Oleh :
Kelompok 5
1. Tanjung Veka Saputra (C0C017056)
2. Dede Kurniawan (C0C018001)
3. Imelza Tiara Chaerani (C0C018005)
4. Naufalliani Hasna. A (C0C018019)
5. Vilia Laela Isnaeni (C0C018023)
6. Aditiya (C0C018025)
7. Lyn Montazza (C0C018033)
8. Fitria Luthfiani (C0C018042)
9. Aulia Nabilah Hidayah (C0C018047)
10. Ghevis Haykal. R (C0C018056)
PURWOKERTO
2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Audit saldo kas dan Investasi”.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................2
C. SALDO KAS.............................................................................................................5
E. PERTIMBANGAN LAINNYA...............................................................................14
G. KASUS....................................................................................................................16
A. Kesimpulan..............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kas merupakan hal yang penting bagi auditor terutama karena
besarnya potensi kecurangan, tetapi klien juga dapat melakukan kesalahan
yang tidak disengaja. Hal itu terjadi karena banyaknya transaksi yang berkaitan
dengan penerimaan dan pengeluaran kas. Selain itu, kas menjadi objek potensi
kecurangan dan pencurian dibandingkan dengan jenis aset lainnya karena
kebanyakan aset harus dikonversikan terlebih dahulu ke kas agar dapat diuangkan.
Oleh karena itu sangatlah perlu dilakukan audit terhadap saldo kas. Tujuan utama
audit saldo kas adalah untuk memastikan saldo kas telah diidentifikasi dan
diklasifikasikan dengan tepat dalam neraca, sehingga kas tersebut dapat memenuhi
kebutuhan entitas. Dengan audit atas saldo kas maka akan memudahkan perusahaan
dalam mengembangkan anggaran kas. Dengan pengelolaan anggaran kas yang baik
perusahaan dapat mempr oyeksikan peramalan yang baik atas penerimaan dan
pengeluaran kas. Dengan teknik peramalan kas, manajemen dapat merencanakan
untuk menginvestasikan kelebihan kas, dan bila terdapat kebutuhan akan kas
mendapatkan pinjaman dengan tingkat bunga yang menguntungkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja pertimbangan dalam perencaan audit?
2. Bagaimana pengujian substantive pada saldo kas?
3. Bagaimana pengujian substantive pada investasi?
4. Prosedur apa saja yang digunakan dalam merancang pengujian substantive?
iii
BAB II
PEMBAHASAN
Tujuan Audit
Meliputi beberapa hal, yaitu :
a. Keberadaan atau keterjadian
b. Kelengkapan
c. Hak dan kewajiban
d. Penilaian atau alokasi
e. Penyajian dan pengungkapan
iii
mempercepat pengakuan keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dalam
laba.
c. Risiko Prosedur Analitis
iii
auditor harus mengamati hal-hal seperti nomor sertifikat pada dokumen,
nama pemilik ( yang harus nama klien, baik secara langsung maupun
melalui endorsemen), uraian tentang sekuritas itu, jumlah saham (atau
(2) obligasi), dan nama penerbitnya. Data ini harus dicatat sebagai bagian dari
analisis auditor atas akun investasi.
(3) Mengkonfirmasi sekuritas yang disimpan oleh pihak lain. Konfirmasi ini
harus diminta pada tanggal sekuritas yang ditahan oleh klien itu sedang
dihitung. Proses konfirmasi sekuritas ini sama dengan lengkah-langkah
yang diperlukan dalam mengkonfirmasi piutang. Jadi, auditor harus
mengendalikan pengiriman melalui pos dan menerima langsung jawaban
dari petugas penyimpanan sekuritas. Data yang di konfirmasikan sama
dengan data yang harus dicatat apabila auditor mampu memeriksa
sekuritas tersebut.
(4) Menghitung kembali Pendapatan Investasi yang dihasilkan. Laba dari
investasi dapat di verifikasi dengan bukti documenter dan dihitung ulang.
Dividen atas semua saham yang terdaftar pada bursa saham dan banyak
lainnya termasuk dalam buku catatan deviden yang diterbitkan oleh jasa
investasi. Auditor dapat secara independen memverifikasi pendapatan
deviden yang merujuk pada tanggal pengumuman, jumlah, dan tanggal
pembayaran yang diperlihatkan dalam buku catatan itu.verifikasi
pendapatan dividen biasanya digabungkan dalam buku skedul investasi.
