Anda di halaman 1dari 12

RAHASIA

(LATIHAN)

DIVISI INFANTERI 1/PRAKASA VIRA GUPTI


KOMANDO LATIHAN GY - XIX - I – 02 - R/19

LATIHAN POSKO I
YONARHANUD 1/1 KOSTRAD DAN YONZIPUR 9/1 KOSTRAD
TA. 2019

“GUPTI YUDHA XIX”

SKENARIO LATIHAN

1. Pemeran Latihan.

a. Musuh. Pasukan Musuh yang dimainkan dalam latihan ini YONIF 1211
merupakan bagian dari GRUP NEGASOR yang saat ini sebagai unsur tinggal
dalam rangka mengamankan induk pasukan di G. TENJOLEAT KV.6359 dan PR.
SUSUBAN KV.6560, LEUWILIANG , BOGOR.

b. Pasukan Sendiri.

1) SATGASRAT PR-17/1 K dan perkuatannya mendapat perintah dari


PANGKOGASGRATGAB untuk melaksanakan operasi serangan terhadap
musuh MENIF - II di rangkaian G. TENJOLEAT KV.6359 dan PR.
SUSUBAN KV.6560 LEUWILIANG KOMPLEKS , dengan disposisi YONIF
PR 305/17/1 K di sektor kanan YONIF PR 328/17/1 K di sektor kiri dan
YONIF PR 330/17/1 K di belakang sebagai cadangan.

2) YONARHANUD 1/1 K dan YONZIPUR 9/1 K mendukung operasi


serangan SATGASRAT PR-17/SBB/I/K.

c. Unsur-Unsur Lain. Komando Satuan Atas, Samping dan Bawah terdiri dari
KOGASGRATGAB JABAR dan satuan jajarannya maupun unsur satuan lain yang
terlibat operasi. Dalam Latihan Posko-I ini diperankan oleh Pengendali Atas,
Pengendali Samping dan Pengendali Bawah.

2. Latar Belakang Setting Strategis.

a. Situasi Internasional.

1) Pencarian atas tatanan dunia baru yang bergulir pada pasca perang
dingin kini hampir menemui titik kulminasi. Komunitas internasional kini
disibukkan dengan isu poltik internasional yang menyeret para pimpinan
dunia pada pemaksaan akan kehendak mewujudkan kepentingan
nasionalnya. Permasalahan keamanan tradisional tetap mendapatkan realita
yang tinggi, tak kalah substantif pembahasannya dengan non tradisional
yang kesemuanya menghadirkan berbagai aktor baik negara maupun non
negara. Pasca terjadinya peledakan WTC dan hingga kini, memanasnya
wilayah Timur Tengah dalam aksi solidaritas PRONA yang menghendaki
diakuinya sebagai sebuah negara berdaulat masih belum menunjukkan
RAHASIA
(LATIHAN)
2

batas akhir bahkan, keputusan sepihak yang dibuat oleh NEGASOR


terhadap sekutunya NEGARA REALIS menimbulkan berbagai gejolak tak
terkecuali dikawasan Asia dan Asia tenggara. Dunia sebagian besar
mendukung PRONA dengan alasan kemanusiaan meskipun hal ini tidak
berarti bahwa tak ada dukungan untuk NEGASOR. Sebuah alasan yang
dapat dibenarkan, bahwa tiap tiap manusia harus dijaga haknya untuk
mendapatkan jaminan keamanan individu dan hak mengembangkan
kehidupan sosial budaya, namun seringkali kepentingan nasional suatu
negara dapat mengesampingkan keamanan yang bersifat sosial.

