Anda di halaman 1dari 35

TRANSAKSI ANTAR PERUSAHAAN PERSEDIAAN

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 7

ALFIN HASAN ANSARI RITONGA (0502192046)

ALYAA ZAFIRA DARMAWAN (0502192137)

INDAH WAHYUNI (0502193228)

HIZRAHTUL DARSANI (0502192074)

MULKY ALRASI HUTAGALUNG (0502191004)

DOSEN PENGAMPU:

NURWANI, S.E, M.SI

PRODI AKUNTANSI SYARIAH AKS4D

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN

TA 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmatnya jugalah, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “TRANSAKSI ANTAR
PERUSAHAAN PERSEDIAAN”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah
Akuntansi Keuangan Lanjutan I. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesikan tepat pada waktunya. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun untuk memperbaiki kekurangan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan informasi bagi yang memerlukannya dan bermanfaat untuk pengembangan
wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

MEDAN, 20 SEPTEBER

PEMAKALAH

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ I

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………..II

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 1

C. Tujuan Masalah .............................................................................................................. 2


BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................... 3

A. Pengertian Transaksi Persediaan…………………………………………………................3


B. Eliminasi Pembelian Dan Penjualan Antar Perusahaan ........................................................ 3

C. Eliminasi Laba Yang Belum Realsasi Dalam Persediaan Akhir ........................................... 6

D. Pengakuan Laba Yang Belum Direalisasi Dalam Persediaan Awal ...................................... 9

E. Penjualan Down Stream (Arus Kebawah) Dan Upsstream (Arus Keatas) .......................... 11
F. Penangguhan Laba Antar perusahaan Dalam Periode Penjualan Antarperusahaan……….13

G. Penangguhan Laba Antar Perusahan Atas Penjualan Kepada Entitas Luar ........................ 15

H. Laba Yang Belum Direalisasi Dari Penjualan Upstream..................................................... 17

I. Penangguhan Laba Antar Perusahaan Dalam Priode Penjualan Antar Perusahaan……….18

J. Contoh Soal.......................................................................................................................... 21
BAB III PENUTUP ......................................................................................................................... 31

A. Kesimpulan………………………………………………………………………………...31

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. III

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Laporan keuangan konsolidasi perusahaan induk dan perusahaan anak yang didalamnya
terdapat transaksi persediaan antar perusahaan afiliasi. Laporan konsolidasi dibuat untuk
menunjukkan posisi keuangan dan hasil operasi dari dua atau lebih perusahaan afilasi
seolaholah perusahaan tersebut merupakan satu perusahaan. Oleh karena itu, pengaruh
transaksi antar perusahaan afiliasi harus dieliminasi dari laporan keuangan konsolidasi.
Transaksi antar perusahaan mengakibatkan saldo akun resiprokal pada buku perusahaan
afiliasi. Contohnya, transaksi penjualan antar perusahaan menimbulkan saldo resiprokal
penjualan dan pembelian (atau harga pokok penjualan) dan juga piutang dan hutang usaha
resiprokal. Oleh karena transaksi antar perusahaan ini adalah transaksi internal perusahaan
dari sudut pandang entitas yang dikonsolidasikan, maka pengaruhnya harus dieliminasi
dalam proses konsolidasi. Selain saldo akun resiprokal, keuntungan dan kerugian dari
transaksi antar perusahaan juga harus dieliminasi sampai terjual kepada pihak-pihak di luar
entitas yang dikonsolidasikan. Seperti disebutkan dalam Accounting Research Bulletin
(ARB) No. 51, laporan konsolidasi “tidak boleh memasukkan keuntungan atau kerugian
transaksi antar perusahaan didalam grup sehingga laba atau rugi yang terjadi harus
dieliminasi; konsep yang biasanya diterapkan untuk tujuan ini adalah laba atau rugi kotor
(bruto)”.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian DariTransaksi Persediaan?
2. Apakah itu Eliminasi Pembelian Dan Penjualan Antar Perusahaan?

3. Apakah itu Eliminasi Laba Yang Belum Realsasi Dalam Persediaan Akhir?

4. Apakah itu Pengakuan Laba Yang Belum Direalisasi Dalam Persediaan Awal?

5. Apakah itu Penjualan Down Stream (Arus Kebawah) Dan Upsstream (Arus Keatas)?

6. Apakah itu Penangguhan Laba Antar Perusahan Atas Penjualan Kepada Entitas Luar?

7. Bagaimana Laba Yang Belum Direalisasi Dari Penjualan Upstream?

8. Bagaimana Penangguhan Laba Antar Perusahaan Dalam Priode Penjualan Antar

1
Perusahaan?

9. Bagaimana Contoh Soal Dari Transaksi Atar Perusahaaan Persediaan?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui Pengertian DariTransaksi Persediaan.

2. Untuk mengetahui Eliminasi Pembelian Dan Penjualan Antar Perusahaan.

3. Untuk mengetahui Eliminasi Laba Yang Belum Realsasi Dalam Persediaan Akhir.

4. Untuk mengetahui Pengakuan Laba Yang Belum Direalisasi Dalam Persediaan Awal.

5. Untuk mengetahui Penjualan Down Stream (Arus Kebawah) Dan Upsstream (Arus
Keatas).

6. Untuk mengetahui Penangguhan Laba Antar Perusahan Atas Penjualan Kepada Entitas
Luar.

7. Untuk mengetahui Laba Yang Belum Direalisasi Dari Penjualan Upstream.

8. Untuk mengetahui Penangguhan Laba Antar Perusahaan Dalam Priode Penjualan Antar
Perusahaan.

9. Untuk mengetahui Contoh Soal Dari Transaksi Atar Perusahaaan Persediaan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Transaksi Persediaan


Transaksi persediaan adalah bentuk pertukaran antar perusahaan yang paling sering
terjadi. Proses pencatatan untuk transfer persediaan antar perusahaan dapat menjadi lebih
kompleks dibandingkan pencatatan bentuk transfer lain. Pengaruh transaksi antara
perusahaan afiliasi (transaksi antar perusahaan) harus dieliminasi dari laporan keuangan
konsolidasi (Mukhlisah, 2017). Transaksi antar perusahaan mengakibatkan saldo akun
resiprokal pada buku perusahaan afiliasi. Keuntungan dan kerugian dari transaksi antar
perusahaan harus dieliminasi sampai direalisasi melalui penggunaan atau melalui penjualan
kepada pihak diluar entitas yang dikonsolidasikan karenanya setiap laba atau rugi antar
perusahaan didalam grup harus dieliminasi; konsep yang biasanya diterapkan untuk tujuan
ini adalah laba atau rugi kotor (bruto).
Pendapatan diakui ketika pendapatan tersebut direalisasi, yaitu ketika pendapatan
tersebut diperoleh. Dari sudut pandang entitas yang dikonsolidasikan, pendapatan yang
diperoleh harus berasal dari penjualan kepada entitas luar (pihak luar). Pendapatan atas
penjualan antara perusahaan-perusahaan afiliasi tidak dapat diakui sampai barang tersebut
dijual keluar dari entitas yang dikonsolidasikan.

