Anda di halaman 1dari 11

Draft Kajian

CATATAN HITAM AKHIR TAHUN

Wacana Tiga Periode

1. Demokrasi dan Pemilu di Indonesia


Pemilihan umum merupakan salah satu bagian dari proses sekaligus hasil dari sebuah
sistem demokrasi. Meski demokrasi secara substansial dengan nilai-nilai yang
menjunjung tinggi keterbukaan, kebebasan dan hak asasi baru sepenuhnya dijalakan
pasca runtuhnya kekuasaan Orde Baru di bawah Presiden Soeharto, Indonesia sendiri
sebenarnya telah mengenal Pemilihan Umum pertama sejak tahun 1955 hingga yang
terakhir pada 2019 lalu. Pemilihan Umum yang pertama dilaksanakan pada masa
OrdeBaru ketika Presiden Soekarno menjabat dengan keikutsertaan empat partai besar
yakni PNI, NU, PKI dan Masjumi serta beberapa partai kecil lainnya seperti Partai
Katholik, Parkindo dan PSII.
Setelah masa Pemilu Orde Lama, Pemilu selanjutnya diadakan pada tahun 1971
ketika Orde Baru dengan keiskusertaan sepuluh partai. Setelah serangkain pemilu yang
‘dikuasai’ oleh Orde Baru dengan hanya mengizinkan tiga partai yakni PPP, PDI dan
Golkar. Fase reformasi membawa Indonesia pada Pemilu 1999, dimana partai
dikembalikan pada fungsi awalnya. Kemudian diadakan kembali pada 2004 dengan
perkembangan pada pola pemilihan presiden yang dilakukan secara langsung. Setelah
pelaksanaan pemilu dengan sistem pemilihan presiden langsung, maka pada tahun 2009,
diadakan kembali sistem pemilu yang sama dengan perbaikan pada beberapa kekurangan
pada pemilu sebelumnya1.
Sistem pemerintahan demokrasi menjunjung tinggi nilai-nilai partisipatif dan
kedaulatan yang harus dijalankan oleh warga negara dan instrument negara legislative,
eksekutif, yudikatif2. Masyarakat diberi ruang untuk berperan aktif dan menjadi bagian
dari proses demokrasi. Meskipun secara substansial, keikutsertaan masyarakat masih
cenderung procedural dan momentum.

1 Rumah Pemilu,2014, “Gagasan Singkat Pemilihan Umum 2014”. Diakses pada


http://www.rumahpemilu.org/in/read/4030/Gambaran -Singkat-Pemilihan-Umum-2014-di-Indonesia.
2 Farahdiba Rahma Bachtiar,PEMILU INDONESIA: KIBLAT NEGARA DEMOKRASI DARI BERBAGAI
REFRESENTASI,Jurnal Politik Profetik,Volume 3 Nomor 1 Tahun 2014, halaman 2.
Berikut suvei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) tentang
kepedulian masyarakat terhadap sistem pemerintahan3 :

Berdasarkan hasil survei tersebut mayoritas masyaprakat Indonesia menilai sistem


pemerintahan demokrasi dinilai baik walaupun tidak sempurna, ini menunjukan bahwa
perlu adanya perbaikan sistem demokrasi di Indonesia, menilai masyarakat lebih sepakat
sistem demokrasi digunakan sebagai sistem pemerintahan di Indoneisa.

Hasil survei kepuasan demokrasi di Indonesia oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI)
sebagai berikut :

Dari indeks kepuasan demokrasi di Indonesia 50% warga menyatakan cukup/puas


atas pelaksanaan demokrasi di Indonesia, namun indeks kurang / tidak puas atas
demokrasi di Indonesia juga sangat tinggi.

3 Rilis Survei Nasional : Sikap Publik Terhadap Penunandaan Pemilu dan Masa Jabatan Presiden.3/3/2022. 12
Sistem pemilu di Indonesia didasarkan pada Undang-Undang Dasar 1945 sebagai
landasan utama dan undang-undang lainnya yang lebih terperinci yakni :
• Undang-undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum,
• Undang-Undang 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah,
• Undang-Undang 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan
Wakil Presiden,
• Undang-Undang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (mencakup
pemilu kepala daerah),
• Undang-Undang 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik, Undang-Undang No.
17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyarawatan Rakyat, Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah.Keseluruhan landasan hukum tersebut mencerminkan sistem
demokrasi Indonesia yang telah tertanam dan terus diperbaharui.

