Anda di halaman 1dari 5

Tugas

Sistem Perekonomian Indonesia

Dosen : S.AP. Firrean, M.Pd

- Rosa Rosdiana (2019410115)

- Muhammad Luthfi (2020410901)

- Ampon Syachrumi (2019410128)

- Pahruroji (2019410197)

Fakultas Ekonomi

Universitas Darma Persada


PEREKONOMIAN INDONESIA : PENGERTIAN, ASPEK PENDUKUNG, TUJUAN DAN STRATEGI
PEMBANGUNAN NEGARA

A. Pengertian Perekonomian Indonesia


Definisi perekonomian Indonesia ada bermacam-macam. Beberapa orang ahli ekonomi
menyumbangkan pemikiran mereka untuk menemukan arti dari perekonomian Indonesia,
antara lain:
- Menurut Chester A. Bernard mengungkapkan bahwa perekonomian Indonesia
merupakan suatu sistem yang pada dasarnya adalah organisasi besar.
- Menurut Dumairy. Ahli ekonomi yang satu ini menyatakan pendapatnya bahwa
perekonomian merupakan suatu bentuk sistem yang berfungsi untuk mengatur serta
menjalin kerjasama dalam bidang ekonomi, dilakukan melalui hubungan antarmanusia
dan kelembagaan.
- Menurut Jhon Mc. Manama. Perekonomian dari sudut pandang Jhon berupa sebuah
konsep yang menggabungkan keseluruhan fungsi-fungsi ke dalam suatu kesatuan
organik dengan tujuan mencapai hasil yang efektif dan efisien dari kegiatan yang
dilakukan.

B. Periodisasi Perekonomian Indonesia


1945 – 1952 : Ekonomi perang dan gerilya. Ditandai dengan kebijakan penghapusan aset-
aset ekonomi negara untuk menghindari penggunaan oleh penjajah.
1952 – 1959  : Pembangunan ekonomi nasional, ditandai dengan langkah-langkah
konsolidasi ekonomi negara dengan nasionalisasi perusahaan-prusahaan asing.
1959 – 1966 : Ekonomi terpimpin, di tandai dengan kebijakan negara yangt lebih
berorientasi pd target-target politik jangka pendek dari pada orientasi pembangunan
ekonomi. Politik menjadi panglima.
1966 – 1973 : Ekonomi Demokrasi , ditandai dengan perubahan orientasi kebijakan negara 
yang lebih menekankan pada pembangunan ekonomi, ekonomi menjadi panglima.
1973 – 1980 : Ekonomi Bonansa Minyak (Oil Boom), ditandai dengan pertubuhan ekonomi
yang cukup pesat dan pemerataan hasil pembangunan dan melimphanya  pendapatan
devisa dari komoditas migas, industri subtitusi impor. Indonesia menjadi negara industri
baru Asia.
1980 – 1987 : Ekonomi Pasca Bonansa Minyak, meredupnya peranan migas dan lebih
berorientasi pada aspek keadilan sosial dan pemerataan. Masa keperihatinan.
1987 – 1996 : Ekonomi Kerakyatan, adanya kesadaran  akan pentingnya  membangun unit-
unit UKM & sektor  informal, besarnya hutang luar negeri.
1996 – 2003 : Ekonomi Liberal, adanya kebijakan reformasi di berbagai sektor ekonomi dan
pelayanan  publik, liberalisasi perdagangan, komersialisasi sektor-sektor publik dan
privatisasi BUMN.
2003 – Sekarang : Ekonomi Desentralisasi, adanya kebijakan desentralisasi dan otonomi
daerah & pembagian keuangan pusat dan daerah secara proporsional.

C. Aspek-Aspek Pendukung Perekonomian Indonesia


- Faktor geografi
- Faktor Demografi
- Faktor sosial, budaya  dan politik
a. Faktor geografi
- Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, terdiri dari 13.677 pulau besar –
kecil (baru 6.044 pulau memiliki nama, diantaranya 990 pulau yang dihuni manusia);
terbentang dari 60LU sampai 110LS sepanjang 61.146 km., memiliki potensi ekonomi
yang berbeda-beda karena perbedaan SDA, SDm, kesuburan tanah, curah hujan
(Sutjipto, 1975).
- Wilayah Indonesia seluas 5.193.250 km2, 70 persennya (± 3,635,000 km2) terdiri dari
lautan (menjadi negara bahari) letaknya strategis karena : memiliki posisi silang (antara
Benua Asia dan Benua Australia), menjadi jalur lalulintas dunia (antara Laut Atlantik dan
Laut Pasifik) dan menjadi paru-paru dunia (memiliki hutan tropis terbesar).
- Menghadapi kesulitan komunikasi dann transportasi antar pulau (daerah) baik untuk
angkutan barang maupun penumpang; arus barang tidak lancar; perbedaan harga
barang yang tajam; perbedaan kesempatan pendidikan dan kesempatan (lapangan)
kerja; kesemuanya itu merupakan potensi kesenjangan.

