Dosen Pengampu:
M.Iqbal Lubis,.SE.,M.Si.,Ak
Disusun Oleh:
Kelompok 3
2022
KATA PENGANTAR
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
BAB I .............................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 3
BAB II............................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 5
2.2 Laba antar perusahaan atas aktiva tetap yang tidak dapat disusutkan................................... 6
2.3 Laba antar-perusahaan atas aktiva tetap yang dapat disusutkan ......................................... 18
PENUTUP..................................................................................................................................... 19
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Transfer aset mengharuskan pihak yang menerima mencatat aset itu sebesar nilai buku
yang dicatat pihak yang member. Hal ini berbeda dengan transaksi jual-beli di mana pihak pembeli
akan membukakan aset yang diperoleh sebesar harga perolehannya, yang bagi penjualan harga
tersebut merupakan harga pokok ditambah keuntungan penjualan. Laporan konsolidasi, yang
memandang transaksi jual-beli sebagai transfer atau pindah tangan aset, mengharuskan laba pihak
penjual yang melekat dalam aset yang terdapat dalam neraca pembelian harus dieliminasi agar
transaksi jual-beli antarperusahaan tersaji sebagai transfer aset. Laba yang berasal dari jual-beli
antarperusahaan yang melekat dalam aset pembeli selanjutnya disebut laba antarperusahaan ini
tidak diakui karena sudut pandang konsolidasi yang dianggap induk-anak sebagai satu memandang
laba antraperusahaan sebagai laba dari diri sendiri.
Berbeda dengan persediaan, aset tetap pada dasarnya dibeli untuk digunakan dalam operasi
normal dan tidak dijual kembali walaupun dalam prakteknya entitas karap menjual aset tetapnya.
Menurut masa pemakaiannya, aset tetap dibagi dua yakni aset tetap yang memiliki masa pakai
tidak terbatas (tidak memiliki umur ekonomis) dan aset yang memiliki masa pakai terbatas (aset
yang memiliki umur ekonomis).
3
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Laba antar perusahaan atas aktiva tetap yang tidak dapat disusutkan?
2. Bagaimana Laba atas transaksi antar perusahaan-aktiva tetap?
3. Bagaimana Transaksi penjualan arus kebawah?
4. Bagaimana Laba antar-perusahaan atas aktiva tetap yang dapat disusutkan?
4
BAB II
PEMBAHASAN
Laba antarperusahaan atas aset tetap yang memiliki umur tidak terbatas hanya akan
terealisasi apabila aset tetap tersebut telah berpinda tangan ke pihak ke-3 yang biasanya terjadi
melalui proses penjualan. Laba antarperusahaan atas aset tetap yang memiliki umur terbatas
dapat terealisasi dengan dua cara:
Penjualan Aktiva Tetap Kepada Perusahaan Afiliasi Pada Harga Selain Nilai Buku
Menciptakan Laba atau Rugi yang Belum Terealisasi Bagi Entitas yang Dikonsolidasikan.
Keuntungan atau kerugian antar perusahaan muncul dalam laporan laba rugi afiliasi penjual pada
tahun penjualan Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dari sudut pandang entitas yang
dikonsolidasikan tidak bisa dijual kepada entitas luar atau, dalam kasus depreciable aktiva tetap,
secara penuh menggunakan entitas yang dikonsolidasikan
5
1. pengaruh dari keuntungan atau kerugian yang belum direalisasikan harus dieliminasi
dari pendapatan investasi dalam konsolidasi satu-baris
2. pengaruh dari keuntungan atau kerugian yang belum direalisasikan harus dieliminasi
dari laporan keuangan konsolidasi
2.2 Laba antar perusahaan atas aktiva tetap yang tidak dapat disusutkan.
Transfer aktiva tetap yang tidak dapat disusutkan antar perusahaan afiliasi pada harga
selain nilai buku menghasilkan laba atau rugi yang belum direaliasasi bagi entitas yang
dikonsolisasikan. Keuntungan atau kerugian antar perusahaan tampak dalam laporan laba
rugi afiliasi penjual pada tahun penjualan, dan keuntungan dan kerugian yang belum
direalisasi harug dieliminasi dari pendapatan investasi dalam konsolidasi satu baris oleh
perusahaan induk.
