Anda di halaman 1dari 12

Tugas makalah

“PROFESI PENDIDIKAN”

NAMA : SITI ARMA

STAMBUK : A25116141

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkankehadirat Allah SWT atasrahmat,


ridhodanpertolongan-Nya sehingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan
makalah kami dengan judul “profesi pendidikan” disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan program studi Manajemen
Pendidikan di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Tanjung pura Pontianak (kal-
bar) Dalam penyusunan makalah ini, penulis memerlukan bantuan dari berbagai
pihak.Sertapenunjang selesainya makalah kami ,selamamengerjakan makalah ini.
Oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam menyusun makalah ini kami menyadari
bahwa banyak kekurangan yang mendasar pada materi ini oleh karena itu kami
mengundang pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang dapat
membangun saya .kritik konstruktif dari pembaca sangat diharapkan untuk
penyempurnaan makalah ini.Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya


memerlukan/menuntut keahlian, menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta
dedikasi yang tinggi. Keahlian diperoleh dari lembaga pendidikan yang khusus
diperuntukkan untuk itu dengan kurikulum yang dapat dipertanggungjawabkan. 
Pada dasarnya profesi guru adalah profesi yang sedang tumbuh. Walaupun ada
yang berpendapat bahwa guru adalah jabatan semi profesional, namun sebenarnya
lebih dari itu. Hal ini dimungkinkan karena jabatan guru hanya dapat diperoleh
pada lembaga pendidikan yang lulusannya menyiapkan tenaga guru, adanya
organisasi profesi, kode etik dan ada aturan tentang jabatan fungsional guru (SK
Menpan No. 26/1989).

Semakin dituntutnya profesionalitas seorang guru, maka guru sebagai


tenaga pengajar dan pemberi informasi kepada siswanya tentu harus mengetahui
bagaimana seorang guru yang profesional itu. Secara umum, sikap profesional
seorang guru dilihat dari faktor luar. Akan tetapi, hal tersebut belum
mencerminkan seberapa baik potensi yang dimiliki guru sebagai seorang tenaga
pendidik. Menurut PP No. 74 Tahun 2008 pasal 1.1 Tentang Guru dan UU. No.
14 Tahun 2005 pasal 1.1 Tentang Guru dan Dosen, guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalar pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh


seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,
kemahiran, dan kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi (UU. No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen pasal 1.4). Guru sebagai pendidik professional dituntut untuk selalu
menjadi teladan bagi masyarakat di sekelilingnya. Masyarakat akan melihat
bagaimana sikap dan perbuatan guru sehari-hari, apakah memang ada yang patut
diteladani atau tidak.

Walaupun segala perilaku guru selalu diperhatikan masyarakat, tetapi


guru memiliki beberapa perilaku yang berhubungan dengan profesinya, hal yang
berhubungan dengan pola tingkah laku guru dalam memahami, menghayati, serta
mengamalkan sikap profesionalnya, pola pikir itu membahas tentang sasaranya.
Sasaran sikap keprofesional guru da tujuh yakni ;

1. Sikap terhadap peraturan perundang – undangan


2. Sikap terhadap organisasi profesi
3. Sikap terhadap teman sejawat
4. Sikap terhadap anak didik
5. Sikap terhadap tempat kerja
6. Sikap terhadap pemimpin
7. Sikap terhadap pekerjaan
B. Rumusan masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan profesi ?
2. Apa perbedaan profesi, profesional, profesionalisme dan profesionalitas ?
3. Bagaimana krakteristik dan syarat profesi ?
4. Bagaimana ciri – ciri dan syarat – syarat profesi guru ?
C. Tujuan
1. untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan profesi
2. untuk mengetahui profesi, profesional, profesionalisme dan profesionalitas
3. untuk mengetahui krakteristik dan syarat profesi
4. untuk mengetahui ciri – ciri dan syarat – syarat profesi guru
BAB II

