Konsep dari profesi secara etimologi berasal dari kata Profession (Inggris) yang mana kata
tersebut berasal dari bahasa latin yaitu Profesus yang berarti ” ahli dalam suatu pekerjaan”.
Profesi merupakan suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian seseorang , yang
didapat melalui pendidikan serta latihan tertentu, profesi juga menuntut persyaratan khusus
yang memiliki tanggung jawab dan kode etik tertentu. Profesional dalam pekerjaan
memerlukan kemampuan dan keahlian khusus dalam melaksanakan profesinya. Jadi profesi
adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian tertentu, tetapi memerlukan
persiapan melalui pendidikan dan pelatihan secara khusus pada hakikatnya profesi suatu
pernyataan atau suatu janji terbuka yang menyatakan bahwa seseorang itu mengabdikan
dirinya pada suatu jabatan. (Susanto, H. 2020: 13).
1. Berdasarkan Makna dari Etimologi: secara etimologi berasal dari bahasa Inggris
Profesion atau bahasa Latin Profecus/professio; yg berarti mengakui, pengakuan,
menyatakan mampu, atau ahli dalam mengerjakan pekerjaan tertentu.
2. Berdasarkan Makna dari Terminologi: berarti suatu pekerjaan yang mensyaratkan
pendidikan tinggi bagi pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan mental, bukan
pekerjaan manual.
3. Berdasarkan Makna dari Sosiologi: Profesi menunjukkan suatu kepercayaan, bahkan
suatu keyakinan, atas suatu kebenaran, atau kredibilitas seseorang, dan menunjukan
suatu pekerjaan atau urusan tertentu. (Sudarman, 2002)
Para ahli memberikan pengertian profesi dalam rumusan yang berbeda namun pada intinya
mengandung unsur persamaan yaitu mengarah pada suatu jenis keahlian dalam suatu
pekerjaan. Sanusi et al (Udin S Saud, 2009) berpendapat bahwa profesi adalah suatu jabatan
atau pekerjaan yang menuntut keahlian (experties) dari para anggotanya. artinya, ia tidak bisa
dilakukan oleh sembarangan orang yang tidak dilatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk
melakukan pekerjaan itu.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2017), diungkapkan bahwa profesi adalah bidang
pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, Kejuruan, dsb) tertentu. Secara
Istilah, profesi bisa diartikan sebagai suatu bidang pekerjaan yang didasarkan pada keahlian
tertentu. Selanjutnya pengertian profesi dikemukakan oleh Omstein & Levine (Sutjipto dan
Raflis Kosasi, 2018) bahwa profesi mengandung pengertian :
Guru merupakan jabatan profesi yang memiliki syarat khusus secara formal. Penegasan
guru sebagai jabatan profesi tertuang dalam Pasal 1 Undang-Undang No 14 tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, yakni sebagai berikut: guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru adalah sumber daya manusia yang
sangat penting dalam pengelolaanpendidikan yang berperan dalam menyiapkan generasi
masa depan. Dalam Undang-Undang Guru tersebut, selanjutnya dijelaskan bahwa
Kedudukan guru sebagai tenaga professional dimaksudkan untuk melaksanakan Sistem
Pendidikan Nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi
warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi
sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian atau kecakapan yang mmenuhi
mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Konsep pendidikan profesi guru berdasarkan PERMENNEG PAN & RB No. 16/2009
dimana Guru harus berlatang belakang pendidikan S1/D4 dan Pendidikan Profesi Guru
(Sertifikat Profesi). CPNS guru harus mengikuti Program Induksi dan Pendidikan
Pelatihan PraJabatan . Empat jabatan fungsional guru (Pertama, Muda, Madya, Utama),
Beban mengajar guru 24 jam – 40 jam tatap muka per minggu atau membimbing 150 –
250 konseli per tahun . Instansi pembina Jabatan Fungsional Guru adalah Kementerian
Pendidikan Nasional menetapkan :
1. Peningkatan karir guru ditetapkan melalui penilaian angka kredit oleh Tim Penilai
2. Jumlah angka kredit yang diperoleh guru terkumpul dari angka kredit: Unsur
utama (Pendidikan, PK GURU, dan PKB), e” 90% dan unsur penunjang, d”10%
3. Penilaian kinerja guru dilakukan setiap tahun (Formatif dan Sumatif)
4. Nilai kinerja guru dikonversikan ke dalam angka kredit yang harus dicapai
(125%, 100%, 75%, 50%, 25%).
Tujuan khusus:
1. Memfasiltasi guru untuk mencapai standar kompetensi profesi yang telah ditetapkan.
Memfasilitasi guru untuk terus memutakhirkan kompetensi yang mereka miliki
sekarang dengan apa yang menjadi tuntutan ke depan berkaitan dengan profesinya.
2. Memotivasi guru-guru untuk tetap memiliki komitmen melaksanakan tugas pokok
dan fungsinya sebagai tenaga profesional.
3. Mengangkat citra, harkat, martabat profesi guru, rasa hormat dan kebanggaan kepada
penyandang profesi guru.