Arah penjualan aktiva tetap antar perusahaan, setiap keuntungan atau kerugian atas
penjualan arus ke bawah dari induk kepada perusahaan anak, pada awalnya termasuk
dalam pendapatan perusahaan induk dan harus dieliminasi. Jumlah eliminasi adalah 100%
dengan mengabaikan persentase hak minoritas. Setiap laba atau rugi penjualan arus ke atas
dari anak ke perusahaan induk, pada awalnya termasuk dalam akun perusahaan anak.
Perusahaan induk hanya mengakui bagiannya atas pendapatan perusahaan anak, maka
hanya bagian perusahaan induk atas laba yang belum direalisasi yang harus dieliminasi.
Pengaruh laba yang belum direaliasi pada laba rugi konsoliasi adalah sama seperti untuk
perusahaan induk.
Jawab :
6
Investment in Stan $63.000
Income from Stan $63.000
Untuk mencatat 90% dari $70.000 pendapatan yang dilaporkan oleh PT. Stan
Point a dan point b digabungkan dalam laporan konsolidasi, sehingga nilainya menjadi
$53.000 dan dalam adj dan eliminasinya menjadi point b.
Kelebihan harga jual tanah terhadap perusahaan anak akan meningkatkan laba bagi
perusahaan induk dan laba ini harus dieliminasi pada saat terjadi konsolidasi, sehingga akan
mengurangi jumlah investasi perusahaan induk terhadap perusahaan anak.
a. Minority interest (beban) 7.000
Dividend -
Minority interest (hak) 7.000
Keuntungan hasil penjualan tanah ini seharusnya tidak nampak dalam laporan konsolidasi,
maka pendapatan ini harus dieliminasi sebesar laba yang diperoleh oleh perusahaan induk
supaya nilai dari tanah tersebut mencerminkan nilai yang sebenarnya, dan jurnal eliminasi
ini hanya dibuat pada tahun terjadinya transaksi penjualan tanah tersebut. Maka jurnal
eliminasinya:
e. CS-Stan 200.000
RE-Stan 100.000 (lihat RE awal)
Investment in Stan 270.000
Minority Interest 30.000 (10% x (200.000 + 100.000)
7
Working paper 31 Desember 19x5
Park 90% Adj dan Minority Consolidat
Stan Elimination Interest Statement
Income Statement
Sales 380.000 220.000 600.000
Income from Stan 53.000 b.53.000 -
Gain on sale of land 10.000 d.10.000 -
Expense (including CGS (300.000) (150.000) (450.000)
Minority Interest -
(10% x 70.000) c.7.000 (7.000)
Net Income 143.000 70.000 143.000
RETAINED EARING
RE-Park 207.000 207.000
RE-Stan 100.000 e.100.000 -
Add: Net Income 143.000 70.000 143.000
RE, Dec 31, 19X5 350.000 170.000 350.000
BALANCE SHEET
Cash 477.000 350.000 827.000
Land 50.000 d.10.000 40.000
Investment in Stan 323.000 b.53.000 -
e.270.000
TOTAL 800.000 400.000 867.000
Liabilities 50.000 30.000 80.000
CS 400.000 200.000 e.200.000 400.000
RE 350.000 170.000 350.000
TOTAL 800.000 400.000
Minority Interest (Hak e.30.000 30.000
minoritas) Jan 1, 19X5
Minority Interest 37.000 37.000
December 31, 19X5 867.000
Berikut terjadi penjualan downstream tanah antara PT Indah dengan PT Andi, yaitu perusahaan
anak yang dikuasai 80%, pada tanggal 1 Maret 2012 dengan harga penjualan Rp 500 juta di mana
harga pokoknya bagi PT Andi adalah Rp 400 juta. Pencatatan PT Indah pada tanggal 1Maret 2012
adalah sebagai berikut:
8
Kas Rp 500.000.000
Tanah Rp 400.000.000
Keuntungan Rp 100.000.000
PT Andi akan melakukan pencatatan pada tanggal 1 Maret 2012 sebagai berikut:
Tanah Rp 500.000.000
Kas Rp 500.000.000
Laporan keuangan individu PT Andi yang berakhir 31 Desember 2012 mencatat tanah
senilai Rp500 juta, sedangkan dalam laporan keuangan PT Indah terdapat keuntungan sebesar
Rp100 juta. Kertas kerja konsolidasi harus mengeliminasi keuntungan sebesar Rp100 juta tersebut
dengan mengurangi nilai tanah menjadi sebesar harga pokoknya bagi pihak penjual, yaitu dengan
jurnal eliminasi sebagai berikut:
Keuntungan Rp 100.000.000
Tanah Rp 100.000.000
Salah satu perbedaan antara aset tetap dan persediaan adalah bahwa persediaan dibeli untuk
dijual kembali, sedangkan aset tetap dimasudkan untuk dipakai dalam operasi normal perusahaan.