PEMBAHASAN

A. Profesi Keguruan
1. Pengertian Profesi
Istilah profesi tentunya sudah tidak asing lagi bagi kita. Guru,
dokter, polisi, tentara merupakan beberapa contoh sebutan untuk sebuah
profesi. Guru harus menjalani proses pendidikan lebih lanjut untuk
meningkatkan kualitas profesionalannya. Antara profesi, profesional,
profesionalitas dan profesionalisme mempunyai pengertian yang saling
berkaitan satu sama lain. Djam’an Satori (2007: 1.3-1.4) menyatakan
bahwa “Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut
keahlian (expertise) dari para anggotanya”. Artinya, suatu profesi tidak
bisa dilakukan oleh sembarang orang. Orang yang menjalankan suatu
profesi harus mempunyai keahlian khusus dan memiliki kemampuan yang
ddapat dari pendidikan khusus bagi profesi tersebut. Menurut Djam’an
Satori (2007: 1.4), “Profesional menunjuk pada dua hal. Pertama, orang
yang menyandang suatu profesi, misalnya, “Dia seorang profesional”.
Kedua, penampilan seseorang dalam melakukan pekerjaannya yang sesuai
dengan profesinya.
Menurut Djam’an Satori (2007: 1.4), menyebutkan “Profesionalisme
menunjuk pada komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan
kemampuan profesionalannya dan terus menerus mengembangkan
strategi-strategi yang digunakan dalam melakukan pekerjaan yang sesuai
dengan profesinya”. Djam’an Satori (2007: 1.4), menyebutkan tentang
profesionalitas sebagai berikut: Profesionalitas, di pihak lain, mengacu
kepada sikap para anggota profesi terhadap profesinya serta derajat
pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki dalam rangka melakukan
pekerjannya”. Jadi seorang profesonal tidak akan mau mengerjakan
sesuatu yang memang bukan bidangnya.
Menurut Djam’an Satori (2007: 1.4), menyatakan bahwa
profesionalisasi adalah: Profesionalisasi, menunjuk pada proses
peningkatan kualifikasi maupun kemampuan para anggota profesi dalam
mencapai kriteria yang standar dalam penampilannya sebagai suatu
profesi. Profesionalisasi pada dasarnya merupakan serangkaian proses
pengembangan profesional (profesional development), baik dilakukan
melalui pendidikan atau latihan “prajabatan” maupun latihan dalam
jabatan (inservice training). Oleh karena itu, profesionalisasi merupakan
proses yang sepanjang hayat (life long) dan tidak pernah berakhir (never
ending), selama seseorang telah menyatakan dirinya sebagai warga suatu
profesi”. Sanusi et.al (1991: 19) dalam Udin Syaefudin Saud (2010: 6)
juga menyebutkan bahwa ada kaitan antara profesi, profesional,
profesionalisme, dan profesionalisasi. Dinyatakan bahwa profesi adalah
suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise) dari para
anggotanya. Artinya, ia tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang
tidak dilatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan
itu.
Keahlian diperoleh melalui apa yang disebut profesionalisasi, yang
dilakukan baik sebelum seseorang menjalani profesi itu maupun setelah
menjalani suatu profesi. Profesional menunjuk pada dua hal. Pertama,
orang yang menyandang suatu profesi, misalnya “Dia seorang
profesional". Kedua, penampilan seseorang dalam melakukan
pekerjaannya yang sesuai dengan profesinya. Pengertian kedua ini
profesional dikontraskan dengan “non-profesional” atau “amatir”.
Profesionalisme menunjuk pada komitmen para anggota suatu profesi
untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus-menerus
mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan
pekerjaan yang sesuai dengan profesinya. Sedangkan Profesionalisasi
menunjuk pada proses peningkatan kualifikasi maupun kemampuan para
anggota profesi dalam mencapai kriteria yang standar dalam
penampilannya sebagai anggota suatu profesi. Menurut Djam’an Satori
(2007: 1.5) profesi mempunyai beberapa ciri-ciri yaitu sebagai berikut:
a. Standar unjuk kerja;
b. Lembaga pendidikan khusus untuk menghasilkan pelaku profesi
tersebut dengan standar kualitas akademik yang bertanggung jawab;
c. Organisasi profesi;
d. Etika dan kode etik profesi;
e. Sistem imbalan;