Bunga yang dihasilkan dan bunga yang dipungut atas investasi dalam
obligasi dapat di verifikasi dengan menelaah surat berharga dan tanggal
pembayaran yang di tunjukan pada sertifikat obligasi. Di samping itu
auditor juga menelaah skedul-skedul amortisasi klien untuk premi dan
diskonto obligasi serta mebhitung kembali jumlah yang di amortisasi, jika
ada.
5. Pengujian Rincian Saldo ; Estimasi Akuntansi
Ketika mengaudit investasi, auditor harus menerapkan pertimbangan audit
yang signifikan berkenaan dengan evaluasi atas (1) klarifikasi investasi
yang tepat, dan (2) nilai wajar investasi. Pedoman professional yang
diberikan oleh SAS No. 81 (AU 332), Auditing Investments, tentang
bagaimana audit harus menghadapi tantangan itu.
6. Perbandingan Penyajian Laporan dengan GAAP
Pengujian substantive yang dilakukan terdahulu harus memberikan
banyak bukti yang diperlukan auditor untuk menentukan apakah saldo
investasi telah diidentifikasi dan diklarifikasikan dengan tepat dalam
laporan keuangan. Namun, berkaitan dengan klarifikasi lancer dan tidak
lancer, atau perdagangan lawan tersedia untuk dijual, auditor juga harus
mengadakan Tanya-jawab dengan manajemen manyangkut maksudnya
dalam hal periode penahanan, dan sebagainya. Dalam kasus sekuritas
hutang diklarifikasikan sebagai ditahan sampai sampai jatuh tempo,
auditor juga harus menilai kemampuan manajemen untuk menahan
investasi sampai jatuh tempo. Sebagian besar auditor menggunakan daftar
iii
periksa sebagai alat bantu dalam menentukan bahwa semua
pengungkapan yang siisyaratkan telah dilakukan berkenaan dengan dasar
penilaian investasi, berbagai komponen dari keuntungan dan kerugian
yang direalisasi serta belum direalisasi, investasi dengan pihak yang
memilik hubungan istimewa, dan sekuritas yang telah digadaikan sebagai
agunan.
C. SALDO KAS
Saldo kas meliputi penerimaan ditangan yang belum disetor, kas di bank,
pada rekening giro umum dan rekening tabungan, serta akun impres seperti kas kecil
dan rekening di bank untuk gaji. Ini merupakan kas yang diperlukan untuk melunasi
kewajiban serta membayar gaji, dan kebanyakan entitas akan memindahkan
kelebihan kas ke beberapa bentuk investasi yang menghasilkan bunga. Saldo-saldo
tertentu, seperti sertifikat deposito, dana pelunasan obligasi, saldo mata uang luar
negeri tertentu, dan akun-akun lain yang mempunyai pembatasan dalam
penggunaannya yang lazimnya harus diklasifikasikan sebagai investasi.
Hubungan saldo kas dengan siklus Transaksi
Lima siklus transaksi berkaitan langsung dengan saldo kas umum, kelima siklus
tersebut adalah siklus pendapatan, pengeluaran, pembiayaan, investasi dan jasa
personalia. Siklus produksi tidak mempunyai transaksi yang berkaitan langsung
dengan kas. Perhatikan bahwa siklus pembiayaan dan siklus investasi keduanya
dapat menaikan dan menurunkan kas, sementara siklus pendapatan akan menaikan
kas dan siklus pengeluaran serta jasa personalia akan menurunkan kas. Bagi banyak
entitas volume transaksi siklus pendapatan dan pengeluaran dapat berjumlah besar,
demikian juga dengan siklus jasa personalia. Volume serta ukuran masing-masing
transaksi kas dalam siklus pembiayaan dan investasi sangat bervariasi dari satu
entitas ke yang lainnya dan dapat juga sangat berbeda dari tahun ke tahun untuk satu
entitas.
Tujuan Audit
iii
Penilaian atau Alokasi Saldo kas yang dicatat telah direalisasi pada jumlah
yang dinyatakan di neraca dan sesuai dengan skedul
pendukung.
Penyajian dan Pengungkapan Saldo kas telah diidentifikasi dan diklasifikasikan
dengan tepat dalam neraca;
Lini kredit, jaminan pinjaman, perjanjian saldo
kompensasi, dan pembatasan lain padanya atas kas
telah diungkapkan dengan tepat.
iii
Merancang dan melaksanakan program audit untuk mencapai tujuan audit
atas saldo kas akan di jelaskan pada Prosedur awal berikut.