Aset tetap yang dibeli akan tetap ada dalam neraca pihak pembeli hingga aset tersebut hasil masa
manfaatnya atau dijual atau dijual atau disumbangkan. Tanah senilai Rp500 juta tersebut pada
tahun-tahun setelah transaksi jual-beli akan tetap menjadi akun hubungan induk-anak selama
masih berada dalam perusahaan induk, sehingga keuntungan sebesar Rp100 juta tetap harus
dieliminasi dengan mengurangikan nilai aset tetap itu.
Kertas kerja konsolidasi tahun 2013 harus mengeliminasi tanah senilai Rp100 juta untuk
mengembalikannya ke harga pokoknya. Akun “keuntungan penjualan tanah” sebesar Rp100 juta
untuk tahun 2012 telah di closing ke akun riil, yakni kekayaan pemegang saham atau ekuitas
berdasarkan sikelus akuntansi. Pendapatan investasi PT Indah tahun 2012 telah dikurangi dengan
laba antarperusahaan dari penjualan tanah sebesar Rp100 juta. Pengurangan pendapatan investasi
ini menyebabkan saldo investasi yang dicatat PT Indah lebih kecil Rp100 juta disbanding
kekayaan entitas anak yang dimiliki, sehingga kertas kerja konsolidasi per 31 Desember 2013
harus mendebet akun “investasi dalam saham” induk untuk mengeliminasi tanah PT Andi. Jurnal
adalah sebagai berikut:
9
Tanah Rp 100.000.000
Jurnal eliminasi ini harus tetap dilakukan dalam kertas kerja laporan konsolidasi tahun-
tahun berikutnya selama tanah tersebut masih berada pada PT Andi atau belum berpindah tangan.
Jika dalam kasus ini yang terjadi adalah penjualan upstream, laporan keuangan entitas
induk akan menyajikan aset senilai Rp500 juta dan laporan laba-rugi entitas anak menyajikan
keuangan penjualan tanah sebesar Rp100 juta. Dalam penyusunan kertas kerja konsolidasi tahun
2012, dilakukan eliminsi atas keuntungan antarperusahaan tersebut dengan jurnal sebagai berikut:
Tanah Rp 100.000.000
Laba antarperusahaan atas penjualan upstream ini berasal dari entitas anak karena
merupakan pihak penjual. Koreksi laba entitas anak akibat laba antarperusahaan mengharuskan
entitas induk menyesuaikan dengan pendapatan investasi,yakni sebesar dampak laba
antarperusahaanitu terhadap pendapatan investasi. Dampak laba entitas anak terhadap pendapatan
investasi sebesar persentase kepemilikan entitas induk atas saham entitas anak.
Koreksi laba entitas anak sebesar Rp100 juta atas penjualan upstream tahun 2012
menghapuskan entitas induk mengkoreksi pendapatan investasinya sebesar Rp80 juta (Rp100 juta
x 80%) kepemilikan PT Indah atas PT Andi. Pengurangan pendapatan sebesar Rp80 juta ini
menyebabkan nilai investasi PT Indah atas saham PT Andi berselisi dengan 80% kekayaan PT
Andi yang dimiliki,karena laporan keuangan individu PT Andi mengkui keuntungan tersebut dan
meng-closing-nya ke laba ditanah per 31 Desember 2012. Dalam penyusunan laporan konsolidasi
per 31 Desember 2013, kertas kerja konsolidasi harus mengkoreksi dampak laba antarperusahaan
terhadap nilai investasi PT Indah sebesar Rp80 juta dan Rp20 juta sebagai saldo kepentingan
Nonpengendali dengan jurnal sebagai berikut:
Tanah Rp 100.000.000
Pada tahun-tahun berikut, jurnal eliminasi ini tetap dibuat dalam kertas kerja konsolidasi
selama entitas induk masih memiliki tanah yang berasal dari entitas anak tersebut.