2) Instrumen ekonomi dan sumber daya strategis. Timur tengah memiliki


sumber daya yang melimpah, dan tentu saja menarik minat bagi komponen
investasi dari suatu Negara yang hendak mengalirkan sebagian kekayaan
tersebut untuk mendukung kepentingan tertentu. Namun politik Negara-
negara BARA dalam mendukung PRONA membatasi kemauan kuat
NEGASOR untuk dapat mengatur mekanisme perdagangan khususnya
minyak bumi. Isu mengenai ekonomi adalah merupakan isu kontemporer
yang hangat dibicarakan pada sudut pandang kepentingan berbagai aktor di
era global. Kepentingan tersebut saling terkait dan bersaing antar negara
kaya dan negara kaya, maupun negara kaya dengan negara dunia ketiga
sebagai battle of ground dari sisi ekonomi. Benturan kepentingan tersebut
terefleksi dalam hampir keseluruhan negosiasi dalam perdagangan dan
pengelolaan sumber daya strategis. Dampaknya NEGASOR amat
tergantung pada sumber daya diluar Timur tengah, dan membiarkan
mitranya REALIS untuk mengendalikan situasi politik sehingga terdapat iklim
ketergantungan dan cipta kondisi agar NEGASOR selalu dapat terlibat
dalam banyak hal termasuk kebijakan strategis sebagai penyeimbang
kawasan. Kini, klaim pimpinan NEGASOR terhadap YEKUZA sebagai
wilayah REALIS menimbulkan kegaduhan politik internasional bukan hanya
di Timur tengah namun juga diwilayah Asia. Ditambah lagi, Pada saat ini
NEGASOR mengalami defisit dalam perdagangan dan destinasi peluang
dalam melakukan eksploitasi SDA tersebut untuk mempertahankan
eksistensinya berada di wilayah ASIA TENGGARA. Isu politik dan perebutan
sumber daya tetap menjadi isu sensitif terlebih diawali dengan karakter
pimpinan tertinggi NEGASOR yang impulsif, mudah terpancing dan
bertindak tanpa berpikir panjang menjadikan ketegangan dunia semakin
memuncak.

3) Antisipasi ancaman menipisnya kebutuhan sumber daya perang


NEGASOR ternyata telah disiapkan pada hampir satu dekade, dimana
NEGASOR menempatkan pasukan marinirnya di DAKOTA dengan dalih
mengantisipasi gelombang aksi terorisme dan keseimbangan kawasan
guna menahan pengaruh PANDA dan mengamankan kepentingannya di
PULAU BURUNG. Hal ini menjadi sinyal kuat ketika keinginan NEGASOR
mengenai konsesi pembagian kekayaan alam dengan penambangan di
PULAU BURUNG telah dapat terealisir namun karena belum tercukupinya
kebutuhan sumber daya perang dikaitkan iklim politik sebagai dampak dari
keputusan pimpinan NEGASOR terhadap klaim YEKUZA sebagai bagian
dari REALIS, mengakibatkan NEGASOR melirik aset sumber daya alam
diwilayah lain.

b. Situasi Regional.
3

1) Pada dekade sebelumnya, sebagai kawasan yang berada di tengah-


tengah jalur lalu lintas maritim internasional, ASIA TENGGARA sulit untuk
terlepas dari keterlibatan masyarakat internasional, tidak hanya negara-
negara besar yang memiliki sekutu maupun rekan strategis di kawasan
dalam beberapa tahun terakhir regionalisme dan multilateralisme dalam
konteks ASEAN semakin menguat. Kapasitas ASEAN dalam interaksinya
dengan extra regional powers, seperti NEGASOR, NEGARA-NEGARA
BARA, PRONA, INDIRA, dan UNI FEROZA, relatif menunjukkan penguatan.
Namun demikian hal tersebut tidak berlangsung lama, karena politik luar
negeri dikawasan cenderung berubah sebagai akibat dari kondisi eksternal
dan belum terciptanya mitra strategis pertahanan kawasan ASIA
TENGGARA yang dapat saling bekerjasama seutuhnya dalam melindungi
eksistensi kedaulatan masing-masing. Hal ini menjadikan suatu
keterbatasan yang kian meningkat di kawasan regional dalam mengatasi
masalah kejahatan lintas negara, terorisme, keamanan maritim,
separatisme, isu-isu demokratisasi, dan HAM.

2) Tuntutan kebutuhan sumber daya perang dari NEGARA REALIS


sebagai mitra dekatnya dalam menghadapi perang gerilya melawan
kelompok HAZAM membuat NEGASOR harus mencari dan menguasai
bahan baku ke Kawasan Pasifik Selatan dan Asia Tenggara guna
memenuhinya. NEGASOR berusaha menguasai Negara yang kaya akan
SDA guna merealisasikan keinginan tersebut. Strategi yang digunakan yaitu
dengan memanfaatkan momentum yang ada secara terselubung yaitu
melakukan penyusupan dan penanaman pengaruh terhadap kelompok yang
anti pemerintah dan lembaga kedaulatan rakyat sampai akhirnya
memberikan dukungan militer terhadap pemberontakan ataupun secara
bersamaan melakukan aneksasi dan memanfaatkan kelemahan suatu
negara.

c. Situasi Nasional.

1) Ideologi. Perkembangan dalam bidang ideologi yang cukup


memprihatinkan adalah penurunan pemahaman dan kesadaran sebagian
masyarakat INDONESIA terhadap nilai-nilai Pancasila dan berkembangnya
paham komunis. Terkait banyaknya pelanggaran hukum, keberpihakan
terhadap kaum kapitalis yang menguasai sumber ekonomi serta
menguatnya ego kedaerahan dan primordialisme menjadikan penanaman
ideologi Pancasila harus terus digiatkan oleh pemerintah.

