Anda di halaman 1dari 54

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada
nilai-nilai agama, kebudayaan dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Hal
ini sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikas Sasional (Sisdiknas), bahwa pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang dapat
meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak
mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Berangkat dari amanat Sisdiknas tersebut, maka pendidikan harus dilakukan
secara sadar dan diwujudkan dalam suasana belajar dan proses pembelajaran secara
aktif agar peserta didik mampu mengembangkan potensi yang dimemiliki baik dalam
domain spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan sehingga dapat berguna bagi dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara sehingga mampu menghadapi tantangan dan tuntutan perubahan kehidupan
lokal, nasional, dan global yang terus berkembang secara terencana, terarah, dan
berkesinambungan.
Mengapa demikian? Karena, keberhasilan pembangunan nasional ditentukan
oleh kualitas SDM yang dimiliki suatu bangsa, yang mana salah satunya dapat
dilakukan melalui lembaga pendidikan (dimana ini menjadi skala prioritas
pemerintah). Dalam lembaga pendidikan kepala madrasah memiliki peran strategis
dalam melaksanakan pembangunan manusia seutuhnya, baik dari segi pengambilan
keputusan, penentu kebijakan, pemikir maupun perencana, bahkan sampai pada
pelaksana teknis, serta harus dievaluasi secara berkelanjutan sesuai dengan tuntutan
perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. Jawaban ini sebagaimana termaktub
dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(SNP).
Demi terwujudnya visi tersebut, maka lembaga pendiidkan dalam
penyelenggaraannya harus mendasarkan pada prinsip yang telah ada, yaitu bahwa
pendidikan diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta
didik yang berlangsung sepanjang hayat (long life education), dimana pendidik harus
2

mampu memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan potensi


dan kreativitas peserta didik dengan mendasarkan pada pembelajaran berbasis student
center.
Paradigmaa pembelajaran berbasis student center ini menekan pada proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar, baik dalam keragaman budaya, keragaman latar belakang dan karakteristik
peserta didik, serta tuntutan untuk menghasilkan lulusan yang bermutu yang
dilaksanakan secara efektif dan efisien, fleksibel, bervariasi, serta memenuhi standar,
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikis peserta
didik.
Paradigma tersebut, dapat berjalan sesuai yang dicita-citakan tergantung
bagaimana kinerja kepala madrasah mampu mengupayakan secara maksimal dalam
menjalankan tugas manajerialnya sehingga madrasah benar-benar bermutu, yang mana
dijelaskan dalam Permendiknas No. 28 Tahun 2010, pada pasal 12 ayat 4, bahwa
penilaian kinerja kepala madrasah meliputi 3 aspek, yaitu: (1) usaha pengembangan
madrasah dilakukan selama menjabat sebagai kepala madrasah; (2) peningkatan
kualitas madrasah berdasarkan 8 SNP di bawah kepemimpinan kepala madrasah yang
bersangkutan; dan (3) usaha pengembangan profesionalisme sebagai kepala madrasah.

B. Tujuan Penulisan Laporan


Tujuan penulisan laporan OJT (On The Job Training) diharapkan dapat di
implementasi bagi calon kepala madrasah dapat mengembangkan pengetahuan dan
kompetensinya dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, antara lain sebagai
berikut:
1. Mampu meningkatkan kompetensinya dalam penilaian kinerja dan menganalisa
hasil penilaian kinerja guru yang telah dilakukan;
2. Mampu mengetahui kemampuan melaksanakan pembimbingan dan pelatihan
profesional guru khususnya dalam pemahaman metode pembelajaran aktif untuk
memecahkan masalah pembelajaran pada evaluasi akhir pembelajaran;
3. Mampu mengetahui cara menyusun proposal Penelitian Tindakan Madrasah
(PTM);
4. Mampu mengetahui mengembangkan kewirausahaan yang menjadi potensi
3

madrasah dalam upaya pelaksanaan kompetensinya; dan


5. Mampu mengatahui muatan nilai P5P2RA yang ada di madrasah khususnya
madrasah tempat magang.

C. Dasar Hukum
Ada beberapa dasar hukum yang melandasi kegiatan calon kepala Madrasah
ini, antara lain:
1. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah;
3. Undang-Undang No. 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional;
4. Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
5. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
6. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2009 tentang Guru;
7. Keputusan Mendikbud No. 35/U/2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Jabatan Funsional guru dan Angka Kreditnya;
8. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Kurikulum Pendidikan
Dasar dan Menengah;
9. Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar dan Menengah;
10. Permendiknas No.24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Permendiknas No. 22 dan
23 Tahun 2006;
11. Permendiknas No. 13 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Kepala Madrasah;
12. Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Kualifikasi dan Standar Kompetensi
Guru;
13. Permendiknas No.10 Tahun 2009 tentang Sertifikasi Guru Dalam Jabatan;
14. Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Dasar
dan Menengah;
15. Permendiknas No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Evaluasi Pendidikan Dasar dan
Menengah;
16. Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah;
17. Peraturan Menteri Agama No. 58 Tahun 2019 tentang Kepala Madrasah;
18. Petunjuk Teknis Penilaian Kinerja Kepala Madrasah Nomor 1111 Tahun 2019
Surat
4

Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag; dan


19. Permendiknas No. 28 Tahun 2010 tentang penilaian kinerja kepala sekolah/
madrasah

D. Sistematika Penulisan Laporan


Sistematika penulisan laporan pelaksanaan bagi calon kepala madrasah ini
terbagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu: bagian depan, bagian isi, dan bagian akhir.
Bagian depan terdiri dari: cover (halaman judul, nama peserta dan satuan
pendidikan), lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar grafik,
dan daftar gambar.
Bagian isi terdiri dari bab I, bab II, bab III, dan daftar pustaka, yaitu sebagai
berikut:
Bab I: Pendahuluan, berisi tentang: latar belakang, tujuan penulisan laporan,
dasar hukum, dan sistematika penulisan laporan.
Bab II: Pembahasan dan Analisis Data, berisi tentang: (a) pelaksanaan rencana
proyek kepemimpinan madrasah yang membahas tentang: kepemimpinan
pembelajaran, pengembangan kewirausahaan, pengembangan sumber daya madrasah;
(b) praktik penguatan profil pelajar Pancasila dan pelajar rahmatan lil ‘alamin yang
membahas tentang: pelaksanaan P5P2RA, evalusi diri madrasah, dan pengembangan
sumber daya madrasah; serta (c) praktik pelaksanaan rencana proyek peningkatan
kompetensi.
Bab III: Penutup, berisi tentang: kesimpulan dan rekomendasi
Bagian akhir terdiri dari: lampiran-lampiran yaitu dokumen hasil paraktek dan
video atau foto-foto kegiatan praktek.
5

BAB II
PEMBAHASAN DAN ANALISA
DATA

A. Pelaksanaan Rencana Proyek Kepemimpinan Madrasah


1. Kepemimpinan Pembelajaran
a. Uraian Pelaksanaan Tugas
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 13 Tahun 2007
Tanggal 17 April 2007 Tentang Standar Kepala Madrasah bahwa kepala madrasah
harus memiliki kualifikasi dan kompetensi dalam melaksanakan tugasnya. Oleh
karena itu, kepala madrasah mempunyai peranan strategis sebagai penjaminan
mutu madrasah melalui tugas pokok dan fungsinya terutama dalam pelaksanaan 8
SNP pada madrasah binaannya. Dengan demikian, kepala madrasah dituntut
memiliki kemampuan dan keterampilan kepemimpinan dan mengembangkan relasi
interpersonal sehingga tercipta hubungan harmonis dengan pendidik sebagai
sasaran mitra pembinaan, peserta didik dan tenaga kependidikan. kepala madrasah
memiliki peran sentral bagi perkembangan dan peningkatan kualitas pendidikan di
madrasah. Artinya, bahwa pengelolaan perubahan dan proses peningkatan kualitas
oleh kepala madrasah berpengaruh kepada cepat atau lambatnya kemajuan yang
diharapkan sebagaimana tertuang dalam visi, misi, dan tujuan madrasah.
Tugas kepala madrasah adalah sebagai pemimpin pembelajaran, yang mana
kepala madrasah harus memastikan semua pendidik mendapat dan menerapkan
hasil pelatihan, termasuk menyediakan kebutuhan pembelajaran aktif dan budaya
baca, serta menciptakan keterbukaan, dan pelibatan masyarakat dalam peningkatan
kualitas madrasah, di satu sisi. Selain itu, kepala madrasah harus memiliki
kemampuan dan kepemimpinan pembelajaran yang berorientasikan untuk: (1)
memberikan layanan prima kepada semua peserta didik agar mampu
mengembangkan potensi, bakat, minat dan kebutuhannya; (2) memfasilitasi
pembelajaran agar peserta didik prestasi belajarnya meningkat, kepuasan belajar
semakin tinggi, motivasi belajar semakin tinggi, keingintahuan terwujudkan,
kreativitas terpenuhi, inovasi terealisir, jiwa kewirausahaan terbentuk, dan
kesadaran untuk belajar sepanjang hayat; dan (3) mampu menciptakan lingkungan
pembelajaran yang efektif bagi peserta didiknya dengan menjaga dan
meningkatkan motivasi kerja pendidik dan tenaga kependidikan serta
6

berkomunikasi untuk menciptakan dukungan intensif dari orang tua peserta didik
dan masyarakat.

b. Langkah-langkah Pelaksanaan
Proyek kepemimpinan madrasah ini sasarannya adalah para pendidik
MTsN GUPPI Kota Sungai Penuh yang berjumlah 16 (enam belas) dan 4 (empat)
tenaga kependidikan. Proyek ini dalam prosedur penyusunannya meliputi:
identifikasi dan analisis data tahun sebelumnya yaitu tahun 2023, merancang
program dan penyusunan program.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh calon kepala madrasah
magang dalam kegiatan proyek kepemimpinan madrasah di MTsN 2 Kota Sungai
Penuh GUPPI sebagai berikut:
a. Melakukan komunikasi dan koordinasi dengan kepala madrasah dan wakil
kepala madrasah untuk melakukan kerja praktik beberapa tugas dan fungsi
kepala dalam kepemimpinan pembelajaran;
b. Melakukan penyusunan dan persiapan program kepemimpinan pembelajaran
di mandrasah;
c. Melakukan praktik program pembinaan kepada para pendidik di madrasah
yang dituju magang;
d. Melakukan pengolahan data hasil kegiatan para pendidik setelah diberikan
pembinaan;
e. Melakukan evaluasi dan analisis terkait pelaksanaan praktik kepemimpinan
pembelajaran.pada madrasah yang dituju; dan
f. Menyusun tindak lanjut pembinaan.

c. Data dan Analisis Data Hasil Praktik


1) Data Hasil Praktik
Dari hasil pemanantauan selama melakukan praktik proyek
kepemimpinan madrasah terkait dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP)
yaitu standar: kompetensi lulusan, isi, proses, pengelolaan, sarana prasarana,
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan, disarankan haruslah sudah
diganti ke kurikulum merdeka walaupun secara bertahap.
Upaya yang dilakukan secara bertahap ini dilakukan mulai dari
penerimaan informasi kurikulum merdeka, menyiapkan pembuatan modul ajar
11

bagi pendidik yang mengajar di kelas X untuk tahun ajaran 2023/2024


mendatang. Hal ini sangat penting, karena menurut hasil survey dari
penyebaran angket yang dilakukan peneliti sebagai calon kepala madrasah di
MTsN 2 Kota Sungai Penuh GUPPI Cimasuk, para pendidik yang sudah
mendapatkan informasi sosialisasi kurikulum merdeka baru sejumlah 50%,
yang sudah mengikuti pelatihan kurikulum merdeka secara online sejunlah
10%, yang memiliki pemahaman isi kurikulum merdeka sejumlah 70%,
kemampuan madrasah dalam fasilitasi kegiatan pelatihan sosialisasi kurikulum
mnerdeka secara online sejumlah 60%, dan pemahaman pembuatan modul
60%. Lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:

Grafik 2.1
Kondisi Pendidik MTsN 2 Kota Sungai Penuh GUPPI
Tentang Kurikulum Merdeka

MTsN GUPPI MTsN 2 Kota Sungai Penuh


100
80 90
60 70
60
40 50 50 50
20 30
0 10 10 15

Mendasarkan pada grafik tersebut, maka kepala madrasah harus


melakukan langkah strategis mencari solusi dalam melakukan kerjasa dengan
berbagai pihak yang terkait dalam mengupayakan dan membantu para pendidik
untuk bisa terpenuhi kompetensinya dalam membuat modul ajar sebagai
perencanaan dalam pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi
peserta didik baik akademi maupun non akademik, agar di tahun ajaran
2023/2024 nanti tidak mengalami kesulitan dalam kegaitan pembelajaran yang
akan datang.
8

Namun di sisi lain, MTsN 2 Kota Sungai Penuh GUPPI memiliki


kelebihan dalam penggunaan informasi teknologi (IT) khususnya dalam
penggunaan aplikasi quizizz dalam mendukung kegiatan pembelajaran untuk
meningkatkan mutu pendidikan. Hal ini dapat dilihat pada grafik berikut:
Garfik 2.2
Kondisi Penggunaan Aplikasi Test Quizizz
Di MTsN 2 Kota Sungai Penuh GUPPI Cimasuk

2) Analisis Data
(a) Analisis Perencanaan Pembelajaran Melalui Informasi Kurikulum Merdeka
Analisi data yang diperoleh lewat penyebaran angket dari indikator
yang terdapat pada grafik 2.1 tersebut, bahwa para pendidik di MTsN
GUPPI Cimasuk belum mendapatkan informasi tentang kurikulum
merdeka cukup rendah 10%, kemampuan madrash dalam memfasilitasi
sosialisasi kurikulum merdeka secara ofline biasa mefasilitasi sekitar 50%,
dan pemahaman kurikulum merdeka bagi pendidik yang mendapatkan
informasi secara online pun sangat rendah 30%, rendahnya perencanaan
pembelajaran untuk membuat modul 15%, sehingga sangat mempengaruhi
kegiatan pembelajaran ke depannya. Artinya, kondisi ini akan berpengaruh
pada standar proses (salah satu dari 8 SNP) dan pada akhirnya juga akan
9

berpengaruh kepada pengembangan potensi, prakarsa, kemampuan, dan


kemandirian peserta didik secara optimal.
Dengan demikian, langkah yang harus dilakukan oleh kepala
madrasah adalah meningkatkan standar proses ini dengan harapan dapat
mewujdukan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, karena kepala
madrasah merupakan manajerial kurikulum.
Hal ini selaras dengan pendapat Rusman (2009) dalam Wahyu
(2018), bahwa kepala madrasah adalah manajer dalam penentuan program
perencanaan pembelajaran di madrasahnya, perencanaan pembelajaran
dapat dimanisfestasikan dalam kurikulum. Kepala madrasah dapat
berfungsi sebagai manajerial kurikulum dalam pendidikan.
Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengetahui tujuan, isi, dan bahan pembelajaran, serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu dengan menyesuaikan kekhasan,
kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik.
Sedangkan jika dikaitkan dengan kurikulum merdeka yang sedang
digaungkan pada saat ini, madrasah harus mampu mengimplementasikan
Kepmendikbudristek No. 56 Tahun 2022 tentang Kurikulum Merdeka, dan
KMA No. 347 Tahun 2022 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum
Merdeka pada Madrasah, dengan beberapa pilihan, yaitu: (1) madrasah
menerapkan Kurikulum 2013 dengan Standar Isi, Kompetensi Inti (KI),
dan Kompetensi Dasar (KD) yang ditetapkan oleh pemerintah dengan
memberi kewenangan madrasah melakukan kreasi dan inovasi dalam
mengembangkan kurikulum operasional di masing-masing madrasah; (2)
madrasah menerapkan kurikulum merdeka dengan Standar Isi dan capaian
pembelajaran yang ditetapkan oleh pemerintah, dengan memberi
kewenangan madrasah melakukan kreasi dan inovasi dalam
mengembangkan kurikulum operasional di masing-masing madrasah.
Mendasarkan pada 2 (dua) peraturan tersebut (Kepmendikbudristek
dan KMA) maka penulis menyarakan agar pada tahun ajaran 2023/2024
MTsN Kota Sungai Penuh GUPPI Cimasuk untuk menggunakan
kurikulum merdeka secara bertahap.
10

(b) Analisis Pemberian Lingkungan Yang Menyenangkan Menggunakan


Aplikasi Quizizz
Hasil survey angket yang disebar kepada guru dan peserta didik di
MTsN Kota Sungai Penuh GUPPI menunjukkan bahwa terkait aplikasi test
quizizz sebagaimana pada grafik 2.2 tersebut, sudah banyak mengenal dan
mudah dipraktikkan yaitu sebesar 100% yang dijadikan sebagai alat test
ujian harian dan ujian akhir semester serta lebih efektif dan efesien pada
kegiatan evaluasi di akhir pembelajaran dari data mencapai 90%. Hal ini
dikarenakan sudah dapat ditemukan pada handphone fitur android.
Mendasarkan hasil tersebut, maka penulis memberi masukan dan
menekankan agar hasil yang diperoleh itu dapat dipertahankan dan tetap
melakukan pengembangan diri untuk para pendidik dalam
mensosialisasikan penggunaan aplikasi test sebagai upaya pemberdayaan
informatika teknologi (IT) di era Revolusi Industri 4.0 atau era disrupsi ini.
Dengan pemanfaatan IT tersebut, maka kepala madrasah,
pendidikmampu menjadi ujung tombak pembentuk karakter anak bangsa
dan mampu menjadi garda terdepan dalam membentengi peserta didik dari
pengaruh negatif gadget karena telah dipergunakan untuk mendukung
kegiatan pembelajaran dan meningkatkan mutu pendidikan. Dan pada
akhirnya pencapaian target kemajuan prestasi akademik peserta didik
MTsN 2 Kota Sungai Penuh GUPPI Cimasuk dapat tercapai sesuai
harapan.

2. Pengembangan Kewirausahaan
a. Uraian Pelaksanaan Tugas
Menurut Khobibah (2021) kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan
sesuatu yang baru secara kreatif dan inovatif untuk mewujudkan niai tambah.
Tujuan pengembangan kewirausahaan salah satu tugas pokok kepala madrasah
agar kepala madrasah lebih berinovatif, kerja keras, memiliki motivasi kuat,
pantang menyerah, dan kreatif dalam mencari solusi terbaik sehingga menjadi
contoh bagi warga sekolahnya.
Permendiknas No. 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Madrasah, bahwa
kompetensi kewirausahaan kepala sekolah terdiri dari:
1. Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan madrasah;
11

2. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan madrasah sebagai organisasi


pembelajar yang efektif; dan
3. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok
dan fungsinya sebagai pemimpin madrasah;
4. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi
kendala yang dihadapi madrasah; dan
5. Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa
madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.
Harus disadari, bahwa kepala madrasah posisinya adalah pendidik yang
mendapat tugas tambahan sebagai kepala madrasah. Hal ini sebagaimana
ditegaskan dalam Pasal 15 ayat 1 dan 2, Permendikbud No. 6 tahun 2018 tentang
Penugasan Guru sebagai kepala madrasah.
Ayat 1: bahwa beban kerja kepala madrasah sepenuhnya untuk
melaksanakan tugas pokok menajerial, pengembangan kewirausahaan dan
supervisi guru dan tenaga kependidikan.
Ayat 2: bahwa beban kerja kepala madrasah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) bertujuan untuk mengembangkan sekolah/ madrasah dan
meningkatkan mutu sekolah berdasarkan 8 standar nasional pendidikan (8
SNP).

Adapun kegiatan kewirausahaan yang terpantau pada MTsN 2 Kota


Sungai Penuh GUPPI Cimasuk merupakan kewirausahaaan sesuai dengan visi,
misi, dan tujuan madrasah yaitu mewujudkan MTsN 2 Kota Sungai Penuh juara
dalam prestasi akademik dan non akademik yang berlandaskan keagamaan. Selain
itu, juga mengemban misi menjadikan peserta didik memiliki nilai-nilai akhlakul
kharimah sebagai pedoman pengelolaan madrasah.
Pengembangan kewirausahaan yang dilaksanakan menjadi program skala
prioritas yang terintegrasikan dalam mewujudkan sebagai MTsN Unggulan dalam
Proyek Profil Penguatan Pelajar Pancasila dan rahmatan lil ‘alamin Berbasis Riset
Sains- IT (MTsN Unggulan P5P2RA Reaset Sains-IT). Pengembangan ini
terinspirasi kaul mutiara Imam Asy Syafi’I, yaitu:
Barang siapa belum merasakan pahitnya belajar walau sebentar, ia akan
merasakan hinanya kebodohan sepanjang hidupnya. Dan barang siapa
ketinggalan belajar di masa mudanya, maka bertakbirlah untuknya empat
kali karena kematiannya. Hakikat seorang pemuda adalah dengan ilmu
dan takwa.”
12

Adapun bentuk kewirausahaan yang dikembangkan dalam kegiatan On The


Job Training II di MTsN 2 Kota Sungai Penuh GUPPI Cimasuk bertema:
“Kewirausahaan rahmatan lil ‘alamin dengan Tathawwur wa Ibtikar”. Yaitu
pengembangan kewirausahaan yang dinamis dan inovatif yang direalisasikan
dalam pengelolaan tumbuhan dibuat menjadi hasil karya anyaman.
Kegiatan kewirausahaan ini diintegrasikan dengan pembelajaran Seni
Budaya kelas VIII dengan materi pokok Bab 11. Pengaruh Aktivitas Manusia
terhadap Perubahan dan Pencemaran Lingkungan. Serta materi pokok Bab 7.
Keanekaragaman Tumbuhan, Sub. Bab Upaya Pelestarian Tumbuhan dan
Pemanfaatannya.
Kegiatan kewirausahaan pada MTsN 2 Kota Sungai Penuh ini melibatkan
pendidik pengampu mata pelajaran Seni Budaya dan peserta didik kelas VIII
sebagai sasaran kegiatan pada tanggal 7 Desember 2022. Akan tetapi dalam
program lanjutan kewirausahaan bertemakan P5P2RA dapat melibatkan semua
peserta didik dan guru-guru MTsN 2 Kota Sungai Penuh.
Kegiatan ini penulis ambil berangkat dari pentingnya pembelajaran atau
kegiatan yang kontemporer dan konstruktivisme dengan mendasarkan pada
pelibatan peserta didik secara optimal dalam kegiatan pembelajaran. Berlandaskan
pada nasehat Maqalah Sayidina Ali Bin Abi Thalib yang sangat arif dan bijaksana
bagi peserta didik: “Didiklah anakmu sesuai dengan jamannya. Karena mereka
tidak hidup bukan di jamanmu”. Dan mendasarkan dalam Nadham al-‘Imrîthî,
Syekh Syarafuddin:

“Aku telah membuang sebagian yang kurang perlu, dan aku tambahkan
beberapa faidah yang cukup penting.”

b. Langkah-langkah Pelaksanaan Praktik


Langkah-langkah yang penulis lakukan dalam kegiatan pemanfaatan
tumbuhan yang dibuat menjadi Anyaman ( seperti: Lapik, Tikar, Tudung saji
besar, Tudung saji kecil dan Selempang) sebagai berikut:
(1) Persiapan
a. Pembagian kelompok dengan masing-masing kelompok akan membuat
produk makanan kekinian yang telah ditentukan;
(a) Kelompok 1 membuat Lapik
13

(b) Kelompok 2 membuat Tikar


(c) Kelompok 3 membuat Slempang
(d) Kelompok 4 membuat Tudung saji besar
(e) Kelompok 5 membuat Tudung saji Kecil
b. Masing-masing kelompok mempersiapkan alat dan bahan daun pandan dan
pewarna buatan serta mencari referensi melalui Google;
c. Melakukan survey ke tempat pembuatan anyaman;
d. Mepersiapkan kebutuhan daun pandan dan pewarna buatan sesuai dengan
takaran bahan dan cara kerja dari setiap produk Anyaman yang sudah
dibagi dalam kelompoknya.
(2) Pelaksanaan
a. Setiap kelompok melakukan praktek pembuatan Anyaman dengan
menggunakan worksheet (LK) yang sudah dipersiapkan (Lihat lampiran);
b. Setiap bahan Anyaman ( seperti: Lapik, Tikar, Tudung saji besar, Tudung saji
kecil dan Selempang) ditambah dengan pewarna buatan;
c. Membuat inovasi tambahan warna yang khas;
d. Setelah selesai proses pemuatan Karya anyaman setiap kelompok
melakukam pleting dan penataan untuk dijual; dan
e. Lakukan survey angket kepada setiap pembeli dari sejumlah produk Karya
anyaman menggunakan bahan Daun Pandan yang paling disukai oleh
pembeli dan produk yang unik.