Pengakuan dari masyarakat. Dari beberapa pendapat di atas dapat


diambil kesimpulan bahwa profesi adalah suatu pekerjaan yang
dipersiapkan melalui proses pendidikan dan pelatihan. Semakin tinggi
tingkat pendidikan yang harus dipenuhinya, maka semakin tinggi pula
derajat profesi yang diembannya. Tinggi rendahnya pengakuan
profesionalisme sangat bergantung pada keahlian dan tingkat pendidikan
yang ditempuh.

2. Pengertian Profesi Guru


Guru adalah sosok pendidik yang sebenarnya. Dalam UU RI Nomor
14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Pasal 1 disebutkan bahwa guru
adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar dan pendidikan menengah. Profesi sebagai seorang guru harus
dipandang dari beberapa sisi kehidupan secara luas. Sejumlah rekomendasi
menurut Oemar Hamalik (2002: 6) yang dapat dikemukakan adalah sebagai
berikut:
a. Peranan pendidikan harus dilihat dalam konteks pembangunan secara
menyeluruh, yang bertujuan membentuk manusia sesuai dengan cita-cita
bangsa.
b. Hasil pendidikan mungkin tidak bisa dilihat dan dirasakan dalam waktu
singkat, tetapi baru dilihat dalam jangka waktu yang lama, bahkan
mungkin setelah satu generasi.
c. Sekolah adalah suatu lembaga profesional yang bertujuan membentuk
anak didik menjadi manusia dewasa yang berkepribadian matang dan
tangguh, yang dapat bertanggung jawab terhadap masyarakat dan
terhadap dirinya.
d. Sesuai dengan hakikat dan kriteri profesi yang telah dijelaskan di depan,
jelas bahwa pekerjaan guru harus dilakukan oleh orang yang bertugas
selaku guru.
e. Sebagai konsekuensi logis dari pertimbangan tersebut, setiap guru harus
memiliki kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan
kompetensi kemasyarakatan.
Berdasarkan ciri-ciri suatu profesi, setiap profesi tentunya
mempunyai kode etik yang diatur sebagai pedoman tingkah laku orang
yang bertindak sebagai pelaku profesi tertentu, begitu juga dengan guru.
Rumusan kode etik Guru Indonesia setelah disempurnakan dalam
kongres PGRI XVI tahun 1989 di Jakarta dalam Mulyasa (2008: 46-47)
adalah sebagai berikut:
1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia
Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila;
2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional;
3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai
bahan melakukan bimbingan dan pembinaan;
4. Guru menciptakan suasana sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya
proses belajar mengajar;
5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan
masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung
jawab bersama terhadap pendidikan;
6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan
meningkatkan mutu dan martabat profesinya;
7. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan
kesetiakawanan sosial;
8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu
organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian;
9. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintan dalam bidang
pendidikan.
3. Kriteria Profesional Keguruan
Guru adalah jabatan profesional yang memerlukan berbagai keahlian
khusus. Sebagai suatu profesi, maka harus memenuhi kriteria profesional,
(hasil lokakarya pembinaan Kurikulum Pendidikan Guru UPI Bandung)
dalam Oemar Hamalik (2002: 37-38) sebagai berikut:
a) Fisik - Sehat jasmani dan rohani. - Tidak mempunyai cacat tubuh yang
bisa menimbulkan ejekan/cemoohan atau rasa kasihan dari anak didik.
b) Mental/kepribadian - Berkepribadian/berjiwa Pancasila. - Mampu
menghayati GBHN. - Mencintai bangsa dan sesama manusia dan rasa
kasih sayang kepada anak didik. - Berbudi pekerti yang luhur. - Berjiwa