B. Eliminasi Pembelian dan Penjualan Antar Perusahaan


PSAK No. 4: Laporan konsolidasi seharusnya tidak memasukkan keuntungan atau kerugian
dari transaksi antar-perusahaan dalam grup. Karenanya setiap laba atau rugi Antar -
perusahaan didalam grup harus dieliminasi; konsep yang biasanya diterapkaN untuk tujuan
ini adalah laba atau rugi kotor (bruto).
PSAK No. 4 juga menekankan bahwa jumlah laba antar- perusahaan yang dieliminasi tidak
dipengaruhi oleh keberadaan minoritas dan harus dieliminasi semuanya.

• Alasan pengeliminasian laba dan rugi antar perusahaan adalah bahwa manajemen
dari perusahaan induk dapat mengendalikan semua transaksi antar-perusahaan,
termasuk otorisasi dan penetapan harga, tanpa tawar menawar antar-perusahaan
afiliasi.

3
• Tujuan eliminasi adalah untuk menunjukkan laba rugi dan posisi keuangan entitas
yang dikonsolidasikan yang seharusnya tampak jika transaksi antar-perusahaan tidak
ada
• Kebanyakan transaksi antar-perusahaan yang menyangkut keuntungan dan kerugian
dapat dikelompokkan ke dalam persediaan, aktiva tetap, dan obligasi.

Jika sistem persediaan periodic digunakan, ayat jurnal kertas kerja untuk mengeliminasi
penjualan dan pembelian antar-perusahaan adalah:

D Penjualan
K Pembelian

Jika sistem perpetual yang digunakan, ayat jurnal kertas kerja untuk mengeliminasi
penjualan dan pembelian antar - perusahaan adalah:
D Penjualan
K Harga Pokok Penjualan

Penjualan dan pembelian antar perusahaan afiliasi dieliminasi dalam proses konsolidasi
untuk melaporkan penjualan dan pembelian (atau harga pokok penjualan) kepada entitas luar.
Berikut contoh transaksi eliminasi pembelian dan penjualan antarperusahaan afiliasi.

Contoh Kasus 1
Fren Corporation mendirikan sebuah anak perusahaan, Smart Company pada tahun
2006 untuk menjual lini produk Fren Corporation.Semua pembelian Smart berasal dari Fren
dengan harga 20% di atas harga perolehan Fren. Selama tahun 2003 Fren membeli barang
dagang dari entitas lain sebanyak Rp 20.000.000 dan menjual barang dagangan senilai Rp
20.000.000 tersebut kepada Smart dengan harga Rp 24.000.000, dan Smart menjual semua
barang dagangannya pada para pelanggannya dengan harga Rp 30.000.000, ayat jurnal yang
berhubungan dengan barang dagangan dicatat dengan buku terpisah Fren dan Smart adalah
sebagai berikut:

PEMBUKUAN FREN (dalam ribuan)

4
Persediaan (+A) Rp 20.000
Hutang dagang (+L) Rp 20.000
Untuk mencatat pembelian kredit dari
entitas lain
Piutang Usaha – Smart (+A) Rp 24.000
Penjualan (R, +SE) Rp 24.000
Untuk mencatat penjualan antar
perusahaan kepada Smart
Harga pokok penjualan (E, -SE) Rp 20.000
Persediaan (-A) Rp 20.000
Untuk mencatat harga pokok penjualan
kepada Smart

PEMBUKUAN SMART (dalam ribuan)


Persediaan (+A) Rp 24.000
Hutang dagang (+L) Rp 24.000
Untuk mencatat pembelian
antarperusahaan dari Fren
Piutang Usaha (+A) Rp 30.000
Penjualan (R, +SE) Rp 30.000
Untuk mencatat penjualan kepada
entitas lain
Harga pokok penjualan (E, -SE) Rp 24.000
Persediaan (-A) Rp 24.000
Untuk mencatat harga pokok penjualan
kepada entitas lain

Pada akhir tahun 2006, penjualan Fren termasuk yang dijual ke Smart, adalah Rp
24.000.000 dan harga pokok penjualannya termasuk harga barang dagangan yang ditransfer ke
Smart sebesar Rp 20.000.000. Penjualan Smart termasuk penjualan barang dagang kepada
entitas lain, Rp 30.000.000 dan harga pokok penjualannya sebesar Rp 24.000.000. Karena Fren
dan Smart dianggap sebagai entitas tunggal untuk tujuan pelaporan, penjualan dan harga pokok

5
penjualan gabungan disajikan terlalu besar sejumlah Rp 24.000.000. Kelebihan tersebut
dieliminasi dalam kertas kerja konsolidasi.

Eliminasi kertas kerja adalah sebagai berikut: (dalam ribuan)


100% Penyesuaian dan
Fren Konsolidasi
Smart Eliminasi
Penjualan Rp 24.000 Rp 30.000 a. 24.000 Rp 30.000
Harga pokok
penjualan 20.000 24.000 a. 24.000 20.000
Laba kotor Rp 4.0000 Rp 6.000 Rp 10.000

Eliminasi kertas kerja tidak mempengaruhi laba bersih konsolidasi karena jumlah
eliminasi penjualan dan harga pokok penjualan adalah sama, dan gabungan laba bruto sama
dengan laba bruto konsolidasi. Selain eliminasi pos laba untuk perusahaan, eliminasi piutang
dan hutang antar perusahaan harus dilakukan dalam proses konsolidasi.

C. Eliminasi Laba yang Belum Realisasi dalam Persediaan Akhir

Entitas konsolidasi merealisasikan dan mengakui laba atas penjualan antar perusahaan
afiliasi pada saat barang dijual kepada entitas luar. Persediaan akhir perusahaan afiliasi pembeli
mencerminkan laba dan rugi atas penjualan antar perusahaan karena persediaan tersebut lebih
mencerminkan harga transfer perusahaan (Nurhayani, 2020).

Contoh Kasus 2

Selama tahun 2007 Fren membeli barang dagang dari entitas lain sebanyak Rp
30.000.000 dan menjual barang dagang senilai Rp 30.000.000 tersebut kepada Smart sehargaRp
36.000.000. Smart menjual barang dagangnya sebanyak Rp 30.000.000 kepada para
pelanggannya dengan harga Rp 37.500.000. Ayat jurnal yang berhubungan dengan
transfer barang dagang antar perusahaan selama tahun 2007 adalah sebagai berikut:

6
PEMBUKUAN FREN (dalam ribuan)
Persediaan (+A) Rp 30.000
Hutang dagang (+L) Rp 30.000
Untuk mencatat pembelian kredit dari
entitas lain
Piutang Usaha – Smart (+A) Rp 36.000
Penjualan (R, +SE) Rp 36.000
Untuk mencatat penjualan kepada Smart
Harga pokok penjualan (E, -SE) Rp 30.000
Persediaan (-A) Rp 30.000
Untuk mencatat harga pokok penjualan
kepada Smart

PEMBUKUAN SMART (dalam ribuan)