(3) Evaluasi dan tindak lanjut


Pada kegiatan evaluasi, yang penulis lakukan adalah:
a. Melakukan rekap data dari hasil survey dengan menyebarkan angket; dan
b. Melakukan evaluasi dari hasil data angket dengan membuat urutan nama
produk Anyaman mulai dari yang jumlah paling disukai sampai yang
sedikit disukai.
14
Gambar 2.1
Kunjungan Ke Tempat Pembuatan Karya Anyaman
15

Sedangkan pada kegiatan tindak lanjut yang penulis lakukan adalah:


a. Mengadakan penulisan karya tulis ilmiah melalui kegiatan PKB dalam
pengembangan diri dengan Workshope Penulisan Karya Tulis Ilmiah untuk
guru-guru MTsN 2 Kota Sungai Penuh.
b. Peserta didik melakukan pameran atas produk karya inovasi dari limbah
ampas tahu yang dibuat makanan kekinian dan promosi lewat medsos atau
langsung.
c. Peserta didik melakukan pembimbingan dalam persiapan penulisan Karya
Tulis Ilmiah (KTI) kepada guru yang telah mendapatkan pelatihan PKB
bertemakan DUGEM BUGOLIS” (Dukungan Guru Gemar Butuh dan
Jago Menulis).
c. Data dan Analisa Data Hasil Praktik
1) Data Hasil Praktik
Data hasil praktik yang penulis peroleh terkait kegiatan kewirausahaan
di MTsN 2 Kota Sungai Penuh GUPPI Cimasuk adalah masih belum bisa
memanfaatkan peluang-peluang kearifan sumber daya yang ada secara
maksimal baik dari pihak peserta didik, pendidik, tenaga kependidkan, wilayah
dan lainnya. lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik 2.3
Data Informasi Pendidik dan Peserta Didik Mengenai Karya Tulis Ilmiah
MTsN 2 Kota Sungai Penuh GUPPI Cimasuk

Berdasarkan grafik tersebut, bahwa pemahaman sistematika penulisan


karya tulis ilmiah (KTI) pendidik dan peserta didik sebesar 35,7% dan 26,3%
16

dengan demikian pendidik lebih banyak yang memahami sistematika penulisan


KTI dibanding peserta didik. Pendidik 35,7% dan peserta didik 21,1 % sudah
pernah membuat karya tulis ilmiah., jadi pendidik dan peserta didik sudah
dapat pengalaman tentang penulisan karya tulis.
Sedangkan terkait dengan tingkat kesukaran dan kemudahan data
pendidik berimbang 53,3 % menyatakan mudah dan 53,3 % menyatakan sulit.
Begitu juga data pendidik menyatakan mudah menulis karya tulis hanya 10 %
dan menyatakan sulit 12 %. Ini menunjukan bahwa pendidik banyak yang
belum menyatakan mudah dan sulit karena belum banyak yang mencoba
menulis karya tulis sehingga belum bisa memberikan pendapatnya. Sementara
menurut data peserta didik 53,5 % menyatakan mudah dan 53.3 % menyatakan
mudah, kondisi ini sangat berpotensi untuk melakukan pembinaan dan
pembelajaran kepada peserta didik mengenai pembuatan karya tulis. Banyak
peserta didik yang sudah pernah mendapatkan pengalaman dalam melakukan
ajang perlombaan atau uji kompetensi dalam menuliskan suatu karya tulis
peserta didik MTsN 2 Kota Sungai Penuh mencapai 42,1 %, sementara data
pendidik keikutsertaan dalam perlombaan pembuatan karya tulis ilmiah 0 %
sangat kecil sekali.
Berangkat hasil tersebut, maka perlu dan harus dilakukan upaya-upaya
strategis dari kepala madrasah dalam mengembangkan karakter dan mental
guru supaya guru gemar, butuh dan jago sesuai tema menulis karya tulis
ilmiah. Pimpinan madrasah harus memnfaatkan peluang dalam membantu
pengembangan keprofesionalan guru yang berkelanjutan.
Data tersebut penulis lakukan dengan menggunakan google form baik
yang terkait dengan pengetahuna atau kemampuan pendidik dalam langkah-
langkah KTI dan pemahaman peserya didik dalam memahami langkah-langkah
pembuatan makalah tentang upaya kewirausaahan yang berorientasi pada
pengembangan kreativitas, inovasi, nalar kritis, mengambil keputusan tanpa
beresiko atau sedikit resiko.
Menurut penulis kegiatan ini masih bisa diupayakan secara maksimal
dan dipantau secara berkelanjutan dalam pengembnagan diri para pendidik
dan peserta didik salah satunya melalui program Pengembangan
Keprofesionalan Berkelajutan.
17

Terkait Workshop bertema “DUGEM BUGOLIS (Dukungan Guru


Gemar Butuh dan Jago Menulis)” oleh penulis diharapkan akan berdampak
pada pengetahuan pembimbingan karya tulis ilmiah pada peserta didik.
Artinya, sebagai bahan objek dalam penulisan karya tulis ini guru
membimbing siswa dalam reaset mencari peluang kewirausaahan dari potensi
sumber daya daerah sumedang terkenal sebagai kota tahu. Limbah ampas
kedelai dari pengolahan menjadi tahu oleh pabrik tahu biasanya tidak
dimanfaatkan secara ekonomis, ada yang dibuang begitu saja atau dijadikan
makanan ternak sapi.
Namun penulis mencoba melakukan terobosan baru agar peserta didik
lebih inovatif dan kreatif melihat peluang yang ada tentang pengolahan limbah
ampas tahu untuk menjadi makanan milineal yang digemari oleh masyarakat
seperti; pizza, burger, cake ulang tahun, minuman boba, mie ayam, dan
pudding kemudian dipasarkan atau dijual ke masyarakat dengan bimbingan
pendidik dan kemudian dijadikan sebagai karya tulis ilmiah atau best practice.
Gambar 2.1
Foto Kegiatan Workhsop “DUGEM BUGOLIS”
Pengolahan Limbah Ampas Tahu Menjadi Makanan Kekinian
18

Sedangkan hasil produksi terkait dengan pengolahan dari limbah ampas


tahu menjadi makanan kekinian yang telah dipraktekan dan dijual serta
diminati oleh masyarakat dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik 2.4
Peminat Makanan Kekinian Olahan dari Limbah Ampas Tahu

Berdasarkan grafik tersebut, bahwa dari sampel 38 (tiga puluh delapan)


konsumen yang paling disukai adalah mie ayam 22,42%, pudding 22,41%,
pizza 18,97%, cake ultah tahun 13,79%, boba 13,79%, dan burgeur 8,6%.

2) Analisis Data Hasil Praktik


Dalam pengembangan kompetensi pada peserta didik pada saat
kegiatan On The Jobs II, penulis melakukan pengembangan kewirausahaan
melalui pemberdayaan pendidik dalam meningkat kemampuan penulisan KTI
yang akan membantu pembimbingan pada peserta didik untuk melatih
pembuatan makalah dan atau KTI melalui Pengembangan Keprofesionalan
Berkelanjutan (PKB) yaitu dengan mengadakan Workshop Pendalaman Materi
Pembuatan KTI dengan teman “DUGEM BUGOLIS ( Dukungan Guru Gemar
Butuh dan Jago Menulis)” sebagai tindak lanjut dari kegaiatan PKB, dengan
tujuan menguji apakah peserta didik sudah memiliki karakter dan mental
kewirausaan.
Setelah melakukan riset dan praktik ternyata peserta didik mampu
membuat KTI berupa makalah dari kegiatan pengolahan limbah ampas tahu
19

menjadi makanan kekinian. Dengan demikian, melalui proyek kewirausahaan


peserta didik mampu membuat karya inovatif dalam mengolah limbah ampas
tahu menjadi makanan kekinian dengan mengkolaborasikan antara pendidik
yang sudah mendapatkan pendalaman materi penulisan KTI kemudian diberi
manat untuk membimbing peserta didik dalam proses penulisan KTI atau
makalah sesuai dengan proyek yang diadakan dan praktik yang telah
dilakukan.

B. Praktik Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Pelajar Rahmatan Lil ‘Alamin di
Madrasah Magang ( MTsN 2 Kota Sungai Penuh GUPPI Cimasuk)
1. Pelaksanaan P5P2RA di MTsN 2 Kota Sungai Penuh GUPPI Cimasuk
a. Uraian Pelaksanaan Tugas
1) Menciptakan tatanan kehidupan madrasah yang berpijak pada Pancasila,
Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945;
2) Mewujudkan rasa syukur dengan berinisiatif untuk menyelesaikan
permasalahan lingkungan alam sekitarnya dengan mengajukan alternative
solusi dan mulai menerapkan solusi tersebut; dan
3) Mengeksplorasi dan menekspresikan pikirtan dan perasaan dalam bentuk karya
dan atau tindakaserta mengevaluasi dan mempertimbangkan dampak dan
resikonya bagi diri dan lingkungan dengan menggunakan berbagai perspektif.
Profil Pelajar Pancasila yang sedang digaungkan sekarang ini sesuai
dengan visi dan misi Kementerian Pendidikan, Riset, dan Teknologi, sebagaimana
tertuang dalam Permendikbud No. 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024.
Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar
sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan
YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri,
bernalar kritis, dan kreatif, seperti ditunjukkan oleh gambar berikut:
20

Gambar 2.2
Ciri Pelajar Pancasila

Untuk lebih jelasnya keenam ciri tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia
Adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha
Esa, memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan
pemahaman tersebut dalam kehidupannya sehari-hari. Ada 5 (lima) elemen
kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia: (a) akhlak
beragama; (b) akhlak pribadi; (c) akhlak kepada manusia; (d) akhlak kepada
alam; dan (e) akhlak bernegara.
2. Berkebinekaan global
Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya,
dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga
menumbuhkan rasa saling menghargai yang tidak bertentangan dengan budaya
luhur bangsa. Elemen dan kunci kebinekaan global meliputi mengenal dan
menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi
dengan sesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman
kebinekaan.
3. Bergotong royong
Adalah kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan
suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan
ringan. Elemen-elemen dari bergotong royong adalah kolaborasi, kepedulian,
dan berbagi.
4. Mandiri
Adalah pelajar yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya.
Elemen kunci dari mandiri terdiri dari kesadaran akan diri dan situasi yang
dihadapi serta regulasi diri.
21

5. Bernalar kritis
Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik
kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai
informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya.
Elemen-elemen dari bernalar kritis adalah memperoleh dan memproses
informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi
pemikiran dan proses berpikir, dan mengambil Keputusan.
6. Kreatif
Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang
orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari kreatif
terdiri dari menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan
tindakan yang orisinal.