2. Inkonstitusional Wacana Penundaan Pemilu


Konstitusi merupakan hukum dasar yang dijadikan landasan dalam penyelenggaraan
suatu negara. UUD 1945 adalah hukum dasar tertulis negeri ini yang wajib dijalankan
secara konsisten, termasuk menyangkut penyelenggaraan pemilihan umum. Pasal 22E
ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa pemilu dilaksanakan secara langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali. Sangat tegas disebut bahwa
pemilu dilaksanakan setiap lima tahun sekali, tidak kurang dan juga tidak lebih dari lima
tahun.
Semua upaya mempercepat atau menunda pemilu adalah perbuatan yang
bertentangan dengan konstitusi atau inkonstitusional yang harus dicegah. Sejak
Reformasi 1998 sampai saat ini, Indonesia konsisten menyelenggarakan pemilu setiap
lima tahun. Sudah lima kali digelar pemilu selama Reformasi sejak Pemilu 19994.

4 Pin Pin,Jannus Timbo Halomoan Siahaan,Bertha Nellya,Matius Bangun, PRESIDEN INDONESIA TIGA PERIODE,Jurnal
Darma Agung, Volume 29, Nomor 2, Agustus 2021 ; 267-272.
Selama itu pula, para elite politik negeri ini sangat tertib berpikir dan tertib bertindak
untuk selalu selaras dengan konstitusi. Namun berbeda dengan rezim hari ini dalam
Menyambut Pemilu 2024, segelintir elite politik, lebih khusus lagi sejumlah ketua umum
partai politik, mulai tergoda bahkan sampai tergelincir mewacanakan penundaan pemilu
sampai 2027. Argumentasi penundaan itu sangat mencederai konstitusi di negara ini.
Melihat adanya wacana yang disampaikan oleh beberapa partai yaitu ketua umum
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Izkandar, ketua umum Partai Amanat
Nasional (PAN) Zulkifli Hasan dan ketua umu Partai GOLKAR Airlangga Hartato,
menyampaikan wacana perpanjangan masa jabatan presiden5. Tidak sepatutnya Wacana
itu disampaikan karena hal itu merusak suasana demokrasi dan mencederai konstitusi.
Berdasarkan data survei dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) tentang pendapat atau
sikap warga negara terkait perpanjangan masa jabatan presiden sebagai berikut6 :

Berdasarkan data tersebut mayoritas warga negara Indonesia menolak adanya


perpanjangan masa jabatan presiden, masyarakat lebih setuju untuk sesuai dengan

5
3 Ketum Partai Bicara Perpanjangan Masa Jabatan Presiden, Pusako: Terlalu Nyaman di Lingkaran Kekuasaan, di akses pada
07/04/2022
https://nasional.kompas.com/read/2022/02/26/16235141/3-ketum-partai-bicara-perpanjangan-masa-jabatan-presiden-pusakoterlalu?
page=all.
6
Rilis Survei Nasional : Sikap Publik Terhadap Penunandaan Pemilu dan Masa Jabatan Presiden.3/3/2022. 33
konstitusi yang artinya presiden jokowi harus mengakhiri masa jabatannya pada 2024
sesuai dengan yang telah diatur oleh konstitusi pasal 7 UUD 1945 yang menyatakan :
“Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya
dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan” .
Sudah sangat jelas bahwa adanya perpanjangan masa jabatan presiden merusak
demokrasi dan konstitusi di negeri ini.
Adanya pembatasan masa jabatan presiden ini penting bagi demokrasi di Indonesia,
pembatasan masa jabatan presiden di UUD 1945 merupakan langkah dalam mencegah
adanya otoritarianisme baru di negeri ini, melihat Indonesia memiliki sejarah masa
jabatan presiden yang panjang di masa lampau.
Munculnya wacana amandemen UUD 1945 merupakan bentuk langkah dalam
penundaan pemilu, namun jika amandemen UUD 1945 dilakukan hanya untuk menunda
pemilu sama sekali tidak etis dilakukan, karena hal itu merupakan sebuah kemunduran
demokrasi, merusak regenerasi kepemimpinan di negeri ini7.