Persediaan (+A) Rp 36.000
Hutang dagang (+L) Rp 36.000
Untuk mencatat pembelian
antarperusahaan dari Fren
Piutang Usaha (+A) Rp 37.500
Penjualan (R, +SE) Rp 37.500
Untuk mencatat penjualan kepada
entitas lain
Harga pokok penjualan (E, -SE) Rp 30.000
Persediaan (-A) Rp 30.000
Untuk mencatat harga pokok penjualan
kepada entitas lain

Penjualan Fren tahun 2007 kepada Smart Rp 36.000.000 dan harga pokok penjualannya
mencerminkan harga pokok dagangan yang ditransfer kepada Smart sebesar Rp 30.000.000,
Penjualan Smart tahun 2007 sebesar Rp 37.500.000 terdiri dari barang dagang yang diperoleh
dari Fren, dan harga pokok penjualannya sebesar Rp 30.000.000 dari Rp 36.000.000 harga

7
transfer barang dagangan yang diperoleh Fren. Hal ini sama dengan Rp 30.000.000/Rp
36.000.000 atau 5/6. Sisa barang dagang yang diperoleh dari Fren tahun 2007 tetap ada dalam
persediaan Smart pada tanggal 31 Desember 2007 dengan harga transfer Rp 6.000.000,
termasuk laba yang belum direalisasi sebesar Rp 1.000.000 (berasal dari sisa laba 1/6 x Rp
6.000.000).
Jurnal eliminasi dalam kertas kerja oleh Fren Corporation adalah sebagai berikut :
a. Penjualan resiprokal (dari Fren ke Smart), yaitu penjualan sebesar Rp 36.000.000

Jurnal eliminasi yang dibuat:


Penjualan Rp 36.000.000
Harga pokok penjualan Rp 36.000.000

b. Laba yang belum direalisasi, pada persediaan akhir tahun masih tersisa sebesar Rp
1.000.000 ( 1/6 dari harga transfer Rp 6.000.000)
Jurnal eliminasi yang dibuat:
Harga pokok penjualan Rp 1.000.000
Persediaan Rp 1.000.000

Kertas kerja eliminasi yang dibuat oleh Fren tahun 2007 sebagai berikut: (dalam ribuan)
100% Penyesuaian dan
Fren Konsolidasi
Smart Eliminasi
Laporan laba
rugi Rp 36.000 Rp 37.500 a. 36.000 Rp 37.500
Penjualan 30.000 30.000 b. 1.000 a. 36.000 25.000
H.pokok Rp 6.000 Rp 7.500 Rp 12.500
penjualan
Laba kotor Rp 6.000 b. 1.000 Rp 5.000
Neraca
Persediaan

Debit harga pokok penjualan pada jurnal eliminasi diatas mengurangi laba dengan
peningkatan harga pokok penjualan konsolidasi, dan kredit mengurangi nilai persediaan dari
harga transfer antar perusahaan menjadi harga perolehan. Dari sudut pandang entitas yang
dikonsolidasikan, persediaan akhir Smart disajikan terlalu besar sejumlah laba yang belum
8
direalisasi Rp 1.000.000 Oleh karena persediaan akhir yang disajikan terlalu besar
menyebabkan harga pokok penjualan terlalu rendah dan laba bruto menjadi terlalu tinggi,
kesalahan tersebut diperbaiki dengan ayat jurnal kertas kerja b, yang menambah (debit) harga
pokok penjualan dan mengurangi (kredit) persediaan akhir yang disajikan terlalu besar
tersebut. Ayat jurnal eliminasi ini mengurangi laba bruto konsolidasi sebesar Rp 1.000.000
(pengaruh pada laporan laba rugi) dan persediaan akhir konsolidasi sebesar Rp 1.000.000
(pengaruh pada neraca).
Metode ekuitas Pada tanggal 31 Desember 2007, Fren menghitung pendapatan
investasinya dengan cara yang biasa kecuali bahwa laba antar perusahaan sebesar Rp
1.000.000 harus ditangguhkan. Dalam ayat jurnal konsolidasi satu baris Fren, pendapatan dari
Smart akan dikurangi dengan laba yang belum direalisasi dalam persediaan akhir sebesar Rp
1.000.000, karenanya, akun investasi pada Smart juga akan dikurangi sebesar Rp 1.000.000.

D. Pengakuan Laba Yang Belum Direalisasi Dalam Persediaan Awal

Pencatatan laba yang belum direalisasi dari penjualan arus ke bawah

a. Dalam kertas kerja konsolidasi, jumlah total dari penjualan antar perusahaan dieliminasi
dari perjualan dan harga pokok penjualan.
b. Laba yang belum direalisasikan dibedakan sampai laba terse but direalisasikan saat
penjualan kepada entitas luar.
1. Penangguhan telah dilengkapi didalam kertas kerja konsolidasi oleh akun kertas
yang menambah harga pokok penjualan untuk laba yang belum direalisaikan dan
mengurangi persediaan akhir oleh biaya awalnya.
2. Dari sudut pandang entitas yang dikondolisaikan, laba yang belum direalisasikan
dalam persediaan akhir kurang menekankan pada haraga pokok penjualan dan lebih
menekankan pada pendapatan bersih yang dikonsolidasikan.
3. Pada metode ekuitas, jumlah total dari laba yang belun direalisasikan dalam
persediaan perusahaan anak dikurangi dari pendapatan investasi dan investasi pada
rekening perusahaan anak dalam pencatatan perusahaan induk.
c. Saat persediaan barang dagang yang diperoleh perusahaan anak dari perusahaan induk
telah terjual kepada entitas luar, laba anatar perusahaan telah direalisasikan.
1. Laba yang belum direalisasikan dalam persediaan akhir pada suatu periode adalah
laba yang belum direalisasikan dalam persediaan awal pada periode akhirnya.

9
2. Pengaruh dari laba yang belum direalisasikan pada persediaan awal berlawanan
dengan laba yang belum direalisasikan pada persediaan akhir.
a) Laba yang belum direalisasikan pada persediaan akhir (tahun penjualan antar
perusahaan) memiliki hubungan langsung dengan pendapatan bersih yang
dikonsolidasikan.
b) Laba yang belum direalisaikan pada persediaan awal (tahun penjualan kepada
entitas luar) memiliki hubungan langsung dengan pendapatan bersih yang
dikonsolidasikan.
3. Dalam metode entitas, jumlah investasi pada perusahaan anak dan pendapatan dari
perusahaan anak dinaikkan untuk merealisasikan laba antar perusahaan pada periode
sebelumnya.
4. Realisaikan dari laba yang ditangguhkan pada persiapan awal perusahaan anak
menjadikan haraga pokok penjualan terlalu besar dari sudut pandang
konsoliadasikan.
5. Ayat kertas kerja untuk mencatat realisasi laba yang ditangguhkan adalah akun
investasi pada perusahaan anak di debit dan haraga pokok penjualan kredit.
a) Akun persediaan awal pada tidak dapat disesuaikan secara langsung karena akun
harga pokok penjualan.
b) Penyesuaian akun investasi membentuk kembali resiprokal anatara saldo
investasi pada periode awal dan akun ekuitas perusahaan anak pada tanggal yang
sama.
6. Laba atas persediaan yang belum direalisasikan dalam laporan keuangan konsolidasi
akan menjadu benar dengan sendirinya selama lebih dari dua periode akuntansi.