1. Prosedur awal
Sebelum membahas pengujian yang terinci atas saldo kas, auditor harus memastikan
bahwa telah memperoleh pemahaman tentang bisnis.
iii
Menyiapkan bukti atau proof kas untuk setiap akun bank dimana entitas itu
tidak mampu merekonsiliasi atau memikul risiko yang tinggi bahwa transaksi
yang tidak jujur telah terjadi.
(d). Pengujian rincian saldo
Menghitung kas ditangan yang belum disetorkan dan menentukan bahwa
jumlah tersebut telah dimasukkan dalam saldo kas.
iii
Pisah-batas yang tepat atas penerimaan dan pengeluaran kas pada akhir
tahun sangat penting bagi kelayakan laporan kas pada tanggal neraca. Dua
pengujian pisah-batas kas (cash cuttof tests) telah dilaksanakan :
Para penggelap uang biasanya menutupi pencurian kas dengan praktik yang
dikenal sebagai kiting: mentransfer uang dari satu bank ke bank lainnya dan
mencatat transaksi tersebut dengan tidak benar. Sebuah peusahaan yang
memiliki banyak akun bank dapat melakukan transfer uang yang diotorisasi di
antara akun-akun bank itu. Sebagai contoh, uang dapat ditransfer dari akun bank
umum ke akun bank untuk penggajian atas cek gaji yang akan dibagikan pada
hari pembayaran. Apabila terjadi transfer bank, maka beberapa hari (dikenal
dengan periode mengambang) umumnya akan berlalu sebelum cek itu dikliring
di bank pada waktu ditarik. Jadi setoran kas per catatan bank akan lebih saji
selama periode ini, karena cek itu akan termasuk dalam saldo bank yang
menerima setoran dan belum akan dikurangkan dari bank yang ceknya ditarik.
Transfer bank juga dapat menimbulkan salah saji saldo bank per pembukuan jika
pengeluaran dan penerimaan tidak dicatat pada periode akuntansi yang sama.
iii
dari petugas pada waktu mengembalikan uang kepada klien, dan Memastikan
bahwa semua cek yang belum disetor dapat dibayarkan kepada klien baik secara
langsung atau melalui endorsemen.
Pengendalian atas semua dana uang dirancang untuk mencegah transfer uang
yang telah dihitung ke uang yang belum dihitung oleh klien. Penyegelan uang dan
penggunaan staf auditor tambahan seringkali diperlukan apabila kas disimpan
Merupakan hal yang biasa bagi auditor untuk mendapatkan konfirmasi bank
mengenai saldo kas dan pinjaman di bank pada tanggal neraca.Mengilustrasikan
Formulir Standar dari Konfirmasi Informasi saldo akun dengan Lembaga
Keuangan.Formulir ini dikembangkan dan disetujui bersama oleh American
Bankers Association, AICPA, dan Bank Administration Institute. Perhatikan
bahwa formulir itu meminta informasi tentang tiga hal berikut :
iii
yang benar pada tanggal neraca. Lebih lanjut, hal itu juga menyumbang pada
asersi kelengkapan, tetapi secara keseluruhan tidak dapat diandalkan karena
para responden tidak diharuskan untuk mencari catatan bank mengenai saldo
setoran dan pinjaman yang tidak tercantum dalam formulir permintaan
konfirmasi.
iii
Apabila tingkat risiko deteksi yang dapat diterima tinggi, auditor
dapat menscan rekonsiliasi bank yang disiapkan klien dan memverifikasi
ketepatan matematis dari rekonsiliasi itu. Jika risiko detksi sedang, maka
auditor dapat menelaah rekonsiliasi bank klien. Penelaahan itu lazimnya akan
mencakup:
Membandingkan saldo akhir bank dengan saldo yang dikonfirmasi pada
formulir knfirmasi bank.
iii
Mendapatkan dan Menggunakan Laporan Pisah-Batas Bank
Laporan pisah-batas bank (bank cutoff statement) adalah suatu
laporanbank pada tanggal sesudah tanggal neraca. Tanggal ini harus berada
pada titik waktu yang akan memungkinkan sebagian besar cek yang beredar
pada akhir tahun sudah dikliring di bank. Biasanya, tanggal ini adalah tujuh
sampai sepuluh hari bisnis sesudah akhir tahun fiskal klien.
