Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN

PENGARUH SIFAT PROFETIK SHIDDIQ BAGI KEPEMIMPINAN


Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kepemimpinan Pendidikan
yang diampu oleh bapak Dr. H. Atiqullah, S.Ag, M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 1 MPI C :


Ach. Irfan Sowi (19381041029)
Moh. Zaini (19381041083)
Sufyan Assauri (19381041147)
Faridatul Hasanah (19381042034)
Iqlimah Amin (19381042068)
Qin'atul Alfiyani (19381042077)
Dewi Fatimatus Zehroh (19381042087)
Devi Indria Ningsih (19381042113)
Nurul Fadilah (19381042117)
Safia Fatuna (19381042121)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT, atas berkat rahmat dan
izinnya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pengaruh sifat profetik
Shiddiq bagi kepemimpinan sebagai tugas makalah mata kuliah Kepemimpinan
Pendidikan.
Terimakasih tak terhingga kami dedikasikan kepada berbagai pihak yang
telah mendukung terselesaikannya makalah ini, terkhusus kepada bapak Dr. H.
Atiqullah, S.Ag, M.Pd. selaku dosen pembimbing kami dalam proses pembuatan
makalah ini.
Tak lepas dari kekurangan, kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna juga dikarenakan situasi kondisi saat ini yang menghadapi pandemi
wabah covid-19 yang berakibat kita semua harus belajar dirumah dan
menggunakan bahan bacaan dan referensi yang sekadarnya. Saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi karya yang lebih baik dimasa mendatang .besar
harapan kamisemoga makalah ini membawa manfaat khususnya bagi kamidan
bagi pembaca.

Pamekasan, 11 November 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan...........................................................................................................2

BAB II.....................................................................................................................3

PEMBAHASAN.....................................................................................................3

A. Pengertian Kepemimpinan Profetik..............................................................3

B. Sifat Profetik Sebagai Nilai Kepemimpinan Para Nabi................................4

C. Kondisi Kepemimpinan Dewasa Ini.............................................................7

D. Kepemimpinan Profetik Sebagai Kepemimpinan Ideal Masa Kini..............8

BAB III..................................................................................................................10

PENUTUP.............................................................................................................10

A. Kesimpulan.................................................................................................10

B. Saran............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kepemimpinan dan pemimpin merupakan objek dan subjek yang banyak
dipelajari, dianalisis dan direfleksikan orang sejak dahulu sampai sekarang dari
berbagai sudut pandang.
Meskipun sudah banyak definisi dari kepemimpinan, namun hingga saat ini
tidak satu pun yang memuaskan, kepemimpinan didefinisikan orang sesuai sudut
pandang masing-masing sesuai dengan latar belakang pendidikan, sosial, budaya
dan kepentingan orang yang mendefinisikannya. Terutama Kepemimpinan
pendidikan Islam yang selama ini mendapat stigma negatif terutama pada aspek
kepemimpinan lembaga pendidikannya yang terkesan “demokratis dan diktator”
seperti pendidikan di pesantren like or dislike perlu melakukan perubahan dan
pembenahan terhadap organisasi maupun terhadap manajerialnya. Seperti: krisis
keteladanan, krisis efektifitas, krisis kesadaran dan krisis lemahnya kinerja para
pemimpin.1
Kepemimpinan pendidikan Islam harus bangkit dengan memperbaiki sistem
kepemimpinannya yang berlandaskan nilai-nilai Ilahiyāh dan tuntunan Rasulullāh
SAW, kemudian meneladani jejak-jejak kepemimpinan beliau yang telah berhasil
memimpin dan mendidik para sahabat dan umat Islam.
Apabila kita mencermati kehidupan Rasulullah maka tidak akan ada habisnya
pelajaran serta keistimewaan yang beliau miliki. Dalam hal ini kepemimpinan
beliau, berbicara tentang kepemimpinan Rasulullah maka semua itu tidak terlepas
dari konsep kepemimpinan yang Rasulullah jalankan pada masa itu.
Kepemimpinan Rasulullah di sebut dengan istilah kepemimpinan profetik.
Kepemimpinan profetik adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi
orang lain mencapai tujuan sebagaimana yang dilakukan oleh para nabi dan rosul
(Adz-Dzakyaey dalam Munardji, 2016: 75). Apabila mencermati kehidupan
Rasulullah, akan menemukan banyak sekali keistimewaan dan pelajaran yang
seakan-akan tidak pernah habis. Kepemimpinan yang dilakukan Rasulullah dapat

1
Thariq Muhammad as-Suwaidan & Faishal Umar Basyarahil, Melahirkan Pemimpin Masa Depan,
terj. M. Habiburrahman, (Jakarta: Gema Insani Press, 2005), hlm. 14.