Berdasarkan Keputusan Menteri Agama No 347 Tahun 2022 tentang


Pedoman Implementasi Kurikulum Merdeka pada Madrasah, diproyeksikan pada 2
(dua) aspek sebagaimana tercanrum dalam Bab VII yaitu; (a) Profil Pelajar
Pancasila, (b) Profil Pelajar Rahmatan lil alamin.
Esensi pelajar Pancasila adalah selalu mengajak untuk merealisasikan
kedamaian, kebahagiaan, dan keselamatan baik di dunia maupun akhirat. Adapun
profil pelajar rahmatan lil alamin adalah profil pelajar Pancasila di madrasah yang
mampu mewujudkan wawasan, pemahaman, dan kekhasan kompetensi keagamaan
di madrasah, serta mampu berperan di tengah masyarakat sebagai sosok yang
moderat, bermanfaat di tengah kehidupan masyarakat yang beragam serta
berkontribusi aktif menjaga keutuhan dan kemulyaan negara dan bangsa
Indonesia.
Dengan demikian, kehadiran pelajar madrasah sebagai Pelajar Pancasila di
tengah kehidupan diharapkan mampu mewujudkan tatanan dunia yang penuh
kedamaian, kasih sayang, kebahagiaan, dan keselamatan untuk sesama manusia
serta semua makhluk ciptaan Allah swt., Tuhan yang Maha Esa.
Proyek penguatan profil pelajar Pancasila pada MI, MTs, MA, MAK
mengambil alokasi waktu 20-30% (dua puluh sampai dengan tiga puluh persen)
dari total jam pelajaran selama 1 (satu) tahun dan ini tidak harus sama (dapat
dilakukan lebih panjang daripada proyek yang lain) dan juga dapat dilaksanakan
secara terpisah atau terpadu dengan pembelajaran berbasis proyek lainnya.
22

Sedangkan tema-tema utamanya dapat dipilih oleh satuan pendidikan sebagai


berikut: (1) Hidup Berkelanjutan; (2) Kearifan; (3) Bhinneka Tunggal Ika; (4)
Bangunlah Jiwa dan Raganya; (5) Demokrasi Pancasila; (6) Berekayasa dan
Berteknologi; (7) Kewirausahaan; dan (8) Kebekerjaan.
Adapun proyek Penguatan Profil Pelajar Rahmatan Lil ‘Alamin di MI,
MTs, MA/ MAK difokuskan pada penanaman Moderasi Beragama yang dapat
diimplementasikan melalui kegiatan yang terprogram dalam proses pembelajaran
maupun pembiasaan dalam mendukung sikap moderat. Dimana pembiasaan
dibentuk dengan pengkondisian suasana pembelajaran yang mengutamakan proses
pensucian jiwa (tazkiyatun nufs), yang dilakukan melalui proses bersungguh-
sungguh memerangi hawa nafsu (mujahadah) dalam mendekatkan diri kepada
Allah swt., (taqqarrub) dan melatih jiwa dalam melawan kecenderungan yang
buruk (riyadlah). Tema-tema utamanya dapat dipilih dari nilai-nilai moderasi
beragama oleh satuan pendidikan seperti:
(1) Berkeadaban (ta’addub), yaitu menjunjung tinggi akhlak mulia, karakter,
identitas, dan integritas sebagai khairu ummah dalam kehidupan
kemanusiaan dan peradaban.
(2) Keteladanan (qudwah), yaitu kepeloporan, panutan, inspirator dan tuntunan.
Sehingga dapat diartikan sebagai sikap inspiratif menjadi pelopor kebaikan
untuk kebaikan bersama.
(3) Kewarganegaraan dan kebangsaan (muwaṭanah), yaitu sikap menerima
keberadaan agama yang dibuktikan dengan sikap dan perilaku nasionalisme
yang harus dimiliki warga negara yang meliputi keharusan mematuhi aturan
yang berlaku, mematuhi hukum negara, melestarikan budaya Indonesia.
(4) Mengambil jalan tengah (tawassuṭ), yaitu pemahaman dan pengamalan yang
tidak berlebih-lebihan dalam beragama (ifrāṭ) dan juga tidak mengurangi
atau abai terhadap ajaran agama (tafrīṭ).
(5) Berimbang (tawāzun), yaitu pemahaman dan pengamalan agama secara
seimbang yang meliputi semua aspek kehidupan, baik duniawi maupun
ukhrawi, tegas dalam menyatakan prinsip yang dapat membedakan antara
penyimpangan (inḥiraf) dan perbedaan (ikhtilāf).
(6) Lurus dan tegas (I’tidāl), yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnya dan
melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban secara proporsional.
23

(7) Kesetaraan (musāwah), yaitu persamaan, tidak bersikap diskriminatif pada


yang lain disebabkan perbedaan keyakinan, tradisi dan asal usul seseorang.
(8) Musyawarah (syūra), yaitu setiap persoalan diselesaikan dengan jalan
musyawarah untuk mencapai mufakat dengan prinsip menempatkan
kemaslahatan di atas segalanya
(9) Toleransi (tasāmuh), yaitu mengakui dan menghormati perbedaan, baik
dalam aspek keagamaan maupun berbagai aspek kehidupan lainnya.
(10) Dinamis dan inovatif (tathawwur wa ibtikâr), yaitu selalu terbuka untuk
melakukan perubahan-perubahan sesuai dengan perkembangan zaman serta
menciptakan hal baru untuk kemaslahatan dan kemajuan umat manusia.
Selanjutnya madrasah dapat mengembangkan tema-tema utama itu
menjadi tema yang sesuai konteks dan kebutuhan belajar peserta didik. Beban
Proyek penguatan profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan lil ‘Alamiin dalam 1
(satu) tahun ajaran, proyek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan sekurang-
kurangnya.
MTsN 2 Kota Sungai Penuh GUPPI Cimasuk merupakan madrasah yang
belum melaksanakan Implementasi Kurikulum Merdeka pada tahun ajaran ini,
sehingga penulis dalam melaksanakan kegiatan P5P2RA ini melakukan program
Sosialisasi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan Profil Pelajar
Rahmatan Lil’Alamiin (P2RA), kegiatan ini dimaksudkan dalam rangka
mempersiapkan pada saat Implementasi Kurikulum Merdeka dapat dengan segera
menyesuaikan untuk melaksanakan kegiatan proyek P5P2RA, kegiatan ini
dilakukan pada tanggal 1 Desember 2022, dengan melibatkan unsur perwakilan
guru dari MA GUPPI Cimasuk.

b. Langkah-langkah Pelaksanaan Praktik


Ada beberapa langkah yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut:
1) Persiapan
a. Melakukan koordinasi dengan kepala MTsN 2 Kota Sungai Penuh GUPPI
Cimasuk terkait program sosialisasi P5P2RA;
b. Penulis menyiapkan program atau bahan yang akan ditayangkan kepada
pendidik; dan
c. Penulis berkoordinasi dengan wakil kepala kurikulum terkait dengan
program sosialisasi.
24

2) Pelaksanaan
a. Penulis bersama perwakilan wakil kepala dan pendidik melakukan
sosialisasi P5P2RA;
b. Penulis melakukan diskusi tentang niali-nilai profil penguatan pelajar
pancasila dan Rahmatan Lil Alamin yang sudah ada di MTsN 2 Kota Sungai
Penuh GUPPI Cimasuk dilihat dari KTSPnya;
c. Melakukan wawancara dengan pihak kepala madrasah mengenai kebiasaan
baik yang sudah disisipkan (insersi) sesuai tema-tema yang ada pada
P5P2RA dengan program kegiatan intrakurikuler, kokurikuler dan
ektrakurikuler di MTsN 2 Kota Sungai Penuh GUPPI Cimasuk; dan
d. Melakukan pengumpulan data dengan angket yang disebarkan lewat google
form untuk budaya kebaikan yang sudah dibiasakan pada lingkungan MTsN
2 Kota Sungai Penuh GUPPI Cimasuk.

3) Evaluasi dan Tindak Lanjut


1) Evaluasi
(1) Kegiatan evaluasi hanya melihat KTSP yang dimiliki MTsN 2 Kota
Sungai Penuh GUPPI Cimasuk apakah sudah mencerminkan dimensi
P5P2RA;
(2) Mengamati pembiasaan prilaku kebaikan yang dibudayakan di MTsN 2
Kota Sungai Penuh GUPPI Cimasuk pada kegiatan intrakurikuler,
kokurikuler dan ekstra kurikuler yang sesuai dengan tema dan dimensi
P5P2RA;
(3) Melakukan supervisi/ penilaian terhadap pelayanan yang telah
diberikan oleh warga madrasah terhadap pembentukan pendidikan
karakter khususnya yang berdimensi dan bertemakan sesuai P4P2RA
baik secara sendiri (single procces) atau bersama-sama (cooperative
procces);
(4) Melakukan perencanaan perbaikan personil, prosedur, dan pelayanan
yang sudah ada untuk ditekankan pada peningkatan kualitas lebih baik
lagi; dan
(5) Melakukan penilain terhadap program-program unggulan MAN 2
Sumedang GUPPI Cimasuk baik dalam Intrakurikuler, Kokurikuler dan
ekstrakurikuler untuk disisipkan proyek P5P2RA.
25

2) Tindak Lanjut
(1) Menawarkan program MTsN 2 Kota Sungai Penuh GUPPI Cimasuk
menjadi MTsN Unggulan berkonsep MTsN P5P2RA dengan tema
bangunlah jiwa da raganya sebagai proyek pengembangan madrasah
menjadi MTsN Atlit dengan penguatan P5P2RA unggulan pencetak
Atlit yang kompeten dan berkarakter pada dimensi P5P2RA;
(2) Penulis menyiapkan bahan angket dari pembiasan prilaku beberapa
kebaikan yang dibudayakan sehari-hari yang telah memasyarakat di
lingkungan MTsN 2 Kota Sungai Penuh GUPPI Cimasuk atau tempat
tiggalnya sebagai upaya pembudayaan Profil Pelajar Pancasila.
Penulis sebagai calon kepala madrasah memberikan perlakuan dalam
meberikan pengkondisian prilaku peserta didik saat masuk ke kelas di jam ke-1
mengucapkan salam dan peserta didik bersalaman kepada pendidik yang sudah
berada di pintu kelasnya. Berharap pembiasaan kebaikan itu akan diterapkan juga
di kehidupan lingkungan rumah kepada orang tuanya dengan menyalami dan
mencium tangan orang tuanya sebagai tanda menjaga sopan santun dan hormat
kepada orang tua.
Pembiasaan kebaikan di madrasah seperti ini tidak akan menjadi beban
para orang tuanya, bahkan harapannya penulis pembiasaan yang memiliki nilai-
nilai P5P2RA ini akan diadopsi dan diterapkan dilingkungan rumah dan tempat
tinggal peserta didik tersebut dengan arahan dan bimbingan pendidik, warga
madrasah lainnya dan orang tua.
Gambar 2.3
Pembiasaan Karakter Baik Sesuai P5P2RA
MTsN 2 Kota Sungai Penuh GUPPI Cimasuk
26

c. Data dan Analisis Data Hasil Praktik


1) Data Hasil Praktik
Penulis mengambil data pada kegaiatan magang di MTsN 2 Kota
Sungai Penuh GUPPI Cimasuk dengan pemantauan terhadap dokumen KTSP
yang sesuai dengan P5P2RA, dan pemantauan manifestasi realisasi yang ada di
KTSP sebagai pelaksanaanya.
Berdasarkan pemantauan dari hasil dokumen dan implementasi yang
penulis lakukan MTsN 2 Kota Sungai Penuh GUPPI Cimasuk belum
merealisasikan penggunaan kurikulum merdeka, sehingga untuk penguatan
P5P2RA sebenarnya sudah bisa dilihat pada dokumen KTSP Satuan
pendidikannya sudah memprogramkannya di Standar Kelulusan (SKL),
Standar Proses; KI, KD; dan RPP.
Pembiasaan nilai-nilai kebaikan yang ada di dimensi dan tema-tema
yang terdapat pada P5P2RA di MTsN 2 Kota Sungai Penuh GUPPI Cimasuk
sudah melasanakan dan memasyarakatkannya di lingkungan madrasah. Hal ini
dapat dilihat dari hasil survey angket yang disebar lewat google form maka
penulis mendapatkan data dari beberapa pertanyaanya yang menjadi barometer
MTsN 2 Kota Sungai Penuh GUPPI Cimasuk itu peserta didik, pendidik dan
warga madrasah lainnya sudah melaksanakan nilai-nilai P2P5RA. Lebih
jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik 2.5
Pembiasaan Nilai-nilai P5P2RA di MTsN Kota Sungai Penuh GUPPI Cimasuk
27

Mndasarkan grafik tersebut, menunjukkan bahwa pembiasaan berdoa


peserta didik 95% dan pendidik 98% sebelum melaksanakan pembelajaran
sudah menujukan karakter pada dimensi beriman, bertakwa kepada Tuhan
YME, dan berakhlak mulia. Melaksananakn kebiasaan yang dikondisikan
sekolah misalnya gotong royong pesentasi peserta didik 90% dan guru 99%.
Rasa kebinnekaan Tunggal Ika nya dengan menyetujui Pancasila sebagai dasar
negara peserta didik dan pendidik mencapai 100%.