Akutansi untuk laba yang belum direalisasikan dari penjualan arus ke atas

a. Seperti pada kasus penjualan arus ke bawah, jumlah total penjualan dikurangkan dari
penjualan dan harga pokok penjualan pada kertas kerja konsolidasi.
b. Penjualan antar perusahaan dari perusahaan anak ke perusahaan induk meningkatkan
penjualan, harga pokok penjualan, laba bruto, dan bentuk pendapatan bersih perusahaan
anak.
c. Sisa laba yang belum direalisasikan pada Persediaan perusahaan induk sampai barang
dagangan dijual kembali ke entitas lain.
1. Jika perusahaan anak dimiliki 100% Dari setiap laba yang belum direalisasikan pada
tahun penjualan antar perusahaan.
10
2. Jika perusahaan anak dimiliki sebagian, maka perusahaan induk hanya menangguhkan
sebatas sebagian nya saja atas laba yang belum direalisasikan pada tahun penjualan antar
perusahaan.
3. Pendapatan hak minoritas dikurangi sebesar bagian perusahaan induk atas setiap laba
perusahaan anak yang belum direalisasikan. Untuk menghitung pendapatan hak
minoritas, laba yang belum direalisasikan dikurangkan dari laba yang dilaporkan
perusahaan anak dan menghasilkan laba perusahaan anak yang sudah direalisasikan yang
kemudian dikalikan dengan persentase hak minoritas (Sembiring, 2019).
d. Laba antar perusahaan di akui dan di realisasikan saat perusahaan barang dagang dijual ke
entitas luar.
1. Laba yang belum direalisasikan pada persedian awal dijadikan harga pokok penjualan
terlalu besar.
a) Pada kertas kerja konsolidasi, ayat jurnal kertas kerja mengurangi harga pokok
penjualan pada harga perolehan atau kredit, dan menyesuaikan akun investasi dan
pendapatan hak minoritas awal untuk laba yang belum direalisasikan pada persedian
awal yang sebelumnya ditangguhkan.
b) Pengaruh dari laba yang belum direalisasikan pada Persediaan awal Persediaan induk
dan pendapatan bersih yang di konsolidasi kan berkebalikan dengan pengaruh dari
laba yang belum direalisasikan pada persediaan akhir.
2. Dalam Methode Ekuitas, realisasi laba antar perusahaan yang sebelumnya ditangguhkan
menambah pendapatan investasi dan akun investasi pada perusahaan anak sesuai dengan
proporsi kepemilikan induk.

E. Penjualan Down Stream (Arus Kebawah) Dan Upsstream (Arus Keatas)


Allah SWT telah menghalalkan praktek jual beli yang sesuai dengan ketentuan dan
syari’atNya. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Surat Al Baqarah ayat 275:

Artinya:

11
Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang
kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama
dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Barangsiapa
mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu
menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barangsiapa mengulangi, maka mereka
itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.

Penjualan persediaan barang oleh perusahaan induk ke perusahaan anak disebut dengan penjualan
arus ke bawah dan penjualan oleh perusahaan anak ke perusahaan induk disebut dengan penjualan
arus ke atas (Wijayanti & Suryani, 2015).
a. Penjualan arus kebawah
1. Pendapatan terpisah perusahaan induk meliputi laba yang belum direalisasikan
(termasuk dalam akun penjualan dan harga pokok penjualan).
2. Laba bersih perusahaan anak tidak terpengaruh. Karena, pendapatan hak minoritas
dihitung sebagai laba bersih yang dilaporkan anak perusahaan dikalikan dengan presetasi
pendapatan hak minoritas.
3. Persedian akhir perusahaan anak meliputi laba yang belum direalisasikan sehingga
barang dagangan dijual ke entitas luar.
a) Persediaan akhir perusahaan anak menunjukan harga transfer, daripada biaya entitas
yang dikonsolidasikan.
b) Dalam kertas konsodilasi, persediaan dikurangi biaya asalnya yaitu harga pokok
penjualan pada debit dan persediaan akhir pada kredit.
4. Dalam metode ekuitas, jumlah total laba yang belum direaliasaikan dari penjualan arus
bawah anatr perusahaan dibebenkan kepada pendapatan dari perusahaan anak.

b. Penjualan arus ke atas


1. Pendapatan bersih perusahaan anak meliputi jumlah total dari laba yang belum
direalisasikan (termasuk didalamnya akun penjualan dan harga pokok penjualan).
a) Laba yang belum direalisasikan dalam pendapatan bersih perusahaan anak
dialokasikan secara proporsional kepada pemegang saham mayoritas dan
minoritasnya dalam pencatatan.
b) Pendapatan bersih yang dikonsolidasikan dan pendapat hak minoritas dihitung
berdasarkan pendapatan awal yang direalisaikan dari sudut pandang entitas yang
dikonsodilasikan.

12
c) Pendapatan perusaah anak yang direalisasikan dan dicatat sebagai pendapatan
bersih, disesuaikan untuk laba antar perusahaan dari penjualan arus ke atas.
2. Pendapatan terpisah perusahaan induk tidak dipengaruhi oleh laba yang belum
direalisasikan dari penjualan arus ke atas, tetapi pendapatan bersihnya (yang meliputi
pendapatan investas) terpengaruh.
3. Persediaan akhir perusahaan induk meliputi laba persediaan yang belum direalisasikan
hingga barang dagangannya dijual kepada entitas luar.
4. Dalam metode ekuitas, hanya saham proporsional perusahaan induk atas laba yang
belum direaisasikan dari penjualan arus ke atas anatar perusahaan dibebankan kepada
pendapatan perusahaan anak.

F. Penangguhan Laba Antar perusahaan Dalam Periode Penjualan Antarperusahaan


Contoh kasus 1,
Park Corporation mempunyai 90% saham berhak suara Sori Corporation. Laporan laba
rugi terpisah Park dan Sori untuk tahun 2006, sebelum mempertimbangkan laba yang belum
direalisasi, adalah sebagai berikut:

Park Corp Sori Corp


Penjualan Rp 100.000 Rp 50.000
Harga pokok penjualan (60.000) (35.000)
Laba Kotor 40.000 15.000
Beban 15.000 5.000
Laba Operasi 25.000 10.000
Laba dari Sori 9.000 -
Laba Bersih 34.000 10.000

Transaksi selama tahun 2006 adalah sebagai berikut:


a. Penjualan Park kepada Sori sebesar Rp 15.000 dengan laba sebesar Rp 6.250.
b. Persediaan Sori per 31 Desember 2006, termasuk 40% barang dagang dari transaksi
antarperusahaan.