1
membangun kepercayaan dan kehormatan dari kaumnya. Kemudian gaya
kepemimpinan beliau ketika menyelesaikan permasalahan dengan cara yang
cerdas dan dapat menampung kepentingan semua pihak, oleh sebab itu gaya
kepemimpinan profetik ini menarik untuk dikembangkan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian kepemimpinan profetik?
2. Bagaimana sifat profetik sebagai nilai kepemimpinan para nabi?
3. Bagaimana kondisi kepemimpinan dewasa ini?
4. Bagaimana kepemimpinan profetik sebagai kepemimpinan ideal masa
kini?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan profetik
2. Untuk mengatahui bagaimana sifat profetik sebagai nilai kepemimpinan
para nabi
3. Untuk mengatahui bagaimana kondisi kepemimpinan dewasa ini
4. Untuk mengatahui bagaimana kepemimpinan profetik sebagai
kepemimpinan ideal masa kini.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepemimpinan Profetik


Kepemimpinan adalah kemampuan dalam proses mempengaruhi,
mengkoordinasikan, menggerakkan segala komponen dalam suatu organisasi
dalam upaya efektivitas dan efisiensi untuk pencapaian tujuan organisasi.
Istilah profetik merupakan derivasi dari kata prophet. Dalam kamus besar
Bahasa Indonesia, profetik artinya bersifat kenabian (2006: 789). Kepemimpinan
profetik dapat disebut sebagai konsep kepemimpinan terbaik. Di samping karena
menggunakan landasan tauhid, kepemimpinan profetik memiliki cakupan dan
instrumen yang lebih luas dan komprehensif dibanding konsep-konsep
kepemimpinan lainnya. Karakteristik utama seorang pemimpin profetik adalah
mampu menjaga harmonisasi hubungan antara Allah, manusia, dan alam.
Menurut Al-Mawardi (1960), kepemimpinan Profetik adalah wakil Tuhan di
muka bumi sebagai penyampaian seluruh ajaran Al-Quran di bentuk untuk
menggantikan fungsi kenabian guna memelihara agama dan mengatur dunia.
Dengan demikian, pengertian kepemimpinan profetik disini adalah
kemampuan seseorang untuk memengaruhi orang lain dalam mencapai tujuan,
dengan pola yang dilaksanakan nabi (prophet).2 Kepemimpinan Profetik adalah
suatu ilmu dan seni karismatik dalam proses interaksi antara pemimpin dan yang
dipimpin dalam sebuah kelompok atau organisasi yang mana pemimpin mampu
menjadi panutan, menginspirasi, mengubah persepsi, struktur situasi, pemikiran
dan mampu mewujudkan harapan anggotanya sebagaimana kepemimpinan para
Nabi dan Rasul (Prophetic). Kekuatan kepemimpinan profetik ini, menurut
Sanerya Hendrawan (2009: 158), terletak pada kondisi spiritualitas pemimpin.
Artinya, seorang pemimpin profetik adalah seorang yang telah selesai memimpin
dirinya. Sehingga upaya memengaruhi orang lain, meminjam istilah Hsu,
merupakan proses leading by example atau memimpin dengan keteladanan (Sus
Budiharto dan Fathul Himam, 2005: 142).

2
Bachtiar Firdaus, Seni Kepemimpinan Para Nabi, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2016),
hlm 111-112

3
B. Sifat Profetik Sebagai Nilai Kepemimpinan Para Nabi
Teladan kepemimpinan yang terdapat pada diri Rasulullāh SAW, beliau
adalah pemimpin yang holistic, accepted, dan proven. Holistic diartikan
menyeluruh, karena Rasulullāh SAW merupakan sosok yang dapat
mengembangkan leadership di berbagai aspek diantaranya: self development,
harmonis di kehidupan rumah tangga. Sistem pendidikan bermoral dan
mencerahkan, sistem politik bermartabat, sistem hukum adil, bisnis dan
kewirausahaan, tatanan masyarakat yang baik, dan strategi pertahanan jitu, serta
Beliau memastikan perlindungan dan keamanan warga Negara. Kepemimpinan
Rasulullāh SAW proven yang berarti terbukti, karena telah terbukti sejak dari
abad 15 abad yang lalu hingga saat ini masih relevan untuk dilaksanakan. Namun
disayangkan kadang kali malas mengambil ibrah dan nilai-nilai dari suri teladan
Rasulullāh SAW karena angkuh dan bodohnya diri sendiri. (Antonio, 2015: 104)
Oleh sebab itu, pada tema kepemimpinan yang dicontohkan Rasulullāh SAW
sangat menarik untuk dijadikan sebagai objek penulisan, Beliau mengemban
amanah sebagai khalīfah (pemimpin) yang mampu merubah sistem dan
menciptakan peradaban Islam menuju masa keemasan.
Kepemimpinan yang dicontohkan oleh Rasulullāh SAW disebut sebagai
kepemimpinan profetik Rasulullāh SAW menjadi model ideal seorang pemimpin
karena keteladanannya, kepemimpinannya didasarkan pada empat sifat dasar
kepemimpinan profetik, yaitu: Sidiq (jujur), amanah (bisa dipercaya), tablig
(menyampaikan yang benar) dan fathonah (cerdas) disintegrasikan pada fungsi
kepemimpinan dalam diri Rasulullāh SAW yang dikembangkan pada masa
modern oleh Stephen Covey yang disebut dengan the 4 roles of leadership yakni:
perintis (pathfinding), penyelaras (aligning), pemberdayaan (empowering),
panutan (modelling). 3
Karena pada makalah ini berjudul “PENGARUH SIFAT PROFETIK
SHIDDIQ BAGI KEPEMIMPINAN”, Maka dari itu yang di bahas adalah sifat
dasar kepemimpinan profetik yang Sidiq saja. Jika menjelaskan sosok pemimpin
teladan para Nabi dan Rasul, maka salah satu dari sifat yang harus diketahui
yakni:
3
Indah Kusuma Dewi, Ali Mashar. Nilai-nilai Profetik dalam Kepemimpinan Modern pada
Manajemen Kinerja. (Lampung: Gre Publishing, 2019)

4
 Siddiq (Jujur, Kredibilitas, dan Integritas)4
Shiddiq yaitu jujur, benar berintegrasi tinggi dan terjaga dari
kesalahan, benar dalam bertindak berdasarkan hukum dan peraturan.
Shiddiq berarti benar dalam hal perkataan dan perbuatan. Dalam
keseharian, seseorang yang memiliki karakter ini akan konsisten pada ke-
benaran, baik dalam ucapan, sikap mau-pun perilaku. Kalau di masyarakat
daerah objek penelitian diequivalenkan dengan prasadja (bersahaja, jujur),
Wong jujur bakal mujur (orang jujur akan mendapatkan keberuntungan),
Wong goroh growah (orang yang berbohong akan mendapatkan kerugian).
Dalam bahasa public administrasion adalah kredibilitas dan integritas.
Kejujuran merupakan faktor utama seseorang dapat dipercaya
orang lain, kejujuran akan melahirkan kepercayaan dari orang lain, sekali
tidak jujur akan sulit menimbulkan kepercayaan orang dari bawahan.
Dengan keimanan yang dia miliki, dia akan senantiasa berkata benar dan
meneladani kepemimpinan Allah dan Rasulnya. Demikian halnya dalam
sebuah kepemimpinan tanpa ada translasi dari atasan kepada bawahan
dapat menghambat hubungan saling menjauh di antara keduanya. Ini
disebabkan tidak adanya sikap keterbukaan informasi yang diberikan
pempimpin kepada anggotanya, sehingga seolah-olah ada jarak yang
memisahkan, yang akibatnya menimbulkan sikap apatis dan tidak peduli
dari bawahan pada atasan.
“ibaratkan, seorang pedagang untuk memperoleh keuntungan yang
banyak ia harus tetap mempunyai sifat kejujuran, karena jika pedagang
tersebut tidak jujur ia sama saja membohongi pelanggan-pelanggannya
dan akan merugikan karenanya. Begitu pula dengan birokrat yang dititipi
dana oleh rakyat.” Sifat Shiddiq merupakan sikap empati yang sangat kuat
dan mempunyai jiwa pelayan yang prima. Pelayanan itu dapat diwujudkan
melalui sikap pemimpin yang senantiasa membimbing anggotanya dan
bertindak sebagai konsultan yang dapat membantu memecahkan
permasalahan.

4
Dr. Hj. Siti Marwiyah, M.Si. KEPEMIMPINAN SPIRITUAL PROFETIK DALAM PENCEGAHAN
KORUPSI. (Surabaya: CV. Jakad Publishing, 2018)

5
Pemimpin yang jujur selalu berusaha meningkatkan kemampuan
staf untuk bekerja dan berfikir bersama. Sikap ini dapat memberi pengaruh
bawahan menjadi merasa tenang, bahkan akan bertambah sayang dan
percaya pada atasan yang akhirnya berdampak pada etos kerja dari
bawahan karena perilaku dan sikap atasannya memberi contoh yang baik.
Pemimpin yang baik selalu mengedepankan prinsip kejujuran dengan
menunjukkan kepeduliannya pada orang lain dengan mengulurkan tangan
demi kemajuan bawahannya.
Dari penjelasan tentang shiddiq diatas dapat disimpulkan bahwa
sikap shiddiq bagi pemimpin dapat melahirkan semangat kerja tinggi dan
loyalitas yang tinggi dari bawahan kepada pemimpin itu sendiri, karena
dalam melaksanakan tugas-tugasnya, mereka tidak merasa terhambat
dengan berbagai kebohongan yang akan merusak dirinya. Kejujuran juga
bisa ditampilkan dalam bentuk kesungguhan dan ketetapan (mujahadah
dan itqan). Tampilannya dapat berupa ketetapan waktu, janji, pelayanan,
pelaporan, mengakui kelemahan, dan kekurangan (tidak ditutupi),
melakukan perbaikan secara terus-menerus, menjauhkan diri dari berbuat
bohong dan menipu (baik kepada diri sendiri, teman sejawat, organisasi
maupun mitra kerja, termasuk informasi melalui iklan-iklan di media cetak
dan elektronik). Seorang pemimpin memang harus berusaha untuk benar
dalam mengambil kebijakan, benar dalam ucapan, dan benar dalam proses
manajerial, benar dalam ucapan, dan benar dalam hal-hal lainnya. Bukan
berarti pemimpin tidak pernah salah, tetapi ia akan selalu berusaha untuk
benar. Benar dalam menerapkan aturan yang tidak pernah bertentangan
dengan moral dan esensi islam. Bukan memandang islam sebagai
keyakinan saja, tetapi meyakinkan bahwa islam adalah sebuah jalan yang
lurus yang Allah telah Ridhoi.

C. Kondisi Kepemimpinan Dewasa Ini

6
Bangsa Indonesia kini sedang dilanda krisis kepemimpinan. Krisis
kepemimpinan yang terjadi saat ini telah berada ujung tanduk. Mau dibawa kearah
mana negara Indonesia ini jika para pemimpin negaranya banyak melakukan
penyimpangan. Kepercayaan rakyat telah dikhianati oleh pemimpin negara ini.
Rakyat diombang ambingkan oleh para pemimpin negara ini, hanya untuk
kepentingan golongan tertentu. Hal tersebut jelas- jelas melanggar nilai-nilai
Pancasila yang telah menjadi pondasi berdirinya negara ini. Pemimpin seharusnya
dapat menyejahterakan rakyatnya, mengayomi rakyatnya. Pemimpin harus dapat
menjadi jembatan masyarakat untuk mencapai cita-cita bangsa ini.
Sampai saat ini, negara Indonesia masih mengalami krisis nilai pada
generasinya. Hal itu terlihat dari terjadinya korupsi, kolusi, dan nepotisme yang
hingga saat ini belum juga dapat di hilangkan. Bahkan generasi muda serta anak-
anak juga telah mengalami dekadensi nilai, yang di asumsikan merupakan dampak
dari modernisasi dan perkembangan teknologi yang semakin maju.
Dewasa ini telah kita ketahui bahwa bangsa Indonesia mengalami masa-masa
krisis dalam hal kepemimpinan. Berdasarkan fakta-fakta yang telah terjadi
dikalangan pejabat elit negara. Apalagi kita sering mendengarkan berita-berita di
TV, media cetak maupun di media sosial. Seperti permasalahan kemiskinan yang
kian meningkat, pengangguran yang semakin banyak, angka kriminalitas dan
asusila yang semakin merebak dikalangan anak-anak, belum lagi masalah
pendidikan yang bergonta-ganti kurikulum pendidikan, inefisiensi pelayanan
publik, dan maraknya kasus korupsi.
Oknum yang terlibat pun beragam, mulai pejabat elit, hingga kepala desa dan
perangkat desa. Bicara masalah korupsi, pasti semua orang kesal dengan kata itu.
Kasus yang marak dilakukan oleh seorang pemimpin. Kasus yang sangat
merugikan negara dan rakyat Indonesia. Para koruptor menggerogoti keuangan
negara. Rakyat ditekan untuk membayar ini itu, ekonomi digoncang-ganjingkan
dengan kenaikan disemua sektor (kenaikan BBM, pajak dll) namun pada akhirnya
uang tersebut masuk ke saku para pemimpin negara ini. Uang yang seharusnya
digunakan untuk membangun infrastruktur umum, tapi malah dibagi rata para
pemimpin negeri untuk berlibur ke luar negeri, untuk beli rumah, mobil mewah.

7
Kepemimpinan di Negara Indonesia saat ini memang sedang berada diujung
tanduk, lemahnya kesadaran para pemimpin negara dalam menjalankan roda
pemerintahan menjadi alasan mendasar. Pemimpin yang seharusnya mengayomi
masyarakat, menyejahterakan masyarakat, meningkatkan perekonomian suatu
negara, kini malah menghianati kepercayaan rakyatnya. Para pemimpin negara
saling beradu untuk melakukan korupsi, sehingga kesejahteraan rakyat pun
mereka abaikan. Inilah yang mengakibatkan rakyat sekarang kurang percaya
bahkan tidak percaya kepada seorang pemimpin. Karena kepercayaan rakyat telah
dikhianati oleh para pemimpin negara ini. Maka tak jarang dalam pemilu banyak
sekali angka golput. Golput merupakan tanda-tanda dari kurangnya rasa
kepercayaan rakyat terhadap pemimpin.

D. Kepemimpinan Profetik Sebagai Kepemimpinan Ideal Masa Kini


Masalah prinsip kepemimpinan profetik sebenarnya sudah ada pada diri
Rasulullāh SAW tinggal bagaimana mencontohi kepemimpinan beliau di era
modern ini seperti: disiplin wahyu, mulai dari diri sendiri, memberikan teladan,
komunikatif yang efektif, dekat dengan umatnya, selalu bermusyawarah dan
memberikan pujian (motivasi).5
Kepemimpinan yang ideal yaitu seperti dalam sejarah, disebutkan para Nabi
dan Rasul seperti Nabi Ibrahim AS sosok pemimpin yang rela berkorban, Nabi
Daud AS, adalah pemimpin yang berhasil menyatukan kekuatan dan hukum,
Nabi Musa AS pemimpin yang tegas dan Nabi Muhammad SAW pemimpin yang
membawa rahmat untuk segala alam yang membimbing kaum miskin dan budak
belia melawan setiap penindasan dan ketidak adilan, mempunyai tujuan untuk
menuju kearah kesejahteraan dunia akhirat.6 Kemudian selanjutnya ditiru atau
diteruskan oleh para pemimpin yang tercatat mampu membawa kesejahteraan dan
peradaban dunia Islam, seperti para Khulafā‟ Al Rosyidin. Jika seorang pemimpin
memberi contoh buruk misalnya korupsi, maka rakyatnyapun juga akan ikut-
ikutan. Akan jadi apa negara ini, bila pemimpin dan rakyatnya tidak dalam satu
jalan. Rakyat yang mengharapkan kesejahteraan tetapi pemimpin negeri sibuk
memperkaya dirinya. Bisa dibilang aji mumpung, mumpung jadi pemimpin dia
5
Muhammad Syafii Antonio, Muhammad Saw: The Super Leader Super Manager, (Jakarta: Tazkia
Publising, 2009), hlm. 144-146.
6
Achyar Zein, Prophetic Leadership, Kepemimpinan Para Nabi, hlm. 31