kreatif, dapat memanfaatkan rasa pendidikan yang ada secara maksimal.
- Mampu menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa.
c) Keilmiahan/pengetahuan - Memahami ilmu yang dapat melandasi
pembentukan pribadi. - Memahami ilmu pendidikan dan keguruan dan
mampu menerapkannya dalam tugasnya sebagai pendidik. - Memahami,
menguasai serta mencintai ilmu pengetahuan yang akan diajarkan. -
Memiliki pengetahuan yang cukup tentang bidangbidang yang lain. -
Senang membaca buku-buku ilmiah.
d) Keterampilan - Mampu berperan sebagai organisator proses belajar
mengajar. - Mampu menyusun bahan pelajaran atas dasar pendekatan
struktural, interdisipliner, fungsional, behavior, dan teknologi. - Mampu
menyusun garis besar program pengajaran (GBPP). - Mampu
memecahkan dan melaksanakan teknik-teknik mengajar yang baik
dalam mencapai tujuan pendidikan. - Mampu merencanakan dan
melaksanakan evaluasi pendidikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya
memerlukan/menuntut keahlian, menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta
dedikasi yang tinggi. Keahlian diperoleh dari lembaga pendidikan yang
khusus diperuntukkan untuk itu dengan kurikulum yang dapat
dipertanggungjawabkan. 
Perbedaan profesi, profesional, profesionalitas dan profesionalisme
mempunyai pengertian yang saling berkaitan satu sama lain. Djam’an
Satori (2007: 1.3-1.4) menyatakan bahwa “Profesi adalah suatu jabatan
atau pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise) dari para anggotanya”.
Artinya, suatu profesi tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Orang
yang menjalankan suatu profesi harus mempunyai keahlian khusus dan
memiliki kemampuan yang ddapat dari pendidikan khusus bagi profesi
tersebut. Menurut Djam’an Satori (2007: 1.4), “Profesional menunjuk pada
dua hal. Pertama, orang yang menyandang suatu profesi, misalnya, “Dia
seorang profesional”. Kedua, penampilan seseorang dalam melakukan
pekerjaannya yang sesuai dengan profesinya. Menurut Djam’an Satori
(2007: 1.4), menyebutkan “Profesionalisme menunjuk pada komitmen
para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan
profesionalannya dan terus menerus mengembangkan strategi-strategi
yang digunakan dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan
profesinya”. Djam’an Satori (2007: 1.4), menyebutkan tentang
profesionalitas sebagai berikut: Profesionalitas, di pihak lain, mengacu
kepada sikap para anggota profesi terhadap profesinya serta derajat
pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki dalam rangka melakukan
pekerjannya”. Jadi seorang profesonal tidak akan mau mengerjakan
sesuatu yang memang bukan bidangnya. Menurut Djam’an Satori (2007:
1.4), menyatakan bahwa profesionalisasi adalah: Profesionalisasi,
menunjuk pada proses peningkatan kualifikasi maupun kemampuan para
anggota profesi dalam mencapai kriteria yang standar dalam
penampilannya sebagai suatu profesi. Profesionalisasi pada dasarnya
merupakan serangkaian proses pengembangan profesional (profesional
development), baik dilakukan melalui pendidikan atau latihan “prajabatan”
maupun latihan dalam jabatan (inservice training). Oleh karena itu,
profesionalisasi merupakan proses yang sepanjang hayat (life long) dan
tidak pernah berakhir (never ending), selama seseorang telah menyatakan
dirinya sebagai warga suatu profesi”.
DAFTAR PUSTAKA

Malik Fadjar, Visi Pembaruan Pendidikan Islam, Jakarta: Lembaga


Pengembangan Pendidikan dan Penyusunan Naskah Indonesia [LP3NI],
1998.

Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Cet. IX, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1998.

Anda mungkin juga menyukai