OLEH :
KELOMPOK 1
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring perkembangan zaman, nama, dan status guru terus berkembang.
Menyadari kondisi itu, maka pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, terus melakukan upaya perbaikan peraturan dan pelayanan
pendidikan. Salah satu di antaranya adalah mengeluarkan Undang-Undang Guru
dan Dosen. Dua peraturan itu, setidaknya dimaksudkan untuk perbaikan sistem
dan pelayanan pendidikan di Indonesia.
Karena perkembangan itu pula, maka posisi sosial guru di masyarakat pun
turut berkembang. Karena adanya perkembangan lingkungan sosial di masyarakat,
dan juga perkembangan lembaga pendidikan, ada kebutuhan mendesak untuk
bertanya dan mempertanyakan kembali mengenai status sosial guru dan makna
guru bagi masyarakat. Posisi guru kadang mendapat sanjungan sebagai Pahlawan
Tanpa Tanda Jasa, tetapi pada sisi lain, tidak jarang pula tenaga pendidik dan
kependidikan ini mendapat hujatan berkaitan dengan berbagai hal rendahnya mutu
pendidikan di Indonesia. Hal yang paling sederhananya, ada juga kasus, guru yang
mendapat perlakuan tidak manusiawi dari berbagai pihak, seperti terjadi pada
tahun 2010. Maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai pengertian profesi
dan syarat-syarat profesi keguruan sehingga guru tidak lagi dipandang rendah oleh
sebagian masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian profesi?
2. Apakah syarat-syarat dari profesi keguruan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Profesi
Kunandar (2011: 45), mengatakan bahwa profesionalisme berasal dari kata
profesi yang artinya suatu bidang pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh
seseorang. Profesi juga diartikan sebagai diartikan sebagai suatu jabatan atau
pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang
diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif (Webstar, 1998 dalam
Kunandar, 2011). Sedangkan menurut Soetjipto dan Raflis Kosasi (2007: 262),
profesi adalah jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian dan etika khusus
serta baku (standar) layanan. Secara rinci kedua pemikir ini (Soetjipto dan Kosasi,
2007 dalam Sudarman, 2013) dengan merujuk pandangan dari Natinal Education
Association (NEA), menyebutkan ada delapan kriteria, sebuah pekerjaan disebut
profesi, yakni (1) jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual, (2) jabatan yang
menggeluti batang tubuh ilmu yang khusus, (3) jabatan yang memerlukan
persiapan latihan yang lama, (4) jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan
yang sinambung, (5) jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaannya
yang permanen, (6) jabatan ynag menentukan standar etika (baku) oleh kelompok
sendiri, (7) jabatan yang mementingkan tatanan di atas keuntungan pribadi, (8)
jabatan yang mempunyai organisasi profesi yang kuatdan terjalin pasti.
Jadi, profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian
tertentu. Artinya suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi tidak dapat
dipegang oleh sembarang orang, tetapi memerlukan persipan melalui pendidikan
dan pelatihan secara khusus. Profesi menunjukkan lapangan yang khusus dan
mensyaratkan studi dan penguasaan pengetahuan khusus yang mendalam, seperti
bidang hukum, militer, keperawatan, kependidikan dan sebagainya. Profesi
seseorang yang mendalami hukum adalah ahli hukum, seperti jaksa, hakim, dan
pengacara. Profesi seseorang yang mendalami keperawatan adalah perawat.
Sementara itu, seseorang yang menggeluti dunia pendidikan (mendidik dan
mengajar) adalah guru, dan berbagai profesi lainnya.
Berdasarkan definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa profesi adalah
suatu keahlian (skill) dan kewenangan dalam suatu jabatan tertentu yang
mensyaratkan kompetensi (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) tertentu secara
khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif.
A. Kesimpulan
Profesi adalah suatu keahlian (skill) dan kewenangan dalam suatu jabatan
tertentu yang mensyaratkan kompetensi (pengetahuan, sikap, dan keterampilan)
tertentu secara khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif.
Adapun syarat-syarat profesi keguruan berdasarkan UU Nomor 14 Tahun 2005
Pasal 1 ayat 4 terdiri atas 6, yakni (1) menjadi sumber penghasilan kehidupan, (2)
memerlukan keahlian, (3) memerlukan kemahiran, (4) memerlukan kecakapan, (5)
adanya standar mutu atau norma tertentu, dan (6) memerlukan pendidikan profesi.
B. Saran
Dari simpulan diatas, penulis merumuskan saran yaitu diharapkan dapat
merangsang dan menggugah kembali para guru dan profesi guru, sehingga bisa
mempertahankan atau meningkatkan martabat guru.
DAFTAR PUSTAKA
Kunandar. 2011. Guru Profesional : Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Soejipto & Kosasi, Raflis. 2004. Profesi Keguruan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sudarman, Momon. 2013. Profesi Guru Dipuji, Dikritisi, dan Dicaci. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.