2) Analisa Data Hasil Praktik


Mendasarkan pada pengumpulan presentasi data hasil dari google form
MTsN 2 Kota Sungai Penuh GUPPI Cimasuk pada pembiasaan nilai-nilai
P5P2RA sudah menunjukkan nilai cukup baik dan sudah
mengimplementasikan nilai- nilai dimensi dan tema P5P2RA. MTsN 2 Kota
Sungai Penuh GUPPI Cimasuk belum menggunakan kurikulum merdeka. Oleh
sebab itu, banyak hal yang bisa dikembangkan lagi dengan menyisipkan
penguatan P5P2RA pada kurikulum yang lebih menyeluruh.

2. Pengembangan Sumber Daya Madrasah


a. Uraian Pelaksanaan Tugas
Sumber daya madrasah merupakan faktor strategis dan rasional yang
menentukan tingkat keberhasilan dalam sistem pendidikan, yakni bahwa: (a)
manusia merupakan asset terpenting dalam organisasi pendidikan; (b) personil
menentukan keberhasilan tujuan organisasi; (c) unsur manusia
merupakan variabel terkontrol paling besar dalam organisasi; (d) sebagian
besar persoalan oganisasi berkaitan dengan masalah penampilan manusia; dan
(e) perhatian utama dari sistem sekolah adalah mengidentifikasi dan memenej
prilaku proses agar mencapai tujuan yang ditetapkan.
Melihat pentingnya sumber daya dalam konteks sistem pendidikan,
maka manajemen sumber daya manusia harus benar-benar dilakukan secara
baik. Pengembangan sumber daya manusia dalam sebuah organisasi termasuk
madrasah, bukanlah hanya sekedar pengadaan sumber daya manusia,
melainkan tindakan terpadu dan berbagai fungsi mulai dari perencanaan,
penyusunan staf atau rekrutmen, penilaian serta pembinaan dan pengembangan
sumber daya madrasah.
28

Madrasah memiliki sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk


mencapai tujuan. Menurut Tim MBS Kota Bandung (2001), adalah sebagai
berikut:
Gambar 2.4
Sumber Daya
Madrasah

Berdasarkan rujukan di atas, maka, maka sumber daya pendidikan di


madrasah dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut:
1. Sumber daya bukan manusia yang meliputi program madrasah, kurikulum, dan
lainnya;
2. Sumber daya manusia meliputi kepala sekolah, pendidik, staf, tenaga
pendidikan lainnya, peserta didik, orang tua peserta didik, dan masyarakat
yang memiliki keperdulian kepada madrasah;
3. Sumber daya fisik (SDF) yang meliputi bangunan, ruangan, peralatan, alat
peraga pendidikan, waktu belajar, dan penampilan fisik madrasah; dan
4. Sumber daya keungan meliputi keseluruhan dana pengelolaan madrasah baik
yang diterima dari pemerintah maupun masyarakat.

b. Langkah-langkah Pelaksanaan Praktik


Adapun langkah yang penulis lakukan selama praktik sebagai berikut:
1) Persiapan
a. Penulis melakukan koordinasi dengan kepala madrasah MTsN 2 Kota Sungai
Penuh GUPPI Cimasuk dalam mendapatkan informasi tentang sumber daya
madrasah yang ada; dan
29

b. Penulis melakukan koordinasi dengan Waka. Bidang Kurikulum terkait


persiapan program-program kegiatan dalam memberdayakan sumber daya
yang ada dengan ketercapaian target yang diharapkan madrasah.

2) Pelaksanaan
a. Penulis melakukan peninjauan dari dokumen yang ada dalam meninjau
sumber daya madrasahnya.
(1) Sumber daya pendidik, memiliki guru yang mempunyai kompetensi,
dedikasi, dan komitmen yang tinggi.
(2) Sumber daya peserta didik, memiliki peserta didik yang aktif belajar
baik di intakurikuler maupun ekstrakurikuler
b. Memberikan saran dalam pengembangan madrasah unggulan dalam
memenuhi standar lulusan seperti kebutuhan standar masyarakat yang
harapkan dalam pengembangan standar lulusan mampu bersaing di dunia
kerja.

3) Evaluasi dan Tindak Lanjut


a) Evaluasi
1. KTSP madrasah kurang terfokus pada kebutuhan peserta didik yang
berorientasi pada kebutuhan dunia kerja;
2. Program kegiatan belum semuanya sesuai SNP yang berjumalh 8 itu
sebagai implementasi kurikulum belum; dan
3. Sarana pendukung minat dan bakat peserta didik masih kurang
terpenuhi.
b) Tindak lanjut
1. Mengembangkan program-program unggulan. Suatu madrasah akan
diminati oleh masyarak sekitar, terutama masyarakat yang memahami
arti pentingnya pendidikan dan biaya pendidikan atau masyarakat yang
menjadikan pendidikan sebagai pokok, jika sekolah tersebut mampu
mengembangkan program-program unggulan.
2. Memberikan pelatihan dan bimbingan baik kepada guru ataupun
peserta didik dalam pengembangan diri menuju kefrofesionalan.
30

3. Membuat hubungan kerja sama dengan berbagai pihak agar dapat


memfasilitasi kebutuhan penyaluran dunia kerja bagi lulusan peserta
didik baik local, nasional ataupun internasional.

c. Data dan Analisa Data Hasil Praktik


Hasil tinjauan penulis dari dokumen yang ada terhadap pengembangan
sumberdaya di MTsN 2 Kota Sungai Penuh GUPPI Cimasuk.
Tabel 2.1
Data Peninjauan Isi KTSP MTsN 2 Kota Sungai Penuh GUPPI Cimasuk

Potensi Daya
Nama
Peninjaunan Tujuan yang Pihak yang Dukung
No Doku
Dokumen Diharapkan Terlibat sumber daya
men
yang ada
1.
Dalam pengembangan
kurikulum di KTSP Kamad
lebih spesifikasi lagi Ka. TU Seluruh
Tujuan sesuai potensi sumber Pendidik potensi yang
Pengemba daya yang ada di TU ada di
ngan madrasah Peserta didik
1 KTSP madrasah
Ketua komite
2. Orang tua baik SDM
Tujan dari Lembaga terkait atau non
pengembangan KTSP Masyarakat SDM
berorientasi kepada terkait pddkan
kepentingan anak
dibuat lebih spesifik
Kamad
Visi dan misi masih Ka. TU
belum mencirikan Pendidik Seluruh
keunggulan yang TU potensi yang
Visi
benar-benar sesuai Peserta didik ada di
2 KTSP dan
dengan standar lulusan Ketua komite madrasah baik
misi
yang didukung dengan Orang tua SDM atau non
sumber daya madrasah Lembaga terkait SDM
yang ada Masyarakat
terkait pddkan
Kamad
Ka. TU
Belum menuliskan Pendidik Seluruh
sumber daya yg ada TU potensi yang
Tujuan
dihubungkan dengan Peserta didik ada di
3 RPP Pembela
kebutuhan peserta Ketua komite madrasah baik
jaran
didik dalam Orang tua SDM atau non
pembelajarn Lembaga terkait SDM
Masyarakat
terkait pddkan
31

3. Evaluasi Diri Madrasah


a. Uraian Pelaksanaan Tugas
Evaluasi Diri Madrasah (EDM) pada hakikatnya mengandung pengertian
suatu proses penilaian mutu penyelenggara pendidikan yang dilakukan oleh
pemangku kepentingan di madrasah. Oleh karenanya, EDM wajib dilakukan oleh
madrasah dengan melibatkan semua komponen madrasah dengan tujuan untuk
mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan madrasah sekarang dan
yang akan datang.
EDM merupakan bagian dari pemetaan dan peta mutu merupakan data
awal pencapaian standar SPM (Standar Pelayanan Minimum) dan SNP yang
bertujuan untuk:
1. Menilai performa madrasah;
2. Mengetahui perkembangan capaian SNP; dan
3. Menyusun, merevisi RKM/RKAM sesuai kebutuhan dalam rangka pemenuhan
Standar Nasional Pendidikan.
Dengan demikian, EDM merupakan proses evaluasi yang bersifat internal
yang melibatkan pemangku kepentingan untuk melihat kinerja madrasah
berdasarkan SPM dan SNP yang hasilnya digunakan sebagai dasar penyusunan
RKM dan sebagai masukan bagi perencanaan investasi pendidikan tingkat
kabupaten/kota dan pemangku kepentingan lainnya.
EDM disusun untuk menindaklanjuti hasil temuan yang diperoleh melalui
instrumen EDM dengan merujuk pada 5 (lima) aspek kedisiplinan, pengembangan
diri, proses pembelajaran, sarana prasarana dan pembiayaan. Lebih jelasnya
penulis deskripsikan sebagai berikut:
1. Budaya disiplin, aspek ini diyakini akan dapat mengukur terhadap ketercapaian
Standar Isi (SI), Standar Proses (SPR), Standar Kompetensi Lulusan (SKL),
dan Standar Pengelolaan (SPL). Adapun indikator dalam budaya disiplin
adalah: kedisiplinan pendidik, kepala madrasah, peserta didik, dan madrasah
itu sendiri sebagai sebuah satuan pendidikan.
2. Budaya pengembangan diri, baik bagi pendidik dan tenaga kependidikan
kepala madrasah. Aspek ini diyakini akan dapat meningkatkan pemenuhan
terhadap ketercapaian Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK).
Jumlah indikator yang diukur dalam aspek ini sebanyak 4 indikator.
32
3. Budaya guru, terkait dengan melakukan penyiapan, pelaksanaan dan penilaian
atas proses pembelajaran. Aspek ini diyakini sangat berpengaruh terhadap
mutu pendidikan dalam meningkatkan ketercapaian terhadap Standar Proses
(SPR) dan Standar Penilaian (SPN). Jumlah indikator yang diukur dalam aspek
ini sebanyak 7 indikator.
4. Budaya madrasah, aspek ini terkait dengan bagaimana madrasah memiliki
tanggung jawab dalam menyediakan sarana belajar untuk pendidik dan peserta
didik untuk menunjang proses pembelajaran. Aspek ini diyakini mampu
mempengaruhi terhadap ketercapaian Standar Sarana dan Prasarana (SSP).
Jumlah indikator yang diukur dalam aspek ini sebanyak 5 indikator.
5. Budaya perubahan, aspek ini diyakini mampu mempengaruhi terhadap
ketercapaian Standar Pembiayaan (SB) dan sekaligus meningkatkan mutu
madrasah. Artinya, bagaimana madrasah mampu melakukan budaya perubahan
pengelolaan anggaran atau pembiayaan yang transparan dan efisien dan
berorientasi pada peningkatan mutu dalam pembuatan Renstra/RKJM/RKM
maupun RKAKL/RKAM. Jumlah indikator yang diukur dalam aspek ini
sebanyak 3 indikator.

b. Langkah-langkah Pelaksanaan Praktik


1) Persiapan
a. Melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan kepala madrasah dan wakil
kurikulum untuk melakukan pematauan terhadap EDM MTsN 2 Kota Sungai
Penuh GUPPI Cimasuk;
b. Menyampaikan rencana penunjauan EDM MTsN 2 Kota Sungai Penuh
GUPPI Cimasuk dalam skor kinerja;
c. Menilai performa madrasah MTsN 2 Kota Sungai Penuh GUPPI Cimasuk;
d. Mengetahui perkembangan capaian SNP; dan
e. Menyusun, merevisi RKM/RKAM sesuai kebutuhan dalam rangka
pemenuhan Standar Nasional Pendidikan.

