BAB I
PENDAHULUAN
1. Kondisi Umum.
c. Isu-isu strategis.
Dalam rangka penguatan TNI AD periode tahun 2015-2019, sesuai
Renstra TNI AD tahun 2015-2019 memiliki sasaran yang ingin
diwujudkan yaitu peningkatan kapasitas melalui pembentukan TNI AD
yang profesional dengan memenuhi kebutuhan alutsista, peningkatan
kesejahteraan prajurit dan peningkatan anggaran. Dengan adanya
pemikiran strategis tersebut maka dalam periode lima tahun ke depan,
6
b) Eropa.
(1) Rusia mendukung beberapa wilayah yang
berupaya melepaskan diri dari negara induknya
sebagai bentuk dari the right of self determination
seperti terjadi di Crimea, Lugansk dan Donetsk yang
ingin melepaskan diri dari Ukraina. Sedangkan
Amerika Serikat dan Uni Eropa menganggap
pemisahan diri Crimea dan Ukraina sebagai tindakan
ilegal dan melanggar norma hukum internasional. Hal
ini mengakibatkan hubungan antar negara-negara
NATO dengan Rusia (NRC) mengalami banyak
kemunduran dan NATO telah membekukan rencana
operasi bersama termasuk pertemuan-pertemuan sipil
dan militer serta meninjau ulang seluruh bentuk
kerjasama antara NATO dengan Rusia;
(2) Ancaman teroris di negara-negara Uni Eropa
semakin meningkat. Kelompok-kelompok teroris saat
ini secara leluasa dapat berpergian ke sesama negara-
negara anggota Uni Eropa dengan bebas visa dan
akan mudah membentuk jaringan militan di kawasan
11
c) Timur Tengah.
(1) Sejumlah konflik masih terjadi di beberapa
negara Timur Tengah diantaranya Israel dengan
Palestina dan Israel dengan Iran yang masih terus
berlanjut dan belum ditemukan adanya kesepakatan
perdamaian. Selain itu, perseteruan antara kaum
Sunni dan Syiah di beberapa negara kawasan Timur
Tengah berimbas pada stabilitas kehidupan politik
pemerintah; dan
(2) Konflik sektarian di Suriah dan Irak yang sudah
berlangsung bertahun-tahun turut menjadi penyebab
munculnya kelompok militan Sunni yang tidak
menghendaki batas negara. Kelompok ISIS/ISIL/DIIS
merupakan kelompok jihad militan Sunni di Irak dan
Suriah untuk melawan pemerintah yang didominasi
oleh kelompok Syiah dan bertujuan mendirikan
negara Islam di Irak dan Suriah.
d) Afrika.
(1) Kawasan Afrika masih diwarnai berbagai konflik
sektarian dan internal dalam negeri sebagaimana
terjadi di Mesir, Libya, Sudan Selatan, Republik Afrika
Tengah, Nigeria, Mali, Republik Demokratik Kongo
maupun konflik antar negara terkait adanya
perebutan sumber daya alam dan sengketa
perbatasan; dan
12
e) Asia Selatan.
(1) Perseteruan antara Pakistan dan India telah
berkembang menjadi perlombaan senjata nuklir yang
menjadi salah satu kerawanan utama kawasan Asia
Selatan. Sengketa perbatasan Line of Control (LoC)
antara kedua negara masih terus terjadi hingga
tahun 2013 meskipun pada saat itu berhasil
diredakan oleh kedua pihak. Kedua negara belum
dapat menemukan konsep pasti dalam menyelesaikan
beberapa persoalan sengketa baik sengketa batas,
pembagian air dan pengaturan eksplorasi SDA di
wilayah tersebut; dan
(2) Pasca berakhirnya misi NATO pada tahun 2013
pemerintah Afghanistan belum mampu menciptakan
stabilitas politik di dalam negeri. Pertentangan suku-
suku dan eksistensi Taliban dan Al Qaeda menjadi
hambatan terbesar dalam mewujudkan stabilitas
keamanan di wilayah ini.
f) Asia Timur.
(1) Perekonomian Tiongkok berkembang sangat
pesat ditopang oleh sektor industri yang hasil
produknya menguasai seluruh pasar dunia, sehingga
berpengaruh menjadi salah satu negara super power
di bidang ekonomi dan meningkatnya kekuatan
angkatan bersenjata serta pengaruh politiknya
sehingga meningkatkan posisi tawar di kawasan
regional maupun global;
(2) Jepang dan Tiongkok masih memiliki
perselisihan terkait sengketa teritorial dan dosa
sejarah antara kedua negara tersebut. Begitupun
halnya Korea Selatan yang masih menghadapi konflik
13
g) Asia tenggara.
h) Pasifik Selatan.
(1) Australia menjadi negara terbesar dan terkuat
di kawasan Pasifik Selatan yang memainkan peranan
penting dalam geopolitik dan geostrategis di kawasan
ini. Negara ini memiliki kondisi ekonomi, politik dan
keamanan yang stabil, serta didukung dengan
kemampuan angkatan bersenjata yang handal.