b. Faktor demografi
- Indonesia negara nomor 4 di dunia karena berpenduduk lebih dari 270 juta orang.
Penyebaran penduduk tidak merata (dua per tiga tinggal di P. Jawa), sebagian besar
hidup di pedesaan (pertanian), bermata pencairan sebagai petani kecil dan burah tani
dengan upah sangat rendah.
- Mutu SDM rendah : ± 80% angkatan kerja berpendidikan SD. Produktivitas rendah
karena taraf hidup yang rendah: konsumsi rata-rata penduduk Indonesia RP 82.226 per
bulan (1993), namun 82% penduduk berpendapatan di bawah RP 60.000 per bulan per
kapita (Sjahrir, 1996).
- Indonesia yang berpenduduk lebih dari 270 juta orang membutuhkan berbagai barang,
jasa dan fasilitas hidup dalam ukuran serba besar (pangan, sandang, perumahan dan
lain-lain). Namun dilain pihak kemampuan kita untuk berproduksi (produktivitasnya)
rendah. Hal ini akan menciptakan kondisi munculnya rawan kemiskinan.

c. Faktor sosial, budaya, dan politik


- Sosial : Bangsa Indonesia terdiri dari banyak suku (heterogin) dengan beraagam budaya,
adat istiadat, tata nilai, agama dan kepercayaan yang berbeda-beda. Karena perbedaan
latar belakang, pengetahuan dan kemampuan yang tidak sama, maka visi, persepsi,
interpretasi dan reaksi (aksi) mereka terhadap isu-isu yang sama bisa berbeda-beda,
yang sering kali menimbulkan konflik sosial (SARA).
- Budaya : Bangsa Indonesia memiliki banyak budaya daerah, tapi sebenarnya kita belum
memiliki budaya nasional (kecuali bahasa Indonesia). Namun sebagai salah satu bangsa
“Timur” (bangsa yang merdeka dan membangun ekonomi sejak akhir Perang Dunia II),
mayoritas bangsa Indonesia sampai sekarang masih terpengaruh (menganut) “budaya”
Timur, budaya status orientation.
- Politik : sebelum kolonialis Belanda datang, bangsa Indonesia hidup di bawah kekuasaan
raja-raja. Ratusan tahun bangsa Indonesia hidup di bawah pengaruh feodalisme dan
kolonialisme. Ciri utama feodalisme antara lain adalah kultus individu (raja selalu
diagungkan). Ciri utama kolonialisme antara lain adalah otoriter (laksana tuan terhadap
budak).

Dari uraian pengaruh faktor-faktor di atas dapat disimulkan bahwa perekonomian Indonesia
mengandung tiga potensi kerawanan. Tiga potensi kerawanan yang menjadi karakteristik
perekonomian Indonesia adalah:

- Potensi rawan kesenjangan, terutama kesenjangan antara daerah (pulau). Hal ini
terutama sebagai akibat pengaruh faktor geografi.
- Potensi rawan kemiskinan, terutama kemiskinan di darah pedesaan. Hal ini terutama
sebagai akibat pengaruh faktor demografi dan faktor budaya.
- Potensi rawan perpecahan, terutama perpecahan antar suku, antar golongan (elit)
politik. Hal ini terutama sebagai akibat pengaruh faktor sosial-politik.

Indikator Ekonomi

Salah satu konsep penting yang perlu diperhatikan dalam mempelajari perekonomian suatu negara
adalah mengetahui tentang strategi pembangunan ekonomi. Beberapa strategi pembangunan
ekonomi yang dapat disampaikan adalah :

Strategi Pertumbuhan

Adapun inti dari konsep strategi yang pertama ini adalah:

- Strategi pembangunan ekonomi suatu negara akan terpusat pada upaya pembentukan
modal, serta bagaimana menanamkannya secara seimbang, menyebar, terarah dan
memusat, sehingga dapat menimbulkan efek pertumbuhan ekonomi.
- Selanjutnya bahwa pertumbuhan ekonomi akan dinikmati oleh golongan lemah melalui
proses merambat ke bawah ( trickle – down – effect ) pendistribusian kembali.
- Jika terjadi ketimpangan atau ketidakmerataan hal tersebut merupakan syarat
terciptanya pertumbuhan ekonomi.
- Kritik paling keras dari strategi yang pertama ini adalah bahwa pada kenyataan yang
terjadi adalah ketimpangan yang semakin tajam.

Tujuan Pembangunan Negara

- Mewujudkan keseimbangan optimum: pertumbuhan ekonomi dengan pengagihan


- Pembangunan seimbang bagi sektor ekonomi utama = meningkatkan daya saling
melengkapi antara sektor.
- Mengurang & menghapuskan ketidaksamaan sosioekonomi negara = perkongsian
faedah.
- Menggalak & mengukuhkan integrasi nasional; kurangkan jurang ekonomi antara negeri
serta antara kaw. bandar dan luar bandar.
- Membangunkan sebuah masyarakat yang progresif.
- Kesejahteraan hidup, nilai sosial dan rohaniah yang positif serta perasaan bangga dan
cintakan negara.
- Memajukan sumber manusia = wujud tenaga kerja yang berdisplin dan produktif;
tingkatkan kemahiran melalui budaya kecemerlangan.
- Sains dan teknologi = teras penting membangunkan ekonomi perindustrian moden.
- Memastikan pembangunan ekonomi dicapai dan perlindungan alam sekitar serta ekologi
bergerak seiring = pembangunan negara berkekalan

Anda mungkin juga menyukai