10
Aset Tetap yang Memiliki umur Ekonomis
Aset yang memiliki umur ekonomis akan mengalami penyusutan, sehingga dalam jangka
waktu tertentu nilai bukunya akan menjadi nol atau terhapus dari neraca sekalipun aset tersebut
tidak dijual. Jadi, transaksi aset antarperusahaan yang memiliki umur ekonomis hanya akan
menpengaruhi kertas kerja konsolidasi maksimum selama umur ekonomis aset tersebut, jika tidak
dijual kepada pihak eksternal sebelum umur ekonomisnya habis.
Misalkan pada tanggal 1 Juli 2013 terjadi teransaksi penjualan downstream atas peralatan
seharga Rp600 juta antara PT Impal dan PT Abia, yaitu perusahaan anak yang sahamnya dikuasai
90% oleh PT Impal, di mana harga pokoknya bagi pihak penjual adalah Rp450 juta. Aset tetap
tersebut masih memiliki umur ekonomis 6 tahun, dan disusutkan dengan metode garis lurus.
Dalam penyusunan kertas kerja konsolidasi per 31 Desember 2013, eliminasi dilakukan sebagai
berikut:
Keuntungan Rp 150.000.000
Peralatan Rp 150.000.000
Keuntungan penjualan sebesar Rp150 juta yang melekat dalam peralatan dalam neraca
pihak pembeli menyebabkan penyusutan per tahun tercatat terlalu besar Rp150 juta/6 tahun =
Rp25 juta atas transaksi aset antarperusahaan tersebut. Karena konsolidasi memandang transaksi
aset antarperusahaan sebagai transfer aset, maka harus dilakukan koreksi penyusutan sebesar Rp25
juta per tahun. Jadi, kertas kerja konsolidasi harus mengurangi akumulasi penyusutan Rp25 juta
per tahun. Untuk tahun 2013, koreksi akumulasi penyusutan adalah Rp12,5 juta untuk setengah
tahun karena treansaksi jual-beli dilakukan pada pertengahan tahun dengan jurnal:
11
Dalam penyusunan kertas kerja per 31 Desember 2014, beban penyusutan harus dikoreksi
satu tahun penuh sebesar Rp25 juta dengan jurnal:
Selain koreksi beban penyusutan, kertas kerja tahun 2014 juga harus mengkoreksi laba
antarperusahaan yang terdapat dalam peralatan. Laba antarperusahaan telah teramortisasi sebesar
Rp12,5 juta pada tahun lalu, sehingga laba antarperusahaan kini bersaldo Rp137,5 juta. Laba
antarperusahaan yang ditunda ini menyebabkan catatan investasi entitas induk laba kecil, sehingga
harus dikoreksi pada nilai peralatan dengan jurnal: Investasi dalam saham Rp. 137.500.000
PERAGA 5-4
Amortisasi Akumulasi
Tahun Nilai Awal tahun
Sepanjang tahun Amortisasi
Pada tahun-tahun berikutnya, laba antarperusahaan akan terus diamortisasi hingga menjadi nol
ketika umur ekonomisnya habis yang diperlihatkan pada peraga 5-4. Jurnal eliminasi pada kertas
kerja per 31 Desember 2016 berdasarkan tabel 5-4 adalah :
12
Akumulasi penyusutan Rp.62.500.000
Peralatan Rp.150.000.000
Apabila transaksi asset tetap antara PT Impal dan PT Abia merupakan penjualan upstream
dalam kertas kerja tahun 2013 atau tahun transaksi, keuntungan antarperusahaan dieliminasi
sebagai penangguhan dengan jurnal sebagai berikut :
Peralatan Rp.150.000.000
Beban penyusutan juga dikoreksi untuk setengah tahun, yang dijurnal sebagai berikut :
Laba antarperusahaan atas penjualan peralatan terelisasi selama periode 6 tahun. Pada tahun 2013,
laba antarperusahaan telah terealisasi ½ tahun atau Rp.12,5 juta sehingga laba antarperusahaan
menjadi Rp.137,5 juta (Rp150 juta – Rp.12,5 juta). Koreksi laba antarperusahaan atas penjualan
upstream ini mempengaruhi pendapatan investasi entitas induk sebesar 90%-nya atau
Rp.123.750.000, sehingga pendapatan investasi harus dikurangi sebesar jumlah tersebut. Koreksi
pendapatan investasi akan menurunkan nilai investasi pada akhir tahun 2013, yang membuat nilai
investasi dalam catatan entitas induk lebih kecil Rp.123.750.000 dari 90% kekayaan entitas anak
yang dimiliki. Pada kertas kerja konsolidasi tahun 2014, laba antarperusahaan atas peralatan
dieliminasi dengan mendebet investasi dalam saham. Jurnalnya adalah :
Selain itu, koreksi atas beban penyusutan tahun berjalan juga harus dilakukan dengan jurnal
sebagai berikut :
Pada tahun-tahun berikutnya, laba antarperusahaan yang muncul dalam kertas kerja konsolidasi
akan semakin kecil hingga menjadi nol pada akhir pengunaan peralatan.