Australia memiliki keleluasaan dalam
mengembangkan pengaruh politik luar negerinya
terhadap negara-negara di kawasan Pasifik Selatan;
(2) Kebijakan politik Pemerintah Australia
menyatakan mengakui Papua sebagai bagian
kedaulatan wilayah NKRI. Namun demikian, terdapat
beberapa tokoh politik Australia yang memberikan
dukungan terhadap kegiatan Free West Papua
Campaign (FWPC) di Australia, diantaranya kalangan
kalangan akademi dari Sydney University yang
tergabung dalam The Centre for Peace and Conflict
Studies (CPACS) dan dari tokoh politik Partai Hijau;
dan
(3) Organisasi negara-negara MSG didirikan pada
tahun 2007 beranggotakan empat negara dan satu
organisasi separatis New Caledonia, yaitu PNG, Fiji,
Solomon Island, Vanuatu dan Front de Liberation
Nationale Kanak et Socialiste (FLNKS) New Caledonia.
Indonesia memiliki hubungan baik dengan MSG.
Namun demikian terdapat satu negara anggota MSG,
yaitu Vanuatu yang memberikan dukungan politik
kepada OPM.
e) Politik.
(1) Suprastruktur. Berbagai masalah yang terjadi
pada lembaga Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif
sampai saat ini masih belum dapat diselesaikan
karena adanya tarik menarik kepentingan yang belum
tuntas. Hal ini sangat berpengaruh terhadap
kondusifitas mekanisme pemerintahan yang
mengakibatkan terganggunya proses pemerintahan
secara baik; dan
(2) Infrastruktur. Keberadaan Parpol dan
Ormas/LSM tidak serta merta menjadi media
penyalur aspirasi masyarakat yang dapat membawa
kondisi keamanan menjadi stabil. Peran media
informasi yang dikuasai oleh elit politik justru
semakin memperuncing perselisihan dan konflik
16
h) Pertahanan Keamanan.
4) Keamanan Perbatasan.
a) Ancaman Potensial.
b) Ancaman Faktual.
c. Permasalahan.
1) Basis-basis kekuatan satuan TNI AD merupakan
peninggalan masa kolonial. Walaupun telah terjadi pembangunan
sarana dan prasarana TNI AD di seluruh Indonesia, namun dapat
diketahui bahwa hampir sebagian besar basis-basis pangkalan
satuan-satuan TNI AD merupakan hasil peninggalan masa
kolonial yang dibangun dengan pertimbangan lingkungan strategis
masa tersebut. Dalam lima tahun kedepan, lingkungan strategis
akan mengalami suatu perubahan yang cukup signifikan
terutama dalam mengantisipasi penerapan strategi militer oleh
pihak-pihak lawan. Oleh karena itu dengan perubahan situasi
keamanan strategis di sekitar Indonesia maka diperlukan tinjauan
strategis terhadap disposisi kekuatan-kekuatan satuan TNI AD di
seluruh wilayah Indonesia.
2) Koherensi strategi dan kebijakan pertahanan secara
komprehensif. Pertahanan Indonesia mengenal ancaman potensial
dan faktual. Sesuai amanat UU Nomor 3 tahun 2002 para
pemangku kepentingan untuk jenis ancaman tersebut tidak sama.
Menyikapi dinamika ancaman yang berbeda-beda tersebut
diperlukan sebuah strategi dan kebijakan yang koheren.
Koherensi strategi dan kebijakan antar berbagai pemangku
kepentingan masih menjadi sebuah persoalan besar karena setiap
pemangku kepentingan cenderung memiliki prioritas yang berbeda
dengan lainnya sehingga tujuan bersama tidak tercapai dengan
optimal.
3) Kesejahteraan prajurit dan profesionalisme. Peningkatan
peran TNI AD secara global dalam misi-misi perdamaian dunia
dan meningkatnya ancaman dan gangguan keamanan khususnya
di perbatasan darat, belum berbanding lurus dengan
kesejahteraan yang selayaknya melekat. Hadirnya berbagai
tuntutan tugas disertai dengan ragam misi yang memiliki
spektrum luas antara damai dan perang, prajurit TNI AD
membutuhkan pendidikan dan pelatihan yang lebih komprehensif
dan mendalam agar dapat melaksanakan tugas-tugas utama
secara lebih profesional dan tugas-tugas lain di luar kompetensi
utamanya. Sementara itu, sejumlah pos-pos perbatasan kurang
memiliki sarana-prasarana sosial, kesehatan dan pendidikan yang
memadai dan baik bagi sebuah keluarga. Hal seperti ini berakibat
timbulnya biaya tinggi untuk sebuah keluarga karena keperluan
biaya untuk “dua dapur”.