2) Politik dan Ekonomi. Pemilukada yang berlangsung diwilayah


ibukota telah menimbulkan berbagai sikap anti kemapanan dan kontra
terhadap hasil demokrasi. Berbagai demonstrasi menentang hasil
pemilukada dan sikap anti pemerintah membuat celah yang dapat
dimanfaatkan untuk mengeksploitasi kebijakan terhadap kedaulatan.
Permasalahan sistem perdagangan bebas dengan PANDA mengancam
tutupnya industri sebagai dampak luapan kemarahan masyarakat yang pro
terhadap hasil pemilukada akibat upaya politis, sehingga terjadi berbagai
tindakan anarkis serta bentrokan antara demonstran dan aparat keamanan.
Dampak dari politik yang tidak kondusif, PANDA secara perlahan mulai
menarik diri dari keterlibatan interaksi sosial maupun investasi dan hal ini
4

berarti memberikan peluang bagi NEGASOR untuk melakukan penjajahan


secara ekonomi maupun politik dan dilanjutkan dengan invasi jika apa yang
diinginkannya tidak tercapai.

3) Sosial Budaya. Masalah keagamaan masih menjadi isu sensitif di


INDONESIA, sehingga perkembangan sosial dan budaya nasional
tampaknya masih akan berada dalam pengaruh dinamika aspek ini.
Perkembangan wilayah Timur Tengah dan sikap sensitif pemerintah
terhadap perkembangan sel terorisme yang dilaksanakan melalui tindakan
klarifikasi terhadap sejumlah tokoh agama dengan berbagai alasan telah
meningkatkan empati masyarakat akan tuntutan keadilan sehingga jika
dibiarkan maka hal ini akan dapat menciptakan konflik-konflik komunal. Hal
ini masih merupakan ancaman yang dapat meluas dimensinya menjadi
konflik dengan intensitas tinggi yang dapat dimanfaatkan oleh NEGASOR
untuk melancarkan aksinya.

4) Hankam.

a) Maraknya tindak kejahatan lintas negara berupa


penyelundupan senjata memperlihatkan masih lemahnya
pengamanan wilayah negara, terutama di daerah perbatasan
maritim. Pembuatan pelabuhan yang ditujukan untuk kesejahteraan
masyarakat, dengan terciptanya hubungan disharmoni dengan
pemerintahan NEGASOR mengakibatkan diperlukannya
pengawasan yang lebih ketat khususnya disekitar pantai wilayah
Cipatujah.

b) Kondusifitas di daerah konflik dan rawan konflik, baik terkait


daerah yang berkembang aksi terorisme dan radikalisme seperti
JAWA TENGAH, PAPUA, dan POSO, maupun konflik komunal yang
berdimensi SARA,masih memiliki kerawanan.

c) Kecenderungan mengemukanya isu-isu pertahanan dan


keamanan tampaknya dimanfaatkan oleh NEGASOR sebagai alasan
untuk mengamankan kepentingannya. Kasus tindak kekerasan,
kejahatan lintas negara, gerakan separatisme, dan isu terorisme
yang berpotensi mengganggu stabilitas keamanan di INDONESIA
dijadikan dalih bagi NEGASOR kepada dunia internasional untuk
mengirimkan pasukan demi kestabilan wilayah secara politik maupun
ekonomi namun ini berarti akan melanggar kedaulatan RI.
NEGASOR menghendaki penguasaan atas sebagian pulau jawa
yang strategis sebagai sentra ekonomi dan sumber daya alam.

d. Gerakan Musuh.

1) Pada awal AGU 201D, NEGASOR dalam menyikapi perkembangan


situasi di berbagai kawasan regional dan untuk mengamankan
kepentingannya akan melaksanakan invasi. Musuh menyusun rencana
invasi ke INDONESIA. Mereka membentuk 2 (dua) eselon, KORPS-I
sebagai eselon depan untuk menguasai Pulau SUMATERA. JAWA,dan
BALI. KORPS-II berada di pangkalan aju P. KEPITING sebagai eselon
5

cadangan. Rencana strategi yang akan dilakukan melalui beberapa


pentahapan sebagai berikut :

a) Tahap I. Melaksanakan infiltrasi dan kegiatan provokasi ke


wilayah Pulau SUMATERA. JAWA, dan BALI untuk menciptakan
gangguan keamanan dan instabilitas di wilayah tersebut.

b) Tahap II. Meningkatkan kekuatan militernya di P. KEPITING


dengan membangun stasiun Komunikasi dan menempatkan pasukan
darat serta beberapa pesawat tempur dan armada lautnya. Daerah
tersebut akan digunakan NEGASOR dalam mendukung gerakan
menuju Pulau SUMATERA, JAWA, dan BALI

c) Tahap III. NEGASOR melaksanakan invasi ke Pulau


SUMATERA, JAWA, dan BALI dengan kekuatan 1 (satu) KORPS
yang didukung oleh kekuatan laut dan udaranya.

d) Tahap IV. NEGASOR menduduki wilayah Pulau JAWA


khususnya JABAR.