2) Pelaksanaan
a. Kepala Madrasah mengundang tim EDM mengumpulkan bukti fisik
berdasarkan hasil EDM dikumpulkan pada koordinator standar;
b. Tim pengembang madrasah mengakadan rapat untuk penyempurnaan
33

laporan, menentukan persentase ketercapaian 8 SNP, menentukan skala


prioritas, menyusun RKM dan RKAM.
3) Evaluasi dan Tindak Lanjut
a. Evaluasi
Kegiatan Evaluasi dan monitoring merupakan bentuk follow-up dari
kegiatan Persipan dan Pelaksanaan Kegiatan Monitoring dan Evaluasi EDM
di MTsN 2 Kota Sungai Penuh GUPPI Cimasuk.
b. Tindak Lanjut
Dilakukan perbaikan nulai yang masih belum maksimal buat skor
kesetimbangan maksimal.

c. Data dan Analisa Data Hasil Praktik


Kegiatan evaluasi dan monitoring merupakan bentuk follow-up dari
kegiatan Persipan dan Pelaksanaan Kegiatan Monitoring dan Evaluasi EDM. Team
EDM melakukan pemeriksaan terhadap kegiatan-kegiatan pembelajaran dari
semua pendidik yanga ada. Team EDM madrasah kemudian memunculkan data
dari kegiatan sebelumnya, selanjutnya memeriksa data EDM yang ada dan apakah
akan menyarankan untuk segera melakukan perbaikan-perbaikan untuk tahun
ajaran baru berikutnya atau tidak.
Grafik 2.6
Hasil EDM MTsN 2 Kota Sungai Penuh GUPPI Cimasuk Tahun 2022
34

Tabel 2.2
Skor Pencapaian Mutu MTsN 2 Kota Sungai Penuh GUPPI Cimasuk

Skor Skor
Nilai
No Indikator ketimbang ketimbang Label
kinerja
maximum Perolehan
1 Kedisiplinan 98 78 87 98% kehadiran guru
75% guru
Pengembangan direncanakan
2 67 56 67
diri mengikuti program
peningkatan mutu
85% guru telah
Proses
3 85 76 84 menyusun RPP sesuai
pembelajaran
ketentuan
60% media/alat
peraga/alat bantu
Sarana dan
4 60 46 57 proses pembelajaran
prasarana
dimanfaatkan guru
secara optimal
50% siswa
menggunakan buku
5 Pembiayaan 50 30 48 teks dan/atau buku
digital dalam proses
pembelajaran

Berdasarkan tabel tersebut, bahawa pada indikator kedisiplinan nilainya


87% hal ini menunjukan kedisiplinan guru sudah baik. Indikator pembiayaan
memiliki nilai yang sangat rendah untuk sekor ketimbangan perolehannya hanya
30%. Jika kita melihat tabel diatas didapat data bahwa pada aspek kedisiplinan
warga madrasah pada indikator hasil penilaian Tim Penjamin Mutu mendapatkan
perolehan bobot sebesar 1 dari bobot maksimal 4. Penulis hanya membahas satu
indikator saja pada aspek kedisiplinan warga madrasah yang memiliki bobot lebih
kecil dibandingkan indikator lainnya yang berjumlah 7 indikator.
Indikator sebagaimana penjelasan pada pedoman pelaksanaan EDM Versi
2.0.merupakan pemenuhan dari 8 SNP terutama pada Standar Kompetensi Lulusan
(SKL). Dengan demikian, pemerintah memiliki tanggung jawab yang lebih untuk
menjamin keberlangsungan proses pembelajaran dengan baik, seluruh kendala
yang ada seperti fasilitas perangkat dan persoalan keluhan seperti quota segera
diatasi, dengan diantaranya yang sudah dilakukan adalah adanya pemberian quota
gratis, serta pemasangan fasilitas internet di lingkungan masyarakat.
35

4. Rencana Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan


a. Uraian Pelaksanaan Tugas
Berdasarkan Peraturan Mepaan daan RB No. 16 tahun 2009 tentang
jabatan fungsional guru dan angka kreditnya menjelaskan bahwa Pengembangan
keprofesian berkelanjutan (PKB) adalah pengembangan kompetensi guru yang
dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap, berkelanjutan untuk
meningkatkan profesionalitasnya. Adapun pengembangan keprofesian
berkelanjutan, meliputi:
1. Pengembangan diri, terkait dengan: diklat fungsional, dan kegiatan kolektif
guru yang meningkatkan kompetensi danlatau keprofesian guru
2. Publikasi ilmiah, terkait dengan: (a) publikasi ilmiah atas hasil penelitian atau
gagasan inovatif pada bidang pendidikan formal; dan (b) publikasi buku teks
pelajaran, buku pengayaan, dan pedoman Guru
3. Karya Inovatif, terkait dengan: (a) menemukan teknologi tepat guna; (b)
menemukanlmenciptakan karya seni; (c) membuat atau memodifikasi alat
pelajaran atau peraga praktikum; dan (d) mengikuti pengembangan
penyusunan standar, pedoman, soal dan sejenisnya.
Adapun kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) di MTsN 2
Kota Sungai Penuh GUPPI Cimasuk dilakukan melalui Workshop pada hari Rabu,
tanggal 30 Nopember 2022, dengan sasaran guru ASN dengan jabatan guru muda
dengan golongan III-A sebanyak 8 (delapan) orang. Upaya ini dilakukan dalam
rangka memberikan motivasi pada guru muda untuk mempersiapkan dirinya agar
produktif dan memberikan kemudahan pada proses kenaikan pangkat ke depan.

b. Langkah-langkah Pelaksanaan Praktik


1) Persiapan
a. Penulis melakukan koordinasi dengan wakil kurikulum untuk membahas
perencanaan workshop;
b. Penulis melakukan komunikasi dengan koordinator guru muda tentang
peaksanaan kegiatan; dan
c. Penulis mempersiapkan bahan materi.
36

2) Pelaksanaan
a. Penulis melakukan kegiatan workshop dengan mengumpulkan guru di
ruangan aula;
b. Penulis memberikan materi tentang langkah-langkah penulisan KTI;
c. Penulis membuat kelompok guru dalam persiapan KTI peserta didik; dan
d. Guru melakukan pembimbingan dalam penulisan KTI dan proyek riset.

3) Evaluasi dan tindak lanjut


a. Kompetensi guru-guru dalam penulisan KTI dalam pengembangan diri dan
keprofesional (PKB)nya cukup baik;
b. Siswa mudah diarahkan dan dilakukan bimbingan.

c. Data dan Analisa Data Hasil Praktik


1) Data Hasil Praktik
Grafik 2.7
Perbandingan Pendidik dan Peserta Didik
Dalam Kompetensi Penulisan KTI MTsN 2 Kota Sungai Penuh GUPPI Cimasuk

Berdasarkan grafik tersebut, bahwa hasil peninjauan dari survey


kompetensi dalam penulisan KTI pendidik 35,7% dan peserta didik 26,3%, serta
pendapat membuat karya tulis itu tidak sulit maupun tidak mudah bagi guru
mencapai presentasi pendapat 53,3 %. Artinya ini dapat dijadikan sebagai modal
awal untik mengembangkan potensi pendidik dan peserta didik dalam penulisan
KTI selanjutnya.
37

2) Analisa Data Hasil Praktik


Workshop pendalaman materi Pembuatan KTI dengan tema “DUGEM
BUGOLIS (Dukungan Guru Gemar Butuh dan Jago Menulis)” sebagai tindak
lanjut dari kegaiatan PKB, menguji apakah peserta didik sudah memiliki
kemampuan dalam pembuatan karya tulisnya. Kegiatan praktek peserta didik
oleh guru dengan memberikan bimbingan penelitian (riset) pada limbah ampas
tahu yang dimanfaatkan untuk membuat makanan kekinian yang banyak
diminati anak remaja, seperti; pizza, burgeur, cake ulang tahun, minuman
boba, mie ayam dan pudding.

C. Praktik Pelaksanaan Rencana Proyek Peningkatan Kompetensi


1. Supervisi Akademik (Guru)
a. Definisi Supervisi Akademik
Kompetensi supervisi akademik kepala madrasah merupakan hal yang
penting dalam upaya menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas.
Pengawasan profesional kepala madrasah dalam bidang akademik yang
dijalankan berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan yang berkaitan dengan bidang
kerjanya, memahami tentang proses pembelajaran lebih mendalam dari sekedar
pengawasan biasa.
Supervisi merupakan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan teknis
edukatif yang dilakukan guru di madrasah dan bukan sekedar pengawasan yang
bersifat fisik material saja. Akan tetapi supervisi yang dilakukan oleh kepala
madrasah merupakan pengawasan terhadap kegiatan akademik berupa proses
belajar mengajar dimadrasah. Dimana guru mengajar, murid belajar serta situasi
yang mendukung terjadinya proses pembelajaran. Akan tetapi perlu diketahui
bersama supervisi yang dilakukan oleh penulis menitik beratkan pada
standar proses yang tentunya berkaitan dengan apa yang diutarakan penulis
diawal pembahasan mengenai supervisi.
Kepala madrasah adalah melaksanakan supervisi akademik (guru) dan
tenaga kependidikan. Oleh karena itu, setiap kepala madrasah harus memiliki dan
menguasai konsep supervisi akademik yang meliputi: pengertian, tujuan dan
fungsi, prinsip-prinsip, dan dimensi-dimensi substansi supervisi akademik.
Sasaran supervisi akademik adalah guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran, yang terdiri dari materi pokok dalam proses pembelajaran,
38

penyusunan silabus dan RPP, pemilihan strategi/metode/teknik pembelajaran,


penggunaan media dan teknologi informasi dalam pembelajaran, menilai proses
dan hasil pembelajaran.
Sementara supervisi tenaga kependidikan adalah supervise yang
dilaksanakan oleh pengawas atau kepala madrasah kepada tenaga kependidikan
yang terkait dengan pengelolaan dan administrasi pendidikan sehingga akan
menunjang proses pendidikan di madrasah. Supervisi ini menitikberatkan pada
pemantauan, pembinaan dan pembimbingan pada aspek-aspek pengelolaan dan
administrasi madrasah yang berfungsi sebagai pendukung terlaksananya
pembelajaran.
Tujuan pelaksanaan supervisi akademik terhadap guru bagi peserta diklat
calon kepala madrasah adalah: (1) mengembangkan kompetensi supervisi
akademik; (2) melatih kemampuan melaksanakan supervisi akademik; dan (3)
melatih kemampuan mengidentifikasi permasalahan guru dalam mengelola
pembelajaran kemudian melakukan tindak lanjut dalam rangka meningkatkan
mutu proses dan hasil pembelajarannya.
Adapaun program supervisi yang telah disusun penulis di madrasah
magang meliputi: (1) tujuan dan fungsi supervisi; (2) prinsip supervisi akademik;
(3) dimensi substansi akademik; (4) ruang lingkup supervisi; (5) jadwal supervisi;
dan (6) instrumen-instrumen supervisi. Sedangkan kegiatan supervisi terhadap
guru yang dilakukan oleh penulis, adalah: observasi pembelajaran terhadap guru
dilakukan untuk menerapkan keterampilan konseptual, teknikal dan interpersonal.
Observasi dilakukan pada satu orang guru yaitu dengan menggunakan
instrumen yang dikembangkan oleh Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia
(APSI), yang terdiri dari persiapan dan kegiatan pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran diuraikan lagi menjadi pendahuluan, kegiatan pokok dan penutup.
Pada tahap ini, supervisor bersama guru merefleksi pelaksanaan pembelajaran
dengan mendiskusikan kelebihan dan kekurangan. Hasil refleksi dijadikan dasar
untuk perbaikan proses pembelajaran berikutnya.
Sedangkan teknik supervisi yang digunakan adalah teknik supervisi
individual yaitu melaksanakan supervisi perseorangan terhadap guru yunior.
Artinya supervisor hanya berhadapan dengan seorang guru dengan cara supervisor
datang ke kelas untuk mengobservasi guru yunior.
39