Pada pembukuan yang terpisah Park mengambil bagiannya atas laba Sori dan
menangguhkan pengakuan laba yang belum direalisasi dengan membuat ayat jurnal berikut:

Investasi dalam Sori Rp 9.000


13
Laba dari Sori Rp 9.000
Laba dari Sori Rp 2.500
Investasi dalam Sori Rp 2.500

Ayat jurnal kedua pada pembukuan Park mengurangi laba dari Sori yaitu dari Rp 9.000
menjadi Rp 6.500. Oleh karena bagian Park hanya sebesar Rp 9.000 (kepemilikan 90%) maka
beban hak minoritas pada kertas kerja Park dicatat sebesar Rp 1.000.
Jurnal elimasi yang dibuat oleh Park per 31 Desember 2006 untuk mengeliminasi akun
resiprokal adalah sebagai berikut:
Jurnal eliminasi:

a. Mengeliminasi penjualan dan pembelian resiprokal


Jurnal:
Penjualan Rp 15.000
Harga pokok penjualan Rp 15.000

b. Mengeliminasi laba antarperusahaan dari harga pokok penjualan dan persediaan


Jurnal:
Harga pokok penjualan Rp 2.500
Persediaan Rp 2.500

c. Mengeliminasi laba investasi dan menyesuaikan akun investasi dalam Sori per 1 Januari
2006 (dalam laporan konsolidasi tidak boleh ada laba atas transaksi antarperusahaan afiliasi)
Jurnal:
Laba dari Sori Rp 6.500
Investasi dalam Sori Rp 6.500

KERTAS KERJA PARK DAN PERUSAHAAN ANAK, SORI


UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2006

90% Penyesuaian dan Laporan


Park
Sori Eliminasi Konsolidasi

14
Laporan laba rugi
Penjualan Rp 100.000 Rp 50.000 a.15.000 Rp 135.000
Laba dari Sori 6.500 b.6.500
H. pokok penjualan (60.000) (35.000) c.2.500 a.15.000 (82.500)
Beban (15.000) (5.000) (20.000)
Beban hak minoritas (1.000)
(Rp 10.000 x 10%) Rp 31.500 Rp 10.000 Rp 31.500
Laba Bersih
Neraca
Persediaan Rp 7.500 b.2.500 Rp 5.000
Investasi dalam Sori XXX c.6.500

G. Pengakuan Laba Antarperusahaan Atas Penjualan Kepada Entitas Luar


Contoh Kasus 2,
Barang dagang yang diperoleh dari park selama tahun 2006 dijual oleh Sori pada tahun
2007, asumsi tidak ada transaksi antarperusahaan antara Park dan Sori selama tahun 2007.
Laporan laba rugi terpisah tahun 2007 sebelum mempertimbangkan laba yang belum
direalisasi dalam persediaan awal Sori sebesar Rp 2.500 adalah sebagai berikut:

Park Corp Sori Corp


Penjualan Rp 120.000 Rp 60.000
Harga pokok penjualan (80.000) (40.000)
Laba Kotor 40.000 20.000
Beban 20.000 5.000
Laba Operasi 20.000 15.000
Laba dari Sori 13.500 -
Laba Bersih 33.500 15.000

Laba operasi Park tahun 2007 tidak dipengaruhi oleh laba yang belum direalisasi
dalam persediaan Sori per 31 Desember 2006. Namun laba Sori tahun 2007 terpengaruh
15
karena persediaan awal Sori lebih saji Rp 2.500 demikian pula untuk harga pokok penjualan.
Dari sudut pandang Park laba investasinya akan dicatat dan disesuaikan sebagai berikut;
Investasi dalam Sori Rp 13.500
Laba dari Sori Rp 13.500
(Mencatat laba investasi dari Sori)
Investasi dalam Sori Rp 2.500
Laba dari Sori Rp 2.500
(Untuk mencatat realisasi laba dari penjualan antarperusahaan tahun 2006 kepada Sori)

Pada akhir tahun 2007 ayat jurnal diatas akan meningkatkan investasi dalam Sori dari
Rp 13.500 menjadi Rp 16.000 dan laba bersih Park dari Rp 33.500 menjadi Rp 36.000.
Berikut ini jurnal eliminasi dan kertas kerja konsolidasi Park dan Sori :
a. Menyesuaikan atau mengakui laba dari persediaan awal yang sebelumnya ditangguhkan.
Jurnal:
Investasi dalam sori Rp 2.500
Harga pokok penjualan Rp 2.500
b. Mengeliminasi laba investasi dan menyesuaikan akun investasi ke dalam saldo awal.
Jurnal:
Laba dari Sori Rp 16.000
Investasi dalam Sori Rp 16.000

SEBAGIAN KERTAS KERJA PARK CORPORATION DAN PERUSAHAAN ANAK, SORI


CORPORATION
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2007

Penyesuaian dan
Laporan
Park Sori eliminasi
Konsolidasi
Debet Kredit
Laporan laba rugi
Penjualan Rp 120.000 Rp 60.000 Rp 180.000
Laba dari Sori 16.000 b. 16.000
H. pokok penjualan (80.000) (40.000) a. 2.500 (117.500)

16
Beban (20.000) (5.000) (25.000)
Beban hak minoritas
(Rp 15.000x10%)
( 1.500)
Laba bersih Rp 36.000 Rp 15.000 Rp 36.000
Neraca
Investasi dlm Sori XXX a. 2.500 b. 16.000

H. Laba yang Belum Direalisasi Dari Penjualan Arus ke Bawah


a. Dalam kertas kerja konsolidasi, jumlah total dari penjualan antar perusahaan dieliminasi
dari penjualan dan harga pokok penjualan.
b. Laba yang belum direalisasi dibedakan sampai laba tersebut direalisasi saat
penjualan kepada entitas luar.
1. Penangguhan telah dilengkapi didalam kertas kerja konsolidasi oleh akun kertas
kerja yang menambah harga pokok penjualan untuk laba yang belum direalisasi dan
mengurangi persediaan akhir oleh biaya awalnya.
2. Dari sudut pandang entitas yang dikonsolidasi, laba yang belum direalisasi dalam
persediaan akhir kurang menekankan pada harga pokok penjualan dan lebih
menekankan pada pendapatan bersih yang dikonsolidasi.
3. Pada metode ekuitas, jumlah total dari laba yang belum direalisasi dalam persediaan
perusahaan anak dikurangi dari pendapatan investasi dan investasi pada rekening
perusahaan anak dalam pencatatan perusahaan induk.
c. Saat persediaan barang dagang yang diperoleh perusahaan anak dari perusahaan induk
telah terjual kepada entitas luar, laba antar perusahaan telah terealisasi.
1. Laba yang belum direalisasi dalam persdiaan akhir pada suatu periode adalah laba
yang belum direalisasi dalam persediaan awal pada periode berikutnya.
2. Pengaruh dari laba yang belum direalisasi pada persediaan awal berlawanan dengan
laba yang belum direalisasi pada persediaan akhir.
a) Laba yang belum direalisasi pada persediaan akhir (tahun penjualan
antar perusahaan) memiliki hubungan langsung dengan pendapatan bersih yang
dikonsolidasi.