2) Pada 131600 AGU 201D, NEGASOR menyusupkan agen-agennya


dengan jalan infiltrasi melalui jalur darat, laut dan udara ke sebagian
wilayah INDONESIA. Mereka bergabung dengan kelompok anti
kemapanan khususnya di Pulau SUMATERA. JAWA, dan BALI Kelompok
tersebut telah terbentuk dan menjadi semakin kuat, sehingga semakin
memperburuk situasi di wilayah.

3) Pada 140900 JAN 201E, Infiltran telah berhasil mengobarkan


semangat perlawanan kelompok anti kemapanan untuk menentang
pemerintah. Kegiatan tersebut untuk menimbulkan kekacauan, sehingga
terjadi peningkatan eskalasi ancaman khususnya di daerah JABAR

4) Pada 010600 JUN 201E, NEGASOR berkeinginan untuk mewujudkan


ambisinya untuk menguasai SDA, menanamkan pengaruh dan
kepentingannya di INDONESIA. Musuh berangkat menuju pangkalan aju
dan melaksanakan pembangunan kekuatan militernya di P. KEPITING.
Mereka mengimplementasikan dengan membangun stasiun Komunikasi,
Sarana dan Prasarana yang dibutuhkan. Hal tersebut dilakukan dalam
rangka menguasai kawasan ASIA TENGGARA terutama INDONESIA.

5) Pada 070700 JUN 201E, NEGASOR meningkatkan kekuatan


militernya dengan menempatkan pasukan darat dan beberapa pesawat
tempur serta armada lautnya untuk melaksanakan latihan-latihan. Usaha
tersebut menimbulkan reaksi Internasional termasuk negara-negara
anggota Dewan Keamanan PBB yang mempunyai hak veto. Musuh dalam
situasi tersebut tetap tidak menggoyahkan niatnya untuk melakukan agresi
militer ke wilayah INDONESIA. Mereka disamping mengerahkan militernya,
secara politis gencar mendiskreditkan Pemerintah RI dengan berbagai isu
yang digunakan alasan untuk merealisasikan invasi ke INDONESIA.

6) Pada 010800 JUL 201E, NEGASOR telah melakukan manuver


kekuatan militernya. Mereka mengerahkan pesawat tempur dan armada
6

lautnya patroli di wilayah ZEE INDONESIA. Manuver tersebut dilaksanakan


dalam rangka persiapan untuk merebut dan menduduki Pulau SUMATERA.
JAWA, dan BALI

7) Pada 061000 JUL 201E, KORPS-I didukung kekuatan laut dan


udara bergerak dari Pulau KEPITING untuk merebut dan menduduki
Pulau SUMATERA. JAWA, dan BALI. Kekuatan musuh terdiri dari 3 DIV
GAB bergerak melalui SAMUDERA INDONESIA dengan membagi
gerakannya sebagai berikut :

a) DIV GAB-11 bergerak untuk menguasai Pulau SUMATERA

b) DIV GAB-12 bergerak untuk menguasai Pulau JAWA


khususnya JABAR.

c) DIV GAB-13 bergerak untuk menguasai Pulau BALI.

8) Pada 150900 JUL 201E, KORPS-I yang sedang bergerak menuju


SUMATERA, JAWA, dan BALI, menghadapi perlawanan sengit dari
KOGASLAGAB dan KOGASUDGAB. Satuan KOGASGAB TNI tersebut
sedang melaksanakan operasi blokade laut dan operasi pertahanan udara
di Palagan Luar dan Palagan Utama.

9) Pada 220900 JUL 201E, KORPS-I mendapat perlawanan


KOGASLAGAB dan KOGASUDGAB sebelum memasuki Pulau
SUMATERA, JAWA dan BALI serta mengalami kerugian cukup besar.
Kapal perang pengangkut YON MER 155 mm dan TANK MBT DIV GAB-12
NEGASOR dapat ditenggelam dilaut oleh serangan udara KOGASUDGAB.