Ada 3 (tiga) tahapan pelaksanaan supervisi yaitu sebagai berikut:


a. Pra Observasi, pada tahap ini, supervisor merencanakan waktu, sasaran, dan
melakukan supervisi awal berupa supervisi perangkat pembelajaran;
b. Observasi, pada tahap ini, supervisor mengamati jalannya proses pembelajaran
berlangsung.
c. Pasca Observasi, pada tahap supervisor melakukan evaluasi dan melakukan
tindak lanjut dengan mendasarkan pada instrumen supervisi yang telah
dipersiapkan.
Kegiatan supervisi akademik dilaksanakan madrasah magang (di MTsN 2
Kota Sungai Penuh GUPPI Cimasuk) mengobservasi kepada Ibu Siti Kurniati SP.
Pengampu mata pelajaran Biologi, yang dilaksanakan pada taggal 30 November
2022 dengan cara supervisor datang ke kelas ketika ia sedang melakukan kegiatan
pembelajaran. Teknik supervisi yang digunakan adalah teknik supervisi individual
yaitu melaksanakan supervisi perseorangan terhadap guru oleh penulis sebagai
calon kepala madrasah dan kepala madrasah.

b. Pelaksanaan Penilaian Supervisi


1) Uraian Pelaksanaan Tugas
a. Penulis melakukan koordinasi kepada kepala madrasah MTsN 2 Kota Sungai
Penuh GUPPI Cimasuk untuk melaksanakan kegiatan supervisi terhadap guru;
b. Penulis melakukan pertemuan dengan guru yang akan di supervise;
c. Penulis memberikan informasi persiapan pada guru tersebut untu
disupervisi;
d. Penulis memberikan arahan, teknis, dan kesepakatan waktu, serta kelas
yang akan disupervisi.

2) Langkah-langkah Pelaksanaan Praktik


Tahapan pelaksanaan supervisi terdiri dari tiga tahap, yaitu:
a. Pra Observasi. Pada tahap ini, supervisor merencanakan waktu, sasaran,
dan melakukan supervisi awal berupa supervisi Perangkat Pembelajaran
(SKL, Silabus, Kalender Akademik, Prota, Promes, Nilai KKM, RPP).
b. Observasi. Pada tahap ini, supervisor mengamati jalannya proses
pembelajaran berlangsung dilihat kegiatannya:
40

a) Pembukan
b) Kegiatan Inti
c) Penutup
d) Evaluasi
c. Pasca Observasi. Pada tahap ini, supervisor bersama guru merefleksi
pelaksanaan pembelajaran dengan mendiskusikan kelebihan dan
kekurangan. Hasil refleksi dijadikan dasar untuk perbaikan proses
pembelajaran berikutnya.

3) Data dan Analisa Data Hasil Praktik


a) Data Hasil Praktik
Dari hasil supervisi yang penulis lakukan sebagai calon kepala
madrasah adalah sebagai berikut:

INSTRUMEN SUPERVISI GURU MTsN 2 KOTA SUNGAI PENUH


Nama Guru : SITI KURNIATI
Mata Pelajaran : BIOLOGI
Kelas / Semester I
Tanggal pelaksanaan : 2 Desember 2022

A. INSTRUMEN PRASUPERVISI (Wawancara Awal & Pemeriksaan Administrasi


Pembelajaran)
Skor Jawaban
No Pertanyaan 4 3 2 1 Catatan
1 Bagaimana cara saudara membuka pelajaran? 🗸 Memahami
2 KD/Indikator apa yang saudara sajikan? 🗸 Memahami
3 Kompetensi apa yang diharapkan dimiliki siswa? 🗸 Memahami
4 Karakter apa dan bagaimana yang saudara akan
🗸 Memahami
kembangkan?
5 Apakah kaitan materi yang disajikan dengan sisi
🗸 Memahami
ukrowi?
6 Apakah manfaat materi yang disajikan dengan
🗸 Memahami
duniawi?
7 Metode apa yang akan saudara gunakan dalam
🗸 Memahami
pembelajaran?
8 Ceritakan tahapan pembelajaran yang akan
🗸 Memahami
saudara sajikan!
9 Persiapan tertulis apa saja yang saudara siapkan? 🗸 Memahami
10 Adakah materi yang mungkin saudara perkirakan
🗸 Memahami
sulit dipahami?
41

11 Adakah alat peraga yang saudara gunakan? 🗸 Memahami


12 Masalah apa yang dapat menjadi hambatan siswa
🗸 Memahami
dalam belajar dan bagaimana antisipasi saudara?
13 Bagaimana cara saudara dalam menentukan
ketercapaian kompetensi yang akan dicapai? Memahami
14 Apakah saudara menggunakan penilaian afektif
🗸
sebagai acuan observasi sikap siswa? Memahami
15 Bagaimana cara saudara dalam mengakhiri
🗸 Memahami
pembelajaran?
TOTAL NILAI 98
NILAI AKHIR WAWANCARA AWAL
98
(Total Nilai / Nilai Max (60)) * 100

Keterangan : Keterangan Nilai Akhir: Catatan :


4 : Sangat Baik 91-100 = Baik Sekali
3 : Baik 81-90 = Baik
2 : Cukup 71-80 = Cukup
1 : Kurang < 71 = Kurang

Sumedang 2 Desember 2022


Yang Disupervisi, Supervisor, Mengetahui,Kepala Sekolah
Ttd Ttd Ttd

Siti Kurniawati, S.Pd Dra. Sekarwati S, M.Si Drs. Lalan Abdul Latif , M.Pd

B. PERSIAPAN MENGAJAR (Kelengkapan Perangkat Pembelajaran)


Dokumen * Skor **
No Komponen Ada Tidak 4 3 2 1
1 Analisis Alokasi Waktu  
2 Program Tahunan  
3 Program Semester  
4 Silabus  
5 RPP  
6 Instrumen evaluasi  
7 KTMP  
8 KKM  
9 Instrumen Evaluasi  
10 Daftar hadir siswa  
11 Daftar nilai kognitif  
12 Daftar nilai psikomotorik  
13 Daftar nilai Afektif 
14 Jurnal mengajar  
15 Buku paket  
Jumlah 14 90
Nilai Akhir = ( Total nilai/Nilai Max) * 100 90
42

Rekomendasi :
DalamAdministrasi sudah lengkap, lebih dilengkapi dengan daftar nilai afektifnya

Catatan :
* diisi dengan checklist (√) pada kolom yang ada sesuai dengan kondisi
** skor berdasarkan struktur, kesesuaian dan kelengkapan isian form

Keterangan : Keterangan Nilai Akhir:


4 : Sangat Baik 91-100 = Baik Sekali
3 : Baik 81-90 = Baik
2 : Cukup 71-80 = Cukup
1 : Kurang < 71 = Kurang

Sumedang 2 Desember 2022


Yang Disupervisi, Supervisor, Mengetahui,Kepala Sekolah
Ttd Ttd Ttd

Siti Kurniawati, S.Pd Dra. Sekarwati S, M.Si Drs. Lalan Abdul Latif , M.Pd

Perolehan nilai supervisi untuk Ibu Siti sebagi guru biologi dalam
Instrumen Prasupervisi (Wawancara Awal & Pemeriksaan Administrasi
Pembelajaran) nilai totalnya 98 dan pada kegiatan persiapan pembelajaran
mendapatkan nilai 90. Untuk pelaksanaan selama kegiatan pembelajaran
mendapatkan nilai 92.

b) Analisa Data Hasil Praktik


Penilain Pada Proses
Pembelajaran
Indikator Yang Solusi
No Hasil Pengamatan
disupervisi perbaikan
Kejelasan perumusan tidak menimbulkan penafsiran
1 tujuan pembelajaran ganda dan mengandung perilaku
hasil belajar
Pemilihan materi ajar sesuai dengan tujuan dan
2
karakteristik peserta didik
Pengorganisasian keruntutan, sistematika materi,
3
materi ajar kesesuaian alokasi waktu
Pemilihan sumber Sudah sesuai menggunakan sumber
4
/media pembelajaran /media pembelajaran yang tepat
Kejelasan scenario Sudah sesuai menggunakan
5
pembelajaran langkah-langkah pembelajaran
Perincian scenario
6 pembelajaran (setiap
langkah tercermin
43

strategi/metode daan
waktu)
Kesesuaian teknik
7 dengan tujuan
pembelajaran
Kelengkapan
8 instrumen
pembelajaran
Kejelasan perumusan
tujuan pembelajaran(
9 tidak menimbulkan
penafsiran ganda dan
mengandung perilaku
hasil belajar)

Item Penilaian dan Proses Pembelajaran


Skor
No Indikator/Aspek yang Diamati
4 3 2 1
A Kegiatan Pendahuluan
1 Menyiapkan peserta didik
2 Melakukan Apersepsi
3 Menjelaskan KD dan tujuan yang ingin dicapai
4 Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus/kesiapan bahan ajar
5 Penampilan Guru
B Kegiatan Inti Pembelajaran
Eksplorasi
1 Melibatkan peserta didik dalam mencari informasi dan belajar dari
aneka sumber dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru
2 Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, Media pembelajaran
dan sumber belajar lainnya
3 Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antar peserta
didik dengan guru, limgkungan dan sumber belajar lainnya.
4 Melibatkan siswa secara aktif dalam berbagai kegiatan pembelajaran
5 Memfasilitasi siswa melakukan percobaan di laboratorium, studio atau
Lapangan
Elaborasi
6 Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam
melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna
7 Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan lain-
lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan/tertulis
8 Memberi kesempatan untuk berfikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah dan bertindak tanpa ada rasa takut
9 Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif
10 Memfasilitasi peserta didik berkompetensi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar
11 Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
44

dilakukan baik lisan maupun tertulis secara individual atau kelompok.


12 Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja secara
individual maupun kelompok
13 Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival
serta produk yang dihasilkan
14 Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik
Konfirmasi
15 Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan,
tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik
16 Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta
didik melalui berbagai sumber

2. Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru (PKG)


a. Uraian Pelaksanaan Tugas
1. Mendasarkan pada Permendiknas No. 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Ini merupakan
tanggung jawab kepala madrasah dan hasilnya kemudian digunakan sebagai
dasar untuk pengembangan profesional dan pengembangan karir kepala
madrasah dan pertimbangan perolehan angka kredit kepala madrasah tersebut.
2. Mendasarkan pada Permen PAN & RB No. 16 Tahun 2009, bahwa PKG
adalah penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka
pembinaan karir, kepangkatan, dan jabatannya. Dimana sistem penilaian
dirancang untuk mengidentifikasi kemampuan guru dalam melaksanakan
tugasnya melalui pengukuran penguasaan kompetensi yang ditunjukkan dalam
unjuk kerjanya.

