Anda di halaman 1dari 2

5.

faktor bidang geografi dalam pertahanan

1. Faktor geopolitik
merupakan salah satu faktor lingkungan strategis yang perlu mendapat perhatiandalam
merumuskan kebijakan pembangunan nasional. Status Selain menjadi tantangan, geopolitik
global juga bisa menjadi peluang selama bangsa dan negara Indonesia dapat mengambil
manfaatnya.

Tujuan geopolitik khususnya dalam penyelenggaraan negara Indonesia.

 perbatasan Indonesia
Indonesia memainkan peran geopolitik yang penting sebagai daratan subkontinental,
karena terletak di Samudera Hindia, antara Selat Karimata dan Selat Malaka. Oleh karena
itu, penting untuk menentukan batas wilayah Indonesia karena akan mempengaruhi
kekuatan bangsa di masa depan.
 Peran geostrategis
Peran geostrategis Indonesia tampaknya dipahami dengan baik oleh Amerika Serikat,
Rusia, dan Tiongkok, yang merupakan tiga kekuatan utama yang bersaing di Asia Tengah
dan kawasan Asia-Pasifik, baik dalam hal kekuatan dan pengaruh dibandingkan
sumber daya alam

Secara umum pengaruh geopolitik ini menyebabkan persaingan sumber daya (terutama sumber daya
energi yang menjadi penggerak utama kegiatan perekonomian dan pasokannya semakin terbatas),
beberapa bahan pangan (jagung, singkong, gula tebu, gandum) dapat diubah menjadi energi sehingga
hal ini mungkin. dapat menyebabkan kerawanan pangan. , benturan nilai budaya global dan
nasional/lokal.

2. Faktor geostrategis
Geostrategi merupakan isu penting bagi setiap negara baik pada masa lalu, masa kini,
maupun masa depan. Geostrategi sangat penting karena setiap negara ketika menjadi sebuah
negara perlu mempunyai strategi pemanfaatan wilayah negara sebagai ruang hidup bangsa
untuk menentukan kebijakan, sarana dan tujuan untuk mencapai manfaat.kepentingan dan
tujuan nasional melalui pembangunan sehingga bangsa dapat mencapai kesejahteraannya terus
ada di dunia kerangka ideologis politik,ekonomi,sosial dan budaya Pertahanan Pertahanan.

Faktor geostrategis pada hakikatnya adalah ketahanan bangsa, sebagai upaya


mempertahankan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mempertahankan
keberlangsungan kehidupan di NKRI tidaklah mudah. Sementara itu, kenyataan menunjukkan
bahwa hingga kini Indonesia masih eksis sebagai negara kesatuan meski wilayah kepulauannya
terpisah satu sama lain.

Geostrategilah yang harus dikembangkan. Tantangan dan ancaman bukannya berkurang,


melainkan semakin meningkat. Menghadapi situasi sulit yang dihadapi Indonesia pada tahun
1998, banyak pihak yang meyakini bahwa Indonesia akan runtuh (Ermaya, 2005). Namun
kenyataannya hingga saat ini negara tersebut masih berupa Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Faktor geoekonomi
Faktor geoekonomi pada dasarnya adalah kondisi geografis yang mempengaruhi atau
berdampak pada kebijakan perekonomian global dan regional pada tatanan perekonomian
global dan regional ini akan mempengaruhi berbagai kebijakan perekonomian nasional setiap
negara.

Beberapa kondisi geo-ekonomi global yang menjadi perhatian Indonesia antara lain:

1. Pemulihan perekonomian global


Amerika Serikat, Eropa dan Jepang, sebagai kekuatan ekonomi, telah mengalami
kemunduran dalam beberapa tahun terakhir. Pertumbuhan ekonomi yang sangat rendah
memberikan dampak yang signifikan terhadap negara-negara berkembang. Meskipun negara
ini sudah mulai pulih, pertumbuhan ekonomi masih relatif lemah. Pemulihan ekonomi AS
terjadi secara bertahap.
2. Pergeseran perekonomian dunia dari Eropa-Amerika ke Asia-Pasifik
Ketika Eropa dan Amerika mengalami resesi ekonomi, negara-negara berkembang di Asia
dan Amerika Latin masih tumbuh tinggi. Laju pertumbuhan yang cukup tinggi tersebut juga
didukung oleh tersedianya sumber daya alam sebagai bahan baku dan tenaga kerja yang
cukup sebagai alat produksi. Dengan besarnya populasi negara-negara Asia-Pasifik, pasarnya
juga sangat besar.
3. Peningkatan perdagangan jasa global
Peningkatan perdagangan barang global sejalan dengan perkembangan jaringan produksi
regional dan global. Pertukaran barang ini akan menyebabkan peningkatan peran jasa
sebagai penunjang dan faktor pendukung dalam proses produksi, seperti:jasa logistik, jasa
distribusi, jasa transportasi dan jasa keuangan.
4. Meningkatnya hambatan non-tarif di negara-negara tujuan ekspor
Krisis ekonomi global yang terjadi beberapa tahun terakhir membuat beberapa negara ingin
melindungi pasar dalam negerinya dengan menerapkan hambatan perdagangan.
5. Penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015
Masyarakat Ekonomi ASEAN (AEC) yang diterapkan pada tanggal 31 Desember 2015 pada
dasarnya mengubah kawasan ASEAN menjadi pasar bersama dan basis produksi terpadu.
Pembentukan MEA mengakibatkan terjadinya perpindahan barang, jasa, investasi, modal
dan tenaga kerja terampil antar negara di kawasan ASEAN.
6. Perkembangan kerjasama ekonomi
Perkembangan kerjasama ekonomi mengalami kemajuan dari waktu ke waktu.
Perkembangan kerjasama ekonomi antara 2 (dua) negara, berkembang antara sejumlah
negara di kawasan yang sama, kemudian berkembang antar negara di sejumlah kawasan.
Saat ini sedang dirundingkan kerja sama ekonomi yang mengarah pada tiga Mega Trading
Block, yaitu Kemitraan Trans-Pasifik (TPP), Kemitraan Perdagangan dan Investasi
Transatlantik (TTIP) dan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP)

Anda mungkin juga menyukai