10) Pada 281100 JUL 201E, DIV GAB-11 (-) yang ingin menguasai dan
menduduki SUMATERA dihadapi oleh SATGAS HANTAI PARI-I dan
KOGASRATGAB SUMBAGSEL serta dapat dipukul mundur. Sedangkan
DIV GAB-13 (-) yang ingin menguasai dan menduduki BALI dihadapi oleh
SATGAS HANTAI PARI-III dan KOGASRATGAB BALI juga dapat dipukul
mundur.

11) Pada 290600 JUL 201E, DIV GAB-12 (-) NEGASOR berhadapan
dengan SATGAS HANTAI PARI-II di pantai wilayah JABAR . Musuh
berhasil memukul mundur SATGAS HANTAI PARI-II dan mendaratkan
pasukannya di pantai LABUHAN (8777).

e. Pasukan Sendiri.

1) Pada awal AGU 201D, Pemerintah INDONESIA Mengantisipsi


rencana invasi NEGASOR dengan melakukan diplomasi dengan dibantu
oleh negara-negara ASEAN. Hal tersebut dilakukan dalam upayanya untuk
mencegah agresi militer NEGASOR, namun mengalami kegagalan.

2) Pada 141400 SEP 201D, Perkembangan situasi di sekitar wilayah


Pulau SUMATERA, JAWA dan BALI semakin memburuk yang disebabkan
oleh aksi-aksi yang dilakukan oleh kelompok anti kemapanan yang link-up
dengan separatis dan NEGASOR. Mereka sengaja untuk menimbulkan
7

instabilitas keamanan Nasional. Pemerintah INDONESIA dan NEGASOR


terjadi ketegangan yang semakin meningkat bersamaan dengan situasi
tersebut.

3) Pada 150900 JAN 201E, Presiden dalam menyikapi perkembangan


situasi yang terjadi memerintahkan PANGLIMA TNI untuk mengatasi
gejolak peningkatan ancaman yang terjadi. PANGLIMA TNI pada 151400
JAN 201D memerintahkan para PANGKOTAMAOPS TNI di wilayah Pulau
SUMATERA, JAWA dan BALI, KOARMABAR, KOARMATIM, KABAIS serta
KOHANUDNAS untuk meningkatkan pelaksanaan operasi rutin sesuai
kewenangannya masing-masing sebagai berikut:

a) BAIS TNI agar melaksanakan operasi Intelijen Strategis


didalam dan di luar negeri untuk mendapatkan data dan informasi
NEGASOR.

b) PANGDAM II/SWJ, PANGDAM III/SLW, dan PANGDAM


IX/UDY, agar meningkatkan operasi pengamanan wilayah di daerah
masing-masing.

c) KOARMATIM, agar melaksanakan operasi laut dalam rangka


menegakkan kedaulatan dan hukum di laut khususnya wilayah
INDONESIA TIMUR.

d) KOARMABAR, agar melaksanakan operasi laut dalam rangka


menegakkan kedaulatan dan hukum di laut khususnya wilayah
INDONESIA SELATAN.

e) KOSEKHANUDNAS I (HALIM), II (MAKASAR) dan III


(MEDAN), agar melaksanakan operasi udara dalam rangka
mengatasi pelanggaran di wilayah udara masing-masing.

f) KOOPSAU I (JAKARTA) dan II (MAKASAR), agar melaksanakan


operasi udara rutin di wilayah udara masing-masing dan memberi
dukungan kepada KOTAMAOPS TNI sesuai wilayah.

4) Pada 020900 JUN 201E, Pemerintah INDONESIA melakukan


berbagai upaya diplomasi yang dimediasi oleh Dewan Keamanan PBB
untuk mencegah invasi militer NEGASOR, namun tetap mengalami
kegagalan. Presiden RI menindak lanjuti situasi tersebut, mengadakan
konsultasi dengan DPR RI untuk memutuskan hubungan diplomatik
dengan Pemerintahan NEGASOR. Presiden memerintahkan PANGLIMA
TNI agar menyiapkan Kampanye Militer untuk mempertahankan
kedaulatan dan keutuhan NKRI.

5) Pada 041000 JUN 201E PANGLIMA TNI mengadakan rapat khusus


yang diikuti oleh para KAS ANGKATAN, KASUM TNI beserta para
ASISTEN PANGLIMA TNI, KA BAIS TNI, dan para PANGKOTAMAOPS
dalam rangka membentuk KOGAB. Dalam rapat tersebut diputuskan
PANGKOSTRAD sebagai PANGKOGAB, selanjutnya dibentuk beberapa
KOGASGAB untuk menyelenggarakan Operasi Militer Perang guna
8

menegakkan kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI dari kekuatan militer


NEGASOR di wilayah SUMATERA, JAWA, dan BALI sebagai berikut :

a) PANGDAM II/SWJ sebagai PANGKOGASRATGAB


SUMBANGSEL.

