Anda di halaman 1dari 9

SATUAN PENDIDIKAN PERWIRA

PENDIDIKAN LANJUTAN PERWIRA DUA

TUGAS ESAY
OPTIMALISASI PENGELOLAAN SUMBER DAYA NASIONAL (PSDN) UNTUK
PERTAHANAN NEGARA PADA ERA DIGITALISASI

Kapten Ckm dr. Putra Utomo Sp.BS


(NOSIS 202201)

25 Agustus 2022
OPTIMALISASI PENGELOLAAN SUMBER DAYA NASIONAL (PSDN) UNTUK
PERTAHANAN NEGARA PADA ERA DIGITALISASI

Sumber daya manusia pada suatu bangsa memiliki konstribusi yang


sangat besar terhadap kemajuan bangsa tersebut. Sebuah bangsa yang maju
ternyata adalah bangsa yang didukung oleh sumber daya yang berkualitas, dan
dapat melahirkan berbagai kreatifitas untuk mendukung pengembangan bangsanya.
Indikator dalam menentukan kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari rata-
rata tingkat pendidikan anggota masyarakatnya dan juga kualitas pendidikannya.
Saat ini kualitas sumber daya manusia Indonesia sangat jauh tertinggal di
belakang, jika kita bandingkan dengan perkembangan negara-negara dunia,
bahkan dengan negara tetangga sekalipun. Menurut indeks pengembangan
sumber daya manusia, Indonesia berada di bawah peringkat negara-negara
ASEAN seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Philipina,
bahkan dengan negara Vietnam yang baru sajabangkit dari keterpurukannya.

Pengelolaan Sumber Daya Nasional bertujuan untuk pertahanan negara,


mentranformasikan Sumber Daya Manusia (SDM), Sumber Daya Alam (SDA), dan
Sumber Daya Buatan, serta sarana dan prasarana nasional menjadi kekuatan
pertahanan negara yang siap digunakan untuk kepentingan pertahanan negara. Di
era globalisasi ini, SDA menjadi hal yang paling penting dan menjadi perebutan bagi
negara-negara maju, seperti Amerika Serikat, Republik Rakyat Cina (RRC), dan
negara-negara di benua Eropa. Dulu sumber energi fosil menjadi primadona untuk
diolah menjadi berbagai macam bentuk sumber energi, seperti bahan bakar minyak
(BBM) untuk kendaraan baik solar, bensin, avtur, minyak tanah, dan lain
sebagainya. Selain itu juga, sumber energi lain seperti batu bara dan gas untuk
keperluan industri rumah tangga dan sumber pembangkit tenaga listrik. Dalam
tempo tertentu, sumber-sumber energi berbahan fosil ini akan habis dari alam.
Negara-negara maju dengan perekonomian yang kuat, telah mengetahui bahwa hal
tersebut akan terjadi. Untuk itu, mereka berusaha mengeksploitasi negara-negara
lain yang memiliki SDA melimpah tersebut dengan tujuan menghabiskan SDA yang
dimiliki oleh negara lain atau mengambil alih SDA negara dengan cara-cara tertentu.
Indonesia sendiri merupakan salah satu negara dengan kekayaan SDA yang
melimpah. Tidak hanya sumber energi berbahan fosil, tetapi juga memiliki SDA
lainnya, seperti emas, batu mulia, bauksit, mangan, nikel, uranium, dan logam
lainnya. SDA ini memiliki banyak manfaat, baik sebagai pembangkit listrik, bahan
baku persenjataan, dan industri teknologi.

Sumber energi berbahan dasar fosil memiliki jumlah yang terbatas dan
dampaknya bagi lingkungan cukup merusak. Saat ini, dunia terutama negara maju
telah mengembangkan teknologi-teknologi yang sebisa mungkin bersifat ramah
lingkungan. Mereka mulai mengembangkan kendaraan bermotor yang
menggunakan listrik sebagai sumber energinya. Selain itu, di era globalisasi ini
hampir setiap orang menggunakan gadget atau gawai. Hampir semua orang,
apapun profesinya dan bahkan golongan ekonomi menengah ke bawah pun
menggunakan gawai. Karena gawai di era sekarang mudah didapat dan harganya
bervariasi dari yang murah maupun yang mahal. Di era 90-an, hanya orang tertentu
saja yang menggunakan gawai. Dalam dua dekade ini, bahkan seorang pengamen
di kota besar, seperti Jakarta dan Surabaya, mereka menggunakan gawai. Mobil
listrik, motor listrik, telepon seluler (ponsel), dan alat-alat elektronika lainnya hampir
semuanya menggunakan baterai isi ulang yang berbahan lithium. Kita ambil contoh
saja mobil listrik yang dikembangkan oleh salah satu perusahaan terbesar di
Amerika Serikat yaitu Tesla. Baterai lithium ini menjadi komponen utama dari
kendaraan listrik tersebut. Faktanya, harga baterai tersebut memakan 10% hingga
50% dari keseluruhan harga mobil tersebut. Bahan baku lithium adalah kobalt dan
nikel. Indonesia disebut-sebut memiliki cadangan SDA ini dalam jumlah yang sangat
besar. Negara-negara yang memiliki cadangan nikel atau kobalt yang besar, akan
mengambil peran strategis dalam perkembangan kendaraan listrik ke depannya.

Pada tahun 2019, produksi nikel sebesar 2.668.000 ton dan Indonesia sendiri
menyumbang 800.000 ton nikel. Disusul Filipina sebesar 420.000 ton dan Rusia
270.000 ton nikel. Hal ini merupakan suatu keuntungan bagi Indonesia karena
memiliki potensi besar, baik bagi perekonomian maupun kemajuan teknologi di
tingkat nasional. Namun demikian, di sisi lain menjadikan Indonesia sebagai sasaran
dari negara-negara besar atau adidaya untuk menguasai SDA tersebut. Dengan
demikian bisa menjadikan ancaman bagi negara kita dimana di era ini adalah era
proxy war. Mau tidak mau, kita harus siap untuk menghadapi ancaman-ancaman
dari luar dalam usaha-usaha menguasai SDA kita. Agar kita siap menghadapi
ancaman dari luar, maka kita harus mengoptimalisasi SDM dalam penguasaan
teknologi untuk menangkal berbagai bentuk ancaman cyber, menyiapkan komponen
utama, komponen cadangan, dan komponen pendukung, serta sistem persenjataan
utama.

Pengelolaan SDN untuk pertahanan negara dilaksanakan melakukan usaha


penguatan komponen utama, pembentukan komponen cadangan, dan penataan
komponen pendukung. Dengan mengoptimalisasikan pengelolaan SDN ini,
diharapkan kita siap menghadapi ancaman akan kedaulatan dan keutuhan negara
Indonesia kita tercinta. Bukan hanya TNI sebagai komponen utama yang memiliki
peranan dalam pengelolaan SDN, tetapi seluruh masyarakat Indonesia, baik sebagai
komponen cadangan atau komponen pendukung.
SATUAN PENDIDIKAN PERWIRA
PENDIDIKAN LANJUTAN PERWIRA DUA

TUGAS ESAY
OPTIMALISASI PERAN TNI DALAM OPERASI MILITER SELAIN PERANG
(OMSP)

Kapten Ckm dr. Putra Utomo Sp.BS


(NOSIS 202201)