E. PERTIMBANGAN LAINNYA
Pengujian untuk Mendeteksi Lapping
Lapping adalah penyimpangan yang disebabkan oleh misapropriasi secara
sengaja atas penerimaan kas. Lapping dapat melibatkan penggelapan penerimaan
kas secara sementara atatu permanen untuk kepentingan pribadi dari seseorang
yang melakukan tindakan yang bukan wewenangnya. Lapping biasanya tidak
hanya bersangkutan dengan penagihan dari pelanggan, tetapi juga dapat
melibatkan jenis penerimaan kas lainnya. Kondisi-kondisi yang kondusif untuk
lapping tersedia apabila seseorang yang menangani penerimaan kas juga
memegang buku beasar piutang usaha. Auditor harus menilai kemungkinan
iii
lapping guna mendapatkan pemahaman tentang pembagian tugas seperti
penerimaan dan pencatatan penagihan dari pelanggan. Lapping adalah suatu
penyimpangan yang disebabkan oleh misapropiasi secara sengaja atas
penerimaan kas. Lapping dapat melibatkan penggelapan penerimaan kas secara
sementara atau permanen untuk kepentingan pribadi dari seseorang yang
melakukan tindakan yang bukan wewenangnya. Lapping biasanya tidak hanya
bersangkutan dengan penagihan dari pelanggan, tetapi juga dapat melibatkan
jenis penerimaan kas lainnya. Kondisi-kondisi yang kondusif untuk lapping
tersedia apabila seseorang yang menangani penerimaan kas juga memegang buku
besar piutang usaha. Auditor harus menilai kemungkinan lapping guna
mendapatkan pemahaman tentang pembagian tugas seperti penerimaan dan
pencatatan penagihan dari pelanggan.
Prosedur Auditing
Pengujian untuk mendeteksi lapping hanya dapat dilaksanakan apabila risiko
pengendalian untuk transaksi penerimaan kas adalah sedang atau tinggi. Ada tiga
prosedur yang dapat mendeteksi lapping.
Mengkonfirmasi Piutang Usaha. Pengujian ini akan menjadi lebih efektif jika
dilaksanakan secara mendadak pada tanggal interim. Melakukan konfirmasi pada
saat ini akan mencegah orang yang terlibat dalam lapping membuat akun yang di
“lapped” menjadi mutakhir. Konfirmasi yang pada tanggal neraca mungkin tidak
efektif karena pelaku lapping dapat mengantisipasi prosedur ini dan menyesuaikan
akun yang di “lapped” dengan saldo yang benar pada tanggal bersangkutan.
Melakukan Perhitungan Kas Secara Mendadak. Perhitungan kas akan mencakup
uang logam atau koin, uang kertas, dan cek pelanggan yang ada di tangan. Auditor
harus mengawasi setoran dari dana-dana tersebut. Berikutnya, rincian setoran
yang ditunjukkan pada slip setoran duplikat harus dibandingkan dengan ayat
jurnal penerimaan kas dan posting ke akun pelanggan.
iii
memahami peluang yang tersedia bagi perusahaan untuk mengivestasikan
kelebihan kas selama periode waktu yang pendek apabila tidak diperlukan
untuk membayar kewajiban lancar, yang adakalanya dilakukan atas dasar
tiba-tiba atau semalam. Selanjutnya, lembar kerja elektronik akan
mempermudah akuntan publik untuk mengembangkan model-model
peramalan saldo kas atas dasar bulanan. Berikut ini adalah beberapa peluang
bernilai tambah yang penting, yang dapat diberikan akuntan publik dengan
menggunakan pengetahuan yang diperoleh selama audit atas sekuritas yang
mudah dipasarkan dan saldo kas.
Menentukan asumsi-asumsipenting berkenaan dengan penerimaan kas dan
pembayaran beban operasi yang mempengaruhi peramalan saldo kas.
G. KASUS
Seorang auditor memerlukan bukti tentang keabsahan transfer bank atau,
sebaliknya, dapat terjadi salh saji. Bukti ini diperoleh dengan menyiapkan skedul
transfer bank (bank transfer schedule) data yang akan dicantumkan pada skedul
itu diperoleh dari analisis atas ayat jurnal kas per pembukuan dan laporan bank
serta pisah-batas bank yang berlaku. Skedul itu mencantumkan semua transfer
cek yang diterbitkan pada atau mendekati akhir tahun fiskal klien, dan
menunjukan tanggal cek itu dicatat oleh klien serta bank, seperti yang
diilustrasikan dalam gambar 18-7
Jika kita mengasumsikan bahwa semua cek tertanggal dan diterbitkan
pada tanggal 31 desember, maka cek no. 4100 pada gambar 18-7 telah ditangani
dengan benar karena kedua ayat jurnal pembukuan perusahaan telah dibuat pada
bulan desember dan kedua ayat jurnal pembukuan bank terjadi dalam bulan
januari. Cek ini akan tercantum sebagai cek yang beredar ketika merekonsiliasi
akun bank umum per 31 desember dan sebagai setoran dalam perjalanan ketika
merekonsiliasi akun bank gaji. Cek no. 4275 menggambarkan transfer cek dalam
perjalanan pada tanggal penutupan. Kas per pembukuan kurang saji sebesar
$10.000 kare cek itu telah dikurangkan dari saldo per pembukuan oleh
penerbitnya pada bulan desember, tetapi belum ditambahkan ke akun cabang #1
per pembukuan oleh penyetor sampai bulan januari. Jadi, suatu ayat jurnal
iii
penyesuaian akan diperlukan pada tanggal 31 desember untuk menaikkan saldo
cabang per pembukuan.