b) PANGDIVIF 1 KOSTRAD sebagai PANGKOGASRATGAB


JABAR mendapat perkuatan BRIGIF 15/Kujang II dari Kodam
III/SLW.

c) PANGDAM IX/UDY sebagai PANGKOGASRATGAB BALI.

d) PANGDIV-2/K sebagai PANGKOGASGABLINUD.

e) PANGARMABAR sebagai PANGKOGASLAGAB.

f) PANGKOOPSAU-I sebagai PANGKOGASUDGAB.

g) DANKORMAR sebagai PANGKOGASGAB HANTAI dengan


tugas mempertahankan pantai di SUMBANGSEL, JABAR, dan BALI.

6) Pada 080700 JUN 201E, PANGLIMA TNI telah membuat rencana


kampanye militer selama 6 hari, selanjutnya mengeluarkan seluruh
pasukan terlibat dalam Kampanye Militer melaksanakan Siaga.
PANGLIMA TNI menyarankan tentang Mandala Perang kepada Presiden
RI. Presiden RI melakukan konsultasi dengan DPR RI dalam rangka
membahas perkembangan situasi terakhir.

7) Pada 010700 JUL 201E, Presiden RI atas persetujuan DPR RI


menyatakan negara dalam “Keadaan Perang dan menyatakan perang
dengan NEGASOR” sesuai dengan Perpu No. 23 Tahun 1959. Presiden
RI selaku Panglima tertinggi TNI segera memerintahkan PANGLIMA TNI
untuk mempertahankan, menegakkan kedaulatan dan keutuhan wilayah
NKRI serta melindungi keselamatan segenap bangsa dari ancaman agresi
NEGASOR. PANGLIMA TNI atas dasar perintah Presiden RI
memberlakukan RENKON TNI menjadi PO. dan RO KODAM II/SWJ,
KODAM III/SLW,dan KODAM IX/UDY menjadi PO. PANGLIMA TNI
memerintahkan PANGKOGAB melaksanakan Kampanye Militer.

8) Pada 010900 JUL 201E, PANGKOGAB memerintahkan para


PANGKOGASGAB untuk melaksanakan Kampanye Militer untuk
menghadapi invansi NEGASOR.

9) Pada 071000JUL 201E, KOGAB TNI telah melaksanakan


Kampanye Militer untuk mempertahankan, menegakkan kedaulatan dan
keutuhan wilayah NKRI serta melindungi keselamatan segenap bangsa
dari ancaman agresi NEGASOR.

10) Pada 150900 JUL 201E, KOGASLAGAB dan KOGASUDGAB yang


melaksanakan Operasi Blokade Laut dan Operasi Pertahanan Udara di
Palagan Luar dan Palagan Utama menghadapi KORPS-I NEGASOR yang
bergerak menuju SUMATERA, JAWA, dan BALI .
9

11) Pada 220900 JUL 201E, KOGASLAGAB dan KOGASUDGAB


mendapat perlawanan sengit dari NEGASOR yang sedang bergerak
menuju Pulau SUMATERA, JAWA, dan BALI. Pasukan KOGASGAB TNI
mampu menekan kekuatan KORPS-I NEGASOR dan kapal pengangkut
YON MER 155 mm dan pengangkut Tank MBT DIV GAB-12 NEGASOR
dapat ditenggelamkan.

12) Pada 260900 JUL 201E, KOGASLAGAB dan KOGASUDGAB


memutuskan pertempuran sambil mengarahkan musuh untuk masuk pada
daerah penghancuran yang disiapkan.

13) Pada 281200 JUL 201E, SATGAS HANTAI PARI-I di PANTAI


SUMSEL dan KOGASRATGAB SUMBAGSEL dapat menghancurkan dan
memukul mundur DIV GAB-11 (-). SATGAS HANTAI PARI-III di PANTAI
KUTA dan KOGASRATGAB BALI juga dapat menghancurkan dan
memukul mundur DIV GAB-13 (-).

14) Pada 290600 JUL 201E, SATGAS HANTAI PARI-II berhadapan


dengan DIV GAB-12 (-) NEGASOR, namun kekuatan NEGASOR cukup
besar, sehingga melaksanakan pemutusan pertempuran Ke arah
PANDEGLANG (1984)

15) Pada 290800 JUL 201E, PANGKOGAB melaporkan kepada


PANGLIMA TNI tentang perkembangan yang terjadi di JAWA khususnya di
JABAR. PANGKOGAB memerintahkan PANGKOGASRATGAB JABAR
untuk melaksanakan operasi di wilayahnya.

