif dan berkualitas sebagai
panduan bagi widyaiswara melaksanakan proses pembelajaran.
c. Setiap propesi memiliki kode etik yang harus dipatuhi secara moral oleh
seorang – orang yang tergabung dalam profesi tersebut. Komitmen terhadap
kode etik profesi harus diperhatikan dalam menjalankan profesinya

2. Dalam meningkatkan Kualitas pembelajaran di Lembaga Diklat Pemerintah


widyaiswara berperan sebagai; Perancang Pembelajaran (Designer),
Perencana (planner), Pelaksana (organizer), Inspirator, Motivator, Fasilitator.

Anda mungkin juga menyukai