17
b) Laba yang belum direalisasi pada persediaan awal (tahun penjualan kepada
entitas luar) memiliki hubungan yang terbalik dengan pendapatan bersih yang
dikonsolidasi.
3. Dalam metode entitas, jumlah investasi pada perusahaan anak dan pendapatan dari
perusahaan anak dinaikkan untuk merealisasi laba antar antarperusahaan pada
periode sebelumnya.
4. Realisasi dari laba yang ditangguhkan pada persediaan awal perusahaan anak
menjadikan harga pokok penjualan terlalu besar dari sudut pandang konsolidasi.
Ayat kertas kerja untuk mencatat realisasi laba yang ditangguhkan adalah akun
investasi pada perusahaan anak di debit dan harga pokok penjualan di kredit.
a) Akun persediaan awal pada tidak dapat disesuaikan secara langsung karena
akun tersebut telah ditutup oleh akun harga pokok penjualan.
b) Penyesuaian akun investasi membentuk kembali resiprokal antara saldo
investasi pada periode awal dan akun ekuitas perusahaan anak pada tanggal
yang sama.
5. Laba atas persediaan yang belum direalisasi dalam laporan keuangan konsolidasi
akan menjadi benar dengan sendirinya selama lebih dari dua periode akuntansi.

I. Penjualan Persediaan Barang Oleh Perusahaan Induk ke Perusahaan Anak Disebut


Dengan Penjualan Arus ke Bawah
a. Penjualan arus ke bawah
1. Pendapatan terpisah perusahaan induk meliputi laba yang belum direalisasi (termasuk
dalam akun penjualan dan harga pokok penjualannya).
2. Laba bersih perusahaan anak tidak terpengaruh. Karena, pendapatan hak
minoritas dihitung sebagai laba bersih yang dilaporkan anak perusahaan
dikalikan dengan persentasi pendapatan hak minoritas.
3. Persediaan akhir perusahaan anak meliputi laba yang belum direalisasi hingga barang
dagangan dijual ke entitas luar.
a) Persediaan akhir perusahaan anak menunjukkan harga transfer, daripada biaya
entitas yang dikonsolidasikan.
b) Dalam kertas kerja konsolidasi, persediaan dikurangi biaya asalnya yaitu harga
pokok penjualan pada debit dan persediaan akhir pada kredit.

18
4. Dalam metode ekuitas, jumlah total laba yang belum direalisasi dari penjualan arus
bawah antar perusahaan dibebankan kepada pendapatan dari perusahaan anak.

Seperti yang dijelaskan di atas, pada penjualan downstream akan terjadi eliminasi atau
penyesuaian kepemilikan dari pengendali maupun mayoritas pemilik. Hal ini menyebabkan
keuntungan dan kerugian yang diterima dan ditanggung pun akan mengalami penyesuaian.
Berbeda dengan penjualan downstream, pada penjualan upstream, anak perusahaan dimiliki
sepenuhnya oleh pengendali atau mayoritas pemilik, serta mayoritas dimiliki secara
profesional oleh pengendali dan non pengendali.

Contoh Soal:

1. PT ABC memiliki saham sebesar 75% atas PT XYZ. PT ABC melaporkan bahwa
labanya sebesar Rp 150 juta sedangkan PT XYZ melaporkan labanya sebesar Rp 90 juta.
Selain itu, terdapat juga laba antar perusahaan yang belum terealisasi sebesar Rp 30 juta.
Berapa besaran laba yang diterima oleh masing-masing perusahaan baik menggunakan
arus upstream dan downstream?

Penjualan menggunakan arus upstream dengan penghitungan laba sebagai berikut:

Laba PT ABC: 150 juta

Laba PT XYZ: 90 juta

Laba antar perusahaan yang belum terealisasi: 30 juta

Laba PT XYZ yang terealisasi: 60 juta

Bagian PT ABC (75% dari 60 juta): 45 juta

Laba bersih konsolidasi (PT ABC): 195 juta

PT ABC merupakan kepemilikan pengendali

Laba PT XYZ (25% dari 60 juta): 15 juta

PT ABC merupakan kepemilikan non pengendali,

Penjualan menggunakan arus downstream dengan penghitungan laba sebagai berikut:

19
Laba PT ABC: 150 juta

Laba antar perusahaan yang belum terealisasi: 30 juta

Laba PT ABC: 120 juta

Laba PT XYZ: 90 juta

Bagian PT ABC (75% dari 90 juta): 67,5 juta

Laba bersih konsolidasi (PT ABC): 187,5 juta

Laba PT XYZ (25% dari 90 juta): 22,5 juta

PT ABC (perusahaan induk) membeli tanah senilai Rp 100 juta pada bulan Januari.
Kemudian, tanah tersebut dijual kepada PT XYZ (anak perusahaan) senilai Rp 130 juta pada
bulan Maret. Bagaimana penulisan ayat jurnal pada PT ABC, PT XYZ, dan ayat jurnal
eliminasi pada penyusunan laporan keuangan?

Penulisan ayat jurnal pada PT ABC:

Bulan Januari

Tanah 100 juta

Kas 100 juta

Bulan Maret

Kas 130 juta

Keuntungan penjualan tanah 30 juta

Tanah 100 juta

Penulisan ayat jurnal pada PT XYZ:

Tanah 130 juta

Kas 130 juta

Ayat jurnal eliminasi pada penyusunan laporan keuangan:

Keuntungan penjualan tanah 30 juta


20
Tanah 30 juta

J. Contoh soal

TRANSAKSI PEMBELIAN DAN PENJUALAN ANTAR PERUSAHAAN


Penjualan dan pembelian antar perusahaan dari perusahaan-perusahaan afiliasi
dieliminasi dalam proses konsolidasi untuk melaoprkan penjualan dan pembelian (HPP)
pada jumlah pembelian dari dan penjualan kepada entitas luar.

Contoh:
PT. Prima mendirikan sebuah perusahaan anak PT. Sarana, pada tahun 19X1 untuk menjual
lini produk PT. Prima. Semua pembelian produk PT. Sarana berasal dari PT. Prima dengan
harga 20% di atas harga perolehan PT. Prima. Selama tahun 19X1 PT.
Prima menjual barang dagangan senilai Rp. 20.000 kepada PT. Sarana dengan harga Rp.
24.000 dan PT. Sarana menjual semua barang dagangannya pada para pelanggannya dengan
harga Rp. 30.000.

Diminta: Buat jurnal yang diperlukan


Jurnal:

PT. Prima PT. Sarana


Inventory 20.000 Inventory 24.000
Acc. Payable 20.000 Acc. Payable-PT. Prima 24.000
Mencatat pembelian Cr Mencatat pembelian Cr

Acc. Receivable-PT. Sarana 24.000 Acc. Receivable 30.000


Sales 24.000 Sales 30.000
Penjualan pada PT. Sarana Penjualan pada luar entitas

Cost of Sale Cost of Sale


Inventory 20.000 Inventory 24.000
Mencatat HPP PT. Sarana 20.000 Mencatat HPP pada pelanggan 24.000

21
Pada akhir tahun 19X1, penjualan PT. Prima kepada PT. Sarana, dianggap sebagai
satu entitas tunggal untuk tujuan pelaporan, penjualan gabungan dan harga pokok
penjualan gabungan disajikan terlalu besar Rp. 24.000. Kelebihan tersebut
dieliminasi dalam kertas kerja konsolidasi, dimana nilai penjualan dan harga pokok
penjualan konsolidasi ditentukan.

Kertas Kerja Eliminasi, yaitu Penjualan PT. Prima dan Pembelian (HPP) PT. Sarana.

100% Adj dan


PT. Prima Consolidated
PT. Sarana Eliminasi
Penjualan 24.000 30.000 24.000 30.000

HPP 20.000 24.000 24.000 20.000


Laba Bruto 4.000 6.000 0 10.000

Catatan:
Eliminasi kertas kerja tidak mempengaruhi laba bersih konsolidasi karena jumlah penjualan
dan HPP yang sama dieliminasi, dan gabungan laba bruto adalah sama dengan laba bruto
konsolidasi

ELIMINASI LABA YANG BELUM DIREALIASI DALAM PERSEDIAAN


AKHIR
Contoh:

Selama tahun 19x2 PT. Prima menjual barang dagangan senilai Rp. 30.000 kepada
PT. Sarana dengan harga Rp. 36.000, dan PT. Sarana menjual semuanya KECUALI
Rp. 6.000 dari barang dagangan ini kepada para pelanggannya dengan harga Rp.
37.500.
Jurnal:
PT. Prima PT. Sarana
Inventory 30.000 Inventory * 36.000
Acc. Payable 30.000 Acc. Payable-PT. Prima 36.000
Mencatat pembelian Cr Mencatat pembelian Cr

22
Acc. Receivable-PT. Sarana 36.000 Acc. Receivable 37.500
Sales * 36.000 Sales 37.500
Penjualan pada PT. Sarana Penjualan pada luar entitas

Cost of Sale 30.000 Cost of Sale 30.000*


Inventory 30.000 Inventory 30.000
Mencatat HPP PT. Sarana Mencatat HPP pada pelanggan
*36.000-6.000 (yang belum terjual)
Jurnal Kertas Kerja:
1. Dari sudut pandang entitas yang dikonsolidasikan bukan dari PT. Prima, barang
dagangan yang ditransfer antar perusahaan, sebesar costnya yaitu 30.000.
2. Perbandingan harga pokok dengan harga jual PT. Prima yaitu 30.000:36.000=5/6.
Sedangkan Harga pokok penjualan PT. Sarana sebesar Rp. 30.000, berarti jumlah barang
yang terjualnya 5/6 x 30.000=25.000, sedangkan persediaan akhir tahun 1/6 x 30.000 =
5.000, atau 30.000-25.000 = 5.000. Barang 25.000 dijual kepada pihak luar dengan
harga Rp. 37.500.
3. Harga transfer persediaan akhir Rp. 6.000, sedangkan harga pokoknya Rp. 5.000. Jadi
jumlah laba yang belum terealisasi Rp. 6.000 – Rp. 5.000 = Rp. 1.000.
4. Laba bruto yang terealisasi konsolidasi Rp. 12.500.

Jurnal:

Sales 36.000

Cost of Sales 36.000

(Jurnal penjualan PT. Prima)

Cost of Sales 1.000

Inventory 1.000

(Jurnal eliminasi laba yang belum terealisasi)

Kertas Kerja :

23
PT. Prima 100% PT. Adj dan Eliminasi Consolidasi
Sarana
Penjualan 36.000 37.500 a. 36.000 37.500

HPP 30.000 30.000 b. 1.000 a. 36.000 25.000


Laba Bruto 6.000 7.500 12.500*
Persediaan 6.000 b. 1.000 5.000

* Menangguhkan laba antar perusahaan Rp. 1.000 yang belum direaliasasi (gabungan (6.000
+ 7.500) – 12.500) dan mengurangi persediaan akhir dari Rp. 6.000 menjadi harga
perolehannya Rp. 5.000, bagi entitas yang dikonsolidasikan.

PENGAKUAAN LABA YANG BELUM DIREALIASI DALAM PERSEDIAAN AWAL


Laba yang belum direalisasi dalam persediaan akhir direalisasi untuk tujuan pelaporan
konsolidasi ketika barang dagangan dijual kepada pihak diluar entitas yang dikonsolidasikan.
Biasanya realisasi terjadi segera pada periode fiscal berikutnya, sehingga pengakuan ditunda
untuk tujuan laporan konsolidasi samapi tahun berikutnya (Ninla Elmawati Falabiba, 2019).
Pengakuan laba yang belum direalisasi tahun sebelumnya atas persediaan akhir, dilakukan
pada saat realisasinya (tahun terjualnya) dengan jurnal eliminasi:

Investment in PT. Sarana 1.000


Cost of Sale 1.000

Contoh:
Selama tahun 19x3 PT. Prima menjual barang dagangan senilai Rp. 40.000 kepada PT. Sarana
dengan harga Rp. 48.000 dan PT. Sarana menjual 75% dari barang dagangan tersebut dengan
harga Rp. 45.000. PT. Sarana juga menjual barang dagangan dari persediaan awalnya (harga
perolehannya Rp. 6.000) kepada para pelanggannya dengan harga Rp. 7.500.
Jurnal:
PT. Prima PT. Sarana
Inventory 40.000 Inventory 48.000
Acc. Payable 40.000 Acc. Payable-PT. Prima 48.000
Mencatat pembelian Cr Mencatat pembelian Cr
24
Acc. Receivable-PT. Sarana 48.000 Acc. Receivable 52.500
Sales 48.000 Sales 52.500
Penjualan pada PT. Sarana (45.000 + 7.500)
Penjualan pada luar entitas
Cost of Sale 40.000
Inventory 40.000 Cost of Sale 42.000*
Mencatat HPP PT. Sarana Inventory 42.000
Mencatat HPP pada pelanggan
*Harga transfer (48.000 x 75%) + 6.000 = 42.000
Catatan:
Persediaan akhir PT. Sarana tahun 19x3 Rp. 12.000 yaitu 25% x 48.000 dan dalam persediaan
tersebut termasuk laba yang belum direaliasasi Rp. 2.000 yaitu 25% x (48.000-40.000) yaitu
harga Penjualan induk – harga pokok induk.

Ayat jurnal kertas kerja:


Barang dagangan dengan harga pokok (cost) 40.000 ditransfer antar perusahaan:
1. 36.000 dari barang tersebut di tambah persediaan awal 5.000 dijual dengan hara
52.500.
2. 10.000 dari barang di atas menjadi persediaan akhir
3. Laba kotor yang direalisasi 17.500

Ayat jurnal kertas kerja:

1. Sales 48.000

Cost of Sales 48.000

Untuk mengeliminasi pembelian dan penjualan antar perusahaan

2. Investment in PT. Sarana 1.000

Cost of Sales 1.000

Untuk mengakui laba dari persediaan awal yang sebelumnya ditangguhkan

3. Cost of Sales 2.000

Inventory 2.000 € jurnal sebelumnya

25
Untuk menangguhkan laba yang belum direaliasi dalam persediaan akhir

Kertas Kerja:

100% PT.
PT. Prima Adj dan Eliminasi Consolidasi
Sarana
Penjualan 48.000 52.500 a. 48.000 52.500
HPP 40.000 42.000 c. 2.000 a. 48.000
a. 1.000 35.000
Laba Bruto 8.000 10.500 17.500*
Persediaan 12.000 c. 2.000 10.000
Investasi pada xx b. 1.000

PT Sarana

PENANGGUHAN LABA ANTAR PERUSAHAAN PERIODE PENJUALAN

Contoh:

Porter memiliki 90% saham berhak suara, income statement tahun 19x7 sebelum
mempertimbangkan laba yang belum direalisasi sbb:
Porter Sorter
Sales $100.000 $50.000

Cost of good sold 60.000 35.000

Gross profit 40.000 15.000

Expense 15.000 5.000

Operating income 25.000 10.000

Income from sorter 9.000 -

Net income 34.000 10.000

Penjualan porter termasuk $15.000 yang dijual kepada sorter dengan laba 6.250 dan
dalam persediaan sorter 31/12 19x7 termasuk 40% berasal dari porter. Jadi laba
yang belum direalisir dalam persediaan sorter sebesar 2.500 (6.000 – 3.500).