4) Jenis Alutsista yang beraneka ragam. Alutsista TNI AD
berasal dari berbagai sumber negara yang memiliki filosofi
teknologi yang berbeda sehingga berimplikasi pada aspek
pemeliharaan, pengoperasian, efisiensi dan efektifitas.
27
BAB II
TUGAS, VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
7. Sasaran Strategis.
BAB III
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN
KERANGKA KELEMBAGAAN
1) Arah kebijakan.
2) Strategi.
1) Arah kebijakan.
2) Strategi.
1) Arah kebijakan.
2) Strategi.
a) Meningkatkan kegiatan operasi pengamanan di
seluruh wilayah perbatasan darat dan pulau-pulau kecil
terluar;
b) Melaksanakan kegiatan pembinaan teritorial di
wilayah perbatasan maupun pulau-pulau kecil terluar; dan
c) Menambah dan meningkatkan pos-pos penjagaan
pengamanan wilayah perbatasan darat.
34
1) Arah kebijakan.
2) Strategi.
1) Arah kebijakan.
2) Strategi.
2) Strategi.
1) Quick Wins.
2) Program Lanjutan.
1 2 3 4
d. RUU tentang
Perubahan atas
Undang-Undang Nomor
34 Tahun 2004 tentang
TNI
e. RUU tentang
Pemasyarakatan Militer
f. RUU tentang
KUHPM
g. RUU tentang
Persandian
h. RPP tentang
Asuransi Sosial Prajurit
TNI, Anggota Polri dan
Kementerian
Pertahanan serta PNS
Polri
i. R. Perpres tentang
Perubahan atas Perpres
Nomor 10 Thun 2010
tentang Susunan
Organisasi TNI
j. RUU tentang
Jabatan fungsional TNI
k. RUU tentang
Peradilan Militer
1 2 3 4
1 2 3 4
c. R. Perpres tentang
Kebijakan Umum
Pertahanan Negara
Tahun 2015-2019
1 2 3 4
c. Undang-Undang c. R. Perpres tentang
Nomor 34 Tahun 2004 Kebijakan Umum
tentang TNI Pertahanan Negara
2015-2019.
1 2 3 4
c. RUU tentang
Prajurit Wajib.
59
1 2 3 4
Penguatan BIN
3 Seluruh objek vital BIN
nasional yang
bersifat strategis
dapat terjamin
keamanannya
1 2 3 4
1 2 3 4
BAB IV
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
12. Target Kinerja. Target kinerja diperlukan agar seluruh kinerja dapat
diidentifikasi secara dini dari mulai tahap perencanaan sampai dengan tahap
pelaksanaan program dan kegiatan sehingga memudahkan dalam pengukuran
pencapaian target kinerja. Kinerja TNI AD dalam Renstra dituangkan dalam
program dan kegiatan. Pada hakekatnya, kinerja TNI AD yang dituangkan
dalam program dan kegiatan, terdiri dari 4 (empat) program dan 41 (empat
puluh satu) kegiatan. Namun dengan mempedomani Renstra TNI, Renstra
Hanneg, dan RPJMN tahun 2015-2019, maka tidak seluruh program dan
kegiatan yang ada diberi baseline anggaran, hanya 4 (empat) program dan 25
(dua puluh lima) kegiatan yang memiliki baseline anggaran dalam Renstra,
yaitu kegiatan diluar gaji pegawai, tunjangan yang melekat pada gaji,
operasional dan operasional perkantoran.
a. Program dan Kegiatan TNI AD. Program dan kegiatan yang diberi
baseline anggaran pada Renstra tahun 2015-2019 sebagai berikut:
a) Kostrad.
c) Kopassus.
- Validasi satuan.
d) Kodam.
- Validasi satuan.
i. Brigif-15/Kujang di Cimahi menjadi
Brigif Raider; dan
ii. 3 Yonif yaitu: Yonif-301/Prabu
Kiansantang di Sumedang, Yonif-310/
Kidang Kencana di Cimahi dan Yonif-315/
Garuda di Bogor menjadi Yonif Raider.
e) Kekuatan Pendukung.
(1) Pembentukan satuan baru. 1 Satsinfoad, 4
Skadron Serbu, 1 Labiovak Ditkesad dan Satsinfo di
tiap Kotama; dan
(2) Validasi satuan. Disinfolahtad menjadi
Dissisfoad dan Ditkesad menjadi Puskesad.
Sumber
No Program Outcome Pelaksana
dana
1 2 3 4 5
- Direktorat
Topografi
- Direktorat
Peralatan
- Direktorat Bekang
- Direktorat Zeni
- Direktorat
Perhubungan
79
1 2 3 4 5
BAB V
PENUTUP
tertanda
MULYONO
JENDERAL TNI
Autentikasi
DIREKTUR AJUNDAN JENDERAL ANGKATAN DARAT,
BUDI PRASETYONO
BRIGADIR JENDERAL TNI
Paraf: