Anda di halaman 1dari 14

PEREKONOMIAN INDONESIA :

PENGERTIAN, ASPEK PENDUKUNG,


TUJUAN DAN STRATEGI
PEMBANGUNAN NEGARA

M1 – Perekonomian Indonesia
A. PENGERTIAN PEREKONOMIAN
INDONESIA
Definisi perekonomian Indonesia ada bermacam-macam.
Beberapa orang ahli ekonomi menyumbangkan
pemikiran mereka untuk menemukan arti dari
perekonomian Indonesia. Dari seluruh definisi yang
pernah ada, semuanya memiliki benang merah yang
sama: sama-sama mengatakan bahwa berbicara tentang
perekonomian sama halnya dengan membahas sistem
ekonomi suatu Negara.
Berikut ini arti perekonomian menurut para ahli:
 Menurut Chester A. Bernard mengungkapkan bahwa perekonomian
Indonesia merupakan suatu sistem yang pada dasarnya adalah
organisasi besar. Pada sistem, tersebut terjadi ikatan antara subjek
dengan subjek atau subjek dengan objek. Definisi dari Chester ini
juga bisa disimpulkan menjadi suatu sistem yang dikelola secara
terpadu dan berbaur. Namun masing-masing bagian di dalamnya
tetap memiliki karakteristik dan ciri-ciri tersendiri, sehingga bagian-
bagian yang tergabung mudah untuk dibedakan.
 Menurut Dumairy. Ahli ekonomi yang satu ini menyatakan
pendapatnya bahwa perekonomian merupakan suatu bentuk sistem
yang berfungsi untuk mengatur serta menjalin kerjasama dalam
bidang ekonomi, dilakukan melalui hubungan antarmanusia dan
kelembagaan. Dumairy menambahkan pendapatnya lagi bahwa
perekonomian yang terjadi pada suatu tatanan kehidupan tidak harus
berdiri tunggal, melainkan harus berdasarkan falsafah, ideologi,
serta tradisi masyarakat yang berkembang seara turun-temurun
disuatu tempat.
 Menurut L. James Havery mendefinisikan perekonimian sebagai
suatu sistem yang berguna untuk membuat rangkaian komponen
antara satu dengan yang lainnya dalam prosedur logis dan rasional,
guna mencapai tujuan tertentu yang telah disepakati bersama. Masih
berdasarkan pendapat Havery, ia menekankan bahwa kesatuan
adalah hal yang mutlak terjadi dalam sistem perekonomian.
 Menurut Jhon Mc. Manama. Perekonomian dari sudut pandang Jhon
berupa sebuah konsep yang menggabungkan keseluruhan fungsi-
fungsi ke dalam suatu kesatuan organik dengan tujuan mencapai
hasil yang efektif dan efisien dari kegiatan yang dilakukan.
 Edgar F. Huse dan James L. Bowdict. Kedua ahli ekonomi ini
berkolaborasi dalam menuangkan gagasan mereka tentang
perekonomian. Mereka berpendapat bahwa perekonomian
merupakan suatu sistem atau rangkaian yang saling terikat dan
bergantung satu sama lainnya, sehingga timbul hubungan timbal
balik dan pengaruh dari hubungan tersebut. Dalam arti kata, satu
bagian bisa mempengaruhi bagian-bagian yang lain secara
keseluruhan.
B. PERIODISASI PEREKONOMIAN
INDONESIA
 1945 – 1952 : Ekonomi perang dan gerilya. Ditandai
dengan kebijakan penghapusan aset-aset ekonomi negara
untuk menghindari penggunaan oleh penjajah.
 1952 – 1959  : Pembangunan ekonomi nasional, ditandai
dengan langkah-langkah konsolidasi ekonomi negara
dengan nasionalisasi perusahaan-prusahaan asing.
 1959 – 1966 : Ekonomi terpimpin, di tandai dengan
kebijakan negara yangt lebih berorientasi pd target-target
politik jangka pendek dari pada orientasi pembangunan
ekonomi. Politik menjadi panglima.
 1966 – 1973 : Ekonomi Demokrasi , ditandai dengan perubahan
orientasi kebijakan negara  yang lebih menekankan pada pembangunan
ekonomi, ekonomi menjadi panglima.
 1973 – 1980 : Ekonomi Bonansa Minyak (Oil Boom), ditandai dengan
pertubuhan ekonomi yang cukup pesat dan pemerataan hasil
pembangunan dan melimphanya  pendapatan devisa dari komoditas
migas, industri subtitusi impor. Indonesia menjadi negara industri baru
Asia.
 1980 – 1987 : Ekonomi Pasca Bonansa Minyak, meredupnya peranan
migas dan lebih berorientasi pada aspek keadilan sosial dan pemerataan.
Masa keperihatinan.
 1987 – 1996 : Ekonomi Kerakyatan, adanya kesadaran  akan
pentingnya  membangun unit-unit UKM & sektor  informal, besarnya
hutang luar negeri.
 1996 – 2003 : Ekonomi Liberal, adanya kebijakan reformasi di berbagai
sektor ekonomi dan pelayanan  publik, liberalisasi perdagangan,
komersialisasi sektor-sektor publik dan privatisasi BUMN.
 2003 – Sekarang : Ekonomi Desentralisasi, adanya kebijakan
desentralisasi dan otonomi daerah & pembagian keuangan pusat dan
daerah secara proporsional.
C. ASPEK-ASPEK PENDUKUNG
PEREKONOMIAN INDONESIA
 Faktor geografi
 Faktor Demografi