13
Penjualan Tanah Pada Tahun Berikutnya kepada Entitas Luar
Saat tanah dijual kepada entitas luar, induk perusahaan mengakui laba atas penjualan
antar perusahaan sebelumnya. jurnal kertas kerja menyesuaikan keuntungan atas penjualan tanah
terhadpa keuntungan keuntungan yang dikonsolidasikan dan menetapkan resiprokal antara
investasi awal dan akun ekuitas anak perusahaan. keuntungan yang dikonsolidasikan adalah
selisih antara biaya perolehan dan harga penjualan terakhir kepada entitas luar
Park telah menggunakan tanah selama 3 tahun dan pada tahun 19x9 dijual tanah tersebut
seharga $65.000, Park memperoleh keuntungan $15.000 (65.000-50.000). Tetapi
keuntungan yang terkonsolidasi $25.000, yang dialokasikan kepada pemegang saham Park
$24.000 {($15.000 + ($10.000 x 0.9)} dan saham Stan $1.000.
Maka jurnal penyesuaian pendapatan investasi oleh Park, untuk mengakui laba atas
penjualan tanah antar perusahaan yang sebelumnya ditangguhkan adalah sbb:
Jurnal yang kedua yang perlu dibuat adalah berkaitan dengan keuntungan sebesar $15.000
da mencatat keuntungan konsolidasi atas penjualan tanah, yaitu $25.000.
Jurnal :
Investment in Stan $9.000
Minority Interest 1.000
Gain on sale of land 10.000
Pada tahun penjualan tanah antar perusahaan, jumlah keuntungan atas penjualan dieliminasi
dari laporan keuangan konsolidasi dan tanah dicatat sebesar harga perolehannya pada entitas
yang dikonsolidasikan. Perusahaan induk mengurangi pendapatan investasinya hanya untuk
proporsi keuntungan yang belum direalisasikan karena kepemilikan minoritas juga berhak atas
14
itu. Pada kertas kerja konsolidasi, pendapatan kepemilikan minoritas diperhitungkan sebagai
pendapatan real anak perusahaan sebesar percentase kepemilikannya. Pendapatan real anak
perusahaan dilaporkan pendapatan dikurangi keuntungan yang belum terealisasi dan ditambah
kerugian yang belum direalisasi.
Park co. Membeli tanah dari Stan co. , kepemilikan saham Park co. 90% terhadap Stan co.
Laba bersih Stan co. $70.000 dan pendapatan Park co. Diluar pendapatan dari Stan
$90.000. Akan tetapi laba yang belum terealisasi atas penjualan tanah antar perusahaan
$10.000, sekarang termasuk dalam pendapatan Stan co., bukan Park co.
Diminta : Buat jurnal yang dicatat oleh Park co.
Jurnal eliminasi:
a. Jurnal gabungan point a dan point b
Investment in Stan $54.000
Income from Stan $54.000
15
Land 10.000
Gain on sale of land 10.000 merupakan gain yang belum terealisasi dari hasil penjualan
tanah antara induk dan anak perusahaan. Kepemilikan saham park pada Stan sebesar 90%,
maka laba bagi perusahaan park $9.000 (90% x $10.000) dan ini akan menambah jumlah
investasi perusahaan park, sedangkan yang $1.000 (10% x $10.000) merupakan hak
minoritas perusahaan Stan.