3. Rencana Setting Taktis.

a. Gerakan Musuh.

1) Pada 300600 JUL 201E, DIV GAB-12 (-) NEGASOR berhasil


mendaratkan pasukannya di Pantai LABUHAN di KV (8777), Kekuatan musuh
diperkirakan tinggal 85%, moril masih cukup baik dan tetap akan melanjutkan gerakannya
untuk merebut dan menduduki KOTA BOGOR Musuh saat ini sedang melaksanakan
Konsolidasi sementara dan membentuk pancangan kaki di daerah LABUHAN
KOMPLEK (8877) guna menyusun kembali kekuatannya menjadi 2 ESELON.
Adapun kekuatan DIVISI GAB-12 (-) NEGASOR sebagai berikut :

a) ESELON-I dengan perkuatannya berkedudukan di MANNA


KOMPLEK terdiri dari :
(1) MENIF 231 (-);
(2) MENKAV 233 (-);
(3) MEN ART 234/105 (-);
(4) YON KAV INTAI 235 (-);
(5) YON HANUD 236 (-);
(6) YON ZENI 237 (-);
(7) YON HUB 238 (-); dan
(8) KIPAM 231 (-).
10

b) ESELON-II dengan perkuatannya berkedudukan di MANNA


KOMPLEK terdiri dari :
(1) MAKO DIVISI GAB 23 (-);
(2) MENIF 232 (-);
(3) YON KAV-A/233 (-);
(4) YON ANG 239 (-);
(5) YON KES 230 (-);
(6) RAI HANUD-A/236 (-);
(7) KI ZIPUR-A/237 (-);
(8) KI HUB-A/238 (-); dan
(9) TON-1/KI PAM-A 231 (-).

2) Pada 041000 AGU 201E, DIVISI GAB 23 (-) NEGASOR telah dibagi
menjadi 2 Eselon, melanjutkan gerakan dalam rangka menguasai BOGOR
dengan menggunakan poros gerakan LABUHAN – PANDEGLANG –
RANGKASBITUNG – JASINGAI – LEUWILIANG – CIAMPEA – DRAMAGA
– BOGOR;

3) Pada 080700 AGU 201E sampai dengan 141000 AGU 201E,


DIVGAB 23 (-) NEGASOR menghadapi pertempuran dengan SATGASRAT-
15 / KUJANG II di Garis Hambat I di JASINGA CO.5625.6575-
CO.5910.6860 dan berhasil memukul mundur SATGASRAT-15 / KUJANG II;

4) Pada 141200 AGU 201E DIVGAB 23 (-) NEGASOR telah melakukan


konsolidasi sementara untuk mereorganisir kembali pasukan dengan
menempatkan MENIF 231 NEGASOR sebagai Eselon Depan dan MENIF
232 sebagai Eselon Belakang. Selanjutnya tanggal 141530 AGU 201E,
DIVGAB 23 (-) melanjutkan gerak maju untuk merebut dan menguasai
BOGOR;

5) Pada 151100 AGU 201E sampai dengan 210900 AGU 201E,


DIVGAB 23 (-) menghadapi pertempuran dengan SATGASRAT-15 /
KUJANG II di Garis Hambat II di PR. GURADOK CO. 6305.6465 – CO.
5970.6200. Akibat aksi hambat tersebut, DIVGAB 23 (-) telah menderita
kerugian personil dan materiil tinggal 80%, selanjutnya melanjutkan gerak
maju ke arah BOGOR;

6) Pada 221100 AGU 201E sampai dengan 280900 AGU 201E,


DIVGAB 23 (-) menghadapi pertempuran dengan SATGASRAT
R-13/GLH/I/K di Garis Pertahanan Akhir di RUMPIN GT 7578 GD 5661, dan
gerak maju DIVGAB 23 (-) terhambat dan gagal untuk menembus
pertahanan serta mengalami kerugian personil dan materiil kekuatan tinggal
75% akibat dari pertempuran;

7) Pada 281100 AGU 201E DIVGAB 23 (-) setelah gagal menembus


pertahanan, melaksanakan pengunduran ke arah LABUHAN,
menempatkan YONIF 2311 diperkuat di G. TENJOLEAT KV.6359 dan PR.
SUSUBAN KV.6561 sebagai unsur tinggal dalam rangka mengamankan
induk pasukan. Kekuatan musuh saat ini sebagai berikut:
1) POSKO YONIF 2311;
2) 1 KOMPI A;
11

3) 1 KOMPI B;
4) 1 KOMPI C;
5) 1 TONKAV TANK;
6) 1 RAI ARMED 105;
7) 1 TON ZIPUR-A/237; dan
8) 1 TON MO 81.

b. Pasukan Sendiri.