26
Diminta: buat jurnal yang diperlukan

Jawab:

Jurnal transaksi:

a. Investment in sorter 9.000


Income from sorter 9.000 (10% x
10.000)

Untuk mencatat bagian porter atas pendapatan dari sorter

b. Income from sorter 2.500 (unrealized profit)


Investment in sorter 2.500
Untuk mencatat laba yang belum direalisasi atas penjualan kepada sorter

Jurnal Eliminasi dalam Working Paper

a. Sales 15.000
15.0
Cost of good sold
00
(Jurnal Penjualan)

b. Cost of good sold 2.500


Inventory 2.5
00

(Jurnal untuk laba yang belum terealisasi)

c. Income from sorter 6.500

Investment in sorter 6.500 (10% x 10.000) – 2.500

(Jurnal pendapatan yang telah terealisasi)

Downstream working paper 31 Desember 19x7

Porter 90% Adj dan Elimination Consolidated


Sorter

27
Income Statement
Sales 100.000 50.000 a.15.000 135.000
Income from Sorter 6.500 - c. 6.500 -
Cost of Good Sold (60.000) (35.000) b. 2.500 a.15.000 (82.500)
Expense (15.000) (5.000) (20.000)
Minority Interest - - (1.000)
(10% x 10.000) 31.000
Net Income 31.000 10.000

Balance Sheet
Inventory 7.500 b. 2.500 5.000
Investment in Sorter xxx - c. 6.500
Pengakuan Laba antar Perusahaan atas penjualan kepada pihak luar

Misalnya:

Dari contoh soal di atas, barang dagangan yang diperoleh dari porter tahun 19x7
(persediaan 31 Desember 19x7) dijual oleh sorter tahun 19x8. Dan tidak ada
transaksi antar perusahaan selama tahun 19x8. Laporan laba/rugi terpisah tahun
19x8 sebelum mempertimbangkan unrealized profit 2.500. Atas persediaan awal
(1/1 19x8) sorter adalah sbb:

Porter Sorter
Sales $120.000 $60.000
Cost of good sold 80.000 40.000
Gross profit 40.000 20.000
Expense 20.000 5.000
Operating income 20.000 15.000
Income from sorter 13.500 -
Net income 33.500 15.000

Laba operasi Porter tahun 19x8 tidak terpengaruh oleh laba yang belum direalisasi
atas persediaan sorter 31 Desember 19x7. Karena terlalu besarnya persediaan awal
(1/1 19x8) Sorter sebesar $2.500. Hal ini akan menyebabkan harga pokok penjualan

28
terlalu besar dari sudut pandang konsolidasi.

Dari sudut pandang Porter unrealized profit 19x7, realisasi profit 19x8 dan
pendapatan investment dicatat dan disesuaikan sebagai berikut:
a. Investment in sorter 13.500

Income from sorter 13.500 (90% x 15.000) Soal sebelumnya

b. Investment in sorter 2.500

Income from sorter 2.500 (unrealized profit 19x7)

Pengaruh ayat jurnal di atas meningkatkan investasi dan laba bersih porter dari
15.500 menjadi 16.000 yaitu 13.500 + 1.500.

working paper 31 Desember 19x8

90% Consolidate
Porter Adj dan Elimination
Sorter d
Income Statement
Sales 120.000 60.000 - - 180.000
Income from Sorter 16.000 - b. 16.000 - -
Cost of Good Sold (80.000) (40.000) a. 2.500 117.500)

Expense (20.000) (5.000) (25.000)


Minority Interest - - (1.500)
(10% x 10.000)
Net Income 36.000 15.000 36.000

Balance Sheet
Investment in Sorter xxx - a. 2.500 b. 16.000

29
Jurnal Eliminasi dalam Working Paper

a. Investment in sorter 2.500

Cost of good sold 2.500

(Junral laba yang ditahan)

b. Income form sorter 16.000

c. Investment in sorter 16.000

(Jurnal laba bersih dan investasi)

30
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Transaksi persediaan adalah bentuk pertukaran antarperusahaan yang paling sering
terjadi atau yang paling umum. Eliminasi memastikan bahwa hanya biaya perolehan historis
persediaan dari entitas konsolidasi yang dimasukkan kedalam neraca konsolidasian jika
persediaan tersebut masih dimiliki dan dibebankan pada harga pokok penjualan di periode
terjualnya persediaan tersebut kepada non-afiliasi.
Ada dua jenis penjualan atas persedian yaitu downstream dan upstream. Downstream
adalah penjualan dari perusahaan induk ke anak perusahaan. Jika penjualan dilakukan
dengan harga yang sama dengan harga perolehan berarti tidak ada masalah dalam pelaporan
keuangan. Penjualan (transfer) upstream adalah penjualan dari anak ke perusahaan induk.
Penjualan upstream yang dilakukan oleh anak perusahaan kepada induk perusahaan akan
meningkatkan penjualan, harga pokok penjualan (cara menghitung harga pokok penjualan),
dan laba kotor anak perusahaan, tetapi tidak memengaruhi laba operasi induk sampai barang
dagang dijual kembali kepada entitas lain.

31
DAFTAR PUSTAKA
Mukhlisah, N. (2017). Prototipe program aplikasi persediaan dengan metode perpetual rata-rata.
14, 358–366.
Ninla Elmawati Falabiba. (2019). Akuntansi Keuangan Lanjutan II. 1–10.
Nurhayani, U. dkk. (2020). Akuntansi Keuangan Lanjutan (A. Rikki (ed.)). Yayasan Kita Menulis.
Sembiring, E. A. (2019). Pengaruh metode pencatatan persediaan dengan sistem periodik dan
perpetual berbasis SIA terhadap stock opname pada perusahaan dagang di PT Jasum Jaya.
Accumulated Journal (Accounting and Management Research Edition), 1(1), 69–77. http://e-
journal.potensi-utama.ac.id/ojs/index.php/Accumulated/article/view/584
Wijayanti, D. R., & Suryani, S. (2015). Waste Bank as Community-based Environmental
Governance: A Lesson Learned from Surabaya. Procedia - Social and Behavioral Sciences,
184(August 2014), 171–179. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.05.077

III

Anda mungkin juga menyukai