Maka jurnal untuk mengurangi akun tanah menjadi harga perolehannya dan menyesuaikan
akun investasi dan hak minoritas awal untuk membentuk resiprositas dengan akun ekuitas
Stan pada awal periode, sbb:
c. CS-Stan 200.000
RE-Stan 100.000 (lihat RE awal)
Investment in Stan 270.000
Minority Interest 30.000 (10% x (200.000 + 100.000)
16
Working paper 31 Desember 19x5
Park 90% Adj dan Minority Consolidat
Stan Elimination Interest Statement
Income Statement
Sales 390.000 210.000 600.000
Income on sale of land 54.000 b.54.000 -
Gain from Stan 10.000 d.10.000 -
Expense (including CGS (300.000) (150.000) (450.000)
Minority Interest -
(10% x 70.000-10.000) c.6.000 (6.000)
Net Income 144.000 70.000 144.000
RETAINED EARING
RE-Park 207.000 207.000
RE-Stan 100.000 e.100.000 -
Add: Net Income 144.000 70.000 144.000
RE, Dec 31, 19X5 351.000 170.000 351.000
BALANCE SHEET
Cash 427.000 400.000 827.000
Land 50.000 d.10.000 40.000
Investment in Stan 324.000 b.54.000 -
e.270.000
TOTAL 801.000 400.000 867.000
Liabilities 50.000 30.000 80.000
CS 400.000 200.000 e.200.000 400.000
RE 351.000 170.000 351.000
TOTAL 801.000 400.000
Minority Interest (Hak e.30.000 30.000
minoritas) Jan 1, 19X5
Minority Interest 36.000 36.000
December 31, 19X5
867.000
17
2.3 Laba antar-perusahaan atas aktiva tetap yang dapat disusutkan
Penjualan aktiva tetap antar perusahaan yang terkena penyusutan, depresiatau
armotisasi yang menghasilkan keuntungan atau kerugian yang belumdiralisasi disajikan
dalam akun perusahaan afiliasi penjualan. Perusahaan harusmengeliminasi pengaruh
keuntungan dan kerugian tersebut dari laporan
keuangan perusahaan induk dan konsolidasi sampai entitas konsolidasi
merealisasikannyamelalui penjualan kepada entitas lain atau melalui penggunaan dalam
entitaskonsolidasi. Penyesuaian untuk mengeliminasi pengaruh keuntungan dan
kerugianyang belum direalisasi terhadap lapoan keuangan induk perusahaan induk
dankonsolidasi lebih kompleks dibandingkan dalam kasus aktiva yang tidak
dapatdisusutkan. Kompleksitas tambahan ini berasal dari proses penyusutan (ataudeplesi
atau armotisasi) yang mempengaruhi laba peusahan induk dan konsolidasi pada setiap
tahun dimana aktiva terkait dimiliki oleh perusahaan afiliasi.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penjualan Aktiva Tetap Kepada Perusahaan Afiliasi Pada Harga Selain Nilai Buku
Menciptakan Laba atau Rugi yang Belum Terealisasi Bagi Entitas yang Dikonsolidasikan..
Keuntungan atau kerugian antar perusahaan muncul dalam laporan laba rugi afiliasi
penjual pada tahun penjualan.
Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dari sudut pandang entitas yang
dikonsolidasikan tidak bisa dijual kepada entitas luar atau, dalam kasus depreciable aktiva
tetap, secara penuh menggunakan entitas yang dikonsolidasikan. Pengaruh dari
keuntungan atau kerugian yang belum direalisasikan harus dieliminasi dari pendapatan
investasi dalam konsolidasi satu-baris. pengaruh dari keuntungan atau kerugian yang
belum direalisasikan harus dieliminasi dari laporan keuangan konsolidasi
3.2 Saran
Disusunnya makalah ini mengenai “Laba atas transaksi antar perusahaan-aktiva tetap”
diharapkan dapat menambah wawasan pembaca khususnya di mata kuliah Akutansi
Keuangan. Begitu juga bisa menjadi referensi yang dapat memperluas wawasan kita mengenai
isi makalah ini.
19
DAFTAR PUSTAKA
Gasperz, V., & Fontana, A. (2011). Lean Six Sigma for Manufacturing and Service Industries.
Bogor: Vinchristo Publication.
Georeg, Michael L., Price,Mark., Rowlands, David., Maxey, John., Lean Six Sigma Pocket
Toolbook. United States : George Group.
https://www.slideshare.net/OcieRosie/akl-aktiva-tetap
http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI.AKUNTANSI/196510122001121-
IKIN_SOLIKIN/LABA_ATAS_TRANSAKSI_ANTAR_PERUSAHAAN_AKTIV
A_TETAP.pdf
20