1) Pada 300630 JUL 201E, setelah menerima perintah dari PANGLIMA


TNI, maka PANGKOGASRATGAB JABAR segera mengadakan rapat
pimpinan dengan dihadiri seluruh DANSATGAS untuk memberikan
petunjuk dan perencanaan serta langkah-langkah yang perlu dilakukan;

2) Pada 301000 JUL 201E, PANGKOGASRATGAB JABAR telah


memberlakukan RO menjadi PO dalam rangka penindakan NEGASOR
yang memasuki wilayah teritorial JABAR serta melaporkan rencana
pelaksanaan Operasi Penindakan di JABAR kepada PANGLIMA TNI.
Adapun Tugas Pokok KOGASRATGAB JABAR adalah : KOGASRATGAB
JABAR dengan perkuatannnya melaksanakan Operasi penindakan mulai
040800 AGU 201E di wilayah JABAR beralih ke operasi selanjutnya atas
perintah dalam rangka operasi penindakan KOGAB TNI. Adapun isi PO
sebagai berikut :

a) DANREM 061/SK, DANREM 062/TN, DANREM 063/SGJ dan


DANREM 064/MY bertindak selaku DANSATGASREM di wilayah
masing-masing melaksanakan operasi penghambatan di wilayahnya
dengan melaksanakan operasi teritorial dan operasi tempur untuk
mencegah bala bantuan dari induk pasukan NEGASOR;

b) SATGASRAT-15 / KUJANG II menghambat mulai 080700


AGU 201E selama 6 hari di GH-1 di JASINGA CO.5625.6575-
CO.5910.6860 menahan gerak maju dan menghancurkan musuh
dalam sektor. Setelah pelaksanaan di GH -1 mundur menuju GH-2
untuk operasi penghambatan berikutnya;

c) SATGASRAT-15 / KUJANG II menghambat mulai 151100


AGU 201E selama 6 hari di GH-II di PR. GURADOK CO. 6305.6465 –
CO. 5970.6200 menahan gerak maju dan menghancurkan musuh
dalam sektor;

d) SATGASRAT R-13/GLH/I/K bertahan mulai 221100 AGU 201E


di GPA GT 60-71, GD. 54-59, menahan gerak maju dan
menghancurkan musuh dalam petak; dan

e) SATGASRAT PR-17/1 K berada DP di CIAMPEA GT 86-88,


GD 56-60. sebagai cadangan siap bergerak dalam rangka
memperbesar hasil operasi penindakan KOGASRATGAB JABAR.

3) Pada 080700 AGU 201E, SATGASRAT-15 / KUJANG II siap di GH-1


JASINGA CO.5625.6575-CO.5910.6860 untuk melaksanakan
penghambatan NEGASOR dalam menghadapi pertempuran dengan
12

DIVGAB 23 (-) NEGASOR dan berhasil ditembus, selanjutnya musuh


melanjutkan gerak majunya ke arah BOGOR. SATGASRAT-15 / KUJANG II
melaksanakan pengunduran menuju GH-2;

4) SATGASRAT-15 / KUJANG II menghambat mulai 151100 AGU 201E


di GH - II di PR. GURADOK CO. 6305.6465 – CO. 5970.6200 untuk
melaksanakan penghambatan DIVGAB 23 (-) NEGASOR dan berhasil
ditembus, selanjutnya musuh melanjutkan gerak majunya ke arah BOGOR;

5) SATGASRAT R-13/GLH/I/K bertahan mulai 221100 AGU 201E di


GPA GT 60-71, GD. 54-59, untuk melaksanakan penghambatan DIVGAB
12 (-) NEGASOR dan gagal menembus Garis Pertahan Akhir. DIVGAB 12
(-) setelah gagal menembus pertahanan, melaksanakan pengunduran ke
arah LABUHAN; dan

6) Sebagai momentum untuk memperbesar hasil operasi penindakan


pada 010600 SEP 201E, PANGKOGASRATGAB JABAR memerintahkan
SATGASRAT PR-17/1 K untuk menyerang musuh pada 100600 SEP 201E
di G. TENJOLEAT KV.6359 dan PR. SUSUBAN KV.6561.

4. Pelaksanaan Latihan.
a. Babak I. Tahap Perencanaan Operasi (010600 SEP 201E s.d 032200
SEP 201E).

b. Babak II. Tahap Dinamika Operasi .

Dikeluarkan di Cilodong
Pada tanggal Desember 2019

Komandan Latihan

Agus Rohman S.I.P. ,M.I.P.


Mayor Jenderal TNI

RAHASIA
(LATIHAN)

Anda mungkin juga menyukai