25 Agustus 2022
OPTIMALISASI PERAN TNI DALAM OPERASI MILITER SELAIN PERANG
(OMSP)

Saat ini dunia memang masih harus menyaksikan kejadian perang di


beberapa kawasan, seperti di Suriah-Irak, Afrika Tengah dan Ukraina. Namun di
kebanyakan negara, perang antar negara hampir tidak pernah terjadi selama
puluhan tahun. Walau demikian, banyak negara masih mengutamakan kesiapan
menghadapi perang terbuka. Oleh sebab itu, fokus perencanaan pertahanan lebih
ditekankan pada bagaimana menghadapi perang konvensional. Meskipun Perang
Dingin telah berakhir, namun tidak ada tanda-tanda adanya perubahan drastis dalam
pengelolaan pertahanan negara. Setiap negara hampir dapat dipastikan berusaha
untuk memiliki alutsista dengan teknologi yang lebih tinggi, kemampuan personel
yang lebih profesional, didukung gelar pasukan yang siap menghadapi perang
dengan negara tetangganya di medan pertempuran utama (main theatre war).
Strategi pertahanan seperti itu tidak salah, namun perlu diimbangi juga dengan
upaya meningkatkan kesiapan menghadapi ancaman atau gangguan yang tidak
berupa perang fisik antar negara, yang dikenal dengan operasi perang selain perang
(OMSP).

Fokus dari OMSP adalah mencegah perang, menyelesaikan konflik,


mengupayakan perdamaian, dan mendukung pemerintahan sipil dalam mengatasi
krisis dalam negerinya. Istilah alternatif untuk OMSP adalah Operasi Mendukung
Perdamaian (OMP) atau Peace Support Operation (PSO). OMSP mencakup
pengupayaan, penegakan, dan pemeliharaan perdamaian. OMSP juga melibatkan
pengawasan perdagangan/pertukaran senjata. OMSP tidak melibatkan penggunaan
atau ancaman kekerasan, namun lebih mengutamakan pemberian bantuan
kemanusiaan dan penanggulangan bencana. Dalam OMSP, kekuatan militer
bersinergi dengan lembaga/organisasi lain, khususnya yang berkaitan dengan
diplomasi, ekonomi, pemerintahan, bahkan politik dan keagamaan.

Di dalam Undang-Undang (UU) No. 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional


Indonesia (TNI) Pasal 7 disebutkan mengenai Tugas Pokok TNI. Adapun tugas
pokok TNI meliputi dua bagian, yaitu Operasi Militer Perang (OMP) dan OMSP.
Disebutkan bahwa terdapat 14 poin yang menjadi tugas pokok TNI dalam OMSP,
yaitu :
1. mengatasi gerakan separatis bersenjata
2. mengatasi pemberontakan bersenjata
3. mengatasi aksi terorisme
4. mengamankan wilayah perbatasan
5. mengamankan obyek vital nasional yang bersifat strategis
6. melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai kebijakan politik luar negeri
7. mengamankan Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarganya
8. memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya secara
dini sesuai sistem pertahanan semesta.
9. membantu tugas pemerintahan di daerah
10. membantu POLRI dalam rangka tugas keamanan dan ketertiban masyarakat
yang diatur di dalam undang-undang.
11. membantu mengamankan tamu negara setingkat kepala negara dan
perwakilan pemerintah asing yang sedang berada di Indonesia
12. membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, dan
pemberian bantuan kemanusiaan
13. membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (SAR)
14. membantu pemerintah dalam pengamanan pelayaran dan penerbangan
terhadap pembajakan, perompakan, dan penyelundupan.

Di masa damai seperti saat ini, maka TNI lebih banyak menjalankan tugas
pokok OMSP. TNI menjadi garda terdepan di saat terjadi bencana alam, pemberian
bantuan kemanusiaan, Search and Rescue, pembajakan, dan pengamanan wilayah
perbatasan. Maka dari itu, harus dilakukan pemeliharaan kemampuan dari prajurit
TNI supaya memiliki daya guna dan siap guna. Pemeliharaan kemampuan dapat
dilakukan latihan-latihan, baik di tingkat daerah, nasional, maupun internasional.
Indonesia telah melakukan berbagai upaya latihan bersama dengan negara-negara
tetangga maupun negara maju. Hal ini diharapkan, prajurit TNI mendapatkan
pengalaman dan bertukar pengetahuan dan kemampuan dengan negara-negara
lain.