Peranan Guru dalam pembelajaran menunjukkan bagaimana kegiatan guru terlibat langsung
dalam skema pembelajaran mulai dari persiapan, kemudian melaksanakan kegiatan
pembelajaran dan menindaklanjuti pembelajaran tersebut sebagaimana. keterangan di bawah
ini :
Pendidikan Profesi guru menurut Djam’an Satori (2007: 1.3- 1.4)7 menyatakan bahwa
“Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise) dari para
anggotanya”. Artinya, suatu profesi tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Orang yang
menjalankan suatu profesi harus mempunyai keahlian khusus dan memiliki kemampuan yang
didapat dari pendidikan khusus bagi profesi tersebut. Selanjutnya Satori mengatakan ,
“Profesional menunjuk pada dua hal. Pertama, orang yang menyandang suatu profesi,
misalnya, “Dia seorang profesional”. Kedua, penampilan seseorang dalam melakukan
pekerjaannya yang sesuai dengan profesinya. “Profesionalisme menunjuk pada komitmen
para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalannya dan terus
menerus mengembangkan strategi-strategi yang digunakan dalam melakukan pekerjaan yang
sesuai dengan profesinya”.
profesionalisme merupakan proses yang sepanjang hayat (life long) dan tidak pernah berakhir
(never ending), selama seseorang telah menyatakan dirinya sebagai warga suatu profesi”.
Dinyatakan bahwa profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian
(expertise) dari para anggotanya. Artinya, ia tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang
tidak dilatih dan tidak disiapkan secara khususuntuk melakukan pekerjaan itu. Keahlian
diperoleh melalui apa yang disebut profesionalisasi, yang dilakukan baik sebelum seseorang
menjalani profesi itu maupun setelah menjalani suatu profesi. Profesional menunjuk pada dua
hal. Pertama, orang yang menyandang suatu profesi, misalnya “Dia seorang profesional”.
Kedua, penampilan seseorang dalam melakukan pekerjaannya yang sesuai dengan
profesinya. Pengertian kedua ini profesional dikontraskan dengan “non-profesional” atau
“amatir”.
Peranan keprofesionalan Guru dan dosen adalah sebagai pendidik yang profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dan sebagai fasilitator tenaga pendidikan.
Untuk Kompetensi Profesional guru Kompetensi profesional guru berasal dari dua kata yaitu
kompetensi dan profesional. Pengertian dasar kompetensi adalah kemampuan atau
kecakapan. Dalam arti lain kompetensi profesional guru ialah kemampuan dan kewenangan
guru dalam menjalankan profesi keguruannya, artinya guru yang piawai dalam melaksanakan
profesinya dapat disebut sebagai guru yang kompeten dan profesional. Kompetensi
profesional merupakan pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh seorang yang mempunyai
kualifikasi akademik, kompetensi dan sertifikat pendidik sesuai dengan persyaratan untuk
pendidkan tertentu.
Kompetensi Sosial Merupakan kemampuan guru untuk memahami dirinya sebagai bagian
dari masyarakat dan mampu mengembangkan tugas sebagai, anggota PENDIDIKAN
PROFESI GURU 29 masyarakat dan warga negara (satori dkk, 2008:215). Dengan
memahami dan menerapkan nilai dan norma yang berlaku dimasyarakat karena guru
merupakan bagian dari masyarakat, selain itu dalam hal memenuhi tanggung jawab sebagai
pengajar guru harus bisa mencerdaskan masyarakat sebagai mana yang diatur, dalam
pembukaan undang-undang dasar negara Republik Indonesia pada alinea keempat.
Kompetensi Kepribadian Merupakan salah satu jenis kompetensi yang perlu dikuasai seorang
guru selain 3 jenis kompetensi lainnya: sosial, pedagogik dan profesional.dalam penjelasan
peraturan pemerintah no 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan disebutkan
bahwa kompetensi kepribadian guru yaitu kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, Arif
danbijaksana, berwibawa, berakhlak mulia dan mengembangkan diri secara berkelanjutan
sementara itu menurut pemendiknas No.16 tahun 2007 tentang kualifikasi dan kompetensi
guru menjelaskan kompetensi kepribadian untuk guru kelas dan guru mata pelajaran pada
semua jenjang, pendidikan dari dasar hingga menengah.
Kemampuan dan kompetensi guru dalam mengimplementasikan landasaan-landasan
pendidikan dan psikologi pendidikan di atas menjadikan profesionalisme menjadi lebih di
akui semua lapisan masyarakat di Indonesia. Dan berdasarkan PP No. 38 tahun 1992, pasal
61 visi dan misi kependidikan, yaitu meningkatkan dan atau mengembangkan: karier,
kemampuan, kewenangan profesional, martabat dan kesehjateraan seluruh tenaga
kependidikan. Sedngkan visinya secara umum adalah terwujudnya tenaga kependidikan yang
profesional.
Fungsi ini secara jelas tertuang dalam PP No. 38 tahun 1992, pasal 61 yang berbunyi “tenaga
kependidikan dapat membentuk ikatan profesi sebagai wadah untuk meningkatkan dan
mengembangkan karier, kemampuan, kewenangan profesional, martabat dan kesejahteraan
tenaga kependidikan” peraturan pemerintah tersebut menunjukan adanya legalitas formal
yang secara tersirat mewajibkan anggota profesi kependidikan untuk selalu meningkatkan
kemampuan profesionalnya melalui organisasi atau ikatan profesi kependidikan. Bahkan
dalam UUSPN Tahun 1989 : pasal 31 ayat 4 menyatakan bahwa, “tenaga kependidikan
berkewajiban untuk berusaha mengembangkan kemampuan profesionalnya sesuai dengan
perkembangan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan bangsa.”