Pelaksanaan PKG memiliki tujuan dan fungsi. Adapun fungsi PKG adalah:
1. Mendasari kebijakan tentang promosi dan karier guru beserta penghargaan
yang patut didapatkan;
2. Sebagai indikator untuk menentukan tingkat kompetensi;
3. Meningkatkan kinerja guru dan sekolah yang meliputi efisiensi dan efektivitas.
4. Memberikan jaminan agar selalu menjalankan tugas dan tanggung jawabnya
serta bersikap positif dalam pembelajaran untuk mendukung prestasi peserta
didiknya;
5. Memberikan landasan untuk pelaksanaan program keprofesian berkelanjutan
(PKB); dan
45

6. Menjadi landasan untuk menentukan keefektifan kinerja guru.


Sedangkan fungsi dari PKG adalah untuk: (1) menilai kemampuan dalam
menerapkan semua kompetensi dan ketrampialn yang diperlukan pada proses
pembelajaran, pembimbingan; dan (2) menghitung angka kredit yang diperoleh
guru atas kinerja pembelajaran, dan pembimbingan.
Adapun metode yang digunakan dalam menganalisis hasil PKG adalah
wawancara, dokumentasi, angket, dan observasi.
1. Wawancara, langkah yang penulis lakukan yaitu wawancara dengan guru yang
bersangkutan dan kepala madrasah dengan mendasarkan pertanyaan yang
telaaah dipersiapkan.
2. Dokumentasi, langkah yanag penulis lakukan yaitu dengan teknik
pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subyek penilaian
dalam rangka memperoleh informasi terkait obyek penilaian.
3. Angket, langkah yang penulis lakukan yaitu dengan menyebarkan kuesioner
atau angket yang bersifat terbuka kapada objek penelitian.
4. Observasi, langkah yang peneliti lakukan yaitu dengan melakukan observasi
partisipan (secara langsung) maupun non partisipan (tidak secara langsung)
dengan bertanya kepada pihak-pihak yang berkompeten terkait dengan
kegiatan.
PKG pada kegiatan OJT II ini dilaksanakan di MTsN 2 Kota Sungai Penuh
GUPPI Cimasuk yaitu ibu Siti Kurniawati, pengampu mata pelajaran Biologi,
pada atanggal 1 Desember 2022.

b. Langkah-langkah Pelaksanaan Praktik


Dalam melaksanakan kegiatan pelaksanaan praktik PKG sebagai berikut:
1) Persiapan
a. Memahami Pedoman PKG, terutama tentang sistem yang diterapkan dan
posisi PKG dalam kerangka pembinaan dan pengembangan profesi guru;
b. Memahami pernyataan kompetensi guru yang telah dijabarkan ke dalam
bentuk indikator kinerja;
c. Memahami penggunaan instrumen PKG dan tatacara penilaian yang akan
dilakukan, termasuk cara mencatat semua hasil pengamatan dan
pemantauan, serta mengumpulkan dokumen dan bukti fisik lainnya yang
memperkuat hasil penilaian; dan
46

d. Memberitahukan rencana pelaksanaan menganalisis PKG guru sekaligus


menentukan rentang waktu jadwal pelaksanaannya.

2) Pelaksanaan
a. Penulis membuat team penilai PKG
b. Penulis melakukan pengumpulan data dari semua tupoksi seorang guru.
c. Penulis memasukan data instrument utama dan instrument suplemen
d. Penilaian
e. Pelaporan

3) Evaluasi dan Tindak Lanjut


a) Evaluasi
Penulis melakukan peninjauan data penilaian dari semua dokumen-
dokumen yang diperlukan, dalam pembuatan team penilai harus dilakukan
berdasarkan hirarki kepangkatan dan golongan dari yang tertinggi ke yang
terendah.
b) Tindak lanjut
Apabila mendapatkan nilai kurang sesuai dengan standar maka lakukan
tindakan klinik.
46

c. Data dan Analisa Data Hasil Praktik


1) Data Hasil Praktik
REKAPITULASI HASIL PENILAIAN KINERJA GURU MATA PELAJARAN

a. Nama : SITI BAROKAH, S.Pd


NIP :
Tempat / Tgl Lahir : Karawang, 04 Agustus 1968
Pangkat/Jab./Gol. : Pembina IV.a
TMT Guru : 01 Desember 1995
Masa Kerja : 21 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pend. Terakhir : S1
Spesialisasi : Pendidikan Biologi \\\\\Inggri
Program Keahlian : Biologi
yang diampu
b. Nama Instansi/Sklh. : MTsN GUPPI
Telepon / Fax : 0261-2401063
Kelurahan : Situ
Kecamatan : Hamparan Rawang
Kabupaten/Kota : Sungai Penuh
Propinsi : Jambi
47

Periode
Formatif Jan 2022 Tahun
Penilaian
03-Jan-2022 s.d 31-Des-2022 Sumatif Nov 2022 31 Des 2022
(tanggal, bulan, tahun) (tanggal, bulan, tahun) Kemajuan

NO KOMPETENSI NILAI *)
A. PEDAGOGIK
1 Menguasai karakteristik peserta didik 4
2 Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik 4
3 Pengembangan kurikulum 4
4 Kegiatan pembelajaran yang mendidik 4
5 Pengembangan potensi peserta didik 4
6 Komunikasi dengan peserta didik 4
7 Penilaian dan evaluasi 4
B. KEPRIBADIAN
8 Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional 4
9 Menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan 4
10 Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru 4
C. SOSIAL
11 Bersikap inklusif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif 4
12 Komunikasi dengan sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua, peserta didik, dan masyarakat 3
D. PROFESIONAL
13 Penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu 3
14 Mengembangkan keprofesionalan melalui tindakan yang reflektif 3
Jumlah (Hasil Penilaian Kinerja Guru) 53

*) Nilai diisi berdasarkan laporan dan evaluasi PK Guru. Nilai minimum per kompetensi = 1 dan nilai maksimum
48

Sungai Pebuh, 2 Desember 2022


Mengetahui,
Yang Disupervisi, Supervisor, Kepala Sekolah

SITI BAROKAH, S.Pd AFRIZAL, S.PdI, M.Pd AGUSTIARMAN, S.PdI


NIP. 199109282019032015 NIP. 197905032007101002 NIP. 198012272005011007
49

FORMAT PENGHITUNGAN ANGKA KREDIT PK GURU MATA PELAJARAN


a. Nama : EKA SEPTIARINI CAROLINA, S.Pd
NIP : 196808041995122004
Tempat / Tgl Lahir : Karawang, 04 Agustus 1968
Pangkat/Jab./Gol. : Pembina IV.a
TMT Guru :
Masa Kerja :
Jenis Kelamin :
Pend. Terakhir :
Spesialisasi :
Program Keahlian :
yang diampu
b. Nama Instansi/Sklh. :
Telepon / Fax :
Kelurahan :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :
Propinsi :
50

Nilai PK Guru / Mata Pelajaran 53

Konversi nilai PKGuru ke dalam skala 0 - 100 sesuai Permeneg PAN dan RB
No. 16 Tahun 2010 dengan Rumus

94,64

Berdasarkan hasil konversi ke dalam skala sesuai dengan peraturan


tersebut, selanjutnya ditetapkan sebutan … Amat Baik
Dan Nilai Persentase Angka Kreditnya … 100%

AKK Minimal Golongan AKPKB Minimal AKP Minimal


150 16 15
IV.a Ke IV.b 29,75
Perolehan angka kredit (untuk pembelajaran) yang dihitung

berdasarkan rumus.

Sungai Penuh, 2 Desember 2022


Mengetahui,
Yang Disupervisi, Ttd Supervisor, Kepala Sekolah

Ttd Ttd

EKA SEPTIARINI CALORINA, S.Pd AFRIZAL, S.PdI, M.Pd AGUSTIARMAN, M.Pd


NIP. NIP. 197905032007101002 NIP.
51

2) Analisa Data Hasil Praktik


Salah satu ukuran peningkatan profesionalisme, motivasi guru dan kualitas pembelajaran ditandai dengan Hasil PKG yang
selalu meningkat dari waktu ke waktu. PKG dilaksanakan sebagai salah satu bentuk evaluasi kemampuan guru sehingga dapat
digunakan sebagai bahan pembinaan guru melalui berbagai mekanisme. Data dan Analisis Data Hasil egiatan PKG pada On The
Job Taraining II di madrasah magang disajikan pad tabel berikut:
Tabel 2.3
Analisis Hasil Praktik PKG

Waktu
No Nama Kegiatan Tujuan yang Diharapkan Pihak yang Terlibat Sumber Dana
Pelaksanaan
Terlaksananya Kegiatan
Penilaian Kinerja Guru yang - Kepala Madrasah
Penilaian Kinerja
1 sesuai ketentuan (Permeneg - Wakil Kepala Madrasah 4 Desember 2022 Mandiri
Guru (PKG)
PAN RB nomor 16 Tahun - Guru Sasaran
2010)

Berdasarkan tabel 2.3 tersebut, bahwa kegiatan PKG dilaksanakan pada tanggal 4 Desember 2022. Guru sasaran Kegiatan
PKG ini adalah Ibu Siti Kurniwati S.P. yang megampu Mata pelajarandi MA GUPPI Cimasuk. Hasil konversi nilai PK guru ke
dalam skala nilai sesuai dengan Permeneg PAN dan RB Nomor 16 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya, nilai PK Guru tersebut adalah 80, dengan sebutan BAIK
52

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil kajian dan pelaksanaan rencana tindak lanjut program
Bimbingan Teknis Calon Kepala Madrasah selama pelaksanaan OJT II di MTsN 2 Kota
Sungai Penuh GUPPI Cimasuk yang penulis laksanakan, maka dari kegiatan tersebut
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Memahami kompetensi calon kepala madrasah madrasah dalam penilaian kinerja
kepala madrasah dan menganalisa hasil penilaian kinerja guru yang dilakukan oleh
kepala madrasah;
2. Memahami pelaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru khususnya
dalam pemahaman metode pembelajaran aktif untuk memecahkan masalah
pembelajaran pada evaluasi akhir pembelajaran pembelajaran;
3. Memahami cara menyusun proposal penelitian tindakan madrasah (PTM);
4. Memahami kegiatan kewirausahaan yang menjadi potensi madrah dalam upaya
pelaksanaan kompetensi kepala madrasah; dan
5. Memahami muatan nilai P5P2RA yang ada di madrasah magang.

B. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan hasil kajian pelaksanaan Bimbingan Teknis Calon
Kepala Madrasah maka saran-saran yang dapat disampaikan sebagai berikut:
1. Kegiatan pengembangan keprofesian yang berkelanjutan bagi guru untuk
meningkatkan kemampuan dalam memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi
dalam kehidupan sehari-hari dalam menjalankan tugas pokok sebagai guru
professional;
2. Diperlukan adanya penjamin Hak Cipta produk kewirausahaan dari Kementerian
Agama; dan
3. Kesejahteraan guru sangat penting dalam rangka meningkatkan profesionalisme, agar
para guru lebih peduli terhadap tugas pookok dan fungsinya.
53

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI. (2005). Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan, Jakarta: Dirjen. Kelembagaaan Agama Islam, Diroktorat
Madrasah dan PAI Pada Sekolah Umum.
Departemen Agama RI. (2006). Undang-Undang dan Peraturan RI tentang Pendidikan,
Jakarta: Drjen Pendis Departemen Agama RI.
Departemen Agama RI. (2006). Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 Tentanag Guru dan
Dosen Serta Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2005 Tentang Sisdiknas, Jakarta:
Jakarta: Drjen Pendis Departemen Agama RI.
Fattah, Nanang. (2001). Strategi Manajemen Sumber Daya Pendidikan, dalam Modul MBS,
Bandung: Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
Permendiknas No. 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional
Guru dan Angka Kreditnya.

Anda mungkin juga menyukai