 Faktor sosial, budaya  dan politik


A. FAKTOR GEOGRAFI
 Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, terdiri dari
13.677 pulau besar – kecil (baru 6.044 pulau memiliki nama,
diantaranya 990 pulau yang dihuni manusia); terbentang dari 60LU
sampai 110LS sepanjang 61.146 km., memiliki potensi ekonomi
yang berbeda-beda karena perbedaan SDA, SDm, kesuburan tanah,
curah hujan (Sutjipto, 1975).
  Wilayah Indonesia seluas 5.193.250 km2, 70 persennya (±
3,635,000 km2) terdiri dari lautan (menjadi negara bahari) letaknya
strategis karena : memiliki posisi silang (antara Benua Asia dan
Benua Australia), menjadi jalur lalulintas dunia (antara Laut Atlantik
dan Laut Pasifik) dan menjadi paru-paru dunia (memiliki hutan
tropis terbesar).
  Menghadapi kesulitan komunikasi dann transportasi antar pulau
(daerah) baik untuk angkutan barang maupun penumpang; arus
barang tidak lancar; perbedaan harga barang yang tajam; perbedaan
kesempatan pendidikan dan kesempatan (lapangan) kerja;
kesemuanya itu merupakan potensi kesenjangan.
B. FAKTOR DEMOGRAFI
 Indonesia negara nomor 4 di dunia karena berpenduduk lebih
dari 310 juta orang. Penyebaran penduduk tidak merata (dua
per tiga tinggal di P. Jawa), sebagian besar hidup di pedesaan
(pertanian), bermata pencairan sebagai petani kecil dan burah
tani dengan upah sangat rendah.
  Mutu SDM rendah : ± 80% angkatan kerja berpendidikan SD.
Produktivitas rendah karena taraf hidup yang rendah:
konsumsi rata-rata penduduk Indonesia RP 82.226 per bulan
(1993), namun 82% penduduk berpendapatan di bawah RP
60.000 per bulan per kapita (Sjahrir, 1996).
  Indonesia yang berpenduduk lebih dari 210 juta orang
membutuhkan berbagai barang, jasa dan fasilitas hidup dalam
ukuran serba besar (pangan, sandang, perumahan dan lain-
lain). Namun dilain pihak kemampuan kita untuk berproduksi
(produktivitasnya) rendah. Hal ini akan menciptakan kondisi
munculnya rawan kemiskinan.
C. FAKTOR SOSIAL, BUDAYA, DAN
POLITIK
 Sosial : Bangsa Indonesia terdiri dari banyak suku (heterogin) dengan beraagam
budaya, adat istiadat, tata nilai, agama dan kepercayaan yang berbeda-beda.
Karena perbedaan latar belakang, pengetahuan dan kemampuan yang tidak
sama, maka visi, persepsi, interpretasi dan reaksi (aksi) mereka terhadap isu-isu
yang sama bisa berbeda-beda, yang sering kali menimbulkan konflik sosial
(SARA).
  Budaya : Bangsa Indonesia memiliki banyak budaya daerah, tapi sebenarnya
kita belum memiliki budaya nasional (kecuali bahasa Indonesia). Namun sebagai
salah satu bangsa “Timur” (bangsa yang merdeka dan membangun ekonomi
sejak akhir Perang Dunia II), mayoritas bangsa Indonesia sampai sekarang
masih terpengaruh (menganut) “budaya” Timur, budaya status orientation.
Budaya status orientation bercirikan: semangat hidupunya mengejar pangkat,
kedudukan, status (dengan simbol-simbol sosial); etos kerjanya lemah; senang
bersantai-santai; tingkat disiplinnya rendah, kurang menghargai waktu (jam
karet). Lawannya “budaya” barat, budaya achievement orientation dengan ciri-
ciri sebaliknya. Budaya status orientationn tidak produktif, konsumtif, suka
pamer dan mudah memicu kecemburuan sosial.
 Politik : sebelum kolonialis Belanda datang, bangsa Indonesia hidup di bawah
kekuasaan raja-raja. Ratusan tahun bangsa Indonesia hidup di bawah pengaruh
feodalisme dan kolonialisme. Ciri utama feodalisme antara lain adalah kultus
individu (raja selalu diagungkan). Ciri utama kolonialisme antara lain adalah
otoriter (laksana tuan terhadap budak).
Dari uraian pengaruh faktor-faktor di atas dapat
disimulkan bahwa perekonomian Indonesia mengandung
tiga potensi kerawanan. Tiga potensi kerawanan yang
menjadi karakteristik perekonomian Indonesia adalah:
 Potensi rawan kesenjangan, terutama kesenjangan antara
daerah (pulau). Hal ini terutama sebagai akibat pengaruh
faktor geografi.
 Potensi rawan kemiskinan, terutama kemiskinan di darah
pedesaan. Hal ini terutama sebagai akibat pengaruh
faktor demografi dan faktor budaya.
 Potensi rawan perpecahan, terutama perpecahan antar
suku, antar golongan (elit) politik. Hal ini terutama
sebagai akibat pengaruh faktor sosial-politik.
INDIKATOR EKONOMI
Salah satu konsep penting yang perlu diperhatikan dalam mempelajari
perekonomian suatu negara adalah mengetahui tentang strategi
pembangunan ekonomi. Beberapa strategi pembangunan ekonomi yang
dapat disampaikan adalah :