Cek no. 4280 dan B403menggambarkan kemungkinan kiting karena
cek-cek bulan desember ini belum dicatat sebagai pengeluaran per pembukuan
sampai bulan januari, sekalipun telah disetorkan ke bank penerima pada bulan
desember. Cek no. 4280 menimbulkan lebih saji kas di bank sebesar $20.000
karena penerimaan per pembukuan terjadi dalam bulan desember, dan
pengurangan yang sepadan belum dilakukan sampai bulan januari. Cek no. B403
dapat menggambarkan suatu upaya untuk menyembunyikan kekurangan kas
karena setoran bank yang terjadi pada bulan desember dianggap memungkinkan
untuk merekonsiliasi saldo bank serta pembukuan, sementarasemua ayat jurnal
lainnya dibuat pada bulan januari.
Kiting bisa terjadi apabila kelemahan dalam pengendalian internal
memungkinkan seseorang untuk menerbitkan dan mencatat cek-cek (misalnya
pemisahan tugas yang kurang tepat), atau ada kolusi di antara orang-orang yang
bertanggung jawab atas kedua fungsi itu,selain menelusuri transfer bank, kiting
juga dapat dideteksi dengan
a) Mendapatkan dan menggunakan laporan pisah-batas bank (seperti yang
dibahas pada bagian terakhir) karena cek yang dikiting dan dikliring pada
bulan januari akan tidak tampak pada daftar cek yang beredar untuk bulan
desember dan
b) Melaksanakan pengujian pisah-batas kas karena cek terakhir yang diterbitkan
pada bulan desember tidak akan dicatat dalam register cek.
Penelusuran transfer bank akan memberikan bukti yang dapat
diandalkan mengenai asersi eksistensi atau kejadian dan kelengkapan.
iii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Investasi dan saldo kas bervariasi secara signifikan dari satu klien ke
klien lain, sekalipun bergerak dalam industry yang sama. Kemanapun suatu
entitas untuk menginvestasikan kelebihan kas tergantung pada praktik
manajemen kasnya dan kemampuannya untuk menganggarkan serta
meramalkan kebutuhan kas. Apabila suatu entitas mempunyai volume
aktivitas investasi yang relative rendah, maka sangatlah efisien untuk
mengikuti pendekatan substantive yang terutama menekankan pada pengujian
rincian untuk transaksi dan saldo investasi. Jika saldo kas dianggap tidak
material, maka volume kas yang mengalir melalui akuntansi selama periode
audit akan menjadi sangat material. Di samping itu, kas rentan terhadap
penyalahgunaan serta terlibat dalam banyak tindakan kecurangan termasuk
kiting dan lapping. Jadi, beberapa jenis pengujian substantive atas saldo kas
telah dilaksanakan pada kebanyakan audit, termasuk di antara yang lain,
pengujian pisah-batas kas, penelusuran transfer bank, perhitungan kas
ditangan, konfirmasi saldo tertentu dan perjanjian lainnya dengan bank,
scaning, penelaahan atau penyiapan rekonsiliasi bank, mendapatkan dan
menggunakan laporan pisah-batas bank, dan menentukan kelayakan dari
penyajian dan pengungkapan manajemen berkenaan dengan saldo kas.
iii
iii
DAFTAR PUSTAKA
Braid, Michael. “Counting the cash,” The CPA Journal (September 1979), hal. 82-
84.
Compton, John C, and Van Son, W. Peter. “Check Trunction: The Auditor’s
Dilemma.
Lamb, David. “ Auditing Investments Accounted for by the Equity Method,” The
CPA Journal
Morris, David M., and Fisher, Donna J. “Investement vs. Trading-A Misnomer,”
19
Stewart, John E, and Nuehousen, Benjamin S. “Financial Instruments and
Transactions:
29