Selain pemeliharaan dan peningkatan kemampuan prajurit TNI, tidak lupa juga
teknologi persenjataan dan pendukung juga harus ditingkatkan. Sumber daya
manusia (SDM) yang baik, tetapi tidak diikuti dengan teknologi yang terbaru maka
kita akan tertinggal dari negara-negara lain. Sebaliknya teknologi yang mutakhir
tanpa disertai SDM yang terlatih, akan menjadi sia-sia. Dapat disimpulkan bahwa
optimalisasi selain SDM juga harus meliputi optimalisasi teknologi.

Sesuai dengan politik luar negeri Indonesia yaitu bebas aktif, maka Indonesia
berperan dalam mewujudkan perdamaian dunia. Indonesia telah bergabung di
dalam pasukan perdamaian PBB sejak tahun 1957 di berbagai negara seperti
Lebanon, Kongo, Vietnam, Kawasan Timur Tengah, Namibia, Kamboja, Bosnia,
Georgia, Mozambik, Filipina, Sierra Leone, Liberia, dan Haiti. Dengan demikian,
Indonesia telah menunjukkan eksistensinya sebagai negara pendukung perdamaian
dunia.

Pada Maret 2016, dua buah kapal Indonesia yaitu kapal tunda Brahma 12 dan
kapal tongkang Anand 12 telah dibajak oleh kelompok Abu Sayyaf di Filipina. Kedua
kapal tersebut membawa 7.000 ton batu bara dan 10 awak berkewarganegaraan
Indonesia. Pada kasus ini, pemerintah Indonesia harus siap menghadapi
pembajakan kapal melalui kekuatan dari TNI AL. Saat terjadi pembajakan, kekuatan
TNI harus siap untuk digerakkan dalam tempo sesingkat-singkatnya.

Dalam hal pengamanan perbatasan, sudah menjadi kegiatan rutin dari TNI
untuk melakukan tugas pengamanan perbatasan di wilayah Kalimatan (berbatasan
dengan Malaysia), Nusa Tenggara Timur (berbatasan dengan Timor Leste), Papua
(berbatasan dengan Papua Nugini), dan pulau-pulau terluar yang menjadi batas
terluar dengan negara-negara tetangga, seperti Filipina, Singapura, dan Australia.

Saat terjadi bencana alam, seperti gunung meletus, banjir bandang, tanah
longsor, badai Seroja, wabah penyakit, dan bencana alam lainnya, TNI menjadi garis
depan yang siap digerakkan sebagai unsur utama dalam memberikan bantuan
kemanusiaan. Bantuan tersebut baik segi kesehatan, infrastruktur, pemulihan
psikologis, dan logistik. Rumah sakit TNI memiliki peranan yang cukup penting
dalam memberikan bantuan kesehatan. Untuk itu, rumah sakit TNI harus
ditingkatkan kemampuan pelayanan karena siap sedia di saat bencana alam terjadi.
Rumah sakit umum daerah terkadang memiliki kemampuan pelayanan yang lebih
daripada rumah sakit TNI, tetapi unsur SDM mereka tidaklah sama dengan SDM
yang dimiliki rumah sakit TNI yang siap untuk digerakkan di setiap saat. Maka dari
itu, pemerintah daerah juga harus membantu rumah sakit TNI dalam peningkatan
kemampuan pelayanannya.
Dari berbagai kegiatan OMSP yang sudah dilakukan TNI, sudah menjadi
tantangan dan kewajiban TNI untuk selalu memelihara dan peningkatan kemampuan
prajurit TNI dan teknologi persenjataan yang menjadi pendukungnya. Selain itu, TNI
juga harus meningkatkan kemampuan teritorial untuk mendapatkan dukungan dari
sumber daya yang ada di sekitarnya. TNI harus dapat menggandeng pemerintah
daerah, bersinergi dengan POLRI, bekerja sama dengan tokoh masyarakat maupun
tokoh agama, serta organisasi-organisasi kemasyarakatan yang ada di sekitarnya.
Semuanya ini merupakan usaha-usaha untuk optimalisasi dalam menjalankan tugas
pokok OMSP.

Anda mungkin juga menyukai