Strategi Pertumbuhan
Adapun inti dari konsep strategi yang pertama ini adalah:
 Strategi pembangunan ekonomi suatu negara akan terpusat pada upaya
pembentukan modal, serta bagaimana menanamkannya secara
seimbang, menyebar, terarah dan memusat, sehingga dapat
menimbulkan efek pertumbuhan ekonomi.
 Selanjutnya bahwa pertumbuhan ekonomi akan dinikmati oleh golongan
lemah melalui proses merambat ke bawah ( trickle – down – effect )
pendistribusian kembali.
 Jika terjadi ketimpangan atau ketidakmerataan hal tersebut merupakan
syarat terciptanya pertumbuhan ekonomi.
 Kritik paling keras dari strategi yang pertama ini adalah bahwa pada
kenyataan yang terjadi adalah ketimpangan yang semakin tajam.
Strategi Pembangunan dengan Pemerataan
Inti dari konsep strategi ini adalah dengan ditekankannya
peningkatan pembangunan melalui teknik sosial engineering, seperti
halnya melalui penyusunan perencanaan induk, dan paket program
terpadu.

Strategi Ketergantungan
Tidak sempurnanya konsep strategi pertama dan kedua mendorong
para ahli ekonomi mencari alternatif lain sehingga pada tahun 1965
muncul strategi pembangunan dengan nama strategi ketergantungan.

Strategi Pendekatan Kebutuhan Pokok


Sasaran dari strategi ini adalah menanggulangi kemiskinan secara
masal. Strategi ini selanjutnya dikembangkan oleh Organisasi
Perburuhan Sedunia (ILO) pada tahun 1975, dengan menekankan
bahwa kebutuhan pokok manusia tidak mungkin dapat dipenuhi jika
pendapatan masih rendah akibat kemiskinan yang bersumber pada
pengangguran. Oleh karena itu sebaiknya usaha-usaha diarahkan
pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan kebutuhan pokok dan
sejenisnya.
E.     TUJUAN PEMBANGUNAN NEGARA
 Mewujudkan keseimbangan optimum: pertumbuhan ekonomi dengan
pengagihan
 Pembangunan seimbang bagi sektor ekonomi utama = meningkatkan
daya saling melengkapi antara sektor.
 Mengurang & menghapuskan ketidaksamaan sosioekonomi negara =
perkongsian faedah.
 Menggalak & mengukuhkan integrasi nasional; kurangkan jurang
ekonomi antara negeri serta antara kaw. bandar dan luar bandar.
 Membangunkan sebuah masyarakat yang progresif.
 Kesejahteraan hidup, nilai sosial dan rohaniah yang positif serta
perasaan bangga dan cintakan negara.
 Memajukan sumber manusia = wujud tenaga kerja yang berdisplin dan
produktif; tingkatkan kemahiran melalui budaya kecemerlangan.
 Sains dan teknologi = teras penting membangunkan ekonomi
perindustrian moden.
 Memastikan pembangunan ekonomi dicapai dan perlindungan alam
sekitar serta ekologi bergerak seiring = pembangunan negara berkekalan

Anda mungkin juga menyukai