8
mengeruk keuangan negara sebanyak-banyaknya kemudian diinvestasikan ke
negara lain.
Dalam Islam konsep kepemimpinan adalah perwujudan iman dan amal Shalih
berupa interaksi, relasi, kegiatan mengkoordinasi, mempengaruhi dan
mengarahkan baik secara vertikal ataupun horizontal dengan jalan menyeru
kepada amar ma’ruf nahi munkar. Karenanya, pemimpin baik dalam organisasi
yang terstruktur maupun tidak, jika hanya mementingkan urusannya sendiri,
keluarganya, kelompoknya, atau kedudukannya, dan juga memiliki tujuan untuk
urusan duniawi saja seperti memperkaya diri bahkan dengan jalan yang tidak
benar, maka pemimpin seperti ini bukanlah pemimpin dan kepemimpinan Islam
yang sebenarnya walaupun pemimpin tersebut beragama Islam dan dalam
organisasi yang ber-background Islam.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kepemimpinan Profetik adalah suatu ilmu dan seni karismatik dalam proses
interaksi antara pemimpin dan yang dipimpin dalam sebuah kelompok atau
organisasi yang mana pemimpin mampu menjadi panutan, menginspirasi,
mengubah persepsi, struktur situasi, pemikiran dan mampu mewujudkan harapan
anggotanya sebagaimana kepemimpinan para Nabi dan Rasul (Prophetic).
Kekuatan kepemimpinan profetik ini, terletak pada kondisi spiritualitas
pemimpin. Artinya, seorang pemimpin profetik adalah seorang yang telah selesai
memimpin dirinya. Sehingga upaya memengaruhi orang lain, meminjam istilah
Hsu, merupakan proses leading by example atau memimpin dengan keteladanan.
Kepemimpinan yang dicontohkan oleh Rasulullāh SAW disebut sebagai
kepemimpinan profetik Rasulullāh SAW menjadi model ideal seorang pemimpin
karena keteladanannya, kepemimpinannya didasarkan pada empat sifat dasar
kepemimpinan profetik, yaitu: Sidiq (jujur), amanah (bisa dipercaya), tablig
(menyampaikan yang benar) dan fathonah (cerdas)
Sampai saat ini, negara Indonesia masih mengalami krisis nilai pada
generasinya. Hal itu terlihat dari terjadinya korupsi, kolusi, dan nepotisme yang
hingga saat ini belum juga dapat di hilangkan. Bahkan generasi muda serta anak-
anak juga telah mengalami dekadensi nilai, yang di asumsikan merupakan dampak
dari modernisasi dan perkembangan teknologi yang semakin maju.

B. Saran
Makalah ini dibuat supaya para pembaca banyak mengetahui Pengaruh sifat
profetik Shiddiq bagi kepemimpinan. Diharapkan makalah ini dapat digunakan
dengan sebaik baiknya. Selain itu, makalah ini bisa dijadikan panduan agar tujuan
pendidikan tercapai secara maksimal.

10
DAFTAR PUSTAKA

Antonio, Muhammad Syafii, 2009. Muhammad SAW: The Super Leader Super
Manager, Jakarta: Tazkia Publising.

Thariq Muhammad as-Suwaidan & Faishal Umar Basyarahil. (2005). Melahirkan


Pemimpin Masa Depan, terj. M. Habiburrahman. Jakarta: Gema Insani Press,

Zein, Achyar. 2008. Prophetic Leadership, Kepemimpinan Para Nabi, Bandung:


Madani Perima.

Dr. Hj. Siti Marwiyah, (2018). M.Si. KEPEMIMPINAN SPIRITUAL PROFETIK


DALAM PENCEGAHAN KORUPSI. Surabaya: CV. Jakad Publishing

Hendrawan, Sanerya. (2009). Spiritual Management. Bandung: PT. Mizan


Pustaka

Firdaus, Bachtiar. (2016). Seni Kepemimpinan Para Nabi Jakarta: PT Elex Media
Komputindo

Kusuma Dewi, Indah. Ali Mashar. (2019). Nilai-nilai Profetik dalam


Kepemimpinan Modern pada Manajemen Kinerja. Lampung: Gre Publishing

11

Anda mungkin juga menyukai