3. Inkonsistensi Sikap Presiden Jokowi


Awal mula pada tahun 2019 terdapat isu atau wacana jokowi 3 periode yang menjadi
polemik disusul dengan wacana Amandemen UUD 1945. Hal mendapat respon dari
presiden jokowi karena adanya isu atau wacana tersebut dianggap menampar wajahnya.
Presiden jokowi secara tegas menolak adanya isu 3 periode itu.
"Kalau ada yang usulkan itu, ada tiga (motif) menurut saya, ingin menampar muka
saya, ingin cari muka, atau ingin menjerumuskan. Itu saja," kata Jokowi di Istana
Merdeka, Jakarta, dilansir dari Kompas.id 2 Desember 20198.
Satu tahun berlalu, isu amandemen UUD 1945 mulai muncul kembali pada 2021.
Mantan ketua MPR Amien Rais yang menyebuy bahwa akan ada skenario mengubah
kententuan dalam UUD 1945 tentang masa jabatan presiden.

7
Pakar Hukum: UUD Sudah Kunci Pemilu Dilaksanakan 5 Tahun Sekali, Tak Etis Ada Amendemen, di akses pada 08/04/2022
https://nasional.kompas.com/read/2022/03/09/12031701/pakar-hukum-uud-sudah-kunci-pemilu-dilaksanakan-5-tahun-sekali-taketis-ada?
page=all.
8
3 Ketum Partai Bicara Perpanjangan Masa Jabatan Presiden, Pusako: Terlalu Nyaman di Lingkaran Kekuasaan
https://nasional.kompas.com/read/2022/02/26/16235141/3-ketum-partai-bicara-perpanjangan-masa-jabatan-presiden-pusakoterlalu?
page=all.
"Saya tegaskan, saya tidak ada niat. Tidak ada juga berminat menjadi presiden tiga
periode," kata Jokowi melalui tayangan YouTube Sekretariat Presiden, dilansir dari
kompas.id Senin (15/3/2021).
Pada 2022, isu perpanjangan masa jabatan presiden kembali gelorakan oleh Partai
Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Izkandar, ketua umum Partai Amanat Nasional
(PAN) Zulkifli Hasan dan ketua umu Partai GOLKAR Airlangga Hartato. Sekali lagi
presiden jokowi angkat bicara.
"Kita bukan hanya taat dan tunduk, tetapi juga patuh pada konstitusi," kata Jokowi
di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (4/3/2022), dilansir dari Kompas.id Sabtu (5/3/2022).
Ketegasan sikap jokowi pada tahun 2019 silam berbanding terbalik dengan sikapnya
yang sekarang, kata “ taat dan tunduk dan patuh pada konstitusi” sangat multitafsir,
karena konstitusi dapat dirubah kapan saja, inkonsistensi sikap presiden jokowi ini sangat
berpengaruh pada stabilitas publik9. Perlu adanya sikap tegas dalam menanggapi wacana
ini agar supaya tidak menjadi suatu bentuk degradasi demokrasi di Indonesia.

KENAIKAN PPN,BBM
1. Kenaikan PPN 11%
Kenaikan PPN yang terjadi per tanggal 1 April 2022 yang semulanya 10% menjadi
11% tertuang dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021, dengan dalih meningkatkan
pertumbuhan perekonomian yang berkelanjutan dan menaikan defisit anggaran negara.
hal ini menjadi tamparan keras bagi masyarakat Indonesia. Ditengah kesulitan ekonomi
karena pandemi yang membuat masyarakat tercekik, pemerintah malah mengedepankan
keegoisan dengan menaikkan PPN menjadi 11%.
2. Objek dari kenaikan PPN
Adapun beberapa objek yang terdampak dari naiknya PPN :
• Penyerahan BKP (Barang Kena Pajak) maupun JKP (Jasa Kena Pajak) oleh
pengusaha yang berada di daerah Pabean.
• Impor BKP (Barang Kena Pajak)
9
Jokowi yang Kini Rela "Ditampar" oleh Wacana Jabatan Presiden 3 Periodediakses pada
08/04/2022 https://nasional.kompas.com/read/2022/04/04/06021691/jokowi-yang-kini-rela-ditampar-oleh-wacana-jabatanpresiden-3-
periode?page=all.

• Adanya pemanfaatan BKP tidak berwujud di dalam daerah Pabean, namun


berasal dari luar daerah Pabean
• Adanya pemanfaatan JKP tidak berwujud di dalam daerah Pabean, namun
berasal dari luar daerah Pabean
• Ekspor BKP maupun JKP tidak berwujud maupun berwujud oleh PKP
(Pengusha Kena Pajak)5.
3. Kenaikan BBM dan Bahan Pokok Imbas dari PPN
Dengan adanya kenaikan PPN juga berimbas pada harga BBM hari ini, BBM Jenis
Pertamax melambung dari Rp. 9.000.00/liter menjadi Rp. 12.500.00/liter yang sudah
berlaku di beberapa provinsi yang ada di Indonesia. Sementara dibeberapa daerah seperti
gorontalo, Kalimantan, Papua mengalami kenaikan harga BBM pertamax yang sedikit
lebih tinggi yakni Rp. 12.750.00/liter – Rp. 13.000.00/liter.
Kenaikan PPN yang berimbas pada kenaikan harga BBM juga berimbas pada
kenaikan harga harga bahan pokok, bisa kita lihat harga mulai dari minyak goring,
kedelai, daging sapi dan beberapa bahan pokok lainnya. Bahkan pada april 2022 ada
beberapa barang yang berpotensi mengalami kenaikan harga dari barang elektronik,
pakain, pulsa dan internet, rumah atau hunian serta motor/mobil dan barang lainnya yang
dikenakan PPN6.
Hal ini tentunya semakin membuat masyarakat tercekik ditengah kondisi pandemi
sekarang, yang dimana alih-alih memperkuat ekonomi malah membuat sengsara
masyarakat Indonesia.
4. Pembangunan IKN (Ibu Kota Nusantara)
Kenaikan PPN yang tiba-tiba juga disinyalir untuk membiayai pembangunan IKN
yang dimana pembangunan IKN diperkirakan menghabiskan anggaran sebesar Rp. 466

5 Apa itu PPN (Pajak Pertambahan Nilai),Definisi dan Tarifnya. Di akses pada 09/04/2022.
https://www.ocbcnisp.com

6 Daftar Kebutuhan Pokok yang Harganya Naik di 2022, Rakyat Makin Susa. Di akses pada 09/04/2022
https://www.google.com/amp/s/m.liputan6.com/amp/4927797/daftar -kebutuhan-pokok-yang-harganya-naik-di2022-
rakyat-makin-susah
triliun. Dana itu diambil dari APBN, jika kita dilihat pada Undang-Undang Nomor 7
Tahun 2021 Tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan7 tujuan menaikan PPN salah
satunya yaitu menambah defisit anggaran negara yang nantinya akan diambil/dimasukan
ke dalam APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara).
Hal ini merupakan bentuk keegoisan pemerintah dalam membuat kebijakan, melihat
perlunya kefokusan pemulihan ekonomi yang seharusnya membantu
pendapatan/perekenomian masyarakat guna menuntaskan efek kemiskinan di tengah
pandemi.
Alih-alih ingin melakukan pemulihan ekonomi dengan menaikan PPN, akan tetapi
menjadi bentuk tekanan keras kepada masyarakat dikala pandemic covid-19 ini, dalih
melakukan pemulihan dengan menaikan PPN bukan kebijakan yang tepat di masa
pandemi ini. Melihat tingkat kemiskinan yang masih terlampau banyak kebijakan
menaikan PPN bukan menjadi solusi yang tepat. Kebijakan tersebut merupakan bentuk
langkah keegoisan dari pada pemerintah dalam kepentingan pembangunan dengan tidak
memperhatikan kebutuhan dari masyarakat.

Kelangkaan Minya Goreng


1. Penyebab Kelangkaan Minyak Goreng
Tahun 2022 menjadi tahun yang kelam bagi masyarakat Indonesia. Bagaimana tidak,
minyak goreng yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia mengalami
kenaikan harga yang signifikan. Hal ini disebabkan dengan adanya kelangkaan minyak
goreng di Indonesia akibat naiknya permintaan dan turunnya penawaran. Hal ini
disebabkan oleh naiknya harga minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO). CPO
merupakan minyak nabati paling banyak diminati masyarakat dunia yang sekarang
mengalami kenaikan 29% sepanjang tahun 2021. Hal ini disebabkan meningkatnya
permintaan dari industri akibat pelonggaran pemulihan ekonomi global yang disebabkan
pandemi Covid-19.
Kondisi ini menyebabkan CPO lebih tertarik menjual ke luar negeri daripada di
dalam negeri dikarenakan produsen lebih mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar
akibat situasi pandemic Covid-19. Dampak yang ditimbulkan dari kejadian ini membuat

7 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2022 Tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan.


produsen dalam negeri harus membeli bahan baku dengan harga yang jauh lebih mahal
daripada sebelumnya.

2. Kebijakan yang diambil pemerintah Indonesia


Pemerintah mengambil kebijakan penggunaan HET untuk menekan harga minyak
pada kala itu, akan tetapi karena ketidak berdayaan pemerintah dalam mengahadapi para
oligark memaksa pemerintah untuk mencabut HET sehingga harga minyak mengitu harga
pasar. HET minyak goreng mengacu pada Permendag Nomor 11 Tahun 2022 yang
sekaligus mencabut Permendag Nomor 6 Tahun 2022.
Kebijakan mencabut HET yang dilakukan pemerintah digunakan untuk mengatasi
kelangkaan minyak yang disinyalir banyak ditimbun oleh para produsen, akan tetapi itu
berakibat pada kenaikan harga minyak yang tidak terkontrol. Kebijakan tersebut
merupakan hasil dari kurang berdaulatnya pemerintah dalam menekan para oligark di
negeri ini.
Pada akhirnya kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah bukannya meringankan
beban masyarakat melainkan menambah beban masyarakat karena harga minyak yang
melambung tinggi tidak terkontrol. Mau tidak mau untuk memenuhi kebutuhan pokonya
masyarakat harus mengeluarkan uang yang lebih besar untuk membeli minyak goreng
yang mana hal itu sangat mencekik masyarakat di penghujung ramadhan.

Kesimpulan
Langkah yang diambil pemerintah dalam menuntaskan kegaduhan di negara ini
sangat tidak efisien bahkan memperkeruh keadaan di tengah kehidupan sosial
masyarakat. Melihat terdapat beberapa problem yang ada pada saat ini yaitu wacana
penundaan pemilu atau perpanjangan masa jabatan prespiden, kenaikan PPN yang
Berimbas pada BBM dan kebutuhan pokok masyarakat.
Kebijakan yang dikeluarkan serasa tumpang tindih dan tidak mampu dalam
menyelesaikan masalah, alasan adanya wacana penundaan pemilu atau masa
perpanjangan masa jabatan presiden salah satunya adalah karena ekonomi, akan tetapi
pemerintah malah menaikan PPN untuk mengatasi ekonomi atau pemulihan ekonomi,
yang mana kebijakan tersebut bukan menjadi solusi taktis namun nyatanya itu membuat
rakyat menangis.
Perlu adanya evaluasi dari pemerintah dalam menentukan setiap kebijakan yang akan
di implementasikan , khusunya pada ketegasan sikap dari presiden Jokowi terkait dengan
wacana penundaan pemilu atau perpanjangan masa jabatan presiden, evaluasi kebijakan
kenaikan PPN, dan pengkondisian harga dan kelangkaan minyak goreng.

